Anda di halaman 1dari 71

SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT

BEST PRACTICE

e. pramita marsongko
april 2008
LINGKUNGAN HIDUP

Kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lain (UU RI No.23/1997)

ENVIRONMENT PHYSICAL SURROUNDINGS: soil,


vegetation, wildlife and the atmosphere (Collins
Gem, 1992)
Lingkungan Hidup meliputi aspek:
(UU RI 1982)
 Sosial budaya

 Ekonomi saling terkait


 Fisik (alam – budaya)

Lingkungan  tempat dimana segala aktivitas


baik sosial maupun ekonomi berada

Ruang Lingkup suatu Lingkungan Hidup:


Sempit : sebuah rumah, kelas
L u a s : p. Jawa, p. kalimantan, biosfer
(lapisan bumi dan mahluk hidupnya)
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN
LINGKUNGAN HIDUPNYA ADALAH
SIRKULER:

MANUSIA ------ LINGKUNGAN HIDUP------


MANUSIA

Contoh dalam lingkup kecil:


Di dalam ruangan yang tertutup, orang duduk dan melakukan
pernafasan. Pernafasan akan mengurangi oksigen (O2) dan
menghasilkan karbon dioksida (CO2). Pernafasan juga
menghasilkan panas, sehingga suhu ruangan semakin naik.
Kenaikan suhu menstimuli pembentukan keringat, sehingga
hawa dalam ruangan menjadi tidak sedap dan pengap. Hal
ini dapat mengakibatkan orang kekurangan oksigen.
Mutu Lingkungan Hidup

LH  mutu lingkungan  lingkungan baik  kerasan/betah

Kerasan: ralatif bagi setiap individu

Untuk meningkatkan mutu lingkungan bukan maksimasi suatu


faktor tertentu, melainkan optimasi seluruh faktor berpengaruh
(holistik)

Makin tinggi derajat pemenuhan kebutuhan dasar, maka makin tinggi


pula mutu lingkungan dan sebaliknya
Lingkungan hidup sebagai sumber daya
Lingkungan  terdapat unsur-unsur untuk
produksi dan konsumsi
2 macam lingkungan:
 Lingkungan fisik alami

- iklim dan cuaca


- tanah
- topografi
- hidrologi
- flora – fauna
- ekosistem
 Lingkungan binaan/terbangun
- bangunan
- infrastruktur
- peninggalan arkeologi (fosil, artefak), sejarah
THE EARTH IS NOT
INHERITED FROM OUR
ANCESTORS………
IT IS BORROWED FROM OUR
CHILDREN
(BRUNTLAND)
Isu global masalah lingkungan
Permasalahan LH mulai mendapat perhatian dunia secara
serius pada dasawarsa 1970-an, setelah konferensi PBB
tentang LH di Stockholm tahun 1972

• kemajuan teknologi & industri


•Pemakaian sumber energi
•Penambahan populasi
•Proses pembangunan  pemanfaatan sumber daya
ISU GLOBAL
MASALAH LINGKUNGAN
 HILANGNYA PRODUK DAN LAHAN PERTANIAN
 BERKURANGNYA HUTAN TROPIS DUNIA
 PUNAHNYA SPESIES LANGKA (flora – fauna)
 POPULASI YANG SEMAKIN MENINGKAT
 BERKURANGNYA PERSEDIAAN AIR BERSIH
 PENANGKAPAN IKAN YANG BERLEBIHAN, PENGRUSAKAN
HABITAT, DAN POLUSI LINGKUNGAN BAHARI
 ANCAMAN KESEHATAN (munculnya penyakit-penyakit
baru)
 PERUBAHAN IKLIM (global warming)
 PENIPISAN LAPISAN OZON
 HUJAN ASAM ISU
ISU GLOBAL
GLOBAL
MASALAH
MASALAH LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

E. Pramita Marsongko, 2004


KEPENTINGAN REGIONAL
 POLUSI
 DEGRADASI LINGKUNGAN
 BERKURANGNYA SUMBER DAYA
 KEANEKARAGAMAN HAYATI

E. Pramita Marsongko, 2004


Sustainable development (Pembangunan
berkelanjutan)

 1972, Konferensi masalah isu lingkungan di


Stockholm
 1983, terbentuk The World Commission on
Environment and Development, sbg respon thd
resolusi General Assembly PBB mengenai
penanganan masalah lingkungan global
 1987, laporan hasil komisi ke PBB yi, “OUR COMMON
FUTURE” atau dikenal dgn “THE BRUNDTLAND
REPORT”  “SUSTAINABLE DEVELOPMENT”
 1992, The United Nations Conference on Environment
and Development (UNCED)  “RIO
CONFERENCE/RIO SUMMIT” menindaklanjuti
pencapaian tujuan dari Brundtland Report
 RIO SUMMIT menghasilkan “AGENDA 21” dan “THE
RIO DECLARATION ON ENVIRONMENT
DEVELOPMENT”
HAL MENDASAR DARI RIO SUMMIT

