Fatawa Vol 1 No 03
Fatawa Vol 1 No 03
yang masih cukup dini untuk suatu penerbitan. Dengan umurnya yang masih
muda ini banyak hal-hal menarik yang redaksi temui dan rasakan. Baik reaksi
yang muncul dari luar maupun dari dalam. Mulai dari ucapan selamat, pujian,
kritik, saran sampai kepada harapan-harapan. Belum lagi dapur redaksi yang
selalu terlihat sibuk. Mulai dari penentuan materi, pengumpulan naskah,
pembagian tugas editing, muraja‘ah sampai kepada berburu waktu untuk dapat
naik cetak. Lebih-lebih jika tanggal di kalender telah berkisar di atas angka dua
puluh -khawatir ditegur para agen-. Maklumlah karena para pengasuh dan tim
redaksi termasuk ‘agen berganda-ganda’, selain mencurahkan perhatian
kepada Fatawa juga harus melaksanakan tanggung jawab lamanya, mengasuh
para santri plus mengisi taklim di luaran. Jadi harap maklum kalau beberapa
edisi awal harus datang dengan tergopoh-gopoh karena terlambat hadir kepada
para pembaca. Kami berharap dengan semakin bertambahnya umur, kami dapat
memberikan yang terbaik untuk Anda demi tegaknya agama seperti yang kita
harapkan.
Kami mohon maaf kepada para pembaca dan para calon agen yang belum
mendapatkan Fatawa volume II disebabkan keterbatasan oplah. Semoga dengan
dukungan dari para pembaca sekalian Allah memudahkan kami menambah
jumlah oplah yang memang sudah semakin terasa tidak mencukupi. Denga
penambahan tersebut semoga semakin banyak yang akan menikmati majalah
kesayangan kita ini.
Terakhir, tak ada gading yang tak retak, tak ada langkah yang tak tersalah.
Kami berharap pembaca mau meluruskan dan memperbaiki langkah kami.
Kepada Allah kita mohon petunjuk dan keteguhan. Semoga apa yang kita
usahakan mendapatkan pahala dan keridha’annya.
Redaksi
Penerbit: Pustaka At-Turots Al-Islamy Yogyakarta Pemimpin Umum: Abu Nida’ Ch. Shofwan Tim Pengasuh:
Abu Humaid Arif Syarifuddin, Abu Mush’ab, Abu Husam M. Nurhuda, Abu Isa, Abu Nida’ Ch. Shofwan
Pemimpin Redaksi/Usaha: Tri Madiyono Sekretaris: Syafaruddin Staf Redaksi: Abu Athifah, Abu Harun
Husain Sunding, Mubarok Pemasaran & Sirkulasi: Pak Siswanto JH (0812 279 7463) Setting-Layout:
Masrinto Keuangan: Indra Rekening: Rek.Giro: 801.20173001 BNI Syari’ah Cab. Yogyakarta, a.n. Yayasan
Majelis At-Turots Al-Islamy Yogyakarta Alamat Redaksi: Islamic Center Bin Baaz, Jl. Wonosari Km 10,
Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta Telp/Faks: (0274) 522964 Email: fatawa@ngajisalaf.net
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 11
Tauhid Fiqih
Muslim Tapi Mengerjakan Bab Istinja’ dan Adab-adab
Maksiat ________________ 4 Buang Hajat ____________ 20
Memohon dan Berdoa Kepada
Selain Allah _____________ 5 Keluarga
Prahara Rumah Tangga dan
Fatwa Solusinya (Kiat untuk Suami) _ 27
Hukum Menghujat Pemerintah
dari Atas Podium (Muka Manhaj
Umum) ___________________ 10 As-Salaf Ash-Shalih,
Persiapan untuk Ibadah Rujukan dalam Mamahami
Haji __________________ 11 Al-Qur’an dan As-Sunnah ___ 31
Lomba Berhadiah Haji _____ 13
Haji Tanpa Mahram _______ 14 Aktual
Bom dan Cadar __________ 38
Tafsir
Perintah Tadabbur Al Qur’an _ 15 Akhlaq
Hasad, Kenali dan Jauhilah ! _ 46
Firaq
Orientalis ______________ 51
Profil
Imam Malik,
Imam Darul Hijrah ________ 58
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 23
Tauhid
Rubrik Tauhid yang hadir secara rutin dalam Fatawa ini disajikan dalam format tanya-jawab.
Sebagai rujukan utamanya adalah fatwa-fatwa dari Lajnah Da imah yang merupakan lembaga
majelis ulama-ulama besar Kerajaan Saudi yang didirikan oleh pemerintah Saudi Arabia (SK.
No:1/137 tanggal 8/7/1391H/1993M), dalam rangka memberikan fatwa-fatwa yang berkenaan
dengan perkara-perkara agama seperti aqidah, ibadah dan muamalah. Yang pada mulanya
beranggotakan Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh (Ketua), Syaikh
Abdurrazzaak Afifi Athiyyah (Wakil Ketua), Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Ghadyan
(Anggota), Syaikh Abdullah bin Sulaiman bin Mani’ (Anggota). Pada akhir tahun 1395H/1997M,
Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh digantikan oleh Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baaz. Fatwa-fatwa yang dinukilkan adalah fatwa yang dikeluarkan pada masa
mereka; ditambah fatwa para ulama salaf lain yang tidak terangkum kedalam kitab Majmu
Fatawa Lil Lajnah Da imah.
1
Pandangan mata yang mengakibatkan kerusakan, -Pent.
2
Jimat yang terbuat dari kerang. -Pent.
3
Shahih Ibnu Hibban (XIII/450).
4
Meminta pertolongan pada saat-saat genting/sulit, -Pent.
5
Fatawa lil Lajnah Ad-Da’imah (I/98). Pertanyaan keenam dari fatwa nomor 5318 (Penyusun:
Syaikh Ahmad Abdurrazzak Ad-Duwaisy, Darul ‘Asimah, Riyad)
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 45
Tauhid
“Yang (berbuat) demikian itulah Allah, bintang, dan selainnya, maka mereka
Rabb-mu. Kepunyaan-Nyalah kerajaan. musyrik syirik besar, keluar dari agama
Dan orang-orang yang kamu seru Islam. Tidak boleh ber-wala’ kepada
(sembah) selain Allah tiada memiliki apa- mereka sebagaimana tidak boleh ber-
apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu wala’ kepada orang kafir. Tidak sah
menyeru mereka, mereka tiada mendengar shalat di belakang mereka dan tidak
seruanmu; dan kalaupun mereka boleh bergaul dengan mereka ataupun
mendengar, mereka tidak dapat tinggal di tengah-tengah mereka, kecuali
mengabulkan permintaanmu. Pada hari bagi orang yang ingin mengajak mereka
kiamat mereka akan mengingkari kepada kebenaran di atas petunjuk dan
kesyirikanmu dan tidak ada yang dapat ada harapan mereka akan menerima
memberikan keterangan kepadamu ajakannya serta dia dapat memperbaiki
sebagaimana yang diberikan oleh Yang keadaan agama mereka. Jika tidak bisa,
Maha Mengetahui.” (Q.S. Fathir:13-14) wajib baginya hijrah dari mereka dan
Shalawat serta salam semoga tercurah mencari jamaah lain yang mau bersama-
kepada Nabi, keluarga, dan sahabat- sama bahu-membahu membangun
sahabatnya.6 pondasi Islam dan cabang-cabangnya,
serta menghidupkan sunnah Rasulullah
Tinggal di Lingkungan Pelaku . Jika dia tidak mendapatkan jamaah
Kesyirikan seperti itu, maka hendaknya dia
Tanya: Seorang laki-laki tinggal di berlepas diri dari jamaah-jamaah yang
lingkungan suatu jamaah yang suka ber- ada walaupun terasa berat. Hal ini
istighatsah kepada selain Allah. Bolehkah berdasarkan hadits yang shahih dari
dia shalat (menjadi makmum) di Hudzaifah , ia berkata, “Orang-orang
belakang mereka. Wajibkah dia hijrah bertanya kepada Rasulullah tentang
dari mereka? Apakah kesyirikan mereka kebaikan, sedangkan aku bertanya
termasuk syirik besar? Dan apakah ber- kepada beliau tentang keburukan karena
wala7 kepada mereka sama seperti ber- khawatir terjerumus ke dalamnya. Aku
wala’ kepada orang kafir yang berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami dahulu
sesungguhnya? berada dalam kejahiliahan dan
kejelekan, lalu Allah mendatangkan
Jawab: Jika jamaah yang Anda tinggal kebaikan ini (yaitu Islam). Apakah
bersama mereka itu keadaannya sesudah kebaikan ini ada kejelekan?’
memang seperti yang Anda ceritakan, Nabi menjawab, ‘Ya.’ Aku bertanya
yaitu ber-istighatsah kepada selain Allah, lagi, ‘Apakah sesudah kejelekan itu ada
baik kepada orang-orang yang telah kebaikan?’ Nabi menjawab, ‘Ya, tetapi
meninggal, orang yang tidak hadir (tidak padanya ada dakhan 8.’ ‘Apa dakhan-
ada bersamanya), pohon, batu, bintang- nya?’ tanyaku. Nabi menjawab, ‘Suatu
6
Ibid. (I/110). Fatwa nomor 9272.
7
Sikap loyal. -Pent.
8
Kabut/asap. Maksud beliau bahwa kebaikan (Islam) di saat itu tidak lagi murni, melainkan
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 67
Tauhid
bukan. Apa yang Anda ceritakan tentang Ibnu Taimiyah dan Syaikh Muhammad
mereka itu bertentangan dengan syariat, bin Abdul Wahab, semoga Allah
bahkan termasuk bid‘ah yang mungkar merahmati keduanya.
dan keyakinan syirik.
