Setiap titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber gelombang-
gelombang kecil yang menyebar maju dengan laju yang sama dengan
gelobang itu sendiri. Muka gelombang yang baru merupakan sampul dari
semua gelombang-gelombang kecil tersebut yaitu bersinggungan dengan
tangen (garis singgung) dari semua permukaan gelombang tersebut.
Gelombang yang melewati ke-2 celah sempit ini menyebar dan menempuh
jarak yang sama hingga mencapai satu fase : saat di mana dari suatu
gelombang tiba pada saat yang sama dengan puncak gelombang yang lain.
Amplitudo kedua gelombang bergabung untuk membentuk amplitudo yang lebih
besar = interferensi ini dinamakan interferensi konstruktif (terbentuk saat
terdapat bintik terang pada layar dan pada saat dua berkas gelombang berbeda
jarak sebesar satu panjang gelombang/ atau kelipatan bilangan bulat lainnya
dari panjang gelombang bertemu). Saat amplitudo gelombang cahaya bertemu
setelah menempuh jarak lebih setengah kali panjang gelombang yang lain, saat
amplitudo kedua gelombang tiba dengan keadaan fase gelombang yang
berlawanan saat mencapai layar – maka terbentuklah gabungan gelombang
yang menghasilkan amplitudo gelombang sama dengan nol. Hal ini dikatakan
interferensi destruktif.
Untuk menentukan dengan tepat garis-garis terang jatuh pada layar, pada
situasi nyata jarak d (jarak antar celah) sangat sempit dibandingkan dengan
jarak celah terhadap layar (disimbolkan dengan huruf L). Berkas-berkas sinar
dari setiap celah akan paralel (sejajar) dan sudut deviasi θ merupakan sudut
yang dibentuk sinar paralel terhadap arah horizontal. Jarak antara dua celah
sempit terhadap arah pergeseran sinar paralel bernilai λ saat dibentuk pola
garis terang (interferensi kontruktif) dan bernilai ½ λ saat terbentuk pola garis-
garis gelap (interferensi destruktif). Jarak tersebut besarnya adalah d sin θ.
Maka saat muncul garis terang nilai jarak ekstra tersebut adalah
d sin θ = (m + ½) λ dengan m = 0, 1, 2, 3, …
Pada sudut θ yang lebih besar, yang mana berkas paling atas menempuh jarak
λ lebih jauh dari berkas yang melewati celah bagian bawah. Akan saling
meniadakan berkas yang ada di bawahnya, terutama untuk berkas-berkas yang
berbeda fase ½ λ. Sementara cahaya teratas dari ketiga bagian di tengah akian
mencapai layar dan menghasilkan pola garis terang, namun tidak seterang pola
yang memiliki sudut fase = 00.
Untuk berkas yang memiliki sudut θ lebih besar akan menempuh jarak 2 λ agar
sampai ke layar dan menghasilkan pola garis terang. Berkas-berkas yang
berada ¼ bagian atas akan saling meniadakan dengan berkas yang berada ¼
bagian di bagian bawah.
Pola intensitas nol terjadi pada
rumus ini untuk menghitung intensitas minimum pada difraksi celah tunggal