“Human beings are at the centre of


concerns for sustainable
development. They are entitled to a
healthy and productive life in
harmony with nature”
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

“Development that meets the needs of the present generation


without compromising the ability of the future generation
to meet their needs”
….Our Common Future, 1987

PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

“PARIWISATA YANG DIBANGUN DISUATU TEMPAT APAPUN BENTUK


DAN SKALA PENGEMBANGANNYA AKAN TETAP LAYAK UNTUK
JANGKA WAKTU YANG TIDAK TERBATAS TANPA MERUSAK ATAUPUN
MENURUNKAN KUALITAS LINGKUNGAN BAIK FISIK MAUPUN MANUSIA/
SOSIAL BUDAYA
E. Pramita Marsongko, 2004
Pembangunan berkelanjutan

 Konsep manajemen sbg upaya menciptakan


keseimbangan antara kebutuhan pembangunan
dengan perlindungan sumber daya lingkungan
 Pembangunan yang dilakukan tanpa merusak
atau mengurangi nilai sumber daya yang ada
 Upaya konservasi sumber daya agar tetap dapat
dimanfaatkan oleh generasi yad & saat ini
 Kebutuhan manusia & keterbatasan lingkungan
Lingkungan
LingkunganHidup
Hidup
Fisik Alam Binaan

 Iklim dan cuaca  Bangunan


 Tanah/geologi tanah  Infrastruktur
 Topografi  Peninggalan arkeologi
 Hidrografi  Peninggalan sejarah
 Flora dan fauna
 Ekosistem

Isu
IsuGlobal
GlobalMasalah
MasalahLingkungan Masalah
 Global warming
Lingkungan MasalahLingkungan
Lingkungan
 Global warming Internasional
 Penipisan lapisan ozon Internasional
 Penipisan lapisan ozon Nasional
 Hujan asam Nasional
 Hujan asam Regional
 Peningkatan populasi Regional
 Peningkatan populasi Lokal
Lokal
 Penebangan hutan
 Penebangan hutan Usaha
UsahaPariwisata
 Eksploitasi sumber daya alam Pariwisata
 Eksploitasi sumber daya alam Individu/perilaku
Individu/perilaku

Think globally act locally

 Konfrensi
KonfrensiStockholm
Stockholm(1972)
(1972)
 Brundtland Report (1987)
Brundtland Report (1987)
 Rio
RioSummit
Summit(1992)
(1992)
Rio Declaration on Environment Development
Rio Declaration on Environment Development
Agenda 21
Agenda 21
Best practice, EMS
Best practice, EMS E. Pramita Marsongko, 2004
THINK GLOBALLY, ACT LOCALLY

Local local primary secondary tertiary effect


-
Action issues effect effect global issues

global
action
TREND MANAJEMEN LINGKUNGAN

Eco- 1990s
Efficiency

1980s
Prevention

1970s
Treatment

Dilution and Disperse 1960s

Ignore 1950s

E. Pramita Marsongko, 2004


Masalah lingkungan

 Masalah & tanggung jawab internasional (politis)


 Masalah & tanggung jawab nasional
 Masalah & tanggung jawab regional & lokal
 Masalah & tanggung jawab internal organisasi (tingkat
persaingan)

APAPUN ORGANISASINYA TERMASUK PARIWISATA,


BERIKUT KOMPONEN-KOMPONEN PRODUKNYA

pertimbangan faktor eksternal


 Aspek politis
 Kecenderungan/tuntutan pasar
 Aspek legal (peraturan-peraturan)
KEUNTUNGAN2 MELALUI KEPERDULIAN
TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

 MENGURANGI/MENEKAN BIAYA
 PEMUASAN KONSUMEN
 KEUNTUNGAN PEMASARAN (competitive advantage)
 “VISIBILITY”
 ANTISIPASI TERHADAP PERATURAN LINGKUNGAN
 MENINGKATKAN KESEHATAN
 MENINGKATKAN KONDISI KERJA
KEGIATAN EKONOMI LINGKUNGAN

Barang
(Pertanian, Industri) Sumber daya manusia &
budaya memerlukan sumber
Jasa (pariwisata) daya alam (air, tenaga,
mineral, atau makhluk hidup)

Menyediakan
barang & jasa

Menghasilkan dampak besar


terhadap lingkungan
Kesejahteraan &
Kualitas hidup
masyarakat
DAMPAK
Penggalian/pemanfaatan bahan baku (penurunan kualitas tanah, vegetasi, kontaminasi terhadap udara,
air dan struktur air)

Proses produksi (polusi udara, air, tanah dan keanekaragaman biota)

Pendistribusian barang & jasa (energi, pengemasan bahan baku, dll)

Dampak Lingkungan Sekunder

Penggunaan konsumen & produk (polusi udara, air dan tanah)