Jawab: Ber-istighatsah kepada orang-
Shalawat serta salam semoga tercurah
orang yang telah meninggal, berdoa
atas Nabi, keluarga, dan sahabat-
kepada mereka saja tanpa berdoa
sahabatnya.11
kepada Allah atau juga berdoa kepada
Bermakmum di belakang Allah, adalah syirik besar yang
Pelaku Kesyirikan mengeluarkan pelakunya dari agama
Islam. Sama saja baik yang diminta itu
Tanya: Seorang khatib masjid di salah
nabi ataupun bukan nabi. Begitu pula,
satu desa di daerah kami tinggal adalah
berdoa kepada (orang yang masih hidup
seorang sufi dari Tarekat Sadziliyah –
tetapi) tidak hadir (tidak di tempat) adalah
begitu mereka menyebut kelompok
syirik besar, mengeluarkan pelakunya dari
mereka-. Orang ini mengajak dan
Islam –kita berlindung kepada Allah
mengajar masyarakat untuk bertawassul
darinya-. Tidak sah shalat di belakang
dengan mahluk Allah, seperti para nabi
mereka disebabkan kesyirikan mereka.
dan para wali. Dia mengajak orang-orang
Adapun orang yang ber-istighatsah
untuk menziarahi pekuburan (cungkup12,
hanya kepada Allah saja dengan cara
Jawa). Dia membolehkan bersumpah
bertawassul menggunakan kedudukan
dengan nama nabi dan wali, dan ada
orang-orang yang telah meninggal itu,
kafarah (denda) jika melanggarnya.
atau berkeliling di kubur mereka dengan
Kami, sebuah jamaah dari jamaah kaum
tidak meyakini bahwa mereka dapat
muslimin, telah mengajaknya berdiskusi
memberi pengaruh, tetapi hanya
tentang kesalahan yang dikerjakan dan
berharap kalau kedudukan mereka di sisi
diajarkannya. Namun, ia selalu berkilah
Allah akan menjadi sebab dikabulkannya
dan berdalil dengan hadits-hadist dha‘if
doa, maka dia adalah seorang mubtadi‘
(lemah) dan maudhu‘ (palsu). Bolehkah
(pelaku bid‘ah). Dia berdosa karena
kami bermakmum di belakang orang ini
menggunakan wasilah atau cara yang
berhubung kami belum merampungkan
syirik. Dikhawatirkan cara itu dapat
pembangunan masjid kami? Kami telah
menggiringnya kepada syirik besar. Kami
berusaha mengumpulkan infaq dan
memohon kepada Allah agar menolong
shadaqah, tetapi sampai sekarang belum
kalian untuk dapat menyebarkan tauhid
selesai juga. Kami mengharap fatwa
ini dan membela kebenaran serta
Anda atas pertanyaan kami ini. Semoga
memerangi para pelaku bid‘ah.
Allah memberi kita semua taufik -Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah
Selain itu, mereka juga mengkafirkan
atas Nabi, keluarga, dan sahabat-
para masayikh, seperti Syaikhul-Islam
sahabatnya.13
11
Ibid. (I/104). Pertanyaan kedua dari fatwa nomor 3716.
12.
Bangunan di atas kubur seseorang yang dikeramatkan. -Pent.
13
Fatawa lil Lajnah Ad-Daimah (I/105-106). Fatwa nomor 4154.
14
Ibid. (I/106-107). Pertanyaan kelima dari fatwa nomor 5553.
15
H.R. Bukhari (no. 4032) dan Muslim (no. 1614).
16
Fatawa lil Lajnah Ad-Da’imah (I/107-108). Fatwa nomor 6972.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 89
Fatwa
Fatwa
1
Huquq Ar-Ra’i wa Ar-Ra’iyah hal.27-28 karya Syaikh Bin Baz.
2
Fitnah di sini maksudnya bukan pemberitaan bohong. Yang dimaksud adalah suatu kondisi di
mana terjadi kekacauan dan ketidakteraturan masyarakat. -Pent.
3
Kitab Al-Muntaqa min Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan (III/165).
4
Riya’berarti menginginkan amalannya dilihat dan dipuji oleh manusia, yaitu dengan membagus-
baguskan amalan yang sedang atau yang akan dilakukannya di hadapan mereka. Sum’ah berarti
menginginkan amalannya didengar dan dipuji oleh manusia, yaitu dengan menceritakan amalan
yang telah dilakukannya kepada mereka. -Pent.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 111
0
Fatwa
“Hanyasanya segala amalan itu “Wahai orang-orang beriman, makanlah
bergantung pada niat; dan tiap-tiap rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
orang akan memperoleh balasan sesuai kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah,
dengan apa yang telah diniatkannya.”5 jika benar-benar kalian hanya menyembah
Kemudian, hendaknya dia kepada-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah:172)
menggunakan harta yang baik (halal) Kemudian Nabi menceritakan, “Ada
untuk membiayai haji dan umrahnya seseorang yang bepergian jauh,
tersebut karena seorang muslim dituntut rambutnya kusut berdebu, lalu dia
untuk menjauhi perkara-perkara yang mengangkat kedua tangannya ke langit
diharamkan, baik makanan maupun seraya berdoa, ‘Wahai Tuhanku! Wahai
minuman, serta dituntut pula menjauhi Tuhanku!’ Akan tetapi, makanan yang
mata pencaharian yang jelek (haram). dimakannya haram, minuman yang
Allah berfirman, diminumnya pun haram, pakaian yang
dipakainya didapatkan dari cara yang
haram, dan dirinya dipenuhi dengan
perkara yang haram, maka bagaimana
doanya terkabulkan?”6
“Wahai orang-orang beriman, makanlah Dan hal semacam itu berlaku untuk
rizki yang baik-baik yang Kami berikan semua jenis bepergian; apalagi
kepadamu; dan bersyukurlah kepada Allah bepergian untuk haji dan umrah, tentu
jika benar-benar kalian hanya menyembah lebih-lebih lagi, harus terbebas dari hasil
kepada-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah:172) usaha yang haram. Manakala seseorang
Nabi juga bersabda, “Sesungguh- melaksanakan haji dan umrahnya
nya Allah memerintahkan kaum mukminin dengan harta yang haram, maka doanya
seperti apa yang Dia perintahkan kepada tidak akan dikabulkan dan ibadah haji
para rasul. Allah berfirman, dan umrahnya pun tidak sah. Seorang
penyair mengatakan:
5
H.R. Bukhari (hadits no.1; juga no. 54, 2529, 3898, 5070, 6689, 6953) dan Muslim (hadits no.
1907) dari Umar bin Al-Khaththab dengan lafazh yang berbeda-beda. -Pent.
6
H.R. Muslim (hadits no. 1015) dari Abu Hurairah . -Pent.
7
Kitab Al-Muntaqa min Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan (III/189).
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 113
2
Fatwa
mengapa haji atau umrah dijadikan Haji Tanpa Mahram
sebagai hadiahnya, yaitu pemenangnya Soal: Ibuku telah melakukan ibadah
akan diberangkatkan untuk ibadah haji haji tetapi tanpa mahram. Ketika itu usia
atau umrah. ibuku 60 tahun. Apakah hajinya itu sah?
Adapun bila asal perlombaan Kalau tidak sah, bolehkah saya
tersebut haram, yaitu yang tidak melaksanakan haji untuknya? Sekarang
diperbolehkan oleh syariat, maka ibuku sudah wafat. Semoga Allah
hadiahnya pun diharamkan karena merahmatinya.
perlombaan semacam itu termasuk judi Jawab: Seorang wanita yang
yang telah diharamkan berbarengan menunaikan haji tanpa mahram, berarti
dengan diharamkannya (berkurban melakukan kemaksiatan dan perbuatan
untuk) berhala dan mengundi nasib dosa. Karena Nabi telah melarang
dengan panah. Perbuatan-perbuatan wanita bepergian tanpa disertai
tersebut merupakan perbuatan keji lagi mahram, baik bepergian untuk ibadah
termasuk perbuatan setan. Jelas, kita haji maupun lainnya. Adapun haji yang
diperintahkan untuk menjauhinya. Dan telah dilakukannya itu sendiri hukumnya
seseorang akan mendapatkan sah insya Allah, tetapi dia berdosa
keberuntungan bila mau meninggalkan (karena pergi tanpa disertai mahram). Kita
perbuatan-perbuatan tersebut. Allah berharap semoga Allah memaafkannya.
berfirman,
Soal: Apakah hukumnya begitu,
meskipun ibuku (waktu itu) berusia 60
tahun?
Jawab: Meskipun begitu karena
haditsnya bersifat umum. Nabi
melarang wanita bepergian kecuali
“Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya
bersama mahram. Hal ini berlaku umum
(meminum) khamar (arak), berjudi,
baik bagi wanita yang tua maupun yang
(berkurban untuk) berhala, mengundi nasib
muda, baik bepergian untuk haji maupun
dengan panah adalah termasuk perbuatan keji
untuk lainnya. Jadi, dia tetap dianggap
dan perbuatan syaitan. Jauhilah perbuatan-
telah bersalah dan melakukan maksiat,
perbutan tersebut agar kamu mendapat
serta mengerjakan perbuatan dosa.
keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah:90)
Adapun hajinya itu sendiri sah jika dia
Nabi bersabda, telah dia tunaikan sesuai dengan tata
cara yang digariskan syariat, yaitu
melaksanakan rukun-rukun, kewajiban-
“Tidak ada lomba kecuali (lomba) memanah kewajiban serta apa saja yang
(atau melempar tombak dan semisalnya), disyariatkan dalam haji.
pacuan unta, atau pacuan kuda (atau
keledai)”8 Wallahu a’lam bish showwab.
8
H.R. Ahmad (II/474), Abu Dawud (hadits no. 2574), Tirmidzi (hadits no. 1700), Nasa’i (hadits no.
3585), dan lainnya. Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.” -Pent.
1
Tadabbur ialah memperhatikan, memikirkan, dan memahami. Pen.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 115
4
Tafsir
dalamnya. Dengan cara tadabbur ayat- tadabbur ayat-ayat Al-Qur’an dan
ayatnya itulah kebaikan dan berkah dari memahaminya, serta melarang kita
Al-Qur’an akan bisa digapai.” berpaling darinya.”
Ayat ini memberikan anjuran kepada Beliau menafsirkan ayat:
kita untuk tadabbur ayat-ayat Al-Qur’an.
