Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN DISKUSI MODUL 2

Skenario 1





Oleh
Kelompok 6
Anggi Farida N. (0906633893) Hadiyanti Eka (0906634164)
Aziza Noor B. (0906633962) Milla Septiana (0906514052)
Cahya Ayu Agustin (0906633975) Mison Maryanto R. (0906492915)
Dina Isnanda (0906492890) Nurul Dina R. (0906562606)
Enrika Rahayu (0906634076) Qonita Rachmah (0906634334)
Evins (0906562461) Sabriani (0906514185)
Khiyarotun Nisa` (0906513970)


Tutor: Trini Sudiarti, Ir, M.Si
Ketua: Nurul Dina Rahmawati.
Sekretaris: Cahya Ayu Agustin dan Dina Isnanda


PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 20010
DAFTAR ISI


A. %ujuan Pembelajaran .........................................................................
B. Skenario ............................................................................................
C. DaItar Kata Sulit ................................................................................
D. DaItar Kata Kunci ..............................................................................
E. Rumusan Masalah .............................................................................
F. Pohon Masalah ..................................................................................
G. DaItar Pertanyaan dan Pembahasan ...................................................
DaItar Pustaka ...............................................................................................



















A. Tujuan Pembelajaran
. Mampu menjelaskan deIinisi Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi hunger dan
appetite.
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis zat gizi mikro.
3. Mampu menjelaskan Iungsi zat gizi mikro.
4. Mampu menjelaskan pencernaan, absorbsi, dan ekskresi zat gizi mikro.
5. Mampu menyebutkan sumber bahan makanan yang mengandung zat gizi
mikro.
6. Mampu menjelaskan status penilaian zat gizi mikro.

B. Skenario
Di suatu daerah yang terisolir di wilayah pegunungan, terdapat sebuah
keluarga miskin bernama keluarga Sanusi. Untuk menjangkau daerah ini sangat sulit
karena jalan yang buruk belum diaspal, tidak ada alat transportasi dan belum
tersedianya listrik. Keluarga Sanusi mempunyai 3 anak balita dengan anak pertama
Andi yang berusia 4 tahun, anak kedua Ani 3 tahun, dan Sari yang bungsu berusia 6
bulan. Bapak dan Ibu Sanusi berproIesi sebagai buruh tani. Setiap pagi Andi sarapan
dengan dua potong singkong atau ubi jalar dengan kelapa sementara untuk makan
siang dan malam hanya makan sedikit nasi dengan tempe atau tahu atau sayur daun
singkong atau tumis kubis sehingga Andi terlihat sangat kurus dan pendek, serta pada
lehernya teraba pembesaran kelenjar. Sementara Ani menderita sakit batuk pilek
lebih dari 2 minggu lamanya. Ibu Sanusi merasa khawatir karena saat senja hari
setelah bermain dari luar rumah dan masuk ke dalam rumah, Ani selalu menabrak
kursi dan meja di dalam rumah. Selain itu wajah dan matanya terlihat pucat, baIan
lemah, dan sering mengeluh pusing. Ani memang sulit mekan dan tidak suka makan
sayuran sehingga badannya pun terlihat sangat kurus.





C. Daftar Kata Sulit
O %erisolir
O Sangat kurus
O Pendek
O Singkong / ubi jalar (2pt) 25 gram
O Kelapa parut gram
O Nasi gram
O %empe / tahu 25 gram
O Daun singkong/%umis kubis gram
O Pembesaran kelenjar : Gondok
O Senja hari : pukul 5-6 sore
O ajah dan mata pucat, badan lemah, sering mengeluh pusing : Anemia

D. Daftar Kata Kunci
O Balita
O Sangat kurus dan pendek
O Pembesaran kelenjar
O Batuk dan pilek
O Pucat
O Badan lemah
O Sering pusing
O Rabun senja
O Sulit makan
O %idak suka makan sayuran
O Pegunungan, dan
O %erisolir

E. Kalimat Masalah
Kurangnya asupan makanan khususnya yang mengandung zat gizi mikro
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

