Laporan Biologi Perikanan 200
Laporan Biologi Perikanan 200
RINGKASAN
Praktikum mengenai pertumbuhan ikan, aspek reproduksi dan kebiasaan
makanan ikan sangat berkaitan dengan program studi biologi perikanan di
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Pentingnya pemahaman tentang
biologi perikanan merupakan salah satu upaya untuk memberikan kemampuan
dalam menganalisis dan menduga pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan.
Sehingga dengan demikian dapat melihat jumlah stok yang ada di alam
berdasarkan ukuran ikan. Ikan yang digunakan sebagai objek kajian dalam
praktikum ini adalah ikan selar kuning (Caranx leptolepis). Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui informasi tentang aspek pertumbuhan yang meliputi
hubungan panjang-berat dan ukuran optimum dalam populasi ikan selar kuning
(Caranx leptolepis), aspek reproduksi yang meliputi Tingkat Kematangan Gonad
(TKG), Indeks Kematangan Gonad (IKG), Fekunditas, dan diameter telur serta
aspek kebiasaan makanan dari ikan Selar kuning (Caranx leptolepis). Metoda yang
digunakan dalam praktikum ini diantaranya, menganalisa pertumbuhan dengan
menggunakan parameter panjang dan berat adalah dengan rumus W = aL b, TKG
diamati dengan menggunakan klasifikasi Casie, IKG adalah nilai dalam persen (%)
sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh, fekunditas metode
yang digunakan adalah metode gabungan, Pengukuran diameter telur dilakukan
dengan cara mengukur langsung telur sampel menggunakan mikroskop yang sudah
ditera, dan metode yang digunakan dalam mempelajari tabiat makanan ikan
meliputi penentuan secara kualitatif dan kuantitatif. Ikan selar (Caranx leptolepis)
memiliki nilai frekuensi relatif untuk ikan jantan dan betina berturut-turut adalah
38% dan 31%. Jumlah individu jantan pada selang tersebut lebih banyak
dibandingkan dengan individu betina. Ikan selar jantan pada populasi tersebut
lebih berat dibandingkan ikan betina. Pertumbuhan ikan selar (Caranx leptolepis)
bersifat allometrik negatif (b < 3 ). Hal ini membuktikan bahwa pertumbuah
panjang ikan selar lebih mendominasi daripada pertumbuahn beratnya. Kondisi
ikan tergantung dari jumlah organisme, kondisi organisme, lingkungan, suhu, dan
salinitas. Bahwa ikan selar dengan kisaran ukuran panjang tubuh 115147 cm, ikan
rata-rata memiliki tingkat kematangan gonad II dan III. Ikan betina memiliki IKG
yang lebih besar, hal ini ditunjukan dengan nilai perbandingan hanya 1,75. Proporsi
antara ikan jantan dan betina ternyata lebih didominasi oleh ikan selar betina
dengan proporsi sebanyak 52,76%. Hubungan panjang dan fekunditas kurang erat
dibandingkan dengan hubungan berat dan fekunditas. Telur pada data yang
dihasilkan masih pada stadia TKG III sehingga ukuran diameter telur belum
maksimal dan masih banyak yang berukuran kecil. Makanan utama ikan selar
kuning (Caranx leptolepis) adalah Coscinodiscus karena ditemukan dalam jumlah
yang paling besar ditemukan dalam usus ikan yaitu sebanyak 26 %.
KATA PENGANTAR
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum dari mata
kuliah Biologi Perikanan pada semester IV. Praktikum yang dilaksanakan pada tiga
minggu sebelum ujian tengah semester IV di laboratorium Biologi makro 1 dan tiga
minggu pelaksanaan responsi di laboratorium metode dan observasi untuk
membahas hasil praktikum, sehingga didapatkan hasil yang bisa dibahas pada
laporan ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada para dosen yang telah
senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan
praktikum biologi perikanan ini. Tak lupa terima kasih kepada para asisten yang
turut berpartisipasi dalam membimbing dalam pengolahan data sampai penyusunan
laporan ini selesai. Terlebih kepada teman-teman sekalian yang telah memberikan
semangat dalam penyusunan laporan ini.
Harapannya laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun yang
membacanya. Terimakasih dan mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam
penulisan.
DAFTAR ISI
RINGKASAN............................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vii
I.
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
Reproduksi....................................................................................... 5
2.3.1
2.3.2
2.3.3
Fekunditas....................................................................................... 6
2.3.4
2.3.5
Diameter telur................................................................................... 7
Pertumbuhan.................................................................................... 9
a.
b.
c.
Faktor kondisi..................................................................................... 10
3.4.2
Reproduksi..................................................................................... 11
a.
b.
c.
d.
Fekunditas......................................................................................... 12
e.
Diameter telur..................................................................................... 13
3.4.3
a.
Kebiasaan makan............................................................................ 13
4.1.2
4.1.3
Faktor kondisi................................................................................. 18
4.2 Reproduksi......................................................................................... 19
4.2.1
Proporsi Kelamin............................................................................ 19
4.2.2
4.2.3
4.2.4
Fekunditas..................................................................................... 22
4.2.5
Diameter telur................................................................................. 23
KESIMPULAN................................................................................... 26
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 26
5.2 Saran................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 27
LAMPIRAN............................................................................................. 28
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ikan Selar (Caranx leptolepis) 4
Gambar 2. Distribusi frekuensi panjang ikan selar (Caranx leptolepis) .15
Gambar 3. Distribusi frekuensi berat ikan selar (Caranx leptolepis)..16
Gambar 4. Hubungan panjang berat ikan selar ...17
Gambar 5. Nilai tengah faktor kondisi ikan selar berdasarkan
selang kelas panjang ...18
Gambar 6. Tingkat kematangan gonad (%) ikan selar (Caranx leptolepis) jantan
dan betina berdasarkan selang kelas panjang total 20
Gambar 7. Indeks kematangan gonad ikan selar (Caranx leptolepis) jantan dan
betina berdasarkan selang kelas panjang total. ..21
Gambar 8. Hubungan fekunditas dengan panjang dan berat tubuh ikan selar
(Caranx leptolepis). 22
Gambar 9. Sebaran diameter telur ikan selar (Caranx leptolepis)...23
Gambar 10. Nilai IP ikan selar (Caranx leptolepis) ....25
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 6. Data Ikan Selar (Caranx leptolepis) .28
I.
PENDAHULUAN
ditentukan oleh faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok ikan dapat diketahui
dengan tingkat fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar. Telur yang dihasilkan memiliki
ukuran yang bervariasi. Ukuran telur dapat dilihat dengan menghitung diameter
telur. Diameter telur merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur
dengan mikrometer yang berskala yang sudah ditera. Pengamatan fekunditas dan
diameter telur dilakukan pada ikan dengan TKG III dan IV.
Proses makan adalah salah satu yang dilakukan makhluk hidup untuk
melakukan metabolisme dan juga menunjang aktivitas fisik. Energi sebagai sumber
untuk melakukan aktifitas diperoleh dari makanan yang dimakan kemudian
dirombak di dalam tubuh menjadi energi dan unsur lainnya sehingga dapat dicerna
dan diserap oleh tubuh. Makanan adalah semua organisme, bahan dan zat yang
dimanfaatkan oleh organisme untuk menunjang kehidupan dan perkembangan
organ tubuh. Makanan pada ikan penting untuk pertumbuhan energi yang
dihasilkan dari makanan berfungsi untuk pertumbuhan sel organisme. Pada saat
ikan mengambil dan mencari makan disebut kebiasaan makan atau feeding habit.
Ikan dalam hal pencarian makanan pula memiliki waktu khusus. Waktu saat ikan
aktif mencari makan disebut juga feeding periodicity. Mempelajari kebiasaan
makan ikan pada dasarnya adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
makanan yang dimakan oleh ikan. Sehingga dapat menentukan nilai gizi alamiah
ikan disamping melihat hubungan ekologis dalam tingkat trofik.
Praktikum mengenai pertumbuhan ikan, aspek reproduksi dan kebiasaan
makanan ikan sangat berkaitan dengan program studi biologi perikanan di
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Pentingnya pemahaman tentang
biologi perikanan merupakan salah satu upaya untuk memberikan kemampuan
dalam menganalisis dan menduga pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan.
Sehingga dengan demikian dapat melihat jumlah stok yang ada di alam
berdasarkan ukuran ikan.
I.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum aspek pertumbuhan ikan adalah untuk mengetahui
perkembangan yang dialami ikan melalui analisa beberapa parameter yang dilihat,
serta menduga secara kualitatif tingkat pertumbuhan yang dialami oleh ikan
tersebut. Pada praktikum aspek reproduksi ikan diharapkan dicapai suatu
pemahaman bagi mahasiswa tentang bagaimana membedakan tingkat kematangan
dari gonad suatu jenis individu ikan, serta dapat memprediksi waktu pemijahan dan
tahap perkembangan untuk rekrutmen. Untuk mengetahui jumlah telur dari ikan,
ukuran telur terhadap perkembangan individu menjelang pemijahan, serta untuk
menduga produktivitas dan potensi produksi dari kelompok lain. Praktikum aspek
kebiasaan makanan bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis organisme yang
menjadi makanan ikan, waktu-waktu ikan aktif mencari makan dan proporsi, serta
kecenderungan makanan dari ikan.
I.3 Manfaat
Manfaat mempelajari dari aspek biologi perikanan yang terdiri dari
beberapa sub pokok bahasan, diantaranya yaitu pertumbuhan ikan, reproduksi ikan,
dan kebiasaan makanan ikan selar kuning (Caranx leptolepis). Dari hasil yang
didapatkan berdasarkan pengolahan data sehingga dapat melihat dan mengetahui
sebaran ukuran ikan dalam populasi. Dapat melihat ukuran maksimum ikan yang
siap memijah dengan sebaran tingkat kematangan gonad berdasarkan ukuran
panjang total.
II.
II.1
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan selar
: Chordata
: Vertebrata
: Pisces
: Teleostei
: Percomorphy
: Percimorfes
: Carangidae
: Caranx
: Caranx leptolepis
Gambar 1. Ikan Selar (Caranx leptolepis)
Bentuk tubuh ikan selar kuning lebih kecil daripada ikan selar lainnya.
Panjang tubuh ikan ini sampai 16 cm. Jenis ikan ini ditandai dengan garis lebar
berwarna kuning dari mata sampai ekor. Sirip punggung ikan selar kuning terpisah
dengan jelas, bagian depan disokong oleh jari-jari keras dan banyak jari-jari lunak.
Sirip ekor bercagak dua dengan lekukan yang dalam, sirip perut terletak dibawah
sirip dada. Ikan selar kuning termasuk ikan laut perenang cepat dan kuat. Daerah
penyebaran ikan ini adalah semua laut di daerah tropis dan laut indopasifik, ikan ini
banyak tertangkap di perairan pantai serta hidup berkelompok sampai kedalaman
80 meter (Djuhanda, 1981 in Hidayat, 2005).
II.2
Pertumbuhan
Pada tingkat individu dan populasi pertumbuhan didefinisikan sebagai
proses perubahan ukuran (panjang, berat, atau volume) pada periode waktu tertentu
(level individu). Pada level populasi, Pertumbuhan adalah proses perubahan jumlah
individu/biomas pada periode waktu tertentu (Affandi, 2002).
Secara umum pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang memperngaruhi pertumbuah ikan yaitu keturunan
(genetik), jenis kelamin, parasit dan penyakit (Effendy, 1997 in Tutupoho, 2008).
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu jumlah dan ukuran
W = aLb
Katerangan :
W
L
a dan b
Reproduksi
Kebiasaan makanan
III.
METODE PRAKTIKUM
III.1
Prosedur Kerja
Sediakan ikan selar (Caranx leptolepis) sebanyak 3 ekor, untuk analisis
pertumbuhan ikan, sebagai awalan keringkan permukaan tubuh ikan menggunakan
tissue lalu ukur panjang total ikan menggunakan penggaris dan berat dari masingmasing ikan yang diukur menggunakan timbangan digital. Kemudian beri tanda
pada ikan 1, 2, dan ikan 3 menggunakan jarum pentul. Lakukan pembedahan
terhadap ketiga ikan secara berurutan. Setelah dilakukan pembedahan perhatikan
bagian dari organ dalam ikan selar tersebut untuk memastikan organ yang akan kita
ambil sebagai bahan. Amati jenis kelamin berdasarkan gonad dan catat tingkat
kematangan gonad dari masing-masing ikan.masukan gonad pada botol film yang
telah berisi formalin sesuai urutan ikan. Selanjutnya keluarkan usus secara utuh
dari rongga perut dan uraikan untuk pengukuran panjangnya. Ukur tiap usus ikan
menggunakan benang kemudian masukan usus kedalam botol film secara terpisah
sesuai nomor ikan.
Selanjutnya dilakukan analisis reproduksi dari masing-masing ikan.
Analisis selanjutnya hanya dilakukan pada ikan betina yang memiliki gonad
dengan Tingkat kematangan gonad 3 dan 4. Yaitu dilakukan penghitungan terhadap
jumlah telur menggunakan metode hitung langsung. Setelah dihitung jumlahnya
dilajutkan dengan menghitung diameter dari masing-masing telur sampel sebanyak
50 butir.
Analisis yang terakhir yaitu aspek kebiasaan makanan dari masing-masing
ikan. Usus yang sudah diawetkan menggunakan formalin kemudian diukur
panjangnya dan dilakukan pembedahan terhadap usus kemudian diberi
Korelasi parameter dari hubungan panjang berat dapat dilihat dari nilai
konstanta b (sebagai penduga tingkat kedekatan hubungan kedua parameter) yaitu
dengan hipotesis:
1. Jika nilai b = 3, pertumbuhan ikan seimbang antara pertambahan panjang
dan pertambahan beratnya (isometrik).
2. Jika nilai b 3, pertumbuhan ikan dikatakan Allometrik :
a. Jika nilai b < 3, pertambahan Panjang lebih dominan dibandingkan
pertambahan beratnya (Allometrik negatif).
Faktor kondisi dapat naik dan dapat turun. Keadaan ini merupakan indikasi
dari musim pemijahan bagi ikan, khususnya ikan-ikan betina. Faktor kondisi juga
dipengaruhi oleh indeks relatif penting makanan dan pada ikan betina dipengaruhi
oleh indeks kematangan gonad. Ikan yang cenderung menggunakan cadangan
lemaknya sebagai sumber tenaga selama proses pemijahan, sehingga akibatnya
ikan mengalami penurunan faktor kondisi.
III.4.2 Reproduksi
a. Proporsi Jantan betina
Dalam menentukan proporsi jenis kelamin, hal pertama yang harus dicari
adalah jumlah individu jantan dan betina untuk mengetahui seberapa besar
perbandingan jumlah keduanya terhadap jumlah total individu. Selajutnya
ditentukan frekuensi harapan dengan harapan proporsi jantan dan betina seimbang
(50% : 50%). Dan dilakukan uji dengan selang kepercayaan 95% untuk mengetahui
sebaran reproduksi yang mungkin terjadi.
b. Tingkat Kematangan gonad (TKG)
TKG adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan
memijah. Standar penentuan dapat dipakai TKG ikan Belanak (Mugil sp)
modifikasi dari Casie in Effendie dan Surbaja. TKG diamati dengan menggunakan
klasifikasi Casie.
Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Kematangan Gonad (TKG).
TKG
BETINA
JANTAN
I
Ovary seperti benang, panjang Testes seperti benang, lebih pendek,
sampai ke depan tubuh, warna ujungnya di rongga tubuh, warna
jernih permukaan licin
jernih
II
Ukuran lebih besar, pewarnaan Ukuran testes lebih besar, pewarnaan
gelap kekuningan, telur belum putih susu, bentuk lebih jelas dari
terlihat jelas
TKG I
III
Ovary berwarna kuning, secara Permukaan testes Nampak bergerigi,
morfologi telur sudah terlihat warna makin putih, dalam keadaan
butirnya dengan mata
diawetkan mudah putus
IV
Ovary
makin
besar,
telur Seperti TKG III tampak lebih jelas,
berwarna
kuning,
mudah testes semakin pejal dan rongga tubuh
dipisahkan, butir minyak tidak semakin penuh, warna putih susu.
tampak, mengisi - 2/3 rongga
tubuh, usus terdesak
V
Ovary berkerut, dinding tebal, Testes bagian belakang kempis dan
butir telur sisa terdapat di dekat bagian dekat pelepasan masih terisi
pelepasan
Keterangan :
BG : Berat Gonad (gram)
BT : Berat Tubuh (gram)
IKG (indeks Kematangan Gonad) atau GSI (Gonado Somatic Index) yaitu
nilai dalam persen (%) sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh
ikan. Pertumbuhan IKG akan sama dengan TKG. IKG akan maksimal pada saat
akan terjadi pemijahan.
d. Fekunditas
Dalam analisis fekunditas metode yang digunakan adalah metode gabungan
dari beberapa metode yang ada yaitu (Effendi, 1979 in Yonvitner et al. 2008)
1. Mengitung langsung satu persatu telur ikan
2. Metode volumetrik yaitu dengan pengenceran telur
X:x=V:v
Keterangan :
X : Jumlah telur yang akan dicari
x : Jumlah telur contoh
V : Volume seluruh gonad
v : Volume gonad contoh
3. Metode gravimetrik, prinsipnya sama dengan volumetrik, bedanya hanya
pada ukuran volume diganti dengan ukuran berat.
4. Metode gabungan (hitung gravimetrik dan volumetrik).
Keterangan :
F : Fekunditas
G : Berat gonad total
V : Volume pengenceran
X : Jumlah telur yang ada dalam 1 cc
Keterangan :
IPi
Vi
Oi
IV.
IV.1 Pertumbuhan
IV.1.1 Distribusi Frekuensi panjang dan berat
Nilai
Tengah
(xi) (mm)
116.5
120.5
124.5
128.5
132.5
136.5
140.5
Frekuensi
ikan jantan
(fj) (ekor)
1
2
23
16
11
5
2
60
Frekuensi
kan betina
(fb) (ekor)
2
9
21
19
9
6
1
67
Frekuensi
relatifjantan (%)
2
3
38
27
18
8
3
100
Frekuensi
relatifbetina (%)
3
13
31
28
13
9
1
100
Dari tabel 1 dan grafik 1 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak
dan merupakan modus, dengan jumlah 23 ekor pada ikan jantan dan 21 ekor untuk
ikan betina terletak pada selang kelas panjang 123 126 mm. Nilai frekuensi relatif
untuk ikan jantan dan betina berturut-turut adalah 38% dan 31 %. Jumlah individu
jantan pada selang tersebut lebih banyak dibandingkan dengan individu betina.
Perbedaan frekuensi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, penyakit, makanan, suhu, kualitas air
(Effendie, 1997 in Tutupoho, 2008). Tercapainya kematangan gonad untuk pertama
kali menyebabkan kecepatan pertumbuhan menjadi sedikit lambat karena sebagian
energi tertuju pada perkembangan gonad. Selain itu, pembuatan sarang, pemijahan,
dan penjagaan keturunan membuat pertumbuhan tidak bertambah karena pada
waktu tersebut umumnya ikan tidak makan.
Gambar 5. Nilai tengah faktor kondisi ikan selar berdasarkan selang kelas panjang
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa faktor kondisi rata-rata
paling besar terdapat pada selang panjang total 115-118 mm sebesar 1.49. Faktor
kondisi rata-rata ikan selar jantan paling kecil terletak pada selang kelas panjang
total 119-122 mm sebesar 0,20. Pada ikan betina dapat dilihat bahwa faktor kondisi
rata-rata paling besar terdapat pada selang kelas panjang total 138-142 mm sebesar
0.65896. Faktor kondisi rata-rata ikan selar jantan paling kecil terletak pada selang
kelas panjang total 134-137 mm sebesar 0,59. Kondisi ikan dapat tergantung dari
jumlah organisme, kondisi organisme, lingkungan, suhu, dan salinitas.
Ikan yang berukuran kecil mempunyai faktor kondisi yang labih tinggi,
kemudian menurun ketika ikan tersebut bertambah besar, serta peningkatan nilai
faktor kondisi dapat terjadi karena perkembangan gonad yang akan mencapai
puncak sebelum memijah (Effendie, 2002 in Tutupoho, 2008).
IV.2 Reproduksi
IV.2.1 Proporsi Kelamin
Betina
Gambar 6. Tingkat kematangan gonad (%) ikan selar (Caranx sp) jantan dan betina
berdasarkan selang kelas panjang total.
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa ikan selar Jantan yang memiliki
TKG III dan II memiliki penyebaran yang paling luas pada setiap selang kelas.
Untuk ikan yang memiliki TKG I dan IV masing masing hanya tinggi
frekuensinya pada selang kelas bawah dan atas. Hal ini menunjukan bahwa ikan
selar dengan kisaran ukuran panjang tubuh 115147 cm, ikan memiliki tingkat
kematangan gonad II dan III.
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa ikan selar betina yang memiliki
TKG III dan II, serta sebagian TKG IV memiliki penyebaran yang paling luas pada
setiap selang kelas. Ikan yang memiliki TKG I hanya terdapat pada selang kelas
bawah. Hal ini menunjukan bahwa ikan selar dengan kisaran ukuran panjang tubuh
115147 cm, ikan memiliki tingkat kematangan gonad II dan III
Berat gonad akan maksimal pada waktu ikan akan memijah, kemudian
akan menurun secara cepat dengan berlangsungnya musim pemijahan hingga
selesai (Effendie, 1997 in Rizal, 2009). Menurut Larger et al, 1977 in
Tampubolon, 2008, menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi saat
pertama kali ikan matang gonad, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor dalam
antara lain, perbedaan spesies, umur, ukuran serta sifat-sifat fisiologis dari ikan
tersebut, seperti kemampuan adaptasi terhadap lingkungan. Faktor luar yang
mempengaruhinya yaitu makanan, suhu, arus dan adanya individu yang berlainan
jenis kelamin dan tempat berpijah yang sama.
IV.2.3 Indeks kematangan gonad
Gambar 7. Indeks kematangan gonad ikan selar (Caranx leptolepis) jantan dan betina
berdasarkan selang kelas panjang total.
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai IKG ikan jantan
yang menunjukan perbandingan gonad ikan dan berat total tubuh ikan terbesar ada
pada selang panjang ikan 139-142 mm yaitu sebesar 2.29. Pada selang tersebut
gonad ikan berada pada ukuran maksimum sehingga perbandingan ukuran gonad
dan bobot tubuh semakin dekat. Nilai IKG dari ikan selar betina terbesar terletak
pada ukuran panjang pada selang 135-138 mm sebesar 1.75.
Indeks ini menunjukan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan
termasuk gonad yang dinyatakan dalam persen. Indeks ini akan meningkat nilainya
dan akan mencapai batas maksimum pada waktu akan terjadi pemijahan. Sesuai
dengan pustaka yang ada, bahwa ikan betina memiliki IKG yang lebih besar, hal ini
ditunjukan dengan nilai perbandingan hanya 1,75. Pada ikan betina nilai IKG lebih
besar dibandingkan dengan ikan jantan (Effendie, 1997 in Rizal, 2009).
IV.2.4 Fekunditas
Gambar 8. Hubungan fekunditas dengan panjang dan berat tubuh ikan selar (Caranx
leptolepis).
Begitu pula dengan hubungan fekunditas dan panjang tubuh ikan selar
betina. Hubungan fekunditas dan berat tubuh ikan selar betina didapatkan nilai
determinasi (R2) adalah 0,104 artinya model regresi tersebut dapat menjelaskan
hubungan fekunditas dan berat tubuh ikan selar betina sebessar 10,4 %. Dan
perhitungan yang didapatkan dari koefisien korelasi (r) adalah 0.322 sehingga
korelasi hubungan berat lebih erat. Sesuai dengan pustaka yang ada bahwa
Peningkatan fekunditas berhubungan dengan peningkatan berat tubuh dan berat
gonad (Nikolsky, 1963 in Rizal, 2009).
TKG III
n=
1550
TKG IV
n=
700
Dari data dan grafik di atas kita dapat mengtahui nilai diameter telur pada
TKG III dan IV dibandingkan dengan ukuran panjang tubuh ikan. Ukuran diameter
telur dapat menunjukan kualitas telur, yaitu pada telur yang berukuran besar akan
menghasilkan larva yang berukuran lebih besar begitu pula sebaliknya dengan telur
yang berukuran kecil. Berdasarkan data di atas telur dengan diameter terbesar
adalah 0.555 mm. frekuensi terbanyak berada pada ukuran diameter telur 0.235
mm. hal ini menunjukan bahwa ukuran diameter telur umumnya masih kecil. Pola
pemijahan ikan selar kuning (Caranx leptolepis) adalah pemijahan total karena
hanya satu pola yang terdapat pada grafik.
Berdasarkan pustaka Effendie, 1979 in Baginda, 2006, diameter telur adalah
garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang diukur dengan mikrometer
berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat tingkat kematangan gonad garis
tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar. Dengan demikian diduga
bahwa telur pada data yang dihasilkan masih pada stadia TKG III sehingga ukuran
diameter telur belum maksimal dan masih banyak yang berukuran kecil.
IV.3 Kebiasaan makanan
IV.3.1 Indeks bagia terbesar (Index of Preponderance, IP)
Tabel 5. Organisme makanan di dalam usus ikan selar (Caranx leptolepis).
No
Organisme makanan
Coscinodis
cus
Nitzschia
Rhizosolen
ia
Ceratium
5
6
Mesodiniu
m
lainnya :
Peridinium
Ornithocer
cus
Pleurosigma
Haloleptolepish
aera
Colocalyptr
a
Xysronella
Phyrophacus
Chaetocer
os
Oxitoxum
Cosconosira
Codonellop
sis
Obelia
Tintinnopsis
Thalassiosi
ra
Clamydodon
Coxliella
Pyraphaco
s
Diploneis
Hemiaulus
Colozum
Rhabdonema
Parenchymula
Louderia
Dactyliosole
n
Pyrocystis
Globorotali
a
Dinophysis
Isthmia
Triceratiu
m
Protahabdon
ella
Planktonicella
Achnantho
s
Globigerenita
Leptocylindrus
Podocyrtis
Muggiaea
Globigerina
Melosira
Exuvinella
Grammatophor
a
Auricularia
Prorocentru
m
Leptolepishaeroz
oom
Cochlodinium
Corocalypt
ra
Noctiluca
Stephanopysis
Gyrosigma
Thalasiotrix
Paravavella
Gymnodini
um
Thalasione
ma
Disrophanus
Religerlarga
Globoquadrima
Calanos
Bacteriastrum
Guinardia
Scolionem
a
Asterolampr
a
Biddulphia
Belleroche
a
Leptolepishaeroid
irella
Favella
Peroecus
Gonyaulax
V.
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ikan selar (Caranx leptolepis) memiliki nilai
frekuensi relative untuk ikan jantan dan betina berturut-turut adalah 38% dan 31 %.
Jumlah individu jantan pada selang tersebut lebih banyak dibandingkan dengan
individu betina. Ikan selar jantan pada populasi tersebut lebih berat dibandingkan
ikan betina. Pertumbuhan ikan bersifat allometrik negatif (b < 3 ). Hal ini
membuktikan bahwa pertumbuah panjang ikan selar lebih mendominasi daripada
pertumbuahn beratnya.
Kondisi ikan tergantung dari jumlah organisme, kondisi organisme,
lingkungan, suhu, dan salinitas. Bahwa ikan selar dengan kisaran ukuran panjang
tubuh 115147 cm, ikan rata-rata memiliki tingkat kematangan gonad II dan III.
Ikan betina memiliki IKG yang lebih besar, hal ini ditunjukan dengan nilai
perbandingan hanya 1,75. Proporsi antara ikan jantan dan betina ternyata lebih
didominasi oleh ikan selar betina dengan proporsi sebanyak 52,76%. Hubungan
panjang dan fekunditas kurang erat dibandingkan dengan hubungan berat dan
fekunditas. Telur pada data yang dihasilkan masih pada stadia TKG III sehingga
ukuran diameter telur belum maksimal dan masih banyak yang berukuran kecil.
Makanan utama ikan selar kuning (Caranx leptolepis) adalah Coscinodiscus karena
ditemukan dalam jumlah yang paling besar ditemukan dalam usus ikan yaitu
sebanyak 26 %.
V.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya diberi gambaran awal mengenai
tugas apa yang selanjutnya akan diberikan, sehingga dapat dipersiapkan
sebelumnya. Pengambilan data hasil praktikum sebaiknya disesuaikan terlebih
dahulu dengan data yang bebar-benar diperlukan agar tidak terjadi kebingungan
saat pengolahan data. Peralatan praktikum sebaiknya lebih dilengkapi dan
jumlahnya disesuaikan dengan praktikan agar tidak terjadi antrian yang panjang
dan memakan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan dan Usman Muhammad.2003. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru :
Unri Press
Baginda, Harris. 2006. Biologi reproduksi ikan tembang (Sardinela fimbriata) pada
bulan januari-juni di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hidayat, Taufik. 2005. Pembuatan Hidrolisis Protein dari Ikan Selar Kuning
(Caranx leptolepis) dengan menggunakan enzim papain. Skripsi. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, E Lestari. 2009. Kebiasaan makan ikan motan (Thynnicthiys thynnoides
Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rizal, D. Ahmad. 2009. Studi biologi reproduksi ikan senggiringan (Puntiun
johorensis) di daerah aliran sungai Musi, Sumatra Selatan. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tampubolon. P. Atmaja. 2008. Biologi Reproduksi ikan motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.
Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Tabel 6. Data Ikan Selar (Caranx sp)
no
ur
ut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
ika
n
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
panja
ng
usus
(mm)
bera
t
gon
ad
(g)
no
ika
n
panja
ng
(mm)
ber
at
(g)
jenis
kelam
in
TK
G
128
26,0
9
0,08
134
31
0,58
125
24
125
22
0,38
137
0,02
131
0,09
138
0,28
132
0,4
122
0,23
134
0,42
123
27
0,07
127
27
0,02
130
28
0,34
123
127
31,3
4
25,5
9
30,9
1
28,5
8
21,1
7
26,2
9
24,9
2
23,7
60
173
fekundi
tas
IK
G
13498
0,3
1
1,8
7
0,2
9
1,7
3
0,0
6
0,3
5
0,9
1
7350
1,4
17400
0,07
1,0
9
7350
5845
1,6
0,2
6
0,0
7
1,2
1
0,3
1,2
0,07
0,3
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
130
28,3
9
134
29,3
129
133
125
0,39
12168
109
0,66
48411
130
0,32
3200
148
0,79
47400
26
50
0,16
694
121
22
48
0,17
893
127
27
52
0,06
4002
124
23
45
0,25
130
28
55
0,51
131
27
67
0,06
125
25
35
0,01
124
25
42
0,05
123
25
73
0,5
125
45
0,02
120
100
0,06
125
50
0,13
126
40
0,07
137
45
0,37
127
65
0,08
126
65
0,17
132
32
0,11
125
37
0,28
134
30
73
0,3
124
24
81
0,44
132
28
87
0,11
124
88
0,08
135
65
0,55
126
40
0,42
27,0
7
32,8
6
26,4
9
22,8
2
24,1
8
22,8
8
31,1
7
24,2
4
24,1
2
29,3
7
23,9
2
23,6
3
29,8
4
24,9
7
1,3
7
2,2
5
1,1
8
2,4
0,6
2
0,7
7
0,2
2
1,0
9
1,8
2
0,2
2
0,0
4
0,2
28175
6142
2
0,0
8
0,2
6
0,5
4
0,3
1
1,1
9
0,3
3
0,7
7725
0,3
7
1,1
7
1
10538
1,8
3
0,3
9
0,3
4
1,8
4
1,6
8
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
130
26
30
0,2
4772
132
27
45
0,18
3435
138
23
35
0,11
125
26
40
0,24
130
24
50
0,36
126
24
80
0,09
125
23
15
0,24
124
22
55
0,32
128
25
20
0,14
125
23
62
0,25
126
26
30
0,51
129
25
32
0,08
124
26
72
0,2
126
25
95
0,3
4998
136
27
82
0,23
3285
125
26
60
0,14
135
28
50
0,08
130
24
45
0,05
127
18
0,34
130
40
0,2
139
44
0,72
69822
129
21
0,65
12610
125
20
0,45
13530
131
23
0,32
128
15
0,09
125
20
0,35
17689
135
30,5
13
0,06
49200
126
23,2
23
0,1
129
24,7
24
0,24
23,4
4
25,2
1
32,1
1
28,0
4
25,9
1
28,1
2
24,8
7
25,7
8
1926
9516
6472
22516
0,7
7
0,6
7
0,4
8
0,9
2
1,5
0,3
8
1,0
4
1,4
5
0,5
6
1,0
9
1,9
6
0,3
2
0,7
7
1,2
0,8
5
0,5
4
0,2
9
0,2
1
1,4
5
0,7
9
2,2
4
2,3
2
1,7
4
1,1
4
0,3
6
1,3
6
1,9
7
0,4
3
0,9
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
124
135
129
128
5
21,9
8
26,9
2
24,9
2
7
0,8
2
2,5
3
0,4
4
2,6
3
1,2
8
3,6
9
21
0,18
19
0,68
12
0,11
25,5
14
0,67
132
29
30
0,37
141
32
45
1,18
130
27
25
0,46
128
25
32
0,3
133
29
22
0,11
121
23
12
0,04
129
28,5
8
30
0,27
125
24,2
22
0,08
131
26,8
4
18
0,25
122
22
20
0,01
132
28
37
0,14
132
27
22
0,12
139
34
22
0,77
126
24
14
0,25
127
27
22
0,09
120
21
23
0,12
127
24
25
125
26
22
0,31
14183
136
29
25
0,5
1622
126
25
24
138
33
25
0,76
2,3
125
24
24
0,29
1,2
1
125
23
20
124
26
21
4254
5982
1,7
8200
3904
8104
1,2
0,3
8
0,1
7
0,9
4
0,3
3
0,9
3
0,0
5
0,5
4749
0,4
4
2,2
6
1,0
4
0,3
3
0,5
7
0
1,1
9
1,7
2
0
10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
10
7
10
8
10
9
11
0
11
1
11
2
11
3
11
4
11
5
11
6
11
7
11
8
11
9
12
0
12
1
12
2
12
3
12
4
12
5
12
6
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
sel
ar
121
24
15
0,6
33480
125
24
15
0,3
5340
127
24
15
0,15
4158
128
25
24
0,29
120
23
23
0,11
7051
120
25
23
0,33
4711
130
25
25
0,17
131
26
25
125
22
21
0,06
0,2
7
118
23
25
0,07
0,3
116
25
30
0,08
121
26
22
0,16
130
26
30
0,11
124
23
28
0,09
132
27
32
0,25
2708
125
28
25
0,1
2895
128
23
30
0,38
129
31
47
0,75
120
26
30
0,03
129
29
38
0,65
126
22,9
7
52
130
24,2
55
125
85
115
45
128
60
125
30
24,6
5
19,7
9
26,9
9
23,8
2
2,5
1,2
5
0,6
3
1,1
6
0,4
8
1,3
2
68
0
2920
20800
8017
0,3
2
0,6
2
0,4
2
0,3
9
0,9
3
0,3
6
1,6
5
2,4
2
0,1
2
2,2
4