Anda di halaman 1dari 2

Characteristic of the false self: the mask Karena individu menyerahkan semua hubungan antara self dan other,

atau antara self dan the world, kepada sistem dalam dirinya yang bukan dirinya , dunia yang dialami tidak nyata semua yang , berhubungan dengan sistem ini dirasakan palsu, sia-sia, dan tidak bermakna (Laing, 1959, p. 80). The false self adalah penglihatan dimana orang lain tidak bisa masuk ke dalam kenyamanannya. Individu yang mengalami ini tidak lagi bertindak self-expression (pengekspresian diri). False self atau topeng cukup khas dalam situasi daripada dalam kegilaan. seseorang laki laki tanpa topeng sangat langka (1959, p. 95). Sampai batas tertentu, kita semua menggunakan topeng, tetapi ada kunci perbedaannya. Pada individu normal, topeng atau false self diperlihatkan kepada orang lain bukan sebagai media kepuasan individu dari hasrat diri yang sebenarnya. Untuk individu normal, topeng adalah suatu kebutuhan sosial yang nyaman. Untuk orang schizophrenia, topeng adalah alat untuk bertahan kebutuhan tanpa kenyamanan. Sistem false self adalah komponen yang paling berbahaya sekaligus yang paling berharga dalam hidup orang schizophrenia. Hal itu dipelihara dan dihargai sebagai penyangga antara orang lain dan diri yang sebenarnya; tetapi topeng dari false self menakutkan dalam kekuatannya untuk mengasimilasi keseluruhan diri. False self adalah produk dari perjuangan individu untuk memenuhi dunianya Topeng melindungi diri . yang sebenarnya dari keharusan untuk memenuhi realita yang tidak menyenangkan. False self mengadopsi perilaku yang dimodelkan oleh orang lain yang signifikan untuk tujuan menenangkan mereka dan mencegah orang-orang ini untuk memasuki true self, hal ini memainkan peran. Lebih tepatnya, false self memainkan peran normalitas. Laing menyebutnya impersonation. Impersonation adalah teknik meminimalisasi. Dengan mengadopsi perilaku orang lain, false self mencegah kehilangan keseluruhan dari identitas. Split between behavior and experience Teori awal aing dapat di fokuskan pada dua proposisi: 1. Untuk individu yang mengalah pada ketidakamanan ontologis, ada perbedaan besar antara perilaku dan pengalaman mereka. 2. Perbedaan antara inner self dan perilaku publik adalah produk dari interaksi sosial yang ganda dan tidak sengaja didesain oleh orang lain untuk membuat seseorang gila. The personal sources of Laing s Ideas Faktor yang paling krusial dalam membentuk eksistensi manusia adalah Laing s model of personality dan personality disturbance stresses interpersonal comunications, expectations, and frustration . Teori kepribadian dari banyak perspektif membantah bahwa penglihatan anak tentang self dan orang lain yang signifikan dibentuk, dengan sengaja tau tidak, dengan desain yang dimodelka oleh n keluarga mereka. Saat pola keluarga, sengaja atau tidak tidak, terganggu, anak-anak berjuang untuk mengatasi ketidakcocokan antara apa yang telah mereka pelajari dalam hidup dan orang-orang yang berada dalam keluarga biara yang irasional dan apa yang sekilas mereka lihat tentang makna hidup di luar itu. Kesensitifan laing pada irasionalitas pada suatu interaksi keluarga sepertinya tumbuh dari pengalamannya sendiri. Dia tidak diinginkan oleh orang tuanya.

Ada beberapa pelajaran yang Laing ambil dari pengalamannya: 1. Jangan percaya apa yang orang katakan padamu hanya karena mereka mengatakannya padamu (laing, 1985, p. 55). 2. Aturan dalam keluarga harus dipatuhi, walaupun aturan itu tidak irasional. 3. Kasih sayang saat maternal tidak selalu murni, tetapi bisa mengandung elemen dari permusuhan, ejekan, ketidakpercayaan, dan campur tangan. 4. Hal-hal yang bukan salahmu adalah salahmu, jadi tunjukanlah kalau kamu mengikutinya tetapi diam-diam menolak. Meresapi arti dari irasionalitas orang dewasa yang telah terlihat dan Laing menolak untuk menyerahkan sepenuhnya terungkap dalam beberapa anekdot keluarga Laing. Misalnya, ayah Laing yakin bahwa dirinya secara sistematis membunuh nenek Laing selama bertahun -tahun. Persepsi Laing tentang irasionalitas dan aturan yang tidak terucapkan yang diatur dalam keluarga Laing makin tajam saat remaja. Saat Laing berumur 16 tahun, ayah Laing menganggap sudah waktunya mengajarkan Laing topik yang paling tabu, fakta-fakta kehidupan. Sampai sekarang, hanya menyebutkan seks sudah menjadi penyebab kegelisahan. Maka Laing, untuk pertama kalinya berbohong pada ayahnya dengan mengatakan bahwa hal tersebut sudah ia pelajari di sekolah. Laing tidak tahu apakah fakta-fakta kehidupan itu, tetapi ia tidak mau mendengarnya dari ayahnya. Laing akhirnya mencari tahu sendiri apakah fakta-fakta kehidupan itu dengan berkonsultasi dan mencari dari berbagai sumber. Tetapi yang paling penting adalah Laing telah mempelajari kekuatan potensial orang lain untuk membentuk pengalaman seseorang dan pengalaman pribadi seseorang: Seperti yang aku ingat, aku tidak pernah membawa diriku untuk menjadi seperti apa orang menyebutku. Setidaknya cukup jelas mengingatkanku. Apapun, siapapun mungkin aku, tidak dipusingkan oeh nama yang orang berikan padaku, atau bagaimana mereka menggambarkanku, atau bagaimana orang memanggilku. Aku bukan namaku. Siapa atau apa diriku, sejauh mereka memperhatikan, itu tidak penting, atau demikian, aku, sejauh aku memperhatikan. Aku mungkin apa yang mereka gambarkan, tetapi bukan deskripsi mereka. Aku adalah wilayah, apa yang mereka katakan aku adalah peta mereka tentang aku. Dan bagaimana aku memanggil diriku adalah, mungkin, petaku tentang diriku. Apa, atau dimanakah wilayah itu? (Laing, 1976a, p. 24). Tidak sulit untuk mendeteksi catatan pemberontakan dalam self-description Laing, ketidaksediaan untuk diisi oleh persepsi dan ekspektasi orang lain. Laing menemukan latihan medik menjadikan kurangnya kehangatan manusia, pada perhatian manusia untuk mereka yang diobati. Jika seseorang mau mengobati orang yang mempunyai gangguan, seseorang tidak boleh lupa dalam teori psikologi dan spekulasi bahwa ini adalah orang yang berlebel terganggu . Ide-ide dan alat-alat dari teori psikoanaitik Freudian sangat berguna untuk Laing, tetapi hal tersebut juga menghambat dan tidak memadai pada tugas yang mengukur fakta-fakta kehidupan yang ditinggali tiap orang.

Anda mungkin juga menyukai