BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan vital bagi kelangsunga hidup manusia, hewan
maupun tumbuhan yang ada di atas permukaan bumi ini. Sehingga segala sesuatu
yang berhubungan dengan airtidak dapat diabaikan begitu saja, mengingat semakin
banyak penggunaan air didalam semua aktivitas kehidupan sehari-hari.
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air bersih. Disamping untuk
kebutuhan air minum, air bersih diperlukan juga untuk keperluan rumah tangga sehari-
hari misalnya mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya.Sudah barang tentu
dengan adanya pemakain air untuk rumah tangga ini, perlu pula dipikirkan tentang
pembuangan air bekas pemakaiannya.
Air yang telah dipakai tersebut merupakan suatu air kotor dan harus dibuang,
tetapi pembuangannya tidak boleh mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
Pembuangan secara langsung ke dalam sungai tanpa ada pengolahan terlebih dahulu
akan mengakibatkan tercemarnya air sungai tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan
meningkatkan sanitasi lingkungan sehingga tercipta kondisi lingkungan yang baik dan
benar.
Sebagai realisasi dari hal tersebut di atas perlu direncanakan suatu sistem
pengolahan air buangan yang memadai. Dalam tugas ini objek studi yang diambil
adalah kota Sumenep yang terletak di kabupaten Sumenep, propinsi Jawa Timur.
Maksud dari sistem bangunan pengolahan air buangan ini adalah sebagai
suatu fasilitas yang membantu mengolah air buangan sedemikian rupa, sehingga
dapat mengurangi kadar zat atau konstituent tertentu yang terkandung di dalam air
buangan sampai batas yang disyaratkan dan tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan hidup manusia serta kehidupan di dalam badan air penerima.
Pada umumnya di dalam air buangan banyak terdapat jenis bakteri khususnya
bakteri patogen yang seringkali menyebabkan penyebaran berbagai macam penyakit.
Dan terutama pengaruhnya terhadap pengurangan oksigen di dalam air akibat proses
biokimia yang terjadi karena kehadiran zat-zat tertentu di dalam air buangan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari perencanaan
bangunan pengolahan air buangan ini adalah :
• Menentukan jenis pengolahan air buangan yang sesuai dengan data kualitas
kandungan air buangan yang dihasilkan.
• Merencanakan bangunan pengolah air buangan, termasuk diagram alir proses
pengolahan.
• Menentukan kualitas dan kuantitas penghilangan kandungan bahan
organikmaupun anorganik yang dikehendaki.
• Menentukan kehilangan tekanan yeng terjadi sehingga dapat diketahui tinggi
muka air yang dikehendaki pada tiap unit serta dideskripsikan profil hidrolisnya.
BAB II
DASAR TEORI
Air buangan biasa dinamakan air limbah atau sludge bahan buangan dari suatu
lingkungan masyrakat dimana terdapat kontaminan di dalamnya yang merupakan
substansi organik dan anorganikoriginal. Air buangan ini berasal dari sumber domestik,
industri, air hujan atau infiltrasi ground water.
Air limbah yang masih baru berupa cairan keruh dan berbau tanah tetapi tidak
terlalu merangsang. Bahan buangan ini mengandung padatan terapung dan
tersuspensi serta polutan dalam bentuk larutan. Selain tidak sedap dipandang, air
buangan ini sangat berbahaya terutama karena jumlah organisme patogen yang
dikandungnya. Karena itu air limbah perlu mendapat penanganan khusus dalam
pengolahannya sebelum dikembalikan ke badan air. Adapun komposisi air limbah
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Air Limbah
bakteri
Hal penting yang perlu diperhatikan untuk dijadikan acuan dalam disain operasi
bangunan pengolah air buangan adalah :
• Zat padat atau solid, terutama zat padat tersuspensi
• Material organik (biodegradable)
• Nutrien (nitrogen dan phosphor)
• Patogen
• Mikropolutan, terutama logam berat, dissolved solid atau zat padat terlarut
Bau biasanya dihasilkan dari hidrolisis dan degradasi secara aerobik maupun
anaerobik dari zat organik yang menghasilkan NH3. Bau dapat dikurangi dengan
aerasi secara intensifseperti strpping dari senyawa volatile dan oksidasi dari
senyawa biodegradable serta dapat juga dengan penutupan treatment plant.
Warna merupakan hasil produk degradasi air buangan. Pemisahan warna
sangat sulit dan perlu biaya tinggi. Bau dan warna ini adalah indikasi awal dari
spesifik air limbah.
Padatan dalam air limbah yang menduduki komposisi terbesar adalah material
organik (70%).
Melihat kandungan air limbah yang begitu kompleks dan dapat menimbulkan
dampak yang buruk pada masyarakat, maka disain bangunan pengolah air
buangan harus benar-benar menghasilkan efluen yang aman bagi lingkungan.
Dalam Pengelolaan air limbah ada tiga aspek yang saling berhubungan, yaitu :
1) Pengumpulan
Pengumpulan air limbah rumah tangga sebaiknya dilakukan dengan sistem
pengaliran air dalam pipa sepenuhnya . Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi dan mempermudah pengumpulan.
2) Pengolahan
Pengolahan terutama dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang
ada di dalam air limbah dan untuk menjamin agar sesuai untuk setiap proses
penggunaan ulang yang dipilih untuknya.Pengolahan air limbah adalah suatu
kombinasi dari proses fisik, biologis, dan kimiawi.
Kriteria penyelenggaraan sistem pengolahan air limbah adalah :
a. Kesehatan
Organisme patogen tidak boleh tersebar baik secara langsung maupun tidak
langsung. Proses pengolahan memiliki derajat pengolahan yang tinggi.
b. Penggunaan ulang
Proses pengolahan harus memberikan hasil yang aman untuk penggunaan
ulang (aquaculture dan pertanian).
c. Ekologis
Pembuangan air limbah ke dalam air permukaan tidak boleh melebihi kapasitas
pembersihan diri dari badan air penerima.
d. Gangguan
Bau yang ditimbulkan harus berada di bawah ambang batas.
e. Kebudayaan
Kelangkaan akan air yang umum terjadi di daerah tropis dan subtropis serta
tingginya biaya untuk membangun sistem penyediaan air yang baru merupakan
dua faktor utama yang mendorong bertambahnya kebutuhan untuk mengkonversi
sumber-sumber air dengan penggunaan ulang efluen atau dengan reklamasi efluen
untuk menghasilkan air yang dapat dipakai untuk distribusi, misalnya air pendingin.
Penggunaan ulang air buangan segar maupun sudah terolah untuk irigasi telah
dipakai secara meluas selama bertahun-tahun. Untuk masa sekarang, perhatian
ditujukan pada aquaculture dan penggunaan ulang efluen untuk keperluan kota
dan industri.
BAB III
DASAR-DASAR PERENCANAAN
Kuantitas air buangan untuk suatu daerah terutama ditentukan oleh jumlah
penduduk, tingkat hidup, iklim dan kegiatan sehari-hari. Untuk keperluan rumah tangga
jumlah ini dipengaruhi jumlah pemakaian air untuk mandi, mencuci, memasak dan
keperluan minum tiap orang perhari. Disamping itu adanya kegiatan lain seperti
kegiatan perdagangan, perkantoran, industri dan lain sebagainya, maka jumlah
kuantitas air buangan ini akan semakin meningkat.
Dari data Sistem Penyaluran Air Buangan (SPAB) Kota Sumenep diperoleh
data kuantitas air buangan sebagai berikut :
Dan untuk tiap-tiap blok, kebutuhan air bersihnya untuk konsumsi domestik dibedakan
menjadi:
1. Sambungan Rumah (SR), dimana jumlah penduduk yang dilayani
diasumsikan 80% dari jumlah penduduk total blok tersebut. Dan kebutuhan air
untuk sambungan rumah adalah sebesar 150 lt/org/hari.
2. Kran Umum (KU), diasumsikan yang dilayani adalah 20% dari jumlah
penduduk blok itu. Dan kebutuhan airnya adalah 30 lt/org/hari.
Dan pada tahun 2011 jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh PDAM diasumsikan
80%. Kemudian dari data-data dan ketentuan yang telah disebutkan, maka dapat
dilakukan perhitungan debit air buangan.
