SKB 5 Penilaian Aspek Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis
SKB 5 Penilaian Aspek Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Identifikasi & Verifikasi Aspek Pasar Pemasaran Identifikasi & Verifikasi Aspek Teknik Teknologi EVALUASI & PENILAIAN ASPEK ASPEK DALAM S K B
Identifikasi & Verifikasi Aspek Manaj & SDM Identifikasi & Verifikasi Aspek Yuridis
Identifikasi & Verifikasi Aspek Ek & Lingk Identifikasi & Verifikasi Aspek Finansial
2.
Market
Customer Needs
Integrated Marketing
The Marketing Concept Untuk dapat mencapai tujuan di atas, hal-hal yang perlu dianalisis dalam aspek ini adalah : a. Lingkungan pemasaran ( marketing environment ) b. Pasar konsumen ( consumer markets ) dan tingkah laku pembeliannya ( buying behavior ) c. Industri dan persaingan d. Identifikasi segmen pasar ( market segments ) dan target pasar ( market targets ) MENGANALISIS PELUANG PASAR Hal-hal yang perlu dianalisis dalam lingkungan pemasaran adalah : Kebutuhan ( needs ) dan trend pasar Lingkungan makro, mencakup lingkungan demografi, lingkungan ekonomi, lingkungan alam, teknologi, lingkungan politik,, dan lingkungan sosial budaya.
lingkungan
Kotler & Armstrong ( 1997 ) menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen ( buying behavior ) sebagai berikut ini :
CULTURAL
PERSONAL Age & life Cycle stage Occupation Economic Circumstances Life style Personality & Self concept PSYCHOLOGICAL Motivation Perception Learning Beliefs and attitudes
Culture
Subculture Social class
B U Y E R
ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN Michael E. Porter ( 1985 ) menyatakan bahwa terdapat 5 kekuatan yang mempengaruhi profitability perusahaan dalam menghadapi persaingan, yaitu : INDUSTRY COMPETITORS ( Segment rivalry ),
POTENTIAL ENTRANTS ( Ancaman Pendatang Baru ), BUYERS ( Buyer power ), SUBSTITUTES ( Produk Substitusi ), SUPPLIERS ( Supplier power ).
MARKET SEGMENTATION
MARKET TARGETING
MARKET POSITIONING
1. Identify bases for Segmentaing the market 2. Developing profiles of Resulting segments
5. Develop positioning for each target segment 6. Develop marketing mix for each target segment
Proses Konversi
Letak Lokasi
Proses Produksi
ASPEK PRODUKSI
2. TAHAP TAHAP PERSIAPAN PRODUKSI
A. Menetapkan produk yang akan diproduksi dan kapasitas produksi Kepuasan konsumen merupakan tujuan utama perusahaan dalam memasarkan produknya. Jika konsumen tidak merasa puas terhadap produk yang dihasilkan perusahaan maka perusahaan tidak dapat menghasilkan keuntungan sehingga dalam jangka panjang tidak akan dapat survive ( bertahan ). Oleh karena itu, perusahaan harus membuat dan memasarkan produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan selera konsumen. Untuk mengetahui kebutuhan, keinginan, dan selera konsumen, perusahaan melakukan riset pasar sehingga dapat diperoleh informasi mengenai jenis, kualitas, dan kuantitas produk yang sebaiknya diproduksi. Sedangkan kapasitas produksi merupakan suatu batas kemampuan unit produksi untuk berproduksi dalam jangka waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran per satuan waktu, misalnya : 1000 ton/bulan. Menetapkan lokasi proyek Tujuan penentuan lokasi perusahaan / pabrik / tempat usaha secara tepat adalah agar membantu perusahaan untuk dapat beroperasi secara lancar, efektif dan efisien. Dengan demikian perusahaan dapat menyediakan barang/jasa yang tepat pada waktunya dengan jumlah, kualitas, serta harga yang l ayak serta masih dapat memperoleh keuntungan. Dengan adanya penentuan lokasi secara tepat, maka perusahaan diharapkan akan mempunyai kemampuan dalam : - Melayani konsumen dengan memuaskan; - Mendapatkan bahan baku secara tepat, kontinyu,, dan harga yang layak; - Mendapatkan tenaga kerja yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas - Serta memungkinkan untuk perluasan di masa mendatang. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi proyek : 1. Faktor Primer, meliputi : a. Mendekati pasar ( konsumen ); b. Mendekati sumber bahan baku; c. Terdapat fasilitas pengangkutan; d. Tersedia TK secara memadai; e. Terdapat pembangkit tenaga listrik
B.