F. Pohon Masalah


G. Daftar Pertanyaan dan Pembahasan
1. Penyakit apa yang diderita oleh Andi dan Ani?
a. Andi: sangat kurus dan pendek, pembesaran kelenjar pada leher.
Dari tanda-tanda yang disebutkan,Andi menderita penyakit gondok yaitu
sebuah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya mineral iodium sehingga terjadi
pembengkakan kelenjar tiroid pada leher. Selain itu,Andi juga mengalami
kekurangan vitamin terutama vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) yang berIungsi
sebagai pertumbuhan, serta pemeliharaan tulang dan juga iodim yang berIungi untuk
pertumbuhan Iisik sehingga tubuhnya tampak pendek, ditambah lagi kurangnya
asupan karbohidrat dan protein, deIisiensi Kalsium serta deIisiensi Se, Fe, dan Na.
Kekurangan Zat Gizi
Mikro
Ketidakseimbangan asupan
makanan
Pola asuh
yang buruk
Lingkungan
tempat tinggal
Kemiskinan
Pendidikan yang rendah, kurangnya pemberdayaan SDM, dan kurangnya
keterampilan
Pelayanan dasar
kesehatan kurang
Ketidakcukupan
persediaan pangan
Penyebab
langsung
Penyebab
tak langsung
Akar
masalah
Pokok
masalah
masyarakat
Dampak
b. Ani: senja hari selalu menabrak kursi meja, wajah dan matanya pucat, badan
lemah, sering pusing, batuk dan pilek labih dari dua minggu.
Dari tanda-tanda yang disebutkan, Ani dikatakan menderita rabun senja
karena Iungsi matanya selalu menurun ketika senja hari. Kelainan tersebut terutama
disebabkan oleh kekurangan vitamin A yang berIungsi untuk membantu proses
penglihatan dalam adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap. DeIisiensi
vitamin A ini juga memperlemah imunitas tubuh sehingga Ani mengalami batuk dan
pilek lebih dari dua minggu. Kemudian, Ani juga menderita anemia sebagai
maniIestasi klinik dari deIisiensi Fe dimana kadar sel darah merah atau hemoglobin
dalam darah menurun, padahal hemoglobin berIungsi sebagai media transport
oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh sehingga ketika jumlahnya lebih rendah dari
keadaan normal, maka akan terjadi gangguan transport oksigen termasuk ke otak
sehingga Ani sering mengeluh pusing, lalu wajah dan matanya pucat serta badan
lemah karena darah tidak terdistribusi dengan sempurna.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kondisi kesehatan pada keluarga
tersebut?
a. Faktor langsung :
Asupan makanan, yaitu asupan makanan yang kurang bervariasi (dominan
singkong, kol,tahu dan tempe), adanya asupan makanan yang dapat menghalangi
absorbsi jenis zat mikro tertentu (seperti singkong yang menghambat penyerapan Zn
dan I, serta tempe dan tahu yang merupakan pembatas metionin), inIeksi bakteri, dan
pola asuh.
b. Faktor tidak langsung :
Ekonomi berupa kemiskinan sehingga mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
sehari-hari berupa makanan dan kesehatan; Lingkungan yang berada di daerah
terisolir menyebabkan inIrastruktur kesehatan tidak memadai selain itu kondisi
pegunungan yang mempengaruhi terbatasnya ketersediaan bahan makanan pada
musin tertentu; kebutuhan dasar kesehatan; status wanita yaitu tingkat pendidikan
dan tingkat kesehatan ibu mempengaruhi kesehatan anak baik melalui pola asuh yang
diberikan.
(Berdasarkan UNICEF )
3. Apakah wilayah pegunungan mempengaruhi kondisi kesehatan keluarga
tersebut?
Iya,berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. Pada daerah pegunungan
ketersediaan bahan pangan yang mengandung Iodium sangat terbatas, karena Iodium
yang terdapat di tanah terbawa aliran air atau hujan sehingga tidak tertinggal di tanah
dan tidak dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Selain itu,karena terbatasnya jenis
dan jumlah makanan akibat pengaruh musim serta keadaan geograIisnya. Di daerah
pegunungan lebih banyak terdapat sumber makanan nabati seperti sayur-mayur,
palawija, dan hasil perkebunan, sedangkan makanan hewani terutama ikan yang
mengandung banyak mineral tidak memadai. Hal ini menyebabkan risiko deIisiensi
zat gizi. Selain itu, penduduk di daerah pegunungan yang dingin, kecukupan energi,
vitamin dan mineral tentu lebih tinggi daripada penduduk di daerah pesisir yang
panas.
4. Apakah aktivitas fisik mempengaruhi kebutuhan zat gizi mikro?
Aktivitas Iisik sangat berpengaruh terhadap kondisi Iisik sehingga
mempengaruhi kebutuhan zat gizi mikro. Aktivitas yang semakin berat
membutuhkan gizi mikro yang semakin banyak untuk mengimbangi metabolisme
tubuh. Seperti pada atlet yang lebih banyak membutuhkan zat besi (Fe) untuk
meningkatkan metabolisme pada otot sehingga asam laktat tidak mudah terbentuk.
5. Zat gizi mikro apa saja yang kurang?
Andi
Iodium (I) : Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Seng (Zn) : kekurangan seng mengganggu Iungsi kelenjar tiroid dan berperan
dalam metabolism tulang.
Vitamin A : Berpengaruh terhadap sintesis protein dan dibutuhkan untuk
perkembangan tulang serta sel epitel yang membentuk email dalam
pembentukkan gigi.
Ani
Zat besi (Fe) : Merupakan unsur dari Hemoglobin pembentuk sel darah merah.
Vitamin A : Berperan dalam pembentukkan sel darah merah, kemungkinan
melalui interaksi dengan zat besi. Selain itu berIungsi sebagai
pembentuk pigmen mata yaitu rodopsin yang berguna untuk
penglihatan kurang cahaya. Vitamin A juga berpengaruh terhadap
Iungsi kekebalan tubuh terutama terhadap risiko inIeksi pernaIasan.
%embaga (Cu) : Mencegah anemia dengan membantu absorbs besi, merangsang
sintesis Hemoglobin, melepas simpanan besi dari Ieritin dalam hati,
sebagai bagian dari enzim seruloplasmin yang berperan dalam
oksdasi Iero menjadi Ieri.
Seng (Zn) : Berperan dalam Iungsi kekebalan dalam pembentukkan antibodi sel
% dan B, dan diperlukan untuk sintesis alat angkut vitamin A protein
pengikat retinol (#etinol Binding Protein). %araI darah seng yang
rendah berhubungan dengan Hipogeusia (kehilangan indra perasa).
Vitamin B
6
: Berperan sebagai koenzim berupa piridoksal IosIat (PLP) yang
berIungsi dalam pembentukkan alIa-aminolevulinal (AMLEV) yaitu
precursor Hem dalam Hemoglobin.
Folat : Dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sel darah putih
dalam sumsum tulang, serta sebagai pembawa karbon tunggal dalam
pembentukkan Hem.
Vitamin B
2
: Diperlukan untuk mengubah Iolat menjadi bentuk aktiI. Selain itu,
deIisiensi B
2
menimbulkan gangguan sintesis DNA sehingga terjadi
gangguan pengembangbiakkan sel-sel. Sel-sel membesar
(megaloblastosis) terutama precursor sel-sel darah merah dan
sumsum tulang sehingga menyebabkan anemia pernisiosa
(megaloblastik)
6. Bagaimana status zat gizi mikro pada anggota keluarga (Andi & Ani)
tersebut? Bagaimana cara mengukur status zat gizi tersebut?
Untuk mengukur status zat gizi mikro tidak dapat melalui pengukuran
antropometri, melainkan dengan menggunakan uji biokimia dan klinik. Berikut ini
adalah indikator beberapa zat gizi mikro:
a) Iodium
%otal Goiter Rate (G%R), dengan metode palpasi untuk mengetahui
klasiIikasi penyakit gondok.