A. Konsumsi Domestik
Perhitungannya:
1. Sambungan Rumah (SR)
Q air bersih = 80% x JmPend. X 80% x 150 lt/org/hari
= 80% x 5446 x 80% x 150 lt/org/hari
= 522816 lt/hari = 6 lt/dt
Q air buangan = 70% x Q air bersih
= 70% x 6 lt/dt
= 4.2 lt/dt
Dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Debit air buangan yang telah diperoleh diatas merupakan debit rata-rata (average).
Dan untuk selanjutnya dilakukan perhitungan fluktuasi air buangan sebagai berikut:
• Luas = 272.25 ha
• Jumlah penduduk terlayani = 4357 jiwa
• Q domestik = 548.957 m3/hari
• Q non domestik = 90 m3/hari
= 2172.454 m3/hari
Dan didapat pula faktor average infiltrasi = 5.6
Qaveinf = Luas x fav
= 272.25 x 5.6
= 1524.6 m3/hari
Dan untuk perhitungan blok-blok yang lain, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Q
Peak Q Factor Average Q Peak Q Peak Q Q
Factor Peak Average Infiltrasi Total Total Minimum Minimum
(m3/hari) Infiltrasi (m3/hari) (m3/hari) (L/dt) (m3/hari) (L/dt)
3.4 2172.454 5.60 1524.6 3697.05 42.790 171.530 1.985
3.1 4882.274 5.80 1305 6187.27 71.612 516.047 5.973
3.2 3235.565 5.70 1410.75 4646.31 53.777 301.066 3.485
3.3 1801.810 6.00 1247.4 3049.21 35.292 143.385 1.660
3.2 3548.384 5.80 1291.95 4840.33 56.022 335.894 3.888
3.3 2829.268 6.10 1180.35 4009.62 46.408 246.101 2.848
3.3 1777.849 4.80 1782 3559.85 41.202 142.458 1.649
3.0 7988.034 4.90 1708.875 9696.91 112.233 977.882 11.318
3.4 2186.788 4.60 1925.1 4111.89 47.591 176.570 2.044
3.2 2965.043 6.20 1004.4 3969.44 45.943 270.087 3.126
3.2 3153.734 5.30 1586.025 4739.76 54.858 295.477 3.420
3.2 3256.128 4.20 2088.45 5344.58 61.859 305.103 3.531
3.3 2259.642 6.10 1058.35 3317.99 38.403 186.944 2.164
Sumber : Hasil perhitungan
BAB IV
ALTERNATIF PERENCANAAN
• Digestion
B. Klasifikasi berdasarkan tingkat pengolahan
a) Pengolahan primer, bertujuan untuk mengurangi kadar zat-zat yang terkandung
dalam air buangan dan membantu agar beban pada pengolahan sekunder tidak
terlalu berat. Pengolahan primer ini dapat mengurangi atau menurunkan
Suspended Solid (SS) sebesar 50-60 % dan BOD 25-30 % (Elwyn E. Seelye).
Unit-unit pengolahan dapat berupa :
• Sreen
• Comminutor
• Grit Chamber
• Sedimentasi
b) Pengolahan sekunder, merupakan proses pengolahan biologis dengan bantuan
mokroorganisme. Pengolahan sekunder ini dapat mengurangi SS sebesar 90 %
dan BOD sebesar 70-95 (Elwyn E. Seelye).
Unit-unit pengolahan dapat berupa :
• Trickling Filter
• Activated Sludge
• Stabilization Pond
c) Pengolahan tersier, dipergunakan untuk menghilangkan unsur-unsur tertentu
dalam air buangan yang tidak diinginkan seperti Nitrogen (N), Phosphor (P)
serta proses disinfeksi.
Ada beberapa alternatif pengolahan air buangan yang dapat dipilih sehubungan
dengan beban pengolahan yang harus diolah sehingga dapat menghasilkan efluen
yang sesuai dengan baku mutu air limbah yang ditentukan.
Adapun kriteria pemilihan suatu alternatif pengolahan adalah :
a) Efisiensi Pengolahan
Efisiensi pengolahan berhubungan dengan kemampuan proses tersebut dalam
mengolah air limbah.
b) Aspek Teknis
Aspek teknis meliputi kemudahan dari segi konstruksi, ketersediaan tenaga ahli,
untuk mendapatkan bahan-bahan konstruksi, operasi maupun pemeliharan.
c) Aspek ekonomis
Aspek ekonomis meliputi pembiayaan dalam hal konstruksi, operasi maupun
pemeliharaan dari instalasi bangunan pengolahan air buangan.
d) Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan meliputi kemungkinan adanya gangguan terhadap penduduk dan
lingkungan, yaitu yang berhubungan dengan keseimbangan ekologis, serta
penggunaan lahan.
5 6 8
9 10
11
Keterangan :
1. Saluran Pembawa R Return Sludge
2. Sumur Pengumpul S1 Sludge dari Bak Pengendap I
3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier
4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat
5. Grit Chamber
6. Bak Ekualisasi
7. Bak Pengendap I
8. Oxidation Ditch
9. Secondary Clarifier
10. Disinfeksi
11. Sludge Drying Bed
Keuntungan :
• Mempunyai efisiensi removal BOD dan COD yang tinggi antara 80-85 %.
• Removal N tinggi (aerobic-anoxic).
Kerugian :
• Memerlukan area yang luas.
• Tidak fleksibel untuk beban organik dan beban hidrolik yang tidak stabil
(bervariasi).
• Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.
5 6 8 9 10
11 12 13
Keterangan :
1. Saluran Pembawa R Return Sludge
2. Sumur Pengumpul S1 Sluge dari Bak Pengendap I
3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier
4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat
5. Grit Chamber
6. Bak Ekualisasi
7. Bak Pengendap I
8. Trickling Filter
9. Secondary Clarifier
10. Disinfeksi
11. Thickener
12. Digester
13. Sludge Dryng Bed / Fiter Press
Keuntungan :
• Tidak terganggu adanya beban hidrolik dan organik.
• Mempunyai efisiensi pengolahan 60-80 %.
• Tidak memerlukan lahan yang luas.
• Kebutuhan oksigen tidak terlalu besar.
Kerugian :
• Kemungkinan timbulnya lalat (serangga).
• Efluen berbau.
• Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.
• Memerlukan pengolahan lumpur yang lengkap.
• Kehilangan tekanan cukup besar antara 1,8-3,6 atm.
5 6 8 9 10
11 12 13
Keterangan :
1. Saluran Pembawa R Return Sludge
2. Sumur Pengumpul S1 Sluge dari Bak Pengendap I
3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier
4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat
5. Grit Chamber
6. Bak Ekualisasi
7. Bak Pengendap I
8. Aeration Tank
9. Secondary Clarifier
10. Disinfeksi
11. Thickener
12. Digester
13. Sludge Dryng Bed / Fiter Press
Keuntungan :
• Mempunyai efisiensi removal BOD tinggi antar 80-85 %.
• Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan.
• Efluen tidak berbau.
• Terhindar dari gangguan lalat (serangga).
Kerugian :
• Memerlukan area yang luas.
• Memerlukan proses stabilisasi lumpur.
• Memerlukan tenaga profesional yang banyak dan terlatih.
• Tidak fleksibel terhadap variasi beban hidrolik.
3. Aspek Ekonomis
Menyangkut masalah financial atau pembiayaan dalam hal konstruksi, operasi dan
pemeliharaan IPAL.
4. Aspek Lingkungan
Kemungkinan terjadinya gangguan yang dirasakan penduduk akibat
ketidakseimbangan faktor ekologis.
Dari alternative pengolahan yang terpilih, maka dilakukan perhitungan mass balance.
