KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha layak
untuk disembah, berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya berhasil menyusun
makalah tentang Zat Gizi Mikro ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Uswah dan Khudwah ummat junjungan
Alam Nabi Muhammad SAW, cinta saya untukmu semua orang-orang yang
dicintai oleh Allah.
Memasuki era globalisasi Indonesia masih menghadapi masalah gizi
ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan resiko
penyakit yang ditimbulkan. Masalah gizi ganda ini terdapat di masyarakat
perdesaan dan perkotaan. Masalah gizi ganda pada hakekatnya merupakan
masalah perilaku. Untuk mengkoreksi masalah gizi ganda tersebut dapat
dilakukan dengan pendekatan melalui pemberian informasi tentang perilaku
gizi yang baik dan benar, di samping pendekatan lain. Untuk itu diperlukan
acuan/bahan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang perilaku gizi
yang baik dan benar.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1. 1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................4
3.1 Vitamin yang larut dalam lemak..................................................................4
3.2 Vitamin yang larut dalam air........................................................................6
3.3 Air dan Cairan Tubuh ...................................................................................7
3.4 Minreal.........................................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................12
4.1 Kesimpulan..................................................................................................12
4.2 Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam ilmu gizi terdapat dua komponen penting yang menjadi pusat
perhatian, ialah makanan dan kesehatan tubuh. Makanan mengandung zat-zat
gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi optimalnya, zat
gizi itu bisa berupa zat gizi makro maupun mikro. Sedangkan kesehatan tubuh
bisa dilihat dari status gizi yang dibedakan menjadi gizi buruk, kurang, baik,
dan lebih.
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan
fungsinya,
yaitu
menghasilkan
energi,
membangun
dan
Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak,
dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan
tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan
organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat
dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat
pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.
2.
3.
gizi
berdasarkan
banyaknya
yang
diperlukan
oleh
tubuh
dikeolmokkan menjadi 2, yaitu zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak)
dan zat gizi mikro (vitamin, mineral, dan air).
BAB III
PEMBAHASAN
Zat Gizi Mikro
1.
Vitamin
Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan
pada tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif
tersebut. Vita berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti
beri-beri yang diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada
tahun 1920 istilah vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor
tersebut ternyata tidak selalu dalam bentuk ikatan amine. Usul perubahan
nama ini datang dari Drummond, yang juga mengusulkan pemberian
nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh McCollum dan Davis
pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi. Vitamin
kemudian diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan
kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan makanan yang bervariasi .
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B
ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian
membedakan vitamin dalam dua kelompok; (1) vitamin larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, dan K) dan (2) vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).
a.
Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara
tinggi
kandungan
vitamin
K-nya.
Bahan
makanan
lain
yang
mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur,
serealia, buah-buahan, dan sayuran lain. Kekurangan vitamin K menyebabkan
darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi
terjadi pendarahan.
b.
- Vitamin C
Pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan
buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria,
dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan
jenis kol. Defisit vitamin C memberi gejala-gejala penyakit skorbut. Kerusakan
terutama terjadi pada jaringan rongga mulut, pembuluh darah kapiler dan
jaringan tulang. Vitamin C bisa di dapatkan dari buah-buahan seperti jeruk,
nanas, dan buah dengan rasa asam lainnya. Defisit vitamin C menyebabkan
penyakit skorbut atau sering kita bilang sariawan.
- Vitamin B
2.
hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama
tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian
tubuh tanpa-lemak (lean body mass). Angka ini lebih besar untuk anak-anak.
Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu
lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%.
Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular.
Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada
proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif
lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet
lebih banyak daripada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak
daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak
daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolik, seperti sel-sel otot dan
visera (alat-alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru-paru,
jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan selsel jaringan tulang dan gigi paling rendah.
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
-
Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme
Peredam benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam
kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
3.
Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium
adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam seldarah merah, dan
iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperang dalam berbagai
tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk
pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa,
membantu
transfer
ikatan-ikatan
penting
melalui
membran
sel
dan
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan
fungsinya,
yaitu
menghasilkan
energi,
pertumbuhan
dan
memelihara jaringan, dan mengatur proses metabolisme tubuh. Zat gizi di bagi
dua macam, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi mikro terdiri dari
vitamin , air, dan mineral. Vitamin terdiri dari vitamin yang larut lemak yaitu
vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut air yaitu Vitamin B dan vitamin C.
Air mempunya fungsi dalam tubuh yaitu sebagai pelarut dan alat angkut,
katalisator, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan.
Mineral terbagi atas dua macam, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
4.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap dibaca oleh Raka dan
Rakatika, agar makalah yang saya susun ini bermanfaat untuk semua.
terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita (2001), Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Sediaoetama, Prof. Dr. Achmad Djaeni, M. Sc., (2010), Ilmu gizi untuk mahasiswa
dan profesi,
http://ai-sopwatunnajah.blogspot.com/2011/11/makalah-konsep-dasar-ilmugizi.html
KOMUNITAS
ZAT GIZI MAKRO
Di Susun Oleh :
Kelompok I
Eda Nastaliza
Leni Rahmawati
Satrio Noviansyah
Misi Lasita
1126010012
1126010026
1126010034
1126010035
adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energy
yang utama untuk proses metabolism tubuh. Sedangkan protein
merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air.
Dengan demikian, kita selaku perawat hendaknya mengetahui apa saja
yang terdapat pada zat gizi mikro, dampak yang ditimbulkan apabila
kelebihan dan kekurangan zat gizi. Sehingga dampak yang ditimbulkan
bisa teratasi dan dapat menunjang proses perawatan terhadap pasien/klien.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang bertemakan
Karbohidrat adalah :
1. Mengetahui defenisi karbohidrat
2. Mengetahui macam-macam karbohidrat
3. Mengetahui fungsi karbohidrat
4. Mengetahui sumber karbohidrat
5. Mengetahui akibat kekurangan dan kelebihan karbohidrat
6. Mengetahui defenisi lemak
7. Mengetahui fungsi lemak
8. Mengetahui kebutuhan lemak
9. Mengetahui sumber lemak
10. Mengetahui akibat kekurangan dan kelebihan karbohidrat
11. Mengetahui defenisi protein
12. Mengetahui jenis-jenis protein
13. Mengetahui fungsi protein
14. Mengetahui sumber protein
15. Mengetahui akibat kekurangan dan kelebihan protein
BAB II
ISI
2.1 . Karbohidrat
2.1.1 Definisi Karbohidrat
Zat gizi makro yaitu tiga kelompok utama karbohidrat (monosakarida ,
disakarida , dan polisakarida). Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan
nama zat kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul
yang berbeda-beda walaupun terdapat persamaan-persamaan dari sudut
kimia dan fungsinya. Karbohhidrat mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur ,
dan lain-lain. Karbohidrat yang terasa manis disebut gula (sakarin). Dari
beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu makanan dan hasil
produksi organ hati , yang bisa disimpan didalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi. Asam lemak rantai panjang diklasifikasikan menurut
derajat kejenuhannya, yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh, dan
asam lemak tidak jenuh poli. ( Atikah Proverawati, 2009)
Asam lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon
lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada
ujung lain gugus metil (CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai
rantai dengan jumlah atom karbon genap, yang berkisar antara empat
hingga 22 karbon. Asam lemak dibedakan menurut jumlah karbon yang
diakndungnya yaitu asam lemak rantai pendek (6 atom karbon atau
kurang), rantai sedang (8 hingga 12 karbon), rantai panjang (14-18
karbon), dan rantai sangat panjang (20 atom atau lebih). (Sunita Almatsier,
2002)
Secara klinis yang penting adalah :
1. Kolesterol
Adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat , kolesterol
merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan
komponen utama otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantarra
untuk pembentukan sejumlah komponen penting vitamin D.
2. Trigliserida ( lemak netral )
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida
adalah suatu ester gliserol, trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan
gliserol, apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol
maka dinamakan monogliserid, fungsi utama trigliserida adlah sebagai zat
energi.
3. Fosfolid
Merupakan gabungan dari fosfat dengan lipid.
4. Asam Lemak
Menurut ada atau tidaknya ikatan rangkap yang terkandung asam lemak ,
maka asam lemak dapat dibagi menjadi :
a. Asam Lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mempunyai ikatan
tunggal atom karbon (C) , pada masing-masing atom c ini akan berikatan
dengan atom H.
b. Asam Lemak tidak jenuh tunggal
Asam lemak tak jenuh tunggal merupakan asam lemak yang selalu
mengandung 1 ikatan rangkap 2 atom C dengan kehilangan paling sedikit
2 atom H.
c. Asam Lemak tak jenuh ganda
Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap banyak merupakan asam
lemak yang mengandung lebih dari 1 ikatan atom , Asam lemak ini akan
kehilangan paling sedikit 4 atom H .
2.2.2 Fungsi Lemak
a. Sumber Energi
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang
menghasilkan 9 kkalori untuk tiap gram, yaitu 2 kali besar energi yang
dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.
Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energi tubuh paling
besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau
kombinasi zat-zat energi: karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh
pada umumnya disimpan sebagai berikut : 50% dijaringan bawah kulit
(subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di
jaringan intramuskuler.
b. Sumber Asam Lemak Esensial
Lemak merupakan sumber asam lemak esensial asam linoleat dan
linolenat
c. Alat Angkut Vitamin Larut Lemak
Lemak mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak susu dan minyak
ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan D dalam jumlah berarti.
Hampir semua minyak nabati merupakan sumber vitamin E. Minyak
kelapa sawit mengandung banyak karotenoid (provitamin A). Lemak
membantu transportasi dan absorpsi vitamin larut lemak yaitu A, D, E, dan
K.
d. Menghemat Protein
Lemak menghemat penggunaan protein untuk sentesis protein, sehingga
protein tidak digunakan sebagai sumber energi.
e. Memberi Rasa Kenyang dan Kelezatan
Lemak memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat
pengosongan lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama.
Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan memberi
kelezatan khusus pada makanan.
f. Sebagai Pelumas
Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan
g. Memelihara Suhu Tubuh
Lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan
panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam
memilihara suhu tubuh.
h. Pelindung Organ Tubuh
Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang
sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih sehingga komposisi gizi
makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat
terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih. Gejalanya adalah
petumbuhan terhambat , otot-otot berkurang dan melemah , edema , muka
bulat seperti bulan (moonface) dan gangguan psikomotorik . Edema
terutama pada perut , kaki dan tangan merupakan ciri khas dari
kwashiorkor dan kehadiranya erat berkaitan dengan albumin dalam
serum . Anak apatis , tidak ada nafsu makan , tidak gembira dan suka
merengek . kulit mengalami depigmentasi , kering , bersisik , pecah-pecah
dan dermatosis , luka sukar sembuh. Rambut mengalami depigmentasi ,
menjadi lurus , kusam , halus , dan mudah rontok (rambut jagung) hati
membesar dan berlemak : sering disertai anemia dan xeroftalmia , jarang
ditemukan dengan orang dewasa.
B. Maramus
Maramus berasal dari kata yunani yang berarti wasting/merusak .
marasmus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan
pertama) , Karena terlambat diberi makanan tambahan . Penyakit ini dapat
terjadi karena penyapihan mendadak , formula penganti ASI terlalu encer
dan tidak higines atau sering terkena infeksi terutama gastroenteritis ,
marasmus berpengaruh jangka panjang terhadap mental dan fisik yang
sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara
kelompok social ekonomi rendah disebagian besar negara sedang
berkembang dan lebih banyak daripada kwashiorkor . Gejalanya adalah
pertumbuhan terhambat , lemak dibawah kulit berkurang serta otot-otot
berkurang dan melemah . berat badan lebih banyak berpengaruh daripda
ukuran kerangka , seperti panjang , lingkar kepala dan lingkar
dada.berkurangnya otot dan lemak dapat diketahui dari pengukurann
lingkar lengan , lipatan kulit daerah bisep, trisep dan scapula dan umbilical
. Anak apatis dan terlihat seperti sudah tua , tidak ada edema , tetapi
seperti pada kwashiorkor kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit,
rambut dan pembesaran hati. Anak sering kelihatan waspada dan lapar .
sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi , infeksi saluran
pernapasan , tuberculosis , cacingan berat dan banyak penyakit lain.
(Sunita Almatsier, 2002)
2.3.6 Akibat Kelebihan Protein
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh . Makanan yang
tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas. Diet protein tinggi yangse ring diajurkan untukme nurunkan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Zat gizi makro yaitu tiga kelompok utama karbohidrat (monosakarida ,
disakarida , dan polisakarida). Di dalam zat gizi makro terdapat beberapa
komponen antara lain : karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat
sebagai zat gizi merupakan nama zat kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda walaupun terdapat
persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Lemak (lipid)
adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energy
yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar
didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu makanan dan hasil
produksi organ hati, yang bisa disimpan didalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi. Sedangkan protein adalah bagian dari semua sel hidup
dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengharapkan kepada para
mahasiswa keperawatan khususnya, agar dapat memahami dan menambah
pengetahuan kita tentang zat gizi makro. Serta diharapkan kritik dan saran
yang membangaun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
2. F.G. Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia
Utama
3. Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC
4. Proverawati, Atikah. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Jakarta : Nuha
Medika
5. Sediaoetama Achmad Djeine. 2000. Ilmu Gizi. Jakarta Timur : Dian
Rakyat