Tabel 6.1 Kriteria Keparahan Penyakit Gondok.
Grade Keadaan
0 %idak teraba dan tidak terlihat
1 %idak terlihat pada posisi leher normal tetapi
teraba
2 %erliaht apabila menelan dan ketika posisi leher
normal
(Sumber: HO 2)
Table 6.2 Kriteria Epidemiologi Pengukuran Prevalensi GAKI.
Prevalensi TGR Kategori
5,0 - 19,9 Ringan
20,0 - 29,9 Sedang
30,0 Berat
(Sumber: HO 2)
Iodium Urine, menggambarkan asupan harian Iodium.
Table 6.3 Kriteria Penilaian Iodium Berdasarkan Nilai Median Kadar
Iodium Urine.
Median urinary
iodium (g/L)
Intake Iodium Dampak
< 20 %idak cukup DeIisiensi Iodium berat
20-49 %idak cukup DeIisiensi Iodium sedang
50-99 %idak cukup DeIisiensi Iodium ringan
100-199 Adekuat Optimal
200-299 Lebih dari cukup Berisiko hipertiroid
> 300 Kelebihan Berisiko hipertiroid dan
Autoimun %iroid Disease
(Sumber : HO 2)
b) Zat besi
Untuk penentuan derajat anemia dan pengujian deIisiensi zat besi dapat
melalui pemeriksaan darah seperti pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb),
Hematokrit (Ht), Ieritin serum, kejenuhan transIerin, dan protoporIirin eritrosit.
Table 6.4 Kadar Hemoglobin (Hb) dan Volume Hematokrit (Ht) Sebagai
Indikator Anemia.
Usia / 1enis Kelamin Kadar Hb (g/L)
2
Kadar Ht (g/L)
Anak 6 bln - 2thn ,33
Anak 5 - 11 thn 5 ,34
Anak 12 - 14 thn 2 ,36
Pria Dewasa 3 ,3
Wanita Tidak Hamil 2 ,36
Wanita Hamil ,33
(Sumber : HO 2)
c) Vitamin A
Untuk mengetahui kadar vitamin A dapat dilakukan pemeriksaan kadar albumin
serum.
7. Apa akibat kekurangan dan kelebihan zat gizi mikro pada skenario 1?
Table 7.1 Dampak Konsumsi Zat Gizi Mikro Baik Kekurangan maupun
Kelebihan.
Zat Gizi Mikro Kelebihan Kekurangan
Vitamin A Keracunan kronis akibat
mengkonsumsi vitamin A
dosis besar ( kali dosis
harian yang dianjurkan)
selama berbulan-bulan.
penyakit kerapuhan tulang
(osteoporosis)
memicu tumbuhnya
kanker
Rabun senja
Rentan penyakit inIeksi
Perubahan kulit
Kurang naIsu makan
Gangguan pertumbuhan
Yodium Peningkatan BMR
Gondok
Hipertiroid
autoimun tiroid desease
IQ rendah
Gondok
Gagal tumbang
Kretin
Zat Besi (Fe) Keracunan: rasa eneg,
Pingsan, Muntah
Diare
Denyut jantungmeingkat
Mengigau
Sakit kepala
Anemia Gizi Besi
Apatis
Mudah tersinggung
Pembentukan eritrosit
menurun mikrositosis
8. Berapa jumlah zat gizi mikro yang dibutuhkan pada balita?
Tabel 8.1 Kebutuhan Zat Gizi Mikro Harian Pada Balita.
Usia Vitamin A Zat Besi (Fe) Iodium
0-6 bulan (Sari) 375 RE ,5 mg mg
7-11 bulan 4 RE 7 mg 2 mg
1-3 tahun (Ani) 4 RE mg 2 mg
4-6 tahun (Andi) 45 RE mg 2 mg
(Sumber: HO 24)
9. Mengapa Ani dikatakan sangat kurus dan pendek? Apa indikator
pengukuran tersebut?
Melalui pengukuran dengan antropometri menurut indikator %B/U dan BB/U.
Disebut asting bila skor-z BB/%B di bawah -2, SD baku normal, dan dinyatakan
pendek karena mengalami kurang gizi kronis yang diukur berdasarkan tinggi badan
menurut usia (%B/U) atau disebut stunting bila skor-z BB/%B di bawah -2, SD
baku normal. jika dibawah -2 SD dikategorikan kurus dan pendek.
10. Mengapa terjadi pembengkakan kelenjar pada leher Andi
Pembengkakan kelenjar %iroid pada leher sebagai usaha meningkatkan
pengambilan Iodium oleh kelenjar tersebut. Hal ini disebabkan oleh deIisiensi
Iodium kemudian konsentrasi hormone tiroid menurun dan hormon perangsang tiroid
(%SH) meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak Iodium.
11. Mengapa Ani tidak dapat melihat pada senja hari?
Ketidakmampuan Ani untuk menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang
ke cahaya samar-samar atau senja yang merupakan dampak dari deIisiensi vitamin A.
Konsumsi vitamin A yang kurang menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis
sehingga kadar vitamin A dalam darah menurun yang mengakibatkan retina tidak
dapat memperoleh vitamin A untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
12. Mengapa pada skenario ini dapat terjadi rabun senja, padahal menurut
referensi dengan memakan singkong dapat mencegah rabun senja?
