Popp Cpob Jilid 1
Popp Cpob Jilid 1
JILID I
POPP-03/CPOB/2013
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Petunjuk Operasional Penerapan (POP) Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini dapat diselesaikan dan diterbitkan.
POP Pedoman CPOB ini diterbitkan untuk melengkapi Pedoman CPOB
Ped-04/CPOB/2012 Tahun 2012 yang bertujuan untuk memudahkan interpretasi, baik
oleh industri farmasi dalam menerapkan persyaratan CPOB untuk seluruh aspek
pembuatan obat, inspektur CPOB Badan POM maupun kalangan lain yang
berkepentingan.
Dalam penyusunan POP Pedoman CPOB ini, acuan yang digunakan adalah Good
Manufacturing Practices for Medicinal Products PIC/S PE 009 2009, WHO Technical
Report Series (TRS) 902/2002, TRS 908/2003, TRS 929/2005, TRS 937/2006, TRS
961/2011 dan international codes of GMP lain, serta Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 Tentang
Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat beserta perubahannya sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 Tentang
Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat.
Buku POP Pedoman CPOB ini memberi penjelasan yang lebih rinci tentang butir-butir
persyaratan yang ditetapkan dalam Pedoman CPOB Ped-04/CPOB/2012 Tahun 2012,
bila dianggap perlu, berupa penjabaran lebih lanjut dan/atau disertai contoh penerapan
dalam lampiran. Contoh-contoh - diketik dengan karakter miring (Italic) - yang disertakan
dalam Buku ini, bukanlah hal yang mutlak dalam bentuk rancang bangun atau isi
melainkan dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi internal, sepanjang
masih mengikuti persyaratan dalam Pedoman CPOB Ped-04/CPOB/2012 Tahun 2012.
Butir-butir dan hal-hal lain yang dianggap telah jelas dalam Pedoman akan dinyatakan
Cukup jelas.
Buku POP Pedoman CPOB ini terdiri dari 2 (dua) jilid. Jilid I berisi penjelasan terhadap
Bab bab Pedoman CPOB 2012 dan Jilid II berisi penjelasan terhadap Aneks aneks
Pedoman CPOB 2012.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak,
khususnya Tim Revisi Pedoman dan POP Pedoman CPOB yang telah mendukung dan
berperan dalam penyusunan dan penerbitan Buku Petunjuk Operasional ini.
Deputi Bidang Pengawasan
Produk Terapetik dan NAPZA,
-i-
TIM PENYUSUN
PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN
PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
Pengarah
Ketua
Anggota
Tim Editor
1. Elis Sukmawati, Dra.
2. Pawitra Kresno, Dra.
3. Rudy FB Mantik, Drs.
4. Rumondang Simanjuntak, Dra.
5. Tien Lie Lie, Dra.
6. Uluan Sitorus, Dr.
7. Widiastuti Adiputra, Dra.
8. Fitriani, S.Si.
9. Fajar Rakhmatulloh, S.Farm.
10. Indri Arya Astuti, S.Farm.
11. Ni Nyoman Ayu W. G, S.Farm.
12. Afit Suhartini Syabani, S.Far.
- ii -
DAFTAR
ISI
Halaman
TIM PENYUSUN...........................................................................................
ii
iii
PENDAHULUAN ..........................................................................................
Prinsip........................................................................................................
Umum .......................................................................................................
1
1
1
2
2
3
4
4
4
4
43
43
43
45
45
46
68
68
68
70
70
72
73
73
73
97
97
97
98
99
126
126
126
127
129
130
- iii -
BAB 6 - P R O D U K S I .........................................................................
Prinsip........................................................................................................
Umum ........................................................................................................
Bahan Awal ...............................................................................................
Validasi Proses ..........................................................................................
Pencegahan Pencemaran Silang ..............................................................
Sistem Penomoran Bets / lot......................................................................
Penimbangan dan Penyerahan..................................................................
Pengembalian............................................................................................
Operasi Pengolahan Produk Antara dan Produk Ruahan .......................
Bahan dan Produk Kering ..........................................................................
Pencampuran dan Granulasi ................................................................
Pencetakan Tablet ................................................................................
Penyalutan............................................................................................
Pengisian Kapsul Keras ........................................................................
Penandaan Tablet Salut dan Kapsul.....................................................
Produk Cair, Krim dan Salep (nonsteril) .....................................................
Bahan Pengemas ......................................................................................
Kegiatan Pengemasan...............................................................................
Prakodifikasi Bahan Pengemas ............................................................
Kesiapan Jalur ......................................................................................
Praktik Pengemasan.............................................................................
Penyelesaian Kegiatan Pengemasan............................ ........................
Pengawasan Selama-Proses............................ .........................................
Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan...................
Produk Kembalian....... ...... ...................................................................
Dokumentasi............... ...... ...................................................................
Karantina dan Penyerahan Produk Jadi ....................................................
Catatan Pengendalian Pengiriman Obat ...................................................
Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara,
Produk Ruahan dan Produk Jadi ...............................................................
Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas ................................
Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan dan Produk Jadi ...........
176
176
176
177
179
179
179
180
180
181
182
182
183
183
183
183
184
185
185
186
186
186
187
188
188
189
189
189
190
271
271
271
271
274
274
274
275
275
276
276
276
277
277
278
278
278
- iv -
190
191
191
338
338
340
340
398
398
398
399
409
409
409
410
410
410
410
410
410
410
410
411
411
411
411
411
411
412
412
412
461
461
461
461
463
463
-v-
498
498
498
499
500
500
500
500
500
502
502
Umum ...................................................................................................
Validasi Prospektif (Prospective Validation) ........................................
Validasi Konkuren (ConcurrentValidation) ............................................
Validasi Retrospektif (Retrospective Validation) ...................................
Validasi Pembersihan ................................................................................
Validasi Metode Analisis ............................................................................
Jenis Metode Analisis yang Harus Divalidasi .........................................
Pengendalian Perubahan...........................................................................
Validasi Ulang............................................................................................
502
502
502
503
503
505
505
506
506
GLOSARIUM................................................................................................
630
652
- vi -
PENDAHULUAN
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
1.
s/d
10.
11.
Cukup jelas.
Makna istilah hendaklah yang digunakan dalam POP Pedoman CPOB ini berlaku
seperti yang diuraikan dalam Pedoman CPOB, yakni menyatakan rekomendasi
yang diharapkan untuk dilaksanakan kecuali jika tidak dapat diterapkan, dimodifikasi
menurut pedoman lain yang relevan dengan Pedoman CPOB atau digantikan
dengan petunjuk alternatif untuk memperoleh tingkat pemastian mutu minimal yang
setara.
-1-
BAB 1
MANAJEMEN MUTU
PRINSIP
Menjamin mutu suatu produk jadi tidak hanya mengandalkan pelulusan dari serangkaian
pengujian, tetapi mutu obat hendaklah:
dibangun sejak awal ke dalam produk tersebut. Mutu obat sangat dipengaruhi oleh
proses pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan dan peralatan yang dipakai
serta semua personil yang terlibat; dan
dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat
agar obat yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan.
Manajemen mutu merupakan suatu aspek fungsi manajemen yang menentukan dan
mengimplementasikan Kebijakan Mutu, yang merupakan pernyataan formal dari
manajemen puncak suatu industri farmasi dan menyatakan arahan serta komitmen
terhadap mutu produk. Kebijakan mutu hendaklah dirumuskan dan ditandatangani oleh
manajemen puncak (president director atau general manager atau chief executive officer)
sebagai bentuk komitmen penerapan mutu di industri yang bersangkutan. Lihat Contoh
Kebijakan Mutu, Lampiran 1.
Kebijakan mutu hendaklah disosialisasikan kepada semua karyawan dengan cara yang
efektif; tidak cukup dengan cara membagikan fotokopinya dan / atau menempelkan pada
dinding.
Unsur dasar Manajemen Mutu terdiri dari:
Sistem Mutu, merupakan infrastruktur manajemen mutu, yang mencakup semua
sumber daya yang diperlukan, yaitu rangkuman semua prosedur dan proses yang
mengatur Sistem Mutu, sumber daya yang terkait dengan personil yang mencakup
struktur organisasi dan uraian tugas yang menjabarkan tanggung jawab dan
kewajiban personil terkait. Sistem Mutu hendaklah dicerminkan dalam Dokumen
Induk Industri Farmasi.
Pemastian mutu, merupakan alat (tools) manajemen mutu, yang merupakan tindakan
sistematis untuk melaksanakan Sistem Mutu.
Untuk memonitor efektivitas pelaksanaan Sistem Mutu, manajemen hendaklah
melakukan Kajian Manajemen Mutu secara berkala. Kajian ini antara lain meliputi
pencapaian pelaksanaan validasi, kualifikasi, termasuk juga penanganan keluhan,
penarikan kembali produk jadi, penyimpangan, usulan perubahan, inspeksi diri dan audit
mutu serta pelatihan.
-2-
1.1
Bangunan
Produksi
Peralatan
Validasi
Dokumentasi
Dan lain-lain
PEMASTIAN MUTU
1.2
-3-
Cukup jelas.
PENGAWASAN MUTU
1.4
Cukup jelas.
Pengkajian Mutu Produk (PMP) dilakukan secara berkala, umumnya dilakukan tiap
tahun dan dituangkan dalam dokumen PMP. Bagian Pemastian Mutu, yang dibantu
oleh Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Produksi, bertanggung jawab untuk
melaksanakan PMP .
PMP hendaklah dilakukan untuk tiap produk berdasarkan pengkajian risiko untuk
menetapkan prioritas produk yang dikaji.
Lihat Contoh:
Protap Pengkajian Mutu Produk (PMP) , Lampiran 1.5a; dan
Format Laporan Pengkajian Mutu Produk (PMP) beserta data tren analisis,
Lampiran 1.5b.
PMP mencakup pengkajian data dan penilaian terhadap tindak lanjut berupa
perbaikan, pencegahan atau revalidasi jika diperlukan. Batas waktu dan
penanggung jawab untuk pelaksanaan tindak lanjut tersebut hendaklah ditetapkan.
Pelaksanaan sistem PMP ini perlu dikelola dengan baik dan dibuktikan melalui
inspeksi diri.
Dalam hal pembuatan obat berdasarkan kontrak, penanggung jawab pelaksana
PMP hendaklah dijabarkan dalam suatu Kesepakatan Teknis oleh kedua pihak
terkait.
-4-
Lampiran 1
(Contoh)
KEBIJAKAN MUTU
Kami mempunyai komitmen untuk kebijakan yang disebut TOTAL QUALITY yang
bertujuan untuk dapat berkompetisi di pasar.
Tujuan ini hanya akan bisa tercapai bila kita semua tiap saat selalu melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab secara benar dan selalu mencari perbaikan yang
berkesinambungan dalam tiap hal yang terkait.
Kami menyadari bahwa Perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap para pemakai
produk kami, oleh sebab itu produk yang kami hasilkan harus selalu memenuhi kualitas
yang dipersyaratkan, aman bagi penggunanya dan efektif sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.
Kami mempunyai komitmen untuk membentuk kualitas pada tiap tahap, mulai dari desain
produk, melalui pemilihan dan pembelian bahan pembuatan obat dan pengawasan mutu
dan penyimpanan serta distribusinya.
Oleh sebab itu kami harus selalu memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang
Baik yang dinamis dan akan selalu memberikan pelatihan pada para Karyawan kami
untuk dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi sesuai dengan prosedur tertulis yang
telah disahkan serta mempertahankan pengendalian semua proses, aktivitas dan
dokumentasi dari semua perubahan dan perbaikan.
Untuk membantu pencapaian sasaran ini maka dibentuk Departemen Pemastian Mutu
yang bertanggung jawab untuk membangun, mengembangkan dan memonitor
pelaksanaan Sistem Mutu.
Medan, 11 November 2013
AGnawan
(Alfred Gunawan)
Presiden Direktur
-5-
Lampiran 1.2.f
(Contoh)
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Seksi
.
Disetujui oleh:
Tanggal
.
Halaman 1 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Mengganti
No..
Tanggal
..
1. Tujuan
Memberi petunjuk untuk proses pelulusan produk jadi, sehingga hanya produk jadi yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan serta mematuhi ketentuan yang
ditetapkan dalam Izin Edar Obat saja, yang dapat dijual atau didistribusikan.
2. Ruang Lingkup
3. Tanggung Jawab
4. Prosedur
-6-
Halaman 2 dari 3
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh:
.
Tanggal
.........
4.4
4.5
4.6
4.7
No .
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Seksi
.
Disetujui oleh:
Tanggal
.
Tanggal berlaku
Mengganti
No..
Tanggal
..
5. Laporan
Lakukan proses pelulusan produk jadi di atas, pada Chek List Pelulusan / Penolakan
Produk Jadi (lihat Lampiran).
6. Lampiran
6.1 Check List Pelulusan / Penolakan Produk Jadi (dalam dokumen ini tidak
disertakan).
6.2 Label LULUS produk jadi.
6.3 Label DITOLAK produk jadi.
7. Dokumen Rujukan
-------------------------
8. Riwayat
Versi
Nomor
Tanggal Berlaku
Riwayat Perubahan
01
QA.27052013.01
27-Mei-13
-7-
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh:
.
Tanggal
.........
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Seksi
.
Disetujui oleh:
Tanggal
.
9. Distribusi
Asli
Salinan
-8-
Halaman 3 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Mengganti
No..
Tanggal
..
Halaman 1 dari 3
Lampiran 1.2k.1
Pemeriksaan
2.1
HULS dari pemeriksaan produk misalnya:
- Kadar,
- Endotoksin,
- Sterilitas,
- Cemaran partikel, dan
- Bahan pengawet dalam produk nonsteril.
2.2
Semua pengulangan pengujian karena hasil pengujian yang tidak
diperkirakan pada pengujian pertama.
2.3
Memakai peralatan yang
- tidak dikalibrasi,
- batas waktu kalibrasinya sudah lewat.
2.4
Terjadi penyimpangan pada hasil pemeriksaan stabilitas.
2.5
Penyimpangan dari program uji stabilitas.
3.
Formulasi
3.1
Kesalahan penimbangan bahan aktif obat yang dapat menyebabkan
kadar atau potensi produk di luar persyaratan.
3.2
Pemakaian bahan awal yang belum diluluskan atau ditolak.
3.3
Penyimpangan dalam urutan pencampuran bahan.
3.4
Kesalahan penimbangan untuk suatu bets dipakai / ditulis 2 komponen
yang sama.
3.5
Batas penyimpanan maksimum terlampaui.
4.
Sediaan Solid
4.1
Penyimpangan pada proses pengeringan (waktu, suhu, dsb.).
-9-
Halaman 2 dari 3
4.2
4.3
4.4
4.5
5.
Krim / Salep
5.1
Penyimpangan batas waktu penyimpanan sebelum pengisian produk
ruahan.
5.2
Temperatur pada jaket tanki di luar batas yang telah ditetapkan.
5.3
Alat pengaduk (agitator) tidak berfungsi dengan baik pada saat
pengisian.
6.
Sediaan Steril
6.1
Peralatan untuk persiapan suatu lot spesifik yang berhubungan dengan
komponen steril seperti ampul, vial, dan sumbat karena dijalankan di luar
batas yang sudah divalidasi.
6.2
Kegagalan pada pengujian integritas filter sesudah penyaringan.
6.3
Penyimpangan kondisi lingkungan waktu pembuatan atau data trend
suatu bets yang melampaui tingkat bertindak (pengambilan tindakan)
yang memerlukan langkah perbaikan dan berdampak pada pelulusan
bets.
6.4
Bioburden sebelum penyaringan atau bioburden sebelum sterilisasi akhir
melampaui batas.
6.5
Penyimpangan dalam parameter kritis dari proses sterilisasi akhir berada
di luar batas yang sudah divalidasi (termasuk kegagalan indikator
biologis atau kimiawi).
6.6
Waktu / suhu proses, waktu / suhu sterilisasi atau waktu pendinginan
tidak diikuti.
6.7
Aliran nitrogen tidak disambungkan selama pengisian ampul.
6.8
Penyimpangan dari parameter proses pengeringan beku di luar batas
yang sudah divalidasi.
6.9
Derajat kontaminasi pada media fill tidak memenuhi persyaratan.
7.
Cairan Nonsteril
7.1
Pemisahan secara fisik dari emulsi.
7.2
Penyimpangan di luar batas yang sudah divalidasi pada peralatan
pasteurisasi cairan.
7.3
Melampaui waktu penyimpanan untuk produk ruahan yang tidak diberi
pengawet atau tidak dipasteurisasi.
7.4
Melampaui waktu penyimpanan produk ruahan sebelum diisikan.
7.5
Bobot jenis atau angka viskositas di luar batas normal.
7.6
Kesalahan isi / volume.
8.
Pengemasan
8.1
Nomor lot / tanggal daluwarsa (atau sebagian) tidak tercantum pada label
atau tidak terbaca.
8.2
Kesalahan cetak data bets (misalnya tanggal pengolahan, nomor bets,
tanggal daluwarsa).
- 10 -
Halaman 3 dari 3
8.3
8.4
8.5
8.6
9.
Kontaminasi
9.1
Potongan-potongan kertas / serat / plastik dsb. dalam bahan awal atau
produk antara misalnya granul.
9.2
Cemaran partikel logam yang disebabkan alat, sekrup atau peralatan lain
yang terbuat dari metal.
9.3
Cemaran serangga atau fragmen-fragmennya.
9.4
Pencemaran silang yang disebabkan oleh kesalahan pada proses
pembersihan alat.
9.5
Tablet atau kapsul yang berbeda dalam bentuk ataupun ukuran.
9.6
Produk atau bagian produk yang sedang diolah (granul, dsb.) dari satu
bets bercampur dengan bets lain karena kehilangan identitas dari bets
tsb..
9.7
Bahan awal dalam keadaan rusak pada saat diterima atau diambil
sampelnya.
9.8
Penyimpangan warna dari komponen pengemas yang tidak terdeteksi
pada saat penerimaan.
10.
Kerusakan Mesin
10.1 Alat pencampur (mixer, agitator, dsb.) tidak berfungsi pada saat
pengolahan dan dapat menimbulkan dampak terhadap kualitas produk.
10.2 Kerusakan pada suatu alat yang sedang memproses suatu bets produk.
10.3 Kerusakan alat pengering yang berpotensi untuk menyebabkan produk
tidak dapat dikeringkan pada waktu sesuai yang telah divalidasi yang
dapat menimbulkan dampak terhadap hasil akhir.
11.
- 11 -
Lampiran 1.2k.2
(Contoh)
PENANGANAN PENYIMPANGAN
Departemen
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Seksi
.
Disetujui oleh:
Tanggal
.
Halaman 1 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Mengganti
No..
Tanggal
..
1. Pendahuluan
Yang dimaksud penyimpangan dalam Protap ini adalah semua kejadian yang tidak
direncanakan ataupun pada kondisi tertentu akan terjadi potensi penyimpangan selama
dan / atau sesudah proses pembuatan obat.
Protap ini berlaku untuk:
Bets antara lain :
Sarana penunjang misalnya Sistem Tata Udara, Sistem Pengolahan Air, listrik,
uap air, dll;
2. Ruang Lingkup
Protap ini hanya berlaku untuk proses dan sistem, tidak mencakup uji di laboratorium
yang ditangani tersendiri melalui Hasil Uji di Luar Spesifikasi (HULS).
3. Tujuan
4. Tanggung Jawab
- 12 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal
.........
PENANGANAN PENYIMPANGAN
Departemen
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Seksi
.
Disetujui oleh:
Tanggal
.
Halaman 2 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Mengganti
No..
Tanggal
..
diambil keputusan akhir terhadap status suatu bets yang terkait dengan
penyimpangan;
memutuskan perlu / tidak dilakukan pengamatan lanjutan terhadap bets terkait,
misalnya uji stabilitas.
4.2 Siapa pun yang mendeteksi suatu penyimpangan selama pembuatan, dan
kegiatan lain mana pun bertanggung jawab untuk segera melaporkan
penyimpangan tersebut sesuai dengan sistem yang ditetapkan.
4.3 Unit terkait dengan jenis penyimpangan melakukan investigasi baik per bagian
maupun bersama.
5. Prosedur
5.1
5.2
5.3
5.4
- 13 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal
.........
PENANGANAN PENYIMPANGAN
Departemen
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Seksi
.
Disetujui oleh:
Tanggal
.
Halaman 3 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Mengganti
No..
Tanggal
..
5.6.7
6. Lampiran
6.1. Formulir I
: Laporan Penyimpangan dan Tindakan yang Telah Diambil
6.2. Formulir II : Penyelidikan Penyimpangan
6.3. Formulir III : Penanganan Tindakan Perbaikan dari Penyimpangan
7. Riwayat
Versi
1.
2.
Nomor
xxxxx
yyyyy
Tanggal
............
............
Alasan Perubahan
Baru
Tambahan ....................................
8. Distribusi
- 14 -
Formulir I
LAPORAN PENYIMPANGAN DAN TINDAKAN YANG TELAH DIAMBIL
Penyimpangan No.
Nama Produk / Proses / Pemeriksaan /
Sistem / Alat *)
No. Bets
Tanggal terjadi penyimpangan
Rincian penyimpangan yang terjadi :
:
:
:
:
Menengah :
Rendah :
Catatan:
Proses harus dihentikan sampai tindakan lebih lanjut ditetapkan dan disetujui
Apakah ada bets atau produk lain yang terkena imbasnya ?
Ya
Jelaskan bila ya :
Tidak
Pelapor
Nama :
Tanggal:
- 15 -
Tanggal:.................
Formulir I
LAPORAN PENYIMPANGAN DAN TINDAKAN YANG TELAH DIAMBIL
Evaluasi Terhadap Laporan, Tindakan dan Risiko :
- 16 -
Tanggal:........
Formulir II
PENYELIDIKAN PENYIMPANGAN
Penyimpangan No.
Tanggal
Apa yang terjadi :
:
:
Penyelidikan
Usulan Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (Corrective Action and Preventive
Action / CAPA) yang akan dilakukan :
Tindakan
Penanggung jawab
1.
2.
3.
Dokumen Pendukung :
Batas waktu
Paraf dan
tanggal
Diperlukan
Tidak diperlukan
Disetujui oleh :
..
Kepala Bagian terkait
Kepala Bagian terkait
Kepala Bagian Pemastian Mutu
- 17 -
Formulir III
OTORISASI PENANGANAN TINDAKAN PERBAIKAN DARI PENYIMPANGAN
Penyimpangan No.
Tanggal
Tindakan Perbaikan yang dilakukan :
:
:
Penanggung jawab:
Tanggal selesai :
Kesimpulan :
Jakarta,
Diperiksa oleh:
Diperiksa oleh:
Disetujui oleh:
..
Kepala Bagian Pemastian
Mutu
- 18 -
Lampiran 1.2l
(Contoh)
PENGENDALIAN PERUBAHAN
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal ..........
Halaman 1 dari 3
No .
Departemen
Seksi
.
Tanggal berlaku
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Disetujui oleh
Tanggal
.
Mengganti
No..
Tanggal
........
1. Tujuan
1.1
1.2
1.3
2. Ruang Lingkup
Protap ini meliputi semua perubahan yang berhubungan dengan mutu produk.
3. Tanggung Jawab
- 19 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal ..........
PENGENDALIAN PERUBAHAN
Halaman 2 dari 3
No .
Departemen
Seksi
.
Tanggal berlaku
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Disetujui oleh
Tanggal
.
Mengganti
No..
Tanggal
........
5. Prosedur
5.1
Bila perlu mengadakan suatu perubahan pada Bagiannya atau pada Bagian lain
yang terkait, maka Supervisor atau Kepala Bagian mengusulkan dengan mengisi
Formulir I Formulir Usulan Perubahan (Lampiran 1).
5.2 Isikan jenis perubahan.
5.3 Jabarkan secara rinci perubahan yang diusulkan dan keterangan rinci mengapa
diperlukan perubahan. Juga sebutkan perkiraan biaya untuk perubahan tersebut,
dan apakah untuk masa selanjutnya akan mengurangi / menambah biaya
operasi pabrik.
5.4 Serahkan pada Bagian Pemastian Mutu yang akan memberikan nomor unik
pada formulir usulan.
5.5 Selanjutnya Pemastian Mutu akan mendistribusikan usulan pada Departemen
terkait untuk meminta tanggapan.
5.6 Bila perlu Kepala Bagian Pemastian Mutu dapat mengundang pertemuan dan /
atau membentuk tim untuk mengkaji dan menangani dan menindaklanjuti
perubahan yang diusulkan.
5.7 Bila semua Bagian terkait memberikan tanggapan terhadap usul perubahan,
maka Kepala Bagian Pemastian Mutu menyetujui atau menolak usulan
perubahan dan diotorisasi Kepala Pabrik, bila perubahan memerlukan biaya dan
investasi.
5.8 Mulailah mempersiapkan perubahan dengan mengikuti petunjuk dan mengisikan
Formulir II Checklist Persiapan Perubahan (Lampiran 2).
5.9 Siapkan dokumen / proses yang diperlukan untuk menunjang ataupun terimbas
oleh perubahan.
5.10 Bila semua sudah dipersiapkan, laksanakan perubahan dan lakukan semua
- 20 -
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 3
PENGENDALIAN PERUBAHAN
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal ..........
No .
Departemen
Seksi
.
Tanggal berlaku
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Disetujui oleh
Tanggal
.
Mengganti
No..
Tanggal
........
6. Lampiran
6.1
6.2
6.3
7. Dokumentasi
8. Riwayat
Versi
1.
Nomor
Xxxxx
Tanggal
26 Mei 2013
9. Distribusi
Baru
- 21 -
Alasan Perubahan
Formulir I
:
JENIS PERUBAHAN
Proses / Metode
Dokumen
Bahan / Produk
Stabilitas
Peralatan
Nama :
Nama :
Tanggal:
- 22 -
Formulir I
PENGKAJIAN
Tanggal :
Tanggapan
- 23 -
Formulir II
(Tanggal)
- 24 -
Formulir III
Tanda tangan
tanggal
Tanda tangan
tanggal
Kesimpulan :
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa segala aspek yang menyangkut
perubahan dipenuhi sesuai prosedur yang berlaku dan menyatakan bahwa semua
dokumen yang diperlukan telah selesai disiapkan serta semua sistem yang terkena
dampak perubahan telah disesuaikan dan semuanya telah memenuhi kriteria yang
berlaku
Jakarta,
Dikaji oleh:
Disetujui oleh:
(Nama)
- 25 -
Lampiran 1.5a
(Contoh)
Diperiksa oleh :
.
Tanggal
..
Seksi
.
Disetujui oleh:
Tanggal
.
Halaman 1 dari 2
No .
Tanggal berlaku
Mengganti
No..
Tanggal
..
1. Tujuan
Menyusun sistem untuk melaksanakan dan memeriksa Pengkajian Mutu Produk (PMP).
2. Ruang Lingkup
Protap ini meliputi prosedur untuk pengkajian tiap produk yang telah dibuat.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menyiapkan PMP dan
membuat risalah laporan kepada Pimpinan Perusahaan secara tahunan.
3.2 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk menyediakan data
analisis termasuk penafsiran dari hasil-hasilnya.
3.3 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk menyediakan semua
keterangan yang diperoleh berkaitan dengan proses.
3.4 Supervisor berkaitan bertanggung jawab untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menyiapkan PMP dari berbagai sumber dan menentukan jadwal
untuk penyerahan laporannya.
4. Prosedur
4.1 Laksanakan PMP untuk tiap produk dengan kerja sama antara Bagian Produksi,
Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Pemastian Mutu.
4.2 Pengkajian secara berkala dilaksanakan untuk memudahkan proses PMP, dengan
minimum tiga bets produksi.
4.3 Aspek dan / atau data yang harus dipertimbangkan pada waktu melaksanakan
suatu PMP:
4.3.1 Jumlah semua bets yang dibuat;
4.3.2 Bahan awal dan bahan pengemas yang akan digunakan untuk produk,
terutama yang dipasok dari sumber baru.
4.3.3 Jumlah bets yang ditolak / diproses ulang dan bila ada bets bermasalah;
4.3.4 Hasil dari:
4.3.4.1 pengujian analisis dan mikrobiologi dari produk akhir dan / atau
pemeriksaan selama-proses; dan
4.3.4.2 pemantauan lingkungan (terutama dalam hal produk steril).
4.3.5 Status validasi dari proses terutama dari tahap-tahap yang kritis.
4.3.6 Perubahan dibandingkan dengan pengkajian yang dibuat sebelumnya pada
aspek:
4.3.6.1 peralatan;
4.3.6.2 formulasi dan proses;
4.3.6.3 laboratorium; dan
- 26 -
Halaman 2 dari 2
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
No .
Departemen
Seksi
Tanggal berlaku
Disusun oleh
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh:
Mengganti
.
. No..
Tanggal
Tanggal
Tanggal
Tanggal
.........
..
.
..
4.3.6.4 termasuk validasi mikrobiologis (yaitu otoklaf; sterilisator panas
kering, media fill, Sistem Pengolahan Air).
4.3.7 Kajian terhadap semua perubahan;
4.3.8 Penyimpangan (termasuk HULS) dan hasil dari investigasinya dan
evaluasi efektivitas tindakan perbaikan;
4.3.9 Keluhan produk yang diterima;
4.3.10 Produk kembalian dan penarikan kembali produk jadi;
4.3.11 Data stabilitas terdiri dari pascapemasaran, produk dengan pengolahan
ulang, stabilitas sesudah perubahan;
4.3.12 Variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen registrasi yang telah
disetujui;
4.3.13 Kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau peralatan
sebelumnya;
4.3.14 Kajian komitmen pascapemasaran dilakukan pada obat yang baru
mendapatkan persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan pendaftaran;
4.3.15 Status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal Sistem Tata
Udara (HVAC), Sistem Pengolahan Air, Sistem Udara Bertekanan; dan
4.3.16 Kajian terhadap kesepakatan teknis untuk memastikannya selalu mutakhir,
bila ada.
4.4 Sesudah mengkaji semua data atau aspek terkait, buat laporan yang bersifat
konklusif. Hasil dinyatakan dalam bentuk tabel dan / atau grafik serta rekomendasi
untuk tindakan perbaikan bila ada (lihat Lampiran 1.5b).
4.5 PMP harus dikaji oleh Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian Pengawasan Mutu
dan Kepala Bagian Pemastian Mutu.
5. Lampiran
6. Riwayat
Versi
1.
Nomor
Xxxxx
Tanggal
14 Juli 2013
7. Distribusi
Baru
- 27 -
Alasan Perubahan
Lampiran 1.5b
(Contoh)
Format Laporan Pengkajian Mutu Produk (PMP) beserta Data Tren Analisis
PT
Dibuat oleh
Nama
- 28 -
Tanda tangan
PT ..................................
A. Kajian
1.
2.
3.
4.
Uraian
Kesimpulan / CAPA
..................................
..................................
..................................
....
....
....
Uraian
..................................
..................................
..................................
....
....
....
7.
Kesimpulan / CAPA
Uraian
Kesimpulan / CAPA
..................................
..................................
..................................
....
....
....
Uraian
Kesimpulan / CAPA
..................................
..................................
..................................
....
....
....
8.
9.
:
:
..
..
Waktu Granulasi
Persyaratan
Hasil
:
:
:
..
..
..
:
:
:
.
..
..
:
:
:
.
..
..
- 29 -
Hasil
Catatan
b.
:
:
Keseragaman kadar
Persyaratan
Hasil
Catatan
:
:
min.
=
..
maks.
=
..
rata-rata
=
..
RSD
=
..
:
.
min.
=
..
maks.
=
..
CV
=
..
c.
Disolusi
Persyaratan
Hasil
:
:
..
.
d.
Bobot rata-rata
Persyaratan
Hasil
Catatan
:
:
:
e.
Keregasan
Persyaratan
Hasil
Catatan
..
.
min.
=
..
maks.
=
..
rata-rata
=
..
:
:
:
f.
Kekerasan
Persyaratan
Hasil
Catatan
..
.
min.
=
..
maks.
=
..
:
:
:
..
.
min.
=
maks.
=
g.
Waktu Hancur
Persyaratan
Hasil
Catatan
:
:
:
.
.
min.
=
maks.
=
.
h.
:
:
:
.
.
min.
=
maks.
=
.
:
:
:
.
.
min.
=
maks.
=
.
i.
Durasi Uji
...................................
...................................
...................................
Durasi Uji
.............................................
.............................................
.............................................
Kesimpulan
..............................................
..............................................
..............................................
- 30 -
Kesimpulan
...............................
...............................
...............................
b.
c.
d.
e.
Ringkasan Status Kualifikasi Peralatan dan Sistem Penunjang Kritis yang Terkait
Peralatan / Sistem
Penunjang Kritis
Nomor Laporan
KD
KI
KO
KK
KD
KI
KO
KK
Kesimpulan
13. Perubahan
No. Perubahan
.....
.....
.....
Uraian
Kesimpulan
..................................
..................................
..................................
....
....
....
:
:
:
:
:
:
:
:
Nama Pemasok
.....
.....
.....
Jenis Bahan
..................................
..................................
..................................
- 31 -
Hasil Evaluasi
....
....
....
Lampiran 1
Kode Produk
Nomor
Bets
Tanggal
Tanggal
Waktu
Waktu
Proses
Pembuatan
Waktu
LOD Pasca-
LOD
Hasil
Bobot
Pengeringan pengeringan
Pra-
(%)
Rata-Rata
(menit)
(...%)
cetak
(...%)
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
- 32 Pengemasan
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
Hasil
(%)
Kadar
(mg/tab.)
- .
. -
Keseragaman Kadar
Min
>
Maks
<
mg/tab
mg/tab
Data Analisis
CV
< .........%
32
Impuritas
Waktu
Hancur
xxxxxxx
Bets
No.
Keregasan Kekerasan
Disolusi
Rata-Rata
< %
.. N
<.. menit
3,10
1,50
3,05
1,32
3,01
1,10
0,90
0,70
1,18
1,05
1,13
3,00
1,08
2,91
2,90
Kadar (mg/tab.)
LOD (%)
3,01
1,30
2,89
0,50
2,80
0,30
0,10
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
2,70
No.Bets .
LOD
Kadar
- 33 -
3,30
185
3,20
3,10
175
3,05
3,01
170,07
170
169,28
169,86
3,01
169,80
169,87
165
2,91
Kadar (mg/tab.)
180
3,00
2,90
2,89
160
2,80
155
150
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
2,70
No. Bets
Bobot rata-rata
Kadar
- 34 -
180
Maksimum
175
169,3
169,9
170,1
170
169,9
Batas Ideal
169,8
165
160
155
Minimum
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
No. Bets
- 35 -
3,50
3,4
3,40
Maksimum
3,3
3,20
3,11
Keseragaman
mg/tab
3,1
3
2,97
2,99
2,9
3,07
3,10
3,06
2,96
2,94
2,94
3,00
2,87
2,90
2,8
2,7
2,80
2,77
Minimum
2,6
2,5
2,70
2,60
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
No. Bets
Minimum
Maksimum
- 36 -
2,50
mg/tab
3,2
3,30
Grafik Disolusi
110,0
105,0
100,0
100,7
95,0
90,0
93,2
95,8
90,0
89,8
85,0
80,0
75,0
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
No. Bets
- 37 -
Grafik Kadar
3,20
3,15
Maksimum
Kadar (mg/tab.)
3,10
3,05
3,05
3,01
3,00
3,01
Batas Ideal
2,95
2,91
2,90
2,89
2,85
2,80
Minimum
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
No. Bets
- 38 -
No.
Bets
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
MR
0,00
0,02
0,06
0,05
0,07
KAPABILITAS
Keregasan Tablet
USL
1,00
LSL
Average
0,11
SD
0,03
Ppu
8,92
PpI
Ppk
8,92
10
9
8
Frek.
7
6
5
4
3
2
1
0
- 39 -
BR*)
MR
169,9
169,9
170,1
170,1
169,7
0,0
0,0
0,2
0,1
0,4
*) bobot rata-rata
USL
LSL
Average
SD
Pp
Ppu
PpI
Ppk
175,0
165,0
169,9
0,2
10,3
10,5
10,2
10,2
Target Bobot = ...g
LSL
(165.0)
USL
(175.0)
9
8
7
Frekuensi
6
5
4
3
2
1
0
160
162
164
166
168
- 40 -
170
172
174
176
178
3,11
3,09
3,11
3,09
Kadar (mg/tablet)
3,10
3,05
3,00
2,95
3,09
2,99
2,99
3,08
Maksimum
3,11
3,02
3,02
3,09
3,05
2,98
2,94
3,00
2,94
2,95
2,94
2,90
2,91
Batas Ideal
- 41 -
2,85
2,80
2,75
2,70
2,65
Minimum
Kondisi Penyimpanan
BN. 001
BN. 002
41
3,15
3,10
Kadar (mg/tablet)
3,05
3,00
3,05
3,05
2,94
2,95
Batas Ideal
2,90
- 42 -
2,85
2,80
2,75
Minimum
2,70
2,65
PMS - 12 bln
PMS - 24 bln
Kondisi Penyimpanan
PMS - 36
bln
BN. Xxx
42
BAB 2
PERSONALIA
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
2.1
- 43 -
Bab 2 - Personalia
Produksi /
Tahun
25.000.000 tab.
(50 bets)
40.000.000 tab.
(40 bets)
144.000 L
(144 bets)
20.000 kg
(200 bets)
Manhour
Total/Tahun
Tablet A
2.500
(50 x 50)
Tablet B
120
1.000.000 tab.
4.800
(40 x 120)
Sirup C
30
1000 L
4.320
(144 x 30)
Salep D
20
100 kg
4.000
(200 x20)
Total
15.620
Jumlah manhour yang diperlukan untuk membuat Tablet A, Tablet B,
Sirup C dan Salep D dalam satu tahun: 15.620 jam
Bila hari kerja tiap operator dalam 1 tahun adalah 222 hari kerja (setelah
memperhitungkan hari libur, hari libur nasional, hak cuti, sakit, mengikuti
training), maka jumlah manhour yang tersedia dalam 1 tahun: 222 x 7
jam =1.554 jam/orang
Jika 1 orang dalam 1 tahun bekerja 1.554 jam, maka jumlah orang yang
diperlukan: 15.620/ 1.554 x 1 orang = 10,051 orang,
dibulatkan menjadi
= 10 orang
*) Contoh menghitung manhour/bets:
Untuk Tablet A :
Pencetakan tablet (termasuk persiapan jalur) : oleh 1 orang selama 6 jam, jadi total
manhour 6 jam.
Pengemasan primer (termasuk persiapan jalur): oleh 2 orang selama 6 jam, jadi
total manhour 12 jam.
- 44 -
Bab 2 - Personalia
2.2
PERSONIL KUNCI
2.3
Ada berbagai varian struktur organisasi yang dapat digunakan sebagai infrastruktur sistem mutu / manajemen mutu. Lihat Contoh Struktur Organisasi Model
A s/d D, Lampiran 2.4a 2.4d.
Model struktur organisasi yang diterapkan adalah tergantung pada ukuran dan
kebijakan industri. Model D (Lampiran 2.4d) menampilkan suatu struktur
organisasi yang seakan-akan melanggar prinsip independensi Kepala Bagian
Produksi terhadap Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Tapi,
apabila dalam hal ini kewenangan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu) terbatas pada bidang mutu (saja), maka model ini justru lebih merefleksikan
penerapan prinsip pemastian mutu.
Kewenangan biasanya dirumuskan dalam uraian tugas (lihat Butir 2.5). Sarana
yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas secara efektif, mencakup mulai
dari ketersediaan ruang kerja yang memadai, sehat dan aman hingga sarana
komunikasi internal dan eksternal.
Pengaturan dan ketentuan yang membatasi dan / atau mencegah personil
melakukan kegiatan dan kepentingan lain di luar organisasi, yang dapat
menghambat atau membatasi kewajibannya dalam melaksanakan tanggungjawab atau yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial,
biasanya dirumuskan dalam perjanjian / kontrak kerja antara perusahaan dan
yang bersangkutan.
2.5
- 45 -
Bab 2 - Personalia
2.7
2.8
PELATIHAN
2.9
Program dan materi pelatihan bagi personil hendaklah disiapkan oleh masingmasing Kepala Bagian yang dikoordinasi oleh Kepala Bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu). Program pelatihan hendaklah disetujui bersama oleh masingmasing kepala bagian dan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).
- 46 -
Bab 2 - Personalia
2.10
dan
2.11
2.12
dan
2.13
2.14
Cukup jelas.
Bila perlu, pelaksanaan pelatihan dapat diberikan oleh pihak luar industri yang
ditunjuk, tetapi pemantauannya hendaklah tetap dilakukan oleh Kepala Bagian
Manjemen Mutu (Pemastian Mutu).
- 47 -
Lampiran 2.4a
(Contoh)
Kepala Pabrik
Arnold Sapulete
Depu. Wisnu Nugroho
Ka.Bag. Produksi
Jakob Utama
Depu. Retno Bintari
Ka.Bag P P I C
Ka.Bag. Teknik
Sunaryono Basuki
Sriyanto
Frans Lumenta
Keterangan :
- 48 -
Lampiran 2.4b
(Contoh)
DIREKTUR UTAMA
Amir Ruru
DIR. PEMASARAN
DIR. KEUANGAN
Joko Purnomo
Wisnu Pribadi
Ka. PABRIK
Arnold Sapulete
Sunaryono Basuki
Depu. Togar Sinaga
Ka.Bag. PPIC
Ka.Bag. TEKNIK
Sriyanto
Frans Lumenta
Ka.Bag.
PRODUKSI
Ka. Bag.
PEMASTIAN MUTU
Ka.Bag.
PENGAWASAN
MUTU
Togar Sinaga
Trisno Amal
Jakob Utama
Depu. Retno Bintari
Keterangan :
Depu = Deputi (yang menggantikan pejabat reguler bila berhalangan)
PPIC = Production Planning and Inventory Control (Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan)
- 49 -
Lampiran 2.4c
(Contoh)
DIREKTUR UTAMA
Amir Ruru
DIR. PEMASARAN
DIR. KEUANGAN
Joko Purnomo
Wisnu Pribadi
Ka.Bag. PRODUKSI
Ka.Bag. PPIC
Ka.Bag. TEKNIK
Sriyanto
F. Lumenta
Jakob Utama
Depu. Retno Bintari
Arnold Sapulete
Depu. Wisnu Nugroho
Ka.Bag. PENGAWASAN
MUTU
Trisno Amal
Depu. Tan Chung Fui
Keterangan :
Depu = Deputi (yang menggantikan pejabat reguler bila berhalangan)
PPIC = Production Planning and Inventory Control (Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan)
- 50 -
Lampiran 2.4d
(Contoh)
Kepala Pabrik
Arnold Sapulete
Depu. Wisnu Nugroho
Ka.Bag. Pemastian
Mutu
Togar Sinaga
Depu. Samsudin Berlian
Ka.Bag. Produksi
Jakob Utama
Depu. Retno Bintari
Ka.Bag.
Pengawasan
Mutu
Trisno Amal
Ka.Bag P P I C
Ka.Bag. Teknik
Sriyanto
F. Lumenta
Keterangan :
Depu = Deputi (yang menggantikan pejabat reguler bila berhalangan)
PPIC = Production Planning and Inventory Control (Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian
Persediaan)
- 51 -
Lampiran 2.5
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
Jabatan
Bagian
Divisi
Melapor kepada
Membawahi
:
:
:
:
:
Halaman 1 dari 3
Ka.Bag. Produksi
Produksi
Pabrik
Direktur Pabrik (Head of Plant)
Supervisor Gudang, Supervisor Pengolahan dan Supervisor
Pengemasan
Uraian Tugas
Ka.Bag. Produksi bertanggung jawab atas pelaksanaan pembuatan obat agar obat
memenuhi spesifikasi kualitas yang ditetapkan dan dibuat sesuai peraturan CPOB dalam
batas dan biaya yang telah ditetapkan.
Bertanggung jawab memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur
agar memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.
Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan memastikan
bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat.
Bertanggung jawab untuk penyediaan, evaluasi dan penandatanganan Protap - Protap
yang diperlukan dalam kegiatan di area Produksi sebelum diotorisasi Ka.Bag.
Bertanggung jawab untuk penyediaan, evaluasi dan penandatanganan prosedurprosedur pengolahan induk dan pengemasan induk yang diperlukan sebelum
diotorisasi Ka.Bag. Pemastian Mutu.
Memeriksa Catatan Pengolahan Bets dan Catatan Pengemasan Bets serta menjamin
bahwa produksi dilaksanakan sesuai dengan prosedur pengolahan bets dan prosedur
pengemasan bets.
Memastikan bahwa validasi yang tepat dilaksanakan.
Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu (Quality Operations) untuk menyiapkan,
melaksanakan dan memantau penyelenggaraan program pelatihan personil Produksi
yang efektif.
- 52 -
NAMA PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
KEPALA BAGIAN PRODUKSI
Halaman 2 dari 3
- 53 -
NAMA PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
KEPALA BAGIAN PRODUKSI
Halaman 3 dari 3
Tembusan kepada :
1. Ka.Bag. Sumber Daya Manusia
2. Yang Bersangkutan
- 54 -
Lampiran 2.6
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
Jabatan
Bagian
Divisi
Melapor kepada
Membawahi
:
:
:
:
:
Halaman 1 dari 3
Uraian Tugas
Meluluskan atau menolak bahan awal, bahan pengemas dan produk ruahan menurut
spesifikasi yang telah ditetapkan.
1. Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi.
2. Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan.
3. Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan sampel, metode
pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain.
4. Memberi persetujuan dan memantau semua kontrak analisis.
5. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di Bagian Pengawasan
Mutu.
6. Memastikan bahwa validasi metode analisis yang tepat dilaksanakan.
7. Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu (Quality Operations) untuk menyiapkan, melaksanakan
dan memantau penyelenggaraan program pelatihan personil Pengawasan Mutu yang
efektif.
8. Menyusun dan merevisi prosedur Pengawasan Mutu dan spesifikasi bahan atau produk.
- 55 -
NAMA PERUSAHAAN
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
URAIAN TUGAS
KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU
Halaman 2 dari 3
Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk melakukan tiap inspeksi, pengujian dan analisis.
Menyusun rancangan dan prosedur pengambilan sampel secara tertulis.
Memastikan pemberian label yang benar pada wadah bahan dan produk.
Menyimpan sampel pertinggal untuk rujukan di kemudian hari.
Melakukan evaluasi stabilitas semua produk jadi secara berlanjut dan bahan awal jika
diperlukan, serta menyiapkan prosedur penyimpanan bahan dan produk di dalam Pabrik
berdasarkan data stabilitasnya.
Menetapkan tanggal daluwarsa dan batas waktu penggunaan bahan awal dan produk jadi
berdasarkan data stabilitasnya serta kondisi penyimpanannya.
Berperan serta dan / atau memberikan bantuan dalam pelaksanaan program validasi di
semua Bagian.
Menyediakan baku pembanding sekunder sesuai spesifikasi yang terdapat pada prosedur
pengujian yang berlaku dan menyimpan baku pembanding pada kondisi yang tepat.
Menyimpan catatan hasil pengujian semua sampel yang diambil.
Melakukan evaluasi produk kembalian dan menetapkan apakah produk tersebut dapat
digunakan langsung atau diproses ulang atau harus dimusnahkan.
Turut melaksanakan inspeksi CPOB dan menyiapkan rencana perbaikan serta realisasinya.
Memberikan rekomendasi kegiatan pembuatan dan analisis atas dasar kontrak setelah
melakukan evaluasi kemampuan kontraktor yang bersangkutan membuat produk yang
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan Perusahaan.
Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Produksi dan Ka.Bag. Pemastian Mutu untuk mengotorisasi prosedur tertulis dan dokumen lain, termasuk amandemennya yang diperlukan dalam
pengawasan mutu.
Turut serta dalam pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan obat sesuai Protap.
Turut serta dalam pelaksanaan validasi di Bagian lain.
Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu (Quality Operations) untuk menyiapkan, melaksanakan dan
memantau penyelenggaraan program pelatihan yang efektif bagi personil Pengawasan Mutu
dan personil Bagian lain yang memerlukan.
Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu terhadap persetujuan dan pemantauan
pemasok bahan.
Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu terhadap persetujuan dan pemantauan
analisis atas dasar kontrak.
Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu atas sampel representatif dan
penyimpanan sampel pertinggal dan dokumen Pengawasan Mutu yang rapi.
Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu melakukan inspeksi, penyelidikan dan
pengambilan sampel, yang diperlukan untuk penentuan faktor yang mungkin berdampak
terhadap mutu produk.
- 56 -
NAMA PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU
Halaman 3 dari 3
29. Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu dalam menyiapkan, melaksanakan dan memantau
penyelenggaraan program pelatihan pengawasan mutu yang efektif.
30. Bertanggung jawab dalam menilai dan mengusulkan semua peralatan laboratorium yang akan
digunakan dalam bidang kerjanya kepada Ka.Bag. Urusan Mutu.
31. Berinteraksi dengan Bagian Produksi yang berkaitan dalam rangka penyelenggaraan
pengawasan selama-proses, dan pengambilan keputusan.
32. Bertanggung jawab terhadap kecepatan arus formulir di area kerjanya kepada bagian-bagian
yang berkaitan dalam proses bisnis.
33. Bertanggung jawab dalam penerapan "Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu yang Baik".
34. Bertanggung jawab dalam penentuan dan penerapan peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam Pengawasan Mutu.
35. Menjaga komunikasi yang efektif di seluruh jajaran Pengawasan Mutu.
36. Menciptakan moral kerja personil Pengawasan Mutu yang tinggi, lingkungan kerja yang baik
dan kesempatan untuk mengembangkan diri.
37. Bertanggung jawab untuk menjaga moral kerja yang tinggi, kemampuan, pengembangan
dan pelatihan serta melakukan evaluasi tahunan atas semua personil Pengawas Mutu.
38. Membuat laporan bulanan sesuai jadwal yang ditetapkan.
39. Membuat anggaran tahunan untuk Bagian Pengawasan Mutu sesuai jadwal yang ditetapkan.
40. Mengusahakan perbaikan biaya Pengawasan Mutu.
Menjaga hubungan kerja yang baik dengan Ka.Bag. Pemastian Mutu, Kepala Bagian
Pengawasan Mutu, Kepala Bagian Teknik dan Kepala Bagian PPIC.
Tanggal
Telah dibaca dan dipahami
Nama
KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU
Tembusan kepada :
1. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
2. Yang Bersangkutan
- 57 -
Lampiran 2.7
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Jabatan
Bagian
Divisi
Melapor kepada
Membawahi
:
:
:
:
:
Halaman 1 dari 3
Kepala Bagian Pemastian Mutu harus seorang Apoteker Terdaftar dengan pengalaman
praktis paling sedikit 5 tahun bekerja di industri farmasi, memiliki pengalaman dan
pengetahuan di bidang pembuatan obat serta pengujian fisis dan analisis kimia,
pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat dan
laboratorium terkini, CPOB baik nasional maupun internasional, penguasaan bahasa
Inggris yang baik dan ketrampilan dalam kepemimpinan yang dibuktikan dengan
sertifikasi lembaga yang ditunjuk.
Uraian Tugas
1. Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta menilai efektifitasnya, dan
mendorong perbaikan.
2. Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi dan mengambil keputusan serta
tindakan atas hasil penilaian, bila perlu bekerja sama dengan Bagian lain.
3. Memastikan penyelenggaraan validasi proses pembuatan dan sistem pelayanan.
4. Memastikan pengelolaan
penyimpangan berdampak pada mutu
termasuk
penyimpangan bets.
5. Memastikan penerapan sistem pengendalian perubahan dan menyetujui perubahan.
6. Melakukan pelulusan akhir atau penolakan obat jadi .
- 58 -
NAMA
PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
KEPALA BAGIAN PEMASTIAN MUTU
Halaman 2 dari 3
- 59 -
NAMA
PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
KEPALA BAGIAN PEMASTIAN MUTU
Halaman 3 dari 3
Menjaga hubungan kerja yang baik dengan Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian
Pengawasan Mutu, Kepala Bagian Teknik dan Kepala Bagian Perencanaan &
Pengadaan Bahan serta Kepala Bagian Pemasaran.
Berhubungan dengan Pemerintah, dalam hal ini Badan POM, yang berkaitan dengan
kualitas obat.
Tanggal
Telah dibaca dan dipahami
Tembusan kepada :
1 Ka.Bag. Sumber Daya Manusia
2 Yang Bersangkutan
Nama
KEPALA BAGIAN PEMASTIAN MUTU
- 60 -
Lampiran 2.10a
(Contoh)
PESERTA
INSTRUKTUR
METODE
PELATIHAN PELATIHAN
JADWAL
METODE
PENILAIAN
PELATIHAN UMUM
A Orientasi Umum
1. Pengenalan Perusahaan
a. Sejarah Perusahaan
b. Struktur Organisasi
c. Peraturan / Tata Tertib
Pabrik
2. Pengenalan produk
3. Uraian tugas
Personil bersangkutan
4. Pengenalan Pabrik /
tempat bekerja, toilet,
kantin dan lalu-lintas
yang diperbolehkan
B CPOB Dasar
1. Kekhususan industri
farmasi
2.
Higiene perorangan
a. Pentingnya memakai
pakaian kerja bersih
dan perlengkapan
kerja seperti masker,
sarung tangan,tutup
kepala,dsb.
b. Pentingnya mencuci
tangan sebelum
bekerja
c. Mengapa petugas
yang menderita sakit
dan menderita luka
terbuka tidak diperkenankan ikut serta
langsung maupun
tidak langsung dalam
pekerjaan pengolahan
obat
Penjelasan
lisan
Mulai
masuk
kerja
Pertanyaan
lisan
Personil
baru
Atasan yang
bersangkutan
/ Instruktur
CPOB
Ceramah,
slide, film
Mulai
masuk
kerja
Pertanyaan
sebelum dan
sesudah
pelatihan
Personil
baru dan
lama
Atasan yang
bersangkutan
/ instruktur
pelatihan
Ceramah,
slide, film
Setiap
3 bulan
Pertanyaan
sebelum dan
sesudah
pelatihan
- 61 -
PESERTA
INSTRUKTUR
METODE
PELATIHAN PELATIHAN
Halaman 2 dari 3
JADWAL
METODE
PENILAIAN
d. Pengetahuan umum
tentang mikrobiologi
terutama mengenai
kuman dan cara
mencegah kuman
berkembang biak
3.
CPOB Lanjutan
Personil
baru dan
lama
Atasan yang
bersangkutan
/ Instruktur
CPOB
Ceramah,
slide, film
Setiap
3 bulan
Pertanyaan
sebelum dan
sesudah
pelatihan
Personil
tertentu
yang
ditunjuk
Ahli yang
ditunjuk
Ceramah,
slide, film
peragaan
Setiap
6 bulan
Peragaan atau
pemeriksaan
pelaksanaan
langsung di
tempat kerja
2.
Penanganan bahan
berbahaya
Personil
baru dan
lama
Atasan yang
bersangkutan
/ ahli yang
ditunjuk
Ceramah,
peragaan
Setiap
6 bulan
Peragaan atau
pemeriksaan
pelaksanaan
langsung di
tempat kerja
3.
Penanggulangan bahaya
kebakaran
Personil
tertentu
yang
ditunjuk
Atasan yang
bersangkutan
/ ahli yang
ditunjuk
Ceramah,
peragaan
Setiap
6 bulan
Peragaan atau
pemeriksaan
pelaksanaan di
tempat kerja
4.
Keselamatan Kerja
Personil
baru dan
lama
Atasan yang
bersangkutan
/ ahli yang ditunjuk
Ceramah,
peragaan
Setiap
6 bulan
Peragaan atau
pemeriksaan
pelaksanaan di
tempat kerja
Ceramah,
slide, film,
Mulai
bertugas di
Pertanyaan
lisan /
II PELATIHAN KHUSUS
A Orientasi Umum
1. Penjelasan tentang
bekerja di daerah tertentu
- 62 -
2.
INSTRUKTUR
METODE
PELATIHAN PELATIHAN
JADWAL
METODE
PENILAIAN
yang bersangkutan
peragaan
tempat yang
bersangkutan
dan setiap
6 bulan
tertulis,
peragaan
Penjelasan tentang
penggunaan alat tertentu
Penjelasan
di tempat /
peragaan
Mulai
bertugas di
tempat yang
bersangkutan
Pertanyaan
lisan /
peragaan
Penjelasan
di tempat /
peragaan
Peragaan atau
pemeriksaan
pelaksanaan
langsung di
tempat kerja
Penjelasan
di tempat /
peragaan
Mulai
bertugas di
tempat yang
bersangkutan
Peragaan atau
periksa
pelaksanaan
langsung di
tempat kerja
B Pelatihan di Tempat
1. Pelatihan melaksanakan
Prosedur Tetap (Protap)
atau tata cara bekerja di
bagian tertentu, misalnya
tata cara masuk ruang
steril dan ganti pakaian
untuk personil ruang
steril
2.
PESERTA
Halaman 3 dari 3
Penjelasan
di tempat /
peragaan
Bila perlu
Pertanyaan
lisan /
tertulis,
peragaan
2.
Personil di
bagian
yang bersangkutan
Atasan yang
bersangkutan
/ instruktur
CPOB
Penjelasan
di tempat /
peragaan
Bila perlu
Pertanyaan
sebelum dan
sesudah
pelatihan
- 63 -
Lampiran 2.10b
(Contoh)
Uraian tugas.
Penyusunan Program Produksi.
Protap yang terkait.
Prinsip kerja mesin, kualifikasi dan kalibrasi.
Prinsip kerja utilitas.
Masalah spesifik mesin terhadap produk tertentu.
Pengkajian laporan penyimpangan.
Pengkajian hasil Inspeksi Diri.
Pengkajian laporan Pengendalian Perubahan.
Pengenalan proses masing-masing produk, termasuk catatan bets, pengawasan
selama-proses, validasi proses dan validasi prosedur pembersihan.
11. Keterkaitan bagiannya dengan bagian lain dalam Departemen Produksi, dengan
gudang, Departemen PPIC, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu.
12. Pelatihan kepemimpinan diatur dalam jadwal terpisah.
Untuk butir 4 & 5, sebagai rujukan dapat digunakan Protap, laporan KI, KO, KK dan buku
manual mesin / utility
Untuk butir 6, dapat dilihat pada Laporan Bulanan Seksi
PELATIH
Lihat urutan Butir pada materi pelatihan
Butir 1 dan 11.
: manajer / asisten manajer produksi
Butir 2 9
: asisten manajer atau supervisor lama dari seksi ybs
Butir 4 5
: dapat dibantu oleh bagian Perawatan
Butir 10
: sedapat mungkin didampingi supervisor lama / asisten
manajer
MASA PELATIHAN
Lihat urutan Butir pada materi pelatihan
Butir 1 9 harus dapat diselesaikan dalam waktu 2 bulan
Butir 10 dan 11 tergantung jadwal produksi atau paling lama 6 bulan.
Total masa pelatihan 6 bulan
- 64 -
DOKUMENTASI
1. Trainee mencatat setiap pelatihan dalam Catatan Pelatihan
2. Trainee membuat laporan tertulis khusus tentang ringkasan cara kerja mesin dan
utility, melampirkannya dalam Catatan Pelatihan
3. Trainee membuat daftar bets produk yang telah diikuti prosesnya kemudian
melampirkannya dalam Catatan Pelatihan
4. Trainee melaporkan pelaksanaan pelatihan ke Departemen Personalia
5. Bila telah dievaluasi dengan hasil baik, manajer / asisten manajer mengisikan pada
Catatan Pelatihan bahwa trainee telah terkualifikasi / dapat diandalkan sebagai
supervisor di seksi ybs.
EVALUASI PELATIHAN
Pelaksana: manajer dan asisten manajer serta supervisor lama dari seksi ybs (bila
memungkinkan)
1. Ketepatan program produksi pada seksi ybs harus sesuai dengan kebutuhan produk.
2. Teliti kebenaran laporan tertulis tentang prinsip kerja mesin / utilitas.
3. Selama kurun waktu pelatihan:
- tidak mengulang penyimpangan yang sama karena kelalaian;
- tidak pernah terjadi masalah mesin yang disebabkan oleh kelalaian operator yang
dipimpinnya.
4. Telah mengikuti / melaksanakan minimal tiga bets proses masing-masing produk fast
moving.
5. Trainee dapat menunjukkan kemampuan dalam hal kepemimpinan, komunikasi,
adaptasi, inisiatif, kerja sama.
- 65 -
Lampiran 2.10c
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
Nama Karyawan
Ahmad Yani
Jabatan
Supervisor Produksi
Tanggal Lahir
28 September 1983
Mulai Bekerja
1 Oktober 2008
Pekerjaan Sebelumnya
Operator Produksi
Materi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Jadwal
Uraian tugas
Penyusunan Program Produksi
Protap yang terkait
Prinsip kerja mesin, kualifikasi dan
kalibrasi
Prinsip kerja utilitas
Masalah spesifik mesin terhadap
produk tertentu
Pengkajian laporan penyimpangan
Pengkajian hasil Inspeksi Diri
Pengkajian laporan Pengendalian
Perubahan
Pengenalan proses masing-masing
produk, termasuk catatan bets,
pengawasan selama-proses, validasi
proses
dan
validasi
prosedur
pembersihan.
Keterkaitan bagiannya dengan bagian
lain dalam Departemen Produksi,
dengan gudang, Departemen PPIC,
Pengawasan Mutu dan Pemastian
Mutu
Pelatihan kepemimpinan diatur dalam
jadwal terpisah.
- 66 -
Instruktur
M3 Jan 13
M4 Jan 13
M1 Feb 13
M3 Feb 13
Polan M
Ruhut
Wijaya
Yuwono
M4 Feb 13
M3 Mar 13
Mulya H
Soegiono
M1 Apr 13
M2 Apr 13
M3 Apr 13
Bambang W
Agus R
Didik P
M2 Mei 13
Helmi
M4 Mei 13
Ragil
M2 Jun 13
Sumerta
Lampiran 2.10d
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
Nama Personil
Ahmad Yani
Jabatan
Supervisor Produksi
Tanggal Lahir
28 September 1983
Mulai Bekerja
1 Oktober 2008
Pekerjaan Sebelumnya
Operator Produksi
Materi
1. Job Description
2. Penyusunan Program Produksi
3. SOP Penanganan
Penyimpangan dst.
Tanggal
20-Jan-13
27-Jan-13
15-Feb-13
dst.
Instruktur
Polan M
Ruhut
Wijaya
dst.
Penilaian
80
75
80
dst.
- 67 -
Keterangan
Tanda tangan
Personil Instruktur SDM
BAB 3
UMUM
3.1
Bentuk Cemaran
misalnya :
Tindakan Pencegahan
misalnya :
Udara
Berbagai
jenis
debu,
misalnya debu jalan, debu
dari industri lain dan partikel
pestisida.
melengkapi
sistem
ventilasi
dengan saringan udara awal dan
saringan udara akhir yang masingmasing mempunyai efisiensi 30-40
% dan 90-95 % (diukur menurut
ASHRAE).
Tanah
Air tanah
- Bekas
timbunan
bahan - semua bekas timbunan bahan
kimia.
harus digali dan dibuang sesuai
- Air sadah atau air yang
dengan peraturan pemerintah
mengandung zat koloid.
yang berlaku, bekas penimbunan
- Mikroba patogen.
ini hendaklah dinetralisasi (misal:
dengan kapur tohor);
- pelunakan air;
- sedimentasi dan penyaringan;
- disinfeksi misal: dengan klorinasi
- 68 -
3.2
Tindakan Pencegahan
antara lain dengan
Cuaca
Banjir
Rembesan air
3.3
Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat secara teratur agar senantiasa bersih
dan rapi. Lihat Contoh Program Pembersihan Ruangan, Lampiran 3.3.
3.4
3.5
Cukup jelas.
Lampu penerangan, lihat Rekomendasi Kekuatan Cahaya Untuk Ruangan /
Daerah Kegiatan, Lampiran 3.5a.
Suhu, kelembaban dan ventilasi, lihat Rekomendasi Sistem Tata Udara Untuk
Tiap Kelas Kebersihan, Lampiran 3.5b.
3.6
- 69 -
Kegiatan yang berhubungan langsung dengan daerah luar antara lain adalah:
penerimaan bahan awal;
masuk-keluar personil;
pemakaian seragam kerja;
mandi, cuci tangan dan buang air; dan
penyerahan produk jadi untuk distribusi.
Rancangan di atas perlu ditekankan agar tidak berdampak negatif terhadap
kegiatan produksi yang dilakukan di area dengan kelas kebersihan lebih tinggi.
b) Tata letak ruang hendaklah dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi
bangunan demi keefektifan semua kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi
dan pengawasan serta untuk menghindarkan ketidakteraturan. Peralatan
produksi, barang dan fasilitas lain yang akan ditempatkan serta lalu-lintas
barang dan orang hendaklah digambarkan dengan benar pada tata letak ruang
sesuai dengan ukuran yang direncanakan.
Untuk mencegah penggunaan daerah produksi sebagai lalu-lintas umum bagi
personil atau barang / bahan hendaklah disediakan koridor agar ruang produksi
dapat dicapai tanpa melalui ruang produksi lain. Untuk mencegah ruang
pengolahan digunakan sebagai tempat penyimpanan hendaklah disediakan
ruang penyimpanan terpisah yang memadai.
3.7
3.8
Cukup jelas. Lihat Contoh Konsep Alur Barang dan Personil, Lampiran 3.6b.
AREA PENIMBANGAN
3.9
AREA PRODUKSI
3.10 Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius akibat terjadi pencemaran
silang, suatu sarana khusus dan self-contained harus disediakan untuk produksi
obat tertentu dan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Untuk pengolahan produk di bawah ini:
- antibiotika golongan betalaktam penisilin,
- antibiotika golongan betalaktam nonpenisilin,
- hormon seks,
- onkologi,
- preparat biologi (selama masih belum diinaktivasi),
- produk darah, dan
- vaksin
- 70 -
hendaklah dibuat dalam bangunan terpisah dari golongan yang lain. Udara
yang keluar dari fasilitas tersebut hendaklah dilewatkan melalui saringan udara
HEPA dengan efisiensi minimal 99,95 % (class H13 EN1822) atau melalui
suatu sistem yang sesuai sebelum dilepaskan ke atmosfir.
2.
3.11
dan
3.12 Cukup jelas.
3.13 Luas area kerja produksi hendaklah minimal dua kali luas yang diperlukan untuk
penempatan peralatan (termasuk wadah yang diperlukan untuk suatu kegiatan)
ditambah luas area untuk keperluan pembersihan dan perawatan mesin oleh
operator produksi dan / atau teknisi.
3.14 Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu hendaklah:
- kedap air;
- tidak terdapat sambungan untuk mengurangi pelepasan atau pengumpulan
partikel;
- tidak merupakan media pertumbuhan mikroba;
- mudah dibersihkan serta tahan terhadap proses pembersihan, bahan
pembersih dan disinfektan yang digunakan berulang kali dengan
memperhatikan faktor kepadatan, porositas, tekstur dan sifat elektrostatis.
Untuk daerah pengolahan dan pengemasan primer hendaklah dihindarkan
pemakaian bahan dari kayu. Bila terpaksa menggunakan bahan dari kayu
hendaklah diberi lapisan misal cat poliuretan atau enamel. Lapisan cat tidak mudah
mengelupas. Lihat Contoh Jenis Bahan Bangunan, Lampiran 3.15.
3.15 Cukup jelas. Lihat Contoh Jenis Bahan Bangunan, Lampiran 3.15.
3.16 Lampu hendaklah rata dengan langit-langit dan diberi lapisan untuk mencegah
kebocoran udara atau bila menonjol keluar mempunyai desain sudut yang mudah
- 71 -
dibersihkan. Dianjurkan agar lampu dapat diperbaiki dari atas langit-langit. Stop
kontak listrik hendaklah datar dengan permukaan dan kedap air agar tidak ada
rongga atau celah dan dapat dibersihkan. Instalasi kabel listrik yang dihubungkan
dengan mesin produksi dianjurkan dari atas.
3.17 Cukup jelas.
3.18 Pipa saluran udara hendaklah dipasang di atas langit-langit atau mesanin; apabila
tidak dapat dihindarkan hendaklah dilengkapi dengan penutup / cover sehingga
mudah dibersihkan.
3.19 Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah
dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.
Lihat Instalasi Lubang Udara Masuk, Lampiran 3.19.
3.20 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Sistem Drainase, Lampiran 3.20.
3.21 Udara di ruang pengolahan yaitu area dengan kondisi lingkungan spesifik yang
ditetapkan, dikendalikan dan dipantau untuk mencegah kontaminasi silang (dalam
fasilitas multiproduk) atau degradasi bahan awal dan produk, misal di mana produk,
bahan awal dan komponen terpapar ke lingkungan ruangan, serta ruang cuci alat
dan ruang penyimpanan bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk yang
disirkulasi balik hendaklah dilewatkan susunan sistem terdiri dari filter EN 779 G4 +
F8 + HEPA Filter EN 1822 H13 sebelum udara dialirkan kembali ke ruang
pengolahan untuk mencegah kontaminasi silang.
Kinerja dari Sistem Tata Udara secara keseluruhan hendaklah dikualifikasi untuk
sarana pembuatan produk steril selama minimum 5 hari berturut-turut yang
memenuhi persyaratan dalam status nonoperasional dan produk nonsteril minimum
3 hari.
- 72 -
3.28 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Pintu Darurat, Lampiran 3.28.
AREA PENYIMPANAN
3.29 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Gudang Penyimpanan, Lampiran 3.29.
3.30
dan
3.31 Cukup jelas.
3.32 Area penerimaan dan pengiriman hendaklah terpisah dari area penyimpanan
barang.
3.33 Sistem lain misalnya cara komputerisasi serta pemberian penandaan bar-code.
3.34 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Ruang Pengambilan Sampel, Lampiran 3.34.
3.35 Cukup jelas.
3.36 Obat berbahaya lain, antara lain golongan psikotropika dan prekursor.
3.37 Cukup jelas.
Cukup jelas.
SARANA PENDUKUNG
3.42 Sangat dianjurkan agar fasilitas produksi yang menimbulkan sensitisasi (misal:
penisilin) maupun sitotoksik mempunyai kantin tersendiri.
3.43 Cukup jelas. Lihat Contoh Skematik Ruang Ganti Pakaian, Lampiran 3.43, lihat
Butir 5.14.
- 73 -
- 74 -
Lampiran 3.3
(Contoh)
Bagian yang
dibersihkan
Nama Ruang
Lantai
RUANG TIMBANG,
RUANG
PENGOLAHAN DAN
PENGEMASAN
Lampu, langit-langit
- 75 -
RUANG ISTIRAHAT
- Vakum
- Lap basah dengan
desinfektan
Dinding Porselen
Lantai
- 77 -
RUANG GANTI
PAKAIAN
FREKUENSI PEMBERSIHAN
Setiap hari dan bila perlu Setiap hari setelah jam
Satu kali seminggu
pada jam kerja
kerja
Metode Pembersihan
Halaman 2 dari 2
Bagian yang
dibersihkan
Nama Ruang
FREKUENSI PEMBERSIHAN
Setiap hari dan bila perlu Setiap hari setelah jam
Satu kali seminggu
pada jam kerja
kerja
Metode Pembersihan
Dinding Porselen
TOILET
Lantai
Kloset
Tutup kloset
- 76
75 -
Dinding Porselen
Pintu, Pegangan Pintu
Lubang Pembuangan di
Lantai
- 78 -
Lampiran 3.5a
Kekuatan Cahaya
(Satuan Lux)
Area Kegiatan
100
200
gudang
300
500
600
- 77 -
Lampiran 3.5b
REKOMENDASI SISTEM TATA UDARA UNTUK TIAP KELAS KEBERSIHAN
Kelas
Kebersih- Bagian dari
an
Bangunan
Sesuai
Kelompok
Kegiatan
dan Tingkat
Kebersihan
Suhu
o
C
Kelembaban Nisbi
%
Ventilasi
Efisiensi Saringan
Udara Akhir
(Sesuai Kode
EN 779 & EN 1822)***
Pertukaran
Udara per Jam
Halaman 1 dari 2
Keterangan
di bawah
aliran udara
laminer
16 - 25
45 - 55
H14 (99,995 %)
ruang steril
16 - 25
45 - 55
H14 (99,995 %)
Aliran udara
- Lingkungan latar
turbulen dengan
belakang zona kelas A
pertukaran
untuk pengolahan dan
udara minimal
pengisian aseptis
20 kali
ruang steril
16 - 25
45 - 55
H13 (99,95 %)
Minimal 20 kali
bersih
20 - 27
40 - 60
F8 (75 %) atau
Minimal 20 kali
90 % ASHRAE 52/76
Bila menggunakan sistem
single pass (100 % fresh
air )
H13 (99,95 %)
Bila menggunakan sistem
resirkulasi ditambah make
- up air (10 - 20 % fresh
air )
E
umum
20 - 27
Maks. 70
F8 (75 % ) atau
90 % ASHRAE 52/76
Bila menggunakan sistem
single pass (100 % fresh
air )
5-20
5 - 20
Pengolahan bahan
higroskopis
H13 (99,95 %)
Bila menggunakan sistem
resirkulasi ditambah make
- up air (10 - 20 % fresh
air )
E
khusus
20 - 27
Maks. 40
F8 (75%) atau
90% ASHRAE 52/76
Bila menggunakan sistem
single pass (100 % fresh
air)
H13 (99,95 %)
Bila menggunakan sistem
resirkulasi ditambah make
- up air (10 - 20 % fresh
air )
- 78 -
Halaman 2 dari 2
Kelas
Kebersih- Bagian dari
an
Bangunan
Sesuai
Kelompok
Kegiatan dan
Tingkat
Kebersihan
F
- Pengemasan
sekunder**
- Ruang masuk
karyawan
- Daerah penerimaan bahan
awal, gudang
bahan awal dan
obat jadi
- Ruang ganti
pakaian luar
- Ruang ganti
pakaian kerja
- Ruang Istirahat
- Kantin
- Kamar Mandi
- Toilet
- Laboratorium
Gudang:
- R. Suhu Kamar
- R. ber-AC
- R. Dingin
- R. Beku
Ventilasi
Suhu
o
C
Pertukaran
Udara per Jam
Keterangan
(Sesuai Kode
EN 779 & EN 1822)***
20 - 28
TD
TD
TD
Suhu kamar****
TP
TP
TD
Suhu kamar
TP
TP
TD
Suhu kamar
TP
TP
TD
Suhu kamar
TD
TD
TD
Suhu kamar
Suhu kamar
Suhu kamar
Suhu kamar
20 - 28
TD
TP
TP
TP
TD
TD
TP
TP
TP
TD
TD
TD
TD
TD
TD
30
25
2-8
<0
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TP
TP
TD
TD
TD
TD
TP = Tidak Perlu
TD = Tidak Diklasifikasikan
Keterangan
*
untuk produk tertentu, kelembaban ruangan dapat memengaruhi material flow pada waktu pengisian bubuk steril sehingga
memerlukan kelembaban nisbi < 40%
** untuk lingkungan kerja pengemasan sekunder disarankan untuk tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar
*** lihat Kode Filter dalam Sistem Tata Udara, Lampiran dari Lampiran 3.5a
**** suhu kamar 30o
- 79 -
Lampiran 3.6a
(Contoh)
Sefalosporin,
Karbapenem dan
Karbasefem
Nonbetalaktam
Penisilin
Hormon Seks
Produk
Darah
Produk Biologi
- 80 -
Sitotoksik
Pemeliharaan Hewan
(Akses masuk-keluar
terpisah)
Lampiran 3.6b
(Contoh)
Keterangan:
Zona
Zona
Zona
Alur Barang
Alur Personil
Area Terkontrol
Area Bersih
Area Pengemasan Sekunder
- 81 -
Lampiran 3.6c
(Contoh)
- 82 Lihat Aneks 1
Butir 56
- 84 -
Lampiran 3.6d
(Contoh)
- 83 -
Lampiran 3.9
(Contoh)
- 84 -
Lampiran 3.15
(Contoh)
Halaman 1 dari 2
JENIS BANGUNAN
SESUAI
UNTUK
- digunakan hanya di
daerah gudang
- epoksi
atau
poliuretan
- monolitik, permukaan
tidak berpori dan tidak
licin
- menahan pertumbuhan bakteri
- mudah tergores
- ruang produksi,
khusus daerah steril
dan kelas E
- daerah produksi
kelas E
- ubin keramik
- daerah pengemasan
kelas F dan gudang
tergantung jenis dan
alat yang digunakan
a. Beton padat
dengan hardener
b. Beton dilapisi:
- lembaran vinil
2 DINDING
KETERANGAN
atau
- Panel logam yang
dicat dengan
powder coating,
anodized
aluminium, atau
baja tahan karat
- 85 -
JENIS BANGUNAN
- Beton yang dicat
dengan bahan
poliakrilik,
enamel polimer
tinggi
atau epoksi
atau
- Gypsum
dilapisi cat
poliakrilik
atau
- Panel logam yang
dicat dengan
powder coating,
anodized
aluminium, atau
baja tahan karat
KETERANGAN
- Sukar untuk memodifikasi
saluran listrik dan saluran
udara
- dirancang untuk menahan
beban berat
- ruangan di atasnya dapat
digunakan untuk penempatan
saluran udara
dan layanan lain
Halaman 2 dari 2
SESUAI
UNTUK
- daerah steril, daerah
pengolahan dan
pengisian aseptik
- 86 -
- daerah steril
Lampiran 3.19
NN
orm
alaloffice
orm
officetype
typediffuser
diffuser
with
withcoanda
coandaeffect
effect
RR
educed
educed
induction
induction
ofofair
air
Perforated
PerforatedPlate
Plate
diffuser
diffuser
RR
educed
educed
induction
induction
ofofair
air
Swirl
Swirl
diffuser
diffuser
Inducedroom
roomair
air
Induced
m
ixingwith
withsupply
supplyair
air
m
ixing
eturn
RR
eturn
Air
Air
eturn
RR
eturn
Air
Air
High induction
office type diffusor
(avoid)
eturn
RR
eturn
Air
Air
eturn
RR
eturn
Air
Air
PERFORATED PLATE
DIFFUSER (RECOMMENDED)
- 87 -
Return
Return
Air
Air
eturn
RR
eturn
Air
Air
Low induction
swirl diffusor
(preferred)
Lampiran 3.20
(Contoh)
A Tipe 1
Tipe 2
- 88 -
Lampiran 3.24
(Contoh)
- 89 -
Lampiran 3.25
(Contoh)
A Umum
Ruang Pengemasan
Primer
Ruang Antara*
Ruang
Pengemasan
Sekunder
Luar
+++
++
Ruang Antara*
Ruang
Pengemasan
Sekunder
Ruang
Antara
Luar
Ruang
Antara
Luar
++
Opsi 2:
Ruang
Pengemasan
Primer
+
Ruang Antara*
Ruang
Pengemasan
Sekunder
++
Keterangan:
* Ruang antara dapat berupa airlock, pass box / pigeon hole
+ : tekanan udara relatif
- 90 -
Lampiran 3.28
(Contoh)
- 91 -
Lampiran 3.29
(Contoh)
- 92 -
Lampiran 3.34
(Contoh)
UDAF
HOOD
SAMPLING
BOOTH
AIR
LOCK
AIR
LOCK
CHANGE
Step-over-bench
- 93 -
Lampiran 3.38
(Contoh)
- 94 -
Lampiran 3.43
(Contoh)
Pakai Baju
Kerja untuk
kelas F
(F)
- 95 -
Lepas Baju
Rumah
(F)
R. Antara
Pakai Baju
Kerja untuk
Kelas E/D
(E)/(D)
Ruang
Produksi
Non Steril
(E)
R. Antara
(E)/(D)
Lepas
Baju
Kerja
untuk
Kelas
E/D (C)
Step
Over
Bench*
(C)
Pakai Baju
Kerja
untuk
kelas C
(C)
R. Antara
(C)
(E)/(D)
R. Antara
(B)
Ruang
Produksi
Steril
dengan
Proses
Aseptik
(A/B)
- 97 -
R. Antara
(B)
Pakai
Baju
untuk
masuk
kelas
A/B (B)
Step Over
Bench
(B)
Lepas
Baju Kelas
C untuk
masuk
kelas A/B
**
(B)
Ruang
Produksi Steril
dengan
Proses
Sterilisasi Akhir
(C)
Halaman 2 dari 2
Keterangan:
*
ruang grey off dikondisikan sebagai kelas C jika menggunakan step over bench. Atau dikondisikan sebagai kelas D jika
menggunakan ruang antara dengan kondisi kelas C
**
ruang white off dikondisikan sebagai kelas B jika menggunakan step over bench. Atau dikondisikan sebagai kelas C jika
menggunakan ruang antara dengan kondisi kelas B
( )
: Kelas Kebersihan
: Step Over Bench
- 96 - 98 -
BAB 4
PERALATAN
PRINSIP
Cukup jelas.
Bahan inert yang digunakan untuk bagian peralatan yang bersentuhan dengan
bahan awal, produk antara atau produk ruahan antara lain adalah:
BAHAN
Catatan:
Jangan menggunakan komponen peralatan yang terbuat dari asbes.
- 97 -
Bab 4 - Peralatan
4.2
Cukup jelas.
4.3
Bahan pelumas jenis food grade hendaklah digunakan apabila ada kemungkinan
bahan tersebut bersentuhan dengan produk, misal: pelumas untuk punch and die.
4.4
Cukup jelas.
4.5
4.6
4.7
Cukup jelas.
4.8
Semua motor peralatan dan instalasi listrik yang digunakan untuk mengolah
bahan yang mudah terbakar hendaklah kedap ledakan dan dibumikan dengan
benar, Lihat Contoh:
- Perlengkapan Elektris Kedap Eksplosi, Lampiran 4.8a;
- Pembumian Wadah, Lampiran 4.8b; dan
- Sistem Pembumian untuk Penanganan Pelarut Mudah Terbakar Volume
Kecil, Lampiran 4.8c.
4.9
dan
4.10
4.11
dan
4.12
Cukup jelas.
Di dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu set peralatan untuk satu
produk agar tidak terjadi pencemaran silang.
- 98 -
Bab 4 - Peralatan
4.14
4.15
Cukup jelas.
4.16
Pemipaan adalah seluruh jenis pipa termasuk sambungan, katup dan insulator
pipa. Semua pemipaan kecuali yang ditanam di bawah tanah dan pipa listrik
hendaklah diberi tanda jelas.
Penandaan terdiri dari :
- Tulisan atau singkatan yang menunjukkan nama bahan yang terdapat dalam
saluran;
- Tanda panah yang menunjukkan arah aliran bahan dalam pipa, terutama
pada percabangan dan pada persilangan pipa; dan
- Warna yang spesifik untuk mengidentifikasikan bahan yang terdapat dalam
saluran. Lihat Contoh Penandaan Pipa, Lampiran 4.16.
Penandaan hendaklah ditempatkan:
- dekat kran atau sambungan;
- bersebelahan dengan perubahan arah;
- pada percabangan;
- bila pipa menembus dinding atau lantai; dan
- pada jarak yang teratur pada saluran yang panjang.
4.17
Cukup jelas.
4.18
PERAWATAN
4.19
4.20
4.21
4.22
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Perawatan Mesin Cetak Tablet, Lampiran 4.22.
4.23
4.24
Cukup jelas.
4.25
4.26
Cukup jelas.
- 99 -
Bab 4 - Peralatan
4.27
4.28
- 100 -
Lampiran 4.8a
(Contoh)
- 101 -
- 102 -
Lampiran 4.8b
(Contoh)
PEMBUMIAN WADAH
Common groundline
Kabel Pembumian
(Grounding wire)
Kabel Pembumian
(Grounding wire)
Pompa Pemindah
(Transfer Pump)
Klem Pembumian
(Screw Clamp)
Pipa Pembumian
(Ground To Pipe)
Selang (Hose)
Ember Pengaman
(Safety Can)
Bond Wire
Drum Pelarut
(Solvent Drums)
- 103 -
(Spring Clamp)
Lampiran 4.8c
(Contoh)
- 104 -
Lampiran 4.10a
(Contoh)
Departemen
Disusun oleh
.
Nama ....
Jabatan .
Diperiksa oleh :
.
Nama ....
Jabatan .
Seksi
.
Halaman 1 dari 4
No .
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti No
..
Nama ....
Tanggal..
Jabatan .
1. Tujuan
1.1 Menjelaskan prosedur verifikasi harian (pemeriksaan harian) timbangan.
1.2 Menjelaskan prosedur kalibrasi internal dan eksternal timbangan.
1.3 Menjelaskan prosedur kalibrasi eksternal batu timbang standar.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh timbangan digital dan analog di seluruh area Pabrik.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
- 105 -
Prosedur Tetap
NAMA PERUSAHAAN
Departemen
Disusun oleh
.
Nama ....
Jabatan .
Diperiksa oleh :
.
Nama ....
Jabatan .
Seksi
.
Halaman 2 dari 4
No .
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti No
..
Nama ....
Tanggal..
Jabatan .
5. Prosedur
5.1 Verifikasi Harian
5.1.1 Pembacaan titik nol (zero point checking)
Nyalakan / posisikan timbangan dalam keadaan siap menimbang
Periksa pembacaan titik nol tiap hari pada awal penimbangan. Jarum /
angka petunjuk harus menunjukkan angka nol. Apabila tidak menunjukkan
titik nol, sesuaikan dengan titik nol.
Catat pembacaan di dalam catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian
(lihat lampiran 2) dan beri paraf pada kolom Pelaksana.
Supervisor / Ass. Supervisor atau personil lain yang kompeten memeriksa
hasil pembacaan tersebut dan memberikan paraf pada kolom pemeriksa di
catatan.
5.1.2 Pemeriksaan dengan batu timbang standar
Lakukan pemeriksaan setelah pembacaan titik nol dilaksanakan.
Gunakan batu timbang yang telah ditentukan untuk tiap timbangan seperti
yang tertera pada lampiran 1 (data batu timbang standar dan kriteria
penerimaan) dan letakkan batu timbang tersebut tepat di tengah piring /
alas timbangan.
Baca angka yang ditunjukkan oleh timbangan dan catat hasil pemeriksaan
di dalam Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian serta beri paraf
pada kolom Pelaksana.
Catat atau tempelkan print-out timbangan hasil pemeriksaan verifikasi
harian pada Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian.
Bandingkan angka tersebut dengan kriteria penerimaan. Apabila angka
yang terbaca berada di luar kriteria penerimaan, buat laporan
penyimpangan sesuai Protap Penanganan Penyimpangan No. ........., agar
dapat diambil tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut.
Supervisor atau Personil lain yang kompeten memeriksa hasil pembacaan
tersebut dan memberikan paraf pada kolom pemeriksa di Catatan.
- 106 -
Prosedur Tetap
NAMA PERUSAHAAN
Departemen
Disusun oleh
.
Nama ....
Jabatan .
Diperiksa oleh :
.
Nama ....
Jabatan .
Seksi
.
Halaman 3 dari 4
No .
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti No
..
Nama ....
Tanggal..
Jabatan .
- 107 -
Prosedur Tetap
NAMA PERUSAHAAN
Departemen
Disusun oleh
.
Nama ....
Jabatan .
Diperiksa oleh :
.
Nama ....
Jabatan .
Seksi
.
Halaman 4 dari 4
No .
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti No
..
Nama ....
Tanggal..
Jabatan .
6. Lampiran
7. Riwayat Perubahan
Versi
01
02
Tanggal Berlaku
25 Juni 2010
12 Juli 2012
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Penambahan langkah pada Butir ..
8. Distribusi Protap
Asli
Kopi
:
No.1 :
No. 2 :
No. 3 :
No. 4 :
No. 5 :
No. 6 :
No. 7 :
No. 8 :
- 108 -
Timbangan
Nomor
Seri
Kapasitas
Tipe
Readability
0,01 g
Jenis Batu
Timbang
Kriteria Penerimaan
Gudang
1
BP 4100 S
12209036
4100 g
Digital
EA60EDE
12209134
60 kg
Digital
QS 16000
VZ
Avery
61201092
16 kg
761720
1 g, Class F2
0,98 - 1,02 g
0,02kg
1 kg, Class M2
0,96 - 1,04 kg
Digital
0,002 kg
1kg, Class M2
0,996 - 1,004 kg
300 kg
Analog
0,1 kg
2 X 10 kg, Class
M3
19,8 - 20,2 kg
1 g, Class F2
0,98 - 1,02 g
Penimbangan
5
TB2202
17506040
2000 g
Digital
0,01 g
EA60EDE
80604342
60 kg
Digital
0,002 kg
GP 3100 SG
11305909
3000 g
Digital
0,01 g
1 kg, Class M2
0,996 - 1,004 kg
1 g, Class F2
0,98 - 1,02 g
Pengemasan
8
QC35EDE-S
16709441
35 kg
Digital
0,1g
10 g, Class M2
9,8 10,2 g
EA35EDE-I
13904962
35 kg
Digital
0,5 g
10 g, Class M2
9,0 - 11,0 g
Pengisian
10
BJ 1500
13906670
1500 g
Digital
0,1 g
10 g, Class F2
9,8 - 10,2 g
11
BP 110 S
51204340
110 g
Digital
0,001 g
1 g, Class F2
0,998 - 1,002 g
Bagian Tablet I
12
A 200 S
40010272
200 g
Digital
0,0001 g
0,0998 - 0,1002 g
13
AC 121 S
50808713
120 g
Digital
0,0001 g
0,0998 - 0,1002 g
14
Berkel
153397
200 kg
Analog
0,1 kg
2 X 10 kg, Class M3
19,8 - 20,2 kg
0,098 - 0,102 g
Bagian Tablet II
15
BP 110 S
61108393
110 g
Digital
0,001 g
16
GP 3100 SG
90207045
3100 g
Digital
0.01 g
1 g, Class F2
17
Berkel
135997
150 kg
Analog
0.1 kg
225 g
Digital
0,00001 g
50 g, Class F1
49,9500 - 50,0500 g
0,0001 g
100 g, Class F1
99,9000 - 100,1000 g
0,001 mg
10 mg, Class E1
9,990 - 10,010 mg
0,001 mg
1 g, Class E1
999,000 - 1001,000
mg
2 X 10 kg, Class M3
0,98 - 1,02 g
19,8 - 20,2 kg
19
20
CP 225 D
MC 5
1106
15207790
70605022
5000 mg
200 g
Digital
Semi
Analog
- 109 -
0,01 g
50 g, Class M1
49,5 - 50,5 g
- 110 - 110 -
- 111 - 111 -
Lampiran 4.10b
(Contoh)
- 112 -
- 114 -
Lampiran 4.10b
(Contoh)
- 113 -
- 115 -
Lampiran 4.10c
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
Nama Alat : ..
Nomor Alat : .
Nama Alat : ..
Nomor Alat : .
SUDAH DIKALIBRASI
BELUM DIKALIBRASI
Dilarang menggunakan alat ini
Tanggal
Tanda tangan
____________
Petugas Pelaksana
NAMA PERUSAHAAN
Nama Alat : ..
Nomor Alat : .
Tanda tangan
_________
Petugas
- 114 -
Tanda tangan
___________
Petugas
Lampiran 4.10d
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
NAMA PERUSAHAAN
Nama Alat : ..
Nomor Alat : .
Nama Alat : ..
Nomor Alat : .
DALAM PERAWATAN
RUSAK
JANGAN DIPAKAI
Tanggal
..
Tanda tangan
_________
Petugas
- 115 -
Tanggal
.
Tanda tangan
__________
Petugas
Lampiran 4.16
(Contoh)
PENANDAAN PIPA
WARNA DASAR
Merah
Hitam
Udara bertekanan
Jingga
Hitam
Kuning
Hitam
Gas Nitrogen
Abu - abu
Hitam
Gas Oksigen
Biru muda
Hitam
Hijau tua
Hitam
Gas CO2
Ungu
Hitam
Putih
Hitam
Hijau muda
Hitam
Hitam
Putih
PIPA
LPG
Air Dimurnikan
Air tanah / untuk pemadam kebakaran
- 116 -
Lampiran 4.19a
(Contoh)
ALAT
PENGERING FBD
DilaksanaDiperiksa
kan
Hasil
Tidak
Oleh Tgl. Oleh Tgl. Baik
Baik
A. Lubrikasi
1. Setiap minggu
- Beri pelumas pada bagian
masuk dan keluar lager
pengocok
2. Setiap bulan
- Beri pelumas nipel as
pengocok
3. Setiap 3 bulan
- Beri oli atau pelumas
a). Lager katup; dan
b). Sambungan filter udara
4. Setiap 6 bulan
- Beri oli :
a). Fork joint saringan
silinder pengocok; dan
b). Lager pneumatic jade
menggunakan :
- pelumas multi guna
- oli mesin HD50 atau 90
B. Layanan
1. Tiap hari :
- 117 -
Ket.
Halaman 2 dari 3
DilaksanaDiperiksa
kan
ALAT
PENGERING FBD
c
d.
e.
f.
Hasil
Tidak
Oleh Tgl. Oleh Tgl. Baik
Baik
2. Tiap minggu :
3. Tiap bulan :
4. Tiap kuartal :
- 118 -
Ket.
Halaman 3 dari 3
DilaksanaDiperiksa
kan
ALAT
PENGERING FBD
Hasil
Tidak
Oleh Tgl. Oleh Tgl. Baik
Baik
5. Tiap tahun :
- 119 -
Ket.
Lampiran 4.19b
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
NAMA ALAT :
PERAWATAN
TIPE / MEREK :
PELAKSANAAN
Mulai
No.
JENIS PEKERJAAN
Tgl. Jam
RUANGAN:
PEMERIKSAAN
Selesai
Tgl. Jam Oleh Tgl. Jam
Baik
Tidak
Baik
- 120 -
Ket.
Lampiran 4.19c
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
NAMA ALAT :
KERUSAKAN
No.
CATATAN
PERBAIKAN ALAT
TIPE / MEREK :
PERBAIKAN
RUANGAN:
PEMERIKSAAN
Pada
Mulai
Selesai
Waktu
Proses
Jenis
Tgl. Jam Produk, Keru- Oleh Tgl. Jam Tgl. Jam Oleh Tgl.
No. Bets sakan
- 121 -
Jam Baik
Bagian
yang diTidak periksa
Baik
Lampiran 4.22
(Contoh)
Prosedur Tetap
Halaman 1 dari 3
Departemen
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
....
Tanggal. Tanggal..
Seksi
..
Disetujui oleh
............
Tanggal..
No
Tanggal berlaku
Mengganti No.
............
Tanggal......................
1. Tujuan
Agar Operator / Teknisi Mesin Cetak Tablet dapat melakukan perawatan /
pemeliharan mesin sebagaimana mestinya sesuai standar yang diberikan dalam
protap ini.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku bagi Mesin Cetak Tablet yang ditempatkan di area Produksi
Ruang Cetak Tablet. Perawatan dilakukan pada bagian yang dianggap kritis dari
mesin yang dapat memengaruhi kinerja mesin.
3. Tanggung Jawab
3.1 Supervisor Teknik bertanggung jawab atas pelaksanaan Protap ini oleh Teknisi
3.2 Teknisi dari bagian Teknik dan Operator Mesin Cetak Tablet dari bagian
Produksi bertanggung jawab melaksanakan Protap ini dengan benar
4. Perhatian Khusus
4.1
4.2
4.3
Sebelum dan saat melakukan perawatan, mesin harus dalam keadaan tidak
beroperasi dan power dalam keadaan OFF
Gunakan pelumas Food Grade untuk pelumasan
Yakinkan pemasangan die rata dengan meja turret sebelum mesin
dioperasikan
5. Prosedur
Lakukan pekerjaan perawatan sesuai jadwal / daftar di bawah ini.
NO
BAGIAN
MESIN
Oli pada
Sight Drip
Nipel
pelumasan
HARIAN
PER 3
BULAN
TAHUNAN
PELAKSANA
PROSEDUR
Operator
Produksi
Operator
Produksi
Periksa nipel
pelumasan apakah
cukup terbasahi oli.
- 122 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
PERAWATAN MESIN CETAK TABLET
Departemen
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
....
Tanggal. Tanggal..
NO
BAGIAN
MESIN
HARIAN
Seksi
..
Disetujui oleh
............
Tanggal..
PER 3
BULAN
Worm
gear,
bearing,
pressure
roll,
eccentric
sharp &
cam track
Hopper,
turret, dan
body mesin
Elektromot
or
VBelt
Sistem
pada
mesin
Halaman 2 dari 3
TAHUNAN
PELAKSANA
No
Tanggal berlaku
Mengganti No.
............
Tanggal......................
PROSEDUR
Teknisi
Periksa bagian-bagian
tersebut apakah cukup
terlumasi, ada tidaknya cacat, kalau perlu
dibongkar untuk
melihat keutuhannya.
Operator
Produksi
Bongkar bagian
tersebut, bersihkan
(jika perlu cuci dan
keringkan) dari debu
granul. Lalu pasang
kembali.
Teknisi
Periksa kumparan
elektromotor, bearing,
apakah terdapat
kelainan.
Teknisi
Teknisi
Periksa pengatur
tekanan, pengatur
berat, kecepatan, alat
pengereman (Friction
Clutch Device), Turret,
dan sistem listrik.
6. Dokumen Rujukan
1. Manual Pengoperasian Mesin Cetak Tablet
2. Program Perawatan Mesin
- 123 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 3
Departemen
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
....
Tanggal. Tanggal..
Seksi
..
Disetujui oleh
............
Tanggal..
No
Tanggal berlaku
Mengganti No.
............
Tanggal......................
7. Riwayat Perubahan
Versi
01
8. Distribusi
Asli
Kopi
Tanggal Berlaku
25 Juni 2013
:
No. 1 :
No. 2 :
No. 3 :
No. 4 :
Baru
Alasan Perubahan
Dokumentasi
Kepala Bagian Teknik
Supervisor Teknik
Kepala Bagian Produksi
Kepala Bagian Pemastian Mutu
- 124 -
Lampiran 4.23
(Contoh)
NAMA ALAT :
BUKU LOG
TIPE / MEREK :
RUANGAN:
PEMAKAIAN
N
Mulai
Selesai
Jam
- 125 -
Selesai
Tanggal
Ket.
Tanggal
Jam
Mulai
OLEH
Jam
PERAWATAN
Selesai
Tanggal
Tanggal
Jam
Mulai
OLEH
Nomor
Jam PRODUKSI Bets
Tanggal
Tanggal
o
m
o
r
PEMBERSIHAN
Jam
Ket.
BAB 5
HIGIENE PERORANGAN
5.1
5.2
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Mengenakan Pakaian Kerja dan Memasuki Area
Produksi Nonsteril, Lampiran 5.2.
5.3
Cukup jelas. Lihat Pakaian Pelindung untuk Pembuatan Obat Steril, lihat
Pedoman CPOB 2012, Aneks 1. Pembuatan Produk Steril, Butir 45.
5.4
5.5
5.6
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penerapan Higiene Perorangan, Lampiran 5.6.
5.7
Hendaklah dibuat peraturan bahwa tiap personil yang mengidap penyakit atau
mempunyai luka terbuka segera melapor kepada atasan langsung.
Tiap atasan hendaklah memastikan bahwa peraturan tersebut dilaksanakan
secara konsisten dan mengamati apakah ada personil yang mengidap penyakit
atau mempunyai luka terbuka.
5.8
5.9
- 126 -
5.10
Hendaklah dibuat prosedur tertulis untuk mencuci tangan sebelum memasuki area
produksi dengan menggunakan sarana yang disediakan. Lihat Contoh Protap
Mencuci Tangan, Lampiran 5.10a.
Poster cara mencuci tangan hendaklah ditempatkan di lokasi yang tepat yaitu di
area cuci tangan sebelum memasuki area produksi. Lihat Contoh Poster Cara
Mencuci Tangan, Lampiran 5.10b.
Hendaklah disiapkan disinfektan yang dipilih untuk digunakan dalam prosedur
mencuci tangan. Disinfektan yang dipilih hendaklah dirotasikan untuk mencapai
efektivitas yang diinginkan. Pilihan disinfektan lihat Spektrum Antimikrobial dan
Karakteristik Bahan Antiseptik, Lampiran 5.10c.
5.11
Di area produksi, area gudang, laboratorium dan area lain dapat disediakan
ruangan khusus hanya untuk air minum dan diberi tanda.
5.12
Cukup jelas.
Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012 Bab 3. Bangunan dan Fasilitas, Butir
3.14.
5.14
Hendaklah disediakan toilet untuk pria dan wanita yang terpisah. Oleh karena
persyaratan higiene bagi personil produksi, yaitu yang bekerja di area kelas
kebersihan lebih tinggi dan relatif lebih ketat, letak toilet tersebut hendaklah di
area loker sebelum masuk ke ruang ganti pakaian bersih untuk masuk ke area
produksi. Lihat Contoh Konsep Alur Barang dan Personil, Lampiran 3.6b.
Jumlah minimum toilet yang dianjurkan berdasarkan jumlah personil adalah :
Jumlah Personil
- 127 -
sabun antiseptik (misal yang mengandung kloroksilenol 0,5% b/b) atau sabun
cair, dan
alat pengering tangan.
5.15
5.16
Cukup jelas.
5.17
5.18
Cukup jelas.
5.19
5.20
5.21
Cukup jelas.
5.22
Praktik tidak higienis di area pembuatan atau area lain yang dapat berdampak
merugikan terhadap mutu produk, antara lain :
a) Kesehatan personil:
Personil bekerja dalam kondisi tidak sehat seperti mengidap penyakit infeksi
pada saluran pernafasan bagian atas, influenza (batuk pilek), terkena alergi.
Juga dalam keadaan mempunyai luka terbuka, bercak-bercak, gatal, bisul atau
penyakit kulit lain. Bila baru sembuh dari suatu penyakit menular atau baru
- 128 -
Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Aneks 1. Pembuatan Produk Steril.
5.25
dan
5.26
5.27
5.28
dan
5.29
Cukup jelas.
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet, Lampiran
5.27.
Cukup jelas.
- 129 -
- 130 -
Lampiran 5.1a
(Contoh)
PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Departemen
Disusun oleh
.
Nama. ...
Jabatan .
Diperiksa oleh :
.
Nama. ...
Jabatan .
Seksi
.
Halaman 1 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti No
..
Nama. ...
Tanggal..
Jabatan .
1. Tujuan
Untuk memberikan petunjuk penggunaan alat pelindung dalam pengurangan dan / atau
penghilangan risiko terhadap kesehatan Personil ketika bekerja di lingkungan tertentu.
2. Ruang Lingkup
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian K3L bertanggung jawab menyusun, mengkaji kembali secara
berkala dan melatihkan Protap ini kepada semua Personil.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab mengkaji dan menyetujui
Protap ini.
3.3 Kepala Bagian masing-masing Departemen bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa seluruh Personil di bawah pengawasannya melakukan tindakan sesuai
Protap ini.
3.4 Supervisor bertanggung jawab menjaga agar Personil di bawah pengawasannya
menggunakan APD dengan tepat sesuai yang dijelaskan pada prosedur kerja.
4. Alat
4.1 Masker
Masker merek ........... tipe .........
Masker merek ............ tipe .........
4.2 Pelindung telinga (Hearing Protection)
Pelindung telinga merek .......... tipe .........
4.3 Sarung tangan
Sarung tangan merek .......... tipe ............
Sarung tangan merek .......... tipe ............
Sarung tangan merek .......... tipe ............
4.4 Kacamata (Goggles)
Kacamata merek ........... tipe ...........
Kacamata merek ........... tipe ...........
4.5 Sepatu Pengaman (Safety Shoes)
Sepatu Pengaman merek ........... tipe ..........
Sepatu Pengaman merek ........... tipe ..........
4.6 Helmet (Safety Helm)
Helmet merek .......... tipe ...........
- 131 -
Prosedur Tetap
NAMA PERUSAHAAN
PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Departemen
Disusun oleh
.
Nama. ...
Jabatan .
5. Prosedur
Diperiksa oleh :
.
Nama. ...
Jabatan .
Seksi
.
Halaman 2 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti No
..
Nama. ...
Tanggal..
Jabatan .
5.1 Masker
Gunakan masker ...... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika melakukan
pekerjaan ...............
Gunakan masker ...... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika melakukan
pekerjaan ...............
5.2 Pelindung telinga (Hearing Protection)
Gunakan pelindung telinga ....... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika
melakukan pekerjaan ...............
5.3 Sarung tangan
Gunakan sarung tangan ....... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika
melakukan pekerjaan ...............
Gunakan sarung tangan ....... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika
melakukan pekerjaan ...............
Gunakan sarung tangan ....... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika
melakukan pekerjaan ...............
Ujung sarung tangan harus menutupi lengan baju.
5.4 Kacamata (Goggles)
Gunakan kacamata ....... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika melakukan
pekerjaan ...............
Gunakan kacamata ....... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika melakukan
pekerjaan ...............
5.5
6. Referensi
--------
- 132 -
Prosedur Tetap
PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
NAMA PERUSAHAAN
Departemen
Disusun oleh
.
Nama. ...
Jabatan .
Diperiksa oleh :
.
Nama. ...
Jabatan .
7. Riwayat Perubahan
Versi
1.
2.
No
xxxx
yyyy
Tanggal
16 April 2011
14 April 2013
Seksi
.
Halaman 3 dari 3
No .
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti No
..
Nama. ...
Tanggal..
Jabatan .
Alasan
Baru
Menghilangkan contoh-contoh APD dan
menunjukkan di mana dan di ruang mana
masing-masing APD harus dipakai
8. Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2 : Kepala Gudang
No. 3 : Kepala Bagian Produksi
No. 4 : Kepala Bagian K3L
- 133 -
Lampiran 5.1b
(Contoh)
PAKAIAN PELINDUNG
SESUAI DENGAN RUANG KELAS KEBERSIHAN
Halaman 1 dari 9
No.
1.
Pakaian Kerja
1.1 Bahan
o 100%
synthetic
continuous
filament
polyester, tidak melepas
serat
atau
bahan
partikulat
dirancang
hingga
merupakan
saringan yang dapat
menahan partikulat dan
partikel yang dilepas oleh
tubuh. Digunakan pula
jenis antistatis dapat
ditembus
udara
(air
permeable),
Atau
o Spunbonded
olefine
untuk sekali pakai.
Kelas Kebersihan
F (Misal: area
pengemasan
sekunder) dan G
(Misal: gudang)
Kelas Kebersihan
D dan E
o
o
Lihat Gambar 2
- 134 -
Lihat Gambar 3
Halaman 2 dari 9
No.
Kelas Kebersihan
D dan E
Kelas Kebersihan
F (Misal: area
pengemasan
sekunder) dan G
(Misal: gudang)
Lihat Gambar 1
1.3 Frekuensi Penggantian
o Tiap masuk kembali ke
dalam
ruang
kerja
setelah keluar untuk
keperluan ke toilet,
istirahat makan atau
keperluan lain.
2.
Pelindung Mata
2.1 Bahan
o Safety Goggle, Splash
Proof lensa polikarbonat
dengan bingkai dari vinil
agar nyaman dipakai dan
menambah sirkulasi
udara untuk mencegah
pengembunan;
tahan gores dan tidak
menyebabkan
pengembunan; memenuhi
persyaratan EN 166:2001
2.2 Rancangan
2.3 Frekuensi Penggantian
- 135 -
Halaman 3 dari 9
No.
3.
Pelindung Kuping
3.1 Bahan
3.2 Rancangan
3.3 Frekuensi Penggantian
4.
Kelas Kebersihan
D dan E
Kelas Kebersihan
F (Misal: area
pengemasan
sekunder) dan G
(Misal: gudang)
o Ear plugs
Sama seperti untuk
Busa poliuretan
kelas kebersihan E
berdampak alergi rendah
(hipo-alergenis) dengan
atau tanpa tali (corded)
1130;
kemampuan penurunan
derajat kebisingan (Noise
Reduction Rating/NRR)
29-30 db
o Ear muff
Lihat Gambar 5 dan 6
Tiap kali bila sudah kotor
- 136 -
o Particulate Respirator
seperti untuk kelas
kebersihan E
Lihat Gambar 7
Halaman 4 dari 9
No.
5.
Kelas Kebersihan
D dan E
- 137 -
Kelas Kebersihan
F (Misal: area
pengemasan
sekunder) dan G
(Misal: gudang)
Halaman 5 dari 9
No.
6.
7.
Sepatu
6.1 Bahan
o Seperti no. 1 di atas
6.2 Rancangan
o Sepatu boot setinggi lutut
(knee length overboot)
6.3 Jadwal Pembersihan
o Seperti di atas, nomor 1
Pelindung Kepala
7.1 Bahan
o Seperti no. 1.1 di atas
7.2 Rancangan
7.3 Frekuensi Penggantian
Kelas Kebersihan
D dan E
Kelas Kebersihan
F (Misal: area
pengemasan
sekunder) dan G
(Misal: gudang)
Lihat Gambar 10
Lihat Gambar 11
Lihat Gambar 2
Lihat Gambar 12
- 138 -
Halaman 6 dari 9
KATEGORI
PAKAIAN
1.000
10
5.000
25
10.000
50
15.000
125
25.000
175
- Serat adalah partikel yang panjangnya lebih besar dari 100 mikron di mana perbandingan
antara panjang dan tebalnya lebih besar daripada 10 : 1.
- Partikel adalah suatu objek padat yang panjangnya berukuran 5 mikron atau lebih.
* American Standard for Testing Materials
- 139 -
Halaman 7 dari 9
ASTM
EN
PVC
NIOSH
TC
AS/NZS
- 140 -
Halaman 8 dari 9
Gambar 2
Gambar 1
Gambar 3
Gambar 4,
Safety Goggle
Gambar 5,
Ear Plug
Gambar 6,
Ear Muff
Gambar 7,
Particulate Respiratory
Gambar 8,
Powered Air Purifying
Respirator
- 141 -
Halaman 9 dari 9
Gambar 9,
Half Faced Respirator plus
Cartridge
Gambar 9,
Full Faced Respirator plus
Cartridge
Gambar 11.
Safety laced shoes
Gambar 10.
Safety shoes, boots
Gambar 12,
Hard Hat
- 142 -
Lampiran 5.2
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal.
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
Halaman 1 dari 2
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
1. Tujuan
Memberikan prosedur berpakaian kerja yang baik untuk melindungi bahan / produk
terhadap cemaran dan personil terhadap bahan / produk.
2. Ruang Lingkup
2.1
2.2
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
4.2
4.3
5. Prosedur
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal.
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.13
Prosedur Tetap
Mengenakan Pakaian Kerja dan
Memasuki Area Produksi Nonsteril
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
Halaman 2 dari 2
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
Duduk di bangku panjang dan kenakan kaos kaki dan sepatu kerja.
Periksa pada cermin yang disediakan :
Apakah pengenaan dan kelengkapan pakaian kerja sudah sesuai dengan contoh
pada gambar yang terpasang pada dinding. Perbaiki / lengkapi apabila tidak
sesuai.
Cuci tangan dan keringkan sesuai Protap Mencuci Tangan, no..........,
tanggal,..................
Masuk melalui ruang antara ke area produksi.
Pastikan kedua pintu Ruang Penyangga Udara tertutup sebelum masuk ke
Ruang Penyangga Udara ke area Produksi.
Tutup kembali pintu pertama Ruang Penyangga Udara sebelum membuka pintu
kedua sebelum memasuki area Produksi.
Tiap hari Senin dan Rabu ganti pakaian dengan yang baru dicuci dan masukkan
pakaian yang sudah kotor ke tempat yang sudah disediakan di Ruang Ganti
Pakaian II.
6. Pelaporan
---7. Lampiran
---8. Dokumen Rujukan
---9. Riwayat
Versi
1.
No
xxxxx
Tanggal
29 Mei 2013
Baru
10. Distribusi
Alasan
Lampiran 5.4
(Contoh)
Disusun oleh
..........
Tanggal .................
No
Hal
1.
1.1
1.1.1
Kesehatan
Pemeriksaan
Kesehatan
Awal
1.1.2
Berkala
1.1.3
Sesudah
sembuh dari
penyakit
menular
Sekembali dari
daerah yang
terjangkit
wabah penyakit
1.1.4
1.1.5
Verifikasi
sesudah
sembuh dari
penyakit kulit
atau menderita
luka terbuka,
bercak, bisul,
penyakit kulit
lain
Halaman 1 dari 3
Nomor
.....
Departemen
Seksi
.............................
...............................
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
............
......
Tanggal ....................
Tanggal .................
No.
Jenis
Penanggung
Protap
Pemeriksaan
Jawab
Tanggal berlaku
........
Mengganti
No..........................
Tanggal ....
Jadwal
Dilaksanakan
pada
Sampel
darah, urin,
feses, dan
paru-paru
terhadap
penyakit
menular
Sampel
darah, urin,
feses, dan
paru-paru
terhadap
penyakit
menular
Sesuai kasus
Kepala
Bagian
Personalia
Sebelum
Calon
pengangkat- Karyawan
an sebagai
Baru
Karyawan
Kepala
Bagian
Personalia
Tiap Tahun
Seluruh
Personil yang
berhubungan
dengan
pembuatan
Supervisor
atasan
langsung
Sesuai
kasus
Sesuai kasus
Supervisor
atasan
langsung
Kepala
Bagian
Produksi
Supervisor
atasan
langsung
Sesuai
kasus
Personil yang
baru sembuh
dari penyakit
menular
Personil yang
baru kembali
dari daerah
terjangkit
wabah
penyakit
Personil yang
mengidap
penyakit kulit
atau menderita
luka terbuka,
bercak, bisul,
penyakit kulit
lain
Sesuai kasus
- 145 -
Sesuai
kasus
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
..........
Tanggal .................
No
Hal
Nomor
.....
Departemen
Seksi
Tanggal berlaku
.............................
............................... ........
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Mengganti
............
......
No..........................
Tanggal ....................
Tanggal ................. Tanggal ....
No.
Jenis
Penanggung
Jadwal
Dilaksanakan
Protap
Pemeriksaan
Jawab
pada
Mata
Supervisor
Tiap 6 bulan Petugas
atasan
Pemeriksa
langsung
Visual Produk
Steril
1.2
Pemeriksaan
Mata
2.
2.1
Pakaian Kerja
Pakaian Kerja
bekas pakai
2.2
Kelengkapan
Kerapihan dan
Kebersihan
Pakaian Kerja
yang sedang
dipakai
Kebersihan
Perorangan
Kuku jari
tangan: pendek
dan bersih.
Kebersihan
tangan sebelum
memasuki area
produksi
Rambut, kumis,
jenggot:
terlindung
Penggunaan
kosmetik di
area produksi
Pelatihan
Higiene
Perorangan
3.
3.1
3.2
3.3
3.4
4.
4.1
Halaman 2 dari 3
Lengkap dan
rapih
Kuku jari
tangan
Tangan
Kepala
Urusan
Umum
Supervisor
atasan
langsung
Supervisor
atasan
langsung
Sesuai
jadwal
pencucian
pakaian
kerja
Personil
Produksi,
Pengawasan
Mutu, Teknik,
Gudang
Tiap saat
Personil
Produksi,
Pengawasan
Mutu, Teknik,
Gudang
Supervisor
atasan
langsung
Supervisor
atasan
langsung
Tiap saat
Personil yang
berada di area
Produksi
Setiap personil
yang akan
memasuki
area Produksi
Personil yang
berada di area
Produksi
Personil
Produksi
Supervisor
atasan
langsung
Supervisor
atasan
langsung
Protap
Higiene
Perorangan
No. ..........
- 146 -
Pelatih yang
kompeten
Tiap kali
sebelum
masuk area
Produksi
Tiap saat
Tiap saat
Sesuai
jadwal
- Semua
personil yang
bekerja di
area
pembuatan
- Manajemen
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
..........
Tanggal .................
No
Hal
5.
5.1
Penyuluhan
Poster Higiene
Perorangan
No. ...........
Halaman 3 dari 3
Nomor
.....
Departemen
Seksi
.............................
...............................
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
............
......
Tanggal ....................
Tanggal .................
No.
Jenis
Penanggung
Protap
Pemeriksaan
Jawab
-
Kepala
Bagian dan
Supervisor
- 147 -
Tanggal berlaku
........
Mengganti
No..........................
Tanggal ....
Jadwal
Dilaksanakan
pada
Sesuai
kebutuhan
Dipasang di
samping
cermin di atas
wastafel
Lampiran 5.5
(Contoh)
Sesudah pulih
dari penyakit
infeksi pada
saluran
pernafasan
dan penyakit
menular lain
Diulang bagi
karyawan yang di
lingkungannya
ada wabah atau
yang baru
kembali dari area
wabah
Tiap
tahun
Tiap
tahun
ISPA
Tiap
tahun
Tiap 6
bulan
Sebelum
direkrut
Jadwal
1. Umum
2. Sinar X (Rontgen)
JENIS PEMERIKSAAN
MEDIS
Catatan :
- beri tanda pada kolom Jenis Pemeriksaan Medis yang perlu dilaksanakan
- Pemeriksaan umum
- Sinar X / Sinar Rontgen
- Pemeriksaan darah,
urin, feses
- 148 -
Lampiran 5.6
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
PENERAPAN
HIGIENE PERORANGAN
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal ..
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal ..
Halaman 1 dari 2
No..
Tanggal berlaku
...
Mengganti
No. .
Tanggal ..
1. Tujuan
Untuk menjamin secara konsisten higiene perorangan yang baik dari tiap personil yang
terlibat dalam pembuatan atau berada di area pembuatan.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk tiap personil yang terlibat dalam pembuatan atau berada di
area pembuatan.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab agar Protap ini dilaksanakan
oleh tiap orang yang terlibat dalam pembuatan.
Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab agar tiap Supervisor di tiap Bagian
Produksi mengawasi pelaksanaan Protap ini dan bila perlu memberi bimbingan,
teguran maupun tindakan disipliner atas penerapan protap ini.
Tiap personil yang terlibat dalam pembuatan atau berada di area pembuatan,
baik langsung maupun tidak langsung bertanggung jawab untuk memerhatikan
dan melaksanakan protap ini dengan baik dan benar secara konsisten.
5. Prosedur
- 149 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
6.
Halaman 2 dari 2
No..
PENERAPAN
HIGIENE PERORANGAN
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal ..
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal ..
Tanggal berlaku
...
Mengganti
No. .
Tanggal ..
Pelaporan
6.1
6.2
6.3
7. Lampiran
--8. Dokumen Rujukan
8.1
8.2
9. Riwayat
Versi
1.
No
xxxxx
Tanggal
14 Mei 2013
Baru
10. Distribusi
Alasan
- 150 -
Lampiran 5.8
Aspek
a. Pabrik
b. Peralatan
c. Personil
d. Pembersihan
dan Sanitasi
- 151 -
Lampiran 5.10a
(Contoh)
Disusun oleh
.
Tanggal
Prosedur Tetap
MENCUCI TANGAN
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal .
Seksi
.
Disetujui oleh
..
Tanggal .
Halaman 1 dari 2
Nomor
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No...
Tanggal
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku bagi tiap orang sebelum memasuki Area Produksi agar mencuci
tangan di tempat cuci tangan yang disediakan Perusahaan.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
Kepala Divisi Pemastian Mutu bertanggung jawab agar Protap ini diikuti dan
dilaksanakan oleh setiap orang sebelum memasuki area produksi.
Kepala Departemen dan Supervisor Produksi bertanggung jawab atas
pengawasan terhadap pelaksanaan Protap ini oleh tiap orang sebelum memasuki
Area Produksi.
Tiap orang yang memasuki area produksi bertanggung jawab untuk
melaksanakan Protap ini dengan baik sesuai urutannya.
5. Prosedur
Cuci tangan secara menyeluruh di sarana cuci tangan yang disediakan dengan
menggunakan sabun cair yang disediakan. Gunakan sikat yang disediakan bila sela
kuku kotor, Sikat sampai sela kuku bersih. Kuku harus pendek pada waktu cuci tangan.
5.1 Basahi tangan dengan air kran. Tuangkan sabun cair di telapak tangan, gosok.
5.2 Gosok ujung jari di telapak tangan sisi lain secara bergantian.
5.3 Gosok kedua telapak tangan satu dengan yang lain.
5.4 Silangkan jari-jari dan gosok.
- 152 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 2
Nomor
MENCUCI TANGAN
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal .
Seksi
.
Disetujui oleh
..
Tanggal .
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No...
Tanggal
6. Pelaporan
---------------
7. Lampiran
---------------
8. Riwayat
Versi
No
1.
xxxxx
Tanggal
20 Juni 2013
Baru
9. Distribusi
Alasan
- 153 -
Lampiran 5.10b
(Contoh)
- 154 -
Lampiran 5.10c
Gram
Pos.
+++
Gram
Neg.
+++
Mycobacteria
Fungi
Virus
+++
+++
Chlorhexidine
(larutan 2% dan
4% dalam air)
Iodophor
+++
++
+++
+++
4.
Phenol dan
derivatnya
+++
5.
Triclosan
+++
*)
2.
3.
- 155 -
Laju Kerja
Keterangan
+++
Cepat
+++
Menengah
++
++
Menengah
Menengah
++
+++
Menengah
Konsentrasi optimum
60%-95% Aktivitasnya
tidak terus-menerus
(persistent), jarang
menyebabkan alergi.
Aktivitasnya terusmenerus, dapat
menyebabkan alergi.
Lebih kurang
menyebabkan iritasi
dibanding iodium.
Aktivitas dinetralkan
oleh surfaktan nonionis.
Kecocokannya pada
tangan bervariasi.
Catatan : +++ = sangat baik (excellent) ; ++ = baik, namun tidak mencakup seluruh spektrum bakteri
= tidak ada aktivitas atau tidak cukup
Referensi : Centers for Disease Control (CDC) , 25 Okt.2002
*)
- 156 -
Lampiran 5.15a
(Contoh)
- 156 -
Lampiran 5.15b
(Contoh)
- 157 -
Lampiran 5.19
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal............
Halaman 1 dari 4
Nomor
Departemen
..
Dicek oleh
.........
Tanggal ................
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No...........
Tanggal..
Seksi
..
Disetujui oleh
..........
Tanggal .....................
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas ketersediaan program
pemberantasan hama dan mengotorisasi Protap ini.
3.2 Kepala Bagian Urusan Umum bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji dan
melatihkan Protap ini.
3.3 Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian Pengawasan
Mutu, Kepala Bagian Penelitian & Pengembangan dan Teknik bertanggung jawab
untuk memantau ada / tidak ada hama serangga di sarana masing-masing bagian.
3.4 Pihak Ketiga yang dikontrak oleh perusahaan bertanggung jawab untuk
melakukan program PHT sesuai dengan peraturan pemerintah, kontrak kerja,
Protap ini dan menerapkan pengelolaan pengendalian hama di area
P erusahaan secara efektif.
- 158 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 4
Nomor
..
Departemen
Seksi
Tanggal berlaku
..
..
.
Disusun oleh
Dicek oleh
Disetujui oleh
Mengganti
...... .....
.........
No............
Tanggal ............. Tanggal..............
Tanggal ....................
Tanggal....
Insektisida : Zeta Cypermethrin, Thimathoxam, Bubuk Abate
Rodentisida : Bromadiolone dan Brodifacum
5. Prosedur
5.1. Inspeksi
5.1.1 Sebelum melakukan penanganan (penanganan) awal, lakukan survei
(mapping) untuk menentukan lokasi dan rencana pengendalian yang
akan dilakukan.
5.1.2 Susun program PHT yang berisi keterangan sebagai berikut :
1) Jenis Hama;
2) Lokasi sumber-sumber hama tersebut;
3) Rencana penanganan dan pemantauan lengkap dengan frekuensi,
bahan, alat dan caranya;
4) Lay-out penempatan perangkap sebagai bagian dari penanganan dan
pemantauan;
5) Lay-out harus berisi keterangan lokasi dari perangkap dan tipe
perangkap.
5.1.3 Peroleh persetujuan program PHT ini dari Pihak Ketiga, Kepala Bagian
K3L dan Kepala Bagian Pemastian Mutu (atau sesuai struktur organisasi
perusahaan) sebelum diaplikasikan.
5.2. Pemantauan
5.2.1 Pelaksanaan pemantauan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disusun pada Butir 5.1
5.2.2 Frekuensi pelaksanaan pemantauan
a) Pemantauan rutin setiap 1 kali dalam seminggu
b) Setiap 6 bulan sekali rencana pengelolaan pengendalian hama ini harus
ditinjau ulang dengan mempertimbangkan hasil kegiatan penanganan
dan pemantauan
c) Hasil tinjauan ulang tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan
sebelum diterapkan oleh pejabat yang berwenang (Kepala Bagian K3L
dan Kepala Bagian Pemastian Mutu)
5.3. Penanganan
5.3.1 Pelaksanaan penanganan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disusun pada Butir 6.2.
5.3.2 Frekuensi pelaksanaan penanganan
a) Penanganan rutin Area Outdoor setiap 1 kali dalam 2 minggu dan
b) Penanganan rutin Area Indoor setiap 1 kali dalam 1 minggu atau
c) apabila ditemukan infestasi saat pemantauan.
- 159 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 4
Nomor
..
Departemen
Seksi
..
..
Disusun oleh
Dicek oleh
Disetujui oleh
...... .....
.........
Tanggal ............. Tanggal..............
Tanggal ....................
5.3.3 Jenis penanganan
5.3.3.1 Penanganan Binatang Pengerat (Rodent)
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No............
Tanggal....
- 160 -
Prosedur Tetap
Halaman 4 dari 4
Nomor
..
Departemen
..
Dicek oleh
.....
Tanggal..............
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No............
Tanggal....
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal .............
6. Pelaporan
Seksi
..
Disetujui oleh
.........
Tanggal ....................
7. Lampiran
a. Buku log*
b. Protap setiap penanganan dari pihak ketiga *
8. Riwayat
1.
2.
Versi
9. Distribusi
Asli
Kopi no
1.
2.
3.
4.
5.
No
xxxx
yyyy
Tanggal
...........
............
Alasan
Baru diterbitkan
Tambahan
- 161 -
Lampiran 5.20a
(Contoh)
Disusun oleh
......
Tanggal...............
Prosedur Tetap
Sanitasi Ruang Pencetakan
Tablet
Departemen
..
Dicek oleh
......
Tanggal...............
Seksi
..
Disetujui oleh
......
Tanggal..................
Halaman 1 dari 4
Nomor
Tanggal berlaku
..
Mengganti
No............
Tanggal .....
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Tanggung Jawab
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal...............
4.2.4
4.2.5
4.2.6
Prosedur Tetap
Sanitasi Ruang Pencetakan
Tablet
Departemen
..
Dicek oleh
......
Tanggal...............
Seksi
..
Disetujui oleh
......
Tanggal..................
Halaman 2 dari 4
Nomor
Tanggal berlaku
..
Mengganti
No............
Tanggal .....
5. Prosedur
5.1 Lantai
Tiap hari kerja setelah selesai produksi atau bila terjadi ceceran produk atau
pergantian produk :
5.1.1 Bersihkan lantai dengan menggunakan vacuum cleaner.
5.1.2 Siapkan peralatan dan air untuk mengepel :
5.1.2.1 Isi ember pertama dengan air kran secukupnya.
5.1.2.2 Isi ember kedua dengan air kran dan larutan disinfektan untuk
lantai.
5.1.2.3 Taruh di dekat area pengepelan rambu pengaman warna
kuning yang bertuliskan Awas Lantai Basah.
5.1.3 Pel lantai dengan menggunakan air kran di ember pertama.
5.1.4 Celupkan kain pel ke dalam air di ember pertama.
5.1.5 Peras kain pel tersebut dengan alat peras di ember pertama.
5.1.6 Laksanakan pengepelan dengan gerakan seka yang teratur dan lurus
sampai kain pel mulai menjadi kotor.
5.1.7 Bilas kain pel kotor di air ember pertama dan peras.
5.1.8 Laksanakan pengepelan setelah mencelupkan kain pel dalam air di
ember kedua, peras kain pel tersebut pada alat peras di ember kedua.
Laksanakan sesuai Butir 5.1.6 tersebut di atas.
5.1.9 Ganti air bilasan bila air di ember pertama mulai kotor, buang air
tersebut melalui saluran pembuangan (drainage) di Ruang Pencucian.
Bilas dan Isi dengan air kran baru.
5.1.10 Ganti disinfektan tiap awal bulan.
5.2 Dinding
5.2.1 Bersihkan dengan vacuum cleaner setiap hari.
5.2.2 Lanjutkan dengan mengikuti Butir 5.6.
5.3 Langit langit
Bersihkan dengan vacuum cleaner pada tiap akhir pencetakan tablet dari
produk tertentu.
5.4 Panel Kaca
5.4.1 Bersihkan dengan vacuum cleaner setiap hari.
5.4.2 Lanjutkan dengan mengikuti Butir 5.6.
- 163 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal...............
Prosedur Tetap
Sanitasi Ruang Pencetakan
Tablet
Departemen
..
Dicek oleh
......
Tanggal...............
Seksi
..
Disetujui oleh
......
Tanggal..................
Halaman 3 dari 4
Nomor
Tanggal berlaku
..
Mengganti
No............
Tanggal .....
6. Pelaporan
7. Lampiran
Kartu Pelaksanaan Sanitasi. *
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
8. Dokumen Rujukan
---------
- 164 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal...............
9. Riwayat
1.
Versi
10. Distribusi
Asli
Kopi No.
No.
No.
No.
No.
1
2
3
4
5
Prosedur Tetap
Sanitasi Ruang Pencetakan
Tablet
Departemen
..
Dicek oleh
......
Tanggal...............
No
xxxx
Seksi
..
Disetujui oleh
......
Tanggal..................
Tanggal
18 Juli 2013
Baru
- 165 -
Halaman 4 dari 4
Nomor
Tanggal berlaku
..
Mengganti
No............
Tanggal .....
Alasan
Lampiran 5.20b
Nama bahan
1. GOLONGAN
ALKOHOL
1.1 Etanol
1.2 Isopropanol
Konsentrasi
yang digunakan
Cara
kerja
Optimal pada
- Denaturasi sel
protein dan
enzim, selanjutnya
mengganggu
metabolisme
dan
pembelahan sel
- Merusak
membran
70%
95 - 100%
Pengaruh
terhadap
mikroorganisme
vegetatif
B S F V
b d b b
Halaman 1 dari 5
Pengaruh pada pemakaian
Kebaikan
- bereaksi cepat
- menguap tanpa meninggalkan sisa
- mempunyai daya pembersih
- daya disinfektan tidak terpengaruh oleh protein dan
deterjen
- memacu pembentukan
karat,
- mudah terbakar
- dapat menyebabkan iritasi
mata
- mempunyai daya penetrasi
yang lemah dan hendaklah
digunakan hanya pada
permukaan yang bersih
- tidak digunakan untuk tujuan
sterilisasi karena tidak
mempunyai aktivitas
sorisidal
- beracun
- mempunyai bau yang
menyengat dan bersifat
iritasi pada mata dan
saluran pernafasan
- mengiritasi kulit
- karsinogenik
- 166 2. GOLONGAN
ALDEHIDA
2.1 Formaldehida (gas)
tersedia sebagai
larutan formalin (3438% b/b
formaldehida dalam
air dengan metanol
untuk menghambat
polimerisasi)
- Mikroorganisme
3 5%
- Denaturasi
protein dan
enzim
- Mengikat
lapisan luar dari
sel
B = Bakteri
a = baik sekali
S = Spora
b = baik
b b b b
F = Jamur
c = cukup
- 167 -
Keburukan
V = Virus
d = kurang
Nama bahan
2.2 Gluteraldehida
3. ASAM PERASETAT
4. CO. BIGUANIDA
- 167 -
Chlorhexidine
Konsentrasi yang
digunakan
5.4 Phenol
- Mikroorganisme
Pengaruh
terhadap
mikroorganisme
vegetatif
B S F V
Keburukan
bersifat antioksida
Merusak membran
dalam (cytoplasmic
membrane)
5. GOLONGAN FENOL
5.1 Chlorocresol (dalam
sabun)
5.2 Chloro-xylenol and
terpinol
5.3 p-Chloro- m cresol
Cara kerja
1,0%
b d b d
Denaturasi sel
protein dan enzim
b d b c
2,5%
- bersifat bakterisid
- daya disinfektan tidak
terpengaruh oleh zat
organik dan air sadah
S = Spora
b = baik
F = Jamur
c = cukup
- 168 -
V = Virus
d = kurang
Nama bahan
Konsentrasi
yang digunakan
6. ETILIN OKSIDA
Cara
kerja
Alkilasi pada
senyawa yang
diperlukan dalam
reaksi
metabolisme
Pengaruh
terhadap
mikroorganisme
vegetatif
B S F V
a a a a
- memerlukan pengawasan
yang ketat pada pemakaiannya
- meninggalkan sisa yang
bersifat toksik
- bahan yang diolah harus
dihilangkan dulu dari sisasisa etilen oksida sebelum
dipakai
- Etilen oksida murni beracun,
mudah terbakar dan meledak
- 168 -
Kebaikan
7. IODIUM DAN
SENYAWA IODIUM
75 150 ppm
sebagai disinfektan
permukaan
Oksidator
b b b b
- Mikroorganisme
B = Bakteri
a = baik sekali
S = Spora
b = baik
F = Jamur
c = cukup
- 169 -
V = Virus
d = kurang
Nama bahan
Konsentrasi
yang digunakan
8. SENYAWA KLOR
Oksidator
- 169 -
8.1 Hipoklorit
8.2 Kloramin-T
0,5%
membentuk asam
hipoklorat yang stabil
8.4 Natrium
iklorisosianurat
0,1% w/v
9. GOLONGAN
PEROKSIDA
Hidrogen peroksida
- Mikroorganisme
Cara
kerja
Pengaruh
terhadap
mikroorganisme
vegetatif
B S F V
b b b b
Oksidator
b b c b
5 - 7%
B = Bakteri
a = baik sekali
S = Spora
b = baik
F = Jamur
c = cukup
- 170 -
V = Virus
d = kurang
Keburukan
- bersifat iritasi pada kulit,
mata dan paru-paru
- korosif terhadap beberapa
logam
- merusak karet, plastik dan
kain
- tidak tersatukan dengan
beberapa deterjen
- hipoklorit dianggap dapat terpengaruh oleh protein dan
plastik serta beberapa bahan
alam yang bukan protein
- hipoklorit cepat terurai,
larutan encer hendaklah
diganti setelah 24 jam
- tidak tersatukan dengan
beberapa deterjen
- bersifat korosif terhadap
beberapa logam
- merusak karet, plastik dan
kain
- mudah terurai menjadi air
dan oksigen
- sifat anti mikrobanya
berkurang dengan zat
yang mudah teroksidasi
misal: protein
Nama bahan
Vapourized Hydrogen Peroxide
(VHP) dihasilkan dari alat
generator
- 170 -
10. SURFAKTAN
KATIONIK
10.1 Senyawa ammonium
kwarterner
Konsentrasi
yang digunakan
Cara
kerja
2 mg H2O2/L volume
ruangan sebagai
fase uap pada suhu
ruangan 4C sampai
80C dalam waktu
kurang dari 1 menit
(nilai D = 0,17menit
terhadap B. Subtilis
dan 0,3 menit
terhadap B.
stearothermophilus
1,0 2,0%
Pengaruh
terhadap
mikroorganisme
vegetatif
B S F V
denaturasi protein
dan enzim
b d c c
B = Bakteri
a = baik sekali
S = Spora
b = baik
- 171 -
F = Jamur
c = cukup
V = Virus
d = kurang
Keburukan
- menyebabkan iritasi
pada kulit,
- beberapa senyawa
dapat menimbulkan
kerusakan berat pada
mata
- tidak tersatukan dengan
senyawa anion dan
deterjen ionik
- sifat anti mikrobanya
berkurang dengan
kehadiran protein,
beberapa bahan dalam
dan dari material
plastik
Lampiran 5.20c
Nama bahan
Kadar
Pemakaian
1. Deterjen benzen
sulfonat dan alkohol
eter
sulfonat
dan
alkohol etoksilat
0,1% v/v
Serba
guna
untuk
peralatan, lantai dan alatalat gelas
1% v/v
3. Sabun cair
yang tersedia
pasaran
4. Deterjen komersial
lain
1%
di
- 171 -
Lampiran 5.27
(Contoh)
Disusun oleh
.
Tanggal .
Prosedur Tetap
PEMBERSIHAN MESIN CETAK
TABLET ABC
No.......
Departemen
..
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
..
Tanggal ..
Halaman 1 dari 4
No
..
Tanggal berlaku
Mengganti
No. ..
Tanggal
1. Tujuan
Untuk menjamin Mesin Cetak Tablet merek ..... tipe .... bebas dari sisa dari produk
sebelumnya dan bahan pembersih.
2. Ruang Lingkup
2.1
2.2
Protap ini berlaku setelah selesai pencetakan bets tertentu dari suatu produk dan
akan digunakan untuk mencetak produk lain.
Protap ini dilaksanakan di Ruang Mesin Pencetakan Tablet No .......
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
4.2
- 172 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal .
Prosedur Tetap
PEMBERSIHAN MESIN CETAK
TABLET ABC
No.......
Departemen
..
Diperiksa oleh
Tanggal
5. Prosedur
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Seksi
Disetujui oleh
..
Tanggal ..
Halaman 2 dari 4
No
..
Tanggal berlaku
Mengganti
No. ..
Tanggal
- 173 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal .
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.13
5.14
5.15
5.17
Prosedur Tetap
PEMBERSIHAN MESIN CETAK
TABLET ABC
No.......
Departemen
..
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
..
Tanggal ..
Halaman 3 dari 4
No
..
Tanggal berlaku
Mengganti
No. ..
Tanggal
5.5.3.3 Taruh di atas sebelah bak pembersihan agar tiris dari Air Murni.
5.5.3.4 Semprot dengan Etanol 70% dan biarkan mengering.
5.5.3.5 Bersihkan tray dengan dengan Air Murni dan lap hingga kering.
5.5.3.6 Taruh kembali di tray yang bersih dan kering.
Pembersihan Upper Punches
Lepaskan semua upper punches setelah plugnya dilepas dan taruh di dalam
tray khusus sesuai urutannya.
Bersihkan tiap upper punch sesuai pengerjaan Butir 5.5.2 dan 5.5.3.
Pembersihan Dies
Lepaskan semua dies dan taruh di dalam tray sesuai urutannya.
Bersihkan tiap dies sesuai pengerjaan Butir 5.5.2 dan 5.5.3.
Pembersihan Bagian Mesin Tablet yang Melekat
Bersihkan semua bagian mesin tablet yang ada di Ruangan Pencetakan Tablet
No. Ruang ........ sesudah pengerjaan Butir 5.2 seperti :
5.8.1 Base plate di mana turret terpasang;
5.8.2 Cam tracks;
5.8.3 Dies seats;
5.8.4 Upper and lower punch holes;
5.8.5 Permukaan turret; dan
5.8.6 Permukaan luar dan dalam mesin tablet
dengan menyapu dan mengumpulkan debu granulat dengan menggunakan
kuas nilon (nylon brush) dan menampung debu granulat di wadah plastik 2 L
dan bersihkan dengan kain lap yang dibasahi larutan Etanol 70%.
Bilas kain lap yang kotor di dalam Air Murni di ember plastik 5 L, peras,
kemudian basahi dengan Etanol 70%.
Lanjutkan pembersihan dari Butir 5.8 dengan menggunakan lap yang dibasahi
(dari Butir 5.9) dan biarkan mengering.
Pasang kembali tiap die ke dalam dies hole terkait dan tekan dengan jari tangan
pada bagian atas dies hingga dies menempati dies hole secara sentral dan rata
dengan permukaan turret.
Putar tiap dies screw hingga kedudukan dies benar dan kencang pada dies
hole.
Periksa semua permukaan dies apakah telah rata dengan permukaan turret.
Pasang tiap lower punch pada lower punch hole menurut nomornya.
Putar turret, periksa bahwa tiap lower punch bergerak bebas tanpa hambatan
ke atas dan ke bawah.
Pasang tiap upper punch kembali pada tempatnya masing-masing.
- 174 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal .
Prosedur Tetap
PEMBERSIHAN MESIN CETAK
TABLET ABC
No.......
Departemen
..
Diperiksa oleh
Tanggal
6.
Pelaporan
7.
Lampiran
---------
8.
Dokumen Rujukan
9.
Riwayat
Halaman 4 dari 4
Seksi
Disetujui oleh
..
Tanggal ..
No
..
Tanggal berlaku
Mengganti
No. ..
Tanggal
Manual Operasional Mesin Tablet ABC yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Versi
1.
No
xxxxx
Tanggal
04 Agustus 2013
10. Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1. : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2. : Kepala Bagian Produksi
No. 3. : Kepala Bagian Teknik
No. 4. : Supervisor Seksi Pencetakan Tablet
No. 5. : Operator Mesin Tablet ABC
- 175 -
Alasan
baru
BAB 6
PRODUKSI
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
6.1
Personil yang kompeten. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 2. Personalia, Butir
2.1.
6.2
6.3
Cukup jelas. Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin / Alat dapat digunakan.
Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.
6.4
Masalah lain misal: wadah tidak berlabel, salah label, label tidak jelas, label
ganda dan segel rusak.
6.5
6.6
Dalam hal ini produk antara dan produk ruahan yang diterima adalah yang dibeli
dari luar industri. Lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 6.2.
6.7
6.8
Cukup jelas.
6.9
6.10
Cukup jelas.
- 176 -
Bab 6 - Produksi
6.11
6.12
Cukup jelas.
6.13
6.14
Cukup jelas.
6.15
6.16
dan
6.17
Lihat
Contoh
Protap
Cukup jelas.
BAHAN AWAL
6.18
6.19
6.20
Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi, Butir 10.21. Pilihan lain misal
sistem komputerisasi yang tepat dapat digunakan untuk pengawasan dan
pencatatan bahan awal yang keluar dan masuk.
6.21
Cukup jelas.
- 177 -
Bab 6 - Produksi
6.22
Tiap penerimaan atau tiap bets / lot bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan
(misal: nomor kontrol, nomor penerimaan dan cara lain yang relevan).
6.23
6.24
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Awal
dan Bahan Pengemas, Lampiran 6.2a.
6.25
6.26
Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 7. Pengawasan Mutu, Butir 7.33.
6.27
dan
6.28
Cukup jelas.
6.29
6.30
dan
6.31
Lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 6.13. Jika menggunakan sistem barcode,
informasi bahan (misal: lokasi penyimpanan, status dan jumlah persediaan
bahan) dapat dicek melalui barcode reader.
Cukup jelas.
6.32
6.33
Cukup jelas.
6.34
6.35
s/d
6.37
6.38
Cukup jelas.
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
- 178 -
Bab 6 - Produksi
6.39
6.40
Bahan awal yang ditolak hendaklah disimpan di tempat khusus yang dikunci.
Untuk memudahkan pengendalian, bahan awal yang ditolak atau tidak diluluskan
hendaklah diberi label jelas dan yang berbeda dari label lain, lihat Butir 6.13.
VALIDASI PROSES
6.41
dan
6.42
Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 12. Kualifikasi dan Validasi.
6.43
6.44
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan efektivitasnya hendaklah
diperiksa secara berkala, misal dengan melakukan:
a) pemeriksaan rutin pada filter udara apakah masih baik, bocor atau sudah
harus diganti;
b) pemeriksaan perbedaan tekanan udara antar-ruang, terutama ruang
penyangga; dan
c) pemeriksaan lingkungan terhadap kemungkinan pencemaran.
Lihat Contoh:
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan Papar, Lampiran
7. 41b.1;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan Kontak, Lampiran
7. 41b.2;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Air Sampler, Lampiran 7.
41b.3; dan
Formulir Pemantauan Lingkungan terhadap Mikroba, Lampiran 7. 41b.4.
Cukup jelas. Lihat Contoh Sistem Penomoran Bets / Lot, Lampiran 6.49.
- 179 -
Bab 6 - Produksi
6.51
Yang dimaksud dengan tidak diperkenankan memakai nomor bets atau nomor lot
yang sama pada produk yang sama adalah selama periode waktu tertentu, yaitu
paling sedikit dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk bets yang diolah ulang
hendaklah diberikan kode tambahan terhadap nomor bets tersebut, misal
penambahan huruf P (pengolahan ulang).
6.52
Cukup jelas.
Cukup jelas.
6.54
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
6.55
6.56
Cukup jelas.
6.57
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
6.58
6.59
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b dan Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi
Timbangan, Lampiran 4.10a.
6.60
s/d
6.64
secara
manual
atau
secara
elektronis
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
PENGEMBALIAN
6.65
Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan hendaklah
diberi penandaan, jumlahnya diperiksa kembali dan disetujui oleh petugas yang
diberi wewenang.
Bahan pengemas yang telah diberi kode hendaklah dimusnahkan. Bahan awal
yang telah dikeluarkan dari wadah aslinya serta dipindahkan ke dalam wadah
lain hendaklah diberi label identitas dan status yang jelas.
6.66
Cukup jelas.
- 180 -
Bab 6 - Produksi
Cukup jelas.
6.68
6.69
6.70
Lihat Butir 6.69 dan lampirannya. Peralatan yang telah dibersihkan hendaklah
diberi penandaan yang sesuai. Lihat Contoh Label Status Kebersihan Ruangan /
Mesin / Alat, Lampiran 4 dari Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.
6.71
Semua kegiatan pengolahan dan kejadian yang terjadi di luar prosedur yang
ditetapkan hendaklah dicatat pada Catatan Pengolahan Bets dan dilaporkan
kepada kepala bagian Produksi dengan menggunakan formulir khusus yang
disiapkan. Penyebab penyimpangan hendaklah diselidiki bersama kepala bagian
Pemastian Mutu dan tindakan untuk menghindarkan keberulangan hendaklah
ditetapkan melalui sistem Corrective Action and Preventive Action (CAPA). Lihat
Contoh Protap Penanganan Penyimpangan, Lampiran 1.2k.2.
6.72
Wadah dan penutup yang digunakan untuk bahan yang akan diolah hendaklah
terbuat dari bahan yang inert antara lain polietilen, kaca, baja tahan karat. Bahan
tersebut tidak berpori, mudah dibersihkan dan bukan merupakan media
pertumbuhan mikroba.
6.73
dan
6.74
6.75
6.76
Jika terjadi penyimpangan terhadap hasil nyata, penanganannya lihat Butir 6.71.
6.77
6.78
Cukup jelas. Lihat Butir 6.45 s/d 6.48 tentang Pencegahan Pencemaran Silang.
6.79
- 181 -
Bab 6 - Produksi
6.80
Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Aneks 7. Sistem Komputerisasi, Butir
17.
Cukup jelas.
6.83
6.84
Pemeriksaan kemungkinan ada tablet atau kapsul yang terselip pada alat
hendaklah tercantum dalam pemeriksaan kesiapan jalur atau dalam Prosedur
Pengolahan Bets.
Cukup jelas.
6.86
Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi, Butir 10.16.
6.87
6.88
- 182 -
Bab 6 - Produksi
Pencetakan Tablet
6.89
6.90
6.91
6.92
dan
6.93
Cukup jelas.
6.94
Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa terhadap keausan
dan kerusakan, di samping itu hendaklah secara berkala diperiksa pula tinggi
punch dan diameter lubang die. Jika ukurannya sudah di luar batas toleransi
yang ditetapkan, punch dan die hendaklah tidak digunakan lagi karena dapat
menimbulkan variasi berat tablet yang besar. Tiap hasil pengukuran punch dan
die tablet hendaklah dicatat dan disimpan.
Penyalutan
6.95
Filter yang dipakai untuk menyaring udara yang dialirkan ke dalam panci/drum
penyalut hendaklah mempunyai efisiensi paling sedikit 95%. Suhu udara
pengeringan yang dialirkan berpengaruh terhadap mutu hasil penyalutan,
sehingga perlu dipantau dan dicatat.
6.96
6.98
Cukup jelas.
Pada satu jalur, hanya diizinkan satu macam produk dan satu bets pada satu
waktu; kalau tidak, hendaklah diberi pemisah. Pemisahan hendaklah dilakukan
dengan menggunakan partisi yang lebih tinggi dari mesin kodifikasi / mesin
penandaan tablet salut dan kapsul yang digunakan.
6.100 Hendaklah tersedia dokumen untuk membuktikan tinta yang digunakan adalah
tinta yang diperbolehkan untuk dipakai pada produk makanan.
6.101 Cukup jelas. Lihat Butir 6.99.
- 183 -
Bab 6 - Produksi
diberi
penandaan
yang
jelas
dengan
6.110 Palet terbuat dari kayu, selain melepaskan serat, juga mengundang kutu kayu
bersarang. Oleh sebab itu, pemakaian palet plastik sangat dianjurkan.
6.111
dan
6.112 Cukup jelas.
6.113 Homogenitas hendaklah dipertahankan selama pengisian dengan pengadukan
terus-menerus sejak awal sampai akhir proses pengisian.
- 184 -
Bab 6 - Produksi
6.114 Kondisi penyimpanan produk antara dan produk ruahan hendaklah disesuaikan
untuk menghindarkan perubahan mutu produk. Jangka waktu dan kondisi
penyimpanan produk antara hendaklah divalidasi. Lihat Butir 6.79.
BAHAN PENGEMAS
6.115
dan
6.116 Cukup jelas.
6.117 Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas hendaklah diberi nomor
referensi (misal: control number) yang ditetapkan oleh bagian Pengawasan Mutu.
6.118 Bahan yang akan dimusnahkan hendaklah ditempatkan di area penyimpanan
produk ditolak (Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 3. Bangunan dan Fasilitas, Butir
3.35), diberi label Ditolak dan dikeluarkan dari sistem persediaan. Tindakan ini
untuk menghindari kesalahan pengambilan bahan pengemas. Sistem persediaan
dapat dibuat secara manual atau elektronis yang mencakup antara lain:
a) nomor kode dan nama bahan atau produk;
b) tanggal penerimaan dan pengeluaran atau penyerahan;
c) jumlah penerimaan atau penyerahan dan sisa persediaan;
d) nomor bets / lot;
e) nama pemasok;
f) tanggal daluwarsa atau uji ulang; dan
g) status bahan, apakah karantina, diluluskan atau ditolak.
6.119 Yang boleh dimasukkan ke dalam ruang kodifikasi pada saat yang sama hanya
bahan pengemas cetak atau bahan cetak yang akan dipakai untuk satu bets dari
satu sediaan dan dari satu produk yang bersangkutan untuk menghindari
kecampurbauran.
KEGIATAN PENGEMASAN
6.120 Bilamana pemberian label tidak segera dilakukan (tidak in-line), hendaklah
wadah siap label (misal botol sirup) dikelompokkan dan ditempelkan label
identitas pada kelompok tersebut.
6.121 Cukup jelas.
6.122 Pemisahan secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan diberi sekat pemisah
dengan tinggi minimum 1,5 m dari lantai.
6.123 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pelaksanaan Pengemasan, Lampiran 6.123.
6.124 Cukup jelas. Lihat Butir 6.130 dan Contoh Daftar Periksa Kesiapan Jalur
Pengemasan, Lampiran 6.130.
6.125 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi, Butir 10.19
tentang Catatan Pengemasan Bets.
- 185 -
Bab 6 - Produksi
Kesiapan Jalur
6.130 Pemeriksaan kesiapan jalur pengemasan hendaklah dilakukan dan dicatat
sebelum proses pengemasan dilaksanakan. Catatan tersebut hendaklah menjadi
bagian dari atau dilampirkan pada Catatan Pengemasan Bets.
Lihat Contoh:
Praktik Pengemasan
6.131 Cukup jelas. Lihat Contoh Alat Pemindai Elektronis untuk Bahan Pengemas,
Lampiran 6.131.
6.132 Untuk meminimalisasi terjadi ketercampurbauran, dapat dilakukan dengan
menambahkan tanda bleedline / edge code atau cara lain yang efektif. Lihat
Contoh Bleedline / Edge Code, Lampiran 6.132.
6.133 Cukup jelas. Lihat Butir 6.122.
6.134 Dianjurkan tiap jalur diberi penandaan yang jelas yang berisi informasi sediaan
dan nomor bets yang sedang dikerjakan.
6.135 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.
6.136 Pastikan wadah yang akan diisi dalam keadaan bersih, misal dengan cara dicuci
dan dikeringkan atau di-blow and suck atau dengan cara lain yang tervalidasi.
6.137 Cukup jelas.
6.138 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 5. Sanitasi dan Higiene, Butir
5.17; Butir 5.25 dan Bab 2. Personalia, Butir 2.10.
6.139
dan
6.140 Cukup jelas.
- 186 -
Bab 6 - Produksi
- 187 -
Bab 6 - Produksi
PENGAWASAN SELAMA-PROSES
6.160
s/d
6.162 Cukup jelas.
6.163 Penentuan pengambilan sampel selama-proses ditetapkan berdasarkan hasil
validasi proses dan analisis risiko. Lihat Contoh Protap Pengambilan Sampel
Produk Antara, Produk Ruahan dan Produk Jadi, Lampiran 6.163.
6.164
dan
6.165 Penjagaan konsistensi spesifikasi pengawasan selama-proses dengan
spesifikasi produk, antara lain dapat dilakukan dengan menetapkan spesifikasi
pengawasan selama-proses lebih ketat daripada spesifikasi produk.
- 188 -
Bab 6 - Produksi
6.169 Cukup jelas. Pengujian tambahan lihat Pedoman CPOB 2012, Bab. 7
Pengawasan Mutu, Butir 7.44 dan 7.45.
6.170 Cukup jelas.
Produk Kembalian
6.171 Penanganan Produk Kembalian, Lihat Contoh Protap Penanganan Produk
Kembalian, Lampiran 6.171. Suatu obat dapat dikemas ulang apabila obat
tersebut memenuhi standar, spesifikasi dan karakteristik yang telah ditetapkan.
Suatu obat yang telah kadaluwarsa atau obat yang rusak sebagai akibat dari
penyimpanan dalam kondisi penyimpanan yang tidak baik seperti suhu tinggi,
kelembaban tinggi, terkena asap, wangi-wangian, atau karena musibah alam
seperti kebakaran, kebanjiran, atau yang diragukan kondisi penyimpanan dan
penanganannya, tidak boleh diproses ulang dan hendaklah dimusnahkan.
6.172
dan
6.173 Cukup jelas. Lihat Butir 6.171 dan Contoh Protap Penanganan Produk
Kembalian, Lampiran 6.171.
6.174 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pemusnahan Produk, Lampiran 6.174.
Dokumentasi
6.175 Cukup jelas. Lihat Contoh Berita Acara Pemusnahan Produk, Lampiran 6.175.
- 189 -
Bab 6 - Produksi
6.182 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pelulusan Produk Jadi, Lampiran 1.2.f.
6.183 Setelah diluluskan oleh bagian Pemastian Mutu, produk jadi dapat dipindahkan
ke daerah penyimpanan produk jadi dan dicatat di sistem persediaan produk jadi.
Pemindahan ini bisa dilakukan baik secara fisik maupun secara sistem apabila
sudah menerapkan sistem komputerisasi yang sudah tervalidasi. Lihat Contoh
Protap Pelulusan Produk Jadi, Lampiran 1.2.f.
6.184 Cukup jelas. Lihat Butir 6.177.
Catatan
Pemantauan
Lingkungan
Ruang
- 190 -
Bab 6 - Produksi
- 191 -
Lampiran 6.2a
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.....
Tanggal ............
Halaman 1 dari 2
Dicek oleh
......
Tanggal ..............
Nomor
Tanggal berlaku
.
Seksi
..
Disetujui oleh
.........
Tanggal ....................
1. Tujuan
Mengganti
No................
Tanggal ..
pengawasan
penerimaan
dan
2. Ruang Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku untuk semua bahan awal dan bahan pengemas yang
diterima di gudang.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
4. Prosedur
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Periksa keutuhan kemasan, kebenaran label serta jumlah bahan awal dan
bahan pengemas yang diterima, semuanya harus sesuai dengan surat jalan dan
surat pesanan. Ketidaksesuaian harus dilaporkan kepada Bagian Pembelian dan
Bagian Pengawasan Mutu.
Isi / lengkapi formulir Tanda Terima dengan salinannya (rangkap 4), serahkan
ke Bagian Pengawasan Mutu, Bagian Pembelian, Bagian Perencanaan Produksi
(PPIC) dan Bagian Keuangan.
Bersihkan wadah bahan awal dan bahan pengemas di tempat terpisah, (di area
penerimaan), sesuai Protap Pembersihan Wadah Bahan di Gudang
No.., sebelum dipindahkan ke Gudang.
Siapkan label KARANTINA untuk ditempelkan oleh Personil Gudang paling
sedikit pada wadah terbawah di atas palet. Khusus untuk bahan aktif obat, label
ditempelkan pada tiap wadah. Simpan bahan di daerah khusus karantina,
kemudian catat di Catatan Penerimaan.
Ambil sampel bahan awal atau bahan pengemas sesuai dengan Protap
Pengambilan Sampel Bahan Awal dan Bahan Pengemas No. ........ oleh Petugas
Pengawasan Mutu atau personil terkualifikasi yang ditunjuk oleh Bagian
Pengawasan Mutu.
Beri label DILULUSKAN untuk bahan awal dan bahan pengemas yang sudah
diperiksa dan lulus uji, kemudian pindahkan ke tempat penyimpanan bahan awal
dan bahan pengemas yang telah diluluskan dan dicatat dalam Catatan
- 192 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.....
Tanggal ............
4.7
4.8
4.9
5.
Halaman 2 dari 2
Nomor
Tanggal berlaku
.
Seksi
..
Dicek oleh
......
Tanggal ..............
Disetujui oleh
.........
Tanggal ....................
Mengganti
No................
Tanggal ..
Persediaan. Pada label hendaklah dicantumkan tanggal uji ulang bahan yang
ditetapkan oleh Bagian Pengawasan Mutu.
Beri label DITOLAK untuk bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak oleh
Bagian Pengawasan Mutu dan simpan di tempat terkunci (Area Gudang )
dan catat pada ..
Simpan bahan awal dan bahan pengemas yang memerlukan penanganan
khusus di tempat yang sesuai dengan yang tercantum pada label wadah bahan,
misal ruang ber-AC, di lemari pendingin atau gudang api (sesuai Daftar Bahan
dan Kondisi Penyimpanan terlampir) dan pantau kondisinya.
Bahan obat psikotropika dan prekursornya (Lihat Lampiran 5.1 Daftar Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) serta Prekursor) harus disimpan dalam
lemari yang terkunci yang disediakan untuk itu dan kuncinya dipegang oleh
Kepala Gudang.
Lampiran
5.1 Daftar Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) serta Prekursor *
5.2 Daftar Bahan dan Kondisi Penyimpanan*
.........................................
7. Riwayat
Versi
01
02
8. Distribusi
Asli
Kopi No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
Tanggal
Berlaku
25 Juni 2004
20 April 2006
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Perubahan pada Butir .: ..
- 193 -
Lampiran 6.2b
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal ..............
Dicek oleh
........
Tanggal ................
Seksi
..
Disetujui oleh
.............
Tanggal .......................
Halaman. 1 dari 3
Nomor
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No...............
Tanggal .
1. Tujuan
Prosedur ini dibuat dengan tujuan agar penimbangan dan penyerahan bahan awal untuk
produksi suatu bets dilakukan dengan cara yang benar untuk mencegah kesalahan
penimbangan dan kontaminasi silang.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk penimbangan dan penyerahan semua bahan awal di Ruang
Timbang untuk keperluan produksi.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
5. Prosedur
Perhatian
a) Personil yang terlibat dalam penimbangan harus memakai sarung tangan dan
masker yang bersih.
b) Penimbangan bahan awal yang memerlukan kondisi khusus yang disebutkan di
dalam Protap Pengolahan Induk harus dilakukan sesuai persyaratan.
c) Bahan awal steril harus ditimbang di Ruang Steril (Ruang No...)
d) Perlengkapan timbang harus langsung dibersihkan sesudah digunakan untuk
setiap pergantian jenis bahan.
5.1 Penyerahan Bahan Awal oleh Petugas Gudang
5.1.1 Petugas Gudang menyiapkan semua bahan awal sesuai permintaan yang
tercantum di dalam Catatan Pengolahan Bets No. ........................
- 194 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
PENIMBANGAN DAN PENYERAHAN
BAHAN AWAL UNTUK PRODUKSI
Departemen
..
Disusun oleh
......
Tanggal ..............
Dicek oleh
........
Tanggal ................
Seksi
..
Disetujui oleh
.............
Tanggal .......................
5.1.2
5.1.3
Halaman. 2 dari 3
Nomor
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No...............
Tanggal .
- 195 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal ..............
Dicek oleh
........
Tanggal ................
Seksi
..
Disetujui oleh
.............
Tanggal .......................
Halaman. 3 dari 3
Nomor
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No...............
Tanggal .
6. Lampiran
Versi
01
02
9.
Tanggal Berlaku
30 April 2006
15 Juni 2006
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Penambahan langkah pada Butir ..
Distribusi
Asli
Kopi
- 196 -
Lampiran 6.9
(Contoh)
Prosedur Tetap
PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN
Departemen
..
Disusun oleh
......
Tanggal ..............
Dicek oleh
.......
Tanggal ...............
Seksi
.
Disetujui oleh
........
Tanggal ..................
Halaman 1 dari 2
Nomor..................
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No..................
Tanggal
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk proses pengolahan dan pengemasan primer sejak
penerimaan bahan awal dan bahan pengemas primer untuk produksi, pengolahan di
produksi, penghitungan hasil (produk antara), penyimpanan produk antara,
pengemasan primer, sampai dengan penyerahan produk antara ke pengemasan
sekunder.
3. Tanggung Jawab
4.
a) Kantung plastik :
b) Silica gel :
c)
5. Prosedur
5.1 Lakukan pemeriksaan kesiapan area pengolahan dan jalur pengemasan primer
sesuai Formulir Daftar Periksa Pengolahan Bets.
5.2 Periksa dengan teliti tiap bahan mengenai kebenaran dan jumlahnya.
5.3 Cantumkan nama, nomor bets, ukuran bets produk yang sedang dikerjakan dan
tanggal proses di tiap ruangan dan peralatan yang digunakan.
5.4 Beri label yang jelas pada semua wadah yang dipakai untuk produk antara /
ruahan sesuai Protap Penandaan No.......................................
5.5 Lakukan pengolahan sesuai dengan Catatan Pengolahan Bets dan tidak boleh
ada proses produksi bets lain dalam ruang tersebut.
5.6 Siapkan alat penghisap debu untuk membersihkan ruangan dan alat-alat,
kemudian lanjutkan pembersihan dengan cara yang telah ditetapkan.
- 197 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN
Departemen
..
Disusun oleh
......
Tanggal ..............
Dicek oleh
.......
Tanggal ...............
Seksi
.
Disetujui oleh
........
Tanggal ..................
Halaman 2 dari 2
Nomor..................
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No..................
Tanggal
6. Lampiran
7 Dokumen Rujukan :
----------8. Riwayat Perubahan
Versi
01
Tanggal Berlaku
5 April 2006
9. Distribusi
Asli
: Dokumentasi
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Kepala Bagian Mutu
No. 3 : Supervisor Produksi
- 198 -
Alasan Perubahan
pertama kali diberlakukan
Lampiran 6.13
(Contoh)
PROTAP PENANDAAN
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 1 dari 7
PENANDAAN
Nomor
Tanggal berlaku
.
Departemen
..
Seksi
..
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan
Nama: ..
Jabatan
Nama: .....
Jabatan..
Tertanggal ..........
1. Tujuan
Untuk menjelaskan jenis label yang dipakai beserta cara dan tujuan penggunaannya
masing-masing.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua Bagian / Departemen di Pabrik.
3. Tanggung Jawab
3.1 Karyawan masing-masing Departemen bertanggung jawab untuk memberikan
label pada bahan, produk, mesin dan ruangan sesuai yang dijelaskan oleh
Protap ini.
3.2
3.3
4. Prosedur
4.1 Aturan Umum
4.1.1 Penulisan data pada tiap label harus jelas dan mudah dibaca.
4.1.2 Hanya boleh ada satu identitas untuk tiap wadah, apabila wadah yang
telah digunakan untuk suatu bahan / produk akan digunakan untuk bahan
/ produk lain maka label identitas produk sebelumnya (termasuk label
status diluluskan) harus dihilangkan (misal: dilepaskan, ditutup, atau
dicoret) dari wadah tersebut.
4.1.3 Penempelan label hanya diperbolehkan pada badan wadah, bukan pada
tutupnya.
4.1.4 Wadah bekas bahan / produk yang tidak terpakai harus bebas dari label
status.
4.2 Jenis-jenis label yang dipakai.
Label yang digunakan adalah:
Label status bahan dan produk
Label Sampel telah diambil
Label identitas bahan dan produk
Label status kebersihan ruangan / mesin / alat
Label kegiatan ruangan / jalur produksi
- 199 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 7
PENANDAAN
Nomor
Tanggal berlaku
.
Departemen
..
Seksi
..
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan
Nama: ..
Jabatan
Nama: .....
Jabatan..
Tertanggal ..........
- 200 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 7
PENANDAAN
Nomor
Tanggal berlaku
.
Departemen
..
Seksi
..
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan
Nama: ..
Jabatan
Nama: .....
Jabatan..
Tertanggal ..........
Label DITOLAK
- menyatakan bahwa suatu bahan dan produk tidak dapat digunakan
untuk proses lanjut atau untuk produk jadi tidak dapat dijual;
Bahan / produk yang ditolak harus dimusnahkan sesuai Protap
Pemusnahan Bahan / Produk No;
- berwarna merah;
- disiapkan dan ditempelkan oleh Petugas Pengawasan Mutu paling
sedikit pada wadah yang terletak di susunan terbawah pada palet.
Khusus untuk bahan aktif obat label ditempelkan pada tiap wadah;
dan
- Lihat Contoh label DITOLAK, lampiran 1.
4.4 Label SAMPEL TELAH DIAMBIL
4.4.1 merupakan label yang menyatakan sampel telah diambil dari wadah
bahan awal / pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi.
4.4.2 Label SAMPEL TELAH DIAMBIL:
- ditempelkan pada wadah bahan awal / pengemas, produk ruahan yang
diambil sampelnya oleh Petugas Pengawasan Mutu;
- disiapkan dan ditempelkan oleh petugas Pengawasan Mutu, di
samping label status bahan / produk; dan
- Lihat Contoh label SAMPEL TELAH DIAMBIL, lampiran 2.
4.5 Label identitas bahan dan produk
4.5.1 menunjukkan nama bahan / produk yang terdapat dalam wadah.
4.5.2 Label identitas bahan dan produk terdiri dari :
Label PENIMBANGAN BAHAN AWAL
- disiapkan oleh Personil Gudang atau Personil Produksi.
Nama bahan, no. bets bahan, nama produk dan no. bets produk diisi
sebelum penimbangan berlangsung. Berat bersih, ditimbang oleh,
paraf penimbang dan paraf pemeriksa serta tanggal penimbangan
diisi pada saat penimbangan berlangsung;
- ditempelkan di wadah / plastik tempat bahan awal yang sudah
ditimbang.
Label ini menunjukkan berat bahan awal yang ditimbang;
- pada saat proses produksi, label bahan awal yang sudah
dicampurkan, dilepaskan dari wadah / plastiknya dan ditempelkan
pada Catatan Pengolahan Bets; dan
- Lihat Contoh label PENIMBANGAN BAHAN AWAL, lampiran 3.
- 201 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 4 dari 7
PENANDAAN
Nomor
Tanggal berlaku
.
Departemen
..
Seksi
..
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan
Nama: ..
Jabatan
Nama: .....
Jabatan..
Tertanggal ..........
- 202 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 5 dari 7
PENANDAAN
Nomor
Tanggal berlaku
.
Departemen
..
Seksi
..
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan
Nama: ..
Jabatan
Nama: .....
Jabatan..
Tertanggal ..........
4.6.3
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 6 dari 7
PENANDAAN
Nomor
Tanggal berlaku
.
Departemen
..
Seksi
..
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan
Nama: ..
Jabatan
Nama: .....
Jabatan..
Tertanggal ..........
4.10.8
4.10.9
- 204 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 7 dari 7
PENANDAAN
Nomor
Tanggal berlaku
.
Departemen
..
Seksi
..
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan
Nama: ..
Jabatan
Nama: .....
Jabatan..
Tertanggal ..........
6. Riwayat Perubahan
Versi
Tanggal
01
02
15 Februari 03
10 Oktober 04
03
01 Februari 06
7. Distribusi
Asli
Kopi No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
No. 6
No. 7
:
:
:
:
:
:
:
:
Alasan Perubahan
Versi pertama
Penambahan label Sampel Pertinggal dan
Kalibrasi dan penambahan aturan penempelan
label
Penambahan label kondisi penyimpanan dan
perubahan pada label status (karantina,
diluluskan, ditolak, dan work in progress) dengan
menambahkan nomor artikel. Tambahan kolom
No. Asset timbangan untuk label penimbangan
bahan baku. Penambahan tanggal pelulusan
pada label retained sampel .
- 205 -
KARANTINA
Nama Bahan
Kode Bahan
Nomor
Penerimaan
Tanggal Terima
Nomor Wadah
Berat Total
Penerimaan
dari :
- 206 -
KARANTINA
Nama Produk
No. Bets
Jumlah Karton
No. Pallet
Tanggal
Paraf
dari :
2. Label Diluluskan
2.1 Label Diluluskan
PT
BAGIAN PEMASTIAN MUTU / BAGIAN PENGAWASAN MUTU*)
DILULUSKAN
No. Bets
Tanggal Daluwarsa
Tanggal diluluskan
Petugas berwenang
- 207 -
:
:
3. Label Ditolak
PT
BAGIAN PEMASTIAN MUTU / BAGIAN PENGAWASAN MUTU *)
DITOLAK
Tanggal Penolakan
Petugas berwenang
*)
- 208 -
- 209 -
dari :
LABEL PENIMBANGAN
Nama Bahan
Kode Bahan
No. Bets
Berat Bersih
Ditimbang oleh
Paraf:
Diperiksa oleh
Paraf:
Nama Produk
No. Bets
Tanggal
- 210 -
Tahapan Proses
Produksi
Tanggal
Kondisi
Penyimpanan
Batas Penyimpanan :
Berat Total
No. Wadah
dari:
- 211 -
BERSIH
RUANGAN / MESIN / ALAT*)
: .....................................
PRODUK SEBELUMNYA
: .....................................
NO. BETS :
: .....................................
TANGGAL
: .....................................
PELAKSANA
: .....................
TANGGAL : ..........
PENGAWAS
: .....................
TANGGAL : ..........
: .....................................
: .....................................
TANGGAL
: .....................................
- 212 -
KOTOR
RUANGAN / MESIN / ALAT*)
: .................................
NAMA PRODUK
: .................................
NO. BETS
: .................................
TANGGAL
: .................................
: .................................
PEMERIKSAAN PENGAWAS
: .................................
TANGGAL
: .................................
- 213 -
Nama Produk
Kode Produk
No. Bets
Tara
Tgl. Daluwarsa
Berat Bersih :
Ukuran Bets
Catatan
- 214 -
Berat Kotor :
:
JANGAN DIOPERASIKAN
MESIN / ALAT DALAM PERBAIKAN
(OUT OF ORDER)
TGL
BAGIAN TEKNIK :
- 215 -
Dari Bagian K3
Produksi / QA / QC / Teknik /
Office
Nama Bahan/Produk*)
Berat
Tanggal
Tandatangan Supervisor
- 216 -
2 Korosif
3 Oksidator
4 Beracun (Toxic)
5 Berbahaya
- 217 -
KONSENTRASI
USP/EP/FI
TGL. PEMBUATAN :
OLEH:
TGL. DALUWARSA :
TGL. DIPAKAI
- 218 -
PT ...
SAMPEL PERTINGGAL
No. Bets
Tgl. Daluwarsa
Tgl. Diluluskan
- 219 -
Lampiran 6.19
(Contoh)
DAFTAR PEMASOK
Tanggal berlaku : dd mm yy
No.
Kode
Bahan
Deskripsi Bahan
Negara
Kode
Asal
Pemasok
Pabrik Pembuat
Italy
1041106
Nama
Pemasok
BRENNTAG
SCHWEIZE
RHALL
Alamat Pemasok
BRENNTAG
SCHWEIZERHALL
INC.,
Elsasserstrasse 231,
CH
4013, Basel
- 220 -
2
3
4
5
6
7
- 221 -
Status
Pemasok
Disetujui
(Approved)
Lampiran 6.34
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Halaman 1 dari 2
No. ..
Disusun oleh
Departemen
..
Diperiksa oleh
..
Seksi
Disetujui oleh
...
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal
Tanggal ..
Tanggal
Tanggal .
1. Tujuan
Sebagai pedoman untuk petugas yang akan menyimpan bahan awal di Gudang
Bahan Awal.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua bahan awal (bahan baku aktif dan bahan baku
tambahan) yang diterima oleh Bagian Gudang Bahan Awal.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
4. Perhatian Khusus
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
- 221 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Halaman 2 dari 2
No. ..
Disusun oleh
Departemen
..
Diperiksa oleh
..
Seksi
Disetujui oleh
...
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal
Tanggal ..
Tanggal
Tanggal .
5. Prosedur
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
Simpan bahan awal dari pemasok yang sudah diterima oleh Bagian Gudang
Bahan Awal sesuai dengan kondisi penyimpanannya.
Simpan bahan awal yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus,
misalnya bahan awal dari golongan psikotropika, bahan awal yang mudah
terbakar / meledak, di tempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan.
Beri identitas pada rak atau daerah penyimpanan bahan awal tersebut sesuai
dengan statusnya. Beri jarak yang cukup antara bahan awal yang satu
dengan bahan awal lain.
Jika rak atau daerah penyimpanan tidak mencukupi, simpan bahan awal di
tempat lain dengan tetap menyertakan penandaan yang sama.
Beri label DITOLAK (label warna merah) untuk bahan awal yang ditolak oleh
Bagian Pengawasan Mutu dan pindahkan segera ke area bahan yang ditolak
untuk tindak lanjut.
6. Dokumen Rujukan
-----------------
7. Riwayat Perubahan
Versi
01
02
8. Distribusi
Asli
Kopi No. 1
No. 2
Tanggal Berlaku
30 April 2005
15 Juni 2006
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Penambahan langkah pada Butir ..
: Dokumentasi
: Kepala Bagian pemastian Mutu
: Supervisor Gudang Bahan Awal
- 222 -
Lampiran 6.49
(Contoh)
:
:
:
:
1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa tiap bets / lot produk antara, produk ruahan dan produk
jadi dapat diidentifikasi. Sistem penomoran bets / lot ini diterapkan pada Prosedur
Pengolahan Induk, Prosedur Pengemasan Induk, label dari produk berkaitan dan
dokumen lain yang terkait.
2.
Penomoran
2.1 Produk Antara / Produk Ruahan / Produk Jadi
Contoh untuk nomor bets: 003142
Contoh untuk nomor lot:
003142 A
2.1.1 Digit pertama menunjukkan tahun produksi yang diberi kode sebagai
berikut: 0 berarti tahun 2000 atau 2010 dan seterusnya. 1 berarti tahun
2001 atau 2011 dan seterusnya.
2.1.2 Digit kedua dan ketiga menunjukkan jenis sediaan misal 01 untuk tablet,
02 untuk tablet salut, 03 untuk kapsul, 04 untuk sirup kering, 05 untuk
sediaan cair, 06 untuk salep / krim, 07 untuk supositoria, 08 untuk injeksi
cair, 09 untuk tetes mata, 10 untuk injeksi kering dalam bentuk serbuk,
dan seterusnya.
2.1.3 Digit keempat, kelima dan keenam menunjukkan urutan produksi 001,
002, s/d 999, dalam tahun yang sama.
2.1.4 Digit ketujuh menunjukkan urutan lot dari suatu bets, misal 003142 A,
003142 B, 003142 C dan sebagainya.
2.1.5 Dalam hal contoh di atas, nomor bets 003142 A berarti bets tersebut
adalah kapsul yang dibuat dalam tahun 2000 atau 2010 dan seterusnya
serta merupakan bets yang ke 142 dalam tahun tersebut dan merupakan
lot yang pertama dari nomor bets tersebut.
2.2 Produk yang Diolah Ulang dan yang Dipulihkan
Untuk produk yang diolah ulang dan yang dipulihkan, ditambahkan huruf R di
depan nomor bets yang terkait, misal R 003142, yang berarti sediaan tersebut
mengalami pengolahan ulang atau pemulihan.
3.
Riwayat Perubahan
Versi
01
02
Tanggal
Berlaku
25 Juni 2004
15 April 2006
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Perubahan pada Butir
- 223 -
Lampiran 6.58
(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
DAFTAR PERIKSA
KESIAPAN RUANG TIMBANG
Departemen
Seksi
Halaman 1 dari 1
No.
Tanggal berlaku
PRODUK
BENTUK SEDIAAN:
NO. BETS
UKURAN BETS :
TANGGAL
HASIL
4
5
6
7
8
Suhu : ....-.... C
RH : ....-....%
Cek status kalibrasi & kebersihan alat timbang
PARAF
Pemeriksa 1
Pemeriksa 2
T:
RH :
- 224 -
Lampiran 6.69
(Contoh)
CATATAN BETS
Halaman 1 dari 2
Seksi
Tanggal berlaku
PRODUK
BENTUK SEDIAAN :
NO. BETS
UKURAN BETS :
TANGGAL
HASIL
A. PENCAMPURAN AWAL
1.
Ruang :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B. GRANULASI
1. Ruang :
2. Cek kebersihan lantai & ruangan
3.
4.
- 225 -
PARAF
SPV PRODUKSI
IPC
NAMA
PERUSAHAAN
CATATAN BETS
No
Halaman 2 dari 2
Seksi
Tanggal berlaku
PRODUK
BENTUK SEDIAAN :
NO. BETS
UKURAN BETS :
TANGGAL
:
NAMA TAHAPAN PROSES
5.
6.
7.
HASIL
PARAF
SPV PRODUKSI
IPC
C. PENCAMPURAN AKHIR
1. Ruang :
2. Cek kebersihan lantai & ruangan
3.
4.
5.
6.
7.
- 226 -
Lampiran 6.79
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun Oleh
Departemen
.
Diperiksa oleh
Seksi
..
Disetujui oleh
Nama ..
Jabatan .
Nama ..
Jabatan..
Nama ........
Jabatan
Halaman 1 dari 2
No.
Tgl berlaku
.
Pengganti
No. ..........................
Tanggal....................
1. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Petugas yang menangani produk antara dan produk ruahan
agar tetap aman, terjaga mutunya dan terhindar dari kontaminasi.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua produk antara dan produk ruahan jenis padat, cair
dan semipadat yang disimpan di Area Produksi atau area lain yang ditunjuk.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji kembali,
memberikan pelatihan dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Protap
ini.
3.2 Kepala Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menyetujui Protap ini.
3.3 Kepala Seksi Produksi bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan Protap
ini oleh Petugas.
3.4 Petugas / Operator Produksi bertanggung jawab untuk melaksanakan Protap ini
dengan benar.
3.5 Inspektur Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memastikan Protap ini
dilaksanakan dengan benar.
4. Perhatian
Produk antara dan produk ruahan yang mengandung bahan psikotropika atau bahan
lain yang termasuk daftar ...... harus disimpan di dalam Ruangan ........... yang selalu
dikunci.
5. Prosedur
Halaman 2 dari 2
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun Oleh
Departemen
.
Diperiksa oleh
Seksi
..
Disetujui oleh
Nama ..
Jabatan .
Nama ..
Jabatan..
Nama ........
Jabatan
5.1.5
5.1.6
5.1.7
5.1.8
No.
Tgl berlaku
.
Pengganti
No. ..........................
Tanggal....................
silica gel aktif dalam jumlah yang cukup di antara 2 kantong produk
(untuk tiap .... kg produk, ... buah kantong) .
Tutup wadah penyimpanan produk dengan kedap. Beri penandaan yang
mencantumkan nama produk, nomor dan ukuran bets, tanggal produksi
serta tanggal proses selanjutnya harus dilaksanakan, sesuai Protap
Penandaan Produk, No. .
Simpan produk antara dalam Ruang ...........
Produk antara harus diproses lebih lanjut menjadi produk ruahan dalam
waktu yang sudah ditetapkan sebagai berikut:
a. Produk antara sediaan padat: tidak lebih dari ....... minggu.
b. Produk antara sediaan cair: tidak lebih dari ........ minggu.
c. Produk antara sediaan semipadat : tidak lebih dari ........ minggu.
Bila penyimpanan produk antara melebihi waktu yang sudah ditetapkan
pada Butir 5.1.7, laporkan sesuai dengan Protap Penanganan
Penyimpangan No......... sebelum melakukan proses selanjutnya.
6. Dokumen Rujukan
--------------7. Riwayat Perubahan
Versi
01
Tanggal Berlaku
29 Juni 2013
8. Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1: Kepala Seksi Produksi
No.2: Kepala Bagian Produksi
No.3: Inspektur Pemastian Mutu
- 228 -
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Lampiran 6.90
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Halaman 1 dari 1
No.
Tanggal berlaku
Departemen
Seksi
PRODUK
BENTUK SEDIAAN :
NO. BETS
UKURAN BETS :
TANGGAL
HASIL
Ruang :
2
3
5
6
7
PARAF
PRODUKSI INSPEKTUR
Lampiran 6.107a
Kualitas Air
Persyaratan Minimal
Spesifikasi
Sistem Distribusi
Halaman 1 dari 3
Batasan
- 230 -
Sediaan Nonsteril
1.
1.1
Sediaan Oral & Obat Luar
1.1.1 Sirup, Krim (w/o dan o/w), Gel, Purified
Cairan Obat Luar (termasuk
Water / Air
Tetes Telinga nonsteril)
Murni
Purified
Water / Air
Murni
Kualifikasi
Purified
Water / Air
Murni
Purified
Water / Air
Murni
Diperbolehkan tanpa
sistem loop
Keterangan
Halaman 2 dari 3
Sediaan / Proses
1.2
2.
Sediaan Steril
Sediaan Injeksi
2.1
2.1.1 Large Volume Parenteral
(LVP)
- 231 -
Persyaratan Minimal
Kualitas Air Spesifikasi
Sistem Distribusi
Purified
Purified
Water / Air
Water / Air
Murni
Murni
Water for
Injection
(WFI)
Water for
Injection
(WFI)
Water for
Injection (WFI)
Water for
Dengan sistem loop
Injection (WFI)
panas
Purified
Water / Air
Murni, filter
0,22 m
Purified
Water / Air
Murni
Batasan
Idem
Keterangan
Syarat conductivity pada
user points
Kualifikasi
Halaman 3 dari 3
Persyaratan Minimal
Kualitas Air Spesifikasi
Sistem Distribusi
Water for
2.1.4 Pencucian / pembilasan akhir Water for
Dengan sistem loop
Injection (WFI)
Injection
alat dan bahan pengemas
panas
primer yang disterilkan tapi (WFI)
tidak melewati siklus
depirogenisasi
Sediaan / Proses
2.2
Batasan
Keterangan
- 232 -
Purified
Water / Air
Murni
Purified
Water / Air
Murni
Lampiran 6.107b
(Contoh)
Departemen
Halaman 1 dari 2
No .
Tanggal berlaku
Seksi
.
Disusun oleh:
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh:
Nama ....................
Jabatan .................
Tanggal .........
Nama ......................
Jabatan ...................
Tanggal ..
Nama .....................
Jabatan .................
Tanggal.
Mengganti No
..
Tanggal..
1. Tujuan
Memberi pedoman kepada Petugas cara melakukan sanitasi Sistem
Penyimpanan dan Distribusi Purified Water (Air Murni) untuk menjamin bahwa Air
Murni yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, yaitu Air
Murni.
2. Tanggung Jawab
2.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan
menyetujui Protap ini.
2.2 Kepala Bagian Teknik bertanggung jawab untuk menyiapkan, mengkaji kembali
dan melatihkan Protap ini kepada Personil terkait serta melakukan supervisi
pelaksanaan sanitasi.
2.3 Teknisi Bagian Teknik bertanggung jawab untuk melaksanakan Protap ini secara
benar.
2.4 Analis Pengawasan Mutu bertanggung jawab mengambil sampel menurut Protap
Pengambilan Sampel Air No. dan mengujinya.
3. Ruang Lingkup
Sistem loop Air Murni terdiri dari: tangki penyimpanan
loop, 5 titik pemakaian, yaitu:
1. Ruang Cuci Alat
2. Ruang Cuci Botol
3. Ruang Pencampuran Sirup Cair
4. Ruang Pengisian Sirup
5. Ruang Granulasi Basah
sampai kembali lagi ke tangki penyimpanan 2000 liter.
2000 liter,
pipa
4. Prosedur
4.1 Air Murni disirkulasikan terus-menerus 24 jam sehari dan sepanjang tahun kecuali
kalau ada perbaikan.
4.2 Atur suhu pada alat pemanas Air Murni pada suhu 80C 5C sambil terusmenerus disirkulasikan sampai Air Murni mencapai suhu 80C 5C, teruskan
sistem berjalan pada suhu tersebut selama paling sedikit 2 (dua) jam. Selama
proses sanitasi tersebut, buka semua titik pemakaian (dapat sekaligus atau
bergantian) selama masing-masing 30 - 60 detik.
- 233 -
Prosedur Tetap
NAMA PERUSAHAAN
Halaman 2 dari 2
Departemen
No .
Tanggal berlaku
Seksi
.
Disusun oleh:
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh:
Nama ....................
Jabatan .................
Tanggal .........
Nama ......................
Jabatan ...................
Tanggal ..
Nama .....................
Jabatan .................
Tanggal.
Mengganti No
..
Tanggal..
4.3 Setelah 2 jam, pertahankan suhu 80C 5C, dinginkan Air Murni hingga dicapai
suhu 27C.
4.4 Analis mengambil sampel sesuai Protap Pengambilan Sampel Air No.. dan
melakukan pengujian.
4.5 Lakukan sanitasi ini setiap bulan (tiap minggu ke- .....).
4.6 Prosedur sanitasi ini juga harus dilakukan bilamana karena satu dan lain hal
sistem loop ini berhenti selama lebih dari 3 x 24 jam atau kalau jumlah bakteri
sudah mendekati persyaratan maksimum yang diperbolehkan ( BATAS SIAGA,
yaitu:...............cfu/ml).
4.7 Catat suhu hasil pemantauan pada saat sanitasi menggunakan formulir Catatan
Sanitasi Sistem Loop Air Murni (Lampiran 1) dan serahkan Catatan tersebut
kepada Kepala Bagian Teknik untuk dievaluasi, dan selanjutnya kepada Kepala
Bagian Pemastian Mutu untuk persetujuan.
5. Dokumen Rujukan
--------------6. Riwayat Perubahan
Versi
Nomor
01
xxxxx
Tanggal
Berlaku
25 Mei 2006
Riwayat Perubahan
Pertama kali diberlakukan
7. Lampiran
7.1 Lampiran 1: Catatan Sanitasi Sistem Loop Air Murni
8. Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 3 : Kepala Bagian Teknik
- 234 -
Lampiran 1
TGL
SETING
SUHU
SUHU
AKTUAL
WAKTU
MULAI
AKHIR
PARAF
PELAKSANA
PARAF
SUPERVISOR
Catatan: Apabila terjadi penyimpangan selama proses sanitasi, harap dilaporkan sesuai Protap
Penanganan Penyimpangan No........
Diperiksa Oleh
Disetujui Oleh
Nama ..................
Nama ..................
Tanggal ..................
Tanggal ..................
- 235 -
Lampiran 6.123
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
PELAKSANAAN PENGEMASAN
Departemen
..
Disusun oleh
.....
Tanggal ............
Diperiksa oleh
......
Tanggal ..............
Seksi
..
Disetujui oleh
.........
Tanggal ....................
Halaman 1 dari 3
Nomor
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No................
Tanggal ..
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk proses pengemasan sekunder sejak penerimaan produk
ruahan dan bahan pengemas dari Gudang, kodifikasi, penyortiran, proses
pengemasan, penghitungan hasil akhir sampai pengiriman produk jadi ke Gudang
Produk Jadi.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji ulang dan
melatihkan Protap ini kepada Personil Pengemasan serta memastikan Protap ini
dilaksanakan dengan benar.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memastikan Protap ini
dilatihkan kepada seluruh Personil Pengemasan.
3.3 Supervisor Pengemasan bertanggung jawab mengawasi dan melakukan
pelaksanaan Protap ini dengan benar.
3.4 Personil Pengemasan bertanggung jawab untuk melaksanakan Protap ini dengan
benar.
3.5 Inspektur Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memastikan Protap ini
dilaksanakan.
4. Prosedur
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
- 236 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
PELAKSANAAN PENGEMASAN
Departemen
..
Disusun oleh
.....
Tanggal ............
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
Diperiksa oleh
......
Tanggal ..............
Seksi
..
Disetujui oleh
.........
Tanggal ....................
Halaman 2 dari 3
Nomor
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No................
Tanggal ..
No.
Semua wadah yang berisi produk jadi (misal corrugated box) yang telah
dikemas harus diberi label yang jelas sesuai Protap Penandaan No.
...
Bersihkan ruangan dan alat-alat menurut Protap Pembersihan Jalur
Pengemasan No..
Lakukan pemeriksaan selama-proses pengemasan. Catat hasil pemeriksaan ini
dalam Catatan Pemeriksaan Selama-Proses.
Supervisor Pengemasan mengawasi penghitungan dan pemusnahan bahan
pengemas yang tidak dapat dikembalikan lagi ke gudang. Sedangkan bahan
pengemas yang kondisinya masih baik dikembalikan ke gudang dan dicatat
pada Catatan Pengemasan Bets.
Bilamana proses pengemasan belum selesai, produk ruahan harus
disimpan dalam area ..yang terletak di Area Pengemasan.
Supervisor Pengemasan memastikan pelaksanaan kebenaran jumlah produk
jadi yang diserahkan ke gudang. Catat jumlah produk jadi yang dikirim ke
gudang dalam Catatan Pengiriman Produk Jadi. Bila terjadi penyimpangan
hasil di luar batas penyimpangan yang ditetapkan, Supervisor Pengemasan
harus melakukan investigasi; bila hasil investigasi tidak memuaskan, harus
membuat laporan sesuai Protap Penanganan Penyimpangan, No. .......
Bahan Pengemas yang tidak dapat dipakai lagi harus segera dihancurkan.
Jenis dan jumlah Bahan Pengemas yang dihancurkan hendaklah dicatat pada
Catatan Pengemasan Bets.
Supervisor Pengemasan melaksanakan rekonsiliasi bahan pengemas dan
produk ruahan yang diterima dengan hasil akhir pengemasan. Catat hasilnya
pada Catatan Pengemasan Bets.
Jalur pengemasan serta alat-alat yang dipakai untuk proses pengemasan
harus dibersihkan segera setelah proses pengemasan berakhir sesuai Protap
Pembersihan Jalur Pengemasan ...., No. ................., kemudian diberi label
yang mencantumkan paraf yang membersihkan, tanggal dibersihkan, produk
dan bets terakhir yang dikemas.
Produk jadi hasil proses pengemasan harus diberi label yang jelas dan
dinyatakan sebagai status karantina sesuai Protap Penandaan, No.
.., sampai diluluskan oleh Bagian Pemastian Mutu.
5. Dokumen Rujukan
.........................................
- 237 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
PELAKSANAAN PENGEMASAN
Departemen
..
Disusun oleh
.....
Tanggal ............
Diperiksa oleh
......
Tanggal ..............
Seksi
..
Disetujui oleh
.........
Tanggal ....................
Halaman 3 dari 3
Nomor
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No................
Tanggal ..
6. Riwayat
Versi
01
7. Distribusi
Asli
Kopi No. 1
No. 2
No. 3
Tanggal
Berlaku
25 Mei 2013
Alasan Perubahan
Pertama kali diterbitkan
- 238 -
Lampiran 6.130a
(Contoh)
PT ABCDE
DAFTAR PERIKSA
KESIAPAN JALUR
PENGEMASAN SEKUNDER
(SEDIAAN TABLET)
Bagian
PRODUKSI
Seksi
: Tablet
DISUSUN OLEH:
No. Dokumen :
Mengganti
Mulai Berlaku :
DIPERIKSA OLEH:
Tanggal
: DISETUJUI OLEH:
Pack Supervisor
: -
QA Manager
Production Manager
No. Bets
Tanggal Daluwarsa
No
Uraian Pemeriksaan
6
7
Cek ada / tidak ada bahan atau produk lain selain yang akan
dikemas
Cek kesesuaian bahan pengemas dan penandaan yang
diberikan dengan yang tertera pada Catatan Bets:
Folding box / Dus
Brosur
No Bets
Tgl. Produksi
Tgl. Daluwarsa
HET
Cek identitas produk ruahan yang diterima, sesuai dengan
Catatan Bets
Tempelkan label / display identitas sediaan yang akan
dikemas pada jalur tersebut
- 239 -
Hasil
Periksa
Paraf
Pelaksana
Pemeriksa
Lampiran 6.130b
(Contoh)
PT ABCDE
DAFTAR PERIKSA
KESIAPAN JALUR
PENGEMASAN SEKUNDER
(SEDIAAN CAIR)
Bagian
PRODUKSI
Seksi
: Sirop
DISUSUN OLEH:
Packaging Supervisor
No. Dokumen :
Mengganti
: -
Mulai Berlaku :
DIPERIKSA OLEH:
Tanggal
: DISETUJUI OLEH:
QA Manager
Production Manager
No. Bets
Ukuran Bets : . L
Tanggal Daluwarsa
No
1
2
3
4
5
7
8
Uraian Pemeriksaan
Proses pengemasan menggunakan jalur pengemasan No.
.....
Cek kebersihan jalur pengemasan
Cek kebersihan lantai dan ruangan
Cek ada / tidak ada bahan atau produk lain selain yang akan
dikemas
Cek kebersihan mesin label, meja & conveyor
Cek kesesuaian bahan pengemas dan penandaan yang
diberikan dengan yang tertera pada Catatan Bets:
Folding box / Dus
Label
Brosur
Sendok
No Bets
Tgl. Produksi
Tgl. Daluwarsa
HET
Cek identitas produk ruahan yang diterima, sesuai dengan
Catatan Bets
Tempelkan label / display identitas sediaan yang akan
dikemas pada jalur tersebut
- 240 -
Hasil
Periksa
Paraf
Pelaksana
Pemeriksa
Lampiran 6.131
(Contoh)
Keterangan Gambar:
1. Alat otomatis untuk melepaskan karton terlipat satu persatu ke jalur ban berjalan untuk
menuju ke proses kodifikasi
2. Inkjet printer untuk kodifikasi dengan memberi data variabel (misal : nomor bets, tanggal
daluwarsa dan harga obat / HET)
3. Alat pemindai elektonis, berupa kamera dengan kecepatan tinggi dan resolusi warna
yang tinggi untuk memeriksa kelengkapan kodifikasi yang telah dihasilkan dari proses
sebelumnya
4. Alat pemindai elektronis yang digunakan untuk memastikan bahwa hasil kodifikasi yang
tak memenuhi syarat dipisahkan dari yang memenuhi syarat
- 241 -
Lampiran 6.132
(Contoh)
- 242 -
Lampiran 6.142
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Departemen
..
Diperiksa oleh
..
Seksi
Disetujui oleh
...
Tanggal
Tanggal ..
Tanggal
Halaman 1 dari 3
No. ..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal .
1. Tujuan
Sebagai pedoman untuk petugas melakukan pembersihan Mesin Blister merek ..
tipe agar bebas dari sisa produk sebelumnya.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk Mesin Blister Merek ABC, tipe........, yang ditempatkan di
Ruang Mesin Blister No...........
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
5. Prosedur
5.1 Persiapan prapembersihan:
5.1.1 Matikan mesin dengan cara menekan tombol OFF.
5.1.2 Lepaskan kabel listrik dari stop kontak atau sumber listrik.
5.1.3 Tempelkan label KOTOR sesuai Protap Penandaan No..
- 243 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Departemen
..
Diperiksa oleh
..
Seksi
Disetujui oleh
...
Tanggal
Tanggal ..
Tanggal
Halaman 2 dari 3
No. ..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal .
5.2
6. Dokumen Rujukan
Manual Operational Mesin Blister Merek ABC, tipe........ yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat.
7. Riwayat Perubahan
Versi
01
Tanggal Berlaku
30 September 2013
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
- 244 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Departemen
..
Diperiksa oleh
..
Seksi
Disetujui oleh
...
Tanggal
Tanggal ..
Tanggal
8. Distribusi
Asli
Kopi No. 1
No. 2
No. 3
:
:
:
:
- 245 -
Halaman 3 dari 3
No. ..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal .
Lampiran 6.163
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Departemen
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
Halaman 1 dari 3
No ..
Tanggal berlaku
.
Mengganti No.
.
Tanggal
1. Tujuan
Memberi petunjuk cara pengambilan sampel produk antara, produk ruahan dan produk jadi.
2. Ruang Lingkup
Protap ini mencakup pengambilan sampel selama proses pengolahan dan pengemasan di
Ruang Pengolahan dan di Ruang Pengemasan.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
Bahan
Etanol 70%
5. Prosedur
- 246 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Departemen
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
Halaman 2 dari 3
No ..
Tanggal berlaku
.
Mengganti No.
.
Tanggal
5.1.5 Jumlah pengambilan sampel merujuk pada Lampiran 1, Jumlah Sampel yang
Diambil Selama Proses Pengolahan dan Pengemasan.
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.1. Granul
- Setelah selesai proses pencampuran, ambil sampel dengan
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No..
5.2.1.2. Tablet dan Kapsul
- Lakukan pengambilan sampel pada bagian awal, tengah dan akhir
proses pencetakan tablet atau pengisian kapsul, menggunakan
Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No..
5.2.1.3. Tablet Salut
- Lakukan
pengambilan
sampel
pada
akhir
proses
penyalutan,menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke dalam
Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.2.2. Pengambilan Sampel Sediaan Cair:
5.2.2.1. Setelah proses pencampuran selesai, lakukan pengambilan sampel
menggunakan Liquid Sampler Stainless Steel (4.1.1).
5.2.2.2. Selama proses pengisian, lakukan pengambilan sampel pada awal,
tengah dan akhir proses pengisian.
5.2.2.3. Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No..
5.2.3. Pengambilan Sampel Sediaan Semisolid:
5.2.3.1. Setelah proses pencampuran selesai, lakukan pengambilan sampel
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
5.2.3.2. Selama proses pengisian, lakukan pengambilan sampel pada awal
tengah dan akhir.
5.2.3.3. Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No..
5.2.3.4. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan
buku log sampel pertinggal.
- 247 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Departemen
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Halaman 3 dari 3
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
No ..
Tanggal berlaku
.
Mengganti No.
.
Tanggal
7. Rujukan:
-------------
8. Riwayat :
Versi
1.
No
xxxxx
Tanggal
24 Mei 2013
Baru
9. Distribusi:
- 248 -
Alasan
Lampiran 1
(Contoh)
A
B
C
D
E
F
20 - 30
25 - 35
15 - 20
50 - 60
20 - 30
SEMISOLID
[g]
TUBE
[tube]
PRODUK
JADI
SAMPEL
PERTINGGAL
[kotak]
10
5 blister
20 - 30
25
0
- 249 - 250 -
5 - 10
50 - 70
Lampiran 6.166
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Halaman 1 dari 2
No:
Departemen
.
Seksi
..
Tgl berlaku
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan .
Nama: ..
Jabatan..
Nama :.....
Jabatan
Pengganti
No. ............................
Tertanggal: ................
1. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Petugas untuk menangani bahan dan produk yang ditolak
secara benar.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua bahan dan produk yang ditolak dan
tindaklanjutnya telah disetujui oleh Kepala Bagian Pemastian Mutu.
3. Tanggung Jawab
4. Prosedur
4.1 Pastikan bahan dan produk yang ditolak telah dievaluasi dan disetujui oleh
Kepala Bagian Pemastian Mutu.
4.2 Dokumentasikan hasil evaluasi dan keputusan yang diambil.
4.3 Bahan dan produk yang ditolak diberi label DITOLAK yang mencantumkan
nama bahan atau produk, nomor bets, kuantitas / berat, tanggal ditolak dan
ditolak oleh sesuai Protap Penandaan No.
4.4 Pastikan label DITOLAK disiapkan dan dilakukan penempelan oleh Petugas
Pengawasan Mutu untuk bahan yang ditolak dan oleh Petugas Pemastian
Mutu untuk produk yang ditolak.
4.5 Tempelkan label pada wadah, paling sedikit yang terletak di susunan
terbawah pada palet. Khusus untuk bahan aktif obat, label ditempelkan pada
setiap wadah.
4.6 Pindahkan bahan dan produk yang ditolak ke Area Terlarang yang selalu
terkunci.
4.7 Lengkapi Formulir Retur untuk mengembalikan bahan dan produk yang
ditolak kepada pemasok dengan mencantumkan nama bahan atau produk,
- 250 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 2
No:
Departemen
.
Seksi
..
Tgl berlaku
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan .
Nama: ..
Jabatan..
Nama :.....
Jabatan
Pengganti
No. ............................
Tertanggal: ................
nomor bets, kuantitas / berat serta alasan dari pengembalian. Jika bahan
atau produk yang ditolak tidak dikembalikan kepada Pemasok, lakukan
pemusnahan sesuai Protap Pemusnahan Bahan / Produk No..
5. Referensi
.......................
6. Riwayat Perubahan
Versi
01
7. Distribusi
Asli
Kopi No.1
No.2
No.3
Tanggal Berlaku
30 September 2013
Alasan Perubahan
pertama kali diberlakukan
- 251 -
Lampiran 6.167
(Contoh)
Disusun oleh
Tanggal.
Prosedur Tetap
PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU
PENGOLAHAN ULANG (REWORK)
MATERIAL
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
Halaman 1 dari 6
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
1. Tujuan
1.1.
1.2.
2.
Ruang Lingkup
2.1
2.2
3.
Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
- 252 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal.
3.4
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
Halaman 2 dari 6
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
Bahan yang diperlukan untuk proses ulang dan / atau pengolahan ulang.
Prosedur proses ulang dan / atau pengolahan ulang yang telah disetujui kepala
bagian pemastian mutu dan kepala bagian produksi.
Catatan bets yang terkait dengan proses ulang atau pengolahan ulang.
5. Prosedur
- 253 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal.
Prosedur Tetap
PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU
PENGOLAHAN ULANG (REWORK)
MATERIAL
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
i.
Halaman 3 dari 6
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
Material yang diproses ulang dan diolah ulang tidak bisa diluluskan
sampai investigasi masalah ketidaksesuaian telah selesai dilakukan sesuai
dengan SOP Pelaporan dan Penanganan Penyimpangan (SOP xxx).
j.
Proses
ulang (Reprocessing) atau pengolahan
ulang (Rework)
material harus ditunjang sesuai dengan kebutuhannya, dengan proses
validasi dan uji stabilitas, dan mungkin diperlukan persetujuan sebelum
registrasi.
k. Jika proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework)
menjadi kejadian umum dan rutin untuk suatu produk, maka kelayakan
dari proses produksi harus dikaji secara menyeluruh selama proses
investigasi dan tindakan yang diperlukan harus diambil.
l.
Keputusan mengenai seluruh bagian
bets suatu produk dapat
dikembalikan kembali dalam proses produksi dan mengulang langkah
proses, sehingga kualitas dapat diterima itu tergantung pada hasil
investigasi resmi. Proses ulang (Reprocessing) dari produk yang tidak
sesuai harus atas dasar pengecualian dan dimungkinkan dalam dokumen
registrasi.
m. Dalam kondisi tertentu proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan
ulang (Rework) yang harus diputuskan dengan segera dapat dilakukan tanpa
menunggu investigasi selesai dilakukan. Proses tersebut dapat dilakukan
setelah disetujui dan didokumentasikan oleh Quality sementara investigasi
tetap secara paralel dilakukan.
n. Jumlah proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework)
dalam bets atau produk yang sama harus diminimalkan.
o. Sistem penomoran bets pada produk yang mengalami proses
ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework) diatur dalam SOP
xxx (Sistem Penomoran Bets di Sistem SAP PT ABC).
p. Bets produk yang sudah mengalami proses ulang (Reprocessing) atau
pengolahan ulang (Rework) tidak boleh dicampurkan dengan bets lain.
q. Pastikan informasi mengenai nomor bets dan jumlah material yang
diperlukan untuk Pengolahan Ulang (Rework) tercantum dalam protokol
proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework) material di
Production Department.
r. Prosedur re-packaging karena quality defect mengikuti prosedur di SOP ini.
s. Pengujian produk jadi harus dilakukan untuk produk yang diproses
ulang.
t. Kebutuhan pengujian tambahan terhadap produk jadi yang diproses ulang
harus dipertimbangkan oleh Quality Unit.
u. Produk yang diproses ulang harus didukung oleh data stabilitas, atau jika
- 254 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal.
Prosedur Tetap
PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU
PENGOLAHAN ULANG (REWORK)
MATERIAL
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
Halaman 4 dari 6
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal.
Prosedur Tetap
PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU
PENGOLAHAN ULANG (REWORK)
MATERIAL
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
Halaman 5 dari 6
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
- 256 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal.
6.
Prosedur Tetap
Halaman 6 dari 6
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal..
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal.
No
..
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No.
Tanggal ..
Pelaporan
6.1 Catatan bets proses ulang atau pengolahan ulang.
6.2 Hasil uji / analisis dari lab QC material yang diproses ulang atau diolah ulang
7.
Dokumen Rujukan
----
8.
Riwayat
Versi
1.
2.
9.
No
xxxxx
yyyyy
Tanggal
...........
............
Alasan
Baru
Tambahan..................................................
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Produksi
No. 2: Kepala Bagian Laboratorium QC
- 257 -
Lampiran 6.168
(Contoh)
Prosedur Tetap
Halaman 1 dari 2
No:
Departemen
.
Seksi
..
Tgl berlaku
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan .
Nama: ..
Jabatan..
Nama :.....
Jabatan
Pengganti
No. ............................
Tertanggal: ................
1.
Tujuan
Sebagai pedoman bagi Petugas untuk menangani produk pulihan secara benar.
2.
Ruang Lingkup
3.
Tanggung Jawab
Protap ini berlaku untuk produk pulihan yang akan ditambahkan ke dalam bets
yang lain setelah melalui analisis risiko.
3.1
3.2
3.3
4. Prosedur
4.1 Penyimpanan
4.1.1 Produk pulihan jenis padat atau semipadat harus disimpan di dalam
wadah yang inert (kantung plastik, polyethilene atau polypropilene)
yang bersih rangkap dua dan tertutup kedap sebelum dimasukkan ke
dalam wadah lain yang lebih kuat dan ditutup rapat. Bila merupakan
tablet / kapsul dalam kemasan primer, maka dapat tetap disimpan di
dalam kemasan primernya. Suhu penyimpanan harus sesuai dengan
suhu yang ditetapkan untuk produk bersangkutan.
4.1.2 Untuk produk pulihan jenis cairan harus digunakan tangki 316L dan
tertutup kedap. Suhu penyimpanan harus sesuai dengan suhu yang
ditetapkan untuk produk bersangkutan.
4.1.3 Masukkan kantong-kantong silica gel @ 100 g sesuai dengan jumlah
bahan / produk yang hendak dilindungi (1 silica gel @ 100 g untuk tiap
5 kg).
4.1.4 Beri penandaan yang meliputi nama produk, nomor bets, jumlah /
berat produk, tanggal produksi dan tanggal maksimum proses
selanjutnya (penambahan ke bets yang lain).
4.1.5 Produk pulihan harus diproses lebih lanjut dalam waktu yang sudah
ditetapkan sebagai berikut (berdasarkan hasil validasi):
a. Pulihan padat
: tidak lebih dari 12 minggu.
b. Pulihan cair
: tidak lebih dari 1 minggu.
- 258 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Halaman 2 dari 2
No:
Departemen
.
Seksi
..
Tgl berlaku
Disusun Oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Nama: ..
Jabatan .
Nama: ..
Jabatan..
Nama :.....
Jabatan
Pengganti
No. ............................
Tertanggal: ................
c. Pulihan semisolid
: tidak lebih dari 1 minggu.
4.1.6 Jumlah produk pulihan yang ditambahkan ke produk berikutnya
maksimal 10%.
5. Referensi
.......................
6. Riwayat Perubahan
Versi
01
02
7. Distribusi
Asli
Kopi No.1
No.2
No.3
Tanggal Berlaku
20 Juni 2004
25 April 2006
Alasan Perubahan
pertama kali diberlakukan
Perubahan pada Butir .: ..
: Dokumentasi
:Kepala Bagian Pemastian dan Pengawasan Mutu
:Kepala Bagian Produksi
:Supervisor Produksi
- 259 -
Lampiran 6.171
(Contoh)
Nama Perusahaan
PT ..
Disusun oleh
Tanggal.
Departemen
.
Diperiksa oleh
Tanggal .
Seksi
.
Disetujui oleh
.
Tanggal
Halaman 1 dari 3
Nomor ..
Tanggal berlaku
Mengganti No.
Tanggal.
1. Tujuan
Untuk menangani produk kembalian yang diterima kembali secara baik dan benar.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua produk kembalian yang dikembalikan dari distributor karena :
Salah kirim.
Salah administrasi.
Kadaluwarsa.
Sebab lain, antara lain tidak sampai ke distributor karena gangguan di
perjalanan. Misal terhambat perjalanan karena banjir atau kecelakaan atau
demonstrasi.
Penarikan kembali.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
5. Prosedur
5.1
Nama Perusahaan
PT ..
Prosedur Tetap
PENANGANAN PRODUK KEMBALIAN
Halaman 2 dari 3
Nomor ..
Departemen
Seksi
Tanggal berlaku
.
.
Disusun oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Mengganti No.
.
Tanggal.
Tanggal .
Tanggal
Tanggal.
dikemas ulang; atau
dimusnahkan.
5.1.6 Bagian Pemastian Mutu memberikan keputusan akhir.
5.1.7 Bagian Gudang atas dasar Butir 5.1.6 (keputusan Pemastian Mutu)
melakukan salah satu hal sebagai berikut :
memasukkan produk kembalian ke stok gudang; atau
menyerahkan ke Bagian Produksi untuk dilakukan pengemasan
ulang; atau
memindahkan produk kembalian tersebut ke Area DITOLAK dan
memberikan penandaan status sesuai Protap Penandaan No
........; atau
bersama Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Pemastian Mutu
melakukan pemusnahan sesuai Protap Pemusnahan Produk
Jadi No .....
5.2 Produk Kembalian karena Kadaluwarsa
5.2.1 Periksa dokumen terkait dan buat Tanda Terima.
5.2.2 Tempatkan produk di atas palet, beri label DITOLAK dan masukkan
ke Area DITOLAK.
5.2.3 bersama Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Pemastian Mutu
melakukan pemusnahan sesuai Protap Pemusnahan Produk Jadi
No .....
5.3
5.4
- 261 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
PT ..
Disusun oleh
Tanggal.
6. Lampiran
Departemen
.
Diperiksa oleh
Tanggal .
Seksi
.
Disetujui oleh
.
Tanggal
Halaman 3 dari 3
Nomor ..
Tanggal berlaku
Mengganti No.
Tanggal.
7. Dokumen Rujukan
7.1 Pedoman CPOB.
7.2 --------------------8. Riwayat
Versi
01
02
Tanggal Berlaku
15 Juli 2011
20 Mei 2013
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Perubahan pada Butir .: ..
9. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu.
Kopi No. 1 : Kepala Gudang.
No. 2 : Kepala Pengawasan Mutu.
No. 3 : Kepala Bagian Pemasaran.
No. 4 : Kepala Bagian Keuangan.
No. 5 : Kepala Bagian Produksi.
- 262 -
Lampiran 6.174
(Contoh)
Nama Perusahaan
PT ..
Disusun oleh
Tanggal.
PEMUSNAHAN PRODUK
Departemen
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Tanggal .
Disetujui oleh
.
Tanggal
Halaman 1 dari 4
Nomor ..
Tanggal berlaku
Mengganti No.
.
Tanggal ..
1. Tujuan
Untuk memberikan petunjuk cara memusnahkan produk yang diputuskan untuk
dimusnahkan.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua produk yang diputuskan untuk dimusnahkan.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
5. Prosedur
5.1
5.2
5.3
5.4
- 263 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
PT ..
PEMUSNAHAN PRODUK
Disusun oleh
Tanggal.
Departemen
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Tanggal .
Disetujui oleh
.
Tanggal
5.4.2.2
5.4.3
5.4.4
Halaman 2 dari 4
Nomor ..
Tanggal berlaku
Mengganti No.
.
Tanggal ..
- 264 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
PT ..
PEMUSNAHAN PRODUK
Disusun oleh
Tanggal.
Departemen
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Tanggal .
Disetujui oleh
.
Tanggal
Halaman 3 dari 4
Nomor ..
Tanggal berlaku
Mengganti No.
.
Tanggal ..
5.4.4.5
5.4.5
6. Pelaporan
6.1 Buat Berita Acara Pemusnahan Produk dan laporkan ke Direktur Pabrik
dan Bagian Umum, dengan menggunakan Formulir Berita Acara
Pemusnahan Produk yang mencakup:
Nama produk;
Nomer Produk;
Nomer Bets; dan
Jumlah produk.
Pelaksana Pemusnahan Produk menandatangani Berita Acara
Pemusnahan Produk dan disetujui oleh Kepala Pemastian Mutu dan, bila
diperlukan juga dari Badan POM.
6.2 Bagian Pemastian Mutu menyimpan Berita Acara Pemusnahan untuk
dokumentasi.
7. Lampiran
8. Dokumen Rujukan
Pedoman CPOB
---------------
- 265 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
PT ..
Disusun oleh
Tanggal.
9. Riwayat
versi
1
Halaman 4 dari 4
Nomor ..
PEMUSNAHAN PRODUK
Departemen
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Tanggal .
Disetujui oleh
.
Tanggal
No.
xxxxxx
Tanggal
12 Mei 2013
10. Distribusi
- 266 -
Tanggal berlaku
Mengganti No.
.
Tanggal ..
Alasan
Baru
Lampiran 6.175
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Nama
Produk Jadi
Bentuk
Sediaan
NIE
Nomor
Bets
Bentuk
Kemasan
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Disaksikan oleh
1. Pemastian Mutu
2. Badan POM**)
3. Lain-lain
- 267 -
Dilaksanakan oleh
1.
2.
3.
Lampiran 6.177
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
..
Tanggal
SEKSI
.
Disetujui oleh
..
Tanggal
Halaman 1 dari 2
Nomor .
Tanggal berlaku
..
Mengganti
No. ..
Tanggal
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk produk jadi yang diterima, disimpan dan dikirimkan oleh
Gudang Produk Jadi.
3. Tanggung Jawab
4. Prosedur
4.1 Penerimaan produk jadi dalam status karantina dari bagian Pengemasan harus
disertai dengan Surat Penyerahan Produk Jadi (Formulir Standard No. ..).
4.2 Produk jadi dalam status karantina yang diterima dari bagian
Pengemasan harus diperiksa dengan seksama mengenai nama produk, jenis
sediaan, nomor bets dan jumlah.
4.3 Produk jadi dalam status karantina harus diletakkan di daerah Karantina dan
dicatat di dalam Kartu Persediaan Produk Jadi Karantina .
4.4 Produk jadi yang telah diluluskan oleh Bagian Pemastian Mutu (melalui label
'LULUS') harus dipindahkan ke daerah produk jadi yang telah diluluskan serta
dicatat di dalam Kartu Persediaan Produk Jadi Diluluskan .
4.5 Produk jadi dalam status karantina tidak boleh didistribusikan sebelum diluluskan
oleh Bagian Pemastian Mutu.
- 268 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Tanggal
DEPARTEMEN
Diperiksa oleh
..
Tanggal
SEKSI
.
Disetujui oleh
..
Tanggal
Halaman 2 dari 2
Nomor .
Tanggal berlaku
..
Mengganti
No. ..
Tanggal
4.6 Tiap pengiriman produk jadi harus disertai dan sesuai dengan Surat Pengiriman
(Formulir Standard No. .) yang dikeluarkan oleh Bagian Penjualan.
4.7 Tiap pengiriman produk jadi harus langsung dicatat di Kartu Persediaan baik
jumlah maupun nomor bets dan penerima.
4.8 Tiap pengiriman produk jadi harus mengikuti prinsip FEFO (first expired first out /
pertama kadaluwarsa pertama keluar) dan FIFO (first in first out / pertama
masuk pertama keluar), yaitu
dengan
cara. Tiap
penyimpangan dari prinsip ini harus dengan persetujuan Kepala Bagian
Pemastian Mutu, yang diperoleh dengan cara ............
5. Dokumen Rujukan
----------------
6. Riwayat Perubahan
Versi
01
Tanggal Berlaku
01-Mei-13
7. Distribusi
- 269 -
Alasan Perubahan
Baru
Lampiran 6.193
(Contoh)
Rentang RH: % - %
Perhatian: Bila suhu atau RH di luar rentang di atas, segera lapor sesuai Protap
Penanganan Penyimpangan No.
RH (Bila
TANGGAL
JAM
SUHU
PARAF
diperlukan)
Catatan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Diperiksa oleh:
- 270 -
BAB 7
PENGAWASAN MUTU
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
7.1
s/d
7.3
Cukup jelas.
Cukup jelas.
7.5
Bangunan dan Fasilitas (lihat juga Pedoman CPOB Bab 3. Bangunan dan
Fasilitas, Area Pengawasan Mutu Butir 3.38 s/d 3.41). Ukuran laboratorium dan
tata ruang:
a) Ukuran laboratorium ditentukan oleh jenis dan volume kegiatan, jumlah
peralatan dan personil laboratorium.
Tata ruang laboratorium hendaklah diatur sesuai dengan jenis kegiatan dan
untuk mencegah kontaminasi. Ketentuan hendaklah dibuat untuk melakukan
pengujian fisiko-kimia, biologi, mikrobiologi dan pengujian produk radioisotop
di tempat terpisah. Di samping itu tempat-tempat khusus berikut ini hendaklah
tersedia dalam laboratorium Pengawasan Mutu :
1) Ruangan / area untuk instrumen;
2) Tempat untuk menyimpan sampel yang akan diuji (sampel hendaklah
ditata dengan baik untuk menghindari percampurbauran untuk sampel
yang belum diuji dengan sampel yang telah diuji);
3) Tempat penimbangan bahan uji (timbangan analitik hendaklah diletakkan
di atas meja tahan getar dan ditempatkan di area dengan aliran udara
serendah mungkin);
4) Tempat penyimpanan pelarut dan pereaksi;
5) Lemari asam; dan
6) Ruang penyimpanan sampel pertinggal dan / atau sampel pembanding
(lokasi dapat di luar laboratorium).
