PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh kekurangan zat besi , dan ini merupakan masalah yang diakibatkan
negara berkembang, sekitar dua miliar orang menderita anemia dan sebagian
besar penyakit anemia terjadi karena defisiensi zat besi (WHO, 2000).
karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi
hamil (WHO, 2010). Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2001 didapatkan bahwa anemia defisiensi besi 25-30% populasi (50-70 juta
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi anemia pada ibu
mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara
lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran
premature dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Hasil survey
menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi,
yaitu 51 persen,dan pada ibu nifas 45 persen. Sedangkan prevalensi wanita usia
subur (WUS) menderita KEK pada tahun 2002 adalah 17,6 persen. Tidak
jarang kondisi anemia dan KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor
dan pada trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL, itu sudah dianggap
anemia. Jika anemia ringan, mungkin pengaruhnya hampir tak ada. Namun,
jika hemoglobin di bawah 6 g/dL, ibu akan merasa lekas lelah, bahkan dapat
terjadi gangguan fungsi jantung. Secara rutin biasanya pada kehamilan perlu
Melihat fakta diatas tentang masih tingginya angka kejadian anemia pada
ibu hamil yang dapat berakibat fatal karena tidak saja menimpa ibu hamil itu
sendiri tetapi juga janin yang dikandungnya. Salah satu akibat yang
ditimbulkan oleh anemia pada ibu hamil adalah abortus. Abortus merupakan
salah satu cedera maternal yang tentu saja tidak diinginkan oleh pasangan yang
menginginkan keturunan, maka kami sebagai tenaga kesehatan ingin
melakukan suatu intervensi. Hal ini berupa edukasi bagi ibu hamil tentang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
mengenai anemia pada ibu hamil , diharapkan ibu hamil dapat menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh seperti menerapkan pola hidup sehat untuk
yang bergizi dan seimbang, suplemen zat gizi, dan asam folat.
2. Tujuan Khusus
ibu hamil
ISI
A. Definisi Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana sel darah merah tidak mampu
terjadi penurunan jumlah sel darah merah. Selain itu Anemia didefinisikan
untuk wanita.
11gr% pada trimester I atau II atau kadar Hb<10,5 gr% pada trimester II. Nilai
batas tersebut dan perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena
kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin
lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang
memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers
kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5
g/dl pada trimester kedua.
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak
kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas
ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi
dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada
defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari
dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa
denngan malnutrisi.
3. Anemia hipoplastik
4. Anemia hemolitik
C. Klasifikasi Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu
hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat
(kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar
hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah
D. Patofisiologi Anemia
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000
ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah
E. Etiologi/Penyebab
Penyebab umum dari anemia disebabkan oleh perdarahan hebat antara lain
peptikum, kanker atau polip di saluran pencernaan, tumor ginjal atau kandung
kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan
vitamin C dan penyakit kronik. Selain itu, Meningkatnya penghancuran sel darah
7
dan Thalasemia
Anemia disebabkan oleh kehilangan darah, (kekurangan zat besi) atau perusakan
sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi ini tidak terjadi secara tiba-
tiba, melainkan melalui beberapa tahapan. Mula-mula, simpanan zat besi dalam
tubuh menurun, hingga mengurangi produksi hemoglobin dan sel darah merah
secara perlahan.
asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah.
Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat
besi.
Dapat menyebabkan Anda kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya
ditemui pada makanan hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non
vegetarian, hampir tidak ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
6. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
anemia.
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis,
dll).
Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.
seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid,
beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
- malaria, atau
Selain kekurangan zat besi, masih ada 2 jenis lagi anemia yang sering terjadi pada
anak-anak:
1. Aplastic anemia
Terjadi bila sel yang memproduksi butir darah merah (pada sumsum tulang
belakang) tidak berfungsi baik. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi,
2. Haemolytic anemia
Terjadi ketika sel darah merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan
macam, bisa bawaan seperti thalasemia sickle cell anemia. Pada kasus lain, seperti
misalnya reaksi atas infeksi atau obat-obatan tertentu, sel darah merah dirusak
F. Gejala Klinis
defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala
limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl
sama sekali, sakit kepala pada saat bangkit dari duduk, bibir dan kuku terlihat
pucat, sesak napas, atau selaput lendir terlihat pucat, adalah tanda bahwa
bertambah parah. Dengan lebih cepat ditangani, maka risiko paling buruk pun bisa
segera dihindari.
yang diakibatnya, maka anemia pada ibu hamil sejauh ini mendapat prioritas
utama. Setelah itu, barulah perempuan yang telah melahirkan terutama dalam
rentang masa nifas. Berikutnya adalah kepada balita. Sejauh ini, angka penderita
11
sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka
postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering
berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan
darah.
persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa
nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
bahkan pingsan.
Mudah mengantuk.
membebani jantung.
operasi caesar.
pendarahan.
Pengobatan Anemia
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu
polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit
tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu
pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan
akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu
menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang
Pencegahan Anemia
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi
dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti
sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti
bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh
daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang
DAFTAR PUSTAKA
15
Gilbert, E.S. & Harmon. J.S. (2003). Manual of High Risk Pregnancy &
EGC.
http://www.zonakesehatan.com/gejala-penyebab-anemia-dan-cara-pencegahan-
http://www.medicastore.com/pengertian-anemia-pada-ibu-hamil.html Diambil