TEKNOLOGI BAHAN
GEOSINTETIK
DISUSUN OLEH :
SUHERI HAMZAH
NIM. MTS153410820
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya pada kami, salawat beserta salam semoga Allah limpah curahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya sampai akhir
zaman.
Upaya maksimal telah saya lakukan untuk menyelesaikan laporan tugas ini dengan
harapan dapat mencapai hasil sebaik mungkin. Saya menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih kurang dari harapan mengingat kemampuan yang dimiliki terbatas.
Sehingga, kritik dan saran kami harapkan untuk kemajuan pengetahuan serta
kemampuan kami untuk kedepannya. Laporan ini juga tidak akan berhasil tanpa berbagai
pihak yang telah rela membantu pembuatannya. Maka saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.
Akhirnya, saya berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran bagi saya khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Agustus 2106
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ............................................................................................................ 1
Daftar Isi ..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
........................................................................................ 3
PEMBAHASAN......................................................................................... 4
A. PENGERTIAN DAN GAMBARAN UMUM GEOSINTETIK .......... 4
B. PENGGUNAAN GEOSINTETIK ...................................................... 9
1. Penggunaan Pada Perkerasan Jalan Tanah/JAPAT ....................... 10
2. Penggunaan Pada Perkerasan Jalan Permanen ............................. 10
3. Penggunaan Pada Lapis Ulang Perkerasan Aspal ........................ 10
4. Penggunaan Pada Jalan Kereta Api ...............................................11
5. Penggunaan Pada Reklamasi Pengurugan Diatas Tanah Lunak .. 12
6. Penggunaan Pada Embankment Tanah ..........................................13
7. Penggunaan Pada Lereng/Talud yang Diperkuat (Reinforced Slopes)
....................................................................................................... 14
8. Penggunaan Pada Pencegahan/Penahan Erosi.............................. 15
9. Penggunaan Pada Drainage Bawah Tanah ....................................16
C. KARAKTERISTIK TEKNIK GEOSYNTHETICS UNTUK
PERENCANAAN................................................................................16
1. Karakteristik Fisis ........................................................................ 16
2. Karakteristik Mekanis .................................................................. 17
3. Karakteristik Hidrolis ................................................................... 20
D. ASPEK DASAR PERENCANAAN GEOSYNTHETICS ................ 22
1. Geotextile Sebagai Drainage dan Filter (Filtration) .................... 22
2. Geotextile dan Geomembrane sebagai Separator ......................... 23
3. Geosynthetics sebagai Reinforcer ............................................... 24
BAB III
KESIMPULAN ....................................................................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu rekayasa teknik sipil seperti geoteknik salah satu permasalahan
yang terjadi adalah daya dukung tanah yang tidak sesuai dengan harapan. Dimana
kondisi ini dapat membahayakan struktur yang ditopangnya. Untuk itu perlu dilakukan
perbaikan atau perkuatan tanah agar daya dukung tanah bisa meningkat.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melakukan hal tersebut. Seperti
compaction, sand drain, geosintetis dan lain-lain. Salah satu yang sering digunakan
adalah dengan geosintetis. Geosintetis
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalh ini adalah sebagai berikut :
a. Pengertian dan gambaran umum geosintetik.
b. Penggunaan geosintetik.
c. Karakteristik teknik Geosynthetics untuk perencanaan.
d. Aspek dasar perencanaan Geosynthetics
C. Metode Penulisan
Metode
penulisan
yang
dilakukan
adalah
studi
pustaka
dan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN GAMBARAN UMUM GEOSINTETIK
Geosintetik merupakan Istilah umum untuk produk berbentuk lembaran yang
terbuat dari bahan polimer lentur,digunakan dengan tanah, batuan, atau material
geoteknik lainnya, sebagai suatukesatuan pekerjaan buatan manusia, struktur, maupun
sistem (ASTM D 4439).
Geotekstil adalah Produk geosintetik yang terdiri dari jaringan yang beraturan
dan terhubung satu samalainnya, dengan ukuran bukaan lebih besar dari 6,35 mm
sehingga memungkinkanuntuk saling mengunci dengan tanah, batuan ataupun struktur
lain di sekitarnya sertamemiliki fungsi primer sebagai perkuatan (ASTM D
4439).Geosintetik (geosynthetic) adalah bahan sintetis (pada umumnya dari bahan
plastik) yang digunakan untuk aplikasi teknik sipil dalam lingkungan tanah.