Peningkatan biaya dari dampak lingkungan

Mempengaruhi biaya kesehatan dan


menurunkan kualitas hidup

Perhatian Publik : - Pemboikotan oleh konsumen


- Mau membayar lebih untuk produk-produk ramah lingkungan ( eco-friendly product)

Green Consumerism

Perdagangan International
AGENDA 21

Isu-isu Lingkungan dan Pembangunan :


•Pembangunan sosio-ekonomi
Ketidakseimbangan di dalam penggunaan sumber daya (di dalam dan antar bangsa/negara)
Kesamarataan antar generasi
Populasi dan daya dukung bumi
Kerjasama antar bangsa/negara

Energi
Eco-efficiency (Sustainable
Development) Efesiensi Sumber Daya Sumber daya alam

Bahan baku lain


Emphasizes Economic

To Environmental
Improvement
RESPON PERUSAHAAN TERHADAP AGENDA 21
(Inisiatif Sukarela)

Legally binding (persetujuan)


Mandatory (anggota asosiasi)
Compulsory (kode etik, standar)
Encouragement (program)

Contoh :

- RESPONSIBLE CARE (Industri Kimia)

- ENVIRONMENTAL STEWARDSHIP (marine stewardship; forest stewardship)


Extended Product Responsibility (EPR)
Limbah yang dihasilkan dari satu industri dapat digunakan oleh industri lain dan dapat
menghasilkan suatu produk yang tidak berbahaya

- CORPORATE ENVIRONMENTAL POLICY & REPORTING (CEP;CER)


Komitmen dari suatu bisnis untuk peningkatan kualitas lingkungan sebagai bagian dari visi
dan misi perusahaan (Voluntary initiatives ; codes of conduct, international voluntary
standards Responsible Care, ISO 14000 dll)

- CERTIFICATION
o ISO 14000 (perlindungan lingkungan & pembangunan
berkelanjutan)
o Social Accountability (SA) 8000 standards
(Tenaga kerja di bawah umur; kesehatan & keamanan, diskriminasi, waktu kerja dll)
pariwisata dan lingkungan
Peluang lingkungan alam:
 Pemandangan/lansekap yang indah

 Tanah yang subur

 Hutan sbg sumber daya maupun


“konservasi”
 Dlsb

Kendala:
 Erosi

 Banjir/longsor

 Rawan gempa

 Dlsb

Lingkungan alami  sumber daya wisata


Perencanaan pengembangan pariwisata

Mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan alami


(topografi, hidrologi, iklim, geologi, dsb)

Terutama pd pengembangan objek wisata alam – erat kaitannya,


Karena daya tarik utama ada pada aspek alam
(ecotourism, taman laut, wisata agro, dll)
PARIWISATA DAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP
(alam, budaya, buatan manusia)

DAMPAK / COST KETERGANTUNGAN


Mass tourism/alternative tourism “The end of the environment is
Pemilihan daerah wisata the end of tourism”
Pembangunan fasilitas
Kegiatan usaha pariwisata

PARIWISATA
Produk wisata
Daya tarik
Amenitas (fasilitas, aktivitas)
aksesibilitas
PASAR
PASAR Bentuk dan skala pengembangan
New
Newtrend
trend: :
berpendidikan
berpendidikan
sadar
sadarakan kualitas
akan kualitas
mencari
mencari pengalamanbaru
pengalaman
baru
ingin terlibat PEMBANGUNAN
ingin terlibat
peka terhadap lingkungan PEMBANGUNANPARIWISATA
PARIWISATA
peka terhadap lingkungan BERKELANJUTAN
mencari keunikan dan keaslian daerah tujuan
mencari keunikan dan keaslian daerah tujuan BERKELANJUTAN
melihat, menikmati dan tidak merusak Amdal/EMS
melihat, menikmati dan tidak merusak Amdal/EMS
Mencari
Mencarikeaslian/keunikan alam dan budaya Integrated & holistic approach
keaslian/keunikan alam dan budaya Integrated & holistic approach
memahami/menghargai
memahami/menghargaiperbedaan Konsep-konsep pengembangan
perbedaan Konsep-konsep pengembangan
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
Peraturan
Peraturan
Pengawasan
Pengawasandan pengendalian
dan pengendalian
Perilaku
Perilaku manusia(awareness)
manusia
(awareness)

Sumber: Marsongko & Budisetyorini, 1999 after EPE, 1996; Roos, 1992; Marsongko2004
E. Pramita Marsongko, 2004
PERSPEKTIF
(cara memandang)
Bentuk
BentukPembangunan
PembangunanPariwisata
Pariwisata

Aktual Baru Langsung Tidak Langsung

Tantangan
TantanganPembangunan
Pembangunan

Revitalisasi  Belajar dari masa lalu Pembangunan Pembangunan


Upgrade  Menjalankan pendekatan infrastruktur aksesibilitas
secara menyeluruh pariwisata (jalan,
 Mengaplikasikan (hotel, marina, taman transportasi, dsb)
pengembangan bertema, dsb)
pariwisata yang
berkelanjutan

Dampak
DampakPembangunan
Pembangunan
Kepadatan/Penuh sesak Konsumsi air yang berlebihan
Polusi suara Polusi udara
Polusi pada tanah dan air dsb

Pertimbangan
PertimbanganDalam
DalamPembangunan
Pembangunan
(Estetika
(Estetika VS pelestarian VSKualitas
VS pelestarian VS KualitasVS
VS
Daya Dukung Lahan
Daya Dukung Lahan
Sumber : EPE, 1996; EKP & BEB, 1999 E. Pramita Marsongko, 2004
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

PARIWISATA YG DIBANGUN DISUATU TEMPAT, APAPUN


BENTUK & SKALA PENGEMBANGANNYA AKAN TETAP LAYAK
UTK JANGKA WAKTU YG TDK TERBATAS TANPA MERUSAK
ATAUPUN MENURUNKAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK &
MANUSIA

 Model pembangunan ekonomi utk meningkatkan kualitas hidup


masy. lokal utk jangka pendek & panjang
 Memberikan pelayanan & kualitas pengalaman yg baik kpd
pengunjung
 Menjaga kualitas lingkungan utk mencapai 2 hal tsb
 4 komponen pokok  DESTINASI WISATA; WISATAWAN; USAHA
PARIWISATA; ISU GLOBAL
 Karakteristik: KOSERVASI SDA; PERTUMBUHAN TERBATAS;
MENGHARGAI BUDAYA & MASYARAKAT
LOKAL
KRITERIA
SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT

* Direncanakan & dikelola sbg upaya


pelestarian & perlindungan
* Pembangunan sesuai dengan kondisi
ideal
* Terintegrasi
* Manfaat merata

ELIMINASI DAMPAK NEGATIF

E. Pramita Marsongko, 2004


KONSEP PEMBANGUNAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN

SESUAI SOSIAL
RAMAH BUDAYA LOKAL
LINGKUNGAN (SOSIAL-
(ECOLOGICALY CULTURAL
KESEIMBANGAN
FRIENDLY) ACCEPTABLE)

KESINAMBUNGAN
EKONOMI (ECONOMY
VIABLE)

UNTUK MENCAPAI KUALITAS KEHIDUPAN MANUSIA SAAT INI DAN GENERASI YANG AKAN DATANG

Sumber: Modifikasi, Inskeep 1991, Berke & Conroy


2000
E. Pramita Marsongko, 2004
Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan
(WTO conceptual definition, 2004)

 Make optimal use of environmental resources


(pemanfaatan sumber daya alam yang optimal)
 respect the socio-cultural authenticity of host
communities (menghargai keaslian social
budaya masyarakat local)
 providing socio-economic benefits to all
stakeholders (menyediakan manfaat social
ekonomi bagi seluruh pemangku kepentingan)
Konsep pembangunan pariwisata
berkelanjutan (wto)

REQUIRES:
 informed participation of all relevant

stakeholders, as well as strong political leadership


(menginformasikan kepada setiap pemangku
kepentingan, termasuk pemimpin politik yang
berpengaruh)
 continuous process (proses yang terus menerus)

 constant monitoring of impacts (pemantauan

dampak terus menerus)


 maintain high level of tourist satisfaction

(mempertahankan tingkat kepuasan wisatawan)


SUSTAINABLE TOURISM
DEVELOPMENT DALAM
LANDASAN FILOSOFIS
KEPARIWISATAAN
Sbg Pencipta & Pusat
INDONESIA Pengendali Alam Semesta
Beserta Isinya

Sbg Sumber Daya Wisata Wilayah Destinasi Wisata


Sbg Pelaku Pengembangan Pariwisata (Internasional, Nasional,
(Lingkungan Alam)
(Stakeholders) Regional, Lokal)

E. Pramita Marsongko, 2004


Pendekatan perencanaan pariwisata
Sustainable/berkelanjutan

 Mengintegrasikan kegiatan ekonomi, lingkungan dan nilai-nilai sosial-budaya


 Perencanaan pariwisata terintegrasi dalan proses perencanaan lainnya
 Perencanaan yang menyeluruh/holistic
 Pelestarian ekosistem
 Perlindungan warisan budaya dan keanekaragaman hayati
 Inter- and intra- generational equity achievement of a better balance of fairness and opportunity
between nations
 Planning and policy as argument
 Perencanaan dilihat sebagai suatu proses
 Planning and implementation as two sides of the same coin
 Recognition of political dimension of tourism
Hall, 1999