ASPEK PRODUKSI
Faktor Sekunder, meliputi : a. Rencana masa depan; b. Biaya tanah / gedung dikaitkan masa depan; c. emungkinan perluasan; d. Terdapat service facilities ( a.l bengkel mesin, rumah sakit, kantor pos ); e. Terdapat financial facilities f. Water supply; g. Sikap dan budaya masyarakat sekitar C. Menjamin Ketersediaan Bahan Ketersediaan bahan di sini adalah bagaimana menyediakan bahan dalam kuantitas, kualitas, harga, dan pemasok yang tepat. Lay Out 1. Perencanaan Bangnan Bangunan yang didirikan harus : - Memenuhi tujuan untuk dapat melindungi semua input produksi ( bahan, peralatan, karyawan, dll ) dari cuaca ( panas / hujan ), kehilangan, dan resiko keruguan lainnya. - Disesuaikan dengan mesin / peralatan produksi yang akan digunakan sehingga dapat ditetapkan kekuatan / jenis bahan bangunan dan bentuk bengunan ( bertingkat / tidak ). Pertimbangan pertimbangan dalam pembuatan bangunan : a. Fleksibilitas, yaitu bagaimana agar bangunan dapat dirubah dengan biaya yang tidak terlalu mahal apabila diperlukan. b. Kemungkinan perluasan / ekspansi, Bangunan harus didisain sedemikian rupa sehingga mempermudah didirikan tambahan bangunan di masa depan apabila perusahaan melakukan ekspansi. c. Fasilitas bagi karyawan, sehingga mereka mendapatkan kesenangan kerja dan dengan demikian didapat moral & produktivitas kerja yang tinggi ( misalnya : AC, tempat istirahat, kantin, toilet, musholla, dll. ). d. Perlindungan kepada karyawan terhadap bahaya kebakaran, keamanan, keselamatan kerja, kesehatan ( debu, polusi ). e. Kekuatan & kapasitas lantai yang memadai dikaitkan dengan mesin / peralatan yang digunakan.
D.
ASPEK PRODUKSI
2. Penyusunan peralatan pabrik ( plant lay out ) Plant lay out berkaitan dengan masalah penyusunan mesin / peralatan produksi dalam pabrik, yaitu bagaimana mesin/peralatan produksi disusun sehingga proses produksi dapat dilakukan secara efesien dan efektif yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perolehan laba dan kelangsungan hidup usaha perusahaan. Terdapat 2 cara pengaturan lay out, yaitu : a. Process Lay out, yaitu di mana mesin/peralatan yang sama ditempatkan/dikelompokkan dalam satu area/departemen yang sama. Lay out ini biasanya digunakan untuk perusahaan yang berdasarkan job order, misalnya penjahit. b. Product Lay out, yaitu di mana mesin/peralatan produksi disusun menurut urut-urutan proses produksi untuk menghasilkan suatu produk. Sistem ini biasa digunakan untuk perusahaan yang memproduksi secara massa
( mass production ).
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun lay out : - Produk yang dihasilkan, mencakup besar, berat, dan sifat produk yang dihasilkan. Misal, apabila produk yang dihasilkan besar dan mudah pecah maka dibutuhkan ruang yang besar. - Urutan produksi, khususnya untuk product lay out. - Besar/bentuk/jumlah mesin/peralatan yang dibutuhkan - Kemudahan dilakukan maintenance - Adanya balancing capacities - Fleksibilitas pengaturan mesin/peralatan - Diupayakan minimum movement karena dengan gerak yang lebih sedikit biaya yang terbeban akan lebih rendah - Service area bagi pekerja/karyawan yang cukup memadai.
3.
ASPEK PRODUKSI
> mempercepat proses produksi. Proses produksi yang lebih cepat diharapkan dapat menghemat pemakaian tenaga listrik dan mempercepat pengiriman produk ke konsumen. > Mengurangi limbah ( waste ) bahan baku.
Persyaratan Dalam Pemilihan Teknologi : - Mutu, spesifikasi, dan jenis produk yang akan dihasilkan dengan menggunakan teknologi tersebut dapat diterima konsumen; - Teknologi yang dipilih dapat menjamin tercapainya kapasitas produksi ekonomis ( kapasitas produksi yang paling menguntungkan ); - Teknologi yang dipilih tidak akan menimbulkan kesulitan dalam pengadaan tenaga teknis, bahan baku/pembantu, suku cadang; - Sedapat mungkin teknologi yang dipilih dapat menghasilkan sebanyak mungkin jenis produk dengan menggunakan bahan baku yang sama; - Teknologi yang dipilih pernah diterapkan di tempat/negara lain secara berhasil; - Teknologi yang dipilih tidak menimbulkan dampak lingkungan negatif bagi masyarakat sekitar. B. Pemilihan Peralatan Produksi Pemilihan peralatan produksi ( jumlah & jenis ) harus dikaitkan dengan : - Teknologi yang akan digunakan; - Kapasitas produksi; - Balancing capacities. Pasokan bahan Baku / Pembantu Dalam penyusunan SKB perlu dievaluasi kontinuitas pengadaan dan sumber pasokan bahan baku, misalnya : - Apakah bahan baku proyek merupakan bahan mentah ( SDA ) atau barang setengah jadi; - Apakah sumber pasokan dari dalam negeri atau luar negeri. Apabila dari LN perlu dikaji mengenai faktor-faktor yang terkait dengan political risks, exchange rate, competitions, dan transportations.
C.
Proses Kontinu
Proses umumnya menghasilkan volume output yang besar dan berulang-ulang (repetitive). Proses yang digunakan bermacam-macam proses yang berbeda sehingga dapat menghasilkan lebih dari satu variasi produk.
CAM
(Computer
Aided
Meminimalkan penggunaan tegana kerja manusia dan meninggi akurasi serta meminimalkan bahaya.
2.
MASA OPERASIONAL
Pada masa operasional, kebutuhan SDM perlu diestimasi menurut jumlah, keahlian, pengalaman, tingkat pendidikan, gaji / upah, dan kebutuhan masing-masing bagian. Apabila dibutuhkan adanya tenaga asing, perlu diestimasi pula proporsi banyaknya tenaga asing yang akan digunakan. Misalnya, pada proyek Hotel perlu diestimasi kebutuhan SDM baik TK Langsung maupun TK Tak Langsung untuk masing-masing bagian. Disamping kebutuhan jumlah dan tingkat pendidikan SDM, diperlukan pula standarisasi kebutuhan dalam hal : a. Keahlian / pengalaman kerja; b. Gaji / upah dan tunjangan; Kriteria lain ( apabila dinilai penting ), seperti : memiliki sikap ramah ( bagian Humas ). Pada industri jasa penerbangan, misalnya dibutuhkan kriteria khusus bagi pramugari / pramugara, seperti tidak berkaca mata, berpenampilan menarik dengan minimal tinggi badan tertentu & berat badan seimbang. Estimasi kebutuhan dan kriteria standard SDM / TK harus disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan Rencana Pengisian Jabatan Pada beberapa perusahaan, biasanya siapa yang akan mengisi jabatan tingkat atas telah direncanakan sebelumnya, misalnya : untuk jabatan komisaris dan direksi. Pihak yang dicalonkan mengisi jabatan-jabatan tersebut sebaiknya adalah orang-orang yang memiliki performance pribadi yang baik, misalnya : a. Dikenal sebagai tokoh masyarakat yang jujur b. Dikenal sebagai mitra usaha yang baik c. Dalam dunia perbankan, dinilai sebagai nasabah yang baik d. Sedapat mungkin memiliki pengalaman dalam bidang manajerial dengan reputasi baik. Informasi yang digunakan untuk menilai performance pribadi tersebut biasanya bersumber dari sesama pengusaha, media masa, perbankan, dll.
KEGIATAN PERENCANAAN
Kegiatan Perencanaan meliputi Menyeleksi tim penganalisis sistem Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas Membuat jadwal proyek sehingga tugas-tugas bisa diselesaikan sesuai waktu yang direncanakan Dua tool untuk perencanaan dan kontrol proyek adalah Gantt Charts dan PERT (Program Evaluation and Review Techniques) diagram
MEMPERKIRAKAN WAKTU YANG DIPERLUKAN Proyek dibagi ke dalam beberapa fase Kemudian dibagi ke dalam tugas / kegiatan Terakhir dibagi ke perincian kegiatan yang lebih detil Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tugas / kegiatan Bisa menggunakan most likely, pessimistic, and optimistic perkiraan untuk waktunya
GANTT CHARTS
Mudah untuk membuat dan menggunakannya Menunjukkan fase pengumpulan informasi atau analisis proyek
PERT DIAGRAM
PERT - Program Evaluation and Review Technique PERT diagrams menunjukkan prioritas, kegiatan yang harus diselesaikan sebelum melakukan kegiatan berikutnya Digunakan untuk menghitung the critical path, the longest path kegiatan tersebut Ini adalah cara tercepat untuk menyelesaikan suatu proyek
PERTT
DIAGRAM ADVANTAGE : Mudah mengidentifikasi order prioritas Mudah mengidentifikasi critical path / aktifitas Mudah menentukan waktu kendur
20
A, 3 B, 4 C, 4 D, 8 G, 3 H, 2 I, 2
10
30
50
60
70
80
E, 5
F, 3
40
Arranged by. R. AGUS BAKTIONO
LEGALITAS PERUSAHAAN
Yang dimaksud legalitas di sini adalah apakah pendirian dan operasional perusahaan telah memenuhi ketentuan-ketentuan Pemerintah. Misalnya, telah memiliki : Pengesahan perusahaan ( untuk PT ) oleh Menteri Kehakiman; Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ), Surat Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ), Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ), Keanggotaan / sertifikasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi, dll; Untuk beberapa usaha tertentu diperlukan ijin gangguan ( HO ), Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL ); Untuk eksportir / importir diperlukan surat-surat ijin khusus yang dipersyaratkan bagi eksportir / importir.
