Gagal Jantung Askep
Gagal Jantung Askep
Pendahuluan
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan yang serius di berbagai
negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Gagal jantung saat ini
banyak dijumpai dan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas utama. Data di United
Kingdom kurang lebih 5 juta pasien di negara ini mengalami gagal jantung, dan pada
setiap tahunnya lebih dari 550.000 pasien didiagnosa mengalami gagal jantung yang
pertama kali. Di rumah sakit data menunjukkan dari tahun 1990 sampai tahun 1999
terdapat peningkatan kasus gagal jantung kira-kira dari 810.000 sampai 1 juta lebih
sebagai diagosa primer dan 2,4 sampai 4,6 juta kasus gagal jantung sebagai diagnosa
sekunder, dan pada tahun 2001 sedikitnya 53.000 pasien meninggal karena gagal
jantung.1
BAB II
LAPORAN KASUS
Hb
Ht
Lekosit
Eritrosit
SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin
Electrolit
EKG :
Sinus takikardia ( HR > 100x/menit, Kompensasi mekanisme untuk
mempertahankan CO saat Stroke Volume menurun), N : 60 100x/mnt.
ORS rate 120x/menit
Left axis deviation
Gelombang P lebar dan bertakik (notched) di lead II, Bifasik di V1
menunjukan LAH.
PR Interval 0,16( N : 0,12 0,20).
durasi QRS 0,10( N : 0,09, terjadi perpanjangan durasi QRS tapi masih
dikatakan batas N,perbedaan 0,1)
R di V5 + S di V1/2 > 35mm menunjukan LVH.
ST depresi downsloping + T inverted di V5 V6 Terjadi iskemia di miokard
Anterolateral dan sudah mulai menunjukan kearah gagal jantung.
Foto Thoraks :
- Kardiomegali CTR 60% (N : < 50%) menunjukan Pembesaran Cor.
- Kongesti V. Pulmonalis menunjukan tekanan LA jadi peningkatan
tekanan vena paru dan ada difersi aliran darah keatas dan ada peningkatan
aliran pembuluh darah.
Echo :
Dilatasi LV, fungsi sistolik LV menurun akibat dari hipertensi yang tidak
terkontrol, eccentric hipertrofi terjadi gagal jantung sistolik.
Aliran regurgitasi melewati katup mitral saat sistolik adanya PSM menunjukan
katup MR.
Yang lebih spesifik : EKG > Ro Thorak > Echo.
Echo menunjukan kelainan ketebalan dan gerakan katup.
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi
Gagal jantung didifiniskan sebagai kegagalan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kegagalan jantung untuk
memompa atau penurunan kemampuan pompa jantung sehinga sirkulasi darah di tubuh
menjadi terganggu, akan menyebabkan 2 efek utama yakni penurunan curah jantung dan
pembendungan darah di vena yang menimbulkan kenaikan tekanan vena. Dua hal inilah
yang akan menyebabkan berbagai manifestasi klinis pada pasien yang menderita gagal
jantung. Bila terjadi penurunan curah jantung sampai derajat yang membahayakan, akan
muncul banyak reflek sirkulasi pada tubuh yang diaktifkan. Diantaranya adalah reflek
baroreseptor, reflek kemoreseptor yang akan mengaktifkan sistem saraf pusat. Selain itu
sistem renin angiotensin juga berperan penting dalam merespon penurunan curah jantung.
Berbagai reflek tubuh ini merupakan bentuk kompensasi akibat penurunan curah
jantung. Pembendungan darah di vena terjadi karena aliran darah yang tertahan di dalam
vena, sebagai akibat dari penurunan kemampuan pompa jantung. Penurunan curah ini
memberikan pengaruh yang luas terhadap fungsi ginjal. Aliran darah yang rendah
megakibatkan kemampuan ginjal menyekresikan garam dan air menjadi rendah sehingga
urin yang dikeluarkan menjadi sedikit. Oleh karena itu mulailah terjadi retensi cairan dan
akan belangsung terus menerus sehingga aliran darah tertahan dalam vena, kecuali jika
dilakukan tindakan terapi.2
Terminologi
Manifestasi Klinik Gagal Jantung
Manifestasi klinik gagal jantung bergantung pada banyak factor antara lain etiologi, umur
pasien, berat atau ringannya, mendadak atau perlahan dan menahun, serta factor-faktor
yang lainnya.
Gagal Jantung backward dan forward
Backward failure, terjadi apabila ada kegagalan pada ventrikel dalam
memompakan darah, sehingga darah terbendung dan tekanan atrium serta vena-vena di
belakangnya akan naik.
Forward failure, terjadi karena berkurangnya aliran darah (cardiac output)
kesistem arterial, sehingga tejadi pengurangan fungsi pada organ-organ vital.
Dasar patofisiologi menurut Backward failure :
1. isi dan tekanan (volume dan pressure) pada akhir fase diastolik (end-diastolic
pressure) meninggi.
2. isi dan tekanan akan meninggi pada atrium di belakang ventrikel yang gagal.
3. atrium ini akan bekerja lebih keras.
4. tekanan pada vena dan kapiler di belakang ventrikel yang gagal meninggi.
5. terjadi transudasi pada jaringan interstisial. 4
Gagal Jantung right-side dan left-side
Penjabaran backward failure adalah adanya cairan bendungan di belakang
ventrikel yang gagal merupakan pertanda gagal jantung, adanya kongesti pulmonal pada
infark ventrikel kiri, hipertensi mitral menunjukkan gagal jantung kiri (LHF).
Bila keadaan ini berlangsung cukup lama, maka cairan yang terbendung akan
berakumulasi secara sistemik : di kaki, asites, hepatomegali, efusi pleura, dan menjadikan
gambaran klinisnya sebagai gagal jantung kanan (RHF). 4
anemia dan fistula arteri-vena, gagal jantung yang terjadi dinamakan high-output failure. 4
Gagal Jantung Akut dan Kronis
Gagal jantung akut (AHF) menunjukkan saat atau lamanya gagal jantung terjadi
atau berlangsung. Secara garis besar sama dengan gagal jantung kiri dan disebabkan oleh
kegagalan mempertahankan curah jantung yang terjadi secara mendadak. Apabila terjadi
mendadak, maka jantung tidak mempunyai waktu untuk melakukan mekanisme
kompensasi, misalnya pada infark jantung akut yang luas, dinamakan gagal jantung akut.
Gagal jantung kronis (CHF) sedangkan pada penyakit-penyakit jantung katup,
kardiomiopati atau gagal jantung akibat infark lama, terjadinya gagal jantung secara
perlahan atau karena gagal jantungnya bertahan lama dengan pengobatan yang diberikan,
dinamakan gagal jantung kronik4
Gagal Jantung Sistolik dan Diastolik
Gagal Jantung Sistolik ketidak mampuan jantung untuk memompa darah keluar
dari ventrikel biasanya disebabkan oleh adanya gangguan kemampuan inotropik miokard.
Gagal Jantung Diastolik gangguan terjadi pada saat relaksasi dan pengisian.
Petandanya adalah fungsi sistolik ventrikel biasanya normal (terutama dengan
pengukuran ejection fraction > 50% iskemi akut, HRV).4
Etiologi
Kardiomiopati
(kardiomiopati
kardiomiopati
peripartal,
dilatasi)
kardiomiopati
kardiomiopati
hipertensif,
iskemik,
idiopathic
Mitral stenosis
Tricuspid stenosis
Tamponade jantung
Atrial miksoma
Kardiomiopati restriktif
Perikarditis konstriktif
4. Cor pulmonale
5. Kelainan metabolik
Beri-beri
Anemia kronik
Penyakit tiroid
6. Kardiomiopati toksik
Emetin
Alcohol
Vincristin
Bir, kokain
7. Trauma
Miokardial fibrosis
Pericardial konstriktif
8. Keganasan
Limfoma
Rabdo miosarkoma.3
Kompensasi Neurohormonal
1. Aktivitas sistem renin-angiotensin aldosteron.
Penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan peningkatan yang nyata
sekresi renin oleh ginjal, hal ini menyebabkan pembentukan angiotensin yang
akan memiliki pengaruh langsung pada ateriol ginjal unuk menurunkan ateriol
ginjal untuk lebih nurunkan aliran darah yang melalui ginjal, sehingga
meningkatkan
meningkatkan
reabsorpsi
air
dan
garam
dari
tubulus.
Klas II dalam aktivitas normal menimbulkan lelah dan aktivitas fisik sedikit
terbatas. Merasa enak saat istirahat. Aktivitas fisik sehari-hari menyebabkan
kelelahan, palpitasi, dispnea, atau angina.
Klas III ditandai dengan lelah, palpitasi atau angina, dan keterbatasan
melakukan aktivitas berat. Merasa enak saat istirahat.
Klas IV dimana keluhan gagal jantung sudah timbul waktu istirahat dan
semakin berat pada aktivitas ringan. Keluhan juga timbul walaupun saat
sedang istirahat.
Glikosida jantung(Digitalis)
Merupakan indikasi:
o pada fibrilasi arium pada berbagai derajat gagal
jantung.
o Digoksin diberikan pada gagal jantung sistolik
NYHA klas II,III,IV. Penderita dengan NYHA klas
II apabila hanya diberikan diuretika, gagal jantung
masih timbul maka merupakan indikasi untuk
pemberian digoksin.
o Digoksin,diuretika dan ACE-I secra kombinasi
merupakan terapi standar untuk gagal jantung.
o Gagal jantung dengan kemampuan kontraksi
menurun ( gagal jantung sistolik). S3 +, ronki basah
yang mula mula pada kedua basal paru, kemudian
o dapat menyeluruh. EF menurun biasanya <40%.
Perhitungan tersebut dengan bantuan
ekokardiaografi M.Mode. pada 2D eko tampak
dilatasi ventrikel = LV,waktu diastole(LVEDV = left
ventricular end diastolik volume) sehingga jarak
katup mitral denagn IVS lebar. Menunjukan fungsi
sistolik menurun dan memerlukan digoksin.
Kondisi yang meningkatkan sensitivitas digoksin, sehingga
dosis harus disesuaikan:
o Gagal jantung
o Usia lanjut
o Hipo K
o Hiper K
o Hipoksemia
o Asidosis
o IMA
o Hipo Mg
o Hiper Ca
Dosis digitalis : 0,03 mg/kgBB
o Tujuan pemberian digitalis ialah memberikan
digitalis supya terikat oleh miokard sehingga
berefek terapeutik tanpa disertai tanda tanda
intoksikasi.
o Waktu paruh digoksin 24 36 jam, sehingga
pemberian cukup sekali sehari untuk dosis
maintence.
o Intoksikasi digitalis
Penderita dengan digitalis harus selalu
diwaspadai kemungkinan intoksikasi
sebagai berikut :
Ibopamin
Merupakan agonis dopamin, diberikan secara oral, mempunyai
efek yang baik terhadap neurohumoral dan memperbaiki
hemodinamik. Dosis 3 x 50 mg 3 x 100 mg. Tablet 100 mg,
nama dagang Inopamil.
Simpatomimetik
Dua simpatomimetikamin yang merangsang reseptor beta
adrenergik : dopamine dan dobutamin, keduanya memperbaiki
kontraktilitas miokard dan efektif pada pengobatan gagal jantung.
Diberikan secara infuse, dapat diberikan selama 1 minggu,
bermanfaat pada gagal jantung berat dan sukar dikontrol.
Dopamin
o Merupakan prekursor dari norepinefrin alamiah.
Dopamin menaikkan SVR (system vascular
resistance) sedangkan CO mungkin tidak
bertambah meskipun terdapat efek inotropik.
Oleh karena itu penderita dengan peipheral
vascular disease, terjadinya gangren pada ujungujung jari harus diwaspadai kemungkinannya
pada pemberian dopamin.
o Pada penderita dengan hipotensi berat dengan
peningkatan LV filling pressure (LVFP) ringansedang, dopamin yang bersifat vasokonstriktor,
mungkin lebih superior dari pada dobutamin.
Kenaikan renal blood flow tidak terjadi pada
dosis tinggi dengan maksud untuk menaikan
tekanan darah karena vasokonstriktor perifer.
o Dengan LVFP (preload) yang tinggi,kombinasi
nitrat dengan dopamine atau dobutamin dapat
Diuretik
Penting untuk pengobatan simtomatik bila ditemukan
beban cairan berlebihan, kongesti paru dan edema perifer.
Dosis inisial.
Rekomendasi
harian
maksimum(mg).
Loop diuretics
Furosemid
Bumetanid
Torasemid
Tiazid
Hidroklorotiazid
Metolazon
Indapamid
Potassium sparing
diuretics.
Amilorid
Triamteren
Spironolacton
20 40
0,5 1,0
5 - 10
250 -500
5 10
100 - 200
25
2,5
2,5
+ACEI -ACEI
50 75
10
2,5
+ACEI -ACEI
2,5
25
26
5
50
50
20
100
50
40
200
100 200
HipoK+,HipoMg,HipoNa
Hiperurikemia
Gangguan asam - basa
HipoK,hipoMg,HipoNa
Hiperuricemia
Gangguan asam - basa
Hiperkalemia,rash
Hiperkalemia
Hiperkalemia,ginekomastia.
Anti trombolitik
Antiaritmia
Venodilator ( nitrogliserin,ISDN,ISMN)
o Venous complience berkurang pada gagal jantung.
Venous bed merupakan tempat yang besar, oleh karena itu
venodilator mempunyai efek venous polling dengan acute
reduction in elevated filling pressure akibat venous return yang
menurun. Dengan diberikannya venodilator dan diuretika, filling
Petunjuk pilihan obat pada gagal jantung kronik pada dysfungsi sistolik.
ACE-I
ARB
Diuretik
-blocker Antagonis
aldosteron
Glikosida
jantung
Dysfungsi LV
asimtomatik
Indicated If ACE
No
intolerant Indicated
Dysfungsi
Indicated Indicated
simtomatik(NYHA
with or
II)
without
ACEinhibitor
Dysfungsi
Indicated Indicated
memburuk (NYHA
with or
III IV)
without
ACEinhibitor
Indicated if
fluid
retention
Post MI
Recent MI
With atrial
fibrillation
Indicated
Recent MI
a.when atrial
fibrillation
b.when improved
from more severe
HF in sinus rhythm
indicated
Indicated
Indicated
Indicated,
Indicated
combination (under
of diuretics specialist
care)
Dysfungsi tahap
akhir ( NYHA IV)
Indicated Indicated
with or
without
ACEinhibitor
Indicated,
Indicated
combination (under
of diuretics specialist
care)
Indicated
Indicated
Terapi pasien Disfungsi sistolik yang simtomatik menurut derajat gagal jantung.
Untuk morbiditas/survival
Untuk gejala
NYHA I
Lanjutkan ACE inhibitor/ARB jika
Pengurangan / hentikan
intorelan ACE inhibitor, lanjutkan
diuretik
antagonis aldosteron jika pasca-MI
Tambah penyekat beta jika pascaMI.
NYHA II
ACE inhibitor sebagai terapai lini
+/- diuretik tergantung pada
pertama ARB jika intoleran ACE
retensi cairan
inhibitor tambah penyekat beta dan
antagonis aldosteron jika pasca MI
NYHA III
ACE inhibitor + ARB atau ARB
+ diuretik + digitalis jika
Jika intoleran ACE sendiri
masih simtomatik
Penyekat beta
Tambahan aldosteron
Antagonis
NYHA IV
Lanjutkan ACE inhibitor/ ARB
+ diuretik + digitalis
Penyekat beta
+ consider
Antagonis aldosteron
Suport inotropis sementara
KESIMPULAN
Gagal jantung yaitu kegagalan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Selain farmakologik, peran keluarga dan
compilence sangat berpegaruh pada penderita gagal jantung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hunt SA, Abraham WT, Chin MH, et al. ACC/AHA 2005 Guidelines Update for
the Diagnosis and Management of Chronic Heart Failure in the Adult: A Report of
the American Collage of Cardiologi/American Heart Association Task Force on
Practice Guidline (writing committee to update the 2001 Guidline for the
Evaluation and Management of Heart Failure). Downloaded from
circ.ahajournals.org
2. Guyton, Hall, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta.
3. Palupi SSE. Kumpulan Kuliah Kardiologi. Jakarta:Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Trisakti; 2007.
4. Aru WS, Bambang S, dkk, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta.