PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sulitnya mencari lapangan pekerjaan memaksa kita untuk berwirausaha
sendiri. Usaha yang dilakukan juga harus menghasilkan produk yang dapat
diterima dan dikonsumsi oleh banyak orang, salah satunya usaha selai nanas.
Selai merupakan salah satu bahan makanan yang biasa dikombinasikan
dengan roti dan kue untuk menambah citra rasa dan kelezatan dari makanan
tersebut. Dengan variasi rasa, warna dan aromanya yang alami, selai menarik
perhatian para konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya.
Variasi selai yang biasa dijual dan dikonsumsi adalah selai kacang, selai
coklat, selai strauberi, selai nanas, selai srikaya, selai durian dan lain-lain. Namun
yang lebih sering dibuat dalam rumah tangga adalah selai nanas, selain proses
pembuatannya yang tergolong mudah, buah nanas juga dapat dibeli dengan harga
relatif murah dan jumlah yang banyak serta mudah untuk diperoleh mengingat
negara kita ini memiliki tanah yang subur dan cocok untuk menanam buah nanas.
Mesin pengaduk dan pemasak selai nanas kapasitas 10 kg/proses merupakan
mesin yang dirancang dan dibangun dengan prinsip untuk mengefisienkan dan
menghemat waktu serta tenaga dalam memproduksi selai nanas.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah-masalah yang akan dibahas
adalah:
1. Merancang bentuk dan ukuran mesin;
2. Menggambar setiap bagian mesin;
3. Perhitungan komponen yang digunakan untuk membuat mesin pengaduk
dan pemasak selai nanas kapasitas 10kg/proses;
4. Memperhitungkan biaya untuk merancang mesin pengaduk dan pemasak
selai nanas kapasitas 10kg/proses;
5. Cara pengoperasian dan perawatan serta perbaikan mesin pengaduk dan
pemasak selai nanas kapasitas 10kg/proses.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari rancang bangun ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat membuat dan membaca gambar mesin;
2. Mahasiswa mampu merancang mesin;
3. Mahasiswa mampu menciptakan mesin yang berguna dan berkualitas;
4. Secara akademis, laporan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan program studi Diploma III jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Medan.
D. Manfaat Hasil Rancang Bangun
Rancang bangun ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengusaha selai,
yakni:
1. Menghemat dan mengefisienkan tenaga serta waktu produksi;
2. Meningkatkan jumlah produksi;
3. Menambah lapangan pekerjaan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas
akhir ini adalah:
1. Konsultasi dengan orang yang memahami tentang konstruksi mesin;
2. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing;
3. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan rancang bangun mesin dari
media internet dan studi literatur di perpustakaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
- 32
(Cara
Budidaya
Buah
Nanas
http://budidaya-
: Spermathophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Bromeliales
Famili
: Bromiliaceae
Genus
: Ananas
Species
: Ananas sativus
Unsur Gizi
Jumlah
1.
Kalori (kal)
50,00
2.
Protein ( g )
0,40
3.
Lemak ( g )
0,20
4.
Karbohidrat (g)
13,00
5.
Kalsium (mg)
19,00
6.
Fosfor (mg)
9,00
7.
Serat (g)
0,40
8.
Besi (g)
0,20
9.
Vitamin A (IU)
20,00
10.
Unsur Gizi
0,08
11.
Kalori (kal)
0,04
12.
Protein ( g )
20,00
13.
Lemak ( g )
0,20
Selai nanas adalah selai yang dibuat dari buah nanas (dagingnya) yang
telah dihancurkan dan gula serta air dilarutkan di dalamnya kemudian
dimasak hingga kental.
A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
1,3329
1,3164
1,3095
1,3009
1,2625
1,3329
1,3158
1,3098
1,3006
1,2662
1,3532
1,3429
1,3429
1,3133
1,3135
1,3531
1,3135
1,3135
1,3135
1,3133
1,3773
1,3643
1,3601
1,3601
1,3259
1,3774 1
1,3640
1,3602
1,3468
1,3258
1,3944 1
1,3747
1,3747
1,3687
1,3386
1,3954
1,3797
1,3743
1,3687
1,3298
1,4017
1,3992
1,3933
1,3717
1,3429
1,4017
1,3983
1,3941
1,3719
1,3429
2) Kekentalan
Kekentalan merupakan pengukuran daya tahan suatu aliran
fluida. Dalam cairan kekentalan disebabkan oleh gaya kohesif antar
molekul. Produk pangan dikatakan kental bila viskositasnya tinggi
dan bila viskositasnya rendah maka dikatakan encer. Dalam gas,
berasal
dari
tumbukan-tumbukan
diantara
molekul-molekul
A2
A3
2,8666
2,7405
2,7198
2,6958
2,6055
2,8833
2,7933
2,7158
2,6810
2,6053
2,9104
2,8879
2,8093
2,7980
2,7651
2,9082
2,8870
2,8373
2,8009
2,7944
2,9965
2,9584
2,9147
2,8715
2,8552
10
A4
A5
2,9961
2,9450
2,9149
2,8818
2,4838
3,1224
3,1111
3,0752
3,0353
2,9328
3,1247 3
3,1125
3,0344
3,0697
2,9003
3,2086
3,1909
3,1455
3,1009
3,0011
3,2089
3,1875
3,1477
3,1016
3,0222
(Saeni, 1989).
ion-ion
tersebut
dalam
menghantarkan
listrik
2) Alat
a) Pisau
b) Baskom
c) Parutan kasar atau blender
d) Mesin pengaduk dan pemasak selai
3) Prosedur Pembuatan
a) Kupas buah nenas lalu sayat dan buang mata buahnya;
b) Cuci buah nenas dengan air hingga bersih;
c) Potong buah nenas menjadi beberapa bagian;
d) Parut buah nenas (apabila menggunakan blender usahakan
tekstur nenas agar tidak terlalu halus);
e) Masukkan parutan buah nenas ke dalam mesin pengaduk dan
pemasak;
f) Nyalakan mesin
bertahap;
g) Tambahkan air secukupnya;
h) Tambahkan garam dan vanili secukupnya;
i) Masak sampai matang dan mengental;
12
menguap
sedangkan
kurang
kental
mengakibatkan
13
14
b. Bisa dipindah-pindah;
c. Getaran dan suara mesin agar tidak terlalu kuat.
4. Keselamatan Kerja
Dirancang agar pengguna mesin terhindar dari kecelakaan.
5. Estetika
Mesin juga dirancang agar pengguna tertarik untuk melihat dan
menggunakannya, baik dari segi bentuk dan juga warna. Ini merupakan hal
yang sepele namun sangat menentukan karena dibandingkan dengan nilai
ekonomis, orang justru lebih banyak tertarik karena melihat suatu barang
itu tampak cantik, rapi, bersih dan juga terlihat mengkilap.
C. Ketentuan Perancangan
Berdasarkan alasan-alasan di atas maka ketentuan perancangan dapat
diuraikan menjadi beberapa ketentuan bergantung pada:
1. Konstruksi
a. Rangka mesin harus dapat menahan beban dan juga getaran mesin
pada saat dioperasikan;
b. Perawatan mesin harus dapat dilakukan pada konstruksi mesin tanpa
harus membongkar mesin secara keseluruhan;
c. Rangka dibuat agak ringan namun kokoh agar mudah dipindah-pindah.
2. Ekonomis
a. Biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan mesin harus relatif
murah dan terjangkau;
b. Perawatan mesin dapat dilakukan dengan mudah dan tidak
memerlukan biaya mahal;
c. Mesin berumur panjang baik dari segi komponennya dan juga rangka
konstruksinya.
15
3. Fungsi
a. Tidak lagi menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak
utama;
b. Mesin harus memiliki fungsi lain selain fungsi utama sebagai
pengaduk dan pemasak selai berbahan nenas, namun juga dapat
difungsikan untuk bahan-bahan lain.
4. Pengoperasian
a. Proses pengoperasian mesin cukup mudah tanpa pengaturanpengaturan yang sulit untuk dipahami oleh operator;
b. Mesin ini tidak menuntut latar belakang pendidikan yang tinggi dan
keahlian khusus untuk dapat mengoperasikannya.
5. Keamanan
Komponen mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja harus
sangat minim dan harus memiliki pelindung agar operator dapat terhindar
dari kecelakaan kerja.
16
dibuat menjadi selai dan api kompor gas yang konsisten akan memasaknya
hingga matang.
Gerakan poros pengaduk dan api kompor gas yang konsisten akan
menggantikan waktu dan tenaga yang boros ketika mengolah selai secara
manual. Dan selai yang diproduksi juga jauh lebih baik daripada yang
diolah dengan cara manual.
2. Komponen Utama Mesin
a. Poros Pengaduk
Poros berfungsi sebagai penerus putaran dan tenagayang berasal
dari motor listrik. Poros pada mesin ini digunakan untuk memutarkan
cakar pengaduk yang terpasang pada poros ini sendiri.
17
18
19
20
21
besar yaitu 1440 rpm akan diubah menjadi kecil menggunakan reducer
dengan perbandingan 1: 60.
d1 . n1 = d2 . n2.......... Sulasro dan Suga, Kiyokatsa, Dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin (Jakarta: Erlangga, 1991),
hal.166.
n2 =
n1 . d 1
d2
Dimana:
d1 = diameter pulley pada motor [mm]
d2 = diameter pulley pada poros roda gigi [mm]
n1 = putaran pulley pada motor [rpm]
n2 = putaran pulley yang digerakkan [rpm]
2. Daya Motor Listrik
Motor listrik merupakan sumber utama sebagai tenaga untuk
mensuplai daya ke poros dengan menggunakan pulley, daya dari motor ini
juga digunakan untuk memutar poros pengaduk.
a. Perhitungan Daya Tanpa Beban
Perhitungan daya tanpa beban diperoleh dari perhitungan seluruh
komponen yang bergerak sebelum dikenakan beban. Dari seluruh
komponen yang berotasi diperoleh momen inersia ( I ) untuk poros
pejal.
m.r2 I =
I =
. d2 . l
Maka,
I=
..
I=
. p.
. d2 . l . d2
. d4 .l
22
Keterangan :
I = Momen inersia Kg. m2
d = diameter m
m = massa Kg
= massa jenis material Kg/ m3
L = Panjang Material m ]
Torsi yang panjang pada suatu benda dengan momen
inersia
Ft = . Fn
Dimana :
= koefisien gesek
Fn= gaya normal N
23
Daya rencana
Pd
= fc P
Dimana :
Pd
Fc
= faktor koreksi
Dimana:
24
Dimana:
C = jarak sumbu poros antar pulley [mm]
Dp = diameter pulley yang digerakkan [mm]
dp = diameter pulley penggerak [mm]
b
atau
C = (1,5 2) Dp. Sulasro dan Suga, Kiyokatsa, Dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin (Jakarta: Erlangga,
1991), hal.166.
25
57( Dp dp)
. Sulasro dan Suga, Kiyokatsa,
C
Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin (Jakarta:
Erlangga, 1991),hal.173.
1800
Dimana:
= sudut kontak sabuk dengan pulley penggerak
Dp = diameter pulley yang digerakkan [mm]
dp = diameter pulley penggerak [mm]
C = jarak sumbu kedua poros [mm]
3) Panjang Keliling Sabuk
Panjang keliling sabuk dapat ditentukan dengan rumus berikut ini:
1
( Dp dp) 2 .......... Sulasro dan
2
4C
Suga, Kiyokatsa, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin (Jakarta: Erlangga, 1991), hal.170.
L 2.C
( Dp dp)
Dimana:
L
26
.d p .n
T1
cos c
. Sulasro dan Suga, Kiyokatsa, Dasar
T
2
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin (Jakarta: Erlangga,
1991), hal.277.
Dimana:
T1
T2
27
4. Poros
Pada perencanaan poros, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut
ini:
a. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Kelelahan, tumbukan atau
pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros
bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan.
Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan
bebanbeban diatas.
b. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi
jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
getaran dan suara. Karena itu disamping kekuatan poros, kekakuannya
juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang
akan dilayani poros tersebut.
c. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga
putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.
Putaran ini disebut putaran kritis yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada poros dan bagianbagiannya. Jika mungkin poros harus
direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritisnya.
d. Bahan poros
Bahan poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang
yang ditarik dingin dan difenis, baja karbon konstruksi mesin (disebut
S - C). Besarnya momen puntir rencana, t [kg/mm] yang dialami poros
yaitu:
28
Pd
. Sulasro dan Suga, Kiyokatsa, Dasar
n1
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin (Jakarta: Erlangga,
1991), hal.7.
T 9,74 10 5
poros,
yang terjadi
adalah:
5,1T
dikenakan secara halus, 1,0 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau
tumbukan besar. Sedangkan besarnya faktor koreksi untuk momen
lentur, K m adalah: Pada poros yang berputar dengan pembebanan
momen lentur yang tetap besarnya faktor K m adalah 1,5. Untuk beban
dengan tumbukan ringan K m terletak antara 1,5 dan 2,0 dan untuk
beban dengan tumbukan berat K m terletak antara 2 dan 3. Dengan
demikian besarnya tegangan geser maximum, m ax kg / mm 2 adalah:
29
5,1
K m M 2 K t T 2 . Sulasro dan Suga,
3
ds
Kiyokatsa, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin
(Jakarta: Erlangga, 1991), hal.18.
max
0 adalah:
584
Tl
e. Kelakuan poros
Dasar perhitungan untuk perencanaan poros:
1) Poros dengan Momen Puntir
30
d 3
16 xT
.. Khurmi, R.S. Gupta, J.K, A Text Book of
16 xTe
.......... Khurmi, R.S. Gupta, J.K, A Text Book of
5,2
3
d
( K m .M ) 2 ( K1 .T ) 2 . Sulasro dan Suga,
Dimana:
D = diameter poros [mm]
a = tegangan geser yang diijinkan [N/mm2]
Km = factor koreksi untuk momen lentur
Kt = factor koreksi untuk momen puntir
M = momen lentur [N.mm]
T = momen puntir [N.mm]
5. Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
bagian bagian mesin seperti roda gigi, sproket, pulley, kopling, dan lain
31
ka
32
33
34
Bab III
PERANCANGAN
= daya normal ( kw )
rancangan
ini
sabuk
dan
pulley
digunakan
untuk
35
a. Pulley
Dengan mengabaikan slip pada sabuk maka jumlah putaran
masing-masing pulley adalah sebagai berikut;
36
digunakan ialah 60 : 1
S=
=
=
S = 23,33 [rpm]
Maka putaran poros pengaduk setelah direduksi dengan
perbandingan putaran 60 : 1 ialah 23,3 rpm
b. Sabuk
Pada rancangan ini digunakan sabuk tipe V. Alasan penggunaan
sabuk ini adalah karena daya rencana sebesar 0,5 HP dengan putaran
1400 [ rpm] maka sabuk yang cocok dipakai adalah tipe A.
Sesuai dengan panjang yang didapat pada perancangan sabuk,
maka sabuk yang paling mendekati adalah sabuk bernomor 57 dengan
panjang (L) = 1448 [mm]
1) Lebar sabuk
= 200
37
Tg =
= 9. Tg
= 3,275 [ mm ]
= 12,5 2x
= 12,5 ( 2. 3,75 )
= 5,95 [ mm ]
( Dp dp )2
( 76,2 76,2 ) 2
= 558,51
= 559 [ mm ]
= 179,90
Sudut kontak [ rad ]
= 179,90 x
38
= 5,58 [ m/s ]
=
Dimana :
T1 : gaya tarik sisi kencang
T2 : gaya tarik sisi kendor
: 271,82
= 271,82 0,3 ... 2,81
T1 = 2,32 T2
39
=
=
= 3,11 [ N/ mm2 ]
Dari tegangan sabuk di atas maka didapat
a= 2,81
c.
Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap
mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dilakukan oleh
poros.
Untuk merencanakan poros, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Kekuatan poros, karena poros mengalami beban puntir atau lentur
maupun gabungan beban putir atau lentur
2) Kekakuan poros, meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan
yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar
akan menyebabkan ketidakteletian atau getaran dan suara
3) Putaran kritis, jika putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu
harga putaran tertentu dapat terjadi getaran. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada poros, maka dengan itu poros harus
direncanakan sedemikian rupa hingga putraran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritisnya.
40
Sulasro
dan
Suga,
Kiyokatsa,
Dasar
T
Dimana :
T
= torsi
= 9,74 105
= 9,74 105
= 346,42 ( kg/mm )
b) Massa poros
=
.d2 .l.
41
a =
= 30,21 [N/mm2]
d) Diameter Poros
ds = (
kt.cb. T )1/3
Dimana :
kt = 2
cb = 2
Jadi :
ds = (
ds = (
kt.cb.T )1/3
2.2.346,42 )1/3
ds = 26,4 (mm)
ds = 27 ( mm )
Poros yang dirancang pada mesin ini adalah 30 ( mm )
42
d. Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk mengaduk / memutar bahan selai
selama proses pemasakan agar tidak terjadi kegosongan dan juga selai
masak secara merata.
Pengaduk dirancang berbentuk persegi panjang dengan sedikit
radius pada salah satu ujungnya mengikuti pola bentuk daripada
dandang pemasak, jumlah pengaduk yang direncanakan adalah
sebanyak 2 buah
Material pengaduk terbuat dari stainless steel.
= Sp . Ft . r
Dimana :
43
= Sp . Ft . r
= 2 . 111,84 . 130
= 29078,4 [Nmm]
3. Kerangka Mesin
Kerangka merupakan bagian utama dari mesin yang berfungsi untuk
menumpu atau mendukung komponen komponen mesin yang lain. dalam
hal ini bentuk, ukuran dan kekuatan dari rangka harus diperhatikan karena
disamping berfungsi sebagai penumpu, rangka yang sesuai kebutuhan
24
35 160
50 110 50
150
50 110
750
Gambar 3.4. Rangka Bagian Atas
44
240
500
50
35
800
1030
630
35
180
310
308
10
45
4. Konstruksi Mesin
10
2
3
4
11
5
Motor Listrik
Sabuk
Reducer
Rangka bagian atas
Poros Pengaduk
Rangka Bagian Bawah
Dandang Stainless
8.
9.
10.
11.
Dudukan Kompor
Kompor
Pulley
Kopling
46
mesin sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah tertera pada gambar
kerja rancangan.
Pada gambar kerja rancangan gambar yang akan ditampilkan yaitu
gambar bagian-bagian alat dan gambar assembling mesin dengan
menggunakan proyeksi Eropa, menggunakan kertas A3 dan A4, dan skala
gambar yang digunakan (1;10).
Penggambaran gambar kerja rancangan dibuat dengan menggunakan
AutoCad. Untuk mendalami lebih jauh dan lebih jelas hasil perancangan
ini, dapat dilihat atau diperhatikan pada gambar kerja rancangan yang telah
terlampir.
pengolahan, hal ini akan berlangsung hingga selai tersebut masak sesuai dengan
yang diinginkan.
Lakukan pengawasan sesekali terhadap besar kecilnya api kompor guna
mencegah terjadinya kegosongan pada selai yang sedang diolah hingga selai dapat
diproduksi dengan sempurna.
47
Bab IV
ANALISA BIAYA PEMBUATAN MESIN
Bahan
Ukuran
Jumlah
Harga
Jumlah
(Rp)
(Rp)
Motor Lisrtik
Standart
0,5 Hp
1 unit
700.000
700.000
Pulley
Cast Iron
2 pcs
45.000
90.000
V belt
Standart
A 50
1 unit
42.000
42.000
Reducer
Standart
1:60
1 unit
470.000
470.000
Poros
Pipa
1000mm
Pengaduk
Stainless
x 26
40.000
40.000
Panci
Stainless
Masakan
Steel
30 mm
1 unit
95.000
95.000
Hidraulik
Standart
10 kg
1 unit
25.000
25.000
6
7
48
Jack
Rangka
ST 37
Konstruksi
UNP
5mm
2 batang
250.000
500.000
Saklar
Standart
1 pcs
34.000
34.000
10
Kabel
Standart
4m
35.000
35.000
11
Baut
A307
M 12
12 pcs
1.000
12.000
12
Kompor LPG
Standart
1 unit
100.000
100.000
Standart
1 unit
50.000
50.000
1 kg
35.000
35.000
Regulator
13
LPG
14
Jumlah
2.228.000
Daya
Pemakaian
Terpakai
2,4 Kw
1,5 jam
3,6 kWh
7,5 Kw
45 jam
337,5 kWh
0,375 Kw
8 jam
3 kWh
No.
Jenis Mesin
Daya
Mesin Bubut
Mesin Las
Mesin Gerinda
Tangan
Mesin Bor
1,1 Kw
2 Jam
2,2 kWh
Jumlah
11,375 Kw
56,5 jam
346,3 kWh
Biaya listrik yang dipakai adalah total dari pemakaian dikalikan dengan
biaya daya perusahaan/kWh sebesar Rp 900/kWh. Maka biaya listrik yang dipakai
dalam pembuatan mesin adalah sebagai berikut :
Biaya total = Total daya terpakai
= 346,3 kWh
Rp 900/ kWh
= Rp 311.670
C. UpahTenaga Kerja
Upah tenaga kerja didapat dari upah minimum perhari dikalikan denagan
jumlah hari pembuatan, sedangkan biaya listrik di dapat dari biaya peralatan yang
dikaliakn dengan lama pemakaian alat.
Upah per hari didapat dari upah minimum regional Sumatera Utara tahun
2013 sebesar Rp 1.600.000,- per bulan dengan jumlah kerja maksimum 8 jam per
hari. Jumlah jam kerja pembuatan mesin mesin ini dari awal sampai selesai
memerlukan waktu 7 hari.
Upah tenaga kerja/hari = Upah per bulan / jumlah hari kerja
= Rp 1.600.000 / 26 hari kerja
= Rp 61.538,Tenaga kerja yang dipakai sebanyak 5 orang maka jumlah total upah tenaga
kerja menjadi:
Upah total tenaga kerja = Upah tenaga kerja
= Rp 61.538
5 orang
5 orang
7 hari
= Rp 2.153.830,-
50
= Rp 4.693.500,-
51
Bab V
OPERASI DAN PERAWATAN
52
2. Poros pengaduk
Sama halnya dengan dandang pemasak poros pengaduk juga harus
benar-benar dijaga kebersihannya. Karena apabila kedua komponen ini
tidak bersih akan menjadi tempat bertumbuhnya bakteri.perawatan yang
dilakukan juga meliputi pencucian seperti layaknya pencucian piring
biasanya.
3. Reducer
Hal terpenting dalam perawatan reducer ialah pelumasan, dimana
tujuannya adalah agar gesekan anatar roda gigi di dalam reducer dapat
dikurangidan agar keausan dapat dicgah. Pelumasan yang dilakukan pada
53
54
Bab VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pentingnya melakukan perhitungan-perhitungan dengan sangat teliti ketika
merancang.
2. Kerangka konstruksi tidak dihitung/dianalisis.
3. Mesin ini mampu memproduksi 10 kg selai per proses dengan putaran
poros yaitu 23,3 rpm.
4. Perawatan mesin ini mudah.
5. Estimasi harga jual mesin ini adalah Rp. 6.195.420,B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan setelah menyelesaikan laporan tugas akhir ini
adalah:
1. Utamakan menjaga kebersihan poros pengaduk dan dandang pemasak
setiap selesai dioperasikan.
2. Lakukan perawatan secara teratur terhadap mesin.
3. Gantilah komponen-komponen yang telah rusak, untuk mencegah
kerusakan yang lebih parah pada mesin.
55