Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

CA HEPAR

Disusun oleh :
Sigit Indra Bestari

Pendamping :
dr. Daniel Pasaribu

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIDERES


MAJALENGKA
2016
STATUS PASIEN
A. KETERANGAN UMUM
Nama

: Tn. T

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 60 tahun

Alamat

: Cigasong 03/08

Pekerjaan

:-

Agama

: Islam

Suku

: Sunda

Status Marital

: Menikah

Masuk Rumah Sakit : 20 Juli 2016

B. ANAMNESIS
Keluhan utama: Benjolan di Perut Kanan Atas
Anamesa khusus:
Os datang ke IGD rumah sakit Cideres dengan keluhan benjolan di perut 2 bulan SMRS,
benjolan awalnya sebesar telur ayam, namun 1 bulan terakhir membesar hingga sebesar saat
ini. Keluhan disertai dengan nyeri di perut, sesak, penurunan berat badan, malas makan,
mual, lemah badan, BAB hitam seperti aspal, BAK sulit.
1 tahun SMRS os mengaku sering mengeluh cepat capek, mual, muntah, sedikit demam,
pegal-pegal, nyeri di bagian ulu hati. Namun, os mengira hanya sakit biasa dan membeli obat
warung.
Os mengaku sering mengkonsumsi alkohol ketika usia muda, os tidak pernah
mendonorkan darah, memakan makanan yang tersimpan lama atau berjamur.
C. PEMERIKSAAN FISIK
I. Kesan Umum
a. Keadaan Umum
Kesadaran
: Kompos Mentis
Kesan sakit : Sakit sedang
Gizi
: Baik
b.Keadaan sirkulasi
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi
: 104 x/menit
-tipe : Equal
-isi
: Cukup
-irama : Regular
Suhu
: 37,3 0 C
c. Keadaan pernafasan

Frekuensi
: 26 x/menit
Corak pernafasan
: Abdominothorakal
II. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
Tengkorak
: Tidak ada kelainan
Muka
: Simetris
Mata
Letak
: Simetris
Palpebra
: Tidak ada edema
Kornea
: Jernih
Pupil
: Isokor
Skera
: Ikterik
Konjungtiva : Tidak Anemis
Telinga
: Deformitas (-/-), otorrhea (-/-)
Hidung
:
Pernafasan cuping hidung
: Tidak ada
Simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-), massa (-/-), PCH (-)
Bibir
Sianosis
: Tidak ada
Kering
:Gigi dan gusi : Higienisitas cukup
Lidah
: Tidak ada kelainan
Rongga mulut :
Bibir kering, mukosa mulut, lembab, faring hiperemis (-), arcus faring simetris
dengan uvula di tengah, Tonsil T1/T1 tenang.
Rongga leher :
Pharing
: Tidak hiperemis
Tonsil
: T1-T1 tenang tidak hiperemis
b. Leher
JVP

:
: Tidak meningkat

KGB
: Tidak teraba membesar
Trakea
: Tidak deviasi
Kelenjar tiroid
: Tidak ada pembesaran
Kelenjar parotid
: Tidak ada pembesaran
Retraksi Suprasternal : (-)
c. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi
:
Bentuk Umum
: Simetris
Sela iga
: Tidak melebar
Pergerakan
: Simetris
Palpasi
:
Vokal fremitus : Kiri = kanan

Iktus cordis
-lokalisasi
-intensitas
-pelebaran
-irama
-thrill
Perkusi
Paru-paru
Cor
Auskultasi
Paru-paru

Cor

:
: Linea midclavicularis sinistra ICS V
: Kuat angkat
: Tidak ada
: Regular
: Tidak ada
: Normal
: Normal
: Suara pernafasan
Vokal resonans
Suara tambahan
: Bunyi jantung

: Vesikular
: Kiri = kanan
: Ronkhi -/-,
Wheezing -/: S1, S2normal,
S3, S4 tidak ada
: Tidak ada

Murmur
d. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Bentuk
: Cembung
Kulit
: Normal
Pergerakan waktu nafas
: Normal
Lain-lain
: Tidak ada
Massa abdomen
: (+) di quadran kanan atas hingga epigastrium
Palpasi
Dinding perut
: Lembut
Nyeri tekan
: (+)
Defense Muscular
: (-)
Masa
: (+) berbatas tegas, keras, nyeri tekan (+)
Hepar
Pembesaran
: Ada
Nyeri tekan
: (+)
Lien
Pembesaran
: Tidak ada
Nyeri tekan
: Tidak ada
Ruang traube
: Tidak terisi
Lain-lain
:Perkusi
Timpani
Asites
: Tidak Ada
Pekak pindah
: Tidak ada
Pekak samping
: Tidak Ada
Pekak Hati
: Tidak ada
Auskultasi
:
Bising Usus
:(-)
Bruit
: Tidak ada

e. Ekstremitas : Akral hangat, Capillary refill <2


D. USULAN PEMERIKSAAN

Hematologi Hb, leukosit, Ht, Trombosit, Eritrosit

Kimia Darah SGOT, SGPT, HbsAG, anti-HBc

USG

Biopsi jaringan

E. DIAGNOSIS KERJA
Tumor Abdomen Susp Carsinoma Hepar

F. PENATALAKSANAAN

Dirujuk ke RS dengan Fasilitas lebih lengkap untuk dilakukan


o Pembedahan tumor
o Kemoterapi

G. Prognosis
Ad Malam

PEMBAHASAN CA HEPAR
Definisi
Kanker adalah pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel baru pada suatu organ
yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan gerakan yang
berbeda dari sel asalnya serta merusak bentuk dan fungsi sel asalnya. Kanker hati adalah
pertumbuhan sel yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali pada hati sehingga merusak
bentuk dan fungsi organ hati.
Dalam keadaan normal sel hati akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel hati
yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus sehingga
terjadi penumpukan sel baru yang menimbulkan desakan dan merusak jaringan normal pada
hati. Kanker hati primer yaitu karsinoma hepatoseluler merupakan kanker

hati yang

sering dijumpai dan salah satu kanker yang paling banyak didunia. Penemuan dini
kanker hati sukar dilakukan karena awalnya tidak menimbulkan

gejala.

Akibatnya,

sebagian besar penderita kanker hati terdeteksi dalam stadium lanjut.


Patologi
Berdasarkan pengamatan secara makroskopis kanker hati terdiri atas 3 bentuk yaitu :
1 Tipe noduler, berbentuk multi noduler, biasanya hati membesar dengan nodul
yang bermacam-macam besar dan bentuknya dan sering disertai sirosis.
2 Tipe masif, bentuk masif yang besar pada salah satu lobus dengan hanya 1 nodul
saja, tumor besar tersebut sering terdapat di lobus kanan dan pada lobus lainnya
dijumpai tumor kecil
3 Tipe difus, umumnya besar hati terdapat dalam batas normal tapi seluruhnya terisi
oleh sel-sel kanker dan kadang-kadang susah dibedakan dengan sirosis portal.

Menurut WHO secara histologik tipe kanker hati berdasarkan struktur sel tumor
dibedakan atas trabecular (sinusoidal), pseudoglandula (asiner), compact (padat), dan
serous.
Gambaran klinis
Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang jelas pada penderita, berikut gejala
yang ditemukan pada fase klinis yaitu :
1 Nyeri abdomen kanan atas
Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena tidak
nyaman dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya bersifat tumpul
atau menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian area hati terasa terbebat
kencang karena pertumbuhan tumor yang cepat.
2 Massa abdomen atas : pemeriksaan fisik menemukan splenomegali
Kanker hati lobus kanan dapat menyebabkan batas atas hati bergeser ke atas,
pemeriksaan fisik menemukan hepatomegali di bawah arcus costae tapi tanpa
nodul.
3 Perut kembung timbul karena massa tumor sangat besar dan gangguan fungsi hati.
4 Anoreksia : timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak saluran
5

gastrointestinal.
Letih, mengurus : dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan

berkurangnya masukan makanan.


Demam : timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi dan metabolit tumor,

umumnya tidak disertai menggigil.


7 Icterus : tampil sebagai kuningnya sklera dan kulit, biasanya sudah stadium lanjut,
juga karena sumbat kanker di saluran empedu atau tumor mendesak saluran
8

hingga timbul icterus.


Ascites juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut

membuncit sering disertai odeme di kedua tungkai.


Lainnya : selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri bahu
belakang, kulit gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti splenomegali,

venodilatasi dinding abdomen. Pada stadium akhir sering timbul metastase


paru, tulang, dan organ lain.
Klasifikasi
Menurut sumber penyebab, Sherlock mengklasifikasikan kanker hati yaitu :
1. Karsinoma hepatoseluler : merupakan tumor ganas yang berasal dari
hepatosit. Dari semua tumor ganas yang pernah didiagnosis, 85% merupakan
karsinoma hepatoseluler.
2. Kholangiokarsinoma : merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel saluran
empedu, sekitar 10% dan 5% nya adalah tumor hati lainnya
3. Sarkoma : merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat hati.
4. Hemangioblastoma : merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan
pembuluh darah.
Stadium Klinis
Tingkat penyakit (stadium) kanker hati terdiri dari :
1 Stadium I
Satu fokal tumor berdiameter 3 cm yang terbatas hanya pada salah satu segmen.
2 Stadium II
Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm, tumor terbatas pada segmen I atau multifokal
tumor terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
3 Stadium III
Tumor pada segmen I meluas ke lobus kiri (segmen IV) atau ke lobus kanan segmen
V dan VIII atau tumor dengan invasi periferal ke sistem pembuluh darah atau pembuluh
empedu tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
4 Stadium IV
Multifokal tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati atau invasi tumor
ke dalam pembuluh darah hati ataupun pembuluh empedu atau invasi tumor ke pembuluh
darah di luar hati seperti pembuluh darah vena limpa (vena lienalis) atau vena cava inferior
atau adanya metastase keluar dari hati.

Diagnosis
Melakukan pemeriksaan berkala bagi kelompok risiko tinggi seperti pengidap virus
Hepatitis B dan C, dokter, promiskus, dan bagi orang yang mempunyai anggota keluarga
penderita kanker hati. Pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali pada penderita sirosis
hati dengan HBsAg positif dan pada penderita hepatitis kronis dengan HBsAg negatif
atau penderita penyakit hati kronis atau dengan sirosis dengan HBsAg negatif pernah
mendapat transfusi atau hemodialisa diperiksa 6 bulan sekali. Diagnosis dilakukan
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

1 Anamnesis
Sebagian besar penderita yang datang berobat sudah dalam fase lanjut dengan
keluhan nyeri perut kanan atas. Sifat nyeri ialah nyeri tumpul,terus-menerus, kadangkadang terasa hebat apabila bergerak. Di samping keluhan nyeri perut ada pula
keluhan seperti benjolan di perut kanan atas

tanpa atau dengan nyeri, perut

membuncit karena adanya asites. Dan keluhan yang paling umum yaitu merasa badan
semakin lemah, anoreksia, perasaan lekas kenyang.
2

Pemeriksaan fisik

Bila pada palpasi abdomen teraba hati membesar, keras yang berbenjol-benjol, tepi
tumpul lebih diperkuat, bila pada auskultasi terdengar bising pembuluh darah maka dapat
diduga sebagai kanker hati.
3

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan Alfa- fetoprotein


(AFP) yaitu protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal. Rentang
normal AFP serum adalah 0-20 ng/ml, kadar AFP meningkat pada 60%-70%
pada

penderita

kanker

hati.

23

Selain

itu,

dapat

juga

dilakukan

pemeriksaan HBsAg karena pada penderita penyakit hati seperti kanker hati
ditemuka n HBsAg.

Ultrasonografi (USG) Abdomen

Dengan USG, hati yang normal tampak warna keabu-abuan dan tekstur merata.
Bila ada kanker akan terlihat jelas berupa benjolan berwarna kehitaman, atau
berwarna putih campur kehitaman dan jumlahnya bervariasi pada tiap
pasien, benjolan dapat terdeteksi dengan diameter 2-3 cm Untuk meminimalkan
kesalahan hasil pemeriksaan AFP, pasien sirosis hati dianjurkan pemeriksaan
USG setiap tiga bulan.
Computed Tomography Scanning (CT Scann)
CT Scann adalah pemeriksaan kanker dengan menggunakan prinsip daya
tembus sinar-X digunakan untuk mendeteksi ukuran, jumlah tumor, lokasi dan
sifat kanker hati dengan tepat.

22

Pemeriksaan dengan CT scan letak kanker

dengan jaringan tubuh sekitarnya terlihat jelas, dan kanker yang paling kecil
pun sudah dapat terdeteksi.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI adalah pemeriksaan kanker dengan menggunakan gelombang magnet


(nonradiasi). Pemeriksaan dengan MRI dilakukan bila ada gambaran CT scann
yang masih meragukan atau pada penderita ada risiko bahaya radiasi sinar-X.
MRI dapat menampilkan dan membuat peta pembuluh darah kanker hati serta
menampilkan saluran empedu dalam hati, memperlihatkan struktur internal
jaringan hati dan kanker hati.

Pengobatan
Pemilihan pengobatan kanker hati ini sangat tergantung pada hasil pemeriksaan
radiologi. Sebelum ditentukan pilihan pengobatan hendaklah dipastikan besarnya ukuran
kanker, spesifik lokasi kanker, lesi kanker serta ada tidaknya penyebaran ke tempat lain.
Berikut pengobatan yang dilakukan pada penderita kanker hati yaitu :
1

Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian anti tumor pada penderita kanker untuk
memperpanjang umur. Dilakukan dengan memberikan obat anti kanker ke
dalam arteri hepatika sehingga obat secara langsung masuk sel-sel kanker pada

hati. Obat tersebut akan mengecilkan tumor. Obat kemoterapi yang banyak
digunakan adalah 5 Fluorourasil dan Adriamisin.
2

Pembedahan
Pembedahan hati pada stadium dini penyakit merupakan pengobatan yang
paling baik dan paling bisa diharapkan memberikan penyembuhan Pembedahan
hanya dapat dilakukan bila tumor pada hati hanya 1 lobus saja serta tidak
terdapat tanda-tanda sirosis hati, karena pembedahan penderita kanker hati
yang disertai sirosis hati akan menimbulkan risiko yang tinggi dalam
pembedahan.

Radiasi
Radiasi tidak banyak peranannya dalam pengobatan kanker hati. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya keganasan yang mengenai hati bersifat relatif
resisten terhadap pengobatan radiasi dan sel hati yang normal peka terhadap
radiasi.

Embolisasi
Pengobatan kanker dengan cara memasukkan kateter ke dalam arteri hati lalu
menyuntikkan potongan-potongan kecil berupa gel foam. Embolisasi merupakan
salah satu pengobatan penderita kanker hati yang tidak bisa lagi dibedah. Hanya
saja, jika tidak berhasil malah dapat semakin memperburuk proses sirosis hati
dan menimbulkan tejadinya metastase.

5 Transplantasi Hati
Transplantasi hati adalah tindakan pemasangan organ hati dari orang lain ke
dalam tubuh seseorang. Bila kanker hati ditemukan pada pasien yang sudah ada
sirosis hati dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir
seluruh hati terkena kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke vena
porta maka tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi
hati.

Prognosis
Pada umumnya prognosis kanker hati adalah jelek. Tanpa pengobatan terjadi kematian
rata-rata sesudah 6-7 bulan sejak keluhan pertama. Dengan pengobatan hidup penderita
dapat diperpanjang sekitar 11-42 bulan. Menurut penelitian Hadi penderita kanker hati yang
ditemukan pada stadium dini, masa hidup penderita dapat lebih dari 6 tahun. Manifestasi
terakhir sebelum kematian dapat berupa koma hepatikum, perdarahan masif berupa
hematemesis dan melena, syok yang didahului oleh perasaan nyeri yang hebat di daerah hati.
Nyeri yang hebat tersebut bisa disebabkan oleh pecahnya tumor

Anda mungkin juga menyukai