Jarak antar analis hendaklah cukup nyaman bagi pelaksana pengujian atau
minimal 1,2 m.
Lihat Contoh Desain Tata Letak Ruang Laboratorium Pengawasan Mutu,
Lampiran 3.38.
b)
- 271 -
c)
Area laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari area produksi agar
bebas dari sumber cemaran maupun getaran yang dapat berpengaruh
terhadap hasil pengujian. Dianjurkan agar disediakan koridor untuk
memisahkan area laboratorium dari area produksi, apabila keduanya berada
di gedung yang sama. Sistem tata udara di laboratorium hendaklah terpisah
dengan sistem tata udara ruang produksi.
Dalam suatu fasilitas pembuatan produk biologi, laboratorium hendaklah
dalam bangunan khusus yang terpisah dari area produksi.
d)
Jika diperlukan, sistem ventilasi hendaklah mampu menarik uap, gas, asap,
debu, bau dan panas dengan segera. Dalam hal ini, hendaklah disediakan
lemari asam yang dilengkapi sistem penghisap udara untuk menghindari
penetrasi asap toksis ke area laboratorium. Kecepatan penghisap udara
minimum 15 meter kubik udara per jam per meter kubik volume lemari asam
dan kecepatan aliran udara pada permukaan pipa penghisap (face velocity)
0,40,6 meter per detik. Kecepatan aliran udara hendaklah dipantau dan
dicatat secara periodik.
Dalam pemasangan instalasi pipa listrik, air, gas, udara vakum dan udara
tekan hendaklah diperhatikan kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan,
misalnya dengan cara memasang dalam panel yang mudah dibuka atau
menempelkannya pada bagian luar dinding. Instalasi pipa hendaklah diberi
kode atau warna yang berbeda, disertai tanda panah untuk menunjukkan
arah aliran di dalamnya, sehingga kekeliruan dalam pemakaian atau
perbaikan saluran dapat dihindarkan. Lihat Contoh Penandaan Pipa,
Lampiran 4.16.
e)
f)
g)
h)
i)
Uji sterilitas hendaklah dilakukan dalam area Kelas A berlatar belakang ruang
Kelas B dilengkapi dengan fasilitas ruang ganti dan ruang penyangga udara
(airlock) atau dalam isolator berlatar belakang kelas D.
- 272 -
j)
k)
Limbah dan residu hendaklah ditampung dalam wadah yang tertutup rapat
dan diberi tanda jelas yang menyatakan jenis dan penggolongan risiko limbah
tersebut. Pemusnahan limbah dan residu hendaklah dilaksanakan tanpa
menimbulkan pencemaran lingkungan.
7.6
Personil
Tiap personil pengawasan mutu hendaklah memenuhi kualifikasi yang dapat
dicakup dalam uraian tugas masing-masing. Lihat Contoh Uraian Tugas Kepala
Laboratorium Mikrobiologi, Lampiran 7.6a dan Contoh Uraian Tugas Supervisor
Mikrobiologi, Lampiran 7.6b.
7.7
Peralatan
Peralatan untuk laboratorium pengawasan mutu hendaklah sesuai dengan jenis
pengujian yang dilaksanakan dan tersedia Protap pengoperasian masing-masing
peralatan.
Lihat Contoh:
Protap Pengoperasian pH Meter, Lampiran 7.7.1
Protap Pengoperasian Alat Uji Kekerasan Tablet, Lampiran 7.7.2.
Peralatan dan alat ukur gelas laboratorium hendaklah dikalibrasi kecuali apabila
alat gelas tersebut memenuhi standar grade A, bila perlu disertai sertifikat.
Lihat Contoh:
Program Kalibrasi Peralatan Laboratorium, Lampiran 7.7.3;
Protap Kalibrasi Polarimeter, Lampiran 7.7.4;
Hendaklah tersedia pancuran air darurat dan pencuci mata darurat. Aliran air
pencuci mata hendaklah memancar pada ketinggian yang memadai sehingga air
dapat membasuh kedua mata sekaligus.
Pancuran air darurat dan pencuci mata darurat hendaklah dapat dicapai dalam
waktu 10 detik atau berjarak paling jauh 30 m dari lokasi yang diperkirakan dapat
terjadi kecelakaan.
Lihat Contoh:
Pancuran Air Darurat (Safety Shower), Lampiran 7.7.5;
Pembasuh Mata Darurat , Lampiran 7.7.6; dan
Protap Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Pembasuh Mata Darurat,
Lampiran 7.7.7.
7.8
- 273 -
7.9
7.10
Hendaklah tanggal penerimaan dan pertama kali wadah dibuka dicantumkan pada
tiap wadah bahan yang digunakan untuk kegiatan pengujian (misalnya pereaksi
dan baku pembanding).
7.11
Cukup jelas.
DOKUMENTASI
7.12
s/d
7.16
Cukup jelas.
PENGAMBILAN SAMPEL
7.17
s/d
7.20
7.21
Cukup jelas.
Jumlah sampel pembanding bahan dan produk hendaklah cukup untuk
memungkinkan pelaksanaan minimal dua pengujian ulang lengkap (Pada
Pedoman CPOB 2012 tercetak satu pengujian ulang lengkap seharusnya minimal
dua pengujian ulang lengkap).
Bahan Awal
7.22
Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola di bawah ini:
a) Pola n: hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen
dan diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian
manapun dari wadah (umumnya dari lapisan atas),
di mana n = 1 + N
n = jumlah wadah yang dibuka / diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima
- 274 -
Catatan:
- Apabila N 4, maka sampel diambil dari tiap wadah
- Untuk bisa melakukan pola n, lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 7.22
b)
Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan
utama adalah untuk pengujian identitas.
di mana p = 0,4 N
N = jumlah wadah yang diterima
p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan
pembulatan ke atas
c)
Cukup jelas.
Bahan Pengemas
7.24
- 275 -
a)
b)
7.26
Cukup jelas. Lihat Alat Pengambil dan Wadah Sampel Bahan Awal, Lampiran
7.26.
7.27
Cukup jelas.
7.28
Cukup jelas. Lihat Contoh Penandaan Wadah Sampel, Lampiran 4 pada Lampiran
7.22.
7.29
7.30
Untuk bahan yang sulit dibersihkan, berbahaya dan berpotensi tinggi sebaiknya
disediakan alat pengambil sampel tersendiri.
7.31
PENGUJIAN
7.32
s/d
7.35
7.36
Cukup jelas.
Cukup jelas. Lihat Contoh Formulir Investigasi HULS untuk Uji Kimiawi, Lampiran
7.36.
PERSYARATAN PENGUJIAN
Bahan Awal dan Bahan Pengemas
7.37
Parameter pengujian tertentu untuk bahan awal yang telah disetujui pada saat
pemberian izin edar dapat dikurangi bila hasil tren seluruh parameter yang diuji
telah memenuhi syarat, minimal pada 20 bets berbeda yang diterima berurutan
dari pemasok (pabrik pembuat) yang sama, mempunyai GMP certificate dari
otoritas negara terkait dan memenuhi minimal 2 dari kriteria berikut:
a) dapat dipastikan dan diketahui pabrik pembuatnya (bukan distributor atau
broker) dan ada jaminan dari distributor atau broker yang menyatakan bahwa
bahan awal dan CoA berasal dari pabrik pembuat tersebut;
- 276 -
b)
pabrik pembuat sudah diaudit secara rutin oleh industri pengguna atau
organisasi profesional dalam bidang mutu dan memenuhi syarat GMP; dan
c) untuk Eropa, juga certificate of suitability untuk bahan awal terkait yang
diterbitkan oleh badan otoritas negara terkait dari pabrik pembuat,
namun minimal 1 kali setahun hendaklah dilakukan uji lengkap.
Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah dilakukan pengujian
lengkap tiap bets bahan hingga diperoleh keyakinan terhadap pemasok melalui
pengkajian tren hasil parameter uji.
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi adalah:
a) pemerian;
b) susut pengeringan atau kadar air, bila ada;
c) identifikasi sesuai dengan monografinya; dan
d) penetapan kadar / potensi untuk bahan aktif obat.
7.38
Cukup jelas.
Produk Jadi
7.39
Pengujian produk antara atau produk ruahan dan persetujuan untuk pemeriksaan
setelah produksi kritis atau produk tersimpan lama dapat dilakukan secara pararel
dengan proses pengemasan asalkan proses tersebut sudah divalidasi termasuk
lama penyimpanan produk ruahan.
Parameter pengujian tertentu untuk produk jadi yang telah disetujui pada saat
pemberian izin edar dapat dikurangi bila hasil tren seluruh parameter yang diuji
telah memenuhi syarat, minimal 10 bets yang diproduksi berurutan dan memenuhi
kriteria berikut ini:
a) proses pembuatan sudah divalidasi;
b) uji stabilitas memenuhi syarat;
c) telah dilakukan pengkajian mutu produk; dan
d) telah dilakukan analisis risiko.
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi (berdasarkan analisis risiko yang
dilakukan oleh masing-masing industri) adalah:
a) pemerian;
b) uji disolusi (untuk tablet, kapsul dan serbuk);
c) kadar bahan aktif obat; dan
d) uji sterilitas (untuk produk steril);
namun minimal 1 kali setahun hendaklah tetap dilakukan uji lengkap.
Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah dilakukan pengujian
lengkap tiap bets produk jadi hingga diperoleh keyakinan terhadap proses
produksi melalui pengkajian tren hasil parameter uji.
7.40
Cukup jelas.
Pemantauan Lingkungan
7.41
a) Cukup jelas.
b) Pemantauan mikrobiologis pada lingkungan produksi dapat memakai metode
cawan papar atau air sampler.
- 277 -
Lihat Contoh:
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan Papar, Lampiran
7. 41b.1;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan Kontak,
Lampiran 7. 41b.2;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Air Sampler, Lampiran
7. 41b.3; dan
Formulir Pemantauan Lingkungan terhadap Mikroba, Lampiran 7. 41b.4.
c)
dan
d) cukup jelas.
Pengolahan Ulang
7.44 Untuk mendeteksi apakah terjadi perubahan mutu setelah pengolahan ulang,
misal penambahan waktu pengeringan dan penambahan waktu granulasi,
hendaklah dilakukan pengujian tambahan antara lain dan tidak terbatas pada
pemeriksaan hasil degradasi.
7.45 Apabila akan dilakukan pengolahan ulang, misal produk jadi dikeluarkan dari
kemasannya dan / atau produk ruahan dihancurkan, digranulasi ulang dan dicetak
kembali, hendaklah dipersiapkan dahulu analisis risiko yang mencakup antara lain
sumber penyimpangan, tindakan perbaikan yang akan dilakukan, tindakan
penanganan produk dalam rangka penghilangan / pengurangan risiko terhadap
pemakai. Pada proses pengolahan ulang hendaklah dilaksanakan pengujian
sebagaimana dilakukan pada validasi proses dan uji stabilitas (Stabilitas lanjut /
Follow Up Stability Study) terhadap produk jadinya minimal 6 bulan pada kondisi
yang dipercepat dan jangka panjang apabila penyimpangan tersebut menyangkut
kadar, keseragaman kandungan, hasil penguraian dan uji disolusi sebelum produk
tersebut diluluskan. Kemudian stabilitas jangka panjang (On-Going) dilanjutkan
untuk memonitor mutu produk.
- 278 -
7.48
s/d
7.49 Cukup jelas.
7.50 Periode pemeriksaan: 0, 12, 24, 36 bulan atau sampai dengan masa daluwarsa
tercapai.
Parameter dan kondisi pengujian lihat ASEAN Guideline on Stability Study of Drug
Product.
7.51
s/d
7.56 Cukup jelas.
- 279 -
Lampiran 7.6a
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
KEPALA LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
Nama
:
Jabatan
: Kepala Laboratorium Mikrobiologi
Bidang / Lab
: Mikrobiologi
Bertanggung jawab Kepada
:
Membawahi
: Analis Laboratorium Mikrobiologi
__________________________________________________________________________
Kualifikasi
Tugas Pokok
Uraian Tugas
- 280 -
Halaman 2 dari 2
NAMA
PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
KEPALA LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
Tanggung jawab
Yang Bersangkutan
Jakarta, .................................
Kepala
- 281 -
Lampiran 7.6b
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
SUPERVISOR MIKROBIOLOGI
Nama
: ..
Jabatan
: Supervisor Pengujian Mikrobiologi I
Bidang / Lab
: Mikrobiologi
Bertanggung jawab Kepada
: Manajer Teknis Mikrobiologi
Membawahi
: Staf Penguji
__________________________________________________________________________
Kualifikasi
Tugas Pokok
Uraian Tugas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tanggung Jawab
1. Mengatur tugas staf penguji secara efektif dan efisien serta menangani masalah teknis
pengujian.
2. Menjamin keabsahan pengujian.
3. Menyusun pengadaan instrumen, alat-alat gelas, pereaksi dan alat-alat kantor yang
diperlukan.
4. Membuat laporan kegiatan secara berkala.
5. Menyusun rencana kerja dan peningkatan kinerja pengujian mikrobiologi di Lab.
Mikrobiologi.
- 282 -
NAMA
PERUSAHAAN
URAIAN TUGAS
SUPERVISOR MIKROBIOLOGI
Halaman 2 dari 2
Wewenang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Yang bersangkutan
Jakarta, ...............................
Manajer Teknis Mikrobiologi
- 283 -
Lampiran 7.7.1
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal....
PENGOPERASIAN pH METER
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.
...
Tanggal
Tanggal
Hal. 1 dari 2
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
.....
Tanggal .....
1. Tujuan
Menguraikan cara pengoperasian pH meter merk ABC model XY yang benar.
2. Ruang Lingkup
Semua pH meter merk ABC model XY yang digunakan di Pabrik.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
4. Prosedur
4.1
4.2
Verifikasi
Sebelum menggunakan pH meter, lakukan verifikasi dengan cara sebagai berikut:
1. Angkat elektroda.
2. Cuci hingga bersih dengan air murni bebas karbon dioksida.
3. Atur suhu larutan dapar pH 7,0 menjadi 25C.
4. Celupkan elektroda ke dalam larutan pH 7,0, kemudian
- putar tombol Operate Lever ke posisi Use;
- atur penunjuk meter dengan memutar tombol Standardize Control sampai
menunjuk ke angka 7; dan
- putar tombol Operate Lever kembali ke posisi Stand By.
5. Angkat elektroda dan cuci hingga bersih dengan air murni yang bebas karbon
dioksida.
6. Celupkan elektroda ke dalam larutan dapar pH 4,0 atau pH 10,0 tergantung
pada rentang pH larutan uji (asam atau basa).
7. Ulangi tahap 4 beberapa kali hingga diperoleh pembacaan pH tiga kali
berturut-turut dalam batas 0,05 unit pH.
Pengukuran pH larutan uji
1. Atur suhu larutan uji menjadi 25C.
2. Celupkan elektroda ke dalam larutan uji, kemudian
- putar tombol Operator Lever ke posisi Use;
- goyangkan wadah larutan uji perlahan-lahan selama 2 menit sebelum
pembacaan. Pembacaan ini adalah pembacaan awal;
- 284 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
3.
4.
5.
6.
Hal. 2 dari 2
Prosedur Tetap
PENGOPERASIAN pH METER
(Merk ABC model XY)
Departemen
...............................
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti nomor
Tanggal .
Perhatian :
5. Referensi
6. Riwayat
Versi
1.
No
xxxx
Tanggal
27 Juli 2013
Baru
7. Distribusi
Asli
Kopi
- 285 -
Alasan
Lampiran 7.7.2
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal..
PENGOPERASIAN ALAT
UJI KEKERASAN TABLET
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal
Hal. 1 dari 2
No...
Tanggal berlaku
......
Mengganti Nomor
...
Tanggal .
1. Tujuan
Menguraikan cara pengoperasian yang benar dari alat uji kekerasan tablet merk ABC
model XY agar memberikan hasil uji yang tepat.
2. Ruang Lingkup
Alat uji kekerasan tablet merk ABC model XY yang digunakan di Ruang ..
..Bagian Pengawasan Mutu
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
4. Prosedur
4.1
4.2
Pengujian
1. Tempatkan alat pada permukaan yang datar, putar pengatur kedudukan
horizontal (water pass) hingga gelembung udara dalam kolom air tepat
berada di tengah.
2. Hubungkan steker alat dengan stop kontak.
3. Nyalakan alat dengan memindahkan tombol power dari posisi 0 ke posisi 1
lampu hijau akan menyala.
4. Atur diameter alat pada 15 atau 30 mm sesuai dengan diameter tablet yang
akan diperiksa.
5. Letakkan tablet mendatar pada tempatnya.
6. Tekan tombol Test. Awalnya jarum penunjuk akan bergerak ke angka 0
secara otomatis, kemudian jaw akan bergerak hingga memecahkan tablet dan
jarum menunjukkan angka unit kekerasan dalam Strong Cobb Unit (SCU).
7. Ulangi tahap nomor 5 dan 6 menggunakan 5 sampai 10 tablet lagi, hitung nilai
rata-rata pembacaan kekerasan tablet.
Setelah pengujian
1. Matikan alat dengan mengembalikan tombol Power dari posisi 1 ke posisi 0.
2. Bersihkan dan buang sisa pecahan tablet dengan kuas.
3. Tutup kembali alat dengan penutupnya agar alat tetap bersih.
- 286 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Hal. 2 dari 2
No
PENGOPERASIAN ALAT
UJI KEKERASAN TABLET
Disusun oleh
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.
.......
Tanggal.. Tanggal
Tanggal
5. Pelaporan
5.1
5.2
6. Referensi
7. Riwayat
Versi
1.
No
Xxxx
Tanggal
15 Juli 2013
Baru
8. Distribusi
Asli
Kopi
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
...
Tanggal .
- 287 -
Alasan
Lampiran 7.7.3
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Departemen
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.
Tanggal Tanggal
Disusun oleh
...
Tanggal....
Hal. 1 dari 2
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
..
Tanggal
PERALATAN
Timbangan analitis
Timbangan-timbangan lain
pH Meter
Refraktometer
Viskosimeter
Termometer
Manometer dan termometer pada
lemari pengering vakum
Spektrofotometer I.R/UV/Vis
IR UV/Visibel
Alat kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT)
Alat kromatografi gas
PARAMETER YANG
DIKALIBRASI
Berat
FREKUENSI
KALIBRASI
(bulan)
6
Berat
pH
Indeks bias
Viskositas
Suhu
12
- Tekanan
- Suhu
6
12
- Panjang gelombang
- Serapan
6
6
- Respon detektor
- Laju alir fasa gerak
6
1
- Pencatat
- Laju alir fasa gerak
- Respon detektor
12
1
6
- Suhu
- Tekanan
12
12
- Panjang gelombang
emisi
- Panjang gelombang
ersitasi
- Fluoresensi
Suhu
- 288 -
6
6
6
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
PROGRAM KALIBRASI
PERALATAN LABORATORIUM
Departemen
..
Diperiksa oleh
.
Tanggal .
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal
PERALATAN
PARAMETER YANG
DIKALIBRASI
Suhu
Suhu
Kecepatan aliran udara
laminar
Volume
Volume
Hal. 2 dari 2
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
..
Tanggal
Riwayat
Versi
1.
2.
No
xxxx
yyyy
Tanggal
...........
...........
Alasan
Baru
Tambahan ..............................
Distribusi
Asli
:
Kopi No. 1 :
No. 2. :
No. 3 :
- 289 -
FREKUENSI
KALIBRASI
(bulan)
6
12
6
12
12
Lampiran 7.7.4
(Contoh)
Prosedur Tetap
Kalibrasi Polarimeter
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.
Tanggal
Tanggal
Hal. 1 dari 1
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
Tanggal .......
1. Tujuan
Menguraikan cara mengalibrasi yang benar dari polarimeter merk ABC model XY.
2. Ruang Lingkup
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
4. Prosedur
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
X 100 %
A
A = Rotasi Jenis Sukrosa (menurut tabel baku)
A1 = Rotasi Jenis Sukrosa (yang dihitung)
4.8
5. Referensi
Manual Polarimeter merk ABC model XY
6. Riwayat
Versi
1.
2.
No
xxxx
yyyy
Tanggal
...........
...........
Alasan
Baru
Tambahan Perubahan pada Tanggung
Jawab, Butir 3.1 dan 3.2..............................
7. Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi
: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 290 -
Lampiran 7.7.5
(Contoh)
Halaman 1 dari 2
Keterangan
A :
Letak permukaan
pancuran tempat
kolom air mulai
memancur, 206-244
cm di atas lantai
tempat berpijak
B :
Letak tuas penggerak
manual, maksimum
175 cm di atas lantai
tempat berpijak.
C dan D :
Pola semprotan air
D :
Diameter minimum
51 cm pada
ketinggian C
152 cm di atas lantai
tempat berpijak
E :
Daerah bebas
halangan, minimum
radius 41 cm dari titik
pusat semprotan air.
- 291 -
Halaman 2 dari 2
- 292 -
Lampiran 7.7.6
(Contoh)
Tekan
3,18 cm
- 293 -
Lampiran 7.7.7
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal
Hal. 1 dari 2
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
Tanggal .
1. Tujuan
Alat pembasuh mata darurat merupakan salah suatu alat keamanan yang digunakan di
Pabrik untuk tindakan pertolongan pertama pada kecelakan (P2K). Fungsi alat adalah
untuk membasuh dan membersihkan mata yang terkena bahan kimia.
2. Ruang Lingkup
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
4. Prosedur
4.1
Penggunaan
1. Apabila mata kena percikan atau tumpahan bahan kimia segera lari menuju ke
alat pembasuh mata darurat .
2. Tekan tuas yang terdapat pada alat hingga air menyembur melalui kedua
penyembur.
3. Masukkan bagian wajah (mata) yang terkena bahan kimia ke dalam celah di
antara dua penyembur.
4. Lakukan pencucian dan pembersihan berulang-ulang hingga mata bersih dari
bahan kimia.
PERHATIAN: Pencucian / pembersihan mata dilakukan secara perlahan agar tidak
mengakibatkan kerusakan mata.
4.2 Pemeliharaan :
1. Pengawasan alat ini dilakukan oleh Koordinator Keamanan yang telah ditunjuk.
2. Koordinator Keamanan melakukan pemeriksaan alat pembasuh mata darurat
dan memastikan dapat berfungsi, secara teratur setiap bulan.
- 294 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal
Hal. 2 dari 2
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
Tanggal .
5. Dokumen Rujukan
------------
6. Riwayat
Versi
1.
2.
No
xxxx
yyyy
Tanggal
...........
...........
Alasan
Baru
Tambahan pada Butir 4.2.2
..............................
7. Distribusi
Asli
Kopi
- 295 -
Lampiran 7.8b.1
(Contoh)
CATATAN PEMBUATAN
LARUTAN PEREAKSI DAN MEDIA PERBENIHAN
NAMA
PERUSAHAAN
Hal. 1 dari 1
CATATAN PEMBUATAN
LARUTAN PEREAKSI DAN
MEDIA PERBENIHAN
Nama Larutan Pereaksi / Media Perbenihan
Tgl.
Bahan
Nomor Lot
/ Tgl.
Daluwarsa
Bobot
yang ditimbang
Vol.
pH *
Awal Akhir
- 296 -
Tanggal
disterilkan
Tanggal
Daluwarsa
Nomor
Prosedur
Pembuatan
Dibuat
Oleh
Lampiran 7.8b.2
(Contoh)
Konsentrasi
Dibuat oleh
Tanggal Pembuatan
Cara Penyimpanan
Pembakuan
Tanggal
Tanggal Daluwarsa
Faktor Normalita
- 297 -
Paraf
Lampiran 7.8b.3
(Contoh)
Dibuat oleh
Tanggal Pembuatan
Kondisi Penyimpanan
Tanggal Daluwarsa
- 298 -
Lampiran 7.9
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Departemen
.............................
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal.....
Halaman 1 dari 3
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No......
Tanggal ......
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk pembuatan Baku Kerja di Laboratorium Kimia Pengawasan Mutu.
3. Tanggung Jawab
3.1 Analis :
Melakukan pengujian untuk pembuatan Baku Kerja dan membuat dokumen yang
benar.
Melakukan penanganan dan penyimpanan baku pembanding dengan benar
sesuai spesifikasi masing-masing.
3.2 Supervisor Pengawasan Mutu
Mengawasi pelaksanaan Protap ini yang dilakukan oleh Analis.
Mengawasi pemakaian dan penanganan Baku Kerja.
Membuat jadwal pembuatan dan pembakuan ulang Baku Kerja.
3.3 Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Memeriksa Protap ini.
Memberi pelatihan Protap ini.
3.4 Kepala Bagian Pemastian Mutu
Mengkaji dan menyetujui Protap ini.
Memastikan protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
4. Prosedur
4.1 Pilih Bahan Awal dengan tanggal daluwarsa terpanjang dan kemurnian tinggi sesuai
spesifikasi.
4.2 Terbitkan permintaan Bahan Awal sesuai Protap Permintaan Bahan Awal No..
4.3 Masukkan Bahan Awal ke dalam wadah yang sudah disediakan (lengkap dengan
label) sebanyak lebih kurang . g, tutup kedap. Lakukan proses ini di Ruang
Pengambilan Sampel.
4.4 Lakukan pembakuan dari Bahan Awal tersebut dengan membandingkan terhadap
baku pembanding primer sesuai prosedur yang ditetapkan dalam monograf resmi.
4.4.1 Lakukan Uji Identitas Bahan Awal dengan metode antara lain: spektrofotometri
IM, spektrofotometri UV, KLT, KCKT atau Kromatografi Gas (KG), Titik Lebur ;
hasilnya harus sesuai dengan baku pembanding.
4.4.2 Lakukan Uji Kemurnian Bahan Awal antara lain:
Kadar air atau susut pengeringan sesuai dengan Monograf (minimal 3 kali
- 299 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Departemen
.............................
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Halaman 2 dari 3
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No......
Tanggal ......
Disetujui oleh
.......
Tanggal.....
Kriteria keberterimaan:
Kadar air
a. Penetapan mikro (Coulometric auto titrator):
- Kadar air 200 500 ug/g
: RSD < 5,0%
b. Penetapan semimikro (Karl Fischer):
- Kadar air < 500 ug/g
: RSD tidak diperhitungkan
- Kadar air 500 1000 ug/g
: RSD < 5,0%
- Kadar air 1000 - 2000 ug/g : RSD < 3,0%
- Kadar air 2000 - 5000 ug/g : RSD < 2,0%
- Kadar air 5000 - 50000 ug/g : RSD < 1,5%
Susut pengeringan
a. Susut pengeringan < 0,1% : tidak ada ketentuan simpangan baku
b. Susut pengeringan 0,1 1,0%
: simpangan baku < 0,1
c. Susut pengeringan > 1,0%
: RSD < 2,0%
Titik lebur, pada pengujian dibandingkan langsung dengan baku
pembanding.
Polarimetri, tidak perlu dilakukan penetapan baku pembandingnya, cukup
dibandingkan dengan data pustaka.
KLT, KCKT atau KG
Bercak / puncak tambahan pada KLT, KCKT atau KG, bila ada, harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam monograf.
4.4.3 Bila telah memenuhi persyaratan kemurnian, lakukan uji kuantitatif secara
titrasi, spektrofotometri UV, KCKT, atau sesuai dengan monografi terkait,
masing-masing dengan 6 kali penetapan dengan RSD tidak lebih dari 2 %.
4.4.4 Kadar Air atau Susut Pengeringan dan Kadar
Baku Kerja selanjutnya
dicantumkan pada label wadah Baku Kerja yang akan digunakan untuk
penetapan kadar, standar internal, atau uji disolusi. Atau dicantumkan dalam
Sertifikat Analisis sehingga dapat dilihat informasi lain yang lebih lengkap.
4.5 Catat hasil pembakuan dalam Buku Log Pencatatan Baku Kerja (atau dapat juga
dicantumkan pada Laporan Analisis Baku Kerja tsb.)
Nama Baku Kerja
Nomor bets
Nomor kode / nomor kontrol
Nomor wadah (bila wadah lebih dari 1)
Kadar / potensi
Identitas baku pembanding primer yang dipakai (Nomor Lot)
- 300 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Halaman 3 dari 3
Prosedur Tetap
Departemen
.............................
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal.....
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti
No......
Tanggal ......
5. Lampiran
Spesimen Label*
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
6. Riwayat
1.
2.
Versi
No
Xxxxx
Yyyyy
Tanggal
...........
...........
Alasan Perubahan
Baru
Tambahan ..............................
7. Distribusi
- 301 -
Lampiran 7.22
(Contoh)
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Prosedur Tetap
Hal. 1 dari 8
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
Mengganti No.
.
Tanggal
1. Tujuan
Memberi petunjuk tentang cara pengambilan sampel bahan awal di Ruang Pengambilan
Sampel Bahan Awal termasuk penanganan sampel yang benar supaya terhindar dari
pencemaran oleh mikroba dan pencemaran silang.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk pengambilan sampel dari bahan awal yang baru diterima dari
pemasok.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
- 302 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Prosedur Tetap
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
4.2
4.2
4.3
Hal. 2 dari 8
Mengganti No.
.
Tanggal
Untuk mengambil sampel bahan awal cair dalam botol (kemasan kecil sampai
dengan 5 liter)
4.1.2 Liquid sampler :
Untuk mengambil sampel bahan awal cair dalam drum.
4.1.3 Thief-Sampler / Three zones powder sampler:
Untuk mengambil sampel bahan awal serbuk dalam drum dan kantong
besar.
4.1.4 Sendok pengambil sampel:
Untuk mengambil sampel bahan awal serbuk dalam kemasan kecil.
4.1.5 Sendok besar pengambil sampel:
Untuk mengambil bahan awal setengah padat.
4.1.6 Pompa penyedot sampel:
Untuk mengaduk dan mengambil sampel pelarut organik dalam drum.
4.1.7 Batang pengaduk baja tahan karat.
4.1.8 Mixer
Alat Pelindung
4.2.1 Masker
4.2.2 Sarung tangan
Wadah Sampel
4.3.1 Kantong plastik sampel ukuran . (untuk sampel padat dan setengah padat)
4.3.2 Botol ml (untuk sampel cair)
4.3.3 Labu Erlenmeyer yang bersih dan kering digunakan untuk :
sampel bahan cair
pemeriksaan hitung mikroba, gunakan botol yang telah disterilkan
dengan cara mulut botol ditutup dengan alu-foil dan disterilkan pada 180
C selama 90 menit.
Bila botol yang digunakan memakai tutup dari plastik : Setelah dicuci dan
dibersihkan kemudian gosok dengan etanol 70% dan biarkan kering di
tempat yang bersih.
4.3.4 Kantong plastik.
Digunakan untuk sampel bahan awal padat pemeriksaan kimiawi dan hitung
mikroba.
4.3.5 Beker glas atau botol mulut lebar
Digunakan untuk sampel bahan setengah padat seperti vaselinum, lanolinum,
glukosa cair .
- 303 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Prosedur Tetap
Hal. 3 dari 8
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
Mengganti No.
.
Tanggal
5. Prosedur
5.1. Persiapan Pengambilan Sampel
Lakukan persiapan sesuai Jadwal Pengambilan Sampel.
Peroleh sertifikat analisis dan Daftar Periksa Penerimaan Bahan Awal dari Petugas
Gudang.
Siapkan dan isi Daftar Periksa Pengambilan Sampel Bahan Awal (Lampiran 3: Daftar
Periksa Pengambilan Sampel Bahan Awal).
Periksa label KARANTINA warna kuning yang telah ditempel oleh Petugas Gudang
pada setiap wadah yang mencantumkan nama bahan dan nomor lot / betsnya.
Siapkan label wadah sampel sebanyak jumlah wadah bahan awal yang akan dibuka
untuk diambil sampelnya.
Isi label wadah "SAMPEL" (Lampiran 4: Penandaan Wadah Sampel) sebanyak
jumlah wadah bahan awal yang akan dibuka untuk diambil sampelnya.
Rekatkan tiap label pada wadah sampel yang sudah disiapkan.
Ikutilah Protap Pemakaian Ruang Pengambilan Sampel Bahan Awal dan Bahan
Pengemas, No. .
Kenakan masker, sarung tangan karet dan pakaian pelindung, pada saat
mengambil sampel.
Cuci tangan dengan air & sabun serta disinfektan.
5.2 Pola Pengambilan dan Penanganan Sampel
5.2.1 Untuk bahan awal yang tertera pada Lampiran 1 Daftar Bahan Awal dengan Pola
Pengambilan Sampel : n,
buka sejumlah:
n = 1+ N wadah
di mana:
n = jumlah wadah yang dibuka
N = jumlah wadah yang diterima
5.2.2
5.2.1.1 Masukkan sampel dari tiap wadah bahan awal ke dalam masing-masing
wadah sampel yang telah disiapkan dan bawa ke Laboratorium.
5.2.1.2 Lakukan uji pemerian dan identifikasi pada tiap sampel.
5.2.1.3 Bila hasil memenuhi persyaratan kombinasikan sampel menjadi 1
sampel untuk analisis selanjutnya sesuai Metode Analisis bahan terkait.
Untuk bahan awal yang tertera pada Lampiran 2 Daftar Bahan Awal dengan
Pola Pengambilan Sampel : p
5.2.2.1 Ambil sampel dari semua wadah.
- 304 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal..........
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
5.2.2.2
5.2.2.3
5.2.2.4
5.2.2.5
5.2.3
Hal. 4 dari 8
Mengganti No.
.
Tanggal
Masukkan sampel dalam wadah terpisah dan segera bawa ke
laboratorium.
Lakukan uji pemerian dan identifikasi terhadap semua wadah sampel.
Bila memenuhi persyaratan maka kombinasikan menjadi :
p = 0.4 N
di mana:
N = jumlah wadah yang diterima / diambil sampel
p = jumlah sampel yang didapat dengan mengkombinasikan
sampel (lakukan pembulatan keatas).
Lakukan analisis terhadap p sampel sesuai dengan metode analisis
bahan awal terkait.
- 305 -
Pola p
1 - 25
26 - 56
57 - 100
101 - 156
157 - 225
Pola r
1-2
3-4
5-7
8 - 11
12 - 16
17 - 22
23 - 28
29 - 36
37 - 44
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Prosedur Tetap
Hal. 5 dari 8
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
Mengganti No.
.
Tanggal
- 306 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Prosedur Tetap
Hal. 6 dari 8
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
Mengganti No.
.
Tanggal
- 307 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal..........
Prosedur Tetap
Hal. 7 dari 8
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
5.4.1.2.2
5.4.1.2.3
5.4.1.2.4
Mengganti No.
.
Tanggal
Bersihkan bagian yang akan dibuka dengan kain lap.
Untuk kantong plastik atau kertas yang mempunyai segel
atau jahitan dibuka dahulu.
Lakukan langkah-langkah seperti pada Butir 5.4.1.1.
Pada saat pengambilan sampel, bahan awal yang diperbolehkan berada dalam Ruang
Pengambilan Sampel hanya satu jenis bahan awal dari satu no. lot bahan.
- 308 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
......
Tanggal..........
5.6
6.
Prosedur Tetap
Hal. 8 dari 8
No ..
Departemen
Tanggal berlaku
.
Seksi
.
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
.............. .
Tanggal ... Tanggal
Mengganti No.
.
Tanggal
Lampiran :
7. Rujukan:
-------------
8. Riwayat :
Versi
1.
2.
No
xxxxx
yyyyy
Tanggal
...........
............
Alasan
Baru
Tambahan..................................................
9. Distribusi:
- 309 -
Lampiran 1
PT A B C
Nama Bahan
Awal
Pabrik Pembuat
Nama
Alamat
Pemasok
Nama
Alamat
1000
Paracetamol
XYZ Inc.
China
PT Angin Ribut
1001
Ampicillin
Trihydrate
Compacted
GEG .
PT Sumber
Farma
1002
Caffeine
NPO Inc-
, India
PT Rusa Jenaka
1003
Lactose
Always
Healthy Inc
, Italy
1004
Microcrystalline .
cellulose
, Japan
Diotorisasi oleh :
Tanggal
- 310 -
Lampiran 2
PT A B C
Nama Bahan
Awal
Pabrik Pembuat
Nama
Alamat
Pemasok
Nama
Alamat
1000
Paracetamol
XYZ Inc.
China
PT Angin Ribut
1001
Ampicillin
Trihydrate
Compacted
GEG .
PT Sumber
Farma
1002
Caffeine
NPO Inc-
, India
PT Rusa Jenaka
1003
Lactose
Always
Healthy Inc
, Italy
1004
Microcrystalline .
cellulose
, Japan
Diotorisasi oleh :
Tanggal
- 311 -
Lampiran 3
:
:
Nama Pemasok
Nama Pabrik Pembuat
:
:
Sertifikat Analisis
: Ada / Tidak *)
: pada COA
pada Label
: Kimia :
Mikro :
Wadah sampel
Alat sampling
: Nonbetalaktam / Penisilin /
Sefalosporin
Sampling oleh
Tanggal sampling
INSTRUKSI
KHUSUS
g
g
Supervisor
- 312 -
Suhu ruang :. C
Kelembaban :.%
Tekanan : Pas
Lampiran 4
NAMA PERUSAHAAN
Tanggal Diterima
Tanggal Daluwarsa
No. Bets Pemasok
:
:
:
CONTOH BAHAN
: ..
KODE PRODUK
: ..
NO. KONTROL
: ..
NO. WADAH
: DARI .. WADAH
: TGL. : .
- 313 -
Lampiran 5
NAMA PERUSAHAAN
Petugas,
- 314 -
Lampiran 6
5g
7g
25 g
1003
1003
1004
Acacia BP
Paracetamol
Ampicillin Trihydrate Compacted
Caffeine
Lactose
Microcrystalline Cellulose
Jumlah
sampel
untuk
tes
mikrobiologi
10 g
---
6g
5g
10 g
-5g
10 g
12 g
10 g
20 g
18 g
20 g
40 g
1005
Isopropyl Alcohol
70 ml
--
--
140 ml
Kode
Produk
1000
1001
1002
Jumlah
sampel
untuk tes
kimia
Diotorisasi oleh :
Tanggal
- 315 -
Jumlah
sampel
pertinggal
Total
sampel
yang
diperlukan
10 g
14 g
50 g
25
21 g
75 g
Lampiran 7.24
PENDAHULUAN
Pola pengambilan Sampel menetapkan jumlah unit Sampel (yakni banyaknya Sampel
atau kumpulan Sampel) produk dari tiap lot atau bets yang akan diinspeksi atau diperiksa,
dan kriteria penentuan diluluskan atau ditolaknya lot atau bets tersebut berdasarkan
batas numerik pelulusan atau penolakan.
TINGKAT INSPEKSI
Tingkat inspeksi menentukan hubungan antara jumlah unit sampel dengan ukuran lot
atau bets. Tingkat inspeksi yang diberlakukan terhadap tiap kebutuhan ditetapkan oleh
Bagian Pengawasan Mutu, yaitu Inspeksi Tingkat I, Tingkat II atau Tingkat III. Kecuali
ditetapkan secara khusus, yang biasa diberlakukan adalah Inspeksi Tingkat II.
Inspeksi Tingkat I berlaku untuk kasus di mana pemeriksaan dapat dilonggarkan
sedangkan Inspeksi Tingkat III berlaku untuk kasus di mana pemeriksaan perlu
diperketat.
KODE PENGAMBILAN SAMPEL
Jumlah unit sampel yang akan diambil ditetapkan dengan pemberian kode huruf.
Tabel 1 digunakan untuk mendapatkan kode huruf terhadap ukuran lot atau bets tertentu
pada tingkat inspeksi yang ditetapkan.
INSPEKSI PERSENTASE YANG CACAT
Untuk menentukan suatu lot atau bets dapat diterima berdasarkan inspeksi persentase
yang cacat, gunakan pola pengambilan sampel yang berlaku untuk pengambilan sampel
tunggal.
Kesalahan
Kritikal
Mayor
Minor
Kosmetik
- 316 -
Halaman 2 dari 5
Tabel 1.
Kode Huruf (bagi jumlah unit sampel yang diambil)
Jumlah Unit Diterima
per Lot atau Bets
Tingkat Inspeksi
8
15
25
I
A
A
B
II
A
B
C
III
B
C
D
26 s/d 50
51 s/d 90
91 s/d 150
C
C
D
D
E
F
E
F
G
E
F
G
G
H
J
H
J
K
H
J
K
K
L
M
L
M
N
L
M
N
N
P
Q
P
Q
R
2 s/d
9 s/d
16 s/d
- 317 -
Halaman 3 dari 5
Tabel 2.
Pola Pengambilan Sampel Tunggal untuk Inspeksi Normal (Tingkat Inspeksi II)
Kode
Huruf
Jumlah
unit
Sampel
13
20
32
50
80
125
200
315
500
800
1250
Kode
Huruf
Batas
0,010
0,015
Lulus Tolak
Lulus Tolak
13
20
32
50
0,025
0,040
0,065
0,10
0
0
0
0
0
0.40
0,15
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
2000
Jumlah
unit
sampel
Penerimaan Kualitas
0,25
Lulus Tolak
10
11
Batas P e n e r i m a a n
Kualitas
0.65
2.5
1.0
1.5
4.0
6.5
10
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
0
1
0
0
0
0
0
10
11
80
10
11
14
15
125
10
11
22
200
10
11
14
15
15
22
21
14
21
315
10
11
10
11
15
14
21
15
22
15
22
22
500
14
21
21
N
P
800
10
11
14
1250
10
11
14
15
21 22
2000
14
15
21
22
- 318 -
Halaman 4 dari 5
Tabel 3.
Pola Pengambilan Sampel Tunggal untuk Inspeksi Yang Diperketat
(Tingkat Inspeksi III)
Kode
Huruf
A
B
C
D
E
F
G
H
J
K
L
M
N
P
Q
R
Kode
Huruf
A
B
C
D
E
F
G
H
J
K
L
M
N
P
Q
R
Jumlah
unit
sampel
2
3
5
8
13
20
32
50
80
125
200
315
500
800
1250
2000
Jumlah
unit
sampel
2
3
5
8
13
20
32
50
80
125
200
315
500
800
1250
2000
Tingkat
0,010
0,015
Penerimaan
0,025
0,040
0,065
Kualitas
0,10
0,15
0,25
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus
0.40
Lulus
0
1
2
3
5
8
12
Tolak
1
2
3
4
6
9
13
Tingkat
0.65
1.0
Lulus
Tolak
Lulus
1
2
3
5
8
12
18
1
2 2
3 3
4 5
6
8
9 12
13 18
19
0
1
2
1
2
3
Penerimaan
1.5
2.5
Tolak
Lulus Tolak
1
2 2
3 3
4 5
6 8
9 12
13 18
19
- 319 -
Lulus Tolak
1
2 2
3 3
4 5
6 8
9 12
13 18
19
0
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
5
2
3
4
6
Kualitas
4.0
6.5
Lulus Tolak
1
2 2
3 3
4 5
6 8
9 12
13 18
19
1
2
3
5
8
2
3
4
6
9
10
Lulus Tolak
1
2 2
3 3
4 5
6 8
9 12
13 18
19
2
3
4
6
9
13
19
Tolak
Lulus Tolak
1
2
3
5
8
12
18
2
3
4
6
9
13
19
Halaman 5 dari 5
Tabel 4.
