Bab Ii Suppositoria
Bab Ii Suppositoria
TINJAUAN PUSTAKA
Obat yang dirusak dalam sirkulasi portal, dan tidak melewati hati
setelah sel diabsorbsi pada lambung,
Digunakan oleh pasien dewasa dan anak-anak yang tidak mau menelan
obat,
Cara yang efektif dalam perawatan pasien yang muntah.
3. DOM, hal 834.
Suppositoria dapat digunakan untuk pasien yang mual atau untuk anak
kecil, untuk pasien yang lemah atau tidak sadarkan diri dan untuk
pasien yang tidak bisa menggunakan obat secara oral.
4. Scovilles, hal 368.
Bentuk obat ini sangat berguna dalam kasus dimana obat tidak bisa
diberikan melalui mulut, juga karena pasien menjadi mual atau
muntah, atau suatu keadaan dimana pemberian oral mengalami kontra
indikasi ini juga berguna dalam kasus dimana memungkinkan aksi
obat yang lebih lama.
5. Fasttrack, hal 157-158.
Bentuk sediaan rektal berhasil digunakan untuk memberikan efek
lokal untuk pengobatan infeksi dan peradangan, misalnya wasir,
Bentuk sediaan rektal digunakan untuk meringankan sembelit atau
membersihkan usus setelah operasi,
aman,
tidak
pada
sembarang
tempat
yang
bertujuan
untuk
memperpanjang stabilitasnya.
4. Fasttrack, hal 158.
Di negara-negara tertentu khususnya Amerika dan Inggris, bentuk
sediaan rektal kurang dikenal, khususnya untuk pengobatan sistemik,
dimana hal ini berbeda dengan di Eropa.
Petunjuk dari ahlinya diperlukan dalam pemberian bentuk sediaan ini.
Penyerapan bahan obat dari rektum berlangsung lambat.
Pemberian rektal dari bahan obat dapat menghasilkan efek samping
lokal.
Pembuatan suppositoria di industri lebih sulit daripada bentuk rektum
lainnya.
5. Scovilles, hal 368.
Ketika bahan obat diberikan dalam bentuk suppositoria, akan
diabsorbsi secara lambat dan menghasilkan aksi terapetik setelah
waktu yang lama.
II.1.4 Bentuk-bentuk Suppositoria
1. Ansel, hal 576-577.
a. Suppositoria rektal
Berbentuk silindris dan kedua ujungnya tajam, peluru, torpedo dan
berjari-berjari kecil. Panjangnya 32 mm (1,5 inci). Amerika
menetapkan beratnya 2 gram untuk orang dewasa bila oleum cacao
c. Suppositoria uretra
Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke
dalam saluran urin pria atau wanita. Suppositoria saluran urin pria
bergaris tengah 3-6 mm dengan panjang 140 mm, walaupun ukuran
ini bervariasi. Apabila basisnya dari oleum cacao maka beratnya 4
gram. Suppositoria urin wanita, panjang dan beratnya dari ukuran
untuk pria, panjang 70 mm dan beratnya 2 gram, jika menggunakan
basis oleum cacao.
2. Lachman, hal 1148.
a. Suppositoria rektal
Berat suppositoria rektal untuk orang dewasa kira-kira 2 gram dan
biasanya lonjong seperti torpedo. Suppositoria untuk anak-anak
beratnya kira-kira 1 gram dan ukurannya lebih kecil.
b. Suppositoria vaginal
Beratnya suppositoria vaginal kira-kira 3-5 gram, bentuk bulat telur.
c. Suppositoria uretra
10
b. Suppositoria vagina
Memiliki bentuk bervariasi dan biasanya berbentuk kerucut atau
bentuk yang dimodifikasi. Memiliki berat sekitar 5 gram, tetapi
kebanyakan produk komersial suppositoria vagina yang beratnya
sekitar 3-4 gram dan beberapa yang memiliki berat 8 gram.
Suppositoria umumnya digunakan untuk memberikan efek lokal, akan
tetapi perlu diingat bahwa epitel mucus pada vagina terisi penuh
dengan sirkulasi darah. Jadi obat dapat diabsorbsi dan memberikan
efek sistemik.
c. Suppositoria uretra
Bentuk silinder dengan diameter 3-6 mm. Untuk saluran urin pria
panjangnya sekitar 100-150 mm. Sedangkan untuk saluran urin wanita
panjangnya sekitar 60-70 mm.
6. Fasttrack, hal 163.
11
yang
umum
digunakan
adalah
trikomonasida
untuk
12
13
Kandungan kolon
Apabila diinginkan efek sistemik dari suppositoria yang mengandung
obat, absorpsi yang lebih besar lebih banyak terjadi pada rektum yang
kosong daripada rektum yang digelembungkan oleh feses. Ternyata
obat lebih mungkin berhubungan dengan permukaan rektum dan kolon
yang mengabsorbsi ketika tidak ada feses. Oleh karena itu bila
diinginkan suatu enema untuk pengosongan dapat digunakan dan
dimungkinkan pemberiaannya sebelum penggunaan suppositoria
dengan obat yang diabsorbsi.
b. Jalur sirkulasi
14
15
16
Interval antara titik leleh dan titik memadat kecil atau kurva
SFI-nya tajam.
memadai
(mampu
mengurangi
sedimentasi
bahan
tersuspensi).
Suppositoria sebaiknya melebur dalam beberapa menit pada suhu
tubuh atau melarut
Pembebasan dan reabsorpsi yang baik
Daya tahan dan daya penyimpanan yang baik (tanpa ketengikan,
pewarnaan, pengerasan)
Daya serap terhadap cairan lipofil dan hidrofil
3. Ansel, hal 581.
Basis harus mampu mencair, melunak, atau melarut sehingga dapat
melepaskan kandungan obatnya untuk diabsorbsi.
4. Scovilles, hal 371.
17
18
Lemak coklat bersifat netral secara kimia dan fisiologis. Basis ini
banyak digunakan mengingat suhu leburnya (21-34C). Kerugiannya
adalah bahwa lemak coklat seperti semua lemak alami dapat menjadi
tengik, memerlukan kondisi penyimpanan yang tepat sehingga
stabilitasnya dapat diperpanjang.
b. Lemak keras
Lemak keras banyak dicantumkan dalam farmakope sebagai massa
suppositoria yang telah mendekati sifat ideal basis suppositoria.
Massa lebur suhu tinggi larut air (polietilen glikol)
Polietilen glikol yang melebur jauh diatas suhu tubuh, harus larut dalam
usus. Akan tetapi orang dewasa hanya memiliki 1-2 mL cairan usus,
yang terdistribusi diatas 10-20 m panjang rektum. Untuk melarutkan
suppositoria ini dapat dilakukan oleh sejumlah cairan, melalui gaya
osmotik, meskipun memerlukan waktu yang cukup panjang.
Massa elastis larut air (gliserol gelatin)
Kedalam kelompok ini gliserol gelatin elastis. Pada suhu kamar
bentuknya mantap, dan mencair pada suhu tubuh. Keuntungannya
adalah melarut dengan cepat pada cairan rektum. Kerugiannya bahwa
suppositoria khusus dengan konsentrasi gliserol yang rendah merupakan
media makanan yang baik bagi bakteri.
3. Lachman, hal 1168
Minyak cokelat
19
Sebagian besar minyak coklat memenuhi syarat basis yang ideal karena
minyak ini tidak berbahaya, lunak dan tidak reaktif serta meleleh pada
suhu tubuh.
Basis khusus
Sejumlah basis suppositoria tersedia dalam perdagangan, dibuat untuk
tujuan tertentu.
Basis hidrofilik (gelatin gliserin)
Basis
ini
sering
digunakan
dalam
suppositoria
vagina,
yang
20
menyerupai lilin pada suhu ruangan tapi melebur pada suhu 86 - 95F
(30-35C).
Gliserin gelatin
Bahan ini banyak memiliki ciri-ciri yang membuat basis yang
diinginkan dalam suppositoria. Suppositoria yang dibuat dengan gliserin
gelatin melarut dengan lambat dalam cairan sekresi dan berkelanjutan
dalam pelepasan obat.
Polietilen glikol
Basis dengan polietilen glikol larut dalam air berbentuk cairan jernih
tidak mudah terhidrolisis menjadi busuk, tidak mendukung pertumbuhan
bakteri serta tidak menyebabkan iritasi pada membran mukosa.
II.1.10 Metode pembuatan suppositoria
1. Ansel, hal 505-592
dan
mengental
menjadi
suppositoria,
(e)
melepaskan
21
ahli
22
Mencetak kompressi
Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston pada massa
suppositoria yang diisikan dalam silinder, sehingga massa terdorong
ke dalam cetakan (biasanya tiga)
Mencetak tuang
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air
atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat yang
berlebihan,
kemudian
bahan-bahan
aktif
diemulsikan
atau
Cara penuangan
Cara ini paling sering digunakan setelah massa melebur dan disatukan
dengan bahan obat, dituang ke dalam cetakan untuk menjamin
pembentukan
yang
cepat
sehingga
lebih
mengurangi
proses
23
Cara pencetakan
Pada cara pencetakan, parutan basis suppositoria dicampurkan dengan
bahan obat yang diserbuk halus. Material awal diisikan dalam sebuah
pencetak suppositoria dengan alat khusus suppositoria kemudian
didorong keluar.
bakteri
memerlukan
Higroskopisitas
tambahan
bahan-bahan
24
Ketidakcampuran
Basis-basis PEG ternyata tidak dapat bercampur dengan garam-garan
perak, asam tanat, aminopirin, kirin, dan sulfonamid.
Viskositas
Viskositas massa suppositoria yang mencair adalah penting dalam
pembuatan suppositoria.
Kerapuhan
Pecahnya suppositoria seringkali disebabkan oleh pendinginan yang
cepat dari basis yang mencair dalam suatu cetakan yang sangat dingin.
Kerapatan
Jika volume penyusutan terjadi dalam cetakan selama pendingin,
penambahan pengganti harus dibuat untuk mendapatkan berat
suppositoria yang tepat.
Penyusutan volume
25
26
Uji kehancuran
Uji ini untuk mengukur keregasan atau kerapuhan suppositoria. Alat
yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari suatu ruang berdinding
rangkap dimana suppositoria yang diuji ditempatkan. Air 37C
dipompa melewati dinding rangkap ruang tersebut dan suppositoria
diisikan kedalam dinding dalam yang kering, menopang lempeng
dimana suatu bidang dilekatkan.
27
II.2
Rancangan Formula
Tiap 2 gram suppositoria mengandung :
II.3
Ketoprofen
100 mg
Tween-80
2%
Komponen basis
ad 2 gram
PEG 1000
96%
PEG 4000
4%
Alasan penambahan
Alasan Formulasi
Zat aktif yang digunakan dalam sediaan ini adalah ketoprofen.
Ketoprofen merupakan obat golongan AINS turunan asam fenil alkanoat.
Pada penggunaan oral, ketoprofen dapat diabsorbsi cepat dengan kadar
puncak dicapai pada 0,5-2 jam, waktu paruh (T 1/2) eliminasinya pendek
(1,5-4 jam). Bentuk sediaan sustained releasenya menyisahkan masalah
yakni tingkat infasi saluran cerna yang lebih tinggi karena pelepasan obat
yang berlangsung perlahan dan lamanya preparan obat (kapasitas serap
niosom terhadap ketoprofen dan prediksi penggunaan transdermal).
Ketoprofen diabsorbsi dilambung dengan waktu paruh plasma sekitar 2
jam. Efek samping dari penggunaan oral obat ini antara lain terutama
menyebabkan gangguan saluran cerna dan reaksi hipersensivitas
(Farmakologi dan Terapi Edisi 5, hal : 240). Ketoprofen diabsorbsi dengan
baik dari rute intramuskular dan rektal (Martindale 36th Edition, hal 73).
28
29
30
hal 1184).
Dalam hal ini ketoprofen memiliki kelarutan praktis tidak larut
dalam air. Sehingga digunakan basis tipe air seperti polietilen
glikol yang memiliki kelarutan praktis tidak larut dalam air (FI IV,
hal 1509)
Selain itu basis PEG memiliki beberapa kelebihan diantaranya
basis ini tidak mudah terhidrolisis menjadi busuk, mendukung
pertumbuhan mikroba atau tidak menyebabkan iritasi pada
hal 1176)
Digunakan kombinasi PEG sebagai basis suppositoria dimana
campuran PEG ini banyak memiliki kelebihan dibandingkan basis
lemak, misalnya titik leleh suppositoria dibuat lebih tinggi untuk
menahan paparan iklim hangat, pelepasan obat yang tidak
tergantung pada titik lebur titik leleh, stabilitas fisik, dalam
31
(Sugita P, 2010).
Dalam hal ini suppositoria dengan basis PEG tidak melebur ketika
terkena suhu tubuh, tetapi perlahan-lahan melarut dalam cairan
tubuh. Oleh karena itu, basis ini tidak perlu diformulasikan supaya
melebur pada subu tubuh (Ansel, hal 584).
32
159)
Nilai tukar ini digunakan untuk menentukan banyaknya obat yang
mengganti 1 gram oleum cacao (Fasttrack, 172). Jadi, nilai tukar ini
hanya berlaku untuk basis oleum cacao. Sedangkan basis dalam
formula ini adalah PEG.
II.4
Uraian Bahan
1. Ketoprofen (FI IV hal 478-488 ; ISO VOLUME 47 hal 23 dan 40 ; Fater
hal 231)
Nama Resmi :
RM/BM
:
Pemerian
:
Ketoprofenum
C16H14O3 / 254,3
Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau
Kelarutan
Penyimpanan :
33
Indikasi
Farmakologi
propinoat.
Ketoprofen
memiliki
aktifitas
seperti lilin
Mudah larut dalam air ; dalam aseton, dalam etanol
95%, dalam kloroform, dalam etilen glikol mono etil
Penyimpanan :
Kestabilan
autoklaf
Inkom dengan komponen bahan pembantu lainnya,
tidak bercampur dengan garam-garam perak, asam
borat,
kinnin,
lecitamol,
aspirin,
benzokain,
34
Polysorbatum
Polisorbat-80, Tween-80
C64H12O26 / 1310
Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda
hingga coklat muda, bau khas lemah rasa pahit dan
Kelarutan
hangat
Sangat mudah larut dalam air, kelarutan tidak berbau
dan praktis tidak berwarna, larut dalam etanol, etil
Penyimpanan
Stabilitas
:
:
Inkompatibilitas :
perlu dikeringkan
Perubahan warna dan / atau presipitat terjadi pada
berbagai
zat,
khususnya
fenol,
tanin.
Aktivitas
adanya polisorbat.
Sebagai Pembasah = 0,1-3%
Sebagai Penambah kelarutan = 1-15%
35