Oxidatiopn Ditch 75 – 95 80 - 85 80 - 90 10 - 25 15 - 50 -
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of
Wastewater. Hal 170)
[N] = 40 mg/L
N M = [N] x Qp = 40 mg/L x 42056,97 m3/hari = 1682,28 kg/hari
[P] = 8 mg/L
P M = [P] x Qp = 8 mg/L x 42056,97 m3/hari = 336,46 kg/hari
1. Grit Chamber
Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P=-
COD = 5 % N=-
Yang keluar dari Grit Chamber (out) :
BODM’ = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari
CODM’ = 21028,49 x (100 - 5) % = 19977,07 kg/hari
SSM’ = 9252,53 x (100 - 5) % = 8789,90 kg/hari
NM’ = = 1682,28 kg/hari
PM’ = = 336,46 kg/hari
Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 9252,53 – 8321,28 = 931,25 kg/hari
CODM = 21028,49 – 19977,07 = 1051,42 kg/hari
SSM = 9252,53 – 8789,90 = 462,63 kg/hari
NM = = 0 kg/hari
PM = = 0 kg/hari
Efluen Grit Chamber :
Sony Wahyudi Teknik Lingkungan – ITS Surabaya 25
Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan
1. Grit Chamber
Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P=-
COD = 5 % N=-
Yang keluar dari Grit Chamber (out) :
BODM’ = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari
CODM’ = 21028,49 x (100 - 5) % = 19977,07 kg/hari
SSM’ = 9252,53 x (100 - 5) % = 8789,90 kg/hari
NM’ = = 1682,28 kg/hari
PM’ = = 336,46 kg/hari
Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 9252,53 – 8321,28 = 931,25 kg/hari
CODM = 21028,49 – 19977,07 = 1051,42 kg/hari
SSM = 9252,53 – 8789,90 = 462,63 kg/hari
NM = = 0 kg/hari
PM = = 0 kg/hari
Efluen Grit Chamber :
BODM ' 8327,28
[BOD] = x 1000 = x 1000 = 198 mg/L
Qefluen 42056,97
COD M ' 19977,07
[COD] = x 1000 = x 1000 = 475 mg/L
Qefluen 42056,97
SSM ' 8789,9
[SS] = x 1000 = x 1000 = 209 mg/L
Qefluen 42056,97
[P] = 40 mg/l
[N] = 8 mg/l
3. Tricling Filter
Kemampuan meremoval : BOD = 70 % SS = 75 % P = 15 %
COD = 70 % N = 10 %
Yang keluar dari secondary clarifier (out) :
BODM’ = 5412,73 x (100 - 70)% = 1623,82 kg/hari
CODM’ = 12985,1 x (100 – 70)% = 3895,53 kg/hari
SSM’ = 3076,47 x (100 - 75)% = 769,12 kg/hari
NM’ = 1429,94 x (100 - 10)% = 1286,95 kg/hari
PM’ = 269,17 x (100 - 15)% = 228,79 kg/hari
Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 5412,73 - 1623,82 = 3788,91 kg/hari
CODM = 12985,1 - 3895,53 = 9085,57 kg/hari
SSM = 3076,47 - 769,12 = 2307,35 kg/hari
NM = 1429,94 - 1286,95 = 142,99 kg/hari
PM = 269,17 - 228,79 = 40,38 kg/hari
Qwaste : Berat solid = 6 % dari lumpur
100 100
Massa lumpur = x SSM ' = x 2307,35 = 38455,83 kg/hari
6 6
massa lumpur 38455,83
Volume lumpur = = = 36,62 m3 /hari
berat jenis lumpur 1,05 x 1000
Qefluen = Qinfluen – Qlumpur = 41966,28 – 36,62 = 41929,66 m3/hari
Efluen secondary clarifier :
BODM ' 1623,82
[BOD] = x 1000 = x 1000 = 38,73 mg/L
Qefluen 41929,66
COD M ' 3895,53
[COD] = x 1000 = x 1000 = 92,91 mg/L
Qefluen 41929,66
SSM ' 769,12
[SS] = x 1000 = x 1000 = 18,34 mg/L
Qefluen 41929,66
NM ' 1286,95
[N] = x 1000 = x 1000 = 30,69 mg/L
Qefluen 41929,66
PM ' 228,79
[P] = x 1000 = x 1000 = 5,46 mg/L
Qefluen 41929,66
1. Grit Chamber
Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P=-
COD = 5 % N=-
Direncanakan :
¾ k = 5 / hari
¾ y = 0,6 mg VSS / mg BOD5
¾ kd = 0,06 / hari
¾ θc = 10 hari
¾ Xr = 10000 mg/l ( sebagai MLSS ) dan 8000 mg/l ( sebagai MLVSS)
¾ MLSS = 2000 mg/l
¾ MLVSS/MLSS= 0,8
¾ Qr/Q = 0,25 – 0,75
y
• Yobs =
1 + kd .θc
Sony Wahyudi Teknik Lingkungan – ITS Surabaya 35
Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan
0,6
=
1 + 0,06.10
= 0,375
• Produksi Lumpur ( Px )
Yobs.Q.( So − S )
Px =
1000
0,375.55935,77.(128,9 − 7,45)
=
1000
= 2547,52 kg/hari ( sebagai MLVSS )
Px ( MLSS ) = 2547,52 / 0,8
= 3184,4 kg/hari
• Q efluen = Q influen – Qw
= 55935,77 – 826,27
= 55109,5 m3/hari
• Removal COD = 85 %
COD efluen = 15 % x 12985,1 kg/hari
= 1947,77 kg/hari
COD waste = 85 % x 12985,1 kg/hari
= 11037,34 kg/hari
1947,77kg / hari
[ COD ef ] =
55109,5m3 / hari
= 35,34 mg/l
• Removal P = 25 %
P efluen = 75 % x 269,17 kg/hari
= 201,88 kg/hari
Pw = 25 % x 269,17 kg/hari
= 67,29 kg/hari
201,88kg / hari
[ P efluen ] =
55109,5m3 / hari
= 3,66 mg/l
• Removal N = 50 %
N efluen = 50 % x 1429,94 kg/hari
= 714,97 kg/hari
Nw = 50 % x 1429,94 kg/hari
= 714,97 kg/hari
714,97 kg / hari
[ N efluen ] =
55109,5m3 / hari
= 12,97 mg/l
BAB V
PRELIMINARY SIZING
Direncanakan:
- Dibuat 1 sumur pengumpul
- Waktu detensi (td) = 5 menit (< 10 menit)
- Q peak = 0,487 m3/dt
Perhitungan:
Q sumur pengumpul
Q peak 0,487
Q= = = 0,487 m 3 / det ik
Σ sumur 1
Volume sumur pengumpul
V = Q x td
= 0,487 m3/detik x 5 menit x 60 detik/menit
= 146,1 m3
Luas area sumur pengumpul
Direncanakan:
h = 2,5 m
P:L=3:2
v 146,1
A= = = 58,4 m 2
h 2,5
Dimensi sumur pengumpul
A=P:L
58,4 m2 = 3/2L . L
L2 = 38,9 m
L = 6,24 m
P = 3/2L
= 3/2 . 6,24
= 9,36 m
Direncanakan bar screen dipasang pada sebuah saluran yang menghubungkan antara
sumur pengumpul dan grit chamber.