Pola Pengambilan Sampel Tunggal untuk Inspeksi Yang Longgar
(Tingkat Inspeksi I)
Kode
Huruf
A
B
C
D
E
F
G
H
J
K
L
M
N
P
Q
R
Kode
Huruf
Jumlah
unit
sampel
2
2
2
3
5
8
13
20
32
50
80
125
200
315
500
800
Jumlah
unit
sampel
Tingkat
0,010
0,025
0,040
0,065
Kualitas
0,10
0,15
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
0,40
Lulus Tolak
A
B
C
D
E
F
G
H
J
K
L
M
N
P
Q
R
0,015
Penerimaan
0
0
1
2
Tingkat
0,65
1,0
Lulus Tolak
0
1
2
3
0
0
1
1
1
2
3
4
Penerimaan
1,5
2,5
Lulus Tolak
Lulus Tolak
Lulus Tolak
0
0
1
1
2
1
2
3
4
5
0
1
1
2
3
2
3
4
5
6
Kualitas
4,0
6,5
Lulus Tolak
Lulus Tolak
0,25
Lulus Tolak
0
1
1
2
3
5
2
3
4
5
6
8
10
Lulus Tolak
0
1
2
2
0
1
2
0
1
0
2
3
0
1
0
2
1
3
5
0
1
0
2 1
3
1
4
8
0
1
0
2 1
3 1
4
2
5
13
0
1
0
2 1
3 1
4 2
5
3
6
20
0
2 1
3 1
4 2
5 3
6
5 8
32
0
2 1
3 1
4 2
5 3
6 5 8
7 10
50
0
2 1
3 1
4 2
5 3
6
5 8 7 10 10 13
80
1
3 1
4 2
5 3
6
5 8 7 10 10 13
125
1
4 2
5 3
6 5 8 7 10 10 13
200
2
5 3
6 5 8 7 10 10 13
315
3
6 5 8 7 10 10 13
500
5 8 7 10 10 13
800
7 10 10 13
Gunakan angka pertama di bawah panah. Bila jumlah sampel sama atau lebih
dari jumlah yang diterima, lakukan inspeksi 100%.
Gunakan angka pertama di atas panah
- 320 -
Lampiran 7.26
Halaman 1 dari 5
Harus dibuat dari bahan yang inert, misalnya polipropilen atau baja tahan karat SS 316.
1.1
1.1.2
Weighted container
Untuk mengambil sampel dari wadah penyimpanan dan tangki besar,
diperlukan alat yang dilengkapi beban pemberat. Alat ini didesain agar bisa
dibuka pada kedalaman yang diperlukan. Tanda pada kawat / tali dapat
diberi untuk mengetahui apakah kedalaman pengambilan sampel yang
diinginkan telah tercapai.
- 321 -
Halaman 2 dari 5
Steker sample thief biasanya terdiri dari tube berongga yang di dalamnya
dilengkapi dengan satu batang berujung runcing agar sample thief
menembus lapisan serbuk yang berada pada posisi sempit. Geometri ujung
alat ini dapat memengaruhi sampel yang diambil; ujung yang runcing lebih
sedikit mengganggu lapisan serbuk daripada ujung (probe) yang tumpul,
sehingga mengurangi kesalahan pengambilan sampel. Beberapa thief
memiliki bagian yang dapat mengunci agar volume sampel dapat diatur
terhadap berat sampel yang diperlukan, sehingga mengurangi variasi berat
pada populasi sampel.
Chamber thief - lihat Gambar (ii) umumnya terdiri dari dua tube konsentris;
tube dalam bersifat padat (solid) kecuali chambers tempat sampel
ditangkap. Tube luar berupa rongga dengan lubang-lubang yang dapat
diarahkan ke chambers dalam tube dalam. Thief yang didesain benar
memiliki ujung yang tajam untuk mengurangi kemungkinan terjadi
keruntuhan lapisan serbuk.
Bila ditusukkan ke dalam lapisan serbuk yang statis (dalam keadaan diam)
thief akan mendistorsi lapisan karena membawa produk / bahan dari lapisan
atas ke lapisan bawah. Ukuran distorsi dapat tergantung pada apakah thief
tersebut ditusukkan ke dalam lapisan dengan lembut, hentakan atau gerakan
memutar. Karena itu, prosedur pengambilan sampel hendaklah dijelaskan
dengan rinci dan petugas dilatih dalam cara menggunakan teknik yang benar.
Kadang-kadang thief seperti ini disebut juga penusuk berpipa-dua
(double-tube spear).
Sudut kemiringan saat thief menembus serbuk juga dapat memengaruhi
kesalahan pengambilan sampel. Jikalau thief ditusukkan ke dalam lapisan
serbuk secara vertikal, dia dapat mengekstraksi sampel berisi partikel terdiri
dari ukuran yang berbeda dengan apabila thief yang sama ditusukkan
dengan sudut kemiringan lancip. Di samping itu, arah chamber thief terhadap
lapisan serbuk (yakni apakah posisi chamber berada di atas, di dasar atau di
tengah thief) dapat juga memengaruhi kesalahan pengambilan sampel.
- 322 -
Halaman 3 dari 5
Bahan konstruksi (yang digunakan untuk membuat) thief, misal baja tahan
karat atau polipropilen, dapat juga menimbulkan kesalahan pengambilan
sampel akibat efek elektrostatika.
Kesalahan pengambilan sampel dapat juga diakibatkan kedalaman letak
lapisan serbuk, karena tekanan statik dari ruahan serbuk memaksakan bahan
masuk ke dalam sample chamber(s). Tekanan ini jauh lebih kuat pada dasar
suatu wadah yang besar daripada di tengah atau di atas. Mungkin juga terjadi
bahwa thief yang sama mengekstraksi sampel yang terdiri dari partikel
berukuran berbeda dari partikel yang berada di atas atau di dasar campuran
serbuk statik.
1.2.2. Penusuk Pengambil Sampel-Kantong Simpel (Simple Bag-Sampling Spears)
Simple Bag-Sampling Spears adalah alat yang paling banyak digunakan
untuk mengambil sampel dari kantong-kantong, karena relatif murah, simpel
dan cepat. Umumnya penusuk sampel memiliki diameter luar maksimum kirakira 12 mm, tapi bisa juga sampai berdiameter 25 mm. Untuk memeroleh
sampel cross-sectional yang baik, hendaklah panjang penusuk 40 45 cm.
Penusuk sampel yang runcing dapat memenetrasi kantong dengan mudah.
Penusuk Sampel Tipikal
1.2.3
Sekop (Scoops)
Bahan berbentuk padat dalam wadah-wadah kecil dapat diambil sampelnya
dengan menggunakan spatula atau sekop. Kemudian sample-sampel
dicampur untuk memeroleh sampel dari wadah yang representatif. Di
bawah ini ditampilkan gambar salah satu contoh sekop dengan desain yang
direkomendasikan, yakni berbentuk bundar.
Apabila sekop yang digunakan terlalu kecil terhadap ukuran partikel yang
akan diambil sampelnya, partikel-partikel besar akan menggelinding ke luar
dan karena itu dapat mengakibatkan pengujian yang bias. Sebaliknya, jika
sekop terlalu besar, sampel besar / banyak yang tidak diperlukan akan
diperoleh.
- 323 -
Halaman 4 dari 5
2. Wadah Sampel
- 324 -
Halaman 5 dari 5
- 325 -
Lampiran 7.36
(Contoh)
Analis :
Deskripsi masalah :
Hasil :
Limit:
MS
TMS
TD
Keterangan
Spv.
Periksa penimbangan :
- contoh
- standard
Periksa cara penimbangan, pelarutan,
pengenceran standard
Periksa prosedur analisa yang dipakai
- 326 -
TD : Tidak Diperiksa
Kesalahan Analisa
Disarankan oleh
Supervisor :
Masalah di Produksi
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tanggal:
Keputusan :
Disetujui oleh :
QC Manager:
QA Manager:
Tanggal
Tanggal:
- 327 -
Lampiran 7.41b.1
(Contoh)
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 1 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
1. Tujuan
Untuk memberi petunjuk cara pemantauan lingkungan Produksi dengan cawan papar
secara benar.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pemantauan lingkungan di area Produksi (pengolahan dan
pengemasan primer) steril dan nonsteril dengan cawan papar.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui
serta memastikan bahwa Protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
menyusun, mengkaji ulang, melatihkan Protap ini,
mengesahkan Buku Log Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan
Papar.
Analis yang ditunjuk bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan lingkungan
produksi dengan cawan papar sesuai dengan Protap.
4.2
Bahan
Media TSA merek .
Air Murni
Etanol 70%
Alat
Cawan Petri diameter 90 mm buah
Otoklaf merek tipe
Oven merek tipe
Botol gelas 400 ml buah
5. Prosedur
5.1
Penyiapan
5.1.1 Sterilisasi Cawan Petri
Dalam wadah baja tahan karat masukkan cawan Petri yang bersih dan
kering, dan sterilkan dalam oven pada suhu 180 C, selama 1 jam. Simpan
dalam lemari bersih.
5.1.2 Pembuatan Media Pembiakan
Tripticase Soy Agar (T S A) : 40 g
Air murni
: 1000 ml
- 328 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
Ruang
- 329 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
f)
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
6. Riwayat
Versi
1.
2.
No
xxxx
yyyyy
Tanggal
............
............
Alasan
Baru
Tambahan butir 5.2. h.
7. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Kepala Bagian Produksi
No. 3: Analis Bagian Pengawasan Mutu
- 330 -
Lampiran 7.41b.2
(Contoh)
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 1 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
1. Tujuan
Untuk memberi petunjuk cara pemantauan lingkungan Produksi dengan cawan kontak
secara benar.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pemantauan lingkungan di area Produksi (pengolahan dan
pengemasan primer) steril dan nonsteril dengan cawan kontak.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui
serta memastikan bahwa Protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
menyusun, mengkaji ulang, melatihkan Protap ini,
mengesahkan Buku Log Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan
Kontak.
Analis yang ditunjuk bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan lingkungan
produksi dengan cawan kontak sesuai dengan Protap.
4.2
Bahan
Media TSA merek .
Air Murni
Etanol 70%
Alat
Cawan Kontak Steril diameter 55 mm buah
Otoklaf merek tipe
Oven merek tipe
Botol gelas 400 ml buah
5. Prosedur
5.1
Penyiapan
5.1.1 Pembuatan Media Pembiakan
Tripticase Soy Agar (T S A) : 40 g
Air murni
: 1000 ml
Campur dan panaskan sambil diaduk sampai jernih.
Masukkan ke dalam botol 400 ml dan sterilkan dalam otoklaf pada
121C/15 psi selama 20 menit.
- 331 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
5.1.2
Ruang
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
h) Identifikasi koloni jamur dan bakteri sesuai Protap Cara Melakukan Identifikasi
Bakteri dan Jamur No. (hanya untuk Kelas A).
6. Riwayat
Versi
1.
2.
No
xxxx
yyyyy
Tanggal
............
............
Alasan
Baru
Tambahan butir 5.2. h.
7. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Kepala Bagian Produksi
No. 3: Analis Bagian Pengawasan Mutu
- 333 -
Lampiran 7.41b.3
(Contoh)
Disusun oleh
.
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 1 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
1. Tujuan
Untuk memberi petunjuk cara pemantauan lingkungan Produksi dengan Air Sampler
dengan benar.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pemantauan lingkungan di area produksi (pengolahan dan
pengemasan primer) baik steril maupun nonsteril.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
4.2
Bahan
Media TSA merek .
Air murni
Etanol 70%
Alat
Cawan Petri buah
Oven merek tipe
Otoklaf merek tipe
Botol gelas 400 ml buah
Alat Air Sampler merek...... tipe ........
5. Prosedur
5.1
Penyiapan
5.1.1 Sterilisasi Cawan Petri
Dalam wadah baja tahan karat masukkan cawan Petri yang bersih dan
kering, dan sterilkan dalam oven pada suhu 180 C, selama 1 jam.
Simpan dalam lemari bersih.
5.1.2 Pembuatan Media Pembiakan
Tripticase Soy Agar (T S A) : 40 gram
Air murni
: 1000 ml
Campurkan dan panaskan sambil diaduk sampai jernih.
Ukur pH : 7.3 0.2.
- 334 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal...
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
Ruang
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
.
Tanggal...
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 3
No
Departemen
.
Diperiksa oleh
.......
Tanggal .......
Seksi
Disetujui oleh
.......
Tanggal
Tanggal berlaku
.
Mengganti
Nomor..
Tanggal .........
Periksa kesiapan program Air Sampler (delay time, volume setting standard)
lihat prosedur persiapan.
Buka penutup debu Air Sampler, tekan tombol Start untuk memulai
pemantauan.
Lampu stop akan bewarna merah bila pengambilan sampel telah selesai.
Letakkan penutup debu kembali pada tutup Air Sampler, buka tutup Air
Sampler dan segera tutup cawan Petri dengan tutupnya.
Lakukan pengambilan sampel pada lokasi yang telah ditentukan pada Peta
Lokasi Pengambilan Sampel Udara (Lampiran 1).
Setelah selesai pengambilan sampel udara, segera tutup cawan dan dikirim
ke Laboratorium Mikrobiologi.
Inkubasi pada suhu 20 - 25 C , selama 4 hari, kemudian lanjutkan inkubasi
pada suhu 30 - 35 C selama 48 jam.
Hitung jumlah koloni bakteri dan jamur yang tumbuh dari setiap cawan dan
catat dalam Formulir Pemantauan Lingkungan terhadap Mikroba yang telah
disediakan.
Lakukan identifikasi bila ditemukan kontaminasi mikroorganisme yang positif
(hanya untuk Kelas A).
6. Lampiran
7. Riwayat
Versi
1.
2.
No
xxxx
yyyyy
Tanggal
............
............
Alasan
Baru
Tambahan..................................................
8. Distribusi
- 336 -
Lampiran 7.41b.4
(Contoh)
Ruang pengolahan, pengemasan primer dan ruang laboratorium mikrobiologi harus diperiksa tingkat pencemaran mikroba paling sedikit
setiap tiga bulan dan ketika proses produksi / pengujian sedang dilaksanakan di dalamnya.
2.
Pemantauan lingkungan harus dilakukan selama proses pembuatan obat steril dan pemeriksaan sterilitas.
3.
L O K A S I
- 337 -
Ruang 1
(Ruang
penyangga)
Ruang 2
(Ruang
Pengolahan)
Ruang 3 4)
(Ruang steril)
Ruang 4
(Ruang
timbang)
CAWAN KONTAK
Permukaan
obyek yang
diusap
Jumlah cawan1)
Frekuensi2)
Frekuensi2)
Lantai, dinding,
mesin
Lantai, dinding,
meja laminer
Lantai, dinding,
mesin, dan meja
Lantai, dinding
Catatan :
1) jumlah cawan disesuaikan dengan luas ruangan
2) pada saat kegiatan berlangsung dan/atau secara periodik berdasarkan kualifikasi
3) dilakukan 30 cm di bawah difuser udara dan di area kerja (work level)
4) lihat program untuk produk steril
- 338 -
SAMPEL UDARA
Titik Pengambilan3)
Frekuensi2)
BAB 8
Tingkat Kekritisan
Kritis (C)
Inspeksi diri hendaklah dilakukan oleh tim yang anggotanya ditunjuk secara tertulis atau
ditetapkan dalam sistem inspeksi diri. Anggota tim inspeksi diri hendaklah mempunyai
pengetahuan tentang CPOB dan penerapannya, terkualifikasi dan mempunyai
pengalaman yang memadai dalam melakukan inspeksi diri.
Inspeksi diri dapat dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan dengan membentuk suatu tim
atau oleh konsultan yang independen dari luar perusahaan.
Di samping menemukan kekurangan dan kelemahan lain, juga harus ditetapkan cara
yang efektif untuk pencegahan keberulangan hal yang sama dan untuk melakukan
perbaikan.
- 338 -
8.1
Perlu dibuat Prosedur Tetap (Protap) untuk Inspeksi diri. Lihat Contoh Protap
Inspeksi Diri, Lampiran 8.1.
Untuk memeroleh standar inspeksi diri hendaklah dibuat daftar periksa sebagai
rujukan dan / aide memoire untuk tim inspeksi diri dalam melaksanakan tugasnya.
Daftar periksa ini hendaklah meliputi semua aspek yang disertai sejumlah
pertanyaan khusus untuk masing-masing bagian yang diinspeksi.
Lihat Contoh Daftar Periksa Inspeksi Diri, Lampiran 8.1.1 s/d 8.1.9.
Contoh tersebut di atas hanya mencakup sejumlah pertanyaan umum yang perlu
disesuaikan setiap akan melaksanakan inspeksi dengan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut :
mengikuti dan meliputi perubahan, peraturan pemerintah dan kebijakan
perusahaan;
mengkaji tindak lanjut hasil audit sebelumnya;
hasil Pengkajian Mutu Produk / PMP (Product Quality Review / PQR);
pengkajian penyimpangan bagian terkait;
pengkajian keluhan; dan
penarikan kembali produk, bila ada.
Daftar periksa hendaklah disusun sesuai dengan program pembuatan obat yang
ada di perusahaan masing-masing agar mudah digunakan oleh tim inspeksi diri.
8.2
8.3
Inspeksi diri hendaklah mencakup semua bagian yaitu pemastian mutu, produksi,
pengawasan mutu, teknik dan gudang (termasuk gudang produk jadi, bahan awal
dan bahan pengemas). Perusahaan hendaklah menyiapkan program inspeksi diri
yang mencakup frekuensi.
Lihat Contoh:
Program Inspeksi Diri, Lampiran 8.3.1; dan
Rencana Inspeksi Diri, Lampiran 8.3.2.
Untuk bagian tertentu dari produksi misalnya pembuatan produk steril hendaklah
dilakukan inspeksi diri lebih sering sesuai dengan kebutuhan.
- 339 -
8.4
Dalam menjalankan inspeksi diri, tim hendaklah berfokus pada tujuan yaitu untuk
menemukan hal yang memerlukan perbaikan dan bukan untuk mencari kesalahan
seseorang. Laporan hendaklah mencakup semua temuan dan tingkat kekritisan
dari temuan serta saran tim untuk tindakan perbaikan dengan tetap
mempertimbangkan tingkat kekritisan untuk menentukan prioritas pelaksanaan
perbaikan melalui proses Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (Corrective
Action and Preventive Action / CAPA).
Laporan ini disampaikan kepada masing-masing kepala bagian Pemastian Mutu,
Produksi, Pengawasan Mutu, Teknik dan pimpinan perusahaan. Lihat Contoh
Laporan Inspeksi Diri, Lampiran 8.4.
8.5
AUDIT MUTU
8.6
Cukup jelas. Lihat Contoh Daftar Periksa Audit Mutu / Sistem Mutu, Lampiran 8.6.
Hendaklah dibuat Protap untuk mengaudit pemasok bahan awal dan pemasok
bahan pengemas. Protap ini hendaklah mencakup program yang meliputi
frekuensi audit, evaluasi dan tim audit yang melibatkan bagian lain yang terkait
misal bagian Pembelian, bagian Pengawasan Mutu, bagian Produksi yang
dipimpin oleh bagian Pemastian Mutu. Persetujuan hendaklah diberikan oleh
kepala bagian Pemastian Mutu.
8.8
Cukup jelas.
8.9
8.10
- 340 -
d.
e.
- 341 -
Lampiran 8.1
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
1.
INSPEKSI DIRI
Departemen
.
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal
Halaman 1 dari 3
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
Tanggal .......
Tujuan
2.
Ruang Lingkup
2.1
2.2
3.
Protap ini berlaku pada saat penyiapan jadwal dan pelaksanaan Inspeksi
Diri di Pabrik .........
Inspeksi diri ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
Personalia
Sanitasi dan Higiene
Bangunan
Peralatan
Produksi
Pengawasan Mutu
Keluhan dan Penarikan Kembali Produk
Dokumentasi
Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
- 342 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
...
Tanggal...
INSPEKSI DIRI
Departemen
.
Diperiksa oleh
Tanggal
4.
5.
Pembuatan Program
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal
Halaman 2 dari 3
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
Tanggal .......
Tim Inspeksi Diri harus terdiri dari personil yang berpengalaman minimal 3 tahun
mempunyai pengertian mendalam tentang CPOB, dilatih cara melaksanakan
inspeksi diri dan dikualifikasi.
Penanggung jawab : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Anggota
: Manajer Pengawasan Mutu
Manajer Produksi
Staff senior Pemastian Mutu
Asisten Manajer Produksi
Inspeksi diri dilakukan minimal 2 orang dan maksimal 3 orang dari Tim Inspeksi
Diri.
5.1
5.2
5.3
6.
Prosedur:
7.
Pelaporan
6.1. Persiapan :
6.1.1. Tentukan Tim yang akan melaksanakan inspeksi diri.
6.1.2. Siapkan daftar periksa.
Catatan : daftar periksa hanyalah sebagai panduan atau garis besar
inspeksi diri, kembangkan sesuai kondisi area yang
diinspeksi.
6.1.3. Lakukan persiapan audit, pelajari
temuan dari inspeksi diri yang lalu serta tindak lanjutnya.
penyimpangan yang pernah didokumentasikan pada area yang
akan diinspeksi.
kaji protap yang ada di area yang akan diaudit.
kaji dan sesuaikan checklist.
6.2. Pelaksanaan :
6.2.1. Lakukan pemeriksaan dan catat temuan di lapangan.
6.2.2. Evaluasi penerapan CPOB dan Protap.
6.2.3. Diskusikan, kaji dan satukan semua temuan.
6.3. Buat laporan temuan pada Formulir Laporan Temuan ....... termasuk
rekomendasi perbaikan, bila mungkin.
6.4. Sampaikan laporan, diskusikan usulan perbaikan dan tindak lanjut dengan
Kepala Bagian yang terkait, serta tentukan batas waktu perbaikan.
6.5. Siapkan daftar dan rencana perbaikan dalam Formulir......
Laporkan temuan dan tindak lanjut perbaikan serta batas waktu pada Kepala
Bagian terkait dan Direktur Pabrik.
- 343 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
INSPEKSI DIRI
Disusun oleh
...
Tanggal...
Departemen
.
Diperiksa oleh
Tanggal
8.
Tindak Lanjut
9.
Lampiran
Seksi
Disetujui oleh
.
Tanggal
Halaman 3 dari 3
No
Tanggal berlaku
.
Mengganti Nomor
Tanggal .......
8.1 Kepala seksi area terkait bertanggung jawab untuk menindak lanjuti rencana
perbaikan.
8.2 Tindakan perbaikan didokumentasikan, disetujui oleh Kepala bagian terkait
dan dilaporkan pada Tim Inspeksi Diri dan / atau Bagian Pemastian Mutu.
8.3 Untuk perbaikan yang belum dilaporkan penyelesaiannya pada batas waktu
yang disetujui:
8.3.1 Bagian Pengawasan Mutu mengingatkan Bagian terkait.
8.3.2 Bagian terkait wajib memberi penjelasan keterlambatan.
8.3.3 Bagian Pemastian Mutu mengevaluasi dampak dari keterlambatan
dan melaporkan pada kepala Pabrik.
11. Riwayat
Versi
1
2
No
xxxxx
yyyyy
Tanggal
...........
............
Alasan
Baru
Tambahan..................................................
12. Distribusi
- 344 -
Lampiran 8.1.1
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Note : Tingkat Kekritisan : C : Kritis; M: Mayor; m: Minor
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
2.
3.
4.
5.
6.
Bagaimana pengetahuan
karyawan tentang SOP yang
ada
PROTAP
7.
8.
- 345 -
Komentar / Temuan
Observasi
Daftar Periksa
PENERIMAAN BAHAN
9.
- 346 -
Komentar / Temuan
Observasi
Daftar Periksa
- 347 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
Komentar lain :
- 348 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.2
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Observasi
Daftar Periksa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
- 349 -
r
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
PENERIMAAN PRODUK
9.
- 350 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
Komentar Lain :
- 351 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.3
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
No.
Observasi
Daftar Periksa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PROTAP
Apakah ada protap ditempat yang
diperlukan
- 352 -
Komentar / Temuan
No.
9.
Observasi
Daftar Periksa
- 353 -
Komentar / Temuan
No.
Observasi
Daftar Periksa
1
SAMPLING BAHAN AWAL
22. Apakah pengambilan sampel dilakukan
sesuai Protap dan rencana pengambilan
sampel
23. Bagaimana wadah sampel bahan awal
dan penandaan
24. Bagaimana penanganan sampel di
laboratorium menunggu pengujian
SAMPLING BAHAN PENGEMAS
25. Apakah pengambilan sampel bahan
pengemas dilakukan sesuai dengan
Protap dan rencana sampling
26. Bagaimana wadah sampel bahan
pengemas dan penandaannya
27. Bagaimana prosedur pengembalian
bahan pengemas sisa pemeriksaan
Komentar lain :
- 354 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.4
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
No.
Observasi
Daftar Periksa
- 355 -
Komentar / Temuan
No.
Observasi
Daftar Periksa
LABORATORIUM KIMIA
- 356 -
Komentar / Temuan
No.
Observasi
Daftar Periksa
1
REAGENSIA DAN BAKU
PEMBANDING
21. Bagaimana penanganan reagensia,
Protap, pencatatan, label dsb.
22. Bagaimana penanganan larutan
pereaksi Protap, pencatatan, label dsb.
23. Bagaimana penanganan larutan titer :
Protap, pembuatan, pembakuan,
catatan.
24. Bagaimana penanganan Baku
Pembanding, Protap, penandaan
pencatatan, pembuatan baku kerja
ANALISIS DAN DOKUMENTASI
25. Apakah sudah semua metode analisis
divalidasi termasuk metode penentuan
kadar, uji disolusi, penentuan zat
pengotor, validasi pembersihan
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
KEBERSIHAN DAN SANITASI
30. Apakah karyawan tampak bersih, rapi,
mengenakan seragam dan alat
pelindung dengan benar
31. Bagaimana kebersihan area, dan
pengisian checklis pembersihan
- 357 -
Komentar / Temuan
No.
Observasi
Daftar Periksa
- 358 -
Komentar / Temuan
No.
Observasi
Daftar Periksa
1
ANALISIS DAN DOKUMENTASI
45. Apakah sudah semua metode analisis
divalidasi termasuk metode penentuan
potensi, perhitungan total mikroba dll
46. Apakah semua data pemeriksaan
dicatat dalam buku dan disimpan
47. Bagaimana prosedur pengkajian laporan
hasil analisa dan pelulusan / penolakan
PEMANTAUAN LINGKUNGAN, MUTU
AIR MURNI DAN UDARA
BERTEKANAN
48. Bagaimana program pemantauan
berkala kebersihan ruang produksi
secara mikrobiologis
49. Apakah dilakukan analisis tren terhadap
hasil pemantauan
50. Bagaimana program pemantauan mutu
secara kimiawi dan mikrobiologis
berkala pada sistem pemurnian air
51. Apa dilakukan analisis tren pada hasil
pemantauan
52. Bagaimana program pemantauan
partikel, kandungan minyak dan
mikrobiologis berkala pada Sistem
Udara Bertekanan
PEMERIKSAAN BAHAN PENGEMAS
53. Apa sudah semua bahan pengemas
mempunyai spesifikasi
54. Apakah ada metode pemeriksaan bahan
pengemas beserta kriteria keberterimaan
55. Bagaimana penyimpanan referensi
untuk semua bahan pengemas
56. Bagamana frekuensi penggantian
referensi warna
57. Bagaimana prosedur pembuangan
bahan pengemas cetak
Komentar lain :
- 359 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.5
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
No.
Observasi
Daftar Periksa
PELATIHAN KARYAWAN
7. Bagaimana kendali QA dalam
penerapan dan materi pelatihan CPOB,
- CPOB
- Sanitasi dan higiene
- Sistem Mutu
- 360 -
Komentar / Temuan
Observasi
Daftar Periksa
No.
1
Apakah QA melakukan evaluasi
terhadap program pelatihan karyawan
PELULUSAN DAN DOKUMENTASI
BETS
8. Apakah personil yang bertugas
meluluskan bets sudah dilatih tentang :
- pengetahuan lingkungan produksi
- Pengetahuan proses produksi
- Pengetahuan tentang pengawasan
mutu
- pengetahuan tentang catatan bets
9. Bagaimana kualifikasinya
11. Bagaimana pengaturan dan
penyimpanan catatan bets, apakah
mudah diakses bila diperlukan
PENERAPAN SISTEM MUTU
13. Bagaimana kendali QA terhadap
penerapan sistem mutu
- Pelaporan, penanganan deviasi
termasuk HULS
- Pengendalian Perubahan
- Keluhan pelanggan
- CAPA
Komentar lain :
- 361 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.6
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Observasi
Daftar Periksa
No.
- 362 -
Komentar / Temuan
No.
Observasi
Daftar Periksa
- 363 -
Komentar / Temuan
Tingkat
kekritisan
No.
Observasi
Daftar Periksa
1
PENIMBANGAN
22. Bagaimana pemeriksaan kesiapan
ruang timbang
23. Bagaimana meyakinkan bahwa hanya
bahan yang diluluskan yang ditimbang
24. Bagaimana Protap Penimbangan,
apakah mencantumkan urutan bahan
yang akan ditimbang
25. Apakah penimbangan dilakukan sesuai
dengan Protap
26. Bagaimana penanganan double check
pada pproses penimbangan
27. Bagaimana wadah bahan awal yang
sudah ditimbang dan penandaannya
28. Bagaimana prosedur pengembalian
bahan pengemas sisa pemeriksaan
29. Bagaimana Protap pengiriman bahan
ke area proses dan serah terimanya
30. Bagaimana pengembalian bahan ke
gudang
Komentar lain :
- 364 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.7
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
Tanda tangan :
2. Tim inspeksi
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Observasi
Daftar Periksa
- 365 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
RUANG GANTI
9. Apakah ada Protap untuk personil
masuk ke ruang produksi Kelas E
10. Apakah ada Protap untuk cuci tangan
sebelum masuk ruang produksi
11. Apakah ada gambar pemakaian
seragam dan cara mencuci tangan
yang benar
KEBERSIHAN DAN SANITASI
12. Apakah karyawan tampak bersih, rapi,
mengenakan seragam dan alat
pelidung dengan benar
13. Bagaimana kebersihan area, dan
pengisian checklis pembersihan untuk:
- Ruang ganti baju dan airlock
- Ruang produksi, termasuk dust collector, meja, lemari, return air
- koridor
- penyimpanan produk dalam proses
- Ruang Cuci alat
14. Apakah ada Protap pembersihan
untuk semua mesin-mesin
15. Bagaimana prosedur
pengeluaran sampah dari area
Kelas E
PERALATAN
16. Apakah daftar alat yang belum dan
sudah dikualifikasi selalu direvisi
secara berkala
Apakah ada prosedur, program dan
catatan kalibrasi dari semua semua
alat ukur termasuk yang menjadi
bagian dari mesin produksi
- 366 -
Komentar / Temuan
Observasi
Daftar Periksa
- 367 -
Komentar / Temuan
Observasi
Daftar Periksa
Komentar lain :
- 368 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.8
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Note :: Tingkat
: Kritis;
M: M:
Mayor;
m: m:
Minor
TingkatKekritisan
Kekritisan: C
:C
: Kritis;
Major;
Min or
Note
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
- 369 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
1
RUANG GANTI
- 370 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
1
KODIFIKASI
- 371 -
Komentar / Temuan
Observasi
Daftar Periksa
- 372 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.1.9
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi :
Tanda tangan :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
TingkatKekritisan
Kekritisan
: Kritis;
M: Mayor;
m: Minor
Note :: Tingkat
Note
: C: :CKritis;
M: Mayor;
m: Minor
Tingkat
kekritisan
No.
Observasi
Daftar Periksa
- 373 -
Komentar / Temuan
Tingkat
kekritisan
No.
Observasi
Daftar Periksa
1
KEBERSIHAN DAN SANITASI
9. Apakah karyawan tampak bersih, rapi,
mengenakan seragam dan alat
pelindung dengan benar
10. Bagaimana kebersihan area, dan
pengisian checklis pembersihan untuk:
- bangkel
- gudang bagian teknik
- kantor
- ruang disel
- ruang boiler
PEMELIHARAAN
11. Apakah ada program, jadwal dan
catatan pemeliharaan mesin
12. Apakah pemeliharaan mesin selalu
sesuai jadwal, bagaimana melaporkan
dan menangani penundaan
13. Apakah ada protap dan spesifikasi
pemeliharaan berkala dari tiap mesin
14. Apakah Protap pengoperasian dan
pembersihan mesin diletakkan pada
mesin terkait
SISTEM TATA UDARA
15. Apakah Sistem Tata Udara sudah
terkualifikasi dan dilakukan kualifikasi
berkala
16. bagaiman Protap pemeliharaan Sistem
Tata Udara
17. Bagaimana program pemantauan,
perawatan, pembersihan dan
penggantian filter
- 374 -
Komentar / Temuan
Tingkat
kekritisan
No.
Observasi
Daftar Periksa
1
18. Apakah perawatan filter udara dicatat
dalam
Bagaimana pemantauan berkala
kebocoran maupun hambatan filter
19. Bagaimana program kalibrasi
magnahelic pada unit2 penanganan
udara
SPA
20. Apakah program pemantauan SPA
dilakukan secara konsisten
21. Bagaimana pencatatan hasil
pemantauan pada buku log SPA
22. Apakah dilakukan pengkajian terhadap
hasil pemantauan
23. Bagaimana program pemeliharaan dan
sanitasi SPA
24. Apakah program pemeliharaan dan
sanitasi SPA dilaksanakan
25. Bagaimana penangana perubahan
pada SPA
SISTEM UDARA BERTEKANAN
YANG KONTAK DENGAN PRODUK
26. Apakah sistem sudah terkualifikasi
27. Apakah dilakukan pemantauan mutu
udara bertekanan secara berkala
terutama pada titik penggunaan
28. Apakah dilakukan pengkajian hasil
pemantauan
29. Apakah semua deviasi selalu
dilaporkan sesuai Protap
- 375 -
Komentar / Temuan
No.
Observasi
Daftar Periksa
- 376 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.3.1
(Contoh)
Tujuan
Pelaksana
Triwulan
Tahunan
Inspeksi Mendadak
Untuk memastikan
konsistensi pelaksanaan
CPOB.
- 377 -
Lampiran 8.3.2
(Contoh)
- 378 -
Bulan
Rencana
Pelaksanaan
Rencana
Pelaksanaan
Rencana
Pelaksanaan
Rencana
Pelaksanaan
Jan
Feb
Mar
Okt
Nov Des
Catatan
Rencana
Pelaksanaan
Penerimaan Bahan, Rencana
Gudang Bahan,
Pelaksanaan
Gudang Produk Jadi,
Pengiriman
Sistem Mutu dan
QA
Rencana
Pelaksanaan
Disusun oleh
Dikaji oleh
Disetujui oleh
- 378 -
Distribusi :
- Kepala Pabrik
- Manajer Produksi
- Manajer Pengawasan Mutu
- Manajer Teknik
- Manajer Logistik
Lampiran 8.4
(Contoh)
: Tablet
Tanggal
: 1 April 2013
: 1..................................................... (Ketua)
- 379 -
2. ......................................................(Anggota)
3. ......................................................(Anggota)
- 390 -
Halaman 1 dari 6
Halaman 2 dari 6
Temuan
Tingkat
Kekritisan
Area Tablet
1.
2.
- 380 -
No.
3.
Persyaratan
Gap
Analysis
Tindakan
Perbaikan/
Pencegahan
Pasang foto gowning
( ukuran 40 x 30 cm) di
ruang gowning di
dinding ( sebelah
Utara, 150 cm di atas
lantai, dan 100.cm
dari sudut kiri).
1.Siapkan Protap
Membuat Catatan
dan Koreksi yang
benar.
2.Berikan pelatihan
mengenai cara
mencatat yang
benar.
1.Batu timbangan
untuk pemeriksaan
harian akan diganti
oleh QC, terbitkan
Permohonan
Pembelian untuk
batu timbangan ....
kg.
2.Sementara sebelum
batu timbangan
yang baru datang,
batu timbangan
yang lama akan
diminta dari QC
untuk dipakai
sebagai
pemeriksaan harian.
- 391 -
Penanggung
Jawab
XX
Target
Pelaksanaan
Minggu ke 1
Juni 2013
1.ZZ
1. Minggu ke2
Mei 2013
2.AA
2. Minggu ke-2
Juni 2013
1.XX
1.Minggu ke 2
Mei 2013
2.YY
2. M.inggu ke 1 Mei
2013
Tanggal
Status
PelaksanaProgres
an
Halaman 3 dari 6
Temuan
4.
- 381 -
Tingkat
Kekritisan
Persyaratan
Gap
Analysis
Tindakan
Perbaikan/
Pencegahan
Penanggung
Jawab
Target
Pelaksanaan
3. Berikan pelatihan
ulang mengenai
pelaporan
penyimpangan
(Protap Penanganan
Penyimpangan
No........) kepada
personil Bagian....
3. AA
3. Minggu ke 2
Mei 2013
1.Siapkan Protap
Pemeriksaan Fungsi
Timbangan yang juga
mencakup
penempelan print out
cek harian pada buku
log dan caranya.
1.SS
1.Minggu ke 3
Mei 2013.
2. Berikan pelatihan.
mengenai Protap
tersebut di atas.
- 392 -
Tanggal
Status
PelaksanaProgres
an
Halaman 3 dari 4
2. MM
2.Minggu ke 4
Mei 2013
Halaman 4 dari 6
Temuan
5.
- 382 6.
Terdapat beberapa
penyimpangan RH di
ruang granulasi (RH
ditetapkan 75%) :
Tanggal 11 Januari
2013 pukul 08:00
(RH 82%).
Tanggal 16 Januari
2013 (RH 85%). Saat
itu sedang dilakukan
proses granulasi
tablet XYZ bets
250006
Tidak dibuat laporan
penyimpangan untuk
hal di atas.
Tingkat
Kekritisan
M
Persyaratan
Gap
Analysis
Tindakan
Perbaikan/
Pencegahan
Target
Pelaksanaan
1. Pemantauan RH
dan suhu akan
dilakukan antara
pukul 8.30 - 10.00
sesuai Protap
Pemantauan
Ruangan.
1. SS
1.Minggu ke 2
April 2013
2. Akan dilakukan
pelatihan ulang
Protap Pemantauan
Ruangan
2. YY
2.Minggu ke 2
April 2013
3. ZZ
3.Minggu ke 1
Mei 2013.
4. YY
4. Minggu ke 2
April 2013
4. Lakukan pelatihan
ulang Protap
Penanganan
Penyimpangan
kepada Personil
Produksi.
m
Penanggung
Jawab
- 393 -
1. FF
2. DD
1. Minggu ke 2
Mei 2013
2. Minggu ke 3
Mei 2013
Tanggal
Status
PelaksanaProgres
an
Halaman 5 dari 6
Temuan
7.
8.
- 383 -
Di ruang Mixing
ditemukan ember
Stainless Steel
yang tutupnya penuh
plakban (karena
sekrup pada tutup
terlepas). Tidak ada
label status
pembersihan pada
ember tersebut.
Aseton disimpan
dalam jeriken plastik
dalam box plastik biru
tidak ada label bahan
mudah terbakar pada
jerigen ataupun box
plastik biru tersebut.
Tingkat
Kekritisan
m
Persyaratan
Gap
Analysis
Tindakan
Perbaikan/
Pencegahan
1. Mengganti tutup
dengan ukuran yang
sesuai dan terbuat
dari Stainless Steel.
Target
Pelaksanaan
1.DD
1.Minggu ke 1
Mei 2013
2. YY
2. Minggu.ke 1
Mei 2013
Berikan pelatihan
ulang kepada petugas
terkait untuk
menempelkan label
bahan mudah
terbakar yang sesuai
pada wadah material.
Tempatkan pada
wadah yang sesuai.
XX
Minggu ke 2
Mei 2013
2. Berikan pelatihan
ulang penempelan
penandaan pada
wadah
M
Penanggung
Jawab
Halaman 4 dari 4
9.
SS
Minggu ke 2
April 2013
10.
Mesin pencampur
belum masuk
program validasi
pembersihan.
Merevisi program
validasi yang
mencakup validasi
pembersihan mesin
pencampur.
XX
Minggu ke 1
Mei 2013
- 394 -
Tanggal
Status
PelaksanaProgres
an
Halaman 6 dari 6
Temuan
11.
12.
13.
14.
- 384 15.
Instruksi KKL
(Kesehatan,Keselam
atan dan Lingkungan)
di ruang # 5 luntur.
Ruang # 3 bocor di 2
tempat.
Tutup lemari
penyimpanan
punches dan dies
rusak.
Kegiatan polishing
punches dan dies
tidak tercantum
dalam buku log
pembersihan dan
pemakaian.
Buku log punches
dan dies tidak dibuat
terpisah untuk setiap
set.
Tingkat
Kekritisan
Persyaratan
Gap
Analysis
Tindakan
Perbaikan/
Pencegahan
Penanggung
Jawab
SS
Minggu ke 3
April 2013
Buat permintaan
perbaikan dan lakukan
perbaikan tempat yang
bocor.
DD
Minggu ke 1
April 2013
Buat permintaan
perbaikan dan lakukan
perbaikan tutup lemari.
DD
Minggu ke 2
April 2013
ZZ
Minggu ke 4
April 2013
1.ZZ
Minggu ke 4
April 2013.
2. YY
Minggu ke 3
April 2013
Target
Pelaksanaan
- 395 -
Tanggal
Status
PelaksanaProgres
an
Lampiran 8.6
(Contoh)
1. Tanggal inspeksi
Halaman 1 dari 5
2. Tim inspeksi
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Catatan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
MANUAL MUTU
1. Bagaimana Manual Mutu yang ada,
apakah diinformasikan pada semua
personil terkait
2. Apakah ada Kebijakan Mutu yang
ditanda tangani Manajemen Puncak
dan disosialisasikan pada seluruh
3. Apakah pada Manual Mutu disebutkan
juga Quality Objective dari perusahaan
URAIAN TUGAS DAN PELATIHAN
5. Apa semua karyawan TERMASUK
Kepala Bagian) sudah mempunyai job
description, dimengerti dan ditanda
tangani
6. Apakah semua karyawan baru telah
mendapat pelatihan tentang
- Pengenalan perusahaan
- CPOB termasuk Higiene perorangan
- 385 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
DOKUMEN
14. Bagaimana penanganan Protap :
- Cara pembuatan dan format Protap
- Distribusi dan catatan
- Penerbitan dan pengkajian berkala
oleh bagian terkait
- Penarikan
- Indeks seluruh Protap
15. Bagaimana Protap pelulusan produk
untuk distribusi
16. Bagaimana penanganan catatan bets,
pengkajian dan penyimpanan
17. Bagaimana Protap penerbitan
Dokumen Induk untuk Produksi
VALIDASI
- 386 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
- 387 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
PENGENDALIAN PERUBAHAN
43. Bagaimana Protap Pengendalian
Perubahan dan peran QA
- 388 -
Komentar / Temuan
Tingkat
No.
kekritisan
Observasi
Daftar Periksa
CAPA
54. Bagaimana penanganan CAPA dari
hasil semua Audit, deviasi, PMP
Komentar lain :
..............................................................
..............................................................
..............................................................
- 389 -
Komentar / Temuan
Lampiran 8.9
(Contoh)
Name of manufacturer
- 390 -
________________________________________________________________
Name
________________________________________________________________
Function
________________________________________________________________
Signature
_______________________________________________________________
Location and Date
- 391 -
General
It is the purpose of this questionnaire to facilitate the preparation of the auditors for the audit
at your company and to make it as efficient as possible.
All information provided in this questionnaire will be treated strictly confidential.
A.
General Information
1.
2.
Company name
3.
Address of Company
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
- 392 -
B.
Quality System
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
- 393 -
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
- 394 -
26.
27.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
- 395 -
10.
11.
12.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
- 396 -
10.
11.
- 397 -
BAB 9
KELUHAN
9.1
9.2
9.3
s/d
9.5
Cukup jelas. Lihat Contoh Laporan Hasil Evaluasi Keluhan Produk, Lampiran 9.3.
9.6
Cukup jelas.
- 398 -
9.7
9.8
dan
9.9
Tindak lanjut hasil evaluasi dan penelitian dapat berupa tindakan perbaikan antara
lain :
a. perubahan formula (eksipien, komposisi, bentuk sediaan);
b. perubahan prosedur pembuatan;
c. perubahan bahan pengemas; dan
d. perubahan kondisi penyimpanan.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
9.11
Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penarikan Kembali Produk, Lampiran 9.11.
9.12
Cukup jelas.
9.13
9.14
Cukup jelas. Lihat Contoh Catatan Penarikan Kembali Produk, Lampiran 9.14.
9.15
dan
9.16
Cukup jelas.
9.17
Produk yang diterima dari hasil penarikan kembali hendaklah disimpan pada area
yang ditentukan dan dikunci selama menunggu keputusan hingga saat
pemusnahan atau proses ulang.
9.18
Cukup jelas.
- 399 -
9.19
- 400 -
Lampiran 9.2
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Departemen
...
Disusun oleh
...
Tanggal.
Diperiksa oleh
Tanggal.
Seksi
..
Disetujui oleh
..
Tanggal
Halaman 1 dari 3
Nomor ...
Tanggal berlaku
Mengganti No
..
Tanggal.
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua keluhan baik dari dalam maupun dari luar Perusahaan.
3. Tanggung Jawab
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
- 401 -
NAMA
PERUSAHAAN
Prosedur Tetap
Penanganan Keluhan Produk
Departemen
...
Disusun oleh
...
Tanggal.
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
Diperiksa oleh
Tanggal.
Seksi
..
Disetujui oleh
..
Tanggal
Halaman 2 dari 3
Nomor ...
Tanggal berlaku
Mengganti No
..
Tanggal.
A. Teknis yaitu keluhan yang berkaitan dengan kualitas produk yaitu mencakup:
kondisi fisis,
kimiawi,
mikrobiologi, dan
penampilan produk.
B. Farmakologis dan efek samping yaitu keluhan yang berkaitan dengan reaksi
produk yang merugikan:
reaksi alergi seperti antara lain: mual, muntah, diarrhea, gatal,
reaksi tidak manjur, dan
reaksi yang membahayakan kesehatan.
Kepala Bagian Pemasaran melaporkan:
keluhan kategori A segera dalam waktu 24 jam kepada Kepala Bagian
Pemastian Mutu (e-mail address: .dan / atau fax ..)
menggunakan Formulir Laporan Keluhan yang disertai (via kurir )
sampel produk yang dikeluhkan.
keluhan kategori B apabila berdasarkan evaluasi ada kaitan teknis kepada
Kepala Bagian Pemastian Mutu disertai sampel dengan menggunakan
Formulir Laporan Keluhan.
Kepala Bagian Pemastian Mutu mengoordinasikan penelitian dan penyelidikan
keluhan produk dengan Kepala Bagian yang terkait untuk tindakan lebih lanjut.
Lakukan pemeriksaan dan / atau pengujian terhadap contoh produk yang
diterima dan bila perlu lakukan pemeriksaan dengan contoh pertinggal dengan
nomor bets yang sama.
Kepala Bagian Produksi membuat laporan hasil penelitian dan penyelidikan dan
bahas dengan bagian terkait dengan koordinator Kepala Bagian Pemastian Mutu.
Kepala Bagian Pemastian Mutu menetapkan keputusan atas hasil penelitian dan
penyelidikan dari bagian-bagian yang terkait.
Pada Kategori Kritis, Pimpinan Perusahaan:
melaporkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)
secara tertulis sesuai Protap Pelaporan Keluhan Kritis No...., dan dalam waktu
..... hari kerja
menarik produk / bets produk berkaitan sesuai dengan Protap Penarikan
Kembali Obat No....
Lakukan tindakan korektif dan tindakan preventif keberulangan keluhan (CAPA)
sesuai rekomendasi Kepala Bagian Pemastian Mutu.
Kepala Bagian Pemasaran membuat surat jawaban keluhan dalam waktu tidak
lebih dari 2 kali 24 jam untuk Kategori Kritis dan 10 hari kerja untuk Kategori
Nonkritis dari saat penerimaan laporan keluhan produk.
- 402 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Departemen
...
Disusun oleh
...
Tanggal.
Diperiksa oleh
Tanggal.
Seksi
..
Disetujui oleh
..
Tanggal
Halaman 3 dari 3
Nomor ...
Tanggal berlaku
Mengganti No
..
Tanggal.
5.10 Kepala Bagian Pemastian Mutu menyimpan dokumen semua hasil penelitian
dan penyelidikan serta tindak lanjut.
6. Pelaporan
7. Lampiran
9. Riwayat
Versi
01
02
Tanggal Berlaku
20 Agustus 2011
25 April 2013
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Perubahan pada Butir .: ..
10. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No 2 : Kepala Bagian Produksi
No 3 : Kepala Bagian Teknik
No 4 : Kepala Bagian Pemasaran
No 5 : Pemimpin Perusahaan
- 403 -
Lampiran 9.3
(Contoh)
Jumlah:..................................................
Perkiraan Penyebab:
Tanggal: ...............................
Pemeriksa:
(......................)
- 404 -
Disetujui:
(Kabag.QC)
Halaman 2 dari 2
Tanggal: ..............................
Pemeriksa:
(....................)
Disetujui:
(Kabag Produksi)
Tanggal: ..............................
Pemeriksa:
(....................)
Disetujui:
(Kabag R&D)
Tanggal: .............................
Mengetahui:
(Kabag QA)
- 405 -
Lampiran 9.11
(Contoh)
Nama Perusahaan
PT ..
Disusun oleh
......
Tanggal.
Halaman 1 dari 2
Nomor ..
Departemen
.
Seksi
.
Tanggal berlaku
Diperiksa oleh
Tanggal .
Disetujui oleh
.
Tanggal
Mengganti No.
.
Tanggal .
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua produk yang diedarkan dan yang ditetapkan oleh Pemimpin
Perusahaan untuk ditarik kembali.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji dan
melatihkan Protap ini serta mengoordinasikan pelaksanaan penarikan kembali
produk.
3.2 Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab untuk melakukan pembekuan
dan penarikan kembali produk yang merugikan.
3.3 Kepala Bagian Gudang bertanggung jawab untuk menerima, memisahkan
produk yang ditarik dari peredaran ke tempat yang sudah ditentukan dan
rekonsiliasi hasil penarikan produk.
- 406 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
PT ..
Disusun oleh
......
Tanggal.
5.4
5.5
Halaman 2 dari 2
Nomor ..
Departemen
.
Seksi
.
Tanggal berlaku
Diperiksa oleh
Tanggal .
Disetujui oleh
.
Tanggal
Mengganti No.
.
Tanggal .
6. Pelaporan
6.1 Kepala Bagian Gudang membuat laporan kepada Kepala Pabrik dan Kepala
Bagian Pemastian Mutu dengan menggunakan Formulir Laporan Penerimaan
Penarikan Produk.
6.2 Pemimpin Perusahaan membuat laporan kepada Badan POM tentang
pelaksanaan penarikan.
7. Lampiran
7.1 Surat Pemberitahuan Pembekuan Produk *
7.2 Formulir Laporan Penerimaan Penarikan Produk *
7.3 Formulir Laporan Pemusnahan Produk *
Tanggal Berlaku
20 Juni 2011
25 April 2013
Alasan Perubahan
Pertama kali diberlakukan
Perubahan pada Butir .: ..
10. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Gudang
No. 2: Kepala Bagian Pemasaran
No. 3: Pemimpin Perusahaan
- 407 -
Lampiran 9.14
(Contoh)
:
:
:
:
:
:
No. BETS
:
UKURAN BETS
:
JUMLAH YANG DISERAHKAN KE GUDANG :
JUMLAH YANG DIDISTRIBUSIKAN
:
SISA DI GUDANG
:
PENERIMAAN
NO.
URUT
TANGGAL
PENERIMAAN
No. SURAT
PENGIRIMAN
DIKEMBALIKAN
OLEH
JUMLAH YANG
DIKEMBALIKAN
J U M L A H TOTAL :
Tingkat Pengembalian
- 408 -
BAB 10
DOKUMENTASI
PRINSIP
Dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari sistem pemastian mutu
serta faktor yang sangat penting bagi kegiatan dalam pemenuhan persyaratan CPOB.
Semua jenis dokumen dan media yang digunakan hendaklah ditetapkan dan dijelaskan
dalam Sistem Manajemen Mutu. Dokumentasi dapat dibuat dengan bentuk yang
bervariasi termasuk media berbasis kertas, elektronis atau fotografis. Tujuan utama
sistem dokumentasi yang digunakan haruslah untuk menentukan, mengendalikan,
memantau dan mencatat seluruh kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung
berdampak terhadap semua aspek mutu obat. Sistem Manajemen Mutu hendaklah
mencakup rincian instruksi yang memadai untuk memungkinkan pemahaman yang sama
bagi semua pihak terhadap persyaratan, di samping untuk memungkinkan pencatatan
yang memadai dari berbagai proses dan evaluasi setiap pengamatan, sehingga
penerapan persyaratan yang sedang berjalan dapat dibuktikan.
Ada dua jenis utama dokumentasi yang digunakan untuk pengelolaan dan pencatatan
pemenuhan CPOB, yaitu: instruksi (perintah, persyaratan) dan catatan dan / atau laporan.
Penyelenggaraan yang tepat dari dokumentasi yang baik hendaklah diterapkan sesuai
dengan jenis dokumen.
Pengendalian yang tepat hendaklah diterapkan untuk memastikan keakuratan, keutuhan,
ketersediaan dan keterbacaan dokumen. Dokumen berisi instruksi hendaklah bebas dari
kekeliruan dan tersedia dalam bentuk tertulis. Makna dari tertulis adalah tercatat atau
didokumentasi di dalam media dari mana diperoleh data dalam bentuk yang dapat dibaca
manusia.
UMUM
10.1
10.2
s/d
10.4
Cukup jelas.
10.5
Tiap Protap cara menyiapkan suatu dokumen (lihat Butir 10.3) hendaklah meliputi
proses penarikan kopi dari pemegangnya dan pemusnahannya.
10.6
Cukup jelas.
10.7
Catatan yang direkomendasikan untuk disimpan selama paling sedikit satu tahun
setelah tanggal daluwarsa produk jadi adalah semua catatan yang berkaitan
- 409 -
Bab 10 Dokumentasi
dengan proses produksi dan pemeriksaan bahan awal yaitu Catatan Pengolahan
Bets, Catatan Pengemasan Bets produk, catatan pengambilan sampel,
pemeriksaan serta pelulusan bahan awal dan bahan pengemasnya.
10.8
Cukup jelas.
Dokumen Produksi
10.14 Dokumen yang esensial dalam produksi adalah:
a) Dokumen Produksi Induk, lihat Butir 10.15;
b) Prosedur Pengolahan Induk, lihat Butir 10.16, dan Prosedur Pengemasan
Induk, lihat Butir 10.17, yang keduanya dapat disatukan menjadi satu
dokumen (Prosedur Produksi Induk) bila hal ini lebih praktis dalam
penerapannya; dan
c) Catatan Pengolahan Bets, lihat Butir 10.18, dan Catatan Pengemasan Bets,
lihat Butir 10.19, yang keduanya dapat disatukan menjadi satu (Catatan
Produksi Bets) bila hal ini lebih praktis dalam penerapannya.
- 410 -
Bab 10 Dokumentasi
Penerimaan
10.20
s/d
10.22 Cukup jelas.
- 411 -
Bab 10 Dokumentasi
Pengambilan Sampel
10.23 Cukup jelas. Lihat Butir 7.17 7.31.
Pengujian
10.24 Cukup jelas.
Lain-lain
10.25
dan
10.26 Cukup jelas.
10.27 Cukup jelas. Lihat Contoh pada masing-masing Bab terkait, antara lain:
Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet, Lampiran 5.27; dan
Protap Pengendalian Hama Terpadu, Lampiran 5.19.
10.28
s/d
10.30 Cukup jelas.
- 412 -
Lampiran 10.1
- 413 -
Halaman 2 dari 2
Untuk Sarana
Pengoperasian Sistem, Pemeliharaan dan Kalibrasi
(misalnya Pengaturan Udara/ HVAC*, Air, Uap Bersih)
Pembersihan Sarana
Pemantauan Lingkungan
Keluar-Masuk Ruang Bersih
Mengenakan Pakaian Kerja
Alur Produk
Alur Penyaluran Bahan
Alur Karyawan
Aliran Udara
Alur dan Pembuangan Limbah
Pencucian dan Sterilisasi Pakaian
Pencucian dan Sterilisasi Peralatan Gelas
Desinfektan / Fumigasi
Pembasmian Hama
Untuk Peralatan Produksi dan Pengawasan Mutu
Operasi
Pembersihan / Sterilisasi (Permukaan, CIP, SIP, COP)*
Persiapan Larutan Pembersih
Sisa Produk dan Bahan Pembersih
Buku Log (untuk tiap peralatan utama)
Pemeliharaan Preventif
Kalibrasi
Pemantauan
Kalibrasi Peralatan (NIST)** yang Disertifikasi
Untuk Produksi
Dokumen Produksi Induk
Prosedur Pengolahan Induk
Catatan Pengolahan Induk
Prosedur Pengemasan Induk
Catatan Pengemasan Induk
Pengujian-dalam-pengolahan (Produksi)
Pembuatan Larutan untuk Pengolahan
Pengambilan Contoh Lingkungan
Untuk Penandaan dan Pengemasan
Pengkajian dan Pengendalian Terhadap Penandaan dan Kemasan
Spesifikasi
Tanggal Daluwarsa
Untuk Pengawasan Mutu
Pengujian / Pemeriksaan dan Pelulusan
Penetapan Kadar
Sampel Pertinggal dan Sampel Pembanding
Uji Stabilitas
Baku Pembanding dan Pengawasannya (Pemeliharaan dan Pengujian)
Sertifikasi Ulang / Kalibrasi Ulang Peralatan Pengawasan Mutu
Pembuatan Pereaksi dan Bahan untuk Pengujian oleh Pengawasan Mutu
* HVAC = Heating, Ventilation, Air-Conditioning, CIP = Clean-in-Place; SIP = Sterilize-inPlace; COP = Clean-out-Place
** NIST = National Institute for Standardization and Technology
- 414 -
Lampiran 10.10
(Contoh)
Spesifikasi
DIGOKSIN, Kode Produk ..
Departemen
Seksi
Halaman 1 dari 1
No.
Tanggal berlaku
Disusun oleh
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Mengganti
No. .
Tanggal
Serbuk hablur tidak berwarna sampai putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air, kloroform dan eter, larut dalam 22
bagian etanol 80%, dalam 4 bagian piridin, mudah larut dalam
campuran kloroform dan metanol (1:1).
Identifikasi
Tetapan Fisis
Kemurnian
Susut pengeringan
: maksimum 1.0%
Sisa pemijaran
: maksimum 0.1%
Gitoksin
: maksimum 3.0%
Senyawa sejenis yang berpendar : memenuhi
Spesifikasi Lain
Tidak ada
Uji Spesifik
Tidak ada
Kondisi Penyimpanan
- 415 -
Lampiran 10.11
(Contoh)
Spesifikasi
No.
BOTOL PLASTIK BP 6, Kode Produk
Departemen
Seksi
Disusun oleh
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Disetujui oleh
Tanggal
.
Tanggal Tanggal
Tanggal berlaku
Mengganti
No. .
Tanggal ..
Ukuran/Kapasitas
260 ml
Deskripsi
Botol berwarna putih opak, pada leher botol tercetak timbul logo
Perusahaan dan pada alas botol tercetak timbul nama Perusahaan
Persyaratan Kimiawi/
Fisis
Tinggi botol
Tinggi badan botol
Diameter
Diameter leher
Volume
Bobot botol kosong
Transmisi cahaya UVcahaya tampak pada
480 nm and 552 nm
Toleransi 5%
: 115,2 mm
: 98,5 mm
: 64
mm
: 49
mm
: 260
ml
: 23,1 g
: maks. 10%
Penggunaan
Penyimpanan
Kemasan
Bentuk/Gambar
Teknik
- 416 -
Lampiran 10.13
(Contoh)
SPESIFIKASI TABLET
NAMA
PERUSAHAAN
Spesifikasi
No.
TABLET DAPSON 100 mg, Kode Produk ..
Departemen
Seksi
Disusun oleh
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
.
Tanggal Tanggal
Bentuk Sediaan
Pemerian
Disetujui oleh
Tanggal berlaku
Mengganti
No.
.
Tanggal
Tablet
Rujukan
---
Karakteristik
Fisis/ Kimiawi
Bobot tablet
mg Diameter
Kekerasan
Waktu hancur
Disolusi
Kerenyahan
:
:
:
:
:
:
Spesifikasi Lain
pH (suspensi)
Stabilitas
: 4-5
: 4 tahun dalam kondisi penyimpanan
yang dianjurkan
Spesifikasi
Kemasan dan
Penandaan
Penyimpanan
Masa Simpan
36 bulan
237 - 263
10 mm
50 - 90 N
maksimum 5 menit
min. 80% setelah satu jam
maksimum 5%
- 417 -
Lampiran 10.15
(Contoh)
Disusun oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Halaman 1 dari 7
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti
.
No. .
Tanggal Tanggal
Daftar Isi
Daftar Distribusi Dokumen
Keterangan Umum
Komposisi dan Formula Pengolahan
Spesifikasi Bahan Baku
Pengolahan dan Pengisian/Pengemasan
Persyaratan dalam Pengawasan
Distribusi:
- Bagian Penelitian & Pengembangam (LitBang)
- Bagian Teknologi Farmasi
- Bagian Produksi
- Bagian Pengawasan Mutu
Keterangan Umum
Mutu zat aktif dan eksipien serta cara pembuatan yang digunakan harus sesuai
dengan CPOB.
Pelulusan Dokumen
Keputusan rapat ke-25 LitBang pada hari . bulan . tahun .
dengan terbitnya dokumen ini maka dokumen terdahulu No. 20/80 tidak berlaku lagi.
Pernyataan pada Penandaan
Satu tablet untuk pemberian oral mengandung prednisolon 4 mg.
Stabilitas
Produk ini stabil pada Zona Iklim I sampai IV jika dikemas dalam bahan pengemas yang sesuai.
Kondisi Penyimpanan
Simpan pada suhu tidak lebih dari 30 C
- 418 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
Seksi
Diperiksa oleh
Tanggal
Prednisolon
Laktosa 1 H2O
Pati jagung
Talk
Magnesium stearat
6 Air murni
Ad 6.
1 tablet
4,0 mg
99,0 mg
44,5 mg
1,5 mg
1,0 mg
150,0 mg
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti
.
No. .
Tanggal Tanggal
Halaman 2 dari 7
kira-kira
100.000 tablet
0,40 kg
9,90 kg
4,45 kg
0,15 kg
0,10 kg
15,00 kg
0,5 L
Digunakan untuk pembuatan pasta pati jagung yang diperlukan bagi proses granulasi.
Air murni ini bukan komponen dari produk jadi.
2 Laktosa 1 H2O
- Kode produk
- Ukuran partikel
- Prosedur pengujian
- Penyimpanan
3 Pati Jagung
- Kode produk
- Prosedur pengujian
- Penyimpanan
4 Talk
- Kode produk
- Prosedur pengujian
- Penyimpanan
- 419 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
5 Magnesium strearat
- Kode produk
- Prosedur pengujian
- Penyimpanan
Diperiksa oleh
Tanggal
:
:
:
Seksi
Halaman 3 dari 7
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti
.
No. .
Tanggal Tanggal
6 Air murni
- Air murni diperoleh misalnya dengan cara demineralisasi air yang selanjutnya dilewatkan
melalui saringan dengan ukuran pori rata-rata 0,2 mikron.
- Prosedur pengujian
:
F.I.
A. Perhatian Khusus
Semua personil yang terlibat dalam proses pengerjaan harus dilindungi terhadap
penghirupan bahan aktif obat. Gunakan penghisap debu "intensif" dan alat
pelindung pernapasan.
-
Semua bagian peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan dan pengisian yang
bersentuhan langsung dengan produk harus terbuat dari bahan inert, misal baja tahan
karat, porselen atau plastik inert kecuali mesin pencetak serta punches dan dies.
Pencampuran
Pencampuran Konsentrat
- Prednisolon
(1)
- Laktosa 1 H2O
(bagian dari 2)
- Pati jagung
(bagian dari 3)
0,40 kg
3,00 kg, dan
1,00 kg
(4,40 kg)
4,40 kg
6,90 kg, dan
2,55 kg
(13,85 kg)
Tentukan hasil yang diperoleh setelah pencampuran akhir.
(sisa dari 2)
(bagian dari 3)
- 420 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
II.
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Halaman 4 dari 7
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti
.
No. .
Tanggal Tanggal
Granulasi
- Campuran akhir
- Pati jagung
Lubrikasi
- Granul II
- Talk
- Magnesium stearat
(4)
(5)
Pencetakan Tablet
Granul III yang dilubrikasi dicetak menjadi jadi tablet dengan stempel tanda perusahaan
pada satu permukaan dan tanda produk EXA pada permukaan lainnya,
diameter
= 8,0 mm, dan
bobot tablet
= 150 mg
dengan gambar teknis stempel Ets 92924.
Tentukan hasil yang diperoleh setelah pencetakan tablet.
V.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat dengan lapisan kantong polietilen.
VI.
(sisa dari 3)
(6)
o
- 421 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Halaman 5 dari 7
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti
.
No. .
Tanggal Tanggal
Granulasi
Pengulian kira-kira 15 menit.
Misalnya: kneader (merek ..)
Granulasi
Misalnya: wet granulator (merek ..), ukuran silinder ayakan 2 mm.
Pengeringan, dengan oven (lemari pengering),
o
- 422 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
3.
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Halaman 6 dari 7
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti
.
No. .
Tanggal Tanggal
Lubrikasi
Misalnya mesin pencampur (merek ..), tanpa menghidupkan choppernya 1 menit
atau tumbler mixer 10 menit.
4.
Pencetakan
Mesin tablet.
Misalnya dengan (merek ..), tipe .. atau (merek ..), tipe ..
5.
6.
: (merek ..)
: (merek ..)
Penentuan hasil yang diperoleh dengan cara menimbang setelah tahap berikut:
pencampuran (konsentrat, pencampuran akhir), granulasi, lubrikasi dan
pencetakan serta dengan cara menghitung unit yang sudah dikemas setelah
pengemasan.
1.2 Penetuan kadar air dari granul (nama alat pengukur ..)
: 2 - 3%
1.3
: 150 mg 7,5%
1.4
: kira-kira 3 mm
1.5
: min. 35 N
1.6
1.7
- 423 -
NAMA
PERUSAHAAN
Disusun oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Halaman 7 dari 7
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Mengganti
.
No. .
Tanggal Tanggal
2. Pengujian Tablet
2.1 Pemerian
2.2 Bobot ( FI )
: 150 mg 7,5%
2.3 Diameter
: 8 mm
: minimum 35 N
: positif
: 4 mg 10%
: memenuhi syarat
- 424 -
Lampiran 10.16
(Contoh)
Halaman 1 dari 17
Reproduksi Prosedur
diperiksa oleh
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl.
(= 90,000 kg)
Kpl.
Produksi:................
Tanggal:.......................
.....
Pemerian
: Tablet bulat rata, berwarna putih. Sisi bawah dengan logo MT, sisi atas dengan garis
pematah di tengah dan huruf GLB di atas dan di bawah garis
Perhatian
: Glibenklamida termasuk bahan aktif obat potensi tinggi Kelas B yang harus dicegah
kontaminasinya terhadap lingkungan dan terhadap penghirupan napas; gunakan
pelindung pernafasan masker 3 M tipe 8822; jalankan penghisap debu (exhauster)
dan pakai sarung tangan.
Gunakan selalu mesin dan peralatan indiferen, misal: stainless steel.
Komposisi :
Jumlah untuk
1 Bets:
1 Tabl.
750.000 Tab.
(mg)
(kg)
No.
Standar
Kode Produk
Intern
LR PBFG
10,000
7,500
Glibenklamida
(dimikronisasi)
Lactose 200 mesh
E.P.; Intern
LR OGMK
72,300
54,225
E.P.; USP
LR OGMB
33,000
24,750
Talcum
E.P.; USP
LR OGTB
3,500
2,625
Magnesium Stearat
E.P.; Intern
LR OGMA
0,200
0,150
Aerosil 1.Sorte
E.P.
LR OGAE
1,000
0,750
E.P.
(19,656)
120,000
90,000
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 425 -
PT MAJU TERUS
Halaman 2 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Pemeriksa
I. Penimbangan
Tgl.
.................
Jumlah Teoritis
(kg)
.................
.................
Jumlah Nyata
(kg)
Glibenklamida (dimikr.)
Kode Produk: LR PBFG
No. Bets : .................
7,500
.................
.................
.................
54,225
.................
.................
.................
22,500
.................
.................
2,250
.................
.................
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
.................
.................
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 426 -
PT MAJU TERUS
Halaman 3 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Pelaksana
Pemeriksa
...............
...............
................
...............
Nama Bahan
Jumlah Teoritis
(kg)
Talcum
Kode Produk: LROGTB
No. Bets:..........................
2,625
Jumlah Nyata
(kg)
.................
Magnesium Stearate
0,150
Kode Produk: LROGMA
No. Bets:..........................
.................
...............
...............
Aerosil 1. Sorte
0,750
Kode Produk: LROGAE
No. Bets:..........................
................
...............
................
...............
................
.................
Total penimbangan
pada halaman 2 dan 3
dari 17
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/ 11/2013
N.Japikkir
90,000
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 427 -
Disusun oleh :
PNambis
25/10/2013
P.Nambis
PT MAJU TERUS
Halaman 4 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
7,500
.................
...............
...............
54,225
.................
...............
................
22,500
................
...............
...............
...............
................
.........menit
...............
...............
3 menit ...........menit
..............
...............
5 menit ...........menit
..............
..............
______
Total : 84,225
Atur kecepatan mixer
- Pencampuran awal:
Step I, tanpa chopper
- Pencampuran lanjut:
Step I, dengan chopper
-Total lama pencampuran:
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
Standar
2 menit
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
________
..............
Nyata
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 428 -
PT MAJU TERUS
Halaman 5 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
: .............................
Ukuran Bets : 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
...............
..............
..............
.............
.............
.............
:............... kg
..............
Berat panci
:............... kg
..............
Berat pasta
:...............kg
.............
: ............ ..kg
..............
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
21,906 kg
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 429 -
............
PT MAJU TERUS
Halaman 6 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
: .............................
Ukuran Bets
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
21,906 kg
Standar
Jumlah Nyata
................ kg
............... kg
Nyata
......... menit
......... menit
........ menit
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
.............
.............
..............
.............
..............
.............
...............
.............
...............
..............
..............
..............
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 430 -
PT MAJU TERUS
Halaman 7 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 431 -
PT MAJU TERUS
Halaman 8 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
...............
...............
...............
...............
...............
..............
...............
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
...............
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 432 -
PT MAJU TERUS
Halaman 9 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
8822, pakai sarung tangan dan jalankan penghisap debu. Gunakan selalu mesin dan
peralatan indiferen
Pelaksana Pemeriksa
Ruangan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Ruang
Granulasi Basah No. PBG00-00 dan Protap Pembersihan
Ruang Timbang No. PBC00-00.
Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Pembersihan Mesin Pencampur dan Granulasi Diosna P 250
No. PBG10-00 dan Protap Pembersihan Perkakas Kerja No.
PBZ00-00
..............
...............
- Kebersihan ruangan, peralatan dan wadah diperiksa oleh
VII. Desaglo Mesin pencampur : Diosna P 250
merisasi
Sebelumnya digunakan untuk pencampuran tahap IV
Tgl. :
..................
Bahan
Jumlah Teoritis
Talcum
2,625 kg
Magnesium stearat
Aerosil 1.Sorte
Jumlah nyata
...............
...............
.............. kg
...............
...............
0,150 kg
.............. kg
...............
................
0,750 kg
_______
3,525 kg
............... kg
_________
............. kg
...............
...............
..............
................
..............
...............
..............
..............
Standar
Atur kecepatan dengan: Mixer dengan
chopper
Step:
II
Waktu:
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
tidak
5 menit
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Nyata
...........
...........
.......... menit
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 433 -
PT MAJU TERUS
Halaman 10 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
VIII. Lubrikasi
Tgl.:
..................
Bahan
Jumlah Teoritis
Jumlah Nyata
3,626 kg
............. kg
86,475 kg
________
90,000 kg
............. kg
Nyata
...... detik
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
60 detik
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
...............
...............
...............
...............
...............
..............
...............
...............
...............
...............
...............
.............. kg
_________
Standar
...............
...... detik
...... detik
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 434 -
PT MAJU TERUS
Halaman 11 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
Tgl.:
..................
= ................ kg
= ............... kg = ............. %
= 97,7 99.5 %
..............
..............
...............
...............
................
................
Standar
30 60 %
Nyata
.................
....... %
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 435 -
............
PT MAJU TERUS
Halaman 12 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
: Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernafasan masker 3 M 8822, pakai
sarung tangan dan jalankan penghisap debu. Gunakan selalu mesin dan peralatan indiferen.
Ruangan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Ruang Pencetakan
Pelaksana Pemeriksa
Tablet No. PBI00-00
Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap Pembersihan Mesin
Cetak Tablet Fette P-1000 No.PBI02-00, Protap Pembersihan Mesin
Penghisap Debu Nilfisk No. PBI12-00 dan Protap Pembersihan Barel
50L No.PBI11-00
...............
.............
- Kebersihan ruangan, peralatan dan wadah diperiksa oleh
IX. Penablet Cetak hasil lubrikasi VII menjadi tablet bulat datar dengan
an
Mesin pencetak tablet: Fette Perfecta 1000
Tgl.:
....................
Periksa punches atas dan bawah sebelum dipasang. Pastikan tidak ada
yang patah/sumplak. Bila ada, jangan gunakan.
No. Punch : 0134 000866 0B01a
Kecepatan : 110.000 tblt/jam (Nyata: .................
..............
tbl/jam)
Daya kompresi : 30 kN
(Nyata: .................... kN)
SPESIFIKASI dan PENGAWASAN SELAMA-PROSES
Spesifikasi
..............
Tenggang waktu
.............
awal hari pencetakan
Keregasan: 2 %
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
...............
..............
tiap jam
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 436 -
.............
PT MAJU TERUS
Halaman 13 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
..............
..............
..............
.............
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 437 -
...............
PT MAJU TERUS
Halaman 14 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
Barel
No.
Operator: ...................................
Berat rata-rata
114mg
126mg
120 mg
Kekerasan
(N)
30
Wkt.
hancur
(menit)
15
Ketebalan
(mm)
2,2
...........
Keregasan
(%)
2%
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 438 -
.............
PT MAJU TERUS
Halaman 15 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
X. Perukunan
Tgl.:
...................
Gross :............... kg
Net: ................... kg
Tare: ................ kg
Gross: .................. kg
Net : .................... kg
Tare : .................. kg
.................
.................
.................
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
..............
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 439 -
............
PT MAJU TERUS
Halaman 16 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Perhatian
XI.Pengambilan
Contoh
Tgl.:
..................
...............
...............
..............
...............
................
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 440 -
.............
PT MAJU TERUS
Halaman 17 dari 17
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
Kode Produk
: KL LGPB T
Nomor Bets
Ukuran Bets
: .............................
: 750.000 Tabl. (= 90,000 kg)
Catatan :
..................................../........................
.........................................../...............
Disetujui oleh :
Kepala Quality Assurance
Diperiksa oleh :
Kepala Produksi
Disusun oleh :
NJapikkir
02/ 11/2013
Z Pelangi
30/10/2013
PNambis
25/10/2013
N.Japikkir
Z.Pelangi
P.Nambis
- 441 -
Lampiran 10.17
(Contoh)
Halaman 1 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Reproduksi Prosedur
diperiksa oleh
Kpl.Produksi:...................
Tanggal:............................
Pemerian: Tablet bulat rata, berwarna putih. Sisi bawah dengan logo MT, sisi atas dengan
garis pematah di tengah dan huruf GLB di atas dan di bawah garis pematah
Uraian Pengemasan:
Kemas 10 tablet dalam tiap blister dengan alupush bercetak Glibenklamida dan Genotherm
warna hijau bening.
Masukkan tiap 10 blister ke dalam folding box Glibenklamida tablet yang telah diberi
nomor bets termasuk kode tanggal pengemasan dan tgl. daluwarsa serta selembar brosur.
Susun tiap 40 kemasan dalam Corrugated Master Box no. VI yang telah dicap dengan teks
Glibenklamida; 40 x 100 tablet; No.Bets.....; Tgl. Daluwarsa.... Dikemas oleh..................
Kemudian segel Corr. Master Box dengan gummed tape 2 inci dengan menggunakan tape
dispenser.
Perhatian: Glibenklamida termasuk bahan aktif obat potensi tinggi Kelas B yang harus dicegah
kontaminasinya terhadap lingkungan dan terhadap penghirupan napas; gunakan pelindung
pernafasan masker 3 M tipe 8822; jalankan penghisap debu (exhauster) dan pakai sarung
tangan.
Nama Bahan
Standar
Kode
Produk
Intern
LPASFRGA
Jumlah Dibutuhkan
Jumlah
Nyata
19.500
.............
kg
..............
Intern
LPGE00KG
100,00
.............
kg
..............
Intern
Intern
Intern
Intern
LPFBFRTA
LPPIFRTA
LPMC0006
LPGT020F
7,725
7.600
190
2
..............
..............
..............
..............
kg
lbr
lbr
rol
...............
...............
...............
..............
Intern
KLLGPBT
90,00
.............
kg
..............
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 442 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
PT MAJU TERUS
Halaman 2 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
I. Kodefikasi
Folding Box
Tgl.
...................
Pelaksana
Pemeriksa
..............
...............
..............
.............
.............
...............
...............
5 tahun
------------------ +
Tanggal Daluwarsa : ..............................
Periksakan hasil pencetakan No. Bets dan Tgl. Daluwarsa kepada
Supervisor dan lampirkan satu lembar folding box yang telah tercetak
Dan diparaf serta diberi tanggal pada halaman 13.
Masa simpan (shelf-life)
Perukunan
Jumlah yg. diterima dari Gudang
=.................... lbr
Jumlah yg. dicetak
= .................... lbr
Jumlah yg. rusak selama pencetakan =.................... lbr
Jumlah yg. rusak selama pengemasan = .................... lbr
Jumlah yg. digunakan
= .................... lbr
Jumlah kelebihan cetak (dihancurkan) = .................... lbr
Total
= ................... lbr
______________
Perbedaan/selisih
= .................. lbr
( .............. %)
Batas toleransi atas selisih :
max. 1
%
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 443 -
...............
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
..................
PT MAJU TERUS
Halaman 3 dari 14
I. Kodefikasi
Folding Box
(lanjutan)
Tgl.
...................
Pelaksana
Pemeriksa
.............
................
..................
................
.................
.................
Keputusan Supervisor: OK
Tidak OK
(lampirkan dokumen berkaitan)
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
oleh ................................................
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 444 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
PT MAJU TERUS
Halaman 4 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
II. Melipat
Brosur
Tgl.
...................
Pelaksana
Pemeriksa
...............
...............
...............
= .................. lbr
= .................. lbr
= .................. lbr
= ................... lbr
= .................. lbr
= ................. .lbr
= .................. lbr
_______________
Perbedaan
= .................. lbr
( ............ %)
Batas toleransi perbedaan: 1 %
..............
...............
...............
...............
Tidak OK
(lampirkan dokumen berkaitan)
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
.............
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 445 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
..............
...............
PT MAJU TERUS
Halaman 5 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
III. Kodefikasi
Corr. Master
Box No. VI
Tgl.
...................
Pelaksana
Pemeriksa
...............
.................
.................
................
TABLET GLIBENKLAMIDA
40 X 100 TABLET
No. Bets
: ...........................
TGL. DALUWARSA: ..........................
DIKEMAS OLEH : ...........................
CATATAN :
.................
...............
..................
................
No. Bets
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 446 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
PT MAJU TERUS
Halaman 6 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027, tgl 05/05/2010
Perukunan
Jumlah yang diterima dari Gudang
Jumlah yang dicap
Jumlah yang rusak selama pencapan
Jumlah yang digunakan
Jumlah kelebihan pencapan
Jumlah yg. belum dicap; dikembalikan ke Gudang
Total
= ................... lbr
= ................... lbr
= ................... lbr
= ................... lbr
= .................. lbr
Pelaksana
Pemeriksa
..............
.................
...............
= ......................... lbr
= ..................... lbr
_________________
Perbedaan
= ..................... lbr
( ............ %)
Batas toleransi atas perbedaan : 1 %
...............
..............
.................
.
Tidak OK
(lampirkan dokumen berkaitan)
IV. Persiapan
Gummed
Tape 2 in
Tgl.:
......................
................
...............
................
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 447 -
= .................... rol
= .................... rol
= .................... rol
_______________
= .................... rol
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
...............
..............
...............
PT MAJU TERUS
Halaman 7 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
Pelaksana
Pemeriksa
...............
.................
..............
Nyata: ............. C
...............
Nyata: ...............C
...............
..............
...............
...............
...............
Operator : 1. ...............................
2. ................................
Jumlah wadah berisi GLIBENKLAMIDA 10 mg Tablet : .............. buah
Berat total tablet: .........kg = ............tablet = .........kemasan @ 100 tablet
..............
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
: 5 tahun
-----------------+
: ....................
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 448 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
...............
...............
...............
................
PT MAJU TERUS
Halaman 8 dari 14
Pelaksana
Pemeriksa
............
................
.............
...............
...............
................
................
................
..............
................
Keputusan Supervisor : OK
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
.................
Tidak OK
(lampirkan dokumen berkaitan)
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 449 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
................
...............
PT MAJU TERUS
Halaman 9 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
= .................. kg
= ................... kg
= ................... kg
= ................... kg
= ................... kg
= .................. kg
______________
Perbedaan = .................. kg
( .................... %)
Batas toleransi atas perbedaan : 1 %
Pelaksana
Pemeriksa
...............
................
...............
...............
..............
.................
Tidak OK
(lampirkan dokumen berkaitan)
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 450 -
................
...............
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
.................
PT MAJU TERUS
Halaman 10 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 451 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi
PT MAJU TERUS
Halaman 11 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
VII. Pengemasan
Blister ke
dalam Folding
Box dan
Folding box ke
dalam Master
Box
Tgl.
...................
Pelaksana
Pemeriksa
..............
...............
..............
Operator : 1. ................................................
2. ..............................................
3. ..............................................
4. ..............................................
5. ..............................................
6. ..............................................
7. ..............................................
8. .............................................
9. .............................................
10. ............................................
Supervisor: .................................................
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 452 -
.................
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
PT MAJU TERUS
Halaman 12 dari 14
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
Perolehan
Jumlah blister yang diperoleh
Jumlah folding box /kemasan yang terisi penuh
Jumlah Master Box yang terisi penuh
Hasil nyata diperoleh
Pelaksana
Pemeriksa
...............
................
...............
...............
= ................. blister
= ................. f. box
= ................ m.box
................
Tidak OK:
(lampirkan dokumen berkaitan)
...............
.................
..............
..................
..............
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 453 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
PT MAJU TERUS
Halaman 13 dari 14
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 454 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
PT MAJU TERUS
Halaman 14 dari 14
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 A
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg, 10 x 10
Pengganti: Prosedur Pengemasan Induk No. 027 , tgl 05/05/2010
Catatan :
..................................../........................
.........................................../...............
Disetujui oleh:
Kepala Quality Assurance
NJapikkir
02/11/2013
N.Japikkir
Diperiksa oleh:
Kepala Produksi
Z Pelangi
30/10/2013
Z.Pelangi
- 455 -
Disusun oleh:
DewiS
25/10/2013
Dewi S.
Lampiran 10.a
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Departemen
Seksi
Halaman 1 dari 3
No.
Tanggal berlaku
Disetujui oleh
Disusun oleh
Diperiksa oleh
Tanggal
.
Tanggal
.
Tanggal
No. .
Tanggal
1. Tujuan
Mengganti
2. Ruang Lingkup
3. Penanggung Jawab
- 456 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Departemen
Disusun oleh
Seksi
Diperiksa oleh
.
Tanggal
Tanggal
4.3
4.4
Halaman 2 dari 3
Disetujui oleh
No.
Tanggal berlaku
Mengganti
. No. .
Tanggal Tanggal
- tanggung jawab;
- bahan dan alat (bila diperlukan); dan
- prosedur (suatu daftar instruksi yang jelas dan persis tentang bagaimana melakukan
operasi yang dimaksud).
Dalam beberapa hal tertentu ada baiknya untuk menyebutkan penanggung
jawab bagi langkah tertentu pada suatu kolom terpisah di bagian kanan
dari teks Protap.
Hal ini dilakukan untuk menekankan pemberian tanggung jawab secara lebih spesifik.
Daftar distribusi Protap.
5. Sistem Penomoran
5.1
5.2
Tiap kali akan diterbitkan atau direvisi, suatu Protap terlebih dahulu harus
dibicarakan dengan petugas yang terkait dengan pelaksanaan dan / atau
pengendalian Protap.
Fotokopi dari Protap baru atau yang direvisi diserahkan ke Bagian
Pengawasan Mutu bila ada hubungannya dengan mutu obat.
Rancangan Protap harus diedarkan kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk diberi komentar dan saran.
Setelah mendapat persetujuan akhir, Protap didistribusikan kepada semua
pihak yang berkepentingan dan dokumen asli disimpan dalam suatu arsip
khusus Kepala Bagian Pemastian Mutu.
Bila perlu satu fotokopi dari Protap ditempatkan dekat peralatan agar segera
dapat digunakan sebagai rujukan oleh Operator / Petugas.
- 457 -
Prosedur Tetap
NAMA
PERUSAHAAN
Departemen
Diperiksa oleh
Disusun oleh
Halaman 3 dari 3
Seksi
Disetujui oleh
No.
Tanggal berlaku
Mengganti
Tanggal ..
.
.
No. .
Tanggal
Tanggal
Tanggal
Hal ini juga
harus dicatat pada daftar
distribusi. Fotokopi Protap ini harus
6.6
6.7
6.8
7. Pengkajian Ulang
7.1 Tiap Protap harus dikaji ulang paling lama setelah 3 (tiga) tahun.
7.2 Bila revisi tidak diperlukan maka Manajer yang bersangkutan membubuhkan
paraf dan tanggal pada dokumen induk sebagai tanda tidak diperlukan
tindakan lanjut.
7.3 Bila revisi diperlukan, maka seluruh Protap harus ditulis ulang dan diberi
nomor revisi yang baru. Tidak dibenarkan mengubah hanya satu halaman
atau satu bagian saja.
8.
Riwayat
Versi
1
2
No.
QA001
QA001/01
Tanggal Berlaku
13 Juli 2005
10 Nopember 2006
9. Distribusi
- 458 -
Alasan Perubahan
Baru
Penyimpanan Protap asli diubah
dari Kepala Bagian yg menerbitkan
menjadi Kepala Bagian Pemastian
Mutu
Lampiran 10.b
(Contoh)
Prosedur Tetap
x x x x x x
Departemen
Halaman 1 dari 2
Seksi
Disetujui oleh
No.
Tanggal berlaku
Disusun oleh
Diperiksa oleh
Tanggal
.
No. .
Tanggal Tanggal Tanggal
Mengganti
Tujuan:
UNTUK APA:
Untuk apa Protap disiapkan / apa tujuan dari Protap.
Ruang Lingkup:
KAPAN:
Uraikan kapan Protap harus dilaksanakan.
DI MANA
Uraikan di mana Protap diterapkan.
Tanggung Jawab:
SIAPA:
Siapa yang harus menyiapkan, merevisi dan melatihkan penggunaan Protap.
Siapa yang harus melaksanakan Protap? Siapa yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa