B. Genetik Marker
Penanda genetik, juga disebut dengan penanda, marker, marka, atau markah di berbagai
kepustakaan, merupakan penciri individu yang terlihat oleh mata atau terdeteksi dengan alat
tertentu yang menunjukkan genotipe suatu individu. Bentuknya dapat berupa penampilan
fenotipe/morfologi tertentu, kandungan senyawa (protein atau produk biokimia tertentu), berkas
(band) pada suatu lembar hasil elektroforesis gel atau kromatogram, atau hasil pembacaan
sekuensing. Suatu penanda genetik dapat diketahui lokasinya pada kromosom maupun tidak.
Penanda yang lokasinya dapat diketahui pada kromosom lebih disukai karena dapat memberikan
informasi lebih jauh menuju karakterisasi suatu gen. Aplikasi penanda genetik sangat luas.
Bidang-bidang kedokteran, pertanian, ilmu pangan, lingkungan, antropologi, sejarah, hukum
menggunakannya sebagai alat analisis atau alat pembuktian. Beberapa penanda genetik sangat
tepercaya karena bersifat lembam (tidak mudah berubah karena pengaruh lingkungan).
Prinsip Pemanfaatan Penanda Genetik
Penanda genetik hanya berguna apabila ia polimorfik dan terpaut dengan sifat yang akan diamati
atau dengan penanda genetik lain. Syarat polimorfik diperlukan karena penanda genetik harus
bisa mengelompokkan individu-individu ke dalam sejumlah subpopulasi berdasarkan alel yang
teramati. Penanda harus terpaut dengan gen atau faktor-faktor lain karena ia akan dipakai sebagai
"tanda pengenal" yang harus melekat pada sifat yang diteliti. Penanda genetik mengikuti Hukum
Pewarisan Mendel sehingga dapat digunakan dalam analisis genetik. Dalam kaitan dengan hal ini
terdapat dua kelas penanda genetik:
• Penanda bersifat kodominan, artinya dapat membedakan ketiga kelas genotipe
pada generasi F2 (dua homozigot dan heterozigot);
• Penanda bersifat dominan, yang tidak bisa memisahkan heterozigot dari salah
satu kelas homozigot.