Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apa pun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau
pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin
selalu konstan karena disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umum
dan cara) panen, serta proses pascapanen dan preparasi akhir. Walaupun ada juga yang
berpendapat bahwa variable tersebut tidak berakibat besar pada mutu ekstrak nantinya.
Variabel tersebut juga dapat dikompensasi dengan penambahan/pengurangan bahan setelah
sedikit prosedur analisis kimia dan sentuhan inovasi teknologi farmasi lanjutan sehingga
tidak berdampak banyak pada khasiat produksi. Usaha untuk menjaga variabel tersebut
dianggap sebagai usaha untuk menjaga mutu simplisia.
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung,
dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu yaitu sebagai
berikut :
1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga parameter mutu
umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari
kontaminasi kimia dan biologis), serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan
transportasi).
2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap
diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaituQualitySafety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
3. Bahan simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggungjawab terhadap
respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan
kadar) senyawa kandungan (Anonim,2000).
4. Uji Tumbuhan Obat
Pembuatan Simplisia
1.
Bahan baku
Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa
tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh dengan sendirinya di
hutan atau di tempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan lain, misalnya
sebagai tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan dengan tujuan untuk memproduksi
simplisia. Tanaman budidaya adalah tanaman tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan
produksi simplisia.
Dasar pembuatan simplisia meliputi :
No.
Bagian tanaman
Cara Pengambilan
Dari batang utama dan cabang,
dikelupas dengan ukuran panjang dan
Kulit batang
lebar
tertentu;
untuk
kulit
batang
Batang
3.
Kayu
kecil
atau
diserut
(disugu)
setelah
dikelupas kulitnya.
4.
Daun
5.
Bunga
6.
Pucuk
7.
Akar
dipotong
potong
dengan
ukuran
tertentu.
Dicabut, dibersihkan dari akar;
8.
Rimpang
9.
Buah
10.
Biji
dipetik;
dikupas
kulit
pisau,
atau
menggilas,
biji
11.
Kulit buah
Seperti
biji,
kulit
buah
12.
Bulbus
b.
Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran kotoran atau bahan b ahan
asing lainya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu
tanaman obat, bahan bahan seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah
rusak, serta pengotor lainya harus dibuang.
c.
Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainya yang melekat
pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air
dari sumur atau air PAM.
d.
Perajangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan
Pengeringan
Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurang kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.
f.
Sortasi kering
Sortasi setelah engeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda benda asing seperti bagian bagian tanaman yang
tidak diinginkan dan pengotor pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia
kering.
g.
penyimpaan
simplisia
perlu
diperhatikan
beberapa
hal
yang
dapat
Pemeriksaan mutu
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari
pengumpul atau pedagang simplisia. Simplisia yang diterima harus berupa simplisia murni
dan memenuhi persyaratan umum untuk simplisia seperti yang disebutkan dalam Buku
Farmakope Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia ataupun Materia Medika Indonesia Edisi
terakhir (Anonim,1985).
Standarisasi mutu simplisia sendiri dapat didefinisikan sebagai srangkaian parameter,
prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma, mutu
kefarmasian dalam artian memenuhi syarat standar dari simplisia tersebut (baik secara kimia,
biologi, dan farmasi). Tujuan dari standarisasi yakni menjamin bahwa produk akhir (obat,
ekstrak, atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan untuk
dijadikan bahan obat yang berkualitas, aman dan bermanfaat.
Nama simplisia
2.
Uraian
3.
Pemerian
4.
Baku pembanding
5.
Identifikasi
6.
Uji kemurnian
Dalam pemeriksaan mutu simplisia, simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi
terakhir dari buku-buku resmi Depkes RI, diantaranya Farmakope Indonesia, Ekstra
Farmakope Indonesia dan Materia Medika Indonesia (MMI), selain itu perlu tersedia contoh
simplisia pembanding (yang diperbaharui secara periodik). Pemeriksaan mutu fisis secara
tepat, diantaranya : kandungan air, gangguan dari serangga atau hewan lain, pertumbuhan
kapang dan perubahan warna, serta memeriksa serangkaian parameter yang sebelumnya
sudah dijelaskan.
