Anda di halaman 1dari 9

Pemain: 1. Bawang Merah 2. Bawang Putih 3. Ibu Bawang Merah 4. Bapak Bawang Putih 5. Pangeran 6.

teman 1, 2

B. SINOPSIS CERITA

BAWANG MERAH BAWANG PUTIH

Alkisah di sebuah desa hiduplah satu keluarga yang terdiri dari: Ibu, Bapak dan seorang anak perempuan yang bernama Bawang Putih, mereka hidup bahagia. Pada suatu hari musibah menimpa keluarga mereka, Ibu si Bawang Putih sakit parah. Ketika itu bapaknya sedang berdagang, Ibu si Bawang Putih tidak bisa diobati akhirnya meninggal dunia. Si Bawang Putih sangat sedih sekali karena ditinggalkan Ibunya, sedangkan Bapak yang disayangi menikah lagi dengan wanita lain yang telah mempunyai anak perempuan yang bernama Bawang Merah. Bawang Putih semakin hari semakin sedih dan menderita karena disiksa oleh Ibu dan saudara tirinya. Pada suatu hari lewatlah seorang pangeran yang tampan dia melihat Bawang Putih sedang mencuci baju di sungai, dia melihat kecantikannya dan kemudian jatuh hati padanya. Pangeran mengejar si Bawang Putih kerumahnya tetapi dihalangi oleh saudara tirinya, tapi karena kebaikan si Bawang Putih akhirnya dilamarlah oleh pangeran itu dan akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.

C. NASKAH DRAMA

Alkisah disebuah desa hiduplah satu keluarga yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih, yang dalam hidupnya Bawang Putih penuh dengan siksaan dan hinaan serta omelan, hingga suatu ketika si Bawang Merah memanggil Bawang Putih dengan penuh amarah.

Babak I 1. Bawang Merah: Putih Putih!! kesini kamu . Kamu harus membersihkan ruang tamu ini sampai bersih, jangan sampai ada debu-debu yang tersisa . (sambil berkacak pinggang). Ingat ! 2. Bawang Putih : Baik, Bawang Merah! ( menunduk dan mengambil sapu ). 3. Ibu: Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok ngak kelihatan! (sambil melihat kanan kiri) Putih Putih Putih! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut! 4. Bapak : Ada apa sih bu! (dengan perasaan tanda tanya). 5. Ibu : Eh! Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak ngetok-ngetok pintu. (sambil memegang tangannya). 6. Bapak : E tadi bu, memang Bapak sengaja nggak ngetok-ngetok pintu, soalnya bapak dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya si Bawang Putih kemana bu? Dan kenapa dia? (dengan penuh keheranan). 7. Ibu : Oh tidak ada apa-apa pak (sambil mengelus-ngelus tangan suami) Ibu takut Bawang Putih kenapa-napa, tidak tahunya lagi istirahat dikamarnya, pak. (sambil merebah kepundaknya). 8. Bapak : Terima kasih ya bu, Bapak bangga sekali punya istri sebaik Ibu, dan saya sayang sekali sama Ibu juga anak kita berdua (mengelus rambut istri) kalau begitu Bapak berangkat berdagang lagi ya bu, paling disana saya 1 minggu. Ibu jaga diri baik-baik ya dan juga anak kita baik-baik, oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang). Baiklah bu Bapak berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya). Ibu : Iya pak (sambil mencium tangan Bapak) hati-hati dijalan, suamiku ! Hem dasar suami bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang dan rumah kamu ini ha ha ha (sambil menepuk-nepuk uang). Putih putihputih kesini kamu! (berkacak pinggang). 9. Bawang Putih : Ya ya bu, ada apa bu? 10. Ibu : Kemana aja sih kamu ! kemana saja? (sambil menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil dari tadi tidak ada jawaban, kamu tuli ya (sambil membuang muka). 11. Bawang Putih : Baik bu! (dengan nada ketakutan).