Juga menunjukkan bahwa tadabbur Al-
Qur’an merupakan seutama-utama
amalan. Dan membaca Al-Qur’an yang dengan mengatakan, “Maka berkatalah
disertai dengan tadabbur, walau sedikit, seorang pemuda yang berasal dari
jauh lebih utama daripada sekadar Yaman, ‘Bahkan di atas hati manusia itu
membaca Al-Qur’an banyak-banyak terdapat kunci-kunci sampai Allah
dengan cepat yang tidak akan sampai membuka atau melepaskannya.’ Setelah
kepada maksud tadabbur. itu, pemuda tersebut senantiasa diingat
oleh Umar , sampai-sampai ketika
menjadi khalifah, beliau selalu meminta
bantuan kepadanya.”
Syaikh As-Sa‘di berkata, “Yakni, agar
2. Firman Allah :
orang-orang yang mempunyai akal sehat
bisa mengambil pelajaran terhadap
semua ilmu dan tuntunan yang
terkandung di dalam Al-Qur’an setelah
mereka tadabbur ayat-ayatnya.”
Dari sini terkandung dalil bahwa “Maka, apakah mereka tidak mau
setiap orang yang mau tadabbur ayat- tadabbur Al-Qur’an? Kalau kiranya Al
ayat Al-Qur’an pasti akan mendapatkan Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah
pelajaran dan manfaat sesuai dengan mereka akan menemukan banyak
kemampuan akal masing-masing. pertentangan di dalamnya.” (Q.S. An-
Nisa’:82)
Ayat-Ayat Lain yang Semakna
Syaikh As-Sa‘di di dalam kitab
dengan Ayat Di Atas
tafsirnya berkata, “Allah memerintahkan
1. Firman Allah : kita untuk tadabbur kitab-Nya,
maksudnya adalah memahami dan
memikirkan ayat-ayatnya dengan penuh
keseriusan, awal maupun akhirnya, serta
memikirkan bagaimana pengamalan
ayat tersebut. Sesungguhnya tadabbur
“Maka apakah mereka tidak mau Al-Qur’an merupakan kunci untuk
tadabbur Al-Qur’an ataukah hati mereka memahami berbagai macam ilmu
terkunci?” (Q.S. Muhammad:24) pengetahuan. Dengan tadabbur, akan
Imam Ibnu Katsir berkata, “Dalam bisa didapatkan semua kebaikan dan
ayat ini Allah memerintahkan kita agar segala macam ilmu. Dengan tadabbur,
2
Bashirah ialah kejelian dan ketajaman dalam memandang suatu masalah, atau ilmu yang disertai
dengan hikmah. Pen.
3
H.R. Imam Muslim. Abu Dawud dan Nasa’i meriwayatkan hadits serupa dari ‘Auf .
4
Hadits ini diriwayatkan oleh Nasa’i dan Ibnu Majah
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 117
6
Tafsir
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 119
8
Fiqih
Soal:
Apa yang dimaksud dengan istinja’?
Bagaimana hukumnya serta apa
dalilnya?
“Adalah Rasulullah masuk ke tempat
Jawab: buang hajat lalu saya dan seorang
Istinja’ adalah membersihkan apa-apa pemuda sebaya saya membawakan satu
yang telah keluar dari satu jalan (di bejana dari air dan satu tombak kecil lalu
antara dua jalan: qubul atau dubur) beliau beristinja’ (bersuci) dengan air
dengan menggunakan air2 atau dengan itu.” (Muttafaq ‘Alaih)5
batu atau yang sejenisnya (benda yang
Soal:
bersih dan suci)3. Adapun hukumnya
adalah wajib berdasarkan sebuah hadits Apa yang dimaksud dengan adab-
dari ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha- adab buang hajat, dan doa apa
bahwasanya Rasulullah bersabda, yang disunnahkan dibaca ketika
akan masuk WC?
Jawab:
Maksud dari adab buang hajat adalah
apa-apa yang sepatutnya dilakukan
“Apabila salah seorang di antara kamu ketika buang hajat, ketika akan masuk
pergi ke tempat buang hajat besar, maka WC, dan ketika keluar dari WC. Dan
bersihkanlah dengan menggunakan tiga disunnahkan membaca doa ketika akan
batu karena sesungguhnya dengan tiga masuk WC sebagaimana yang
batu itu bisa membersihkannya.” (H.R. disebutkan dalam sebuah hadits riwayat
Ahmad, Nasa’i dan Abu Dawud)4 Anas bahwa Nabi apabila akan
Dari Anas , dia berkata, masuk WC membaca doa:
1
Kata (istinja’) digunakan secara umum baik untuk ‘cebok’ yang menggunakan air atau
dengan batu dan semisalnya. Dan bila digandengkan dengan kata (istijmar), maka
maksudnya adalah ‘cebok’ dengan air dan istijmar adalah khusus untuk cebok dengan
menggunakan batu atau yang semisalnya dengan syarat harus suci, mubah, dapat
membersihkan, bukan tulang atau kotoran, dan bukan sesuatu yang mulia atau terhormat
(seperti makanan atau kertas yang bertuliskan sesuatu yang mulia). -Red.
2
Dan itu asalnya serta lebih sempurna dalam menghilangkan najis. -Red.
3
Yang secara hukum dianggap cukup bisa menghilangkan bekas najis.
4
Ahmad (VI/108), Abu Dawud (no. 40), dan Nasa’i (44). Dan asal perintah menggunakan tiga
batu ada dalam riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud (hadits no. 155).
5
Bukhari (no. 151) dan Muslim (no. 271).
6
Bukhari (no. 142 dan 5963) dan Muslim (no. 375).
7
Hadits no. 299.
8
Hadits no. 296.
9
Ahmad (VI/155), Abu Dawud (no. 30), Tirmidzi (no. 7), dan Ibnu Majah (no. 300).
10
Hadits no. 301.
11
Kami tidak menemukannya dalam Mushannaf Abdurrazzaq, melainkan dalam Mushannaf Ibnu
Abi Syaibah (I/12, hadits no. 9).
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 221
0
Fiqih
Jawab:
Ketika masuk WC mendahulukan kaki kiri
dan ketika keluar mendahulukan kaki
kanan, berlawanan dengan ketika masuk
atau keluar masjid dan ketika memakai
atau melepas sandal. Ketika duduk
hendaklah mengangkat kainnya sedikit
saja, bersandar di atas kaki kirinya, dan
tidak berdiam (tinggal di WC) kecuali
seperlunya saja. Adapun alasan
mengapa kaki kiri yang didahulukan
ketika masuk dan kaki kanan ketika
keluar adalah karena kiri itu untuk yang
kotor dan kanan untuk yang lainnya. “Rasulullah telah memerintahkan kami
Begitu pula, karena kaki kanan itu lebih supaya bersandar di atas kaki kiri dan
berhak untuk didahulukan untuk menuju menegakkan kaki kanan.” (H.R. Thabrani
tempat-tempat yang baik dan lebih dan Baihaqi)13
berhak untuk diakhirkan apabila menuju Dan dengan posisi ini kotoran lebih
tempat-tempat yang kotor. Adapun mudah keluar. Adapun tidak boleh
mengangkat kainnya sedikit demi sedikit berdiam di WC kecuali seperlunya saja
itu berdasarkan riwayat Ibnu ‘Umar : karena adanya pendapat dari para
dokter yang menyatakan berdiam di WC
tanpa seperlunya itu membahayakan
ö
yaitu bisa menyebabkan sakit liver dan
wasir. Wallahu a‘lam, wa shallallahu ‘ala
“Bahwasanya Nabi saw bila ingin buang
Muhammad.
hajat tidak mengangkat kainnya kecuali
setelah dekat dengan tanah (tempat Soal:
duduknya).” 12 Bagaimana hukum berbicara ketika
Adapun posisi duduknya bersandar di dalam kondisi buang hajat dan apa
atas kaki kiri adalah berdasarkan hadits dalilnya?
Suraqah bin Malik , beliau berkata, Jawab:
Hukumnya adalah sangat makruh
(dibenci) kalau tidak terpaksa atau tidak
ada keperluan. Adapun dalilnya adalah
riwayat dari Ibnu ‘Umar , dia berkata,
12
H.R. Abu Dawud (no. 14), Tirmidzi (no. 14), dan yang lain secara mursal. Abu Dawud
berkata, “Hadits ini dha‘if.”
13
Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (VII/136). Kami belum menemukan dalam Sunan Al-
Baihaqi. Al-Haitsami berkata, “Di dalam sanadnya terdapat perawi yang tidak disebut namanya
(mubham).”
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 223
2
Fiqih
(berlindung) ketika buang hajat adalah
(di balik) bukit/gundukan tanah yang
“Sesungguhnya Rasulullah telah tinggi dan pelepah korma.” (H.R. Ahmad,
melarang kita menghadap kiblat ketika Muslim, dan Ibnu Majah)20
buang hajat besar atau buang hajat kecil,
beristinja’ (cebok) dengan tangan kanan, Soal:
beristinja’ (peper) dengan batu yang Bagaimana hukum buang hajat kecil
kurang dari tiga, atau beristinja’ dengan atau buang hajat besar di jalan
kotoran binatang (walaupun sudah kering umum (manusia) atau di
dan bisa meresap) atau tulang.” perteduhan (seperti di bawah
pohon atau di halte bus) dan apa
Soal: dalilnya? Jelaskan dan sertakan dalil
Jelaskan hukum bertabir (berlindung) tentang hal itu! Dan apakah boleh
dan menjauh ke tempat yang sunyi dilakukan dalam kondisi tertentu?
bagi orang yang hendak buang Jawab:
hajat dan sertakan dalilnya! Hukumnya adalah haram berdasarkan
Jawab: hadits dari Abu Hurairah , dia berkata,
Hukumnya adalah mustahab (sunnah), “Rasulullah bersabda,
sedang dalilnya adalah hadits dari Jabir
, dia berkata,
“Sesuatu yang paling disukai oleh “Jahuilah tiga tempat peyebab laknat:
Rasulullah untuk dipakai bertabir buang hajat besar di saluran-saluran air,
19
Hadits no. 335.
20
Muslim (342), Ahmad (I/204), dan Ibnu Majah (340).
21
Hadits no. 269.
22
Abu Dawud (26), dan Ibnu Majah (328).
23
Apabila seorang tabi‘in, yang tentunya tidak bertemu Nabi , berkata, “Nabi bersabda,‘…’”
maka yang ia riwayatkan itu dinamakan hadits mursal, yaitu yang dilangsungkan kepada
Nabi dengan tidak memakai perantara shahabat.