Persyaratan simplisia menurut farmakope :
1. Tidak boleh mengandung organisme patogen.
2. Harus bebas dari cemaran mikroorganisme, serangga dan binatang lainnya maupun
kotoran hewan.
3. Tidak boleh ada penyimpangan bau dan warna.
4. Tidak boleh mengandung lendir atau menunjukan adanya kerusakan.
5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak boleh lebih dari 2%, kecuali dinyatakan
lain.
2.
Definisi
3.
4.
Pengujian identitas
5.
Pengujian kemurnian
6.
Penetapan kadar
7.
Penyimpanan
Analisis simplisia dibagi menjadi analisis kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui jenis dan kandungan zat aktif simplisia
:
1) Uji organoleptik
Untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia.
2) Uji mikroskopik
Menggunakan mikroskop dengan derajat perbesaran sesuai kebutuhan. Simplisia uji
berupa sayatan melintang , radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk.
Bertujuan untuk mengetahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik
masing-masing simplisia dngan mencari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas.
3) Uji makroskopik
Menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat, untuk mencari kekhasan morfologi,
ukuran dan warna simplisia uji.
4) Uji histokimia
Bertujuan untuk mengetahui bebragai macam kandungan zat yang etrdapat dalam
jaringan tanaman dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat kandungan tersebut akan
memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi.
5) Identifikasi kimia
Sedangkan untuk analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan kemurnian dan
mutu simplisia :
A. Penentuan bahan asing
B. Penetapan kadar air
C. Penetapan kadar abu
D. Penentuan zat kandungan
Parameter standarisasi simplisia erdiri dari parameter non spesifik dan parameter
spesifik.
a.
Non spesifik, meliputi kadar air, kadar abu total, kadar abu tak larut asam,
cemaran residu pestisida, cemaran logam berat, dan cemaran mikroba (dengan uji angka
lempeng total yang bertujuan mengetahui jumlah mikroba dalam sampel dengan batasan :
10 juta CFU/gram, uji angka kapang dan khamir dengan batasan maksimal 10.000
CFU/gram)
b.
Spesifik, meliputi kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol, kadar zat
Pemanasan terhadap zat yang tidak tahan panas, misalnya : minyak atsiri.
2.
3.
4.
5.
Derajat keasaman.
untuk menentukan
Metode gravimetri
2.
Metode destilasi ini diguanakan suatu pelarut yang immiscible pada bahan yang telah
ditimbang dengan teliti. Pelarut yang biasa digunakan adalahtoluene, xylene, dan
campuran pelarut-pelarut ini dengan pelarut lain. Metodeini sering digunakan pada
produik-produk bahan pangan yang mengadungsedikit air atau mengandung senyawa
volatil.
3.
Metode kimiawi
Ash Value
Prinsipnya adalah bahan dipanaskan pada temperature dimana senyawa oraganik dan
turunannya terdekstruksi dan menguap hingga tersisa unsur mineral organik dan an
organik, penetapan kadar abu bertujuan memberi gambaran kandungan mineral internal
dan eksternal dalam simplisia. Kadar abu diperiksa untuk menetapkan tingkat pengotoran
oleh logam-logam dan silikat.
x 100%
Berat sampel
5.
Metode AAS
Digunakan untuk penetapan logam berat Logam berat merupakan bahan berbahaya
yang sama sekali tidak diperbolehkankan ada dalam simplisia. Pengujian ini sangat
penting untuk menjamin keamanan dari bahan baku maupun produk jamu jadi yang siap
dikonsumsi.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
http://sahadaanggi.wordpress.com/2012/04/14/simplisia-dan-skrinning-fitokimia/
diakses 16 oktober 2014
http://www.scribd.com/doc/170208221/STANDARDISASI-MUTU-SIMPLISIA
diakses 16 oktober 2014
TUGAS FARMAKOGNOSI 1
STANDARISASI MUTU SIMPLISIA
Disusun oleh :
Gadis Trieska Dewi
13011089
Jurusan S1 Farmasi
Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi
Bogor
2014