Anda di halaman 1dari 23

UJI KOMPETENSI II (KB)

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY S AKSEPTOR PRO PEMASANGAN INDOPLANT
DI RB. STIKES YARSI SURABAYA

DISUSUN OLEH
SEPTIN KOMALASARI
250010186

PRODI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
2012

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan dengan judul ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S AKSEPTOR


PRO PEMASANGAN INDOPLANT ini disusun sebagai bukti telah mengikuti uji kompetensi
Ii (KB) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya pada tanggal 25
Januari 2012.

Surabaya, Februari 2012


Mahasiswa

Septin Komalasari
250010186
Mengetahui

Penguji I

Penguji II

Ika Mardianti, SST

Yunik Windarti,SST

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Akseptor adalah peserta program keluarga berencana. (Kamus Kedokteran dr. Hendra T.
Laksman). Akseptor dibagi menjadi :
1. Akseptor aktif adalah akseptor yang saat ini sedang menggunakan kontrasepsi untuk
menjarangkan ataupun menghentikan kehamilan.
2. Akseptor baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan kontrasepsi baik
untuk menjarangkan ataupun menghentikan kehamilan.
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat, atau obat-obatan
(Sinobsis Obstetri Jilid 1.1998)
Kontrasepsi Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang berupa kapsul berisi hormon
progesteron yang dimasukkan di bawah kulit lengan atas bagian dalam.
(www.medicastore.com)
B. PROFIL
1. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.
2. Nyaman.
3. Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi.
4. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
5. Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut.
6. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
7. Aman dipakai pada masa laktasi
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2. 2006)

C. JENIS
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 cm, yang diisi dengan 36 Levonogestrel kerjanya 5 tahun.
2. Implanon. Terdiri dari satu atang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 Levonogestrel dengan
lama kerja 3 tahun.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2. 2006)

D. MEKANISME KERJA IMPLANT


1. Menghambat terjadinya ovulasi.
2. Menipiskan lapisan endometrium.
3. Mempertebal lender serviks.
4. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.

E. EFEKTIFITAS
1. Angka kegagalan Norplant : < 1/100 wanita tiap tahun dalam 5 tahun pertama. Ini lebih
rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.
2. Efektifitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke -6 kira-kira 2,53% akseptor menjadi hamil.
3. Norplant-2 sama efektifnya seperti Norplant, untuk waktu 3 tahun pertama. Semula
diharapkan Norplant-2 juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian
3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumya, yaitu sebesar
5-6%. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan
hormonnnya.
(Hartanto, Hanafi, dr. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. 2010)

F. KEUNTUNGAN
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5. Bebas dari pengaruh estrogen.
6. Tidak menganggu kegiatan senggama.
7. Tidak mengganggu ASI.
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

G. KETERBATASAN

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
spotting, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulnya keluhan-keluhan seperti :

Nyeri kepala.

Peningkatan/penurunan berat badan.

Nyeri payudara.

Perasaan mual.

Pening/pusing kepala.

Perubahan perasaan mood atau kegelisahan nervousness.

Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan
keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

Efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis rifampisin atau obat


epilepsi fenitoin dan barbiturat.

Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi 1,3 per 100.000 perempuan per tahun

H. PERSYARATAN PEMAKAIAN
Yang boleh menggunakan Implant :
1. Usia reproduksi.
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum.
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan pencegahan kehamilan
4.
5.
6.
7.
8.
9.

jangka panjang.
Menyusui dan mebutuhkan kontrasepsi yang lama.
Pasca persalinan dan tidak mau menyusui bayinya.
Pasca keguguran.
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia

bulan sabit sickle cell.


10. Tidak boleh menggunakan kontasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
11. Sering lupa menggunakan pil.

Yang tidak boleh menggunakan Implant :


1. Hamil atau diduga hamil.
2. Perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.
3. Benjolan/ kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5. Miom uterus dan kanker payudara.
6. Gangguan toleransi glukosa.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2. 2006)

I. WAKTU PENGGUNAAN IMPLANT


1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak dipelukan metode
kontrasepsi tambahan.
2. Insersi dapat dilakukan setiap saaat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila insersi
setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
3. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain.
4. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan
setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
5. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan
setiap saat, tetapi jangan emlakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6. Bila klien menggunakan kontrasepssi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan,
insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan pada
saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
J. INTRUKSI UNTUK KLIEN
1. Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini
bertujuan untukmencegah infeksi pada luka insisi.
2. Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam
pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
3. Pekerjaan rutinharian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau
penekanan pada daerah insisi.

4. Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan


hingga luka sembuh biasanya 5 hari.
5. Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang
wajar.
6. Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa
sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

K. INFORMASI LAIN YANG PERLU DISAMPAIKAN


1. Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun
bagi Norplant dan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah
pengangkatan.
2. Sering ditemukan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama. Beberapa
perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.
3. Obat-obatan tuberkulosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant.
4. Efek samping yang berhubungan dengan implan dapat berupa sakit kepala, penambahan
berat badan, amenorhea, ekspulsi, infeksi pada daerah insersi dan nyeri payudara.
5. Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3 tahun, dan
bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
6. Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implinon sebelum 3 tahun,
kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
7. Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama
klinik.
8. Implan tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila
pasanganya memiliki risiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan
seksual.
L. JADWAL KUNJUNGAN KEMBALI
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali jika ada masalah kesehatan atau klien ingin
mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat pemasangan implant dipasang bila
ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
2. Perdarahan yang banyak dari kemaluan.
3. Rasa nyeri pada lengan.

4.
5.
6.
7.
8.

Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.


Ekspulsi dari batang implant.
Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.
Nyeri dada hebat.
Dugaan adanya kehamilan.

M. HAL-HAL YANG PERLU MENJADI PERHATIAN


1. Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi
2.
3.
4.
5.
6.

kehamilan.
Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
Terjadi perdarahan banyak dan lama.
Adanya nanah atau perdarahan atau bekas insersi implan.
Ekspulsi batang implant (Norplant).
Sakit kepala migraine, sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan menjadi kabur.

N. EFEK SAMPING & PENANGANAN


Efek samping/Masalah

Penanganan
Pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil, tidak memerlukan
penanganan khusus cukup konseling saja.
Bila klien teteap saja tidak dapat menerima, angkat implant dan

Amenorea

ankjurkan menggunakan kontrasepsi lain.


Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan,
cabut implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya
bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk.
Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing

Perdarahan bercak
(spotting) ringan

timbulmnya perdarahan.
Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan pada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah dank lien tidak hamil, tidak
diperlukan tindakan apapun. Bila klien tetap saja mengeluh
masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implant
dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800
mg selama 5 hari. Terangkan pada klien bahwa akan terjadi
perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan
lebih banyak dari biasanya berikan 2 tablet dari pil kombinasi

untuk 3 7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil


kombinasi, atau dapat juga diberikan 50g etinilestradiol, atau
1,25 mg esterogen equin konjugasi untuk 14 21 hari.
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain
masih di tempat dan apakah terdapat tanda-tanda infeksidaerah
insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada
Ekspulsi

tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang


berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan
pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan
menggunakan metode koontrasepsi lain.
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan
air, atau antiseptic. Berikan antibiotic yang sesuai untuk 7 hari.

Infeksi pada daerah


insersi

Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.


Apabila tidak membaik, cabut impplan dan pasang yang baru
pada sisi lengan yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant,
lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotic oral 7 hari.
Informasikan pada klien bahwa perubahan berat badan 1 2 kg

Berat badan naik/turun

adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan


berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan ini tidak dapat
diterima, bantu klien mencari metode lain.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2. 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka Prawirohardjo
Hartanto, Hanafi, dr. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan
Yudho, Prihartono, dr. 1997. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(www.ilmukeperawatan.com)
(www.medicastore.com)

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian
Tempat

: 27 Januari 2012

Jam

:12.00 WIB

: RB. STIKES YARSI Surabaya

LANGKAH I PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Istri
: Ny S
Umur
: 28 Tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SI
Pekerjaan
: PNS (Guru SD)
Alamat
: Kel. Wonokromo
Rt. 05 Rw. 03
Surabaya
2. Status Perkawinan
Perkawinan Ke : 1
Umur Kawin : 19 Tahun
Lama Kawin : 9 Tahun

Nama Suami
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Tn A
: 33 Tahun
: Islam
: Jawa/Indonesia
: SI
: PNS (Guru SMA)
: Kel. Wonokromo
Rt. 05 Rw. 03
Surabaya

Perkawinan Ke : 1
Umur Kawin : 24 Tahun
Lama Kawin : 9 Tahun

3. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memakai alat kontrasepsi susuk karena tidak ingin hamil dalam
beberapa tahun ke depan.
4. Riwayat Kebidanan
a. Menstruasi
Menarche
Siklus/Lama
Banyaknya

: 12 Tahun
: 28 hari / 7 hari
: hari 1 3 ganti kotex 2 3x/hari
hari 4 7 ganti kotex 2x/hari
Warna/Bau: merah/anyir
Dysmenorhea
: pada hari ke-1 dan ke-2 saat haid
Flour Albus
: sebelum dan sesudah haid, tidak amis dan tidak gatal

HPHT
: 21 Januari 2012
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kawin
ke

Hamil

Persalinan

Anak

Nifas
KB

Ke

Usia

Jenis

Pnlg

Tmpt

Pnylit

9 Bln

Spt B

Bdn

BPS

9 Bln

Spt B

Bdn

BPS

BBL/PB
3000 gr /
49 cm
3100 gr /
50 cm

Sex

Hdp

Mati

Pnylit

ASI

3 Thn

2 Thn

6 Bln

6 Bln

Implan

5. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertamanya Ibu memakai KB susuk selama 3
tahun. Karena sudah habis masa aktif implannya dan Ibu juga ingin hamil lagi, Ibu
kemudian ingin melepas implannya. Setelah melahirkan anak ke-2 Ibu ingin memakai
KB susuk lagi. Selama memakai KB susuk Ibu tidak merasakan keluhan apapun.
6. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan abnormal, Ibu tidak menderita
penyakit kandungan misalnya seperti penyakit radang panggul atau tumor dan kanker
pada alat kandungan. Ibu tidak pernah operasi pada alat kandungan dan payudara.
7. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah opname dan operasi. Ibu tidak pernah menderita penyakit
menular (Hepatitis, TBC, HIV/AIDS), menurun (DM, Asma, dan Hipertensi), serta
penyakit menahun (Jantung dan Asma).
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga Ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menular (Hepatitis,
TBC, HIV/AIDS), menurun (DM, Asma, dan Hipertensi), serta penyakit menahun
(Jantung dan Asma).
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan
: 3x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur, kadang-kadang buah-buahan)
Minum
: 7 8 gelas/hari (air putih)
b. Pola Eliminasi
BAB
: 1x/hari (lembek, kuning, tidak ada keluhan)
BAK
: 4 5x/hari (jernih, tidak ada keluhan)
c. Pola Istirahat
Siang
: 1 2 jam/hari (tidur nyenyak, tanpa gangguan)
Malam
: 6 7 jam/hari (tidur nyenyak tanpa gangguan)

d. Pola Aktivitas
Ibu sebagai ibu rumah tangga melakukan kegiatan seperti memasak, mencuci, dan
membersihkan rumah.
e. Pola Personal Hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam 2x/hari, keramas
3x/minggu.
f. Pola Sexual
Ibu mengatakan pada saat melakukan hubungan seksual tidak mengalami keluhan.
10. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial
: Suami dan keluarga mendukung ibu sepenuhnya untuk
memamkai alat kontrasepsi guna mengatur jarak kehamilan dan kelahiran. Hubungan
ibu dengan keluarga serta suami baik.
b. Spiritual
: Ibu selalu menjalankan sholat 5 waktu. Dalam agama yang dianut
Ibu tidak ada aturan yang menentang dalam pemakaian kontrasepsi.
11. Riwayat Sosial Budaya
Ibu, suami, dan seluruh keluarganya berasal dari suku Jawa. Tidak ada kepercayaan atau
adat yang menghalangi ataupun yang menghambat ibu saat mengikuti KB IUD.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Postur Tubuh : Tegak
Cara Berjalan : Normal (tidak pincang)
BB/TB
: 60 kg/ 158 cm
b. TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 37 C
Rr : 24x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Inspeksi
Kepala
: Rambut hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih
Muka
: Simetris ,tidak pucat, tidak odem
Mata
: Simetris, conjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning, palpebra
Hidung

tidak oedem
: Lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,

Telinga
Mulut & Gigi

tidak ada polip, tidak ada secret berlebihan, bersih


: Simetris, tidak ada purulen, tidak serumen berlebih, bersih
: Simetris, mukosa bibir lembab, bibir tidak pucat, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, lidah bersih,
tidak ada radang pada tonsil (tonsillitis)

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan vena

Ketiak
Dada
Payudara

jugularis
: Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
: Simetris, tidak ada tarikan intercostae
: Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan

Abdomen

abnormal, putting susu menonjol, putting susu bersih


: Tidak ada benjolan, tidak ada masa, ada striae albican, tidak ada

Genetalia

luka bekas operasi


: Bersih, tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada condiloma
akuminata dan lata, tidak ada pembesaran kelenjar bartholine dan

skene, tidak ada tanda chadwick, tidak ada flour albus


Anus
: Bersih, tidah ada haemoroid
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada gangguan pergerakan,
tidak ada varises
b. Palpasi
Kepala
Leher

: Tidak teraba benjolan


:Tidak teraba pembesaran

kelenjar

thyroid,

teraba

Ketiak
Payudara

pembesaran vena jugularis


: Tidak teraba pembesaran limfe
: Tidak teraba benjolan masa, tidak ada nyeri tekan, konsistensi

Abdomen

kenyal, tidak ada pengeluaran cairan abnormal


: Tidak teraba benjolan masa, tidak ada nyeri tekan pada ulu hati,
tidak ada pembesaran hepar, tidak teraba fundus uteri

c. Auskultasi
Dada
d. Perkusi

: Tidak ada wheezing dan ronchi

Reflek patella

: Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Kesimpulan

Ny S dengan calon akseptor indoplant dengan k/u ibu baik pro pemasangan.

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN


Dx

tidak

: Ny S calon akseptor indoplant pro pemasangan.

Ds

: Ibu mengatakan ingin menggunakan KB susuk (implant) 3 tahun untuk


mengatur jarak kehamilan dan persalinan, ibu masih menyusui bayinya.
HPHT : 21 Januari 2012

Do

K/U ibu baik


TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 37 C
Rr : 24x/menit
Inspeksi
Muka
: Simetris, tidak oedem, tidak pucat
Payudara : Simetris, tidak ada bekas luka operasi, putting susu menonjol,

bersih
Palpasi
Payudara :Tidak teraba benjolan massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

pengeluaran cairan abnormal, konsistensi kenyal


Abdomen : Tidak teraba benjolan massa, tidak ada nyeri tekan pada ulu hati,
tidak teraba pembesaran hepar, tidak teraba fundus uteri
Masalah

: Ibu ingin mengatur jarak kehamilan dan persalinan

Kebutuhan

: Konseling pra pemasangan implant meliputi :


1.

KIE tentang profil indoplant (keuntungan, kerugian, efektifitas, efek

samping setelah pemasangan).


Pemasangan indoplant sesuai prosedur
Perawatan luka bekas insisi

LANGKAH III ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

LANGKAH IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

LANGKAH V INTERVENSI
Dx

: Ny S calon akseptor indoplant pro pemasangan.

Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan 75 menit diharapkan kapsul implant


terpasang sesuai prosedur dan tidak terjadi komplikasi. Ibu mengerti tentang
penjelasan yang diberikan petugas.

Kriteria Hasil :

Intervensi
1.

K/U ibu baik


TTV dalam batas normal
TD : 100/60 mmHg 130/90 mmHg
S : 36,5 37,5 C
Tidak terjadi komplikasi pasca pemasangan
Kapsul implant terpasang dengan pola

N : 68 100x/menit
Rr : 16 24x/menit

Lakukan pendekatan dengan pasien (Ibu)


R/ Terbina hubungan baik, dan saling percaya sehinggapasien kooperatif terhadap tindakan

yang dilakukan petugas.


Lakukan konseling pra pemasangan
R/ Alih informasi dan klien mengetahui prosedur yang akan dilakukan.
3.
Lakukan pemeriksaan penapisan dan beritahu pasien tentang hasil pemriksaan
R/ Memastikan pasien boleh atau tidak menggunakan implant serta untuk mengurangi
2.

kecemasan pasien.
Lakukan informed consent
R/ Tanda bukti persetujuan tindakan yang dilakukan.
5.
Lakukan persiapan pemasangan implant
R/ Mempermudah pemasangan implan secara benar dan tepat.
6. Lakukan pemasangan implant sesuai prosedur
R/ Mengurangi efek samping dan komplikasi.
7. Lakukan pendokumentasian
R/ Rekam medis dan bukti pertanggung jawaban atas tindakan yang telah dilakukan.
4.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal

: 27 Januari 2012

Jam

: 12.00 WIB

Dx

: Ny S calon akseptor indoplant pro pemasangan.

Jam

: Melakukan pendekatan dengan ibu dengan 3S (senyum, salam, sapa).


Menanyakan maksud dan tujuan ibu datang ke klinik.

Jam

: Memberikan konseling pra pemasangan mengenai implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit


Cara kerjanya :
1. Menghambat terjadinya ovulasi
2. Menipiskan lapisan endometrium.
3. Mempertebal lender serviks.
4. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi
Keuntungan
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5. Bebas dari pengaruh estrogen.
6. Tidak menganggu kegiatan senggama.
7. Tidak mengganggu ASI.
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

Kerugian
1. Terjadi perubahan pola haid
2. Jika ingin mencabut implant harus datang ke klinik
3. Tidak melindungi dari IMS (Infeksi Menular Seksual),
HIV/AIDS
4. Membutuhkan pembedahan minor untuk pemasangan dan

pelepasan
Efek samping
1. Perubahan pola haid (amenorea/tidak haid)
2. Perdarahan bercak (spotting)
3. Ekspulsi (keluarnya kapsul implant tanpa disadari)
4. Infeksi pada daerah insersi (kemerahan, nyeri berkepanjangan,
keluar nanah, panas)
5. Penurunan atau peningkatan berat badan

6. Nyeri kepala, mual, nyeri pada payudara


Jam

: Melakukan pemeriksaan dan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada


ibu.

TTV
TD
: 110/80 mmHg
N
: 80x/menit
S : 37 C
Rr
: 24x/menit
Inspeksi
Muka
: Simetris, tidak oedem, tidak pucat

Payudara

: Simetris, tidak ada bekas luka operasi, putting susu


menonjol, bersih

Palpasi
Payudara

:Tidak teraba benjolan massa, tidak ada nyeri


tekan, tidak ada pengeluaran cairan abnormal,

Abdomen

konsistensi kenyal
:Tidak teraba benjolan massa, tidak ada nyeri tekan
pada ulu hati, tidak teraba pembesaran hepar, tidak
teraba fundus uteri

Jam

: Melakukan informed consent dengan klien (Ibu) sebagai tanda bukti


persetujuan bahwa klien setuju dan kooperatif dengan segala tindakan
yang akan dilakukan

Jam

: Melakukan persiapan alat, lingkungan, petugas, dan pasien

Alat-alat Steril
1. 1 Duk berlubang
2. 1 Ps handscoon
3. Trocart & pendorong
4. Scalpel & bisturimess
5. Pinset anatomi
6. Kapsul implant
Alat-alat Non Steril
1. Bak sampah medis &non medis
2. Larutan klorin 0,5% dalam ember
3. Lidocain 2%
4. Band aid

7. Kasa steril
8. Deppers
9. Spuit dispossible 5 cc
10. Bak Instrumen
11. Mosquito
12. 3 Cucing
6. Bengkok
7. Perlak
8. Spidol
9. Patron

5. Perban, betadhine
Menyiapkan ruangan
Menutup pintu, menutup korden (tirai), mengatur penerangan (lampu
sorot) sehingga dapat melihat serviks dengan jelas.

Menyiapkan pasien
1. Meminta pasien ke kamar mandi untuk mencuci lengan atas dengan
sabun kemudian dibilas sampai bersih lalu biarkan kering sendiri.
2. Memberitahu pasienpada saat pemasangan pasien akan sedikit
merasa nyeri dan sakit serta memberitahu pasien bahwa akan diberi
obat bius pada tempat pemasangan.
3. Memposisikan ibu dan posisi berbaring dengan menekuk lengan
Jam

kirinya sedikit terbuka ke samping.


: Melakukan pemasangan implant sesuai prosedur
1. Mencuci tangan 7 langkah dengan air mengalir dan

sabun lalu

dikeringkan dengan handuk kering dan bersih.


2. Mengecek dan memeriksa kembali alat.
3. Menentukan tempat pemasangan dan membuat pola dengan
menggunakan patron 8 cm dari Os Epicondillus Medialis secara
lurus kemudian diberi tanda dengan spidol dan menjadikannya
sebagai pusat pola.
4. Meletakkan perlak di bawah lengan ibu
5. Mematahkan ampul lidocain, membuka kemasan spuit, membuka aquades,
memakai handscoon sebelah kanan, kemudian membuat Lidocain 1%
dengan cara menyedot aquades 1,5 cc dioplos dengan lidocain 1,5 cc,
masukkan kapsul implant ke dalam cucing (sebelumnya periksa kembali
exp. Date dari kapsul implant yang akan digunakan).
6. Mendekatkan bak instrumen, cucing berisi 2 kapsul implant, bengkok

7. Memakai handscoon sebelah kiri.

8. Desinfeksi lengan yang sudah digambari pola dengan deppres dan betadine
secara melingkar dari dalam ke luar ( 8 13 cm) tegak lurus lalu
memasang duk lubang.
9. Menyuntikkan anastesi lokal dari titik pusat pola secara IC 15 sebanyak
0,3 cc (diaspirasi dulu) hingga mengelembung seperti kulit jeruk lalu
teruskan jarum antara pola 1 & 2 secara SC 45 sebanyak 1 cc (diaspirasi
dulu) lalu masukkan obat sambil jarum ditarik, kemudian mengarahkan dan
memasukkan jarum disamping pola 2 secara SC 45 sebanyak 1 cc
(diaspirasi dulu) lalu memasukkan obat sambil jarum ditarik dan
mengeluarkan jarum. Meletakkan spuit pada bengkok.
10. Menunggu 2 menit lalu uji efek anastesinya dengan menggunakan
musquito pada daerah yang dianestesi.
11. Menjepit deppers dengan menggunakan mosquito (dipegang tangan

kiri) kemudian mengambil bisturimess dengan menggunakan tangan


kanan. Membuat luka insisi menggunakan selebar 4 mm dan kedalaman 2
mm. Mendep luka dengan deppers sampai perdarahan berhenti, dan
membuang deppers pada bengkok dan meletakkan mosquito pada bak
instrumen.
12. Mengambil trocart & pendorong dengan, memasukkan trokart dan
pendorong (sampai skala 1) lalu dorong ke arah pola 1 dengan cara
dorong-jungkit kulit sampai terasa ada tahanan pada ujung trocart.
Mengeluarkan pendorong dan memasukkan 1 kapsul ke dalam trokart
menggunakan pinset anatomi lalu masukkan kembali pendorong ke dalam
trocart sampai ada tahanan, menarik trocart ke arah pangkal pendorong
dengan menggunakan ibu jari

dan jari telunjuk tangan kiri sampai

terdengar bunyi klik. (ibu jari dan jari telunjuk memgang pangkal
torcart). Kemudian mengeluarkan trocart sampai batas ujung trocart (skala
2),

4 jari tangan kiri memfiksasi kapsul. Memastikan kapsul telah

terpasang sempurna.
13. Memasukkan kembali trokart serta pendorong ke arah pola 2 sampai skala
1 dengan cara dorong-jungkit kulit sampai terasa ada tahanan pada ujung
trocart. Mengeluarkan pendorong dan memasukkan 1 kapsul ke dalam
trokart menggunakan pinset anatomi lalu masukkan kembali pendorong ke
dalam trocart sampai ada tahanan, menarik trocart ke arah pangkal

pendorong dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
sampai terdengar bunyi klik. (ibu jari dan jari telunjuk memgang pangkal
torcart). Kemudian mengeluarkan trocart sampai batas ujung trocart (skala
2),

4 jari tangan kiri memfiksasi kapsul. Memastikan kapsul telah

terpasang sempurna.
14. Tangan kiri mengambil musquito dengan menjepit deppers, mengeluarkan
trocart, mendepp luka insisi 30 60 detik atau sampai perdarahan
berhenti.

15. Pastikan kedua kapsul

telah terpasang sesuai pola dan masing-

masing ujung kapsul berada menjauhi luka insisi untuk menghindari


terjadinya ekspulsi.
16. Mendekatkan luka insisi dengan plester (handsplast) merekatkannya
dengna

posisi

vertical,

kemudian

mengambil

kassa

dan

meletakkannya di atas handsaplat. Membuka duk dengan tangan kiri,


menggantikan tangan kanan dengan memegang kasa agar duk
terbuka sempurna. Memasang perban dan membuat simpul pada
samping luka insisi untuk memfiksasi kapsul.
17. Membereskan alat dan merendamnya ke dalan larutan klorin 0,5%,
memisahkan

sampah-sampah

yang

telah

terkontaminasi,

mencelepun, menggosokkan, dan membuka sarung tangan secara


terbalik. Merendamnya selam 10 menit di dalam larutan klorin 0,5%.
Mencuci tangan dan merapika pasien.
Jam

: Memberikan konseling pada pasien pasca pemsangan


1. Memberitahu pasien untuk tetpa menjaga luka insisi 48 jam (perban
boleh dibuka setelah 2-3 hari, sedangkan handsaplast dapat dibuka 57 hari).
2. Memberitahu pasien untuk menghindari aktivitas berat seperti
mengangkat beban yang berat.
3. Memberitahu pasien untuk meghindari benturan atau tekanan pada
lengan yang dipasang implant.
4. Memberitahu pasien akan timbul memar, bengkak atau sedikit nyeri
pada daerah pemasangan implant selama beberapa hari ke depan dan
ini normal (3-5 hari pemasangan).

5. Menganjurkan pasien untuk menggunakan alat kontrasepsi tambahan


sementara selama 1 minggu pasca pemasangan jika ingin melakukan
hubungan seksual.
6. Memberitahu pasien

tentang

tanda-tanda

infeksi

(demam,

kemerahan, bengkak, keluar nanah, terasa panas) dan menganjurkan


ibu untuk kembali ke petugas jjka ada keluhan.
Jam

: Melakukan pendokumentasian dengan mencatat :


1.
2.
3.
4.

Tanggal pemasangan : 25 Januari 2012


Waktu pemasangan
:
Tempat pemasangan : Di lengan kiri
Pola

5.
6.
7.
8.

Jenis implant
: Indoplant / 2 kapsul
Lama perlindungan : 3 Tahun
Kejadian istimewa
: Tidak ada
Nama terang dan tanda tangan petugas kesehatan yang memasang
implant.

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal

: 25 Januari 2012

Dx

: Ny S calon akseptor indoplant pro pemasangan.

Jam

: Ibu mengatakan merasa lega setelah dipasang susukl tanpa ada hambatan dan
ibu sudah tidak takut hamil lagi.

K/U ibu baik


TTV
TD
: 120/80 mmHg
N
: 80x/menit
S
: 37 C
Rr
: 24x/menit
2 kapsul implant telah terpasang di lengan kiri ibu sesuai pola
Tidak terjadi perdaraha, perforasi, dan ekspulsi

Ibu memahami penjelasan petugas dan mampu mengulangi penjelasan


petugas

: Ny S akseptor implant post pemasangan tujuan tercapai

Ingatkan pasien untuk control 1 minggu lagi atau jika ada keluhan saja
Ingatkan pasien untuk merawa luka sebagai pencegahan infeksi yaitu
pembalut luka tidak boleh terkena air selama 48 jam dan band aid tidak boleh
dilepas 5-7 hari.

Anda mungkin juga menyukai