B.
AMDAL VS ANDAL
Merupakan hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup.
Merupakan Telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Dampak adalah perubahan lingkungan yang amat mendasar diakibatkan oleh kegiatan.
ASPEK AMDAL
PP 29 tahun 1986 pasal 6, AMDAL merupakan komponen studi kelayakan dari rencana kegiatan, sehingga bagi proyek tertentu tahap implementasi belum dapat dimulai sebelum AMDAL diselesaikan dan disetujui oleh pihak yang bertanggung jawab.
PP Nomor 51 tahun 1993 dimaksudkan sebagai penyempurnaan ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup serta beberapa keputusan menteri yang menyertainya (Kep11?MENLH/3/94 dan Kep-12/MENLH/3/94)
LANDASAN UTAMA : Memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan lokasi proyek dan alam sekitarnya. Mengelola penggunaan sumber daya secara bijaksana dengan merencanakan, memantau, dan mengendalikan secara bijaksana. Memperkecil dampak negatif dan memperbesar dampak positif.
Bahan Mentah
Bahan Penolong (Katalis) Energi
Mekanis
Fisika Kimia
KELURAN Produk
Limbah Non Reguler Limbah Reguler
Sumber Pencemaran
Arranged by. R. AGUS BAKTIONO
POLUTAN INDUSTRI
INDUSTRI Pabrik Kertas dan Pulp Pengolahan Susu Pengawetan dan Pengalengan Sayur Pengawetan Makanan Gula dari Tebu Pemintalan Tekstil Pabrik Semen Pabrik Kimia Anorganik Pabrik Pupuk Kilang Minyak Bumi Pabrik Logam BOD Biochemical Oxigen Demand COD Chemical Oxigen Demand SS Suspended Solid POTENSI JENIS PENCEMARAN BOD, COD, NH3, SS, DS pH, BOD, COD, SS, DS pH, BOD, SS BOD, COD, SS, DS, Cl BOD, COD, SS, DS, NH3 BOD, COD, DS, warna, SS, Cu, Cr, Zn, G DS, SS, pH, Panas BOD, COD, SS, basa, panas, partikel logam berat pH, P, F, Cd, As, V, N, O, NO3 O, S, Phenol, NH3, O, SS, DS, warna, partikel logam berat, N, O&G, panas BOD, SS, DS, COD, Cn, pH, P, logam berat, panas DS Dissolved Solid O Oil G - Grease
Arranged by. R. AGUS BAKTIONO
Alat-alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah : A. Analisis Ratio ( Ratio Analysis ) B. Analisis Arus Kas ( Cash Flow Analysis )
ROE x ( 1 Deviden Payout Ratio ) ROE ( Return On Equity ) digunakan untuk menilai kinerja & kemampuan para manajer perusahaan dalam mengelola dana setoran modal para pemegang saham. ROE diformulasikan sbb : Net Income -----------------------Shareholders Equity ( 1 DPO ), merupakan proporsi dana hasil keuntungan yang tidak digunakan untuk pembayaran devidend.
Proporsi dana ini dapat digunakan perusahaan untuk pengembangan ( pertumbuhan ) usaha
DPO
Devidend Payout
R O E
OPERATING MANAGEMENT
ASSETS MANAGEMENT
FINANCIAL LEVERAGE
PROFITABILITY RATIOS
ASSETS TURN-OVER
1. Cost to Sales
Adalah prosentase total biaya operasional terhadap penjualan. Semakin kecil prosentase biaya terhadap laba, perusahaan dinilai semakin efisien.
Dengan melakukan analisis arus kas menggunakan Total Cash Flow tersebut, dapat diketahui apakah perusahaan telah melakukan fungsi pembiayaan yang sehat, misalnya : > Sumber pembayaran bunga pinjaman tidak berasal dari pinjaman namun seharusnya bersumber dari hasil operasional perusahaan yaitu terdiri dari : Laba Sebelum Bunga & Pajak + Penyusutan ( EBIT +
Depreciation );
Pembiayaan kebutuhan modal kerja bersumber dari hasil operasional usaha dan pinjaman jangka pendek ( bukan dari pinjaman jangka panjang ); Pembiayaan untuk pembelian barang modal bersumber dari dana sendiri dan pinjaman jangka panjang; Pembayaran deviden sebaiknya dilakukan hanya apabila perusahaan mendapatkan keuntungan (Banyak perusahaan publik tetap membagi deviden meskipun mengalami kerugian ).
Total 200 350 225 75 50 500 275 175 50 160 130 1.340
3.
4. 5.
B.
Para Manajer membutuhkan forecasts untuk menyusun rencana dan target perusahaan, misalnya apakah rencana pengembangan
dinilai layak atau tidak
Para Analis Saham membutuhkan forecasts untuk memberikan gambaran mengenai prospek suatu perusahaan kepada investor Para Kreditor membutuhkan forecasts untuk menilai kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban pengembalian
pinjaman.
2. Peramalan Biaya ( Expenses ) Peramalan biaya harus dilakukan pos per pos. Hal ini disebabkan karena faktor ang mempengaruhi perubahan biaya berbda untuk setiap pos. Misalnya : Biaya Langsung, Overhead, Umum & Adm, berkaitan dengan penjualan ( prosentase terhadap sales ); Biaya Penyusutan sangat berkaitan dengan nilai aktiva tetap dan metode penyusutan yang dianut perusahaan; Biaya bunga ergantung dari besarnya nilai pinjaman. 3. Peramalan Earnings Peramala earnings adalah merupakan proyeksi Laba / Rugi perusahaan di mana nilai peramalannya diperoleh dari peramalan penjualan ( tahap1 ) minus estimasi biaya ( tahap 2 ). Nilai proyeksi Laba / Rugi ini digunakan sebagai dasar penyusunan proyeksi neraca. 4. Peramalan Neraca ( Balance Sheet ) Dalam menyusun peramalan neraca, harus dilakukan tahap-tahap sebagai berikut ini : a. Menyusun proyeksi kebutuhan modal kerja nette ( net working capital ) yang terdiri atas pos-pos aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek; b. Memperkirakan kemungkinan investasi baang modal; c. Menyusun rencana struktur permodalan perusahaan termasuk rencana pembagian deviden. PERAMALAN KEBUTUHAN MODAL KERJA NETTO ( NET WORKING CAPITAL ) Modal Kerja Netto adalah selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar ( jangka pendek ) yang perhitungan peramalannya dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
>
ALTERNATIVE 1 :
Reinvested
Investment Opportunity ( e.g in real assets )
ALTERNATIVE 2 :
FIRM
Shareholders
INVESTMENT VALUATION
1. Melakukan penilaian kelayakan atas investasi yang akan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain : - Payback Period - Net Present Value ( NPV ) - Internal Rate of Return ( IRR ) Melakukan analisis kepekaan ( Sensitivity Analysis )
2.
INVESTMENT VALUATION
Kriteria Penilaian NPV 1. NPV > 0, Go Project ( Proyek diterima ); 2. NPV < 0, No Go Project ( Proyek ditolak ); 3. Apabila terdapat beberapa proyek, maka proyek dengan NPV terbesar yang dipilih. Contoh : Investasi awal suatu proyek adalah sebesar Rp. 600 juta. Net proceeds yang dihasilkan oleh proyek tersebut diperkirakan sebesar : Tahun ke Proceeds 0 ( 600 ) 1 200 2 300 3 450 Apakah proyek tersebut layak diinvestasikan, apabila cost of capital ( required rate of return / discount rate ) adalah sebesar 18%. Jawab : C1 C2 C3 NPV = - Io + --------------- + ---------------- + ---------------( 1 + 0.18 ) ( 1 + 0.18 ) ( 1 + 0.18 ) 200 300 450 = ( 600 ) + ------------- + ------------ + -----------1,1800 1,3924 1,6430 = ( 600 ) + 169,49 + 215,46 + 273,88 = 58,83 Karena NPV > 0, maka proyek tersebut layak direalisasikan.