12. Ibu : Ya bagus, (sambil mengangguk-ngangguk kepala) sekarang kamu cuci baju itu sampai bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini sudah harus bersih! Dengar.! (nada keras membentak). Maka berangkatlah Bawang Putih ke laundry untuk mencuci baju itu, sambil menangis Bawang Putih Berkata! 13. Bawang Putih : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku, berikanlah kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Ya Allah bukakanlah pintu hati Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia mau menyayangiku. (sambil menangis) 14.teman 1: heii, sepertinya ada seorang wanita. (sambil menunjuk). 15. teman 2 : Ya benar , sepertinya lagi mencuci pakaian tuan! (dengan penuh semangat). 16. Pangeran : Iya, betul-betul, tapi sama siapa ya dia? Apa dia sendiriantemanku ? (dengan penuh keheranan dan melihat kearah wanita itu, sambil berfikir) teman-teman coba kalian lihat kesana! (sambil menunjuk). 17.teman 1,2 : Baik ! (sambil mengangguk). 18.teman 1: ternyata perempuan itu sendirian! Teman 2 : Perempuan itu cantik dan kelihatannya orang baik-baik! 19. Pangeran : (Sambil mengangguk-ngangguk) baiklah teman-teman kita kesana! (sambil menunjuk). 20.teman 1: baik ayo kita kesana ! Teman 2 : tapi, apakah dia perempuan tidak akan takut kalau bertemu kita ? Pangeran : untuk apa dia takut pada kita ? Teman 2 : kita ini kan orang yang belum dia perempuan kenal ? Teman 1 : tapi alangkah baiknya kalau kita mencoba berkenalan, jika pangeran bersungguh-sungguh ! Teman 2 : tentu saja pangeran bersungguh-sungguh , Pangeran : lebih baik kita langsung kesana ! (berjalan menuju bawang putih) 21. Pangeran : E e nona! (dengan gugup dan malu). Kalau boleh saya tahu nama nona siapa? Dan nona berasal dari mana? Dan kenapa pula sendirian di sungai yang sangat sepi ini? 22. Bawang Putih : Maaf tuan! (sambil menjinjing rok dan mau berlari pergi).

23. Pangeran : Jangan jangan nona, jangan lari, saya bermaksud baik, saya lihat nona sendirian, jadi saya memberanikan diri menghampiri nona! (dengan senyuman). 24. Bawang Putih : Nama saya Bawang Putih tuan, saya berasal dari desa seberang, e tapi maaf tuan, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya tuan! 25. Pangeran : Tunggu tunggu! tunggu nona! (sambil berteriak) mari teman-teman kita ikuti Bawang putih itu, dimana sebenarnya rumahnya! Kemudian berangkatlah Pangeran dan 2 temannya untuk menuju rumah Bawang Putih, Pangeran merasa dialah wanita yang selalu diidam-idamkan, kemudian si Pangeran bergegas pergi ke rumah si Bawang Putih. 26. Ibu Bawang Merah : Anakku coba lihat disana, siapa itu yang datang? (dengan penuh keheranan). 27. Bawang Merah : Iya bu, sepertinya yang datang Pangeran. Aduh betapa gagahnya dan gangteng Pangeran itu. (dengan senyuman). 28. Ibu Bawang Merah : Tenang sayang, Ibu tahu kedatangan Pangeran itu ingin mencari pendamping hidup . (sambil memegang pundaknya). 29. Bawang Merah : Benarkah itu bu? Tolong saya bu, aku ingin menjadi pendamping Pangeran itu bu. (berloncat kegirangan). 30. Pangeran : Permisi, permisi! 31. Ibu Bawang Merah : Tuan! (dengan terkejut) E ada apa gerangan tuan datang kegubuk kami ini, apa tuan mau mempersunting anak kami, yang cantik dan manis ini tuan? (sambil memegang dagu Bawang Merah). 32. Pangeran : Tidak! (dengan lantang) Saya kesini hanya untuk melamar anak ibu si Bawang Putih untuk menjadi permaisuriku. (dengan penuh senyuman). 33. Bawang Merah : Kenapa sih Pangeran lebih suka Bawang Putih dari pada saya, padahal Pangeran Bawang Putih orangnya licik sekali dan suka mempermainkan lelaki, tidak seperti saya yang baik, patuh dan setia. (sambil senyum gembira). Lagian Pangeran Bawang Putih itu orangnya jelek tidak seperti saya cantik, manis, dan menarik, ia kan Pangeran? 34. Pangeran : E iya-ya betul, kamu juga cantik, manis dan menarik nona, tapi sayang hati saya sudah terpikat sama si Bawang Putih, saya mohon tolong panggilkan Bawang Putih segera!

