Anda di halaman 1dari 10

sifat kimia,fisika dan proses pemisahan senyawa

A. TUJUAN
1.Mengenalkan konsep kimia dan fisika serta perubahan yang menyertainya
2.Memberikan pengalaman praktikan terhadap perubahan kimia dan fisika saat percobaan
dilaboratorium.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Sifat kimia umumnya merujuk pada sifat suatu materi pada kondisi ambien atau sekitar, yaitu
pada suhu kamar, tekanan atmosfer, dan atmosfer beroksigen). Sifat ini terutama timbul pada
reaksi kimia dan hanya dapat diamati dengan mengubah identitas kimiawi suatu zat. Sifat
kimia dapat digunakan untuk menyusun klasifikasi kimia.

Sifat kimia biasanya digunakan untuk menyatakan, antara lain:


· elektronegativitas
· potensial ionisasi
· jenis ikatan kimia yang dibentuk, antara lain logam, ion, dan kovalen.
Sifat fisik adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan
tanpa merubah identitasnya. Sifat fisik dapat berupa sifat intensif atau ekstensif. Sifat intensif
tidak tergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek, sedangkan sifat ekstensif
bergantung pada hal tersebut. Sebagai tambahan, suatu sifat dapat pula berupa isotropik jika
nilainya tidak tergantung arah pengamatan atau anisotropik jika sebaliknya. beberapa sifat
fisik zat yang berhubungan dengan dunia pangan diantaranya viskositas dan titik leleh

Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau
lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia.
Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni.
Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk
beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa
kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian
tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang
teknik kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan
minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai jenis hidrokarbon. Pemanfaatan
hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki
kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya
akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa.
Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis
atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi
yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya
operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat
dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses
pemisahan kimiawi harus dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode
pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu
campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari
satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat,
padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya.
Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk
mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

PRINSIP PROSES PEMISAHAN

Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama proses
pemisahan, yaitu:
· Sedimentasi
· Flotasi
· Sentrifugasi
· Filtrasi
Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari
terbentuknya suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang
mudah dipisahkan. Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi
masing-masing komponen. Berbagai metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fasa baru
sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:
· Absorpsi
· Adsorpsi
· Kromatografi
· Kristalisasi
· Destilasi
· Evaporasi
· Elektroforesis
· Evaporation
· Ekstraksi
– Leaching
– Ekstraksi cair-cair
– Ekstraksi padat-cair
· Pembekuan fraksional
· Presipitasi
· Rekristalisasi
· Stripping
· Sublimasi

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
-beaker 250ml
-corong saring
-gelas ukur 25ml
-kaca arloji
-kertas saring
-penggaris berskala
-penjepit tabung reaksi
-sendok tanduk
-spatula
-statip dan klep
-tabung reaksi kecil
-tabung reaksi ukuran 150mm
Bahan :
-bongkahan besi (bentuk menyerupai kubus)
-bongkahan sulfur (2-3g)
-gas burner
-HCl 6M
-karbon disulfida
-kertas timah asetat/lead acetate paper
-serbuk besi
-serbuk sulfur

D. METODE
A.Massa jenis besi
1. dipotong besi (panjang, lebar, tinggi) dengan ketelitian pengukuran 0,05cm
2. dicatat dan dihitung volume potongan besi
3. ditimbang besi dengan neraca timbang ketelitian 0,1g menggunakan top-loader atau open-
beam balance
4. dicatat dalam lembar kerja
5. dihitung massa jenis besi (gunakan satuan yg sesuai)

B.Massa jenis sulfur


1. ditimbang sebongkah sulfur dengan neraca timbang pada ketelitian 0,1g dan digunakan top
loader atau open-beam balance untuk menentukan massanya
2. dicatat massa
3. diisi gelas ukur berukuran 25ml dengan 20ml air dengan ketelitian 0,1ml
4. dicatat sebagai volume awal (Vi)
5. dimasukkan sebongkah sulfur dedalam air, dibaca dengan ketelitian 0,1ml
6. dicatat sebagai volume akhir (Vf)
7. Vi-Vf = volume bongkahan sulfur
8. dihitung dan dicatat massa jenisnya dengan menggunakan ukuran massa dan volume

C.Pembakaran sulfur
1. diambil satu seperempat sendok spatula bubuk sulfur
2. dinyalakan gas pembakaran
3. dipanaskan sulfur dalam lemari asam
4. diamati warna api dan bau sulfur terbakar
5. dicatat dalam lembar data

D.Perubahan fisik pada sulfur


1. disiapkan ringstand, cincin dan corong saring (dibawah lemari asam)
2. dilipat selembar kertas saring kedalam corong
3. gelas beaker 250ml diisi dengan setengah gelas air
4. diisi tabung uji ukuran 150mm tepat setengah penuh dengan bubuk sulfur
5. dinyalakan gas pembakaran dengan api tipis (kuning)
6. a. Sulfur cair : setelah sulfur meleleh, dituang setengahnya kedalam beaker yang diisi
airdengan menggunakan pegangan tabung uji
7. deskripsi singkat tentang sulfur cair didalam lembar data
8. b. Monoclinic sulfur : sisa dituang kedalam kertas saring dan akan membentuk kulit,
pindahkan kertas dari corong dan buka tapaknya
9. sulfur diperiksa dengan hati-hati dan penampilannya digambar pada lembar data
10. c. Plastic sulfur : dipindahkan sulfur dari gelas berisi air
11. sulfur tsb dilenturkan dan digulung
12. dicatat pada lembar data

E.Pembentukan besi sulfida


1. diukur masing-masing serbuk besi dan serbuk sulfur dengan kertas timbang tepat 2,0g
2. kedua serbuk dicampur hingga rata disele,bar kertas dengan sendok kayu
3. dituang campuran tsb kedalam tabung uji kecil
4. ditahan tabung uji dengan test tube holder dan panaskan hingga terlihat adanya reaksi
(adanya sinar atau cahaya)
5. tabung uji dibiarkan dingin
6. dibungkus dengan handuk dan dipukul dengan sebatang besi untuk memecahkan tabung
7. hasil diperiksa dan digambar penampilannya pada lembar data

F.Kelarutan pada karbon sulfida (peragaan oleh asisten)


1. seluruh api dilaboratorium dipadamkan dab dilakukan dalam lemari asam
2. a. Penambahan 2ml tepat karbon disulfida dilakukan dalam 3 tabung uji kecil yaitu :
serbuk besi, serbuk sulfur dan besi sulfida (dari reaksi E)
3. tabung diputar dengan lembut
4. dicatat perubahannya
5. b. Dituang karbon disulfida dari tabung uji kedalam 3 gelas arloji dibawah lemari asam
6. bahan-bahan dibiarkan padat dalam tabung uji (dekantir)
7. karbon disulfida dibiarkan menguap
8. gelas arloji diamati

G.Pengujian terhadap ion sulfida


1. diletakkan secara terpisah Fe, S dan FeS dalam tabung uji dengan jumlah yang sedikit
2. ditambahkan 2ml asam hydrocholoris (6M HCl) kedalam masing-masing tabung
3. diletakkan kertas timah asetat dipermukaan setiap tabung uji
4. dicatat perubahannya

E. DATA DAN HASIL


1. Massa jenis besi
Diensi ukuran sempel :
• Jari-jari : 0,59cm
• Diameter : 1,18cm
• Tinggi : 2,86cm
Volume (a x b x c) = 3,14x (0,59)2 cm x 2,86cm = 3,12607724 cm3
Massa besi dan kertas ditimbang, M2 = 40,90g
Massa kertas timbang, M1 = 0,20g
Massa besi, M2-M1 = 40,90g – 0,20g = 40,70g
Massa jenis besi (massa / volume) = 40,70g / 3,13 cm3 = 13g/ cm3

2. Massa jenis sulfur


Massa sulfur dan kertas timbang, M2 = 1,94g
Massa kertas timbang, M1 = 0,25g
Massa sulfur, M2-M1 = 1,94g – 0,25g = 1,69g
Volume akhir air,Vf = 22ml
Volume awal air, Vi = 20ml
Volume sampel (Vf-Vi) = 22ml – 20ml = 2ml = 2cm3
Massa jenis besi (massa / volume) = 1,69g / 2 cm3 = 0,845g/ cm3
3. Pembakaran sulfur
1) Warna api sulfur : Biru
2) Bau sulfur terbakar : bau petasan menyengat

4. Perubahan fisik sulfur


• Liquid sulfur
1) Cairan berwarna kuning tua
2) Panas
3) Baunya menyengat

• Monocolic sulfur
1) Warna kuning muda
2) Keras
3) Berbentuk bongkahan yang tidak teratur

• Plastic sulfur
1) Mengkilap
2) Keras
3) Berwarna kuning (lebih tua dari monocolic sulfur)
4) Berbentuk bulatan-bulatan

5. Pembentukan besi sulfide


1) Berupa gumpalan dan serbuk-serbuk kecil
2) Berwarna abu-abu tua
3) Keras

6. dilakukan oleh asisten


7. Uji untuk ion sulfide
• Fe : Warna pada kertas timah asetat tetap dan tidak terjadi reaksi
• S : Warna pada kertas timah menjadi hitam dan terjadi reaksi
• FeS: Terdapat gelembung, warna kertas menjadi coklat tua, warna FeS menjadi hitam dan
bau petasan menyengat

F. ANALISIS DATA DAN DISKUSI


Pada saat menentukan massa jenis besi, digunakan jangka sorong karena dengan jangka
sorong kita dapat mengetahui diameter dari besi tersebut. Oleh karena itu massa jenis
merupakan salah satu sifat fisika karena didapatkan setelah mengukur dan menghitung.
Menghitung massa jenis sulfur yaitu dengan cara massa dari sulfur tsb dgn volume sampel
(Vf-Vi).
Pada pembakaran sulfur ini terjadi reaksi kimia, pada percobaan ini kita harus berhati-hati
karena gas sulfur yang dioksidasi pada bagian percobaan ini dapat menyebabkan iritasi mata,
tenggorokan dan paru-paru jika dalam konsentrasi tinggi. Pada percobaan perubahan fisik
pada sulfur didapat 3 bentuk sulfur yaitu, sulfur cair yang didapat setelah dipanaskan dalam
lemari asam(pemanasan sulfur jgn terlalu berlebihan karena akan membuat warnanya
menjadi gelap/hitam dan sulit untuk dituang.Saat sulfur meleleh, tuang setengahnya kedalam
beaker yg berisi air dan sebagian lg di kertas saring. Yang kedua yaitu monocolic sulfur yang
didapat dari sulfur cair yang dituang di kertas saring dan yang terakhir yaitu plastic sulfur
yang didapat dari sulfur cair yang dituang kedalam gelas beaker.
Pada percobaan pembentukan besi sulfida, terjadi perubahan warna api pembakaran menjadi
warna biru yang disusul dengan ledakan kecil dan seperti nyala api. Kemudian pada
percobaan pengujian terhadap ion sulfida digunakan kertas timah asetat sebagai indikator
adanya ion sulfida. Jika terdapat ion sulfida maka asam akan bereaksi dengan sempel menjadi
bentuk gas hidrogen sulfide (perubahan kimi) yang akan menghitamkan/menggelapkan kertas
timbal asetat. Dalam percobaan ini, Fe tidak terjadi reaksi karena Fe bersifat korosif sehingga
tidak dapat bereaksi sedangkan S dan FeS terlihat reaksi.

G. KESIMPULAN
1. Praktikan telah dapat mengenal konsep kimia dan fisika serta perubahan yang
menyertainya
2. praktikan telah mendapat pengalaman terhadap perubahan kimia dan fisika saat percobaan
dilaboratorium.

a. Judul Praktikum
: Membedakan Perubahan Fisika dan
Perubahan Kimia.
b. Tanggal Praktikum
: 30 Desember 2007
I.
Tujuan Percobaan
Mengamati Perubahan fisika, kimia dan membedakan perubahannya.
II.
Dasar Teori

2.1 Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menepati ruangan contoh : Besi, Kayu, dan lain-lain. Zat

adalah sebutan untuk sejumlah materi yang sifatnya spesifik (khusus). Bahan adalah sebutan untuki sejumlah materi

yang kurang spesifik sifatnya.

a. Sifat Fisika.
Sifat materi yang ada hubungannya dengan sifat fisika yaitu :
1. Titik leleh dan titik didih.

2. Berat jenis.

3. Indeks bias.

4. Perubahan wujud.

5. Bentuk Kristal.

6. Kalor Jenis.

b. Sifat Kimia
Sifat materi yang mempunyai kenderungan untuk mengadakan reaksi
kimia, diantaranya :

1. Keterbatasan

2. Daya Ionisasi

3. Kereaktifan

4. Kelarutan
5. Bias/ tidak bisa membusuk
6. Beracun.
Perubahan materi, dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Perubahan Fisika.

Perubahan materi yang bersifat sementara dan pada perubahan tersebut tidak terbentuk zat yang jenisnya

baru contoh : air berubah menjadi es.

b. Perubahan Kimia.

Perubahan materi yang bersifat kekal dan pada perubahan tersebut terbentuk zat baru yang sifatnya berbeda

dengan zat aslinya. Contohnya : Besi yang berkarat.

Perubahan kimia juga kekal dengan reaksi kimia pada reaksi kimia berlaku Hukum Kekekalan Massa (Lavanser) yaitu

massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama contohnya :

Besi + Belerang→Besi belerang


56 gr + 32 gr
88 gr
Pada dasarnya reaksi kimia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Reaksi Sintesis.

Pada reaksi ini beberapa zat sederhana bergabung membentuk zat baru yang lebih kompleks. Contohnya :

Besi dan gas, oksigen dari udara bergabung menjadikarat besi.

b. Reaksi Analisis.
Reaksi ini yang telah kompleks diuraikan menjadi beberapa
zat yang lebih sederhana, contohnya : Proses Pembentukan.
(Drs. Buryanto. Fisika Teknik)

2.2 Sifat kimia adalah kualitas yang khas dari suatu zat yang menyebabkan zat itu berubah, baik sendirian maupun dengan

berintruksi dengan zat lain, dan dengan berubah itu membentuk bahan-bahan berlainan. Sifat kimia adalah sifat

intruksi, contoh : etil alkohol mudah terbakar.

Sifat fisika adalah karakteristik suatu zat yang memperbedakan dari zat-zat lain dan tidak melibatkan

perubahan apapun ke zat lain. Contohnya : titiki didih, titik leleh dan rapatan.

Bahan disekitar kita dapatselalu berubah, bahan tumbuhan dan hewan melarat, logam berkarat, besi terbakar dan

sebagainya. Perubahan- perubahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :


a. perubahan kimia akibat hilangnya zat-zat dan terbentuknya zat-zat baru, misalnya bila sepotong logam magnesium

dibakar dalam suatu bola lampu alat potret. Menyusut dan oksigen dalam lampu itu musnah, sebagai gantinya

diperoleh suatu padatan bubuk yang tidak terbakar, Magnesium oksigen yang mempunyai perangkat sifat yang unik.

b. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak mengakibatkan pembentukan zat baru, misalnya es meleleh menjadi air

dan tidak membentuk zat baru, tetapi hendaknya diperhatikan bahwa dalam perubahan fisika memang terjadi beberapa

perubahan dan terjadinya transformasi energi.