Direncanakan:
- lebar = 1 meter
- panjang = 3 meter
Jadi luas untuk bar screen adalah:
L = panjang x lebar
= 3 meter x 1 meter
= 3 m2
Direncanakan:
- digunakan grit chamber tipe horizontal flow
- dibuat satu grit chamber dengan proportional weir
- kecepatan horizontal (Vh) = 0,3 m/detik
- diameter partikel minimal yang diendapkan = 0,2 mm (65 mesh)
- suhu 250C = ν = 0,8774.10-2 cm/detik
- Ss grit = 2,65
Perhitungan:
Q channel
Q peak 0,487 m 3
Q= =
Σ channel 1
= 0,487 m3/detik
Luas penampang (A)
A 0,487
A= =
b 0,3
= 1,62 m2
Direncanakan b = 2 m
a 1,62
h= =
b 2
= 0,81 m
Direncanakan:
- dibuat 4 buah bak pengendap I
- waktu detensi (td) = 1,5 jam
Perhitungan:
Debit masing-masing bak (Q)
Q peak 0,487
Q tiap bak = =
Σ bak 4
= 0,122 m3/dtk
Volume masing-masing bak (V)
V = Q . td
= 0,122 m3/dtk x 1,5 jam x 3600 dt/jam
= 658,8 m3
Dimensi bak
H = 1/12 . L0,8
B:h=1:4
V=bxLxh
658,8 = 1/4L x L x 1/12 x L0,8
658,8 = 0,02L0,8
L2,8 = 32940
L = 41 m
B = 1/4L
= ¼ . 41
= 10 m
h = 1/12 . L0,8
= 1/12 . (41)0,8
= 1,6 m
Direncanakan:
Q peak = 0,487 m3/detik
Q average = 0,153 m3/detik
Q max = Q average x faktor max-day
= 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik
θc = 10 hari
Q max = 0,1836 m3/s = 15863,04 m3/hari
Y = 0,5
So = 128,9 mg/l
S = 6,2 mg/l
X ( MLVSS ) = 2500 mg/l
MLSS = 3000 mg/l
X resirkulasi = 10000 mg/l
Kd = 0,06 / hari
Perhitungan:
Volume reactor
θc . Q . Y . ( So - S )
V =
X ( 1 + Kd . θc )
Direncanakan:
- terdiri dari 4 unit clarifier
- Q peak = 0,487 m3/detik
- Q average = 0,153 m3/detik
- Q max = 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik
Diketahui:
X = 3000 mg/l
Sf = 2 kg/m2.jam
Perhitungan:
0,1863
• Q tiap clarifier = = 0,04 m3/detik
4
0,04 x3000
• A surface = = 60 m2
2
⎛ 4 x60 ⎞
1/ 2
5.7. Desinfeksi
Perhitungan:
Dosis chlorine untuk desinfeksi
Dosis = 5 mg/l x 0,487 m3/dt x 86400 dt/hari = 210,384 kg/hari ≈ 210 kg/hari
210 kg/hari
Ca(OCl)2 yang dibutuhkan = = 300 kg/hari
0,7
Dimensi bak kontak chlorine
Volume bak = Q x td = 0,487 m3/dt x 20 menit x 60 dt/menit = 584,4 m3
Panjang round the end = VH x td = 3 m/menit x 20 menit = 60 m
Dimensi bak : P = 60 m H = 2,2 m
L = 4,4 m free board = 0,3 m
P 60 m
Jumlah saluran = = = 13,64 ≈ 14
L 4,4 m
60 m
Lebar tiap saluran = = 4,29 m
14
5.8. Thickener
Diketahui:
- berat solid = 4545,63 kg/hari
- direncakan satu unit sludge thickener
- solid loading = 50 kg/m2.jam
Perhitungan:
- Luas permukaan (As)
4545,63
As = = 90,91 m2
50
- Diameter thickener
⎛ 4 x90,91 ⎞
1/ 2
D=⎜ ⎟ = 10,76 m
⎝ π ⎠
Diketahui:
- berat solid = 4545,63 kg/hari
- berat Lumpur = 30825,7 kg/hari
- kadar solid = 7%
- kadar air = 93%
Direncanakan:
- kadar air di sludge digester 90% dalam waktu 15 hari
- dibuat 2 unit sludge digester
Perhitungan:
Kapasitas tangki:
0,0005(2 − atxv)
B= xWxt
1 − Wm
Dimana:
B = kapasitas tangki
at = fraksi volatile solid yang terurai
v = fraksi volatile solid yang masuk
w = berat solid yang masuk
Wm = kadar air rata-rata
t = digestion time
Asumsi:
at =50%
v = 70%
0,0005(2 − 50% x70%)
B= x 4545,63x15
1 − 91,5%
= 661,79 m3
Dimensi tangki
Direncanakan digester berbentuk lingkaran ; dengan h = 2 m
661,79
A= = 330,895 m2
2
⎛ 4 x330,895 ⎞
1/ 2
D=⎜ ⎟ = 20,5 m
⎝ π ⎠
30 m 3
Volume cake kering tiap cell = = 15 m3
2
Volume cake kering tiap bed (10 cell) = 10 x 15 m3 = 150 m3
15 m 3
Luas permukaan cell = = 50 m 2 → diperoleh P = 8 m dan L = 6,25 m
0,3 m
Kedalaman air =
(312,5 - 150) m3 = 0,325 m
(5 x 6,25 m) x (2 x 8 m)
Sehingga :
Dimensi cell : P=8m Kedalaman = 0,3 m
L = 6,25 m
Dimensi bed : P = 5 x 6,25 m = 31,25 m
L = 2 x 8 m = 16 m
Kedalaman = 0,45 m + 0,3 m + 0,325 m = 1,075 m
Free board = 0,225 m
BAB VI
PRELIMINARY TREATMENT
Kriteria Desain:
¾ Bentuk saluran direncanakan berbentuk bulat dengan bahan dari pipa beton (n
= 0,013)
¾ Kecepatan aliran berkisar antara 0,3 – 2 m/dt
¾ Slope saluran 0,0008 – 0,0033, diambil 0,003
(Sumber : Metcalf and Eddy, Wastewater Engineering Collection & Pumping)
Data Perencanaan:
¾ Q peak = 0,487 m3/detik
¾ Q ave = 0,153 m3/detik
¾ Q min = 0,047 m3/detik
Perhitungan:
Pada saat Q peak, masih tersisa tinggi renang = 0,1 ; maka
d/D = 0,9 k = 0,44
(Sumber : Tabel 2.4, Metcalf and Eddy, Wastewater Engineering)
Persamaan:
Q = (k/n) . d8/3 . S1/2, sehingga untuk Q peak / Q full
⎡ Qpeak ⎤ ⎡ ⎤
3/8 3/8
0,487
d peak = ⎢ 1/ 2 ⎥ =⎢ 1/ 2 ⎥
⎣ (k / nxS ) ⎦ ⎣ (0,44 / 0,013x0,003 ) ⎦
= 0,6 m
Jadi:
D = d peak / 0,9
= 0,6 / 0,9
= 0,66 m
Dengan diameter yang sama dapat dicari d min untuk Q min sebagai berikut:
Q = (k/n) . d8/3 . S1/2
Jadi:
n
K = Q min x 8/3
(d .S 1 / 2 )
0,013
= 0,047 x
(0,6) .(0,003)1 / 2
8/3
= 0,044
Berdasarkan tabel 2.4, Metcalf and Eddy Wastewater Engineering, dengan nilai k =
0,044, maka d/n = 0,3, sehingga:
d min = 0,3 x D
= 0,3 x 0,66 m
= 0,19 m
volume 20,28 m 3
saat QMin ; td = = = 7,19 menit ….. ≤10 menit (ok !)
Q 2,82 m 3 /menit
volume 20,28 m 3
saat QPeak ; td = = = 0,69 menit …..≤10 menit (ok !)
Q 29,22 m 3 /menit
6.3. Pompa
1. Pompa ini dapat memompa padatan yang besar tanpa dikhawatirkan akan terjadi
penyumbatan.
2. Pompa ini dapat beroperasi pada kecepatan yang konstan dengan variasi debit
yang besar dan memiliki efisiensi yang cukup baik.
Q
P = ( r x g x H2 x )
efluen
1000 kg/m 3 x 9,81 m/dt 2 x 5,6 m x 0,487 m 3 /dt
P = = 38,22 Kwh
0,7
Screw pump
0,55 m
5,6 m
0,78 m 0
30
6,5 m
Saluran penerima ini berfungsi untuk menerima air yang dipompa dari sumur
pengumpul untuk diteruskan ke unit pengolahan lainnya. Pada saluran penerima ini
terdapat screen untuk proses penyaringan.
Perhitungan :
A. SALURAN PENERIMA / PIPA OUTFALL
Q peak = 0,487 m3/s
Kecepatan ( v ) direncanakan= 0,8 m/s
Diameter pipa :
- A = Q/V
= 0,487 / 0,8
= 0,61 m2
- D = ( 4 . A / π )0,5
= ( 4 . 0,61 / π )0,5
= 0,88 m = 0,9 m
Cek kecepatan
- V = Q/A
= 0,487 / ( ¼ .π. 0,92 )
= 0,77 m/s
Luas efektif ( A )
A = Bxh
= 1,0 x 0,8
= 0,8 m2
Keliling basah ( P )
P = B + 2h
= 1,0 + ( 2.0,8 )
= 2,6 m
Jari-jari hidrolis ( R )
R = A/P
= 0,8 / 2,6
= 0,31 m
Persamaan Manning
Q = 1/n . R2/3 . S1/2 . A
0,487 = 1/0,013 . ( 0,31 )2/3 . S1/2 . 0,8
S = 2 . 10-4
Cek kecepatan
V = Q/A
= 0,487 / 0,8
= 0,61 m/s
Headloss
hf = S.L ( direncanakan L = 4 m )
= 2 . 10-4 . 4
= 0,0008 m
C. BAR SCREEN
Fungsi dari screen ini adalah untuk menyaring benda-benda padat dan kasar
yang terbawa dalam air buangan, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan
kerusakan pada peralatan-peralatan seperti pompa, valve, dan perlengkapan lainnya.
Contohnya seperti plastik-plastik yang mengapung, bayang kayu, logam, dan
sebagainya.
Pada umumnya screen berupa batang (bar) pararel atau juga kawat. Screen
yang berupa pararel bar disebut rack.
Kedalaman 25 – 75 25 – 75
Jarak antar batang (mm) 25 – 50 15 – 75
Slope dari vertikal (derajat) 30 – 45 0 – 30
Kecepatan melalui rack (m/detik) 0,3 – 0,6 0,6 – 1,0
Headloss maksimum (mm) 150 150
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse. Hal
: 170 & 448)
Perhitungan
Jumlah batang ( kisi )
B = ( n - 1 )b + nw
1,0 = ( n – 1 ). 0,03 + 0,01n
n = 25,75 buah = 26 buah
= 27 buah
Ws = B - nw
= 1,0 – ( 26 . 0,01 )
= 0,74 m
Kehilangan Tekanan ( hL )
- Headloss pada bar rack
Vs 2
hv =
2g
(0,58) 2
=
2.9,81
= 0,017 m
1 2
d1 d1’ d2
Z1 Z2
Grit chamber berfungsi untuk memisahkan partikel grit yang terbawa di dalam
air buangan, agar tidak mengganggu proses dan pengoperasian unit selanjutnya.
Selain itu, pemisahan partikel grit juga dapat mengurangi beban pengolahan untuk unit
pengolah selanjutnya.
Secara umum, grit chamber dapat dibedakan 2 (dua) macam, yaitu :
1. Horizontal Flow Grit Chamber
Yaitu grit chamber dengan arah aliran horisontal dan kecepatan aliran terkontrol
oleh unit khusus pada bagian efluen, seperti weir atau parshall flume, dan
sebagainya.
2. Aerated Grit Chamber
Yaitu grit chamber dengan aerasi, dimana alirannya merupakan aliran spiral dan
kecepatan melingkar dikontrol oleh dimensi dan suplai udara.
Q 0,487 m 3 /dt
ACross = = = 1,62 m 2
VH 0,3 m/dt
Luas permukaan :
Q 0,487 m 3 /dt
ASurface = = = 25,40 m 2
VS 0,01917 m/dt
Kedalaman air :
h = VS x td = 1,15 m/menit x 1 menit = 1,15 m
Cek NRe :
bxh 1,4 x 1,15
R= = = 0,435
b + (2 x h) 1,4 + (2 x 1,15)
VH x R 0,3 x 0,435
NRe = = = 1487,35 ….. < 2000 (ok !)
υ 0,8774 x 10 -4
Volume pengurasan :
VKuras = 1,262 m3 x 3 =3,786 m3
Dimensi grit storage :
3,786 m3 =
1
3
(
x t x 18,15 + 7,675 + (18,15 x 7,675) )
t = 0,3 m
1 a
Q = 4,97 x (a 2
) x b x (h - )
3
1 0,328
17,1982 = 4,97 x (0,328) 2
x b x (3,773 - )
3
b = 1,649 ft
= 0,502 m
y 0,656
Perbandingan : = =2
a 0,328
x
Dari tabel, diperoleh nilai : = 0,392
b
x = 0,392 x b = 0,392 x 1,649 = 0,646 ft
= 0,197 m
Dimensi proportional weir : a = 0,328 ft = 0,10 m
b = 1,649 ft = 0,502 m
x = 0,646 ft = 0,197 m
y = 0,656 ft = 0,20 m
y x
Tabel 6.5. Nilai dan untuk proportional weir.
a b
y x y x y x
a b a b a b
0,1 0,805 1 0,500 10 0,195
0,2 0,732 2 0,392 12 0,179
0,3 0,681 3 0,333 14 0,166
0,4 0,641 4 0,295 16 0,156
0,5 0,608 5 0,268 18 0,147
0,6 0,580 6 0,247 20 0,140
0,7 0,556 7 0,230 25 0,126
0,8 0,536 8 0,216 30 0,115
0,9 0,517 9 0,205
BAB VII
PRIMARY SEDIMENTATION
Efisiensi penghilangan dari partikel diskrit dengan ukuran, bentuk, densitas dan
spesific gravity yang sama tidak tergantung dari kedalaman bak, tetapi pada luas
permukaan bak serta waktu detensi.
Bak pengendap pertama terdiri dari 4 (empat) ruangan fungsional, yaitu :
1. Zona Inlet : tempat memperhalus aliran transisi dari aliran influen ke aliran
steady uniform di zona settling (aliran laminer).
2. Zona Settling : tempat berlangsungnya proses pengendapan / pemisahan
partikel-partikel diskrit di dalam air buangan.
3. Zona Sludge : tempat menampung material yang diendapkan bersama lumpur
endapan.
4. Zona Outlet : tempat memperhalus aliran transisi dari zona settling ke aliran
efluen serta mengatur debit efluen.
Zona Zona
Inlet
Zona Outlet
Zona Sludge
Tabel 7.2 Kriteria desain untuk bak pengendap pertama berbentuk Segi Empat dan
Lingkaran.
Jenis Range Tipikal
Rectangular (segi empat)
Kedalaman (m) 3 – 4,5 3,5
Panjang (m) 15 – 90 20 – 40
Lebar (m) 3 – 20 5 – 10
Flight speed (m/menit) 0,6 – 1,2 0,9
Circular (lingkaran)
Kedalaman (m) 3 – 4,5 3,5
Diameter (m) 3 – 60 10 – 45
Slope dasar (mm/m) 60 – 165 80
Flight travel speed (r/menit) 0,02 – 0,05 0,03
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse. Hal
: 477)
Tabel 7.3 Waktu detensi untuk variasi Overflow Rate dan kedalaman bak.
Waktu detensi (jam)
Overflow Rate
Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam
(m3/m2.hari)
2,0 m 2,5 m 3,0 m 3,5 m 4,0 m 4,5 m
30 1,6 2,0 2,4 2,8 3,2 3,6
40 1,2 1,5 1,8 2,1 2,4 2,7
50 1,0 1,2 1,4 1,7 1,9 2,2
60 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8
70 0,7 0,9 1,0 1,2 1,4 1,5
80 0,6 0,8 0,9 1,1 1,2 1,4
(Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Design, and Operation. Hal :
269)
A. Saluran Pembawa
Direncanakan:
- Q peak = 0,487 m3/detik
- Saluran segiempat ; b = 2h
- Saluran dari beton ; n = 0,013
- Kecepatan aliran ; v = 1 m/detik
Perhitungan:
- Dimensi saluran
Q 0,487
A= = = 0,487 m 2 → 2h 2
v 1
1/2
⎡ 0,487 m 2 ⎤
h= ⎢ ⎥ = 0,5 m
⎣ 2 ⎦
b=1m
bxh 1 x 0,5
R= = = 0,25
b + 2h 1 + (2 x 0,5)
- Perhitungan slope saluran
2
⎡ v x n ⎤ ⎡1 m/detik x 0,013 ⎤
2
S = ⎢ 2/3 ⎥ = ⎢ ⎥ = 0,001
⎣R ⎦ ⎣ (0,25) 2 / 3 ⎦
B. Settling Zone
• Luas permukaan :
Q 0,487 m3 /detik
ASurface = = -4 = 160 m 2
OFR 7,5.10 m/detik
• Kedalaman bak ( h )
Waktu detensi ( td ) dari perhitungan laboratorium = 1,175 jam = 4230 detik
Volume = Q x td
= 0,12 m3/detik x 4230 detik
= 507,6 m3
Kedalaman bak ( h ) = Volume : Asurface
= 507,6 m3 : 160 m2
= 3,17 m = 3,2 m
• Dimensi bak
P = 4 x L = 4 x 6,3 m = 25,2 m
• Kecepatan horizontal ( Vh )
Vh = P / td
= 2520 cm / 4230 detik
= 0,595 cm/detik = 0,6 cm/detik
(18 x VS x υ )
1
(18 x (7,5 x 10- 2 ) x (8,975 x 10-3 ))
2
dp = =
(g x (Sg - 1)) 12 (9,81 x (2,65 - 1) m)
= 2,74 x 10-3 cm = 0,0274 mm
- Kecepatan scouring
1
⎡ 8 x k x (Sg - 1) x g x dp ⎤ 2
VSc = ⎢ ⎥
⎣ f ⎦
1
⎡ 8 x 0,04 x (2,65 - 1) x 9,80 x (2,74 x 10-3 ) ⎤ 2
=⎢ ⎥
⎣ 0,02 ⎦
= 8,42 cm/detik
Karena VSc > VH , maka tidak akan terjadi scouring (ok !).