E. Pramita Marsongko, 2004


 AGENDA 21
The comprehensive programme of recommended actions
intended to lead to sustainable development in the twenty-
first century, developed over 1991/2 and adopted by 182
governments at the United Nations Conference on
Environment and Development – the Earth Summit at Rio
de Janeiro in 1992. Sets out an internationally agreed
framework for action by governments, their agencies and
the private sector relevant to all forms of economic activity,
including travel and tourism. Sometimes referred to as a
blueprint for securing a sustainable future, it comprises
some 40 chapters and 115 programme areas but the
progress achieved in practice between 1992 to 1997 has
been disappointing. Agenda 21 was interpreted for travel
and tourism by WWTC, WTO and Earth Council in 1996
(Middleton, Victor T.C, 1998, Sustainable Tourism: A
Marketing Perspective, Butterworth-Heinemann, Oxford)
AGENDA 21 UNTUK
TRAVEL DAN PARIWISATA
(Stancliffe,1995 dalam Mowforth & Munt, 1998)

PEMERINTAH :

 Meningkatkan dan mereorientasi isu-isu


kebijakan harga dan subsidi yang
berkaitan dengan pariwisata
 Meningkatkan keragaman perekonomian
dengan cara menciptakan dan
memperkuat Pariwisata
 Menyusun mekanisme untuk memelihara
area yang terancam untuk melindungi
kehidupan liar, menjaga keanekaragaman
hayati atau ………. taman nasional
 Memperkenalkan aktivitas Pariwisata
ramah lingkungan
E. Pramita Marsongko, 2004
BISNIS DAN INDUSTRI
BEST PRACTICE

Environmental Management System

 Menerapkan Codes of Conduct melalui


praktek-praktek lingkungan yang baik
 Menjamin etika dan tanggung jawab
manajemen dalam proses produksi
dan hasil produksi
 Membuat self-regulation

E. Pramita Marsongko, 2004


Alat/teknik pengelolaan usaha/produk pariwisata
yang berwawasan lingkungan

• Adanya area konservasi;


• Peraturan bagi usaha pariwisata (pemerintah, asosiasi dan
masyarakat);
• Teknik pengelolaan pengunjung (visitor management techniques)
• Teknik interpretasi;
• Analisis mengenai dampak lingkungan
• penghitungan daya dukung
• partisipasi masyarakat;
• Penerapan codes of conduct, code of ethics
• Sistem pengelolaan lingkungan (environmental management system)
• Memperhatikan indikator-indikator pembangunan yang
berkelanjutan.

(Mowforth & Munt, 1998)

E. Pramita Marsongko, 2004


Teknik2 dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan
 Area protection
berbagai kategori kawasan lindung: i.e. taman nasional dll
 Industry regulations
- peraturan pemerintah
- peraturan asosiasi profesi
- pengawasan & peraturan internasional (agenda 21; ISO
14001)
- voluntary regulation
 Visitor management techniques
- zoning; honeypots
- visitor dispersion
- channelled visitor flows
- vehicle restriction
- restricted entry
- differential pricing structures
- interpretation techniques
 Environmental impact assessment
 Carrying capacity
- physical carrying capacity
- ecological carrying capacity
- social carrying capacity
- recreational carrying capacity
- etc
 Consultation/participation techniques
- meetings
- public attitude surveys
- the delphi techniques
- etc
 Codes of conduct
- for the tourist
- for the industry
- for hosts (host governments; host communities)
 Sustainability indicators
- resource use
- waste
- pollution
- local production
- etc
UNWTO - GLOBAL CODE OF ETHICS

 Merujuk Resolusi No 32/156, 19 Des 1977


(kerjasama PBB dgn UNWTO)
 Berdasarkan paragrap 5 Resolusi No 36/41, 19
Nop 1981
 Mengingat Deklarasi Manila tentang Pariwisata
Dunia, 10 Okt 1980, diputuskan WTO dalam Rio
Declaration on Environment and Development
and Agenda 21, disahkan pd The United Nations
Conference on Environment and Development, 14
Juni 1992, dan The Amman Declaration on Peace
Through Tourism tentang The Global Summit on
Peace Through Tourism pd 11 Nop 2000
 Menimbang Komisi Pengembangan yg
Berkelanjutan, persidangan ke 7, April 1999,
dinyatakan perhatian khusus terhadap Kode Etik
Kepariwisataan Dunia (seluruh anggota utk
berpartisipasi dalam pengembangan, penerapan
dan pengawasan thd Kode Etik Kepariwisataan
Dunia)
 Mengingat resolusi No 53/200, 15 Des 1998
(tahun 2002 sbg The International Year of
Ecotourism)
 Menyadari dimensi dan peran pariwisata sbg
instrumen positif bagi pengentasan kemiskinan
dan perbaikan tingkat kehidupan masyarakat
dalam mewujudkan perdamaian dan
kemakmuran dunia.
Global Code of Ethics for Tourism diputuskan
pada Sidang Umum World Tourism Organization
ke 17
 prinsip2 dalam pengembangan kepariwisataan

 acuan bagi stakeholder pariwisata

 tujuan utk meminimalisasi dampak negatif

pariwisata thd lingkungan dan peninggalan


budaya
 Memaksimalkan peningkatan dalam

pengembangan yg berkelanjutan
 Pengentasan kemiskinan dan menciptakan

kerukunan antar masyarakat


PRINSIP (GLOBAL CODE OF ETHICS)