35. Bawang Merah : Huuuh! Bawang Putih, Bawang Putih lagi, emangnya nggak ada orang lain selain Bawang Putih, huuuh sebel!! (sambil menghentakkan kaki). Putih! Puith!! 36. Bawang Putih : Iya, mbak!!! 37. Bawang Merah : Kesini kamu lihat ini ada Pangeran mau mempersunting kamu menjadi istrinya. (dengan mimik yang sinis penuh kebencian). 38. Pangeran : Bawang Putih, maukah kamu menjadi istriku ? (memberikan senyuman). 39. Bawang Putih : (Merunduk penuh senyuman dan malu-malu, berarti dia mau). 40. Ibu Bawang Merah : Maaf tuan, itu berarti tandanya Bawang Putih setuju menjadi istri i tuan! 41. Pangeran : Mari kesini Bawang Putih, ikutlah denganku kamu akan aku persunting menjadi istriku ! (mengulurkan tangan dan menggandeng Bawang Putih pergi). 42. Bawang Putih : Ibu! (menghampiri Ibu dan memeluknya). Bawang Merah! (menghampiri Bawang Merah dan memeluknya). 43. Pangeran : Baiklah bu, saya akan membawa Bawang Putih ke istanaku dan akan aku jadikan dia perempuan sebagai ratuku . (dengan senang hati). Kalau begitu kami berangkat dulu bu, permisi! (berjalan keluar rumah). 44. Ibu Bawang Merah : Ya tuan!

Maka berangkatlah Pangeran dan Bawang Putih beserta pengawalnya untuk menuju istana kerajaan dan dijadikanlah Bawang Putih sebagai pendamping hidupnya , samapai akhirnya Pangeran dan Bawang Putih bahagia selamanya Kejahatan tidak bisa mengalahkan kebaikan, dan manusia memang mahluk paling sempurna di muka bumi, namun karna kesempurnaan itu kadang mereka lalai pada apa yang membuat mereka menjadi sempurna.

Players: A. Shallots 2. Garlic 3. Mrs. Onion 4. Mr. Garlic 5. Prince 6. Guards I, II, and III

B. SYNOPSIS OF STORY

GARLIC ONION

Once in a village there lived a family consisting of: mother, father and a daughter named "Garlic," they lived happily. On a day of calamity befall their families, Mom's Garlic ill. When the father is being traded, the Garlic Capital could not be treated eventually died. The Garlic is very sad because her mother left, while the father who loved married another woman who had had a daughter named "Red Onion". Garlic is increasingly sad and suffering due to torture by the mother and stepbrother. Gone one day a handsome prince he saw Garlic was washing clothes in the river, he saw her beauty and falls in love with him. Garlic chasing the prince to his house but was prevented by his half-brother, but because of the goodness of Garlic finally dilamarlah by the prince and finally they get married and live happily ever after.

C. DRAMA TEXT

Once upon a time there lived a family in a village that is the Red Onion and Garlic, Garlic is in his life full of torment and humiliation as well as nagging, until one day he called Garlic Shallots in a rage.

Act I A. Onions: White ... White ...! here you are. You ... have to clean up this room to clean, do not let any dust that is still attached. (Her hands on her hips). Remember ya! (Menjitak Garlic head) when I come to this room is not clean out myself later as a result! (Tear smth. To small pieces and turned away). 2. Garlic: Good, Red Onion! (Down and pick up a broom). 3. Mother & B. White: Right, how lonely. Garlic where it is, why ngak look! (While looking right and left) White ... White ... White ...! where ya boy called nyaut not-call! 4. Mr. & B. White: What's bu ...! (The feeling of a question mark). 5. Mother & B. Red: Eh ...! Father, you know why that came when Mr. Mom did not hear Mr. ngetokngetok door. (Holding her hands). 6. And Mr. B. White: E ... bu had, indeed Mr deliberately not ngetok-ngetok door, because she heard the father yelling calling Garlic, Garlic Emangnya where the bu? And why would he? (With surprise). 7. Mother & B. Red: Oh no sir there is nothing (stroking his husband's hand) Why you scared Garlicnapa, e no longer break him his room, sir. (As he leaned kepundaknya). 8. Mr. & B. White: Thank ya ma'am, you proud mother once had a wife as well, and unfortunately my mother as well as children we both (wife stroking hair) then go to trade again Mr. yes ma'am, I am there at least 1 week. Mothers keep yourself well yes and also our children well, oh yes there is little money for shopping (handing her the money). Father left bu okay for now. (His hand). Mrs. B. Red: Yes sir (as he kissed the hands of Mr) be careful on the street, da ...! Hem ... basic stupid husband, I guess you really love what you are! Not so, I just love money and your house is ... ha ... ha ... ha ... (patting the money). White ... white ... white ... here you are! (Hands on hips). 9. Garlic: Yes ... yes ... bu, bu there are what? 10. Mrs. B. White: Where do you ha ... hell aja aja cemetery? (Pulling and pushing White) called-calling of tai is not no answer, yes you are deaf ... (looking away). 11. Garlic: Good bu ...! (With a tone of fear). 12. Mrs. B. Red: Oh good, (as he nodded his head ngangguk) now you wash clothes thoroughly understand? Garlic remember, before I come laundry and had to clean the floor! Listen ....! (Shout loud tone). Garlic went down to the river to wash clothes, crying Says Garlic! 13. Garlic: O Allah, forgive the sins of My stepmother, give me strength to face this ordeal. O Allah, open the door hearts My stepmother and stepsister that he would love me. (While crying)

14. Guards I: Sorry sir, e ... see there, sir, there seems to be a woman. (Pointing). 15. Guards II: Yes sir, it seems again host the laundry! (With enthusiasm). 16. Prince: Yeah, actually, but ... yes the same who is he? Is he alone bodyguard? (With surprise and looked at the woman, as she thought) you see the guards trying to get there ...! (Pointing). 17. Guards I & II: Good lord ...! (Nodding). 18. Guards I: Sir, it turns out she was alone ...! Guards II: The woman was beautiful and the hosts seemed a nice guy! 19. Prince: (With a nod-ngangguk) Let us guard there ...! (Pointing). 20. Guards I & II: Good lord ...! 21. Prince: E ... e ... lady! (With a nervous and shy). If I may know the name of the lady who? And the lady come from? And why are all alone in this river is very quiet ...? 22. Garlic: I'm sorry ... sir ...! (While carrying a skirt and will run). 23. Prince: Do not ... do not ... ladies, do not run, I mean well, I see the lady was alone, so I ventured over to the lady! (With a smile). 24. Garlic: Garlic My name, sir, I come from villages across, e ... but I'm sorry sir, I can not linger here, I am afraid my mother scolded me sir ...! 25. Prince: Wait ... wait ...! lady ... wait! (Shouting) let us follow the garlic guard, where the actual house! Then the Prince and his two bodyguards went to the house for Garlic, Prince felt he was the woman who has always coveted, and then the Prince rushes off to the home of the Garlic. 26. Shallots mother: My son tried to see there, who's that? (With surprise). 27. Shallots: Yes ma'am, it looks like the coming Prince. Oh what a stout and gangteng prince. (With a smile). 28. Mother Onion: Relax dear, I know it's like looking for the arrival of the Prince Consort. (While holding his shoulder). 29. Shallots: Really it was not? Help me Mommy, I want to be the consort of the Prince's bu. (Berloncat joy). 30. Prince: ... Excuse me, excuse me ...! 31. Mother Onion: Sir ...! (With surprise)

E ... what on earth we kegubuk host this coming, what the master would marry our daughter, a beautiful and sweet lord? (While holding the onion chin). 32. Prince: Not ...! (Aloud) I come here just to apply for the child's mother to be Permaisuriku Garlic. (With smiles). 33. Shallots: Why is Prince rather than on my Garlic, when Garlic Prince crafty person at all and likes to play with men, not like me a good, obedient and loyal. (With a happy smile). Anyway Prince Garlic is not like my ugly person pretty, sweet, and interesting, he's the Prince? 34. Prince: E ... yes-yes yes, you are also beautiful, sweet and attractive lady, but unfortunately my heart is hooked together the garlic, I beg you please call a Garlic soon ...! 35. Shallots: Huuuh ...! Garlic, Garlic again, emangnya not anyone besides Garlic, huuuh ... resentful ...! (While stomping feet). White ...! Puith ...! 36. Garlic: Yeah, Ms. ...! 37. Shallots: here you see there is the Prince would marry you to be his wife. (With a cynical expression of hatred). 38. Prince: Garlic, would you marry with me ? (To smile). 39. Garlic: (Ducking and smiles shyly, meaning he will). 40. Shallots mother: I'm sorry sir, that means the sign of Garlic empress agreed to host! 41. Prince: Come here Garlic, your loyalty follow me you will be my queen deflowered! (Reached out and took away Garlic). 42. Garlic: Mother ...! (Approached and hugged her mother). Red onion ...! (Shallots approached and hugged her). 43. Prince: Well ma'am, I will take Garlic to my palace and I will make her to be my queen. (Be happy). Then we set off once ma'am, excuse me ...! (Runs out). 44. Shallots Mother: Yes sir ...! Prince went down and Garlic along with his bodyguards to get to the royal palace and make Garlic as empress, until finally the Prince and Garlic happily ever after "Crime can not beat the good, and man is the most perfect creature on earth, but because perfection is sometimes they fail at what makes them a perfect".

Anda mungkin juga menyukai