VH x R 0,06 cm / dt x 1,59.10-2 cm
N Re = = = 113,95 < 2000 (ok !)
υ 0,8372 x10− 2 cm 2 /dt
VH 2 (0,6 cm/dt) 2
Karena NF < 10-5 akan menimbulkan aliran singkat (short circuit) dalam bak
pengendap. Untuk mengatasi masalah ini, alternatif yang digunakan adalah
dengan pembuatan ‘Perforated baffle’ pada zona inlet.
C. Sludge Zone
Dari data laboratorium didapatkan data kualitas air limbah yang masuk ke
sedimentasi adalah sebagai berikut:
BOD = 8327,28 kg/hari
COD = 19977,07 kg/hari
TSS = 8789,90 kg/hari
• Removal yang terjadi di bak pengendap I
BOD = 35%
COD = 35%
TSS = 65%
N = 15%
P= 20%
BODe = 35% x 8327,28 kg/hari = 2914,55 kg/hari
CODe = 35% x 19977,07 kg/hari = 6991,97 kg/hari
TSSe = 65% x 8789,90 kg/hari = 5713,43 kg/hari
P
P1 = 6,3 m
P
P2 = 5 m A1 = 6,3 x 6,3 = 39,69 m2
L1 L2 L1 = 6,3 m A2 = 5 x 3 = 15 m2
L2 = 3 m
• Pengurasan lumpur
Direncanakan : Q = 50 l/dt = 0,05 m3/dt
Dilakukan dengan menggunakan valve otomatis
Waktu pengurasan 8 jam sekali dalam 1 hari
Q 0,05 m 3 /dt
A= = = 0,05 m 2
V 1 m/dt
4 x (0,05)
Diameter pipa penguras : D = = 0,25 m = 250 mm
π
volume 90,69 m 3
Waktu pengurasan : t = = = 1813,8 detik = 30,23 menit
Q 0,05 m3 /dt
D. Inlet Zone
• Saluran pembawa
Tinggi muka air :
A = b x y = 2y x y = 2 y2
2
1 ⎛y⎞ 3 1
Q = x⎜ ⎟ x (S) 2
xA
n ⎝2⎠
2
3 1 ⎛y⎞ 3 1
0,487 m /dt = x⎜ ⎟ x (0,0003) 2
x 2y 2
0,013 ⎝ 2 ⎠
diperoleh y = 0,63 m
b = 2 x y = 2 x 0,63 m = 1,26 m
Cek kecepatan :
Q 0,487 m 3 /dt
V= = = 0,61 m/detik ….. (ok !)
A (0,63 x 1,26) m 2
Headloss saluran :
Hf = S x L = 0,0003 x 3 m = 0,0009 m
Dimensi saluran :
Panjang (L) = 3 m Kedalaman (y) = 0,63 m
Lebar (b) = 1,26 m Free board = 0,32 m
• Saluran pembagi
0,487 m 3 /dt
Q= = 0,2435 m 3 /detik
2
Tinggi muka air :
A = b x y = 2y x y = 2 y2
2
1 ⎛y⎞ 3 1
Q = x⎜ ⎟ x (S) 2
xA
n ⎝2⎠
2
3 1 ⎛ y⎞ 3 1
0,2435 m /dt = x⎜ ⎟ x (0,0003) 2
x 2y 2
0,013 ⎝ 2 ⎠
diperoleh y = 0,49 m
b = 2 x y = 2 x 0,49 m = 0,98 m
Cek kecepatan :
Q 0,2435 m 3 /dt
V= = = 0,51 m/detik ….. (ok !)
A (0,49 x 0,98) m 2
Dimensi saluran :
Kedalaman (y) = 0,49 m Free board = 0,22 m
Lebar (b) = 0,98 m
0,487 m3 /dt
Q= = 0,2435 m3 /detik
2
Tinggi muka air :
A = b x y = 2y x y = 2 y2
2
1 ⎛y⎞ 3 1
Q = x⎜ ⎟ x (S) 2
xA
n ⎝2⎠
2
3 1 ⎛ y⎞ 3 1
0,2435 m /dt = x⎜ ⎟ x (0,0003) 2
x 2y 2
0,013 ⎝ 2 ⎠
diperoleh y = 0,49 m
b = 2 x y = 2 x 0,49 m = 0,98 m
Cek kecepatan :
Q 0,2435 m3 /dt
V= = = 0,51 m/detik ….. (ok !)
A (0,49 x 0,98) m 2
Dimensi saluran :
Kedalaman (y) = 0,49 m Free board = 0,22 m
Lebar (b) = 0,98 m
h = 1,62 / 26,7
= 0,06 m
h total = h + freeboard
= 0,06 + 0,44
= 0,5 m
• Pintu Air
Direncanakan:
o Lebar pintu air (b) = 1 m
o Jumlah pintu tiap bak ada 2 buah
o Bukaan pintu air
Q = 0,487 / 8
= 0,06 m3/detik
Q = k . μ . a . b . (2gh)0,5
0,06 = 1 . 1 . a . (2 . 9,8 . 0,06)0,5
a = 0,06 m
Saluran pembagi
Saluran pembawa
dari grit chamber
• Perforated baffle
Direncanakan :
- Jarak dari inlet = 1 m
E. Outlet Zone
Direncanakan:
- Q = 0,12 m3/detik = 10368 m3/hari
- Weir Loading Rate (WLR) = 125 m3/m2.hari
- Bentuk pelimpah jenis U weir
Perhitungan
• Panjang keseluruhan weir tiap bak :
Q 10368
L= = = 82,9 m
WLR 125
0,5 m
5,3 m 6,3 m
0,5 m
a 0,5 m
• Dimensi gutter:
Direncanakan lebar gutter = 0,5 m
Kedalaman gutter ( h )
Q = 1,375 x b x h
0,12 = 1,375 x 0,5 x h
h = 0,17 m = 0,2 m
freeboard = 0,3 m
h total = 0,5 m
Dimensi gutter : b = 0,5 m
h = 0,5 m
• Tinggi air di atas gutter :
Q = 1,84 x L x h3/2
0,12 m3/dtk = 1,84 x 75,12 m x h3/2
h = 0,085 m = 8,5 cm
• Kedalaman kritis (yc)
yc = ( q2 / g )1/3
q =Q/b
= 0,12 / 0,5
= 0,24 m3/detik
yc = (0,242 / 9,80)
= 0,2 m
• Jumlah pelimpah
- direncanakan panjang pelimpah = 7,5 m
BAB VIII
PENGOLAHAN BIOLOGIS
KRITERIA DESAIN
A. Tangki Aerasi Aliran Kontinyu
Rasio F/M = 0,2 – 0,6 kg BOD5 / kg MLSS . hari
Aerator loading = 0,8 – 2 kg BOD5 / m3 . hari
Waktu aerasi = 3 – 5 jam
Umur Lumpur ( θc ) = 5 – 15 hari
Rasio Resirkulasi = 25 – 100 %
MLVSS = 3000 – 6000 mg/l
BOD removal = 85 – 99 %
SS removal = 85 – 95 %
B. Surface Aerator
Kebutuhan kedalaman bak = 3–5m
Power untuk completed mixed = 0,75 – 75 KW ( 1 – 100 HP )
Transfer rate O2 = 1,4 – 1,8 kg O2 / KW.hari
Faktor koreksi salinity surface ( β ) = 1
Faktor koreksi transfer O2 ( α ) = 0,8 – 0,85
Range dimensi tangki aerasi
- Kedalaman ( H ) = 3–5m
- Freeboard = 0,3 – 0,5 m
- Lebar ( W ) = 6 – 12 m
- Rasio W : H = 1 : 1 – 1 : 2,2
DIKETAHUI
Q peak = 0,487 m3/detik
Q average = 0,153 m3/detik
Q max = Q average x faktor max-day