24
Ahmad (V/82), Abu Dawud (29), dan Nasa’i (34).
25
Ahmad (II/288 dan 532; III/341 dan350), Muslim (281), Nasa’i (35, 221, dan 339), dan Ibnu
Majah (343 dan 344).
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 225
4
Fiqih
gangguan (was-was) itu dari situ.” (H.R.
Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i26. Akan
tetapi Tirmidzi dan Nasa’i tidak “Apabila salah seorang di antara kamu
menyebutkan lafal: “Kemudian mandi kencing, maka hendaknya dia
atau wudhu di tempat tersebut.”) menghindari air kencingnya.” (H.R.
Ahmad dan Abu Dawud)28
Soal:
Bagaimana hukum mempersiapkan Dan dari Abu Hurairah dari Nabi ,
batu untuk ber-istinja’ (peper) dan beliau bersabda,
mencari tempat yang lunak untuk
kencing?
Jawab:
Hukumnya adalah sunnah berdasarkan
hadits dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-
bahwa Rasulullah bersabda,
26
Abu Daud (27), Tirmidzi (21), dan Nasa’i (36).
27
Ahmad (VI/108), Abu Dawud (no. 40), Nasa’i (44), dan Daruquthni (I/54). Dan asal perintah
menggunakan tiga batu ada dalam riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud (hadits no.
155).
28
Ahmad (IV/396, 399, dan 414), dan Abu Dawud (3).
29
Ahmad (II/371), Abu Dawud (35), Ibnu Majah (337).
Bagian Pertama
Kiat untuk Suami
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Oleh: Abu Husam M. Nurhuda
permasalahan yang
mengusik
keharmonisan “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau
sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa
rumah tangganya. bagi keduanya mengadakan perdamaian yang
Hanya saja bentuk sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik
(bagi mereka)…” (Q.S. An-Nisa’:128)
dan besar kecilnya
Metode yang telah digariskan oleh Islam tidaklah
perselisihan menunggu sampai masing-masing pihak berbuat
nusyuz1, menampakkan kedurhakaan, menjatuhkan
tersebut berbeda
kewibawaan, sehingga mengakibatkan rumah
antara satu tangga terbagi menjadi dua kubu yang berseteru.
Kalau perkaranya sudah sampai kepada kondisi
keluarga dengan
seperti itu, solusi apapun yang diambil akan banyak
keluarga yang lain. menemukan kesia-siaan. Oleh sebab itu, suami istri
haruslah segera menyelesaikan persoalan mereka
sejak awal sehingga tidak membesar. Karena kalau
1
Yaitu meninggalkan kewajiban suami istri.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 227
6
Keluarga
persoalannya sudah membesar, jika mereka mentaatimu, maka janganlah
hubungan di antara keduanya akan kamu mencari-cari jalan untuk
rusak, ketenangan dan ketentraman menyusahkannya. Sesungguhnya Allah
dalam rumah tangga akan hilang, dan Mahatinggi lagi Mahabesar.”
anak-anak tidak akan mendapatkan Kalimat:
pendidikan yang layak, yang bisa jadi
berujung kepada perceraian. Jika Hal ini
sampai terjadi maka akan mengakibat- ‘maka nasehatilah mereka.’
kan anak-anak tidak terurus, tumbuh dan Memberi nasehat merupakan
berkembang dalam kondisi pengaruh langkah pertama. Dan ini pulalah
negatif yang merusak masa depan
kewajiban pertama bagi seorang suami
mereka.
dalam rangka pembersihan jiwa. Karena
Walhasil, perkara ini pengaruhnya yang diharapkan darinya pada setiap
sangatlah mengkhawatirkan sehingga kondisi adalah:
tidak bisa tidak harus segera dicarikan
solusinya sejak awal kemunculan tanda-
tandanya.
Dalam tulisan ini akan disampaikan
bagaimana kiat-kiat memperbaiki sikap “Hai orang-orang yang beriman,
tidak bertanggung jawab yang dilakukan peliharalah dirimu dan keluargamu dari
suami atau istri dalam menunaikan hak api neraka yang bahan bakarnya adalah
dan kewajiban masing-masing didalam manusia dan batu. …” (Q.S. At-Tahrim:6)
rumah tangga. Kami akan membaginya Pada langkah pertama ini suami
dalam dua bagian. Bagian pertama harus mempunyai arah dan tujuan yang
tentang solusi suami dalam menghadapi tepat agar penyimpangan yang dilakukan
istri yang meninggalkan kewajiban oleh sang istri tidak membesar dan
sebagai ibu rumah tangga. Dan bagian meluas. Hendaknya suami
kedua berkaitan dengan solusi istri mengingatkan pasangannya mengenai
menghadapi penyimpangan suami. tanggung jawab sebagai seorang istri
Allah berfirman, dan ibu bagi anak-anaknya. Demikian
juga kewajibannya untuk taat kepada
suami, serta menyampaikan balasan-
balasan apa saja yang akan Allah
berikan bagi istri-istri yang taat kepada
suami dan masih banyak lagi dari
perkara-perkara rumah tangga yang bisa
disampaikan oleh suami.
Hanya saja terkadang nasehat tidak
“…Wanita-wanita yang kamu khawatirkan berguna karena istri sudah dikuasai oleh
nusyuz-nya, maka nasehatilah mereka dan hawa nafsu, merasa mempunyai
pisahkanlah mereka di tempat tidur kelebihan baik berupa kecantikan, harta
atau kedudukan keluarganya, sehingga
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 229
8
Keluarga
“Rasulullah pernah ditanya, ‘Apakah suami) yang seperti itu bukanlah orang-
hak istri kami atas kami?’ Rasulullah orang baik di antara kalian.”3
menjawab, ‘Engkau memberinya makan Dan juga sabda beliau :
jika engkau makan, engkau memberinya
baju jika engkau memakai baju, dan
jangan memukul wajah, jangan
menghinanya, dan jangan pula
memisahkannya kecuali di rumah.’”2 “Seseorang di antara kalian memukul
Demikian juga, hadits Iyas bin istrinya seakan-akan memukul budak,
Abdullah bin Abu Dzibab, dia berkata, kemudian menggaulinya di akhir siang.”4
“Rasulullah bersabda, Dan dalam kondisi apapun, Islam
telah menetapkan batasan dalam
menjalankan metode ini. Setiap langkah
ada batasannya. Kapan terealisasi
maksud dan tujuan pada setiap langkah,
maka tidak melangkah pada tahapan
berikutnya, tetapi berhenti sampai di situ
saja sebagaimana firman Allah :
2
Hadits shahih riwayat Abu Dawud (VI/180/2128) dan Ibnu Majah (I/593/1850)
3
Hadits hasan shahih. Lihat kitab Shahih Ibni Majah, hadist no. 1615.
4
Hadits muttafaqun ‘alaihi: Bukhari (VIII/705/4942) dan Muslim (IV/2091/2855).
0
Lisanul Arab 9/159.
1
H.R. Muslim (no. 1450).
2
Kitab Limadza Ikhtartu Madzhab Salaf hal. 30
3
Akan datang takhrijnya sebentar lagi.
4
Ibid hal. 30-33.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 331
0
Manhaj
Kewajiban Merujuk kepada
Pemahaman Salaf
Sebagai seorang muslim kita dituntut
untuk menjadikan Al-Qur’an dan As-
Sunnah sebagai pedoman hidup. Kesela- “Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-
matan hidup kita, dunia dan akhirat, tama (masuk Islam) di antara orang-orang
hanya akan diperoleh dengan cara kita Muhajirin dan Anshar serta orang-orang
tunduk dan patuh kepada keduanya yang mengikuti mereka (dalam melaksana-
(baca kembali Fatawa edisi ke-2). Namun kan) kebaikan, Allah ridha kepada mereka;
kenyataan di lapangan menunjukan dan Allah menyediakan bagi mereka surga-
bahwa kaum muslimin terpecah-belah surga yang di dalamnya terdapat sungai-
dalam berbagai pemahaman. Semua sungai yang mengalir. Mereka kekal di
mengklaim dirinyalah yang berpegang dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenang-
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. an yang besar.” (Q.S. At-Taubah:100)
Masing-masing mengaku paling benar Dalam ayat di atas Allah memuji
dan menyalahkan orang lain yang generasi Salaf dan orang-orang yang
menyelisihinya. Pertanyaan kita adalah mengikuti mereka. Maka, dari sini dapat
siapakah yang paling benar dan paling
diketahui bahwa bila Salaf mengemuka-
tepat dalam memahami Al-Qur’an dan
kan suatu pendapat kemudian diikuti oleh
As-Sunnah sehingga kita tidak boleh
orang-orang pada generasi berikutnya,
meyelisihi mereka? Jawabannya adalah
para sahabat Nabi . Para sahabat itulah maka mereka menjadi orang-orang yang
orang-orang yang paling paham tentang terpuji dan berhak mendapatkan
Al-Qur’an dan As-Sunnah karena mereka keridhaan dari Allah sebagaimana yang
hidup di zaman turunnya kedua wahyu didapatkan oleh generasi Salaf. Kalaulah
tersebut kepada Nabi . Maka wajib bagi mengikuti jejak Salaf tidak berbeda
kita mengikuti petunjuk dan bimbingan dengan mengikuti jejak selainnya,
mereka. niscaya mereka tidak pantas untuk dipuji
dan diridhai; dan hal seperti itu jelas
Dalil-Dalil Bahwa Pemahaman bertentangan dengan ayat di atas.
Salaf Wajib Menjadi Rujukan5 Dengan demikian, berdasarkan ayat di
Beberapa dalil di bawah ini atas telah jelas bahwa pemahaman
menunjukkan bahwa pemahaman salaf Salaf menjadi rujukan bagi generasi
wajib menjadi rujukan umat Islam dalam berikutnya.
memahami agamanya.
2. Allah berfirman,
1. Allah berfirman:
5
Lihat Limadza Ikhtartu Al-Manhaj As-Salafi hal. 86-98.
6
Hadits mutawatir, di antaranya dengan lafal di atas yang diriwayatkan oleh Bukhari (no. 2509,
3451, dan 6065), Muslim (no. 1533), dan lainnya.
7
H.R. Muslim (no. 2564).
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 333
2
Manhaj
bahwa hati para sahabat adalah sebaik-
baik hati setelah hati Nabi Muhammad
. Allah menganugerahkan kepada
mereka pemahaman yang tidak akan
pernah dicapai oleh generasi berikutnya. “Dan sembahan-sembahan selain Allah
Sehingga, apa-apa yang mereka nilai yang mereka sembah itu tidak dapat memberi
baik, maka akan baik menurut Allah dan pembelaan. (Orang yang dapat memberi
apa-apa yang mereka nilai buruk, juga pembelaan adalah) tidak lain orang yang
menjadi buruk menurut Allah8. Jadi bersaksi dengan benar (yaitu orang yang
jelaslah, pemahaman Salaf menjadi bertauhid) dan meyakini(nya).” (Q.S. Az-
rujukan bagi generasi sesudahnya Zukhruf:86)
sampai Hari Akhir nanti.
Jika persaksian mereka diterima di
4. Allah berfirman, hadapan Allah, tentu tidak diragukan lagi
bahwa pemahaman mereka menjadi
rujukan bagi generasi sesudahnya.
Memang umat Islam telah bersepakat
bahwa tidak ada generasi yang
berpredikat adil secara mutlak kecuali
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan
para sahabat. Sehingga, berita mereka
kalian umat yang adil dan pilihan agar kamu
pasti diterima dan tidak perlu diteliti lagi
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
kebenarannya. Dari situ jelaslah, bahwa
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
pemahaman mereka menjadi rujukan
(perbuatan) kalian.” (Q.S. Al-Baqarah:143)
bagi yang lainnya dalam memahami nas-
Kata wasath pada ayat di atas artinya nas Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kita
adil dan pilihan. Sebagaimana halnya diperintahkan untuk mengikuti jejak dan
kandungan ayat pada poin dua, jalan hidup mereka.
walaupun sifat yang terkandung dalam
5. Allah berfirman,
ayat di atas adalah kaum muslimin
secara umum, namun generasi Salaf
masuk dalam barisan pertama yang
“… dan ikutilah jalan orang yang kembali
mendapatkan gelaran sifat tersebut.
kepada-Ku” (Q.S. Luqman:15)
Mereka adalah manusia yang paling adil
dan pilihan. Mereka adalah generasi Para sahabat adalah orang-orang
utama dalam umat ini. Mereka paling adil yang senantiasa kembali kepada Allah,
dalam berbuat, dalam berkata-kata, dan sehingga Allah memberikan bimbingan
dalam berkehendak. Memang sangat kepada mereka bagaimana berkata dan
pantaslah mereka dijadikan saksi atas beramal yang baik. Mengenai hal ini
seluruh umat. Persaksian mereka akan Allah berfirman,
diterima di hadapan Allah karena
persaksian mereka berdasarkan ilmu
dan kejujuran. Mengenai hal ini Allah
berfirman,
8
Lihat Musnad Ahmad (I/379).
9
Taghut: setiap yang disembah selain Allah dan ia ridha dengan penyembahan itu.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 335
4
Manhaj
“Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh
kepada perikehidipanku dan perikehidupan
Khulafa’ Rasyidin sepeninggalku.”
Beliau menyatakan bahwa dari sekian
“Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah, banyak kelompok Islam hanya ada satu
Rabb kamu yang sebenarnya. Tidak ada yang yang selamat dan menjadi ahli surga,
lain setelah kebenaran itu, kecuali kesesatan. yaitu mereka yang menempuh
Maka, mengapa kamu mau dipalingkan (dari perikehidupan sesuai dengan bimbingan
kebenaran).” (Q.S. Yunus:32) Rasulullah dan para sahabatnya .
Hal ini beliau tegaskan dalam sabdanya:
Siapapun yang tidak mengikuti jalan
orang-orang beriman pasti dia mengikuti
jalan orang-orang yang tidak beriman.
Siapa saja yang mau mengikuti jalan
orang-orang beriman -jalannya para
“Semuanya masuk neraka kecuali satu
sahabat - jelas akan mendapatkan
golongan saja yaitu golongan yang pada
keselamatan. Jelaslah, pemahaman
saat itu mengikuti peri kehidupanku dan
para sahabat -sebagai generasi salaf
peri kehidupan para sahabatku.”
pertama- dalam memahami agama
adalah menjadi rujukan bagi kita Berdasarkan riwayat-riwayat di atas
semuanya. Barangsiapa berpaling kita mengetahui bahwa perikehidupan
darinya, maka sesungguhnya dia telah seluruh sahabat adalah perikehidupan
memilih kebengkokan dan kesempitan. Khulafa’ Rasyidin dan perikehidupan
Cukuplah neraka Jahannam sebagai Rasulullah . Jadi jelaslah, pemahaman
balasan baginya; padahal Jahannam itu sahabat -sebagai generasi salaf
sejelek-jelek tempat kembali dan tempat pertama- menjadi rujukan bagi generasi
tinggal -kita berlindung kepada Allah berikutnya.
darinya-.
Manhaj Salafi adalah Manhaj
6. Rasulullah pernah bersabda Rasulullah dan Para
dalam hadits yang menyebut- Sahabatnya
kan tentang perpecahan umat. Berdasarkan dalil-dalil di atas jelaslah
Dalam hadits tersebut beliau bahwa satu-satunya jalan keluar hanya
memerintahkan kepada kita agar terdapat pada manhaj salaf. Lalu,
memegang teguh sunnah beliau dan siapakah di antara sekian banyak
sunnah Khulafa’ Rasyidin. Beliau kelompok Islam itu yang benar-benar
bersabda, berpegang teguh kepada manhaj
Sahabat ? Jawabannya tidak lain
adalah manhaj salafi.
Jawaban tersebut disimpulkan dari
dua hal berikut.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 337
6
Aktual
Segala puji bagi Allah yang telah kami dalam keadaan tidak ada seekor
menyempurnakan agama ini sehingga burung pun yang mengepakkan kedua
tidak lagi membutuhkan penambahan sayapnya di udara melainkan beliau telah
atau pengurangan, tidak lagi menyebutkan kepada kami ilmu
membutuhkan nabi atau rasul lagi tentangnya.” Ia berkata, “Rasulullah
setelah Muhammad , sampai akhir bersabda,
zaman nanti sebagaimana firman Allah
:
2
Shahih Bukhari Kitab Al-‘Ilm Bab X.
3
H.R. Abu Dawud (162), Al-Baihaqi (I/292), Ad-Daruquthni (I/75), Ad-Darimi (I/181), Al-Baghawi
(239), dan Ahmad (943 dan 970) dari berbagai jalan dan dinyatakan shahih oleh Al-Hafidz
Ibnu Hajar dalam At-Talkhish Al-Khabir (I/160). (Hadits ini tentang berwudhu sambil
mengenakan alas kaki berupa kaus kaki, sepatu, dan semisalnya).
4
H.R. Bukhari (1610) dan Muslim (1270).
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 339
8
Aktual
dalam menerima syariat. Tidak Silsilah Al-Fatawa Asy-Syar‘iyah 7 ,
menjadikan akal sebagai tolok ukur sebagai berikut.
kebaikan atau keburukan karena tolok Tanya: Kami mendapati beberapa orang
ukur kebaikan atau keburukan adalah yang mengaku aktifis Islam melakukan
dalil-dalil syar‘i5. Sebab, tidak dinyatakan tindak penculikan sejumlah tokoh atau
baik melainkan apa yang diyatakan baik melakukan peledakan terhadap gedung-
oleh syariat, dan tidak dinyatakan buruk gedung perkantoran dan pertokoan.
melainkan apa yang dinyatakan buruk Apabila ditegur, mereka membantah
oleh syariat. Oleh karena itu, akal tidak dengan berkata, “Perbuatan seperti ini
boleh dijadikan tolok ukur kebaikan atau telah dilakukan oleh para sahabat dengan
keburukan. Sesungguhnya orang-orang seizin Rasulullah , yaitu pada peristiwa
yang mengatakan kebaikan dan terbunuhnya Ka‘ab bin Al-Asyraf,
keburukan berdasarkan akal atau ra‘yu seorang thaghut Yahudi.” Apakah
adalah orang-orang yang sesat.6 perbuatan seperti itu benar dan tepat
Untuk itu, sekali lagi mari kita lihat sesuai dengan metode Ahlus Sunnah Wal
permasalahan ini dengan tolok ukur Al- Jamaah? Dan apakah cara yang seperti
Qur’an dan As-Sunnah menurut itu dapat menolong agama Islam?
pemahaman Salaful Ummah. Kalau kita Kemudian apa nasehat Anda kepada
tidak mampu melihat langsung dengan mereka?
tolok ukur tersebut, maka hendaknya kita Jawab: Alhamdulillah, semua orang
bertanya kepada ulama yang memahami sudah mengetahui sikap Ahlus Sunnah
Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut Wal Jamaah terhadap masalah ini.
pemahaman Salaful Ummah dalam Terutama orang-orang yang telah
rangka mengamalkan perintah Allah: mengenal dakwah Ahlus Sunnah Wal
Jamaah, baik melalui buku-buku, kaset-
kaset dakwah, atau yang lainnya.
“… maka bertanyalah kamu sekalian
Barangsiapa yang mau berhenti sejenak
kepada orang-orang yang berilmu apabila
untuk merenungkan hal itu, maka akan
kamu tidak mengetahui.” (Q.S. An-Nahl:43)
tampak jelas baginya bahwa cara-cara
Mari kita simak keterangan- seperti itu adalah fitnah (menimbulkan
keterangan para ulama tentang hukum malapetaka) dan dapat menghalangi
bom dan cadar. orang untuk beragama Islam. Bahayanya
Pertama, mari kita simak fatwa lebih besar daripada manfaatnya.
Syaikh Abul Hasan Musthafa bin Ismail Walaupun pelakunya melakukan hal itu
As-Sulaimani Al-Misri tentang dengan niat ikhlas semata-mata untuk
(peledakan) bom dalam kitabnya, membela agama, namun keadaan
5
Al-Qur’an dan As-Sunnah.
6
Fatawa Asy-Syatibi hal.181. Lihat Al-I’tisham (I/111 & 144). Dalam hal ini terdapat perincian
lain yang panjang dalam Madarij As-Salikin. (I/230-257) oleh Al-‘Allamah Ibnul Qayyim dan
An-Nubuwwat (hal. 104) oleh Syaihul Islam Ibnu Taimiyyah. Lihat juga Ilmu Ushul Al-Bida’
(hal. 119-120) oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari.
7
Edisi Ke-2 Bulan Jumadil Ula 1418 H, fatwa nomor 39 hal. 49-52.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 441
0
Aktual
3. Tewasnya Ka‘ab bin Al-Asyraf adalah orang lain yang ditangkap lalu disiksa
kehinaan bagi Yahudi dan kemuliaan dengan cambukan hingga kulitnya
bagi kaum muslimin. Berbeda mengelupas, atau dihajar sampai
dengan tindakan para pemuda tadi. babak belur, dan sebagainya. Tepat
Kenyataannya, tindakan itu justru sekali ucapan seorang penyair,
menghalangi orang untuk Orang lain yang berbuat jahat namun
menjalankan agama Allah, dan aku yang kena getahnya.
memecah belah persatuan kaum
Maka nasibku tidak lain seperti nasib
muslimin, serta membuka peluang
jari telunjuk yang menyesali diri
bagi musuh untuk menjajah
negeri-negeri kaum muslimin 5. Para sahabat hanya membunuh
dengan alasan ‘memberantas Ka‘ab bin Al-Asyraf saja sebab hanya
terorisme’. Perbuatan mereka itulah dia yang Rasulullah izinkan untuk
yang mengakibatkan penjara-penjara dibunuh bukan yang lain. Berbeda
penuh dengan orang-orang lemah dengan aksi-aksi peledakan terhadap
lagi tidak bersalah, dan berujung gedung-gedung perkantoran yang di
kepada penghinaan kaum muslimin. dalamnya terdapat ratusan bahkan
Wallahul musta‘an (Allah sajalah ribuan orang yang beraneka ragam,
tempat kita memohon pertolongan). ada yang jahat ada yang baik. Apakah
Sungguh amat memilukan! sama seratus mereka dengan Ka‘ab
Betapa banyak pemuda Islam yang bin Al-Asyraf?
dahulu wajahnya bersinar ketika Allah telah menunda proses
menuju masjid untuk menghadiri penaklukan kota Makkah karena
majelis-majelis ilmu seperti ilmu Al- adanya sejumlah orang mukmin yang
Qur’an, aqidah, dan lain-lain. Namun, belum diketahui dengan pasti. Allah
ketika mereka ditangkapi karena berfirman,
akibat perbuatan orang lain, akhirnya
mereka pun berbalik menjadi aktivis
tempat-tempat hiburan dan perusak
sendi-sendi agama dan syi‘ar-
syi‘arnya.
4. Ka‘ab bin Al-Asyraf dibunuh oleh para
sahabat, kemudian mereka
berkumpul di hadapan Rasulullah
lalu mengumandangkan takbir
karena gembira atas terbunuhnya
Ka‘ab bin Al-Asyraf. “Dan kalau tidaklah karena laki-laki
Adapun pemuda-pemuda tadi, yang mukmin dan perempuan-perempuan
setelah melakukan perbuatan yang yang mukminah yang tidak kamu ketahui
menyimpang tersebut, biasanya bahwa kamu akan membunuh mereka
mereka terus bersembunyi kemudian yang menyebabkan kamu ditimpa
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 443
2
Aktual
buruan dan tidak dapat menewaskan mereka selalu berkonsultasi kepada para
musuh, tetapi hanya meretakkan gigi ulama dengan penuh kejujuran dan
atau mencederai mata seperti yang semata-mata untuk mencari kebenaran
disebutkan dalam hadits Abdullah bin di dalam semua masalah yang ada,
Mughoffal dalam Shahihain. Penjelasan sehingga mereka menjadi penuntut ilmu
lengkap masalah ini tidak dapat dimuat dengan sebenarnya dan menjadi rahmat
dalam fatwa yang sederhana ini. bagi seluruh umat manusia. Dan
Keterangan lebih lanjut dapat pembaca hendaklah mereka menghidupkan
temukan di tempat lain, insyaallah. kembali majelis-majelis ilmu syar‘i.
Nasehat kami kepada kaum muslimin Janganlah mereka tertipu dengan
adalah agar mereka senantiasa berada ucapan, “Kita sekarang berada pada
di bawah bimbingan ulama. Rasulullah zaman teknologi, bukan zaman Fathul
bersabda, Bari.” Maka ingatlah bahwa ‘semua
kebaikan ada dalam mengikuti Salaf
(sahabat, tabi‘in, dan atba‘ tabi‘in),
“Keberkahan itu bersama para sesepuh sedang semua kejelekan ada dalam
ulama kamu.” 8 mengikuti kebid’ahan Khalaf (ahli
Dan hendaknya mereka senantiasa bid ‘ah)’.
menekuni dakwah Ahlus Sunnah Wal Telah sampai berita gembira
Jamaah yang ditegakkan di atas landasan kepada kami bahwa sekelompok besar
ilmu dan proses belajar mengajar, dari mereka mulai menyadari besarnya
ditegakkan dengan ketenangan dan bahaya dan kerusakan akibat perbuatan
penyebaran nasehat serta kesabaran. mereka dan mereka rujuk meninggalkan
Dan agar mereka lari meninggalkan kekeliruan mereka. Semoga Allah
pemikiran-pemikiran tersebut sebagai- membalas mereka dengan kebaikan.
mana larinya (seseorang) dari terkaman Demikianlah dugaan baik kami kepada
harimau. Kemudian nasehat kami orang-orang yang ikhlas, yaitu segera
kepada pemuda-pemuda tersebut agar bertaubat kepada Allah dari kesalahan
mereka bertakwa kepada Allah dalam dan segera menjauhi tindakan-tindakan
menghadapi umat ini dan dalam yang dinyatakan sesat oleh ulama.
berdakwah kepada agama Allah. Semoga Allah menambah pengetahuan
Hendaklah mereka mengevaluasi diri. dan keistiqamahan kita di dalam
Sungguh di antara mereka ada yang menjalani agama ini.
benar-benar ikhlas, jujur dan tulus Kami memohon kepada Allah
membela agama. Di antara mereka ada semoga memudahkan kita untuk
yang ahli ibadah, zuhud, dan bahkan melaksanakan ketaatan dan semoga
ibadah kita kalah dengan ibadah mereka. menjadikan kita sebagai pembimbing
Semoga kami bukanlah berlebih-lebihan kepada hidayah, bukan sebagai orang
dalam memuji mereka! Hendaklah yang sesat dan menyesatkan. Dan
8
Hadits shahih riwayat Abu Ya‘la di dalam Musnad-nya dan Al-Albani mencantumkannya dalam
Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (no. 1778).
9
Adapun ulama abad ini seperti Syaikh Bin Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahumallah.
Baca Risalatul Hijab karya Syaikh Ibnu Utsaimin.
10
Adapun ulama abad ini seperti Syaikh Nashiruddin Al-Albani. Baca kitab beliau “Jilbab Al-
Mar’ah Al-Muslimah”.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 445
4
Akhlaq
2
Tafsir Al-Qurtuby (V/251).
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 447
6
Akhlaq
penyakit hasad. Allah berfirman dalam Sombong dan takabbur. Misalnya,
Al-Qur’an: seseorang melihat saudaranya
mendapat harta atau kekuasaan,
maka dia khawatir saudaranya itu
akan melebihi dirinya. Dia tidak
mampu menahan diri ketika tahu
“Ataukah mereka dengki kepada manusia bahwa ada orang yang melebihi
(Muhammad) lantaran karunia yang Allah dirinya. Hal itu disebabkan oleh
telah berikan kepadanya?”(Q.S. An-Nisa’:54) kesombongan yang ada pada dirinya,
Yang dimaksud Allah dengan ‘mereka’ seperti halnya rasa dengki orang-
adalah orang-orang Yahudi yang dengki orang kafir Quraisy terhadap
kepada Rasulullah atas karunia Allah Rasulullah . Allah berfirman
kepadanya dengan diturunkannya tentang keadaan mereka,
kenabian kepada beliau. Demikian juga
kedengkian mereka kepada para saha-
bat karena keimanan mereka kepada
Nabi . Ibnu Abbas, Mujahid, dan yang
lain berpendapat bahwa mereka “Dan mereka berkata, ‘Mengapa Al-
melontarkan kedengkian mereka kepada Qur’an ini tidak diturunkan kepada
Nabi disebabkan oleh kenabian beliau seorang besar dari salah satu dua
dan keimanan Sahabat kepada beliau.3 negeri (Mekah dan Thaif) ini?”.(Q.S.
Orang-orang Yahudi dan para Az-Zukhruf:31)
pengikutnya selalu berusaha meng- Gila kekuasaan. Jika seseorang
halangi manusia menuju jalan Allah, baik mempunyai sifat gila kekuasaan, dia
dengan perkataan ataupun perbuatan, tidak ingin ada orang lain yang
dan sebabnya adalah rasa dengki yang menyamai kekuasaannya. Kalau dia
menghitamkan hati mereka dan membuta- mendengar di sana ada orang lain
kannya dari menerima kebenaran. yang setara kekuasaannya, dia
Sebab-Sebab Timbulnya merasa tidak senang, dan suka kalau
Hasad kekuasaan orang itu hilang. Semua
itu tidak lain karena adanya rasa
Permusuhan dan kebencian.
dengki pada dirinya.
Seseorang, jika disakiti oleh orang
Busuknya Hati dan Sifat Kikir.
lain, akan muncul rasa benci dan
Terkadang kita temui seseorang yang
dengki dalam hatinya, lalu berusaha-
berhati busuk dan bakhil terhadap
lah dia untuk membalasnya. Kalau
orang lain. Kalau diceritakan
orang yang dibencinya itu mendapat-
kepadanya keutamaan seseorang
kan kesusahan, dia merasa senang
berupa karunia Allah kepadanya,
dan gembira, sebaliknya jika mendapat-
timbul rasa tidak senangnya dan
kan keberuntungan, baik berupa
terasa sesak dadanya. Sebaliknya
harta, kedudukan, ataupun yang lain,
jika mendengar saudaranya tertimpa
bertambahlah rasa benci dan dengki
musibah atau kesempitan meng-
dalam hatinya.
3
Tafsir Al-Qurthuby (V/251).
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 449
8
Akhlaq
kepadanya selama tiga hari. Kalau kepada seorang pun dari mereka atas
engkau membolehkan, aku ingin kebaikan yang telah Allah berikan
menumpang di rumahmu sampai tiga kepadanya.” Maka Abdullah bin Amr berkata,
hari itu.’ Orang itu menjawab, ‘Ya, ‘Inilah amalan yang telah membuatmu
boleh.’” sampai pada derajat tinggi, dan inilah yang
Selanjut Anas berkata, “Abdullah tidak mampu kami lakukan.’”5
menceritakan bahwa selama tiga malam Dalam hadist di atas diuraikan
bersama orang itu, dia tidak melihatnya tentang keutamaan orang yang
menunaikan shalat malam sama sekali. membersihkan hatinya dari hasad bahwa
Hanya saja, setiap kali terjaga dan bersihnya hati dari hasad merupakan
menggeliat di atas tempat tidurnya, dia sebab sehingga Rasulullah
selalu membaca dzikir dan takbir hingga menyampaikan kabar-gembira berupa
dia bangun untuk menunaikan shalat surga kepada sahabat tersebut.
shubuh. Selain itu, kata Abdullah, ‘Aku Demikian penjelasan tentang hasad
tidak pernah mendengarnya berbicara dandan hal-hal yang berkaitan
kecuali yang baik-baik. Setelah tiga dengannya. Semoga Allah
malam berlalu dan hampir saja aku membersihkan hati kita semua dari
meremehkan amalannya, aku berkata penyakit tersebut. Wallahu a‘lam bish
kepadanya, ‘Wahai hamba Allah, shawab.
sesungguhnya tidak pernah terjadi
pertengkaran antara aku dan bapakku.
Sebenarnya aku hanya mendengar
Rasulullah bersabda tentang dirimu
sampai tiga kali bahwa akan datang
kepada kami seorang laki-laki penghuni
surga, dan ternyata tiga kali itu engkaulah “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan
yang datang. Karena itu aku jadi ingin saudara-saudara kami yang telah beriman
tinggal bersamamu untuk melihat lebih dahulu dari kami. Janganlah Engkau
amalanmu yang nantinya aku tiru. Tetapi membiarkan adanya kedengkian dalam
ternyata aku tidak melihat engkau banyak hati kami terhadap orang-orang yang
beramal. Lalu apakah sebenarnya yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya
menyebabkan sehingga engkau Engkau Maha Penyantun lagi Maha
mencapai apa yang dikabarkan oleh Penyayang.” (Q.S. Al-Hasyr:10)
Rasulullah itu?’ Dia menjawab, ‘Tidak
ada kecuali apa yang telah engkau lihat.’ Referensi
Tatkala aku berbalik hendak pergi, dia 1. Qawaid wa Fawaid min Al-Arbaina An-Nawawiiyah, karya
memanggilku lalu berkata, ‘Benar, Nazhim Muhammad Shulthan; cet. ke-2 th. 1410 H; Dar Al-
Hijrah, Riyadh, KSA.
amalanku hanya seperti apa yang kau 2. Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin; karya Imam Ibnu
lihat sendiri. Hanya saja aku tidak pernah Qudamah Al-Maqdisy; Maktabah Dar Al-Bayaan; Damsyiq,
mendapatkan pada diriku rasa sifat Suria.
3. Al-Hats-tsu ‘ala Salamatis Shadr; karya Aly bin Muhammad
curang terhadap seorang pun dari kaum bin Sulaiman; cet. ke-2 th. 1416 H; Dar Al-Wathan, Riyadh,
muslimin. Aku juga tidak pernah hasad KSA.
5
H.R. Ahmad (III/166), dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albany dalam Kitab At-Targhib.
1
Gerakan Keagamaan dan Pemikiran: Akar Ideologis dan Penyebarannya Jilid I, WAMY
terbitan Al-Islahy Press, Jakarta. Buku ini merupakan terjemah dari kitab Al-Mausu‘ah Al-
Muyassarah fi Al-Adyan wa Al-Mazahib Al-Mu‘asharah.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 551
0
Firaq
pertengahan abad ke-12 dan menaruh Arab. Salah seorang yang pernah
perhatian pada bidang astronomi. Ia berhubungan dengan beliau adalah
telah menyadur 4 buah buku Syaikh Rifa’ah At-Thahthawi.
berbahasa Arab karya Abu Ma‘syar Al- Z. Honkh, buku-bukunya dinilai
Balkhi (1133 M). Tugas objektif karena menampilkan pengaruh
penerjemahannya dibantu oleh Adler peradaban Arab terhadap Barat. Di
of Bath. antara bukunya yang termasyhur ialah
Roger Bacon (1214-1294 M), dari Matahari Arab Bersinar di Barat.
Inggris. Menuntut ilmu di Oxford dan
Paris dan meraih gelar doktor di bidang 3. Orientalis_Orientalis yang Fanatik
teologi. Ia menerjemahkan buku
berbahasa Arab Mir’at al-Kimia tahun Goldizher (1850-1920 M), orientalis
1521 M. berdarah Yahudi, penulis buku Sejarah
Aliran-Aliran Tafsir dalam Islam, adalah
tokoh Islamic Studies di Eropa.
2. Orientalis-Orientalis yang Objektif J. Maynard, orientalis Amerika yang
Hardrian Roland (meninggal tahun sangat fanatik, termasuk salah seorang
1718 M), adalah professor bahasa- anggota dewan redaksi majalah Islamic
bahasa Timur di Universitas Utrecht, Studies.
Belanda. Ia menulis buku Muhammadanism S.M. Zwemer, orientalis dan
dua jilid dalam bahasa Latin (1705 M), zending Kristen, adalah pendiri majalah
tetapi gereja-gereja di Eropa Amerika Islamic World. Bukunya yang
memasukkan buku tersebut ke dalam bernada fitnah antara lain Islam
daftar buku-buku terlarang. Memasung Aqidah yang terbit tahun
Johan J. Reiske (1716-1774 M), 1908 M dan Al-Islam yang merupakan
seorang orientalis Jerman pertama kumpulan makalah yang disampaikan
yang patut diinggat. Ia dituduh zindik pada Muktamar Kristenisasi II tahun
(atheis) karena sikapnya yang positif 1911 M di Lucknow, India.
terhadap Islam. Ia hidup menderita dan G. Von Grunbaum, yahudi
mati karena sakit paru-paru. Ia sangat berkebangsaan Jerman ini belajar di
berjasa dalam mengembangkan dan universitas-universitas Amerika.
menampilkan Arabic Studies di Tulisannya antara lain Upacara-
Jerman. Upacara Agama Muhammad, terbit
Silvestre de Sacy (meninggal 1838 tahun 1951 M, dan Beberapa Studi
M), seorang orientalis yang menekuni Tentang Sejarah Kebudayaan Islam,
sastra dan nahwu. Ia menghindari terbit tahun 1854 M.
terlibat pengkajian Islam. Ia juga Di samping itu masih ada A.J.
sangat berjasa dalam menjadikan Wensinck, K. Cragg dari Amerika, dan
Paris sebagai Pusat Pengkajian Bahasa lain-lain yang sangat memusuhi Islam.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 553
2
Firaq
Kedua: Karya Tulis Orientalis yang Musnad Ahmad bin Hambal. Mu’jam
Penting ini terdiri atas tujuh jilid dan
1. Sejarah Kesusastraan Arab karya beredar sejak 1936 M sampai
Karl Brocklman (wafat 1956 M). sekarang.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 555
4
Firaq
panjang tersebut, Rasulullah
mengatakan bahwa pada akhir zaman
nanti akan muncul dai-dai yang
menyeru kepada pintu Jahanam. Siapa
saja yang menyambut seruan itu, akan
mereka jebloskan ke dalam neraka
Jahannam. Ketika Hudzaifah menyakan
siapa dai-dai itu, Rasulullah menjawab,
“Mereka dari bangsa kita dan berbicara
dengan bahasa kita.”2
Ayat dan hadits di atas secara jelas
menunjukkan bahwa kita harus tetap
berhati-hati terhadap mereka.
Camkanlah bahwa orientalis dan
orang-orangnya biasa menulis makalah
atau buku-buku yang secara
lahiriahnya kelihatan baik dan benar,
tetapi sebenarnya di bagian akhir atau
di sela-selanya mereka sisipi kata-kata
yang menyimpang dari ajaran Islam.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak Sepertinya yang mereka tulis adalah
akan senang kepada kamu hingga kamu suatu yang biasa, tetapi hakikatnya
mengikuti agama mereka.” (Q.S. Al- sebenarnya sudah menyimpang. Jadi,
Baqarah:120) kita harus tetap berhati-hati dengan
buku-buku mereka.
Berdasarkan ayat di atas diketahui
bahwa mereka (Yahudi dan Nasrani) Seperti disebutkan di atas bahwa
tidak akan rela sampai umat Islam kemunculan orientalis ini
mengikuti langkah-langkah mereka. dilatarbelakangi di antaranya oleh motif
Oleh karena memurtadkan umat Islam agama dan politik, yaitu untuk
secara langsung menemui banyak kepentingan kristenisasi dan
kesulitan, maka mereka menggunakan penjajahan. Pada awalnya seperti itu,
cara lain yang lebih mudah yaitu tetapi akhir-akhir ini gerakan tersebut
menghancurkan Islam dari dalam dimanfaatkan oleh kaum Yahudi dan
melalui orang-orang Islam sendiri. Zionisme demi kepentingan mereka
Dalam hal ini perlu diingat hadits melumpuhkan Timur dan Islam
Hudzaifah bin Al-Yaman ketika dengan tujuan menguasainya.
bertanya kepada Rasulullah tentang Dan sarana terakhir yang paling
keburukan. Dalam hadits yang cukup efektif di samping penyebaran buku-
2
Baca hadits ini secara lengkap beserta takhrijnya dalam rubrik Tauhid, hal. 6-7.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 557
6
Profil
1
Anak keturunan Dzu Ashbah yang bernama asli Al-Harits bin ‘Auf.
2
Nisbat kepada Himyar Al-Ashghar yang nama aslinya adalah Zur‘ah.
3
Nisbat kepada kota Madinah, tempat lahir dan tinggalnya.
4
Ada pula yang mengatakan tahun 94 H.
5
Seperti diberitakan oleh Yan‘aqid, Al-Waqidi, dan Muhammad bin Adh-Dhahhak.
6
Tepatnya setelah wafatnya dua anak Abdullah bin Umar , yaitu Al-Qasim dan Salim.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 559
8
Profil
sebagai suatu mazhab yang dianut
sampai saat ini. Imam An-Nasa’i berkata,
Ilmu Imam Malik “Aku tidak punya orang
setelah generasi tabi‘in yang
Karena keluasan ilmu hadits dan fikih lebih pandai, mulia, tsiqah,
yang dimilikinya, banyak orang yang
duduk mengambil faedah dan
dan terpercaya dalam hadits,
berguru kepadanya. Bahkan di antara selain Malik.”
mereka yang turut menimba ilmu
darinya adalah guru-gurunya sendiri
seperti pamannya sendiri Abu Suhail, Pujian Para Ulama
Yahya bin Abi Katsir, Az-Zuhri, Yahya Terhadapnya
bin Sa‘id Al-Anshari, Yazid bin Al-
Pujian demi pujian terlayangkan
Had, Zaid bin Abi Unaisah, Umar bin
kepadanya, baik dari para ulama
Muhammad bin Zaid, dan lainnya.
sezamannya maupun yang datang
Banyak pula teman-teman sebayanya setelahnya. Di antara pujian tesebut
yang menimba ilmu darinya seperti adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu
Ma‘mar, Ibnu Juraij, Abu Hanifah, Al- ‘Uyainah tatkala menafsirkan sabda
Auza‘i, Syu‘bah, Sufyan Ats-Tsauri, Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Al-Laits bin Sa‘ad, Hammad bin Zaid, Abu Hurairah yang berbunyi,
dan yang lainnya. “Nanti, akan keluar orang-orang dari
arah timur dan barat demi menuntut
Belum lagi murid-murid yang
ilmu, lalu mereka tidak menjumpai
tingkatannya di bawah beliau seperti
seorang pun yang lebih alim daripada
Sufyan bin Uyainah, Abdullah bin Al-
alimnya kota Madinah.”
Mubarak, Ad-Darawardi, Ibnu
Ulayyah, Muhammad bin Al-Hasan Ibnu Uyainah berkata, “Dahulu aku
Al-Faqih7, Abdurrahman bin Mahdi, katakan yang dimaksud (dengan
Abdullah bin Wahb, Waqi‘, Yahya al- ‘alimnya kota Madinah’) dalam hadits
Qaththan, Abu Hudzafah8, dan salah tersebut adalah Sa’id bin Al-
satunya adalah imam yang masyhur Musayyib, tetapi bukankah di
di antara imam yang empat, yaitu zamannya masih ada Sulaiman bin
Imam As-Syafi‘i –rahimahullah,- Yassar, Salim bin Abdullah, dan yang
serta masih banyak lagi yang lain lainnya? Maka sekarang saya katakan
yang datang dari berbagai penjuru bahwa yang dimaksud hadits
negeri di masa khalifah Abu Ja‘far Al- tersebut adalah Malik bin Anas,
Manshur, terlebih lagi pada masa karena tidak ada alim lain yang
khalifah Harun Ar-Rasyid. menandinginya (saat itu).”
7
Juga menjadi murid Imam Abu Hanifah.
8
Perawi Al-Muwaththa’ yang merupakan muridnya yang terakhir wafat.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 661
0
Profil
mukmin, apalagi seorang alim yang kepada orang yang ragu sepertimu,”
berjalan mengikuti jejak para nabi lalu beliau pun membantah mereka.
dan rasul.
Imam Malik pernah ditanya, “Apa
Keteguhannya di atas pendapatmu tentang orang yang
Sunnah dan Aqidah mengatakan Al-Qur’an itu makhluk?”
Beliau menjawab, “Dia itu seorang
Banyak kalimat dan atsar dari beliau zindiq (kafir), maka bunuhlah.”
yang menunjukkan beliau adalah
seorang imam pembela aqidah dan Di lain waktu beliau mengatakan, “Al-
Sunnah, serta memerangi bid‘ah dan Qur’an itu kalamullah. Kalamullah
para pelakunya. Di antaranya, beliau adalah bagian dari (dzat dan sifat)
pernah berkata, “Rasulullah dan Allah, dan tidak ada satu pun dari
para pemimpin setelahnya (Khulafa’ (sifat dan dzat) Allah yang dikatakan
Rasyidun) telah menetapkan sunnah- makhluk.”
sunnah. Menjalankannya berarti Beliau juga pernah ditanya tentang
mengikuti Kitabullah yang merupakan kelompok Qadariyah, jawab beliau,
bentuk ketaatan sempurna kepada “Saya berpendapat bahwa mereka
Allah dan keteguhan di atas agama- harus diminta bertaubat. Jika mereka
Nya. Siapa saja yang mengambilnya bertaubat, (maka diterima
sebagai petunjuk, maka akan diberi taubatnya), sedang jika tidak, maka
petunjuk, dan siapa pun yang dibunuh.”
mencari pertolongan dengannya,
niscaya dia akan ditolong. Pernah ada seseorang datang
Sebaliknya, barangsiapa yang kepada Imam Malik membaca firman
meninggalkan jalan kaum mukminin Allah :
(yakni para sahabat Nabi ), maka
Allah akan memalingkannya ke arah
mana dia berpaling, lalu “Allah beristiwa’9 di atas ‘Arsy.” (Q.S.
memasukkannya ke dalam neraka Thaha:5)
Jahannam, dan Jahannam itu adalah
sejelek-jelek tempat kembali –wal Kemudian orang itu bertanya,
‘iyadzu billah-.” “Bagaimana istiwa’ Allah itu?” Imam
Malik marah sampai berkeringat dan
Asy-Syafi‘i menceritakan bahwa mengetuk-ngetuk tongkatnya ke
Imam Malik pernah didatangi oleh tanah seraya berkata, “Istiwa’ itu
sebagian ahli bid‘ah lalu beliau sama diketahui maknanya (dalam
berkata, “Adapun aku, maka sungguh bahasa Arab). Adapun hakekatnya,
aku berada di atas petunjuk tidaklah diketahui. Mengimaninya
agamaku, adapun kamu pergilah wajib, dan bertanya ‘bagaimananya’
9
Istiwa’ artinya tinggi diatas, sebagaimana dinukil oleh Bukhari dalam Shahihnya dari
sebagian tabi‘in di antaranya Abu Al-‘Aliyah.
adalah bid‘ah. Dan saya kira kamu ini Aqdhiyah, Juz’ fit Tafsir, Kitab as-Sir,
seorang ahli bid‘ah.” Beliau lalu dan lainnya Belum lagi fatwa-fatwa
meminta agar orang itu dikeluarkan dan jawaban-jawaban beliau
dari majelisnya. terhadap berbagai permasalahan
agama yang termuat dalam kitab Al-
Dalam riwayat lain beliau menjawab,
Mudawwanah Al-Kubra yang beliau
“Allah ber-istiwa’ sebagaimana yang
susun sendiri, dan fatwa-fatwa
Ia sifati sendiri untuk diri-Nya, tidak
beliau dalam kitab At-Tamhid yang
boleh ditanya bagaimananya.”
disusun oleh Ibnu Abdil Bar.
Beliau juga mengatakan, “Allah itu di
Sebelum wafat, beliau sempat
atas langit, dan ilmunya ada di
membaca potongan ayat ke-4 dalam
segala tempat. Tiada satu pun yang
surat Ar-Rum:
terluput dari pengetahuan-Nya.”
Demikianlah kalimat-kalimatnya yang
tegas dalam memegang Sunnah dan “Bagi Allah-lah segala urusan sebelum
aqidah yang lurus, serta memerangi dan sesudah (terjadinya).”
bid‘ah dan para pelakunya.
Itu menunjukkan keridhaan beliau
dengan takdir Allah, karena ajal
Wafatnya adalah bagian dari takdir-Nya.
Beliau wafat pada bulan Rabi’ul
Rahimahullahu rahmatan wasi‘ah wa
Awwal tahun 179 H di Madinah
jazahu ‘anil Islam wal muslimin
dalam usia 86 tahun. Jenasahnya
khairal jaza’.
dishalati oleh Gubernur Madinah saat
itu, Abdullah bin Muhammad al- -Wallahu a‘lam-
Abbasi al-Hasyimi, lalu dimakamkan
di pemakaman Baqi’.
Karya-Karyanya
Imam Malik meninggalkan karya- Referensi:
karya yang sangat berharga dan
1. Siyar A‘lam An-Nubala’ karya Adz-
tinggi nilainya bagi kaum muslimin, di
Dzahabi.
antaranya yang paling terkenal dan
menjadi salah satu kitab induk dalam 2. Tahdzib At-Tahdzib karya Ibnu Hajar.
merujuk hadits-hadits Nabi yaitu 3. Ats-Tsiqat karya Ibnu Hibban.
kitab Al-Muwaththa’. Di samping itu,
karya-karya beliau yang lain seperti 4. Kitab-kitab lain tentang rijal dan
Risalah fil Qadar, Risalah fil biografi para ulama.
Fatawa Vol.Vol.
Fatawa 01/03/I/Dzulqa’dah
I / Ramadhan 1423
1423HH -- 2002
2003 M 663
2
Dana Peduli
Dakwah Salafiyah
Islamic Center Bin Baaz Pondok Pesantren Jamilurrahman Balai Pengobatan dan Rumah Sakit
Bersalin Pembinaan Dakwah di Kampus , Masjid-Masjid, Daerah Terpencil, dan lain-lain
Dana dapat Anda disalurkan ke:
Rek. Giro. No. 801.20173001
a.n. Yayasan Majelis At-Turots Al-Islamy Yogyakarta
Jumlah Rp 6.649.300,-