1elaskan bagaimana prosesnya?
Daun singkong memang dapat mencegah rabun senja karena banyak
mengandung vitamin A, namun perlu diingat juga bahwa vitamin A merupakan salah
satu vitamin A yang larut dalam lemak, konsumsi lemak yang rendah dapat
menyebabkan vitamin A dalam makanan susah untuk diserap. Meskipun
mengkonsumsi daun songkong dalam jumlah banyak, tetapi konsumsi lemak yang
berasal dari hewani kurang, makan masih terdapat kemungkinan untuk timbul rabun
senja karena vitamin A dan vitamin lain dalam singkong tidak dapat diserap dengan
baik. Selain itu, asupan protein juga dibutuhkan karena berperan sebagai pembentuk
rhodopsin dan kurang protein hewani yang umumnya banyak mengandung retinol.
13. Apa hubungan tidak makan sayuran dengan rabun senja pada Ani?
Rabun senja merupakan suatu kelainan yang diakibatkan oleh kurangnya
asupan vitamin A dalam tubuh, beberapa sumber makanan yang mengandung
vitamin A adalah sayur-sayuran yang berwarna hijau dan buah-buahan berwarna
kuning yang banyak mengandung betakaroten yang merupakan provitamin A.
Betakaroten berasal dari buah-buahan dan umbi yang berwarna kuning, seperti ubi
jalar merah. Di dalam sayuran terdapat karoten. Karoten ini berIungsi dalam
penglihatan. Sebagian dari karotenoid, terutama beta-karoten di dalam sitoplasma sel
mukosa usus halus dipecah menjadi retinol. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A
yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat opsin
dan membentuk rodopsin. Jika kekurangan sayuran dapat mengakibatkan tidak cukup
diperolehnya rodopsin yang dapat menyebabkan rabun senja.
14. Mengapa Ani mengalami wajah dan mata pucat, badan lemah, dan sering
mengeluh pusing? Apakah Ani mengalami Anemia? 1ika iya, termasuk
anemia jenis apa?
Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas,
pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, sesak napas, berdebar, tampak pucat yang
dapat dilihat dari konjunktiva di bagian mata. Gejala-gejala tersebut terdapat pada
Ani, sehingga Ani dapat diakatakan menderita anemia.
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat
warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin.
Jenis-jenis anemia sangat banyak, tergantung dari penyebab terjadinya anemia. Di
antaranya yaitu: Anemia dapat terjadi akibat berkurangnya produksi eritrosit (anemia
deIisiensi zat pembentuk sel darah (zat besi), anemia pada keganasan, anemia pada
gangguan ginjal), meningkatnya kebutuhan (anemia karena perdarahan, anemia pada
kehamilan) serta peningkatan destruksi eritrosit (anemia hemolitik antara lain
malaria, thalassemia).
Jika melihat asupan makanan Ani sehari-hari yang mengandung sedikit sekali
zat besi dan dilihat dari kondisi Ani yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan
darah (perdarahan) maupun penyakit kronis atau inIeksi parasit seperti cacing
tambang, dapat disimpulkan bahwa Ani mengalami anemia zat besi.
15. Apa yang menyebabkan Ani mengalami batuk dan pilek lebih dari 2
minggu? Apakah terjadi infeksi oleh bakteri atau virus?
Fungsi kekebalan tubuh Ani yang lemah menyebabkan risiko rentan terhadap
penyakit inIeksi. Kekebalan tubuh yang menurun ini dapat disebabkan kurangnya
asupan Vitamin A sehingga mengakibatkan lapisan sel yang menutupi trakea dan
paru-paru mengalami keratinisasi (pengerasan), tidak mengeluarkan lender (mucus)
sehingga sangat mudah dimasuki oleh mikroorganisme dan paparan kimiawi (debu)
atau pun biologis (virus dan bakteri) sehingga dapat menyebabkan inIeksi saluran
pernapasan dalam hal ini seperti yang diderita oleh Ani yaitu batuk pilek.
16. Apa yang menyebabkan Ani sulit makan?
Diawali dengan kurangnya asupan makanan yang kaya vitamin A (keadaan
ekonomi lemah untuk menyediakan makanan kaya vitamin A, dan sulitnya distribusi
makanan di daerah pegunungan) menyebabkan terjadinya keratinisasi jonjot lidah
sehingga rasa makanan tidak terkecap dengan baik dan menurunkan napsu makan.
17. Apa saja dan berapa banyak zat gizi yang terkandung dalam makanan
yang dikonsumsi keluarga tersebut?
Makanan
Karbo
hidrat
(gram)
Protein
(gram)
Lemak
(gram)
Serat
(gram)
Zat
besi
(mg)
Retinol
(g)
Karoten
total
(g)
Vit
C
(mg)
Ubi jalar
manis
, ,5 ,2 ,6 2,
Singkong 36, , ,3 , , 3
Kelapa
tua
55 5 4,2 ,3 - - -
Nasi 3, 3 ,3 ,2 ,4 - -
Tempe
goreng
,4 24,5 26,6 4,2 4, - 7
Tahu
goreng
2,5 ,7 ,5 , 4, -
Daun
singkong
7, 6,2 , 2,4 ,3 - 752 3
Tumis
daun
kubis
2,5 , 3,4 3,4 - - 6
(Sumber: %abel Komposisi Pangan Indonesia 2)
18. Apakah asupan makanan keluarga tersebut mempengaruhi absorbsi zat
gizi mikro?
a. Konsumsi tahu dan tempe mengandung asam sitrat pada protein kedelai sehingga
menghambat absorbs zat besi.
b. Konsumsi Ubi jalar mengandung zat goitrogenik yang dapat melepas sianida dan
zat tiosianat yang mengahambat absorbsi Iodium.
c. Konsumsi rendah lemak dapat mempengaruhi absorbsi vitamin larut lemak.
d. Konsumsi rendah protein, menyebabkan artroIi pada usus halus sehingga
mempengaruhi penyerapan zat gizi salah satunya dapat menyebabkan kekurangan
sekunder pada vitamin A dan pengaruh transport hormone tiroid sehingga
mempengaruhi asupan Iodium.
e. Konsumsi rendah produk sayuran dan buah-buahan mengandung vitamin C yang
membantu absorbsi dan metabolisme zat Besi dengan mereduksi Feri menjadi
Fero dalam usus halus dan menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar
dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Selain itu, vitamin C juga
membantu absorbsi Kalsium (Ca) yang berIungsi dalam proses pertumbuhan
dengan menjaga agar Kalsium berada dalam bentuk jaringan.
19. Apakah ada risiko penyakit lain dengan asupan makanan yang dikonsumsi
tersebut?
Jika rabun senja yang dialami oleh Ani tidak cepat diobati maka Ani bisa
mengalami Xerosis, yaitu gejala kekeringan pada konjungtiva (selaput kelopak
mata), mata berkerut, timbul pigmen atau kotor sehingga kehilangan atau
menurunnya siIat transparansi pada mata. Gejala lain yaitu Noda Bitot pada mata,
yaitu suatu noda yang timbul sebagai bercak berwarna perak kelabu pada kornea,
biasanya dengan permukaan yang berbuih. Selain itu, sel epitel Ani akan
mengeluarkan keratin, yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan bukan
mucus. Bila sel epitel mengelurkan keratin, sel membran akan kering dan mengeras
keadaan ini dinamakan keratinisasi. Bila keadaan ini terus berlanjut akan
menyebabkan xerophtalmia yaitu keadaan bila orang mengalami kekurangan vitamin
A dimana mata mengalami keratinisasi dan kornea menjadi terpegaruh dan jika tidak
diobati akan menyebabkan kebutaan.
Pada Andi jika kekurangan Iodium berlanjut maka akan menyebabkan
pertumbuhan yang tidak normal, pada keadaan yang parah terjadi kretinisme,
kerusakan perkembangan kognitiI, keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
yang rendah, mulut menganga dan lidah tampak dari luar, dan jika pada ibu hamil
dapat mengakibatkan gangguan kehamilan (abortus, bayi Lahir mati, Hipothryroid
pada Neonatal).
20. Sebutkan dan jelaskan zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh?
a. Iodium
Merupakan komponen hormone tiroksin kelenjar gondok. Sumber yodium
terbesar adalah seaIood, seperti kerang, udang, rumput laut, dan aneka ikan serta
olahannya.
b. Zat Besi
%ubuh mengadung 3-4 gram. Hampir seluruh peran besi dipusatkan pada
respirasi seluler berupa unsure Hemoglobin, sistem sitokrom, enzim katalase, enzim
peroksidase. Besi dalam makanan berbentuk ion Ferri yang terikat senyawa organic
misalnya dalam daging, daun sop-spoan, kerang dan lainnya.
c. Vitamin A
Istilah Vitamin A adalah nama generik untuk semua derivat Beta-Ionone
(preIormed vitamin A), selain daripada Karotenoiden (Provitamin A). PreIormed
vitamin A diantaranya adalah vitamin A alkohol (retinol), vitamin A aldehid (retinal)
dan vitamin A asam (retinoat). Sedangkan Provitamin A terdiri dari u, , dan -
karoten. Vitamin A terdapa dua golongan yaitu Vitamin A dan Vitamiun A2.
Perbedaannya, Vitamin A2 mempunyai 2 double bond, sedangkan Vitamin A
mempunyai double bond pada cincin Beta-Ionone. AktiIitas Vitamin A lebih kuat
daripada Vitamin A2 dan yang paling kuat adalah dalam bentuk Alkohol, yaitu
Retinol. Vitamin A dan Vitamin A2 bisa terdapat dalam bentuk; Alkohol: Pada
Vitamin A disebut Retinol, pada Vitamin A2 disebut Dehydroretinol, Aldehid: Pada
Vitamin A disebut Retinal, pada Vitamin A2 disebut Dehydroretinal, Asam: Asam
retinoat.
21. Apa saja fungsi dari zat gizi mikro tersebut?
Fungsi Vitamin A (betakaroten):
Membantu proses pertumbuhan tubuh.
Menjaga kesehatan mulut dan gigi.
Meningkatkan Iungsi seksualitas: hal ini dikarenakan vitamin A mengandung
banyak zat yang berguna untuk memproduksi hormone seks bagi pria dan
wanita. Salah satu contohnya adalah tablet betakarotena dan minyak ikan
yang kaya akan kandungan vitamin A yang berguna untuk meningkatkan
Iungsi seksualitas, menunjang proses kematangan seksual dan kesuburan
reproduksi anak remaja.
Vitamin A berkhasiat penting untuk kesehatan mata: kekurangan vitamin A
pada anak-anak dapat menyebabkan penyakit rabun senja atau buta ayam,
yang jika tidak diobati dengan segera dapat menyebabkan selaput lender mata
akan menjadi kering dan berlipat-lipat sehingga menimbulkan penyakit
erophtalmia. Bila penyakit ini tidak diobati akan mengakibatkan luka-luka
pada kornea mata dan dapat menyebabkan kebutaan.
Sebagai Antioksidan:
O Menghambat penuaan dini
O Melawan reaksi radikal-radikal bebas yang bersiIat karsinogenik untuk
melingdungi dan mencegah jaringan testis dan sel-sel otak dari resiko
terserang kanker dan perusakan oleh radikal-radikal bebas tersebut.
O Meredam reaksi karat lemak dalam pembuluh darah.
Menghaluskan dan melenturkan kulit (vitamin kecantikan). Kekurangan
vitamin A dapat menyebabkan kulit kering dan kasar.
Fungsi Besi (Fe) :
Meningkatkan eIisiensi transmisi saraI pada otak manusia agar otak tetap
sehat dan berIungsi optimal. Selain itu, untuk menjaga keseimbangan serta
kelengkapan gizi yang diperlukan otak agar dapat melaksanakan
pekerjaannya terutama dalam berpikit dan berkonsentrasi.
Hemopobesis: pembentukan sel darah merah.
Fungsi Iodium (I) :
Mencegah goiter (kelenjar gondok dan kretin membesar)
Mencegah keguguran
Mencegah terjadinya hambatan perkembangan Iisik dan mental pada anak-
anak dan orang dewasa.
Zink: Kekebalan tubuh, pengembangan reproduksi laki-laki (pembentukan
sprema, menghindari impoten), melicinkan lubang vagina (untuk wanita),
metabolisme tulang, transpor oksigen, penggumpalan darah, pemunahan radikal
bebas, sintesa dinding retinol protein, menurunkan kolesterol.
22. Bagaimana proses pencernaan, absorbsi, dan ekskresi zat gizi mikro pada
skenario ini?
a. Absorbsi, transportasi, dan metabolisme vitamin A.
Vitamin A yang ada di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk
retinil bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain dalam lambung. Di dalam
sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas
menjadi retinol yang lebih eIisien diabsorbsi daripada ester retinil. Sebagian dari
karotenoid, terutama betakaroten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah
menjadi retinol. Kemudian retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester
dengan bantuan empedu menyebrangi vili usus halus untuk diangkut oleh
kolomikron melalui sistem limIe ke dalam aliran darah menuju hati. Sebagian
vitamin A yang aktiI dalam deIerensiasi dan pertumbuhan merupakan asam retinoat
yang akan diabsorbsi tanpa perubahan jika tubuh mengalami kekurangan vitamin A.
Vitamin A dimobilisasi di hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh #etinol
Binding Protein (RBP) yang disentis oleh hati. Di dalam sel mata retinol berIungsi
sebagai retinal dan di dalam sel epitel sebagai asam retinoat.

Sedangkan karotenoid, kerang lebih sepertiga dari semua karotenoid dalam
makanan diubah menjadi vitamin A dan sebagian diabsorbsi tanpa mengalami
perubahan dan masuk melalui peredaran darah.
b. Absorbsi Zat besi (Fe)
Penyerapan zat besi terjadi dalam lambung dan usus bagian atas yang masih
bersuasana asam, banyaknya zat besi dalam makanan yang dapat dimanIaatkan oleh
tubuh tergantung pada tingkat absorbsinya. %ingkat absorbsi zat besi dapat
dipengaruhi oleh pola menu makanan atau jenis makanan. Misalnya zat besi yang
berasal dari makanan hewani dapat diabsorbsi sebanyak 2 -3 sedangkan zat besi
yang berasal dari makanan tumbuh-tumbuhan hanya sekitar 5 . Adapun Iaktor-
Iaktor yang mempengaruhi absorbsi zat besi yang terkandung dalam makanan:
O Jumlah dan bentuk kimianya.
O Penyantapan bersama dengan Iaktor-Iaktor yang mempertinggi dan atau
menghambat penyerapannya. Misalnya, vitamin C dalam bentuk asam askorbat
murni akan meningkatkan jumlah Fe yang terserap. Kemudian, Kalsium dapat
membantu penyerapan Fe dengan mengikat oksalat, Iitat dan IosIat sehingga Fe
terbebas dari jeratan ketiga zat tersebut dan leluasa diserap oleh usus. Oksalat
memiliki kemampuan mengikat tidak hanya Ca, namun juga Fe sehingga bila
Ester retinol
(makanan) Retinol Ester Retinil
Kilomikron
-
lipoprotein
Ester Retinil
(hati)
#etinol Binding
Protein (RBP)
prealbumin
Sel RBP reseptor
permukaan (sel
sasaran)
-karoten
(makananan)
Retinal
(usus halus)
Retinal
(mata)
Asam retinoat
(sel epitel)
dalam makanan dikonsumsi secara bersamaan Fe, Ca dan oksalat, maka oksalat
cenderung mengikat Ca dibanding Fe sebab Ca lebih elektropositiI. Dengan
demikian, Fe dapat diserap tubuh. Sedangkan, tannin dalam teh, phosvitin dalam
kuning telur, protein kedelai, phytat, asam Iolat, kalsium dam serat dalam bahan
makanan dapat menghambat absorbsi, karena zat-zat gizi ini dengan Fe
membentuk senyawa yang tidak larut dalam air, sehingga sulit untuk di absorbsi.
O Status kesehatan dan status zat besi individu yang bersangkutan. Zat besi
cemaran biasanya mempunyai daya serap yang rendah, kecuali zat besi yang
diperoleh dari panci tempat memasak.
c. Absorbsi dan ekskresi Iodium (I)
Iodium dengan mudah diabsorbsi dalam bentuk Iodida. Ekskresi dilakukan
oleh ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Di dalam darah, iodium terdapat
dalam bentuk bebas dan terikat protein. Di dalam kelenjar Iodium dugunakan untuk
mensintesis hormone triidotironin (%3) dan tiroksin atau tetraiodotironin (%4) bila
diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 6 g Iodium sehari untuk memelihara
persediaan tiroksin. Penangkapan Iodida oleh kelenjar tiroid dilakukan melalui
tranpor aktiI yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormone
yang merangsang tiroid (%SH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan
oleh kelenjar pituitary untuk mengatur sekresi tiroid. Hormone tiroksin kemudian
diawa darah ke sel-sel sasaran sari hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati tiroksin
dipecah dan bila dibutuhkan Iodium kembali digunakan. Kelebihan Iodium terutama
dikeluarkan melalui urin dan sedikit Ieses yang berasal dari cairan empedu.
23. Berapa prevalensi kejadian anemia, gondok, rabun senja ,dan 89:393?
Prevalensi Anemia Gizi Besi :
Organisasi kesehatan dunia (HO) memperkirakan sekitar 4 dari