(Keenan. Dkk. 1989)

2.3 Sifat-sifat kimia adalah kecenderungan dari suatu zat untuk mengalami perubahan kimia tertentu, misalnya. Sifat kimia

dari air akan bereaksi secara hebat dengan Natrium dan akan menghasilkan gas Hidrogen, satu- satunya zat yang

disebut Natrium Hidroksida.

Bila kita perhatikan sifat kimia ini maka akan terlihat, air dan natriumnya mengalami perubahan disebut

perubahan kimia dan menghasilkan zat lainnya. Setelah diperhatikan sifat kimia ini, air dan natriumnya hilang diganti

oleh zat lain yaitu NaCL (garam).

(James Brady E. Kimia Universitas)

2.4 Perubahan fisika memiliki ciri-ciri perubahan yang tidak terjadinya zat yang baru sifatnya perubahan kimia memiliki

ciri-ciri perubahan zat yang disertai terjadinya zat yang baru sifatnya melalui reaksi kimia.

Kita bisa mengetahui bahwa suatu zat mengalami perubahan fisika atau kimia dengan mengamati, melihat

dan memperhatikannya dengan mata telanjang dan ciri yang ada pada setiap perubahan zat tersebut dapat

dicocokkan pada hasil pengamatan. Akan tetapi bukanlah perubahan fisika, perubahan kimia saja yang dapat

terjadi dalam suatu reaksi, perubahan yang terjadi dalam suatu reaksi yang bersamaan pun banyak ditemukan yang

biasa disebut dengan perubahan fisika dan perubahan kimia.

a. Perubahan Fisika.
Salah satu contoh perubahan fisika adalah embun yang memiliki
proses reaksi, sebagai berikut :
2H2 + O2→ 2H2O
b. Perubahan Kimia.
Salah satu contohnya adalah pemanasan NaOH dengan Hcl akan
mengahsilkan Kristal – kristal garam.
NaOH + Hcl→NaCL + H2O
c. Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
Salah satu contohnya adalah terbakarnya lilin, perubahan warna sumbu merupakan perubahan kimia, sedangkan

melekatnya kembali lilin yang saat pembakukaran meleleh merupakan perubahan fisika.

Perubahan Kimia dan Perubahan Fisika

Perubahan fisika tidak ditandai dengan


terbentuknya zat baru. Sedangkan perubahan kimia ditandai dengan terbentuknya
zat baru.
Perubahan fisika lebih kita kenal sebagai perubahan wujud zat. Pada perubahan
wujud zat, tidak ada zat baru yang terbentuk. Zat tersebut meski telah berubah
wujudnya tetapi masih mempunyai rumus molekul kimia yang sama. Macam-macam
perubahan fisika:

1. Mencair: perubahan wujud zat dari padat ke cair.


2. Menguap: perubahan wujud zat dari cair ke gas.
3. Menyublim: perubahan wujud zat dari gas ke padat/sebaliknya.
4. Mengembun: perubahan wujud zat dari gas ke cair.
5. Membeku: perubahan wujud zat dari cair ke padat.

Perubahan es mencair menjadi air adalah contoh perubahan fisika. Es dan air memiliki
rumus molekul sama, yaitu H2O, sehingga tidak ada zat baru yang terbentuk.

Perubahan kimia kita kenal sebagai reaksi kimia ditandai dengan beberapa ciri:

1. perubahan warna.
2. perubahan suhu.
3. timbulnya endapan.
4. timbulnya gas.

Pada pembakaran bahan bakar bensin terjadi proses perubahan kimia. Jika bensin kita
anggap terdiri dari oktana, terjadi reaksi pembakaran bensin:
C8H8(g) + 12 O2(g) ----> 8 CO2(g) + 4 H2O(g)
bensin + oksigen ----> karbondioksida + uap air
Terlihat bahwa terbentuk zat baru yaitu karbondioksida dan uap air yang memiliki rumus
molekul berbeda dengan zat awal yaitu bensin dan oksigen.

Anda mungkin juga menyukai