= 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik
BOD influen = 128,9 mg/l
TSS influen = 73,3 mg/l
BOD solid = 65 % bioderadable
1 gr biodegradable = 1,42 gr BODu
MLSS / MLVSS = 0,8
BOD5 = 0,68 BODu
Direncanakan
- BOD efluen = 20 ng/l
- TSS efluen = 22 mg/l
PERHITUNGAN
1. Biological solid yang terbiodegradasi
= 65/100 x 22 mg/l
= 14,3 mg/l
BOD ultimate = 65/100 x 22 mg/l x 1,42 mg O2
= 20,3 mg/l
BOD5 solid = 20,3 mg/l x 0,68
= 13,8 mg/l
BOD terlarut yang lolos = 20 mg/l - 13,8 mg/l
= 6,2 mg/l
2. Efisiensi
=
( 128,9 - 6,2 ) mg/l x 100 %
128,9 mg/l
= 95,2 %
Efisiensi total
=
( 128,9 - 20 ) mg/l x 100 %
128,9 mg/l
= 84,5 %
3. Volume reactor
Direncanakan
θc = 10 hari
Q max = 0,1836 m3/s = 15863,04 m3/hari
Y = 0,5
So = 128,9 mg/l
S = 6,2 mg/l
X ( MLVSS ) = 2500 mg/l
MLSS = 3000 mg/l
X resirkulasi = 10000 mg/l
Kd = 0,06 kg/ hari
Perhitungan :
Volume tangki aerasi
θc . Q . Y . ( So - S )
V =
X ( 1 + Kd . θc )
= 2W x W x H
3
1216,5 m = 2W2 x 5
W = 10 m
L = 20 m
Freeboard = 0,5 m
3000 Q = 7000 Qr
Qr
= 0,43
Q
R = 0,43
Massa BODu dari air buangan yang masuk dan diubah dalam proses
Q . ( So - S )
=
0,68
15863,04 m3 /hari . ( 128,9 - 6,2 ) mg/l x 10-3
=
0,68
= 2862,3 kg/hari
Kebutuhan O2
O2 digunakan sebagai bahan organic karbon dan konversi Nitrogen dari
Ammonium menjadi Nitrat
Kebutuhan O2 = BODu – ( 1,42 . Px ( MLSS ) )
= 2862,3 kg/hari – ( 1,42 . 169 kg/hari )
= 2862,3 kg/hari – 239,98 kg/hari
= 2622,3 kg/hari
⎡ β . CS - C L ⎤
N = No x α x ( 1,024 ) T - 20 x ⎢ ⎥
⎣ 9,17 ⎦
⎡1 . 7,92 - 2 ⎤
= 1,7 x 0,85 x ( 1,024 ) 28 - 20 x ⎢ ⎥
⎣ 9,17 ⎦
= 1,13 kg O2 / KWh
Tenaga aerator ( D )
Kebutuhan O 2
D =
N
2622,3 kg/hari / 24 jam/hari
=
1,13 kg O 2 / KWh . hari
= 96,6 KW
Jumlah aerator ( n )
Tenaga aerator
n =
Power
96,6 KW
=
10 KW
= 9,6 = 10 unit
BAB IX
SECONDARY CLARIFIER
(Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Design, and Operation)
QR 1515,8 m 3 /detik
Cek : = = 0,09 …..(ok !)
Q 15863,04 m3 /detik
4 x (337,8) 2
Diameter bak pengendap II : D= = 38,13 m ≈ 38,1 m
π
Luas permukaan sebenarnya :
x π x (38,1 m) = 1139,5 m 2
1 2
AActual =
4
Kontrol Overflow Rate
Q 4323,845 m 3 /hari
OFR = = = 3,79 m 3 /m 2 .hari ( < 15 m3/m2.hari …. .OK! )
A 1139,5 m 2
Pada saat hanya 3 unit yang beroperasi :
⎛17295,38 ⎞ 3
⎜ ⎟ m /dt
Q ⎝ 3 ⎠
OFR = = 2 = 5,059 m3 /m 2 .hari
A 1139,5 m
-4
m 3 /m.dt x 56,36 m x 1) 2
Yi = (0,31 m) 2 + 2 x (5,4 x 10 = 0,33 m
9,81 m /dt 2 x (0,2 m)2 x 0,31 m
Total kedalaman saluran pelimpah = (0,33 m x 1,16) + 0,25 = 0,63 m = 0,65 m
BAB X
PENGOLAHAN LUMPUR
Tabel 10.1 Kriteria desain sludge thickener untuk lumpur yang berasal dari pengen-
dap I dan proses activated sludge.
Parameter Range
Konsentrasi influen solid (%) 0,5 – 2,0
Konsentrasi thickened solid (%) 4,0 – 6,0
Hydraulic loading (m3/m2.hari) 4 – 10
2
Solid loading (kg/m .hari) 25 – 80
Penghilangan solid (%) 85 – 92
Overflow, TSS (mg/l) 300 – 800
(Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Design, and
Operation. Hal : 431)
108,229 m 3 /hari
ASurface = = 27,06 m 2
4 m3 /m 2 .hari
4545,63 kg/hari
SL = 2
= 168 kg/m 2 .hari
27,06 m
Ternyata solid loading melebihi kriteria desain, maka digunakan solid loading 80
kg/m2.hari, hydraulic loading 1,9 m3/m2.hari, dan ASurface = 56,82 m2.
Dimensi gravity thickener :
56,82 m 2
ASurface tiap unit = = 28,41 m 2
2
⎛ 4 x 28,41 m 2 ⎞
Diameter tiap unit = ⎜⎜ ⎟⎟ = 6,02 m ≈ 6 m
⎝ π ⎠
Kedalaman zona thickening
Thickener terdiri dari 3 bagian zona air jernih, zona pengendapan, dan
zona thickening.
Total konsentrasi solid :
4545,63 kg/hari x 1000 g/kg
= = 0,04
1,05 x 1 g/cm 3 x 106 cm3 /m 3 x 107,96 m 3 /hari
4+4
Konsentrasi rata-rata lumpur di zona thickening = =4%
2
x π x (6 m ) x h = 28,26 h
1 2
Volume lumpur tiap unit =
4
Massa solid di zona thickening pada 4 % solid :
1 kg
= (28,26 h m 3 ) x 0,04 g/g x x 1,05 x 106 cm3 /m 3
1000 g
= 1186,92 h kg
Dengan waktu detensi 1 hari :
=
(1186,92 h ) kg = 1 hari → h = 1,9 m ≈ 2 m
2272,82 kg/hari
Kedalaman zona thickening :
= zona air jernih + zona pengendapan + zona thickening
= 1 m + 1,5 m + 2 m = 4,5 m
Kedalaman dari thickener pada central well (pertengahan bak) :
17 cm/m 6 m
Drop total ke central well = x = 0,51 m
100 cm/m 2
Total kedalaman thickener :
Adalah suatu tangki yang berfungsi untuk menguraikan volatile solid yang ada
dalam lumpur. Proses ini bertujuan untuk menstabilkan lumpur dan mengurangi
biomassa. Pada perencanaan ini digunakan tipe anaerobic sludge digester.
