Anda di halaman 1dari 6

WAQAF DAN PEMBAGIANNYA

Waqaf artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Al-Qur'an, baik di


akhir ayat maupun ditengah ayat yang disertai nafas. Sedangkan berhenti
dengan tanpa nafas disebut saktah.
Berhenti ketika melakukan tilawah Al-Qur'an memerlukan pengetahuan
yang khusus, agar tilawah terdengar bagus. Ali bin Abu Thalib ra.
menafsirkan kata-kata At-Tartil dalam surat Al Muzzammil ayat 4

dengan :
"Membaguskannya dan mengetahui tempat-tempat perberhentian yang
tepat."
Untuk mengetahui tempat-tempat berhenti yang tepat diperlukan
pemahaman terhadap ayat-ayat yang dibaca, sehingga setiap
pemberhentian memberi kesan arti yang sempurna. Oleh karena itu, bagi
mereka yang sudah memahami Al-Qur'an dengan baik, maka dirinya
dapat menentukan pemberhentian yang tepat walaupun tanpa terikat
dengan tanda-tanda waqaf.
Oleh karena itu, mengikuri tanda-tanda waqaf yang ada dalam Al-Quran,
kedudukannya tidak dihukumi wajib atau haram syar'i bagi yang
melanggarnya, kecuali yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengaburkan makna, Sebagaimana perkataan Imam Jazari:
"Didalam Al-Qur'an tidak ada waqaf yang berhukum wajib syar'i, kecuali
karena suatu sebab."
Misal waqaf yang dapat merubah arti :

(QS. Ali Imran: 181)


"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang
mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya".

Berhenti pada kata


berarti sebuah pernyataan yang salah. Maka

haram hukumnya bila dilakukan dengan sengaja. Seharusnya berhenti
pada kata yang berarti "....dan kami kaya" yaitu :

PEMBAGIAN WAQAF
Secara umum waqaf dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
I. Waqaf Ikhtibari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan oleh seorang Ustadz
dalam proses menguji muridnya, hal ini hukumnya boleh.

II.Waqaf Intizhari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan khusus dalam proses
belajar mengajar Al-Qur'an, hal ini dilakukan dalam rangka untuk menguasai cara
membacanya dan hukumnya boleh.
III. Waqaf Idhthrari
Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna yang dilakukan dalam keadaan darurat
atau terpaksa atau tidak sengaja karena kehabisan nafas, lupa, bersin, batuk, menguap,
menjawab salam, dan sebagainya.Hal ini hukumnya boleh.
IV. Waqaf Ikhtiyari
Waqaf Ikhtiyari disebut juga dengan waqag Ijtihadi, yaitu berhenti sesuai dengan pilihan
sendiri. Hal ini hanya dapat dikuasai oleh orang yang memahami kaedah bahasa arab.

Karena memilih sendiri tempat-tempat yang dijadikan sebagai tempat berhenti,


maka waqaf Ikhtiyari bisa menjadi empat kemungkinan :
1. Waqaf At-Taamm
Waqaf At-Taam yaitu Waqaf pada ayat yang sudah sempurna artinya dan tidak
ada hubungannya dengan ayat sesudahnya, baik secara lafadz atau arti. Oleh
karena itu, sebaiknya seorang pembaca setelah berhenti langsung memulai
dengan ayat berikutnya.
Hal ini sering terjadi ketika waqaf ini berada di ujung ayat atau waqaf pada akhir
sebuah cerita,Seperti waqaf pada ayat:

O
Ayat yang pertama merupakan pemujaan terhadap ALLOH.
Dan ayat yang kedua merupakan ungkapan komunikasi dengan ALLOH.
Contoh lain :

Ujung ayat yang pertama penetapan bahwa orang-orang yang bertawaqallah yang
mendapat hidayah dan beruntung. Ayat yang kedua menjelaskan keadaan orangorang kafir.
Boleh jadi waqaf ini terjadi sebelum akhir ayat.

"Dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina;\dan demikian pulalah yang
akan mereka perbuat."
Berhenti pada kata sudah menunjukkan susunan kata yang sempurna.



Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah
datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
Berhenti pada kata sudah menunjukkan ungkapan yang sempurna dan ayat
berikutnya adalah ungkapan lain.
2. Waqaf Al-Kaafii
Waqaf Al-Kaafi yaitu waqaf pada ayat yang sudah sempurna artinya, namun
ayat selanjutnya masih ada hubungan lafadz. Oleh karena itu sangat
dianjurkan langsung memulai dengan ayat selanjutnya.
Contoh ;

Berhenti pada kata sebuah ungkapan yang sempurna. Perkataan


selanjutnya secara arti masih terkait dengan sebelumnya, namun dari segi lafazh
merupakan susunan kata yang baru.
3. Waqaf Al-Hasan

Waqaf Al-Hasan yaitu waqaf pada ayat yang sempurna artinya. Namun secara
arti dan lafazh masih terdapat hubungan. Oleh karena itu sangat dianjurkan
memulai dari ayat sebelumnya, kecuali berhenti di akhir ayat.
Contoh Al-Baqorah ayat 3;

"... (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."

sebuah ungkapan yang sempurna, namun dianjurkan


memulai dari
, karena ayat selanjutnya masih ada hubungan arti
Berhenti pada kata

dan lafadz. Dalam bahasa arab diidtilahkan ma'tuf.


4. Waqaf Al-Qabiih

Waqaf Al-Qabiihu yaitu waqaf pada ayat yang belum sempurna artinya, karena
adanya keterkaitan dengan kata berikutnya, baik secara lafadz maupun arti,
sehingga menimbulkan kesan arti yang tidak bagus atau yang merusak.
Contoh ;

.......
..........

Waqaf seperti di atas tercela hukumnya, apabila dilakukan dengan sengaja,kecuali


karena darurat, yang disebabkan nafas yang tidak kuat, bersin, menguap atau hal
lainnya.
Contoh lainnya :


................
~ Dan Tidak ada Ilah kecuali ALLOH

Berhenti pada kata menunjukkan kesan yang bertentangan dengan aqidah.


TANDA-TANDA WAQAF :
1. Tanda mim( )
Tanda mim disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf
terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat
sesudahnya.
Contoh ; An-Naml: 36

" Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orangorang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah
mereka dikembalikan".
2. Tanda Laa ( ) bermaksud "Jangan berhenti!".
Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika
ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika
berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
Contoh : An-Naml: 63

"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka): "Salaamunalaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu
disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
3. Tanda sad-lam-ya' ( )
Tanda sad-lam-ya' merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna
"wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan
bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik.
Contoh:An-Naml: 17

"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu."
4. Tanda jim ( )
Tanda jim adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
Contoh: Al-Anfal: 13

"(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah
dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
Allah amat keras siksaan-Nya."
5. Tanda Waqaf Aula ()
Tanda waqaf Aula yaitu anda waqaf yang menunjukkan lebih bagus berhenti
walaupun nafas masih kuat.
Contoh : Fussilat : 45




"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Taurat lalu diperselisihkan
tentang Taurat itu. Kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabb-mu,
tentulah orang-orang kafir itu sudah dibinasakan. Dan Sesungguhnya mereka terhadap
Al Quran benar-benar dalam keragu-raguan yang membingungkan."
6. tanda bertitik tiga (.'. .'.~Mu'anaqah)
Tanda bertitik tiga yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq
(Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara
membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah
berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan
sebaliknya.
Contoh Al-Baqorah: 2


Sebagian tanda waqaf memakai istilah yang lain,
seperti:
1. Tanda tho ( ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
2. Tanda Waqaf Mustahab(), berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
3. Tanda Waqaf Mujawwaz () , tanda boleh berhenti, namun meneruskan bacaan
adalah lebih utama.
4. Tanda sad ( ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih
baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah
makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata
lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.
5. Tanda qaf ( ) merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna "telah
dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik
meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.
6. Tanda sin ( ) atau tanda Saktah ( ) menandakan berhenti seketika tanpa

mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa
mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.
Diposkan oleh Mujahidah Wal Jihad di Rabu, Mei 15, 2013
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
ARSIP BLOG

2014 (2)

2013 (14)

Juni 2013 (1)

Mei 2013 (4)

Mei 24 (1)

Mei 23 (1)

Mei 16 (1)

Mei 15 (1)

TANDA WAQAF WAQAF DAN PEMBAGIANNYA


April 2013 (9)
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai