Anda di halaman 1dari 17

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

SISTEM ENDOKRIN & METABOLISME


NAMA
STAMBUK/NIM
KELOMPOK

:
:
:

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2009

PETUNJUK UMUM PRAKTIKUM BIOKIMIA


1.

Bacalah Penuntun Praktikum Biokimia dengan seksama sebelum mengikuti


kegiatan praktikum, untuk memahami petunjuk umum, tujuan dan cara kerja
setiap percobaan yang akan dilakukan
2.
Datang 10 menit sebelum praktikum dimulai
3.
Mahasiswa wajib menggunakan jas praktikum dilengkapi dengan papan nama
4.
Duduklah bersama teman kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya dan
setiap kelompok akan dikoordinir oleh seorang ketua kelompok
5.
Sebelum kegiatan dimulai instruktur praktikum akan memberikan penjelasan
tentang percobaan-percobaan yang akan dilakukan
6.
Selama kegiatan praktikum berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan
makan dan minum, keluar masuk laboratorium tanpa izin, membicarakan hal-hal
yang tidak berhubungan dengan praktikum demi efisiensi waktu
7.
Berhati-hatilah dalam melaksanakan seluruh percobaan :
- Gunakanlah alat yang disediakan sesuai dengan cara kerja percobaan. Jika
belum memahami penggunaannya mintalah bantuan instruktur
- Jika bahan percobaan berupa bahan yang mudah terbakar (alkohol, eter,
benzene) janganlah bekerja di dekat api
- Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk
menghindari kontaminasi bahan-bahan tersebut
- Jika terpercik/terjadi kontak bahan dengan bahan kimia segera bilas dengan
air sebanyak-banyaknya dan laporkan pada instruktur
- Hindari sedapat mungkin tertumpahnya bahan kimia di meja kerja atau lantai
8.
Jika ada hal-hal yang belum dipahami mintalah bantuan instruktur praktikum
9.
Setelah melakukan percobaan catatlah hasil yang diperoleh kemudian
diskusikanlah hasil tersebut dengan teman kelompok dan instruktur/asisten
laboratorium
10.
Pada akhir kegiatan bersihkanlah semua alat dan meja kerja anda, kemudian
cucilah tangan anda dengan cermat menggunakan sabun
11.
Lengkapilah lembar kerja mahasiswa dan kumpulkanlah di ruang asisten
Biokimia 2 hari setelah kegiatan praktikum

DAFTAR ISI
Halaman
Petunjuk Umum Praktikum Biokimia ............................................
i
Daftar Isi .........................................................................................

ii

Praktikum I Metabolisme Glukosa .................................................

Praktikum II Metabolisme Lemak (Lipid) ......................................

Praktikum III Metabolisme Protein .................................................

Daftar Pustaka .................................................................................

13

I
METABOLISME GLUKOSA
A. PENDAHULUAN
Glukosa Darah Puasa
Kadar glukosa darah memuncak pada sekitar 1 jam setelah makan, kemudian
menurun seiring dengan oksidasi atau perubahan glukosa menjadi bentuk simpanan
bahan bakar oleh jaringan. Dua jam setelah makan, kadar kembali ke rentang puasa.
Penurunan glukosa darah ini menyebabkan pancreas menurunkan sekresi
insulinnya, dan kadar insulin turun. Hati berespon terhadap sinyal hormon ini dengan
memulai degradasi simpanan glikogen dan melepaskan glukosa ke dalam aliran
darah. Apabila kita terus berpuasa selama 12 jam, kita masuk ke keadaan basal. Pada
saat ini kadar insulin serum rendah dan glukagon meningkat.
Pada pokoknya selama fase awal puasa, kadar glukosa dipertahankan dalam
rentang 80 100 mg/dl, dan kadar asam lemak serta badan keton meningkat. Hati
berperan penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah, yakni dengan
glikogenolisis dan glukoneogenesis.
Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO)
Harus dicurigai adanya diabetes mellitus (DM) apabila kadar glukosa plasma
vena yang diambil tanpa memandang kapan saat makan terakhir jelas meningkat (
220 mg/dl), terutama pada seseorang yang memperlihatkan tanda dan gejala klasik
dari hiperglikemia kronik. Untuk memastikan diagnosis tersebut, penderita harus
berpuasa satu malam (10 16 jam), dan pengukuran gula darah harus diulang. Nilai
yang kurang dari 110 mg/dl masih dianggap normal. Nilai yang lebih dari 140 mg/dl
mengisyaratkan diabetes mellitus.
Dalam uji ini penderita yang tidak hamil dan telah berpuasa semalam, minum
50 gram glukosa dalam bentuk larutan. Dilakukan pengambilan sampel darah
sebelum pemberian glukosa darah oral dan pada 30, 60, 90 dan 120 menit kemudian.
Apabila salah satu dari sampel lebih besar dari 120 mg/dl, diindikasikan adanya
diabetes mellitus.
Penetapan kadar gula/glukosa darah merupakan salah satu pemeriksaan kimia
darah paling sering dilakukan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan terhadap darah,
plasma atau serum.
Bermacam-macam cara digunakan dalam penetapan kadar gula darah, baik
secara makro (dengan menggunakan darah vena), maupun secara mikro (darah
kapiler). Cara yang sering digunakan pada dasarnya dapat dibedakan dalam beberapa
golongan.

1.

Penetapan kolorimetri berdasarkan sifat mereduksi glukosa, misalnya metode


Folinwu dan Somogyi nelson
2.
Penetapan dengan cara titrasi berdasarkan sifat mereduksi glukosa
(iodometri), misalnya metode Hagedord-Jensen dan Somogyi-Schaffer-Hartmann
3.
Pembentukan kompleks berwarna oleh glukosa dengan suatu zat misalnya otolouidin (kolorimetri)
4.
Reaksi enzim dengan menggunakan glukosa-oksidase. Hidrogen peroksida
yang terbentuk akan mengoksidasi zat kromogen seperti o-dianisidin
(CH3O.C6H3.(NH2)2)
Penafsiran
Adalah penting bahwa pemeriksaan dilakukan segera setelah pengambilan
darah, sebab aktifitas glikolitik yang terdapat pada darah menyebabkan berkurangnya
kadar glukosa dengan berlalunya waktu.
Jika dipakai anti-koagulan harus hati-hati, sebab penggunaan garam oksalat
yang berlebihan misalnya dapat memberikan hasil yang lebih rendah keadaan
sebenarnya. Natrium flourida, disamping berguna sebagai antikoagulan juga dapat
berfungsi sebagai pengawet.
Penetapan yang berdasarkan reaksi reduksi merupakan cara yang tidak
spesifik. Darah mengandung banyak zat yang berdaya reduksi selain glukosa
(saccharoid) sehingga menyebabkan hasil yang diperoleh menjadi lebih tinggi
daripada yang sebenarnya.
Reaksi enzimatik dengan glukosa oksidase dianggap dapat memberi hasil
yang sebenarnya, tetapi harus diperhatikan pula zat-zat yang dapat menghambat
aktifitasnya. Dengan demikian, dalam menilai hasil pemeriksaan, hendaknya
diperhatikan metode yang digunakan, hasil yang mendekati sebenarnya diperoleh
dengan metode o-toluidin dan juga dengan glukosa oksidase.
B. GLUKOSA DARAH (METODE ENZIMATIK GOD-PAP)
a. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami metode pelaksanaan pemeriksaan Tes
Toleransi Glukosa (TTG) dan menginterpretasi hasilnya.
b. Dasar Reaksi
Glukosa Oksidase (GOD) mengkatalisa oksidasi dari glukosa menurut
persamaan :
Glukosa + O2 + H2O

Asam Glukonat + H2O2

Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 4-aminoantipyrin dan 2,4


diklorfenol. Dengan adanya peroksidase (PGD) dan menghasilkan
antipyrilquinonimin, yakni suatu zat warna merah. Intensitas warna sebanding
dengan kadar glukosa, diukur secara fotometrik.
c. Bahan dan Alat
Reagensia :

1. Reagen warna (Fosfat buffer 200 mmol/liter; GOD 250 kat; POD 20 kat; 4aminoantipyrin 0,75 mmol/liter; 2,4-diklorofenol 1 mmol/liter)
2. Standar glukosa 100 mg/dl
Alat-alat
: Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi
d. Cara Kerja

Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering

Beri tanda masing-masing tabung dengan :


Tambahkan kedalam tabung Sampel Standar
Blanko
Serum atau plasma
20 l
Larutan standar
20 l
Reagensia warna
2 ml
2 ml
2 ml

Campurkan baik-baik dan inkubasi selama 15 menit pada


temperatur kamar dalam waktu 30 menit

ukur absorban sampel dan standar terhadap blanko pada panjang


gelombang 510 nm
e. Perhitungan
Absorban sampel
Kadar glukosa = ----------------------- x 100 mg/dl
Absorban standar
f. Nilai Normal
Normoglikemia
GDPT atau TGT
Diabetes
GDP < 100 mg/dl
GDP 100 mg/dl dan GDP 126 mg/dl
< 126 mg/dl (GDPT)
2 jam PP < 140 mg/dl 2 jam PP 140 mg/dl 2 jam PP 200 mg/dl
dan < 200 mg/dl symptom diabetes dan
(TGT)
GDS 200 mg/dl
g. Pertanyaan
1. Gambarkan kurva hasil TTG penderita DM dibandingkan dengan kurva TTG
orang normal ! Jelaskan mengapa demikian !
2. Mengapa pada pelaksanaan TTG orang harus dipuasakan minimal 10 jam ?

LEMBAR KERJA MAHASISWA


I. PERCOBAAN METABOLISME GLUKOSA
HASIL :
Gula Darah Puasa :

Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) :

INTERPRETASI & PEMBAHASAN :

KESIMPULAN :

II
METABOLISME LEMAK
A.

PENDAHULUAN

Triasilgliserol (trigliserida) adalah lemak utama dalam makanan manusia,


terutama dicerna dilumen usus. Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali
menjadi triasilgliserol di dalam epitel usus, yang dikemas dalam lipoprotein yang
dikenal sebagai kilomikron, yang dieksresikan ke dalam limfe. Akhirnya kilomikron
masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama di dalam
darah.
Kolesterol yang mengalir dalam darah dalam bentuk lipoprotein, berfungsi
sebagai komponen stabilisasi membran sel dan sebagai precursor garam empedu serta
hormone steroid. Precursor kolesterol diubah menjadi ubikuinon, dolikol, dan di kulit
menjadi kolekalsiferol yaitu bentuk aktif vitamin D.
Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dikaitkan dengan pembentukan plak
aterosklerotik yang dapat menyumbat pembuluh darah, menimbulkan serangan
jantung dan stroke. Kolesterol LDL bersifat aterogenik, namun kadar kolesterol HDL
yang tinggi bersifat protektif karena partikel HDL berperan mengeluarkan kolesterol
dari jaringan dan mengeluarkannya ke hati.
Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam lipoprotein plasma, bisa sebagai
kolesterol bebas atau tergabung dengan asam lemak rantai panjang, sebagai ester
kolesteril. Kolesterol adalah hasil khas metabolisme hewan dan dengan demikian
terdapat dalam segala makanan yang berasal dari hewan seperti merah telur, daging,
hati dan otak.
Kolesterol merupakan lipid amfipatik dan dalam keadaan demikian menjadi
komponen structural penting yang membentuk membran sel dan lapisan luar protein
plasma. Ester kolesteril merupakan bentuk simpanan kolesterol yang ditemukan
dalam sebagian besar jaringan tubuh.
Kolesterol dalam tubuh berasal dari 2 sumber :
1.
Sintetis dalam tubuh kira-kira 500 mg/hari
2.
Berasal dari makanan, jumlahnya tergantung susunan makanan

Sintetis dalam tubuh terjadi pada jaringan hati, korteks anak ginjal, kulit, usus,
testis dan aorta. Pengeluaran kolesterol tubuh berlangsung melalui 3 cara :
1.
Sebagai kolesterol yang dikeluarkan bersama empedu ke lumen usus
2.
Setelah diubah menjadi asam empedu dikeluarkan ke lumen usus
3.
Diubah menjadi hormon steroid dan setelah berfungsi hormon-hormon ini dan
metabolitnya dikeluarkan melalui urin
Didalam darah kolesterol terdapat dalam 2 bentuk, yaitu kolesterol bebas dan
sebagai ester. Ester kolesterol mempunyai hubungan dengan fungsi hati, sehingga
kadang-kadang perlu ditetapkan tersendiri. Penetapan kadar kolesterol total dilakukan
dengan beberapa cara, pada umumnya lebih mudah dari pada penetapan ester
kolesterol pada umumnya penetapan dilakukan setelah diekstraksi dengan pelarut
lemak.
B.

TUJUAN

1.
2.

Untuk mengetahui pemeriksaan fraksi lemak (kolesterol, LDL, trigliserida)


Melihat pengaruh makanan berlemak terhadap peningkatan fraksi lemak.

C.

TOPIK PERCOBAAN

1.
Kolesterol (Metode Enzimatik CHOD-PAP)
Dasar :
Kolesterol ditemukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Zat warna
quinoeimin terbentuk dari hydrogen peroksida dan 4-aminoantipirin dengan
adanya fenol dan peroksida.
Reaksi :
kolesterolesterase

Kolesterol ester + H2O

kolesterol + asam lemak


Kolesteroksidase

Kolesterol ester + H2O + O2

kolesterol-3-one +H2O2
POD

H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol


turunan zat warna quinoneimin + 4 H2O2
Reagens :
1.
Reagensia warna enzimatik kolesterol
- Buffer fosfat
150 mmol/l
- Natrium fenolat
7,8 mmol/l
- 4-aminoantipirin
0,4 mmol/l
- Kolesterol esterase 1,7 mmol/l
- Kolesterol oksidase 1 mmol/l
- Peroksidase
20 kat
2.
Standar kolesterol
200 mg/dl
Alat-alat : Spektrofotmeter, pipet, tabung reaksi
Cara Kerja :
Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering
Beri tanda tabung reaksi masing-masing dengan:

Tambahkan kedalam tabung


Sampel
Standar
Blanko
Serum atau plasma
20 ul
Larutan standar
20 ul
Reagensia Warna
2,0 ml
2,0 ml
2,0 ml
Campurkan baik-baik dan biarkan selama 5 menit pada suhu 37 oC atau 10
menit pada suhu ruangan
Ukur absorbansi sampel dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang
500 nm
Perhitungan :
Kadar Total Kolesterol =

Absorban sampel
200 mg/dl
Absorban standar

Nilai Normal : < 220 mg/dl dan dicurigai jika 220 260 mg/dl
2.

Trigliserida (Metode Enzimatik GPO-PAP)

Dasar :
Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipase. Zat warna
quinoeimin terbentuk dari hydrogen peroksida, 4-aminoantipirin dan 4-klorofenol
dengan katalisator peroksidase.
Reaksi :
LP (lipase)

Trigliserida + H2O

gliserol + asam lemak

Gliserol kinase

Gliserol + ATP

gliserol-3-fosfat + ADP
GPO

2H2O2 + 4-aminoantipirin + 4-klorofenol

quinoneimin + HCl + 4 H2O2

Reagens :
1. Reagens warna enzimatik kolesterol :
PIPES buffer pH 7,5
: 24 mmol/l
Adenosin Trifosfat (ATP)
: 1 mmol/l
4-aminoantipirin (PAP)
: 0,5 mmol
Lipoprotein lipase (PLP)
: 50 kat
Gliserol kinase (GK)
: 13 kat
Gliserol Posphat Oksigen (GPO) : 25 kat
2-peroksidase (POD)
: 5 kat
4-klorofenol
: 6 mmol/l
2. Standar Trigliserida
: 200 mg/dl
Alat-alat : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi
Cara Kerja :
Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering
Beri tanda/label masing-masing tabung dengan :
Masukkan kedalam tabung
Sample Standar
Serum atau plasma
20 ul
-

Blanko
-

Larutan standar
20 ul
Reagensia warna
2,0 ml
2,0 ml
2,0 ml
Campurkan dan biarkan selama 20 menit pada temperature kamar.
Dalam waktu 30 menit, baca absorban sample dan standar terhadap blangko
pada panjang gelombang 510 nm.
Perhitungan :
Kadar trigliserida =
Nilai Normal :
Laki-laki
Perempuan
3.

Absorban sampel
200 mg/dl
Absorban standar

: 40 160 mg/dl
: 35 135 mg/dl

HDL-Kolesterol (Metode Fosfotungstat)

Dasar :
Dengan asam fosfotungstat dan magnesium klorida maka kilomikron, VLDL
(Very Low Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) akan
mengendap (presipitasi). Supernatant yang jernih (setelah sentrifugasi)
dipergunakan untuk menentukan HDL-kolesterol dengan metode CHOD-PAP
Reagens :
1.
Reagens pengendap
Asam fosfotungstat
0,55 mmol/l
Magnesium klorida
0,25 mmol/l
2.
Reagens warna enzimatik kolesterol
3.
Standar kolesterol
100 mg/dl
Alat-alat : spektrofotometer, Sentrifuge, pipet, tabung reaksi
Cara Kerja :
Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering
Masukkan kedalam tabung Sample
Serum atau plasma
200 ul
Reagensia pengendap
0,5 ml
Campurkan dan biarkan selama 15 menit pada temperature 20 25 oC.
Sentrifuge selama 10 menit pada kecepatan 4000 rpm atau 2 menit pada
kecepatan 12000 rpm.
Setelah pemusingan dapat ditentukan kolesterol didalam supernatan.
Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering
Beri tanda/label dimasing-masing tabung dengan :
Masukkan kedalam tabung
Sample Standar Blanko
Supernatant dari sample
200 ul
Larutan standar
200 ul
Reagensia warna
2,0 ml
2,0 ml
2,0 ml
Campurkan dan biarkan selama 15 menit pada temperature kamar.

Dalam waktu 45 menit baca absorban sample dan standar terhadap blangko
pada panjang gelombang 510 nm

Perhitungan :
Kadar HDL-kolesterol =
Nilai Normal :
HDL-kolesterol =

Absorban sampel
100 mg/dl
Absorban standar

laki-laki
Perempuan

: 45 65 mg/dl
: 35 55 mg/dl
Trigliseri da

LDL-kolesterol = T kolesterol (HDL-kolesterol) -


Rasio (Total kolesterol : HDL-kolesterol) < 5
D.

PERTANYAAN

1.
2.

Pada keadaan apa saja terjadi dislipidemia ? Jelaskan.


Gambarkan secara skematis mekanisme pencernaan lemak

LEMBAR KERJA MAHASISWA


II.

PERCOBAAN METABOLISME LEMAK


HASIL
1. Kolesterol :
2. Trigliserida :
3. HDL-kolesterol
LDL-kolesterol :

Rasio Total kolesterol : HDL-kolesterol =

INTERPRETASI & PEMBAHASAN


1.
Kolesterol :
2.

Trigliserida :

3.

HDL-kolesterol :

KESIMPULAN :

III
METABOLISME PROTEIN
A.
1.

PENDAHULUAN
PROTEIN PLASMA
Protein plasma merupakan bagian utama zat plasma, protein plasma
sebenarnya merupakan campuran yang sangat kompleks yang tidak hanya terdiri
dari protein sederhana tetapi juga protein campuran atau conjugated protein
seperti glikoprotein dan berbagai jenis lipoprotein.
Plasma normal mengandung 60 sampai 80 g/l protein. Dari jumlah ini, 30
50 gram adalah albumin dan 15 sampai 30 gram tersusun atas campuran
globulin. Asam amino, yang dihasilkan dari pencernaan protein makanan, diserap
melalui epitel usus dan masuk kedalam darah. Berbagai sel mengandung asam
amino ini yang kemudian masuk menjadi simpanan di dalam sel. Asam amino
tersebut digunakan untuk membentuk protein dan senyawa lain yang mengandung
nitrogen atau dioksidasi untuk menghasilkan energi.
Fibrinogen adalah prazat fibrin, zat bekuan darah, fibrinogen dapat
diendapkan dengan ammonium sulfat setengah jenuh sehingga menyerupai
globulin dan akan berbeda dengan globulin jika diendapkan dengan 0,75 molar
Na2SO4 atau NaCl setengah jenuh. Dalam penetapan fibrinogen kuantitatif.
Reaksi-reaksi ini dipergunakan untuk memisahkan protein ini dari globulin yang
mempunyai hubungan erat lainnya.
Protein serum terutama adalah fraksi albumin dan globulin, juga dalam
analisis protein serum total, bila dikoreksi untuk nitrogen non protein dapat
dipergunakan untuk mengirakan seluruh albumin dan globulin total. Dalam
larutan Na-sulfat 27% globulin akan mengendap sedang albumin akan tetap
tinggal dalam larutan.
Cara-cara menentukan/pemisahan protein plasma :
- Dengan analisis nitrogen
- Dengan cara kalorimetri langsung
- Dengan cara elektroforesis tiselius, elektroforesis zone, imuno-elektroforesis
- Dengan cara ultrasentrifuge
- Dengan cara presipitasi alcohol
- Dengan analisis imunologi

Konsentrasi kedua fraksi utama protein sering dinyatakan sebagai rasio albumin
terhadap globulin (A/G), nilai normal 1,2 : 1
2.

B.
1.
2.
C.

ALBUMIN
Albumin merupakan protein globosa yang terdiri dari rantai polipeptida
tunggal dan mempunyai berat molekul kurang lebih 66.300. Dua fungsi utama
albumin adalah mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan
ekstrasel serta memberikan tekanan osmotic di dalam kapiler.
Banyak metabolit seperti asam lemak bebas dan bilirubin, kurang dapat
larut dalam air. Namun metabolit ini harus diangkut bolak-balik melalui darah
dari suatu alat lain yang melalui medium air sehingga dapat di metabolisis atau
diekskresi.
Albumin mengisi tugas ini dan berperan sebagai protein pengangkut
nonspesifik. Selain itu albumin mengikat obat-obat yang tidak mudah larut seperti
aspirin, digitalis, antikoagulan koumarin serta obat-obat tidur, sehingga obat-obat
ini dapat dibawa secara efisien melalui peredaran darah.
TUJUAN
Mengetahui cara pemeriksaan total protein dan albumin serta interpretasinya
Mengetahui profil protein plasma fisiologis dan patologis
TOPIK PERCOBAAN

1. TOTAL PROTEIN (Metode Biuret)


DASAR :
Protein dengan ion tembaga dalam larutan alkalis menghasilkan senyawa
kompleks yang berwarna ungu, intensitas warna sebanding dengan kadar protein,
diukur secara fotometrik.
REAGENS :
1. Reagensia Biuret (K.Na Tartrat 20 mmol/liter; KI 1 mmol/liter; CuSO 4 12
mmol/liter; NaOH 200 mmol/liter)
2. Larutan standar (6 gr/dl)
CARA KERJA :
- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan keringg
- Beri tanda/label pada masing-masing tabung reaksi yang dipakai :
Masukkan kedalam tabung
Sample Standar Blanko
Serum
50 ul
Larutan standar
50 ul
Reagens warna
2,5 ml
2,5 ml
2,5 ml
- Campurkan baik-baik dan biarkan selama 30 menit pada temperature kamar.
- Sesudah 30 menit ukurlah absorbans sample dan standar terhadap blanko pada
panjang gelombang 545 nm
PERHITUNGAN :

Kadar Total Protein =

Absorban sampel
6 g/dl
Absorban standar

NILAI NORMAL : 6,6 8,7 gr/dl


2. ALBUMIN (Metode Bromcresol Green)
Dasar :
Albumin dengan Bromcresol Green pada pH 4,3 membentuk kompleks warna,
intensitas warna sebanding dengan kadar albumin, diukur secara fotometrik.
Reagensia :
1. Reagens warna buffer pH 4,3
Sodium succinat buffer 454 mmol/l
Bromcresol Green 0,95 mmol/l
2. Standar albumin 5 gr/dl
Alat-alat : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi
Cara kerja :
- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering
- Beri tanda/label pada masing-masing tabung dengan :
Masukkan kedalam tabung
Sample Standar Blanko
Reagens warna
3 ml
3 ml
3 ml
Sample plasma/serum
10 l
Larutan standar
10 l
- Kocok baik-baik isi tabung
- Inkubasi pada temperature kamar selama 10 menit
- Kemudian ukur absorbans sample dan standar terhadap blanko pada panjang
gelombang 620 nm.
Perhitungan :
Kadar albumin =

Absorban sampel
5 g/dl
Absorban standar

Nilai Normal :
Albumin = 3,5 5,5 gram/dl
Globulin = 1,5 3,5 gram/dl
D.
1.
2.

PERTANYAAN
Tuliskan keadaan-keadaan yang menyebabkan hipoalbuminemia !
Gambarkan skema metabolisme protein

LEMBAR KERJA MAHASISWA


III.

PERCOBAAN METABOLISME PROTEIN


HASIL
1.
Total Protein :

2.

Albumin :

INTERPRETASI & PEMBAHASAN


1. Total Protein
2. Albumin
KESIMPULAN :
IV.

PERTANYAAN
Metabolisme Glukosa
a. Gambarkan kurva hasil TTG penderita DM dibandingkan dengan kurva
TTG orang normal ! Jelaskan mengapa demikian !
b. Mengapa pada pelaksanaan TTG orang harus dipuasakan minimal 10
jam
2.
Metabolisme Lemak
a. Pada keadaan apa saja terjadi dislipidemia? Jelaskan!
b. Gambarkan secara skematis mekanisme pencernaan lemak.
3.
Metabolisme Protein
a. Tuliskan keadaan-keadaan yang menyebabkan hipoalbuminemia !
b. Gambarkan skema metabolisme protein
1.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Murray RK, et.a. Biokimia Harper ed. 25 Jakarta : EGC. 2003


Stryer L. Biokimia, ed. 3, vol. 1. Jakarta : EGC. 1999
Stryer L. Biokimia, ed. 3, vol. 2. Jakarta : EGC. 1999
-------, Pedoman Kerja Boerhringer Mannheim, 1982
-------, Pedoman Kerja Dyasys, 2002/2003
-------, Penuntun Kerja Roche, 1985
-------, Penuntun Praktikum Biokimia Kedokteran Gigi Bagian Biokimia FK
UH. Makassar, 2004
8.
-------, Penuntun Praktikum Biokimia I. Bagian Biokimia FKUH. Makassar,
2002
9.
-------, Biokimia Eksperimen Laboratorium. Bagian Biokimia FKUH.
Jakarta : Widya Medika 2001
10.
-------, Penuntun Praktikum Biokimia II. Bagian Biokimia FKUH. Makassar
2002

Drfrey7

Anda mungkin juga menyukai