Bahan geosintetik mulai dikenal dan digunakan di dunia pada awal tahun 1970an. Sejak tahun 1990-an, bahan geosintetik sudah mulai banyak digunakan pada
proyek-proyek di Indonesia.
Pada penggunaannya, bentuk geomembrane, geolinear element, geogrid dan
geocomposite. Bentuk-bentuk tersebut timbul karena fungsinya yang beragam yaitu
sebagai drainage, filtration, separation, protection and erosion control, dan
reinforcement. Disaimping itu, juga diberikan parameter-parameter teknik sipil dari
bahan geosynthetics yang diperilikan dalam perencanaan. Beberapa aspek dasar
perencanaan geosynthetics sebagai drainage, filtration, separation, dan reinforcement
diuraikan secara ringkas.
Pengertian Geosynthetics
Menurut ICI Fibres (1986) adalah "a synthetic material used in a soil (geo)
environment". Jadi semua bahan-bahan sintetis yang digunakan dalam pekerjaan
teknik bangunan dan bahan tersebut berada dalam lingkungan tanah dapat disebut
sebagai geosynthetic. Selain dari itu, istilah geosynthetics juga hanya diperuntukkan
5
bagi yang terbuat dari bahan sintetis (tiruan/buatan) saja. Hal ini untuk membedakan
dengan bahan-bahan lain yang bukan dari bahan sintetis yang sebelumnya juga telah
banyak dibuat orang untuk maksud-maksud yang hampir sama dengan salah satu
fungsi geosynthetics. Misalnya sebagai geotextile, sering digunakan anyaman bambu
dan rerumputan sebagai lapisan penguat di bawah timbunan tanah atau badan jalan.
Meskipun dapat dianggap sebagai geotextile, yang disebut terakhir tersebut tidak
dapat digolongkan sebagai geosynthetics.
Geosynthetics
merupakan
produk
modern
karena
penggunaan
bahan
geosynthetics baru mulai dirintis pada dekade tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an
barulah dimulai penggunaan bahan-bahan geosynthetics pada banyak proyek-proyek
sipil, dan untuk pertama kalinya diadakan seminar masalah ini pada International
Conference on tile Use of Fabrics in Geosynthetics di Paris, tahun 1977. Sejak itulah
penggunaan geosynthetics meluas keseluruh dunia. Pada tahun 1983 barulah dibentuk
International Geotextile Society (IGS), sebagai hasil dari the Second International
Cenference on Geotextile di Las Vegas, tahun 1982, yang diikuti oleh wakil-wakil dari
42 negara di dunia.
Pada perkembangannya timbul bermacam-macam bentuk geosynthetics sesuai
dengan fungsi dan penggunaannya. Dari berbagai variasi bentuk geosynthetics
tersebut, dapat digolongkan beberapa bentuk dasar yaitu (ICI Fibres, 1986)
1. Geotextile : yaitu yang berbentuk menyerupai bahan textil (rajutan seperti bahan
kain).
2. Geomembrane :yaitu yang berbentuk lapisan tipis yang kedap air dan berfungsi
menyerupai membrane.
3. Geo-linear elements : yaitu yang bentuknya berupa lajur-lajur tunggal berdiri
sendiri-sendiri, baik berwujud pipih maupun seperti pipa, yang umumnya
berfungsi untuk memperkuat tanah.
4. Geogrids : yaitu yang berbentuk seperti anyaman dalam grid besar-besar
menyerupai bentuk jaring (net).
5. Geocomposites : yaitu bahan sintetis yang terdiri dari dua atau lebih kombinasi dari
bahan-bahan geosynthetics yang berbeda, atau juga bahan-bahan sintetis yang
bentuknya tidak termasuk dalam empat bentuk geosynthetics tersebut di atas.
Bentuk geocomposites ini juga dikenal sebagai bentuk hybrid.
6
B. PENGGUNAAN GEOSYNTHETICS
yang berbutir, halus dengan lapisan kerikil balast. Juga bilamana terjadi banjir
pada badan balast, dapat dicegah larinya partikel halus tanah dasar menuju lapisan
balast. Disini geotextile berfungsi sebagai separator dan filter, seperti pada
gambar berikut
12
(drainage) arah horizontal. Akan tetapi fungsi geotextile sebagai drainage murni
seperti ini praktis sudah tidak diabaikan orang lagi karena sudah ada jenis-jenis
geocomposite yang jauh lebih effective sebagai drainage.
15
Berat dan ketebalan bahan biasanya merlipakan satu bagian dari kekuatan
bahan. Makin tinggi kekuatan bahan biasanya juga makin berat dan tebal
bahannya. Berat jenis bahan diperlukan kadang-kadang untuk mengetahui apakah
bahan tersebut tenggelam atau mengapung dalam air. Hal ini terutama untuk
pekerjaan di bawah air.
Selain karakteristik pokok di atas, beberapa pembuat bahan geosynthetics
juga memberikan karakteristik tambahan seperti : lebar gulungan untuk bahan
geotextile, titik leleh (temperatur leleh) bahan, panjang bahan per gulungan,
temperatur lapangan maximun/minimum yang disarankan untuk aplikasi bahan
geosynthetics tersebut, dan lain-lain. Karakteristik ini biasanya relative tidak
terlalu penting untuk perencanaan.
2. Karakteristik Mekanis
Karakteristik Mekanis merupakan karakteristik yang sangat penting untuk
perencanaan. Karakteristik mekanis ini meliputi :
a. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Yaitu besamya gaya untuk menarik bahan Geosynthetics sampai putus.
Sifat
ini
diperlukan
gaya/tegangan tarik.
untuk
mengetahui
kekuatan
bahan
terhadap
Test untuk ini biasanya dilakukan pada lebar lembaran 200 mm sampai
1000 mm. Test ini biasajuga disebut sebagai Plain Strain Tensile Test.
Pada test kekuatan tarik biasanya juga diberikan sifat-sifat creep
(rangkak) dari bahan pada tegangan/beban tetap.
b. Kekuatan Pecah (Burst Strength)
Yang dimaksud kekuatan pecah disini adalah kekuatan bahan dalam
menerima beban terpusat dalam arah tegak lurus lembaran geotextile. Beban
terpusat ini dapat berupa busting load atau puncturing load. Bursting load
terjadi bila geotextile harus menerima beban terpusat pada luasan yang relatip
sempit, arah tegak lurus lembaran geotextile. Seperti terlihat pada Gambar
17 (dari Giroud, 1982), kemungkinan bursting terjadi pada lengkunganlengkungan diantara batuan atau lubang kecil.
Puncturing load (beban "coblos") adiah beban tegak lurus lembaran
geotextile akibat muatan yang bersudut runcing yang cenderung mencoblos
lembaran. Kondisi ini dapat timbul akibat sudut-sudut yang runcing dari
batuan/agregat dimana bahan geotextile tersebut berfungsi sebagai separator,
filter, ataupun reinforce (Gambar 17). Oleh sebab itu kekuatan pecah dapat
dicari dengan beberapa cara antara lain :
17
Trape zoidal tear test : Test ini dilakukan dengan menarik bahan
geotextile yang sudah dirobek dengan pola tertentu. Kekuatan robek
merupakan gaya dimana robekan mulai menjalar keseluruh lembaran.
Cone drop test : Test ini dilaktikan dengan menjatuhkan sebuah kerucut
berujung runcing tegak lurus keatas lembaran geotextile yang dijepit
sisinya. Test ini untuk mendapatkan kekuatan coblos (Puncturing
strength) dari bahan geotextile, meniru coblosan batuan runcing di
lapangan.
18
19
d. Permittivity
Adalah harga koefisien permeability arah normal bidang untuk tiap
satuan tebal geotextile. Perlu diketahui bahwa makin, tebal geotextile makin
kecil permeabilitasnya. Biasanya harga permittivity ini agak konstan. Hargaharga Permeability dan Transmissivity biasanya juga tergantung pada
besarnya tekanan tanah pada bidang geotextile. Makin besar tekanan tanah,
harga permeability dan transmissivity makin berkurang.
Pada Tabel berikut diberikan rentang harga-harga dari beberapa
karakteristik geosynthesis yang ada di pasaran.
Tabel 2. Rentang Harga-harga dari Beberapa Karakteristik Teknik Geosynthetics yang ada di
Pasaran (Sumber ICI Fibres, 1986).
dimana :
*) Arah tegak lurus bidang geosynthetics dengan constant head sebesar 10
cm.
#) Not Applicable.
Selain dari ketiga karakteristik teknik di atas, untuk geomembrane
biasanya juga diberikan hal-hal antara lain :
20
Persyaratan Penyaringan Oa
B Dn [2]
diameter lubang tersebut. Dn adalah diameter butiran tanah yang didapat dari
analisa sadngan tanah tersebut dimana n % dari partikel tanah mempunyai
diameter lebih kecil dari Dn. Harga yang umum dipakai untuk Oa adalah
O95, O90, dan O50; sedang harga Dn yang umum adalah D50, D85, dan
D90. Harga A pada Persamaan 1 merupakan angka keamanan, sedangkan
harga B merupakan sebuah koefisien yang tergantung dari harga Dn, sifatsifat tanah dasar, dan kondisi hidrolis yang ada. Pada Tabel berikut diberikan
sejumlah persyaratan yang umum dipakai dalam perencanaan geotextile
sebagai drainage dan filtration.
Sebagai catatan dapat ditambahkan disini bahwa harga kg dan On dari
bahan geotextile (biasanya geotextile) dapat berubah dengan adanya tekanan
tanah arah normal dari bidang geotextile.
Dalam perencanaan, harga kg dan On harus dipilih pada kondisi
tekanan tanah terbesar yang diterima oleh bahan geotextile tersebut.
Tabel 3. Berbagai Persyaratan Untuk Geotextile sebagai Drainage dan Filtration untuk Aliran
Air Tegak Lurus Bahan.
Sebagai contoh untuk design diberikan kondisi sliatu tembok penahan tanah
dengan sistem soil reinforcement pada Gambar 18 mengglinakan geolinear
elemen (strip elemen). Gaya T pada setiap elemen geolinear diketahui dengan
cara sebagai berikut :
T = besarnya gaya aktif pada bidang ab
= (luas diagram tegangan tanah aktif abdc) x (lebar horizontal panel dinding).
Gambar 9. Dasar Perencanaan Tegangan Tarik dan "Panjang Lengan Penjangkar" pada Turap
Sistem Reinforced Earth.
Kemudian dari keseimbangan gaya yang bekerja pada elemen geolinear didapat :
24
25
Tanpa geotextile :
Material tanah timbunan bercampur dengan material tanah dasar lunak sehingga :
o Terjadi kehilangan volume material timbunan
o Pemadatan sulit dilakukan
o Alat berat sulit beroperasi diatasnya
Dengan geotextile :
Material tanah timbunan terpisah (tidak bercampur) dengan material tanah dasar
lunak sehingga :
o Tidak terjadi kehilangan volume material timbunan
o Pemadatan relatif mudah dilakukan (baca juga : Teknologi pemadatan tanah)
o Alat berat dapat beroperasi diatasnya
Metoda pemasangan geotextile
26
27
28
29
Internal stability
Kondisi internal stability tercapai bila tidak terjadi longsor pada lereng ac, dan
bila perlu digunakan beberapa lapis geotekstile
30
Overall stability
Tanpa geotextile :
Dengan geotextile :
Foundation stability
31
32
33
34
BAB III
KESIMPULAN
Geosintetik merupakan Istilah umum untuk produk berbentuk lembaran yang terbuat
dari bahan polimer lentur, digunakan dengan tanah, batuan, atau material geoteknik
lainnya, sebagai suatu kesatuan pekerjaan buatan manusia, struktur, maupun sistem
(ASTM D 4439).
Geotekstil adalah Produk geosintetik yang terdiri dari jaringan yang beraturan dan
terhubung satu sama lainnya, dengan ukuran bukaan lebih besar dari 6,35 mm sehingga
memungkinkan untuk saling mengunci dengan tanah, batuan ataupun struktur lain di
sekitarnya serta memiliki fungsi primer sebagai perkuatan (ASTM D 4439).
Pada dasarnya, geosintetik terbagi menjadi dua yaitu tekstil dan jaring (web).
Berdasarkan bahannya, kedua jenis geosintetik dibagi menurut bahan sintetik dan alami.
35
DAFTAR PUSTAKA
DPU. 2002b. Pt T-10-2002-B. Panduan Geoteknik 4: Desain dan Konstruksi. Departemen
Pekerjaan Umum (DPU), Indonesia.
DPU. 2009. Perencanaan dan Perkuatan Tanah dengan Geosintetik. Departemen
Pekerjaan Umum (DPU). Indonesia
http://www.ilmukonstruksi.com/2015/11/geosintetik.html
36