INVESTMENT VALUATION
n Ct
t=0
------------ = 0
( 1 + r )t
n
Dari formulasi tersebut dapat pula dikaakan bahwa IRR adalah sama dengan NPV = 0, atau :
Ct ( 1 + r )t
Io +
---------t=0
Cara perhitungan IRR adalah dengan melakukan uji coba ( trial and error ). Uji coba dapat dengan menggunakan grafik maupun non grafik, seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini : Kriteria penilaian IRR : Proyek investasi dinyatakan layak apabila, IRR > rate of return yang diharapkan Berdasarkan atas contoh soal diatas, maka perhitungan IRR dapat dilakukan sebagai berikut ini : C1 C2 C3 NPV = - Io + ---------------- + ------------------ + ---------------( 1 + IRR ) ( 1 + IRR ) ( 1 + IRR ) Untuk IRR = 0% 200 300 450 NPV = ( 600 ) + ---------- + ---------- + ----------1,0 1,0 1,0 = ( 600 ) + 200 + 300 + 450 = 350
INVESTMENT VALUATION
Untuk IRR = 20%
NPV
200 300 450 = ( 600 ) + ---------- + ---------- + ----------1,2 1,4 1,7 = ( 600 ) + 166,67 + 208,33 + 260,42 = 35,42
Untuk IRR = 40% NPV 200 300 450 = ( 600 ) + ---------- + ---------- + ----------1,4 2,0 2,7 = ( 600 ) + 142,86 + 153,06 + 163,99 = - 140,09 IRR 0% 20% 40% Net Benefit ( 600 ) 200 300 450 DF ( 23% ) 1 0.8130 0.6610 0.5374 NPV 350 35,42 - 140,09 PV of 23% ( 600 ) 162,60 198,29 241,82 -------------2,71 DF ( 24% ) 1 0.8065 0.6504 0.5254 PV of 24% ( 600 ) 161,29 195,11 236,02 -------------( 7,58 )
Tahun 0 1 2 3
Investment ( 600 ) -
INVESTMENT VALUATION
NPV
IRR = i + ----------------- ( i - i ) NPV - NPV 2,71 = 23% + ---------------------- ( 24% - 23% ) 2,71 ( 7,58 ) 2,71 = 23% + ------------- ( 1% ) 10,29 = 23% + 0,26% = 23,26% Kesimpulan : karena IRR > dari required rate of return, maka proyek dinilai layak untuk dilaksanakan.
PAYBACK PERIOD
Metode ini digunakan untuk menunjukkan berapa lama suatu biaya investasi diperkirakan dapat kembali. Cara perhitugannya adalah membagi biaya investasi dengan cash inflow setiap tahun, seperti contoh dibawah ini : Initial Investment ------------------------ x 1 th Cash Inflow Kriteria Payback Period lebih kecil dibanding Payback Period Maximum yang ditentukan atau umur proyek, maka proyek tersebut tidak layak. Demikian juga sebaliknya. Dari contoh perhitungan diatas, maka perhitungan Payback Period-nya dapatlah dicari seperti dibawah ini : Tahun Net Cash Flow 0 ( 600 ) 1 200 200 2 300 300 2 Tahun 3 450 100 0,7 Bulan ---------------------600 2 Thn 7 Bln Kesimpulan : karena Payback Period < dari yang diharapkan, maka proyek dinilai layak.
Arranged by. R. AGUS BAKTIONO
INVESTMENT VALUATION
BENEFIT COST RATIO ( B/C RATIO )
GROSS B/C RATIO adalah Perbandingan / ratio antara jumlah Benefit kotor dengan biaya kotor setelah didiscounted / di present valuekan.
n B ----------t=1 ( 1 + I )n = ----------------------------n Ct + Kt ----------t=1 ( 1 + I )n PV of B = ------------------PV of ( C + K ) PV of Net B ( + ) -----------------------PV of Net B ( - )
GROSS B/C
PROFITABILITY RATIO ( PV / K )
Bt - Ct ----------( 1 + I )t = ------------------------Kt ----------( 1 + I )t = Routine Cost = Capital Cost
Arranged by. R. AGUS BAKTIONO
PV / K
Dimana : Ct Kt
SENSITIVITY ANALYSIS
SENSITIVITY ANALYSIS merupakan suatu pengujian dari suatu keputusan ( misalnya keputusan investasi )
untuk mencari seberapa besar ketidaktepatan penggunaan suatu assumsi yang dapat ditoleransi tanpa mengakibatkan tidak berlakunya keputusan tersebut. Manajer harus menentukan kepekaan keputusannya terhadap assumsi yang mendasari. Semua keputusan didasarkan atas berbagai assumsi, seperti : keakuratan data, discount rate yang digunakan, dll. Jadi, apabila digunakan assumsi yang berbeda, apakah terjadi perubahan terhadap keputusan yang telah ditetapkan.
Sensitivity analysis tujuannya adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek, jika ada
sesuatu Dengan 1. 2. 3. kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau benefit demikian tujuan utama daripada analisa sensitivitas : Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan Untuk memperbaiki design daripada proyek, sehingga dapat meningkatkan NPV Untuk mengurangi resiko kerugihan dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil
Dalam sensitivity analysis setiap kemungkinan itu harus dicoba, yang berarti bahwa tiap kali harus diadakan analisa kembali. Ini perlu sekali, karena analisa proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidak-pastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, antara lain : a. Terdapatnya cost overrun , misalnya kenaikan dalam biaya konstruksi b. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan harga hasil produksi c. Mundurnya waktu / jadwal implementasi
Arranged by. R. AGUS BAKTIONO
SENSITIVITY ANALYSIS
Contoh : Investasi awal suatu proyek adalah sebesar Rp. 600 juta. Adanya perubahan assumsi mengenai tingkat inflasi, mengakibatkan Expected Net Proceeds yang dihasilkan oleh proyek tersebut berubah dari : Tahun ke Semula Menjadi 0 ( 600 ) 1 200 100 2 300 250 3 450 400 Dengan adan6ya perubahan tersebut, apakah proyek masih dinilai layak ? Jawab : C1 C2 C3 NPV = - Io + --------------- + ---------------- + ---------------( 1 + 0.18 ) ( 1 + 0.18 ) ( 1 + 0.18 ) 100 250 400 = ( 600 ) + ------------- + ------------ + -----------1,1800 1,3924 1,6430 = ( 600 ) + 84,75 + 179,55 + 243,45 = - 92,26 Kesimpulan : Proyek menjadi tidak layak karena NPV < 0
Yang dimaksud cost dari proyek adalah segala sesuatu yang mengurangi pencapaian tujuan proyek. Sedangkan benefit adalah segala sesuatu yang membantu pencapaian tujuan. CLASSIFICATION OF COST PROJECT Yang dihitung sebagai biaya atau pengeluaran proyek ( project expenditures ) adalah hanya biaya - biaya atau ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang ( future cost ) untuk memperoleh penghasilanpenghasilan yang akan datang ( future returns ) a. Biaya angsuran hutang & bunga b. Penyusutan ( depreciation ) c. Biaya konstruksi & peralatan d. Biaya Tanah e. Biaya modal kerja f. Biaya bunga masa konstruksi g. Biaya operasi & pemeliharaan h. Biaya pembaharuan / penggantian i. Sunk cost j. Biaya Feasibility studies & engineering studies k. Intangible cost l. Biaya tak terduga ( contingencies ) CLASSIFICATION OF BENEFIT PROJECT a. Direct Benefit b. Indirect Benefit atau Secondary Benefit c. Intangible Benefit
PROJECT BENEFIT
DIRECT BENEFIT
Adalah merupakan Manfaat langsung dan nampak jelas dari hasil adanya suatu proyek. Manfaat ini bisa berupa : ~ Adanya kenaikan dalam output phisik dari kegiatan yang ditangani proyek ~ Kenaikan nilai daripada output yang disebabkan karena adanya perbaikan kualitas ~ Kenaikan nilai output karena adanya perubahan lokasi dan perubahan waktu penjualan ~ Kenaikan nilai output karena adanya perubahan bentuk ( grading, processing, dan perubahan bentuk lainnya ) ~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan oleh adanya mekanisasi ~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan oleh penurunan biaya pengangkutan ~ Penurunan biaya ( costs ) yang disebabkan terhindar dari adanya kerugian, seperti kerusakan dan lain sebagainya
INTANGIBLE BENEFIT
Maksudnya suatu manfaat yang secara tidak langsung bisa dinikmati oleh masyarakat, tetapi sulit untuk dinilai dalam bentuk uang. Intangible benefit ini bisa berupa : ~ Adanya perbaikan lingkungan ( Environments changes ) ~ Bertambahnya pemandangan baru di suatu tempat, seperti tempat rekreasi ~ Terciptanya distribusi pendapatan ~ Bertambahnya peningkatan pertahanan nasional
Arranged by. R. AGUS BAKTIONO
COST OF PROJECT
CONTINGENCY ALLOWANCES Biaya yang terjadi karena adanya perubahan design tehnis pada waktu implementasi atau adanya kesalahan-kesalahan dalam perhitungan ( adanya under estimates ). Hal ini tidak dapat dihindari ~ Ada yang diakibatkan oleh kenaikan harga ( price contingency ) yang disebabkan karena pengaruh inflasi ~ Diakibatkan oleh perubahan fisik pekerjaan ( physical contingency )
SUNK COST Adalah biaya - biaya yang dikeluarkan di waktu yang lampau atau biaya - biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan proyek. Sunk cost selalu ada dalam suatu proyek. Dalam analisa proyek, sunk cost tidak diperhitungkan dalam komponen biaya karena proyek melihat Future Cost & Benefit. Contoh : Beli tanah untuk investasi dan belum ada keputusan untuk proyek apa, apabila tanah tsb dipagari untuk pembatas. Biaya pembuatan pagar ini disebut Sunk Cost. INTANGIBLE COST Merupakan hal-hal yang riel, akan tetapi sulit diperhitungkan dalam nilai uang, namun mencerminkan nilai-nilai yang sebenarnya. Bentuk daripada Intangible Cost ini dapat berupa : polusi, suara bising, pemandangan yang kurang nyaman dari adanya suatu proyek. SALVAGE VALUE Adalah nilai sisa dari suatu investasi, sehingga mengurangi biaya investasi, tetapi karena terjadi pada akhir umurnya maka dimasukkan sebagai benefit
INVESTMENT CRITERIA
Dimaksudkan untuk mengetahui, apakah suatu proyek dapat dilaksanakan atau tidak. Tetapi untuk beberapa proyek, kita dapat melakukan ranking terhadap proyek-proyek tsb Suatu proyek
RANKING : By inspection ( dengan pengamatan ) ------ > dipergunakan untuk menetapkan prioritas proyek yang akan dilaksanakan ( mis : proyek-proyek pemerintah )
Beberapa kebiasaan proyek-proyek pemerintah : 1. Pemerintah biasanya memberikan prioritas kepada trouble shooting projects ( proyek- proyek yang kalau tidak dilaksanakan akan mengganggu proyek yang lain. Kalau perlu dengan menunda / membatalkan proyek yang lain ). 2. Prioritas diberikan kepada proyek yang mempunyai tujuan mendekati tujuan pemerintah 3. Proyek - proyek prasyarat diberikan prioritas untuk dilaksanakan ( proyek-proyek ini syarat bagi terselenggaranya proyek yang lain ) 4. Jika dana pemerintah terbatas, maka proyek yang menggunakan dana yang mendekati dana yang tersedia akan diprioritaskan Investment Criteria ada 2 jenis : A. UNDISCOUNTED MEASURES Pengukuran dengan tidak memperhatikan faktor bunga / discount 1. Payback Period 2. Proceed per unit of outlay 3. Average annual proceed per unit of outlay 4. Average income on book value of the investment B. DISCOUNTED MEASURES Alat ukur yang memasukkan faktor discount rate 1. Net Present Value ( NPV ) Arranged by. R. AGUS BAKTIONO 2. Internal Rate of Return ( IRR )
INVESTMENT CRITERIA
UNDISCOUNTED
Payback Periode
INVESTMENT CRITERIA
DISCOUNTED
B/C Ratio
Profitability Ratio ( PV/K ) Internal Rte of Return ( IRR ) Domestic Resources Costs ( DRC )
INVESTMENT CRITERIA
DRC / $ =
INVESTMENT CRITERIA
RATE OF EFFECTIVE PROTECTION ( ERP ) Di dalam hal ini yang dimaksudkan dengan proteksi adalah merupakan proteksi yang diberikan kepada local contents. Local Contents merupakan faktor - faktor nasional yang ikut di dalam pembuatan suatu jenis barang. Alasan diberi suatu proteksi disebabkan adanya infant industry argument , yang dapat mempengaruhi arah kebijakan bagi negara yang sedang membangun
ERP =
Penghasilan yg benar-benar diperoleh Dari faktor - faktor Nasional dengan Adanya tindakan - tindakan protektif (A)
Penghasilan yg akan diterima jika perdagangan berlangsung tanpa bea masuk atau pembatas lainnya (B)
Nilai local content atas dasar Perdagangan bebas atau harga c.i.f. (C)
GRANT COMPONENT OF FOREIGN LOANS ( GCFL ) Grant Component of Foreign Loans ( GCFL ) merupakan suatu jumlah pinjaman dari luar negeri yang mempunyai syarat - syarat tertentu di dalam pengembaliannya. Di dalam hal ini biasanya tingkat bunga cukup rendah dan masa tenggang waktu pembayaran yang relatif lama memberikan keuntungan bagi negara yang menjamin. Pinjaman demikian ini biasanya disebut dengan pinjaman lunak ( soft loan ) Ciri-ciri soft loan : 1. Tingkat bunga rendah 2. Terdapat masa perpanjangan ( extended ) di dalam jangka waktu pembayaran 3. Ada grace periods