Pasal:
1. Kontribusi kepariwisataan untuk membangun saling pengertian &
saling menghormati antar penduduk & masyarakat
2. Kepariwisataan sbg media utk memenuhi kebutuhan hidup baik
secara perseorangan maupun secara kolektif
3. Kepariwisataan sbg faktor pembangunan berkelanjutan
4. Kepariwisataan sbg pemakai warisan budaya kemanusiaan serta
sbg penyumbang pengembangan warisan budaya itu sendiri
5. Kepariwisataan adalah kegiatan yg menguntungkan bagi
masyarakat & negara penerima wisatawan
6. Kewajiban para pemangku kepentingan pembangunan
kepariwisataan
7. Hak dasar berwisata
8. Kebebasan bergerak wisatawan
9. Hak para pekerja & pengusaha dlm industri pariwisata
10. Pelaksanaan prinsip-prinsip Kode Etik Kepariwisataan Dunia
RUANG LINGKUP / SUBSTANSI :

KOMITMENT YANG MENYELURUH/KOMPREHENSIF MENGENAI LINGKUNGAN


PERTANGGUNG JAWABAN BERBAGAI PIHAK TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN
PERTIMBANGAN TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN DALAM PROSES PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN
PRAKTEK-PRAKTEK MANAJEMEN LINGKUNGAN
KERJASAMA DENGAN SEKTOR LAIN
KEPEDULIAN TERHADAP KEPENTINGAN UMUM

KEPENTINGAN CODES OF CONDUCT PEMERINTAH Agenda 21 dan The Rio Declaration


on Environment Development
PEMERINTAH ASOSIASI GREEN GLOBE
SWASTA (INDUSTRI PARIWISATA
ASOSIASI-BISNIS) TRAVEL Guidelines for Nature Tour Opertors
LEMBAGA SWADAYA MASY LSM Beyond The Green Horison
MASYARAKAT
WISATAWAN MASARAKAT Codes of The Responsible Host
Population
WISATAWAN The Himalayan Tourist Codes
STAKEHOLDERS CODES OF CONDUCT
PEMERINTA The World Commission on Environment & Agenda 21 dan The Rio Declaration on
H Development (PBB) & UNCED Environment Development

ASOSIASI The World Travel & Tourism Codes of Conduct of Environmental


Council (WTTC Guidelines : GREEN GLOBE

HOTEL The International Hotels Initiative (IHEI) Charter for Environmental Action in
International Hotel & Catering Industry

TRAVEL The European Tour Operators Association Guidelines for Nature Tour Opertors

ODTW The National Parks Service of The United States 20 – 20 Sustainable Design

LSM The World Wild Fund (WWF) Beyond The Green Horison

MASYARAKA German (Government, NGO, Community) Codes of The Responsible Host Population
T

WISATAWA Tourism Concern The Himalayan Tourist Codes


N
English Tourist Board 20 Tips for Visitor
TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN

 MUTLAK UNTUK DILAKUKAN


 MASALAH LINGKUNGAN TANGGUNG JAWAB &
KESADARAN INDIVIDU/PERILAKU
 DILAKUKAN TERUS MENERUS UNTUK JANGKA
PANJANG
 PERLU TINDAKAN NYATA
 KOMUNIKASI/SOSIALISASI

E. Pramita Marsongko, 2004


TRIPLE FOCUS OF
GREEN PRODUCTIVITY
(green
(green productivity for managers, APO, 2001)

Environtment
(Sustainable Development)

GREEN PRODUCTIVITY

Profitability Quality
(Higher Productivity) (Voice of Customer)

E. Pramita Marsongko, 2004


Tindakan apa yang harus dilakukan
oleh komponen produk wisata sebagai
upaya pemanfaatan lingkungan /
keanekaragaman hayati untuk
menuju pembangunan pariwisata
yang berkelanjutan???
SUSTAINABLE TOURISM PRODUCTS

Are products which are operated in harmony with the local


environment, community, and cultures, so that these
become the permanent beneficiaries not the victims of
tourism development (WTTC/WTO)

TOURISM ALTERNATIVES/pariwisata alternatif


• reaksi thd dampak mass tourism
• reaksi thd kurangnya perhatian thd isu pelestarian sumberdaya
• kesadaran mengenai pentingnya keanekaragaman hayati
• new tourists
• upaya menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan
(mempertimbangkan sumberdaya yang berkelanjutan untuk
generasi mendatang)
Tourism alternatives/pariwisata alternatif

FORM OF TOURISM THAT ARE CONSISTENT WITH NATURAL,


SOCIAL AND COMMUNITY VALUES AND WHICH ALLOW
BOTH HOSTS AND GUESTS TO ENJOY POSITIVE AND
WORTHWHILE INTERACTION AND SHARED EXPERIENCES
(Smith & Eadington, 1996)

Bentuk (Hunter & Green, 1995; Mowforth & Munt, 1998; EKP,
1998):
 Green tourism
 Soft tourism
 Low impact tourism
 Ecotourism
 Responsible tourism
 Appropriate tourism
 Sustainable tourism
 Etc

Skala pengembangan: kecil / pertumbuhan terbatas/lambat


ATRIBUT-ATRIBUT PENGEMBANGAN PARIWISATA MASAL DAN
ALTERNATIF

ALTERNATIVE/GREEN
MASS TOURISM
TOURISM
Gambaran Umum  Pengembangan Cepat  Pengembangan lambat
 Maksimalisasi  Optimalisasi
 Tidak terkendali  Terkendali
 Jangka pendek  Jangka panjang
 Sektoral  Menyeluruh

Ciri-ciri Wisatawan  Kelompok besar


 Perorangan, keluarga
 Keputusan spontan
 Program telah ditentukan  Wisatawan menentukan
 Wisatawan diarahkan  Banyak permintaan dan
 Nyaman dan pasif
aktif
 Tidak ada bahasa asing  Mempelajari bahasa local
 Nosy  Tactical
 Cenderung lebih gaduh  Bersikap lebih tenang

Persyaratan Dasar  Holiday peaks  Staggered holidays


 Tenaga kerja tidak terlatih  Tenaga kerja terlatih
 Publicity clichés  Tourist education
 Hard selling  Heart selling

Strategi  Tidak terencana  Terencana


 Project-led  Concept-led
Pengembangan  Pembangunan baru  Pemanfaatan yang ada
 Pengembang luar  Pengembang lokal
Sumber: modifikasi dari Himnetoglu dalam Hunter & Green, 1995 dalam Marsongko, 1997

E. Pramita Marsongko, 2004


Sustainable tourism indicators

 Indikator diperlukan sebagai langkah awal dan alat yang


fleksibel untuk membantu usaha pariwisata/pemerintah
dalam mengukur progres dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan pariwisata berkelanjutan.

 Indikator yang ada harus dikembangkan dan disesuaikan


setiap waktu tergantung dari kondisi khusus, prioritas dan
kemampuan setiap daerah/negara/usaha pariwisata.
FOUR BASIC GROUPING OF TOURISM OPERATOR
(Ceballos-Lascurain, 1996)

 OPPORTUNISTIC
these suppliers are simply “selling nature”, having identified a
new, lucrative market, and are generally unaware of or
unconcerned about environmental or cultural impacts.
 SENSITIVE
this group is aware of host county concerns & consequently
designs low-impact trips. However, profit continues to be their
main motivation.
 CONSTRUCTIVE
these operators donate a portion of their revenue to local
environmental or community causes.
 PROACTIVE
this group companies those tour operators, who play decisive role
in conserving & improving the areas they visit, e.i, by initiating
projects with non-profit affiliates; a substantial part of their profit
is put into preservation funds.
ISO 14001
(ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEM)

A BASIC INTERNATIONAL SERIES OF STANDARDS FOR


THE ENVIRONMENTAL OR SURROUNDING IN WHICH
AN ORGANIZATION OPERATES, INCLUDING AIR,
WATER, LAND, NATURAL RESOURCES, FLORA,
FAUNA, HUMANS, AND THEIR INTERRELATIONS.
(Sucofindo, 2000)
(Workshop report, Green Tourism, Engeloya, Steigen,
Norway, 21-25 june 2001, Toril Bakken, Alta)

The general environmental aim for each company should be:


_ Use as little as possible
_ Re-use everything where possible
_ Recycle as much as possible
_ Choose the most environmentally friendly products (look for
serious labels and read content-declarations)
Sistem pengelolaan lingkungan usaha
pariwisata/produk wisata

 Kerangka Awal
 Review lingkungan
 Penetapan prioritas tindakan pelaksanaan &
pencegahan
 Pertimbangan dalam menetapkan program
pengelolaan lingkungan
 Implementasi
 Aplikasi pengelolaan
 Pemantauan & evaluasi
 Koreksi terhadap penilaian & perbaikan kebijakan
 Komunikasi eksternal, pamasaran & “eco-labelling”
KERANGKA AWAL

 KOMITMEN PENGELOLA
 PENETAPAN KEBIJAKAN
 KONTINUITAS
REVIEW LINGKUNGAN

 Kondisi pemanfaatan lingkungan & unsur-unsur lingkungan


saat ini
 Digunakan sebagai kinerja dasar penyusunan program-
program pengelolaan lingkungan
 Dilakukan terhadap penggunaan berbagai unsur
lingkungan, seperti:
- flora-fauna dan unsur-unsur alam/lingkungan lain
- penggunaan air
- penggunaan energi
- limbah padat dan cair
- pembelian barang
Flora-fauna & unsur lingkungan lain
 Apakah aktivitas pengunjung menimbulkan kerusakan
terhadap vegetasi atau mengganggu fauna?
 Apakah jalan setapak mengalami penurunan kualitas yang
disebabkan oleh lalu lintas pengunjung?
 Apakah fasilitas yang ada menimbulkan erosi?

Energi
 Berapa penggunaan energi per unit/outlet?
 Sejauhmana energi digunakan dan dikelola dalam usaha
pariwisata (penerangan, pemanas air, mesin-mesin,
pendingin ruangan?
Air
 Sejauhmana usaha pariwisata mengkonsumsi air per
unit/outlet (taman, toilet umum, kamar tamu, dapur,
kolam renang, cuci mobil?)
 Apakah diketahui kualitas & kualtitas air yang digunakan
per unit/outlet?
 Darimana sumber air diperoleh & kemana limbah cair
dibuang?

Pembelian Barang
 Apakah digunakan kertas daur ulang?
 Untuk file apakah digunakan plastik atau karton?
 Pada saat pembelian dan pemesanan barang, apakah
dipertimbangkan produk dan pengemasan barang dari
bahan ramah lingkungan yang mudah didaur ulang?
Limbah
 Berapa volume limbah yang dihasilkan oleh usaha
pariwisata yang sedang dikelola?
 Sejauhmana dampak negatif yang diakibatkan oleh limbah
usaha pariwisata terhadap lingkungan (terhadap area
sekitar usaha pariwisata, terhadap sistem buangan limbah,
terhadap masyarakat lokal)?
 Bagaimana penanganan limbah berbahaya?
 Apakah kita mengetahui bagaimana cara mengurangi
limbah melalui pembelian barang?
 Apakah telah dilakukan pemisahan berbagai jenis limbah?
 Apakah sudah dilakukan prinsip “3R’s”?
MENETAPKAN PRIORITAS TINDAKAN PENEKANAN &
PENCEGAHAN

 Harus realistis item objektif target


 Berdasarkan
pada Energi Identifikasi dimana Pengurangan
kemampuan dapat dilakukan biaya
perusahaan pengurangan penggunaan
penggunaan energi listrik per
bulan
Air Pelaksanaan 10 – 20 %
pengukuran pengurangan
penggunaan air konsumsi air
untuk mengurangi
pemborosan
Limbah Mengurangi limbah 10%
pengunjung/tamu pengurangan
limbah per
bulan
PERTIMBANGAN DALAM MENETAPKAN PROGRAM
PENGELOLAAN

 Aspek legal (pada semua tingkatan)


 Lembaga pemerintah lokal
 Lembaga Swadaya Masyarakat
 Menyiapkan target-target ramah lingkungan

IMPLEMENTASI

• Membentuk tim peduli lingkungan (Green Task Force)

• Motivasi dan Pelatihan


menciptakan kesadaran akan budaya peduli lingkungan
• Komunikasi (pimpinan; staf; tamu; pemasok)
• Kemitraan dengan LSM
APLIKASI PENGELOLAAN

 Menerapkan “hukum RE”


 ‘reusing, recycling, reducing, recovering,’
 Juga ‘recognizing, refusing, replacing, reengineering,
rewarding dan reeducating’.

 Pengolahan limbah
 Pengelolaan energi
 Pengelolaan/pengolahan air
 Pembelian barang
 Pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar ruangan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
 Daftar periksa per tema atau unit
 Pengukuran hasil pelaksanaan pengelolaan
lingkungan terhadap biaya yang dikeluarkan,
kepuasan pengunjung, citra usaha pariwisata,
komunitas sekitar, dll
 Keberlanjutan usaha/produk wisata

KOREKSI TERHADAP PENILAIAN DAN PERBAIKAN


KEBIJAKAN

KOMUNIKASI EKSTERNAL, PEMASARAN DAN


‘ECO-LABELLING’
PRACTICAL ACTION TO PROTECT
THE ENVIRONMENT
HOW???? AWARENESS!!!!!

3 R’s Principles / 6 R’s Principles / 10 R’s Principles

 REDUCE
mengurangi konsumsi barang (penggunaan kertas, air,
energi, kantong plastik, dlsb)
 REUSE
memanfaatkan kembali barang2 yg masih dpt digunakan
(pemakaian kembali kantong plastik, penggunakan kertas
(cetak/tulis) yg masih dpt dipergunakan, penggunaan air,
dlsb)
 RECYCLE
mendaur ulang (bahan kertas, plastik, kayu, sampah
menjadi kompos, dlsb)
Disebutkan pula bahwa
keanekaragaman hayati yang dimiliki
Indonesia merupakan modal
Indonesia dalam menanggapi
persaingan global. Hal ini
merupakan keunggulan komparatif
bagi Indonesia yang hanya dapat
diungguli oleh Brazil dan Zaire.
Beberapa organisasi yang mengatur
masalah lingkungan pariwisata, antara
lain:

 WTTC : World Travel and Tourism Council


 WTO : World Tourism Organization
 UNEP : United Nation Environmental Program
 IUCN : International Union for the Conservation
of Nature
 UNCED: United Nations Conference on
Environment and Sustainability
 Green Hotel Association
 Dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai