Pada hal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan mereka kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus. (Q.S. Al Bayyinah: 5)
Berniat baik dan ikhlas kepada Allah SWT, termasuk perkara besar dan penting yang bisa menyelamatkan manusia. Niat baik adalah amalan hati, sedang hati adalah anggota tubuh manusia yang paling mulia. Karena itu amalan hati sangatlah penting dan menentukan. Dengan niat di dalam hati suatu pekerjaan akan bernilai di hadapan Allah, dan jika anggota tubuh berbuat sesuatu tanpa niat yang benar, maka ia tidak berarti. 1 H. Masoed Abidin
yang
3 H. Masoed Abidin
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kita akan mendapatkan tiga tipe manusia dalam melakukan segala aktivitas dan segala amal-ibadahnya, yakni ; mukhlis ikhlas, munafik dan riya. Keikhlasan akan membuahkan rahmat, kemunafikan akan membawa laknat, sedangkan riya membawa amalan kepada kesia-siaan. Keikhlasan punya misi membangun, sedangkan kemunafikan dan riya jelas merusak dan sia-sia. Karena itu, prilaku riya dan munafik, perlu dihindari dan dibuang jauh-jauh. Prilaku munafik yang destruktif itu jelas akan merusak dimanapun ia berada. Ia akan merusak diri dan lingkungan sosialnya. Begitu pula ornag yang riya, amalanamalannya tidak akan diperolehnya sedikitpun di hari kemudian. Lalu bagaimana dengan ikhlas? Kata ini memang mudah diucapkan, akan tetapi sangat sulit direalisasikan. Untuk menjadi ikhlas dalam arti yang sebenarnya, hati ini perlu dilatih secara konkrit. Tentu saja rintangan pun selalu menghadang. Tapi begitu rintangan-rintangan itu bisa dilewati, buah 4 H. Masoed Abidin
yang tiada tergoda oleh rayuan duniawi dan semuanya dilakukan hanya karena Allah. Orang mukmin yang benar adalah jika pendorong agama di dalam hatinya bisa mengalahkan pendorong hawa nafsu, porsi akhirat bisa mengalahkan porsi duniawi, mementingkan apa yang ada disisi Allah SWT dari pada apa yang ad di sisi manusia, menjadikan niat, perkataan dan amalnya bagi Allah semata, menjadikan shalat, ibadah, hidup dan matinya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam. Inilah yang disebut ikhlas. Sesungguhnya Islam menolak perangkap dan dualisme yang dibenci, yang sering kita lihat dalam kehidupan manusia akhir zaman ini, sehingga terkadang kita ,elihat seseorang di mesjid atau aktif berpuasa pada bulan Ramadhan, tapi kemudian dalam kehidupan muamalahnya dengan sesama, atau dalam tindak tanduknya dia merupakan sosok manusia lain. Ikhlaslah yang kemudian menyatukan kehidupan orang muslim dan menjadikan semua sisinya hanya bagi Allah SWT. Shalatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya, 5 H. Masoed Abidin
.
6 H. Masoed Abidin
7 H. Masoed Abidin