penduduk didunia (lebih dari 2 milyar jiwa) terkena anemia. Kelompok yang paling
tinggi prevalensinya adalah wanita hamil dan orang tua yaitu sekitar 5, bayi dan
anak sampai umur 2 tahun 4, anak sekolah 4, wanita tidak hamil 35,
adolescent 3-55, dan anak prasekolah 25. Prevalensi anemia di negara-negara
berkembang sekitar empat kali lebih besar dibandingkan dengan negara-negara maju.
Diperkirakan prevalensi anemia untuk anak sekolah di negara berkembang dan maju
adalah 53 dan , anak prasekolah 42 dan 7 (Allen and Gillespie, 2).
Prevalensi AGB di Indonesia pada satu tahun pertama kehidupan masih diatas 6,
walaupun angkanya menurun sejalan dengan bertambahnya usia anak, namun
prevalensinya masih tinggi yaitu 32. pada anak usia 4-5 bulan. Menurut HO
anemia dikatakan menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensi di suatu
negara yaitu 5 adalah rendah, 5-4 adalah sedang dan ~4 adalah tinggi
(Direktorat Gizi Mayarakat, 23)
Prevalensi defisiensi vitamin A :
Prevalensi dari deIisiensi klinis diperkirakan dari rabun senja, bintik Bitot,
dan xeropthalmia. Prevalensi klinis KVA di Asia cukup rendah, berkisar antara .5
di Srilangka sampai 4.6 di Bangladesh pada anak-anak (Allen and Gillespie, 2).
Prevalensi lebih dari dianggap menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di
Indonesia prevalensi kekurangan vitamin A pada tahun 7 adalah berkisar antara
2-7, turun menjadi .33 pada tahun 2, dan dinyatakan bebas masalah
xeropthalmia, namun tetap perlu waspada karena 5 balita masih menunjukkan
kadar vitamin dalam serum 2mcg/dl (Direktorat Gizi Mayarakat, 23).
Prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Prevalensi secara nasional pada tahun sekitar 3 menurun menjadi
.pada tahun . Namun prevalensi pada propinsi-propinsi tertentu masih
cukup tinggi, misalnya di N%% 3., Maluku 33.3, Sulawesi %enggara 24.,
dan Sumatra Barat 2.5. Propinsi N%% dan Maluku dikategorikan mempunyai
masalah GAKI yang berat, Sulawesi %enggara dan Sumatra Barat dikategorikan
mempunyai masalah GAKI sedang, sedangkan propinsi-propinsi yang lain
mempunyai masalah GAKI ringan atau tidak mempunyai masalah GAKI (Direktorat
Gizi Mayarakat, 23).
24. Bagaimana solusi yang dapat diberikan untuk keluarga tersebut?
. Memberikan asupan makanan yang beragam atau memberikan makanan
alternatiI yang mudah didapatkan, murah, dan bernilai gizi tinggi untuk
memenuhi kebutuhan seperti buah pepaya, tomat, pisang, kelapa dan produk
hewani seperti ayam dan ikan.
2. Intervensi berupa penyuluhan tentang program garam beryodium dan
pentingnya makanan yang bervariasi sesuai dengan PUGS melalui kader-
kader baik kepala daerah (kelurahan) di daerah tersebut.
3. Mendirikan Pusat Pelayanan Kesehatan.
4. Mengonsumsi kacang kacangan untuk meningkatkan asupan Fe
5. Memberi kapsul vitamin A : Merah untuk ibu niIas dan balita sebesar
2. IU dan biru untuk bayi usia 6- bulan dengan dosis . IU
6. Memotivasi keluarga untuk dapat memproduksi bahan makanan sediri, tanpa
bergantung pada distribusi makanan, misalnya dengan berkebun.
7. Memperbaiki sanitasi
. Memperbaiki pola asuh orang tua
. Memberi jarak kelahiran antara anak yang satu dengan yang lain minimal 3
tahun untuk mempermudah pengasuhan
.Memberdayakan LSM ke daerah-daerah yang terpencil.

Anda mungkin juga menyukai