2500 m 3
Volume tiap unit = = 1250 m3
2
2500 m 3
Luas permukaan tiap unit = = 164,5 m 2
7,6 m
⎛ 4 x 164,5 m2 ⎞
Diameter tiap unit = ⎜ ⎟ = 14,5 m
⎝ π ⎠
Dimensi digester : Diameter = 14,5 m
Side water depth = 7,6 m
Produksi gas
Konsentrasi solid
berat lumpur 4545,63 kg/hari x 1000 g/kg
= = 3
= 1,05 x 106 g/m 3
Q lumpur 4,329 m /hari
BODL dalam lumpur = 1,05 x 106 g/m3 x 65 % x 1,42 g/g = 969150 g/m3
Produksi gas methan :
YxQxExS
Px =
[1 + (kd x θ C )] x 1000 g/kg
⎧⎡ E x Q x So ⎤ ⎫
= 0,35 m 3 /kg x ⎨⎢ ⎥ - (1,42 x Px) ⎬
⎩⎣ 1000 g/kg ⎦ ⎭
⎧⎡ 0,8x4,329 m 3 /harix969150 g/m 3 ⎤ ⎫
= 0,35m 3 /kgx ⎨⎢ ⎥ - (1,42x115,737 kg/hari)⎬
⎩⎣ 1000 g/kg ⎦ ⎭
= 1117,2 m3/hari
1117,2 m 3 /hari
Produksi gas digester = = 1692,73 m3/hari
66 %
30 m 3
Volume cake kering tiap cell = = 15 m3
2
Volume cake kering tiap bed (10 cell) = 10 x 15 m3 = 150 m3
15 m 3
Luas permukaan cell = = 50 m 2 → diperoleh P = 8 m dan L = 6,25 m
0,3 m
Kedalaman air =
(312,5 - 150) m3 = 0,325 m
(5 x 6,25 m) x (2 x 8 m)
Sehingga :
Underdrain
Berfungsi untuk menampung dan mengeluarkan air dari lumpur.
Terletak di bawah lapisan kerikil (media).
Direncanakan diameter pipa = 100 cm.
BAB XI
DESINFEKSI
Perhitungan desinfeksi :
Dosis chlorine untuk desinfeksi
Dosis = 5 mg/l x 0,487 m3/dt x 86400 dt/hari = 210,384 kg/hari ≈ 210 kg/hari
210 kg/hari
Ca(OCl)2 yang dibutuhkan = = 300 kg/hari
0,7
⎢⎣ ⎝ b + 2D ⎠ ⎥⎦ ⎢⎣ ⎜⎝ 4,29 m + (2 x 2,2 m) ⎟⎠ ⎥⎦
Q 0,487 m 3 /dt
ABelokan = = = 3,896 m 2
VBelokan 0,125 m/dt
A Belokan 3,896 m 2
Lebar belokan = = = 1,77 m
D 2,2 m
Headloss
2
⎛ 3 ⎞
2 ⎜ ⎟
= 14 x ⎝ ⎠ = 1,78 x 10-3 m
VH 60
Saluran lurus = n x
2xg 2 x 9,81
Karena gesekan = S x L = 8,37 x 10-7 x 60 m = 5,02 x 10-5 m
2
VH (0,125) 2
Pada belokan = (n - 1) x = (14 - 1) x = 0,01 m
2xg 2 x 9,81
Headloss total = 1,78 x 10-3 m + 5,02 x 10-5 m + 0,01 m = 0,012 m
BAB XII
PROFIL HIDROLIS
Perhitungan:
1. SALURAN PEMBAWA
Kehilangan tekanan pada saluran (hf) = S x L
hf = 0,003 x 5 m
= 0,015 m
Elevasi muka air = ( - 2,9488 – 0,015 )
= - 2,9638 m
3. BAR SCREEN
Head loss (hf) = 0,0066 m
Elevasi muka air = + 2,1562 m – 0,0066 m
= + 2,1496
4. GRIT CHAMBER
Kecepatan pada grit chamber = 0,3 m/detik
S=⎜ ⎟ =⎜ ⎟ = 0,00007
⎝ 0,42 / 3 ⎠ ⎝ 0,5 ⎠
hf = 0,00007 x 4 m
= 0,00028 m
⎛ v x n ⎞ ⎛ 0,3 x 0,015 ⎞
2 2
S = ⎜ 2/3 ⎟ = ⎜ ⎟ = 0,00006
⎝ R ⎠ ⎝ 0,442 / 3 ⎠
hf = 0,00006 x 18,15 = 0,0011 m
hf total = 0,00028 + 0,0011
= 0,0014 m
Elevasi muka air = + 2,1496 – 0,0014
= + 2,1482 m
5. BAK PENGENDAP I
Kehilangan tekanan di pipa inlet = 0,004 m
(v - v2 )
2
(0,04 - 0,006)
2
hf perforated baffle = k x
1
= 2,54 x = 0,00015 m
2g 2 x9,81
0,6 x 0,1
hf pintu air = = 0,003 m
2 x 9,81
bak sedimentasi ke outlet ; hf = S x L = 0,0013 x 25,2 = 0,032 m
hf total = (0,00015 + 0,003 + 0,032) = 0,035 m
elevasi muka air = + 2,1482 – 0,035
= + 2,1132 m
6. ACTIVATED SLUDGE
hf inlet = 0,02 m
hf outlet = 0,02 m
hf total = 0,04 m
7. SECONDARY CLARIFIER
hf inlet
Diketahui:
Q = 0,05 m3/detik
V = 0,6 m/detik
Q 0,05
A= = = 0,08 m2
v 0,6
⎛4 A⎞ ⎛ 4 x 0,08 ⎞
1/ 2 1/ 2
D=⎜ ⎟ =⎜ ⎟ = 0,3 m
⎝ π ⎠ ⎝ 3,14 ⎠
Direncanakan L inlet = 4 m
⎡ ⎤
1,85
0,05
hf = ⎢ 2,63 ⎥ x4
⎣ 0,2785 x 130 x 0,3 ⎦
= 0,007 m
hf outlet
Direncanakan:
Φ outlet = Φ inlet = 0,3 m
L outlet = 7 m
Perhitungan:
⎡ ⎤
1,85
0,05
hf = ⎢ 2,63 ⎥ x7
⎣ 0,2785 x 130 x 0,3 ⎦
= 0,01 m
hf total = 0,007 + 0,01
= 0,017 m
elevasi muka air = + 2,0732 – 0,017
= + 2,0562 m
8. DESINFEKSI
hf = 0,012 m
elevasi muka air = + 2,0562 – 0,012
= + 2,0442 m
BAB XIII
BILL OF QUANTITY
1. SALURAN PEMBAWA
Digunakan pipa dengan ukuran:
- diameter = 600 mm
- panjang = 5 m
- jumlah saluran = 1 buah
Screw pump
- 1 buah screw pump 57,9 Hp dengan Q = 0,487 m3/dt dan diameter pompa =
1600 mm
- 1 buah drive motor screw pump
- 1 buah jembatan control (walk wad)
b. Bar Screen
- racks dengan lebar = 0,01 m = 26 buah
- perlengkapan reciprolating rack untuk pembersihan = 1 buah
4. GRIT CHAMBER
a. Grit Removal
- h = 1,15 m + 0,3 m = 1,45 m
- b = 1,4 m
- L = 18,5 m
- Tebal beton = 0,3 m
- Jumlah bak = 1 buah
Volume beton = { (1,45 + 0,3) x (1,4 + (2 x 0,3) x 18,15)} – {18,15 x 1,4 x 1,45}
= 26,68 m3
b. Grit Storage
- h = 0,3 m
- b = 1,4 m
- L = 15,35 m
- Tebal beton = 0,3 m
- Jumlah bak = 1 buah
Volume beton = { (6,3 + 0,3) x (1,4 + (2 x 0,3) x 15,35)} – {15,35 x 1,4 x 0,3}
= 11,973 m3
c. Proportional Weir
Digunakan betonan
5. PRIMARY SEDIMENTATION
a. Saluran Pembawa
h = 0,5 m + 0,3 m = 0,8 m
b=1m
L=4m
Tebal beton = 0,3 m
Jumlah saluran = 1 buah
b. Pintu Air
Digunakan pintu air dari pelat baja dan diletakkan sebelum bak pengendap
sebanyak 4 buah.
c. Bangunan Sedimentasi I
h = 3,2 m + 0,3 m = 3,5 m
b = 6,3 m
L = 25,2 m
Tebal beton = 0,3 m
Jumlah bak = 4 buah
Volume beton = { (3,5 + 0,3) x (6,3 + (2 x 0,3) x 25,2)} – {3,5 x 6,3 x 25,2}
= 105,084 m3
7. SECONDARY CLARIFIER
a. Bak
Diameter = 38,1 m
h=3m
tebal beton = 0,5 m
8. SLUDGE THICKENING
Diameter = 6 m
h = 5,5 m
tebal beton = 0,5 m
Volume beton = { ¼.π (6,52 – 62)}
= 5 m3
9. SLUDGE DIGESTER
Diameter = 14,5 m
h = 2,2 m
tebal beton = 0,5 m
terdiri dari 2 unit