Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

VERUKA VULGARIS

Pembimbing
dr.Sri Primawati Indraswari, Sp.KK.,MM

Disusun Oleh :
Widya Mutiara Sherly
030.11.308

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT


UMUM KARDINAH TEGAL
PERIODE 29 JUNI 8 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa

: Widya Mutiara Sherly

NIM

: 030.11.308

Bagian

: Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Judul Referat

: Veruka Vulgaris

Pembimbing

: dr.Sri Primawati Indraswari, Sp.KK.,MM

Tegal , Juli 2015

dr.Sri Primawati Indraswari, Sp.KK.,MM

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya saya dapat
menyelesaikan tugas referat ini tepat pada waktunya.
Dalam rangka memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin di RSU Kardinah Tegal, salah satu tugas nya adalah referat yang berjudul Veruka
Vulgaris.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
dr.Sri Primawati Indraswari, Sp.KK.,MM selaku pembimbing referat, atas bimbingannya dan
juga dukungan dari teman-teman di bagian kulit yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian referat ini.
Akhir kata disadari, bahwa penyajian referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, semoga referat ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak, khususnya di bagian Ilmu Penyakit Kulit.

Tegal, Agustus 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...........................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I
Pendahuluan...........................................................................................................................1
BAB II
Veruka Vulgaris......................................................................................................................2
2.1 Definisi.....................................................................................................2
2.2 Epidemiologi.................................................................................................................... 2
2.3 Etiologi

2.4 Patofisiologi

2.5 Klasifikasi

2.6 Gejala klinis

2.7 Histopatologi

10

2.8 Diagnosis

11

2.9 Diagnosis banding

12

2.10 Pengobatan

13

2.11 Pencegahan

17

2.12 Prognosis

17

BAB III
Kesimpulan ...........................................................................................................................19
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 20

BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kulit adalah salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia. Di
kota Tegal sendiri, penyakit kulit merupakan salah satu dari sepuluh penyakit besar yang
dilaporkan oleh delapan puskesmas di kota Tegal. Penyakit kulit dan kelamin merupakan
fenomena gunung es, hanya sebagian kecil penderitaan yang berobat ke dokter, kurang dari 20%
dengan rincian 17% datang ke dokter umum, 3% datang ke dokter spesialis kulit dan kelamin,
sedangkan 80% masyarakat dengan sakit kulit dan kelamin untuk tidak berobat.
Veruka vulgaris (kutil) merupakan kasus yang banyak dijumpai di kalangan masyarakat. Kutil ini
terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan oang tua. Tempat
predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun demikian penyebarannya dapat ke
bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung.. Kutil ini bentuknya bulat dan berwarna abu -abu,
besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa).
Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena Kobner ).
Jumlah kasus di RSUD Kardinah Tegal untuk veruka sendiri dari jumlah kasus baru
berkisar 24 % -35% serta kunjungan lama adalah 5 % - 83 %.

BAB II
VERUKA VULGARIS

2.1 Definisi
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus tipe tertentu.1
Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang-orang. Penyakit ini juga
menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang sama dengan cara autoinokulasi.1
Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas spesifik
terhadap virus ini pada kulitnya. Pada veruka vulgaris, pemeriksaan histopatologi menunjukkan
adanya hiperplasia dari semua lapisan epidermis. Perubahan seluler yang disebut koilocytosis
merupakan karakteristik infeksi HPV.1
2.2 Epidemiologi
Kutil tersebar luas pada populasi di seluruh dunia. 9 Tidak ada informasi yang dapat
dipercaya tentang infektivitas dari common wart ,tetapi pengalaman secara subtansial tidak
mendukung.
Penurunan fungsi penghalang epitel, oleh trauma (termasuk lecet ringan), maserasi atau
keduanya, sebagai predisposisi untuk inokulasi virus, dan umumnya diasumsikan sebagai cara
masuknya infeksi paling tidak pada lapisan keratin kulit. 11 Veruka Vulgaris diperkirakan
mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak diketahui. Pada anak
usia sekolah, prevalensinya 10-20%. Frekuensi meningkat juga terlihat di antara pasien
imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras apapun, kutil umumnya muncul sekitar
dua kali lebih sering pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam atau Asia. Hiperplasia
epitel fokal (penyakit Heck) adalah lebih umum di kalangan Indian Amerika .Pria dan wanita
pendekatan rasio 1:1.Warts dapat terjadi pada semua usia.Peningkatan kejadian di antara anak
usia sekolah, dan puncak pada 12-16 tahun.9
Ada beberapa data mengenai populasi pada insiden dan prevalensi kutil. Umumnya
prevalensi mungkin sangat bervariasi antara berbagai kelompok umur, populasi dan periode
waktu.Dua studi besar mengenai populasi menemukan tingkat prevalensi masing-masing 0-84%
dan 12-9%.Tingkat prevalensi tertinggi adalah pada anak-anak dan dewasa muda. Studi pada
2

populasi sekolah telah menunjukkan tingkat prevalensi 12% pada anak usia 4-6 tahun dan 24%
pada 16-18 tahun.12 Insiden usia spesifik kutil non-genital berbeda dari kutil genital yang jarang
terjadi pada anak.3
2.3 Etiologi
Virus penyebabnya tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA, dengan
karakteristik replikasi terjadi intranuklear.1 Ada 120 jenis tipe papilomavirus yang dapat
menginfeksi manusia. Papilomavirus berdiameter 55nm, icosahedral dan double stranded virus
DNA yang menyebabkan warts.2 Perbedaan tipe-tipe tersebut dapat menginfeksi manusia dimana
melewati 50% cross-hybridization dari DNA, meskipun semua dari tipe tersebut tidak umum.
HPV ini terjadi di berbagai permukaan kulit yang dilapisi epitel. Semua genom HPV tersusun
dari 8000 pasang basa nukleotida yang ditampilkan sebagai suatu sekuens linier tetapi
sebenarnya merupakan lingkaran tertutup dari DNA untai ganda. Kotak-kotak tersebut
menggambarkan gen-gen virus, masing-masingnya mengkode suatu protein. Regio regulasinya
ialah segmen DNA yang tidak mengkode protein, tetapi berpartisipasi dalam meregulasi ekspresi
gen virus dan replikasi dari DNA virus.3
Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan dan disebabkan terbanyak oleh
HPV serotip tipe 2 dan 4. HPV sulit untuk dipahami karena tidak dapat dibiakkan pada kultur
jaringan. Namun kemajuan dalam biologi molekuler telah memungkinkan karakterisasi dari
genom HPV dan identifikasi beberapa fungsi gen HPV. Infeksi HPV tidak hanya umum
ditemukan tetapi juga sulit untuk mengobati dan mencegahnya. Adanya periode laten yang
panjang dan infeksi subklinis dan HPV DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang
dewasa.4
Virus hanya dapat bereplikasi di keratinosit. Hal itu menyebabkan proliferasi epitel.
Setelah itu infeksi dapat menjadi laten dan kemudian menjadi reaktif.Masa inkubasi bervariasi
mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun.Jenis-jenis kutil dapat bervariasi tergantung
daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.Mereka ditransmisikan secara langsung
(orang ke orang) maupun secara tidak langsung. Hanya dalam persentase yang sangat kecil kasus
kutil menjadi displastik lesi neoplastik atau tergantung pada jenis HPV dan faktor genetik dan
lingkungan. Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV belum dipahami dengan baik. Mungkin

tergantung pada imunitas seluler, karena jika imunitas seluler menurun , kejadian kutil lebih
besar, penyebaran lebih luas dan ada risiko yang lebih tinggi menjadi ganas.
Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga sulit untuk mengobati dan
mencegah. Sering ada periode laten yang panjang dan infeksi subklinis, dan HPV DNA dapat
ditemukan pada jaringan normal orang dewasa.10

Penyebaran penyakit
Tidak ada informasi yang dapat dipercaya tentang infektivitas dari common wart dan
plantar wart, tetapi pengalaman secara substansi tidak mendukung. Risiko penularan dari ibu ke
anak dengan perkembangan penyakit selanjutnya pada anak telah diperkirakan antara 1 dalam 80
sampai 1 dalam 1500. Cara transmisi kutil menyebar dengan kontak langsung atau tidak
langsung langsung (melalui objek yang terkontaminasi). Penurunan fungsi penghalang epitel,
oleh trauma ( termasuk lecet ringan) , maserasi atau keduanya, sebagai faktor predisposisi untuk
inokulasi virus, dan umumnya di asumsikan sebagai cara masuknya infeksi paling tidak pada
lapisan keratin kulit.10 Bergantung pada jenis kutil yang ditemukan ada yang terdapat terutama
pada usia anak atau pada usia dewasa.1

1. Common wart di tangan mungkin menyebar luas bulat di kuku pada mereka yang
menggigit kuku atau kulit periungual, lebih pada anak yang sering mengisap jari dan
dapat ke bibir dan kulit di sekitarnya dalam satu kasus.
2. Tukang daging, tukang ikan dan unggas memiliki insiden tinggi kutil pada tangan,
dikaitkan dengan cedera kulit dan kontak lama dengan daging basah dan air.
2.4 Patofisiologi
Infeksi HPV melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel masuk melalui defek
pada epitel. Maserasi kulit mungkin merupakan faktor predisposisi yang penting seperti yang
ditunjukkan dengan meningkatnya insidens kutil plantar pada perenang yang sering
menggunakan kolam renang umum. Meskipun reseptor seluler untuk HPV belum diidentifikasi,
permukaan sel heparin sulfat, yang dikode oleh proteoglikan dan berikatan dengan partikel HPV
dengan afinitas tinggi, dibutuhkan sebgai jalan masuknya.
Untuk mendapat infeksi yang persisten, mungkin penting untuk memasuki sel basal
epidermis yang juga sel punca (stem cell) atau diubah oleh virus menjadi sesuatu dengan
property (kemampuan/karakter) seperti sel punca. Dipercayai bahwa single copy atau sebagian
besar sedikit copy genom virus dipertahankan sebagai suatu plasmid ekstra kromososm dalam sel
basal epitel yang terinfeksi. Ketika sel-sel ini membelah, genom virus juga bereplikasi dan
berpartisi menjadi tiap sel progeni, kemudian ditransportasikan dalam sel yang bereplikasi saat
mereka bermigrasi ke atas membentuk lapisan yang berdifferensiasi.
Setelah terjadi inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2 sampai 9 bulan.
Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis yang relatif panjang dan dapat
merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus infeksius. Permukaan kasar dari kutil dapat
merusak kulit yang berdekatan dan memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan,
dengan perkembangan kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi yang baru
diakibatkan paparan atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang menyakinkan
untuk diseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang berlawanan sering kali
terlihat pada jari- jari yang berdekatan dan di region anogenital.
Ekspresi virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Malpighi bagian atas, tepat
sebelum lapisan granulosum, dimana sintesis DNA virus menghasilkan ratusan kopi genom virus
tiap sel. Protein kapsid virus disintesis menjadi virion di nukleus sel. DNA virus yang baru
5

disintesis ini dikemas menjadi virion dalam nukleus dari sel-sel Malpighi yang berdifferensiasi.
Protein virus yang dikenal dengan E1 E4 (produk RNA yang membelah dari gen-gen E1 dan
E4) dapat menginduksi terjadinya kolaps dari jaring-jaring filament keratin sitoplasma. Hal ini
mengakibatkan pelepasan virion dari sitoskeleton yang saling berikatan silang dari keratinosit
sehingga virus dapat diinokulasikan ke lokasi lain atau berdeskuamasi ke lingkungan.
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak virus
seperti virus herpes simpleks atau human immunodeficiency virus (HIV). Oleh karena itu,
mereka tidak memiliki selubung lipoprotein yang menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi
yang

cepat oleh kondisi lingkungan seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan

alkohol. Berlainan dengan itu, virion HPV resisten terhadap desikasi dan nonoksinol-9,
meskipun paparan virion dengan formalin, paparan yang kuat seperti sodium dodesil sulfat, atau
temperatur tinggi berkepanjangan mengurangi infektivitasnya. HPV dapat tetap infeksius selama
bertahun-tahun ketika disimpan di gliserol dalam temperatur ruangan. Memang, bentuk L1 dan
L2 membentuk kapsid protein yang sangat stabil dan terbungkus rapat. Karena replikasi virus
terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi dari epitel dan yang terdiri dari keratinosit yang tidak
bereplikasi, HPV harus memblok differensiasi akhir dan menstimulasi pembelahan sel untuk
memungkinkan enzim-enzim dan kofaktor yang penting untuk replikasi DNA virus.
HVP memiliki kebutuhan yang tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat
diferensiasi tertentu. Hal ini menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian mengalami
keratinisasi dan akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem imun. Lesi ini bisa
sporadik, rekuren, atau persisten.

2.5 Klasifikasi
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Veruka vulgaris
Veruka periungual
Veruka filiformis
Veruka plana juvenilis
Veruka plantaris
Veruka akuminatum (kondiloma akuminatum)

2.6 Gejala klinis


6

Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka bisa tumbuh
secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal. Sebagian besar kutil tidak
terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh. Veruka pada kaki bisa menyebabkan nyeri
saat berdiri.

2.6.1 Veruka vulgaris


Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang tua.
Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun demikian
penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil ini
bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk
plakat, permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua,
dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm.5 Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang
goresan ( fenomena kobner ).
Dikena pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak kutil dalam jumlah
yang banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah muka dan kulit kepala berbentuk
sebagai penonjolan yang tegak lurus pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa disebut
sebagai verukosa filiformis. Kutil tersebut tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan yang
kasar. 5

2.6.2 Veruka periungual


Veruka periungual merupakan pertumbuhan tebal seperti bunga kol yang tumbuh di
sekitar kuku. Kuku bisa kehilangan kutikula dan bisa terjadi infeksi kulit lainnya disekitar kuku.
Kutil jenis ini lebih sering terjadi pada orang orang yang suka menggigit kuku atau banyak
bekerja dengan air, dimana tangan selalu basah (misalnya pencuci piring).6
7

2.6.3 Veruka filiformis


Veruka filiformis merupakan kutil yang berbentuk kecil dan memanjang, biasanya
terbentuk di kelopak mata, wajah, leher atau bibir. Kutil jenis ini biasanya mudah untuk diatasi.6

2.6.4 Veruka plana juvenilis


Kutil ini besarnya miliar atau lentikular, berbentuk papul datar berdiameter 1-3 mm,
permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak kecoklatan.
Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan
tangan, serta lutut. Juga terdapat fenomena kobner dan termasuk penyakit yang dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat banyak. Terutama terdapat pada anak dan
usia muda, walaupun juga dapat ditemukan pada orang tua.8

Gambar : Veruka plana8


2.6.5 Veruka plantaris
Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami tekanan. Bentuknya
berupa cincin yang keras dengan di tengahnya agak lunak dan berwarna kekuning-kuningan.
Tidak seperti mata ikan atau kapalan, kutil cenderung berdarah dengan adanya titik-titik
perdarahan jika permukaannya dipotong. Permukaannya licin karena gesekan dan menimbulkan
rasa nyeri pada waktu berjalan atau pada saat berdiri, yang disebabkan oleh penekanan oleh
massa yang terdapat di daerah tengah cincin. Kutil juga bisa terbentuk di punggung kaki atau di
jari-jari kaki, dimana kutil biasanya lebih meninjol. Kutil biasanya diliputi oleh kulit yang
menebal dan berbentuk datar akibat tekanan saat berjalan. Oleh karena itu, kutil pada telapak
kaki cenderung bersifat keras dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas tegas.7

Kalau beberapa veruka bersatu dapat timbul gambaran seperti mosaik. Kutil mosaik merupakan
kelompokan kutil-kutil kecil di telapak tangan atau telapak kaki yang bergabung bersama.6

2.6.6 Veruka akuminatum


Kutil bisa terbentuk pada penis, anus, vulva, vagina, dan leher rahim. Kutil bisa datar dan
halus, atau bisa juga tidak teratur dan berbenjol-benjol, seringkali seperti bunga kol kecil.
Virusnya ditularkan melalui hubungan seksual.

10

2.7 Histopatologi
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik melalui
biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat membedakan bermacam-macam papiloma. Veruka
terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis, hiperkeratosis, dan parakeratosis.13
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil. Pembuluh darah
kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis. Sel-sel mononuklear
mungkin ada. Keratinositbesar dengan nukleus piknosis eksentrik dikelilingi oleh halo
perinukleus (sel koilositotik atau koilosit) merupakan karakteristik dari papilloma yang dikaitkan
dengan

HPV.

Koilosit

yang

divisualisasikan

dengan

pengecatan

Papanicolaou (Pap)

menggambarkan tanda terjadinya infeksi HPV.


Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan kelompok
padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein
HPVE4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-partikel virus. Kutil yang datar
kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak memiliki parakeratosis atau
papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat banyak, menunjukkan sumber lesi virus.3

Gambar : (A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik.

11

(B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular yang jelas dan
koilocytes.
(C) Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan proliferasi basaloid dan
keratinosit.
(D) Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi.

2.8 Diagnosis
Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis, terdapat periode
infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9 bulan setelah inokulasi. Biasanya
pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil yang padat di daerah kaki dan tangan, terutama pada
jari dan telapak. Veruka vulgaris biasanya tidak disertai gejala prodromal. Gambaran klinis dan
riwayat penyakit, papul yang lama kelamaan membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis
kutil virus. Pemeriksaan histologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut.
Antibodi untuk detergent - disrupted HPV particles yang terpapar dengan antigen L1 dan L2 terdapat pada
sebagian besar HPV. Deteksi imunohistokimia dapat digunakan untuk mendeteksi kapsid protein
ini pada materi-materi klinis, termasuk jaringan yang difiksasi dengan formalin, akan tetapi tidak
sensitif.3
Infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini terbatas pada epitel dan
tidak menyebabkan gangguan sistemik. Veruka vulgaris sering menyerang anak usia sekolah,
prevalensinya sekitar 10-20 %. Veruka vulgaris jarang terjadi pada bayi dan anak usia dini,
peningkatan kejadian diantara anak usia sekolah, dan puncaknya pada usia 12-16 tahun.
Pemeriksaan fisik
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka vulgaris biasanya
didapatkan papul berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau apabila
berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verikurosa). Veruka vulgaris dapat timbul di
berbagai bagian tubuh terutama di kaki dan tangan. Apabila dilakukan goresan, akan timbul
inokulasi di sepanjang goresan atau disebut juga dengan fenomena koebner.
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak kutil dalam
jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang dapat sembuh sendiri
tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah wajah dan kulit kepala
12

berbentuk seperti penonjolan yang tegak lurus pada permukaan kulit, dan permukaannya
verukosa, disebut juga sebagai verukosa filiformis.
Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris adalah mula-mula
papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti biasa, jernih, kemudian tumbuh menonjol,
permukaan papilar berwarna lebih gelap dan hiperkeratotik.
2.9 Diagnosis Banding
Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang biasa
menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit yang normal akan
kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan pencukuran pada permukaan
yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu untuk membedakan kutil dari corns atau
kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus
epidermal, moluskum kontangiosum atau karsinoma. Sebuah achrocordon yang teriritasi
mungkin menyerupai kutil. Ekstremitas mungkin menunjukkan acrokeratosis verruciformis atau
epidermodysplasia verruciformis dalam bentuk papula veruka.
Ada beberapa jenis kutil memberikan karakteristik klinis diagnostic yang khas. Kutil
dapat dibedakan dari lokasi klinis dan morfologi. Nama kutil sesuai fitur klinis, jenis virus dan
situs yang terkena. Untuk kutil yang berada di tangan dan kaki yang sering merupakan
manifestasi dari common wart dapat memiliki diagnosis banding seperti tabel berikut :
Lokasi
Lesi soliter
Telapak tangan dan telapak Fikirkan :
kaki

Lesi multipel
Fikirkan :

Veruka vulgaris
Callus , corn
Epidermal inclusion

Arsenical keratosis
Veruka vulgaris
Palmoplantar

cyst
Pyogenic granuloma
Milkers
nodeles

keratoderma
Psoriasis,

(palms)

arthritis
Pits in basal cell nevus

Singkirkan :
-

reactive

syndrome

Amelanotic

Singkirkan :

acrolentiginous

Secondary syphilis

melanoma
13

Punggung

tangan

punggung kaki

Karsinoma

cuniculatum
dan Perhatikan :
-

Perhatikan :

Veruka vulgaris
Periungual wart
actinic keratosis

singkirkan :
-

squamous

cell

carcinoma
keratoacanthoma
tuberculosis verrucosa

cutis
fish tank granuloma

veruka vulgaris
veruka plana
actinic keratosis
acrokeratosis

verruciformis
epidermyolitic

hyperkeratosis
stucco keratosis

2.10 Pengobatan
Sebenarnya sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) dalam masa 1 atau 2
tahun. Pengobatan berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah antara lain bedah
beku N2 cair (cryoteraphy), bedah listrik, dan bedah laser. Cara non bedah antara lain dengan
bahan keratolitik, misalnya asam salisilat, bahan kaustik misalnya asam triklorasetat, dan bahan
lain misalnya kantaridin.14
a. Asam salisilat
Produk yang mengandung asam salisilat dengan atau tanpa asam laktak
sangat efektif untuk pengobatan veruka vulgaris yang dimana efikasinya sebanding
dengan cryotheraphy.Efek keratolitik asam salisilat membantu untuk mengurangi
ketebalan kutil dan dapat merangsang inflamasi respon. Sebuah persiapan yang mengandung 1226% salisilat asam, mungkin dengan tambahan asam laktat, dalam collodion dasar atau akrilat,
pengobatan pilihan pertama untuk kutil umum dan plantar. Dalam studi banding penggunaan
harian selama 3 bulan mencapai angka kesembuhan dari 67% untuk kutil tangan, 84% untuk
kutil plantar sederhana dan 45% untuk kutil mosaic plantar, membandingkan baik dengan
metode lain. Penghapusan permukaan keratin dan sisa-sisa dari aplikasi sebelumnya dengan
menggunakan batu apung batu.Namun, abrasion verenthusiastic merupakan kesalahan yang
14

mungkin meningkatkan penyebaran virus dengan inokulasi ke dalam kulit yang berdekatan.
Setelah kutil kering, deposit keputihan menetap.
Penetrasi ketebalan keratin, seperti ditingkatkan oleh oklusi plester perekat, yang
menyebabkan maserasi lapisan keratin dan penurunan fungsi penghalang. Oklusi dapat
meningkatkan tingkat respon untuk pengobatan dengan asam salisilat. Namun dapat sangat iritasi
pada kulit wajah, meskipun sangat berhati-hati aplikasi atau penggunaan formulasi lemah, seperti
asam salisilat 4%di collodion fleksibel,mungkin bisa berhasil. 15,16 Retinoicacid pula sering
digunakan terutamanya untuk flat warts , dan kemungkinan memiliki mekanisme bertindak yang
sama.
Podofilin resin topikal juga merupakan antara pengobatan yang sering digunakan, terutamanya untuk
veruka pada mukosa. Namun Podofilin tidak diberikan pada pasien yang hamil karena potensi dari obat ini bisa
berubah-ubah. Bleomycin intralesi bisa menghilangkan virus HPV sekaligus tetapi harus digunakan dengan
berhati - hati karena bisa menyebabkan nekrosis jaringan yang berlebihan.
b. Glutaraldehida
Sifat virucidal dari glutaral dehida dapat digunakan dalam pengobatan kutil. Sediaan
dapat mengandung glutaral dehid 10% dalam etanol berair atau dalam formulasi gel. Fakta
bahwa glutaral dehida mongering ke dalam kulit tanpa permukaan deposito (yang mungkin
terhapus) berguna aplikasi untuk kutil pada kaki.Sebuah sediaan Glutaral dehida 20% dalam
larutan air menghasilkan 72% angka kesembuhan untuk berbagai kutil kulit yang berbeda dalam
25 individu. Dermatitis kontak alergi untuk glutaral dehida yang terjadi sesekali dan nekrosis
kulit adalah komplikasi yang jarang terjadi.15
(12
c. Cimetidin
Cimetidin oral dengan dosis 30-40 mg/kgBB/hari telah dilaporkan mampu meresolusi
veruka vulgaris. Dalam sebuah studi terbuka 18 pasien yang diobati dengan 3040 mg/kg setiap hari selama 3 bulan, dua pertiga menunjukkan resolusi lengkap dari mereka kutil
tanpa kekambuhan setelah 1 tahun. Namun, dalam plasebo-terkontrol dari 54 pasien, tidak ada
manfaat yang signifikan terapi simetidin diamati, dengan sekitar sepertiga merespon baik
pengobatan dan kelompok plasebo. Cimetidin juga telah digunakan pada anak dengan dosis kecil

15

untuk

mengobati

common

warts

setelah

pengobatan

gagal

dengan

sensitisasi

kontak menunjukkan respon berpotensi.3.15,16


d. Intralesional bleomycin.
Bleomycin memiliki efikasi yang tinggi dan penting untuk pengobatan veruka vulgaris
terutama yang kronik. Bleomycin yang digunakan memiliki konsentrasi 1U/mL yang
diinjeksikan di dekat bagian bawah veruka hingga terlihat memucat. Protokol bervariasi, tetapi
biasanya bleomycin sulfat 0.25-1 mg/mL disuntikkan sampai tiga kali untuk maksimum dosis
total 4 mg; atau 1000 unit/mL sampai dua suntikan dan total dosis maksimum 2000 unti. Seorang
yang lebih rendah konsentrasi 500 unit/mL tampak efektif. Suntikan ke dalam kutil itu sendiri,
dikonfirmasi dengan mengamati blanching dalam lesi, volume per lesi disuntikkan berkisar
antara 0,2 dan 1,0 mL. suntikan sangat menyakitkan dan anastesi lokal sebelumnya atau
bersamaan harus dipertimbangkan, terutama untuk situs-situs sensitif seperti jari-jari dan telapak.
Sebuah skar berdarah berkembang 2-3minggu kemudian; itu dikelupas ke bawah, jika belum
mengelupas secara spontan.
Studi ini melaporkan tingkat obat untuk kutil sebelumnya refraktori kutil antara 30-100%.
Komplikasi lokal suntikan kuku termasuk kehilangan kuku atau distropi periungual, seperti pada
Fenomena Raynaud. Risiko penyerapan sistemik merupakan kontrindikasi untuk bleomycin
intralesi dalam kehamilan.12,13
e. Cryotherapy
Pengobatan ini merupakan lini pertama yang selalu digunakan pada kasus veruka
vulgaris. Cryotherapy merupakan nitrogen cair umum digunakan di praktek rumah sakit.
Instrument canggih yang tersedia untuk memproduksi aliran tipis cairan yang akan diarahkan
pada lesi, dapat juga dengan aplikasi cotton bud yang dicelupkan ke dalam cairan. Setiap keratin
yang tebal harus dikupas. Hal ini akan meningkatkan tingkat penyembuhan kutil plantar yang
dalam. Permukaan mukosa harus akan kering untuk menghindari pembentukan es permukaan,
maka ujung kuncup tidak harus ke permukaan kutil. Dalam pengobatan standar, aplikasi
dilanjutkan sampai tepi jaringan es (mudah dilihat sebagai warna putih) lebar sekitar 1 mm
berkembang dalam posisi kulit normal sekitar kutil. Hal ini dapat merangsang pengembangan
respon imun. Setelah pencairan, kedua siklus beku akan meningkatkan angka kesembuhan di
16

kutil plantar, meskipun manfaat kurang ditandai dalam kutil tangan. Respon terhadap pengobatan
dengan cryotherapy sebanding dengan yang dicapai dengan sama salisilat. Pengobatan diulang
setiap 3 minggu memberikan angka kesembuhan 30-70% untuk kutil tangan setelah 3bulan. Lebih
sering pengobatan dapat meningkatkan respon tetapi akan menyebabkan rasa sakit, dan interval yang lebih
panjang. Jika ini gagal, sebagaimana dapat terjadi selama tonjolan tulang di kaki, lebih lama
aplikasi, biasanya sampai 30 detik, mungkin diulang setelah pencairan, dapat digunakanuntuk
mencapai efek destruktif yang lebih besar.15,16
Kerugian utama dari pembekuan adalah nyeri. Hal ini tak terduga dan mengejutkan
variable antara pasien, tetapi dalam beberap kasus, terutama dengan waktu pembekuan lebih
lama, itu bisa berat dan menetap selama beberap jam atau bahkan beberapa hari. Aspirin
oral dan steroid topikal yang kuat dapat membantu. Kulit melepuh, kadang-kadang berdarah,
mungkin terjadi dalam satu atau dua hari namun tidak prasyarat untuk resolusi kutil, dan
biasanya mengikuti overtreatment.Setelah waktu pembekuan biasa singkat, reaksi akan
cenderung memiliki diselesaikan dalam waktu 2-3 minggu. Kadang-kadang kerusakan jaringan
dibawahnya bisa terjadi, misalnya untuk tendon atau matriks kuku, dan berlebihan kali
pembekuan

harus

dihindari.

Depigmentasi

mungkin

terjadi,

dan

bisa

menjadi

kelemahan kosmetik yang signifikan dalam pasien dengan kulit gelap berpigmen.15
Macam-macam terapi topikal:
1. Bahan kaustik, misalnya larutan AgNO 3 25%, asam triklorosetat 50% dan fenol
likuifaktum.
2. Bedah beku, misalnya CO2 , N2 , dan N2O.
3. Bedah skalpel
4. Bedah listrik

5. Bedah laser
Laser karbondioksida telah digunakan untuk mengobati berbagai bentuk yang berbeda
dari kutil, baik kulit dan mukosa. Hal ini dapat efektif dalam memberantas beberapa kutil sulit,
seperti kutil periungual dan subungual, yang telah tidak responsive terhadap pengobatan lainnya.
Jarak pada 12 bulan hingga 70% dari kutil individu dilaporkan. Namun, sebagai metode yang

17

merusak , karbon dioksida terapi laser dapat menyebabkan rasa sakit pasca-operasi yang
signifikan, jaringan parut dan hilangnya fungsi sementara.15

2.11 Pencegahan
Risiko terkena atau penyebaran kutil bisa dikurangi dengan cara menghindari kontaminasi,
misalnya :6
-

Tidak menggigit kuku jari. Kutil lebih sering terjadi pada kulit yang memiliki luka.

Dengan menggiti kulit disekitar kuku akan membuka jalan untuk virus masuk.
Untuk mencegah penyebaran virus, jangan menyikat, menyisir, atau mencukur daerah
yang berkutil. Jika hendak menyentuh kutil, cucilah tangan dengan baik segera

setelahnya.
Pisahkan alat-alat yang digunakan khusus untuk daerah kutil, sehingga kutil tidak
menyebar ke daerah lainnya, misalnya gunting kuku atau batu apung yang mungkin

digunakan untuk menggosok kutil di kaki.


Jangan mencabut atau mencungkil kutil, karena bisa menyebarkan virus. Tutupi kutil

dengan plester untuk menghalangi keinginan untuk mencabutnya.


Jagalah tangan tetap kering, karena kutil lebih sulit untuk dikendalikan pada lingkungan

yang lembab.
Gunakan handuk bersih di sarana umum ( misalnya di tempat olahraga), dan selalu

memakai alas kaki di kamar mandi atau kamar ganti umum.


Kutil genitalia harus diobati untuk mencegah penularan ke pasangannya. Selain itu,
vaksinasi terhadap virus HPV juga bisa banyak membantu untuk mencegahnya.

2.12 Prognosis
Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat. Sekitar 23%
dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3 bulan dan 65%-78% dalam 2
tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan
kutil baru daripada mereka tidak pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti jenis virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil. Common Wart
memiliki insiden untuk menjadi suatu keganasan, banyak studi yang menunjukkan DNA HPV
18

terdapat pada aktinik keratosis, basal cells carcinomas dan SCCs dan psoriasis dalam kadar
rendah. Namun etiologi dan petogenesis dari lesi jinak, pre-malignant tersebut masih
kontroversial, karena dalam suatu penelitian yang menggunakan PCR dapat mendeteksi DNA
HPV pada kulit normal dan pada folikel rambut normal.15,16

BAB III
KESIMPULAN
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus tipe tertentu.1
Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang-orang. Penyakit ini juga
menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang sama dengan cara autoinokulasi. 1
Virus penyebabnya tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA, dengan
19

karakteristik replikasi terjadi intranuklear.1 Ada 120 jenis tipe papilomavirus yang dapat
menginfeksi manusia. Papilomavirus berdiameter 55nm, icosahedral dan double stranded virus
DNA yang menyebabkan warts.2
Cara transmisi kutil menyebar dengan kontak langsung atau tidak langsung langsung
(melalui objek yang terkontaminasi). Autoinokulasi (melalui garukan) dari satu lokasi ke lokasi
yang lain di badan juga bisa menyebarkan virus HPV.10 Infeksi HPV melalui inokulasi virus pada
epidermis yang viabel masuk melalui defek pada epitel. Maserasi kulit mungkin merupakan
faktor predisposisi yang penting seperti yang ditunjukkan dengan meningkatnya insidens kutil
plantar pada perenang yang sering menggunakan kolam renang umum.
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu: veruka vulgaris, veruka
periungual, veruka filiformis, veruka plana juvenilis, veruka plantaris, veruka akuminatum
(kondiloma akuminatum).

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI,2013.
2. www.judithbrowncpd.co.uk/HPV.pdf. Acessed on July 27, 2015
3. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal 1914-1922

20

4. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
5.
6.
7.
8.

Jakarta:FKUI:110-118.
D, James G.Warts. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
L, Norman. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web MD. 2012.
Mayo Clinic. Common Warts. 2012. Accessed on July 27, 2015
Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond. in Fitzpatricks Color Atlas &

Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hills Access Medicine: 2007


9. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), cited 2011, June 30Th. Available
from www.medscape.com
10. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola.Human Papillomavirus Infection in
Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open;2009. p.111-116.
11. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez.The Human Papilloma Virus (HPV) in Human
Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role, Epidemiology and Detection
Techniques in The Open Dermatology Journal,Vol. 3. Bentham Open; 2009. p.90-102.
12. Sam Gibbs. Local Treatment for Cutaneous Warts edited by Hywel Williams,Michael
Bigby, Thomas Diepgen, Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, BertholdRzany in
Evidence-based Dermatology, BMJ Books: London: 2003, p.423-430.
13. Gayle S. Westhoven.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the Granular Layer edited by
Ramon L. Sanchez, Sharon S. Raimer in Dermatopathology. Landes Bioscience:
Georgetown, Texas: 2001, p. 20-28.

21

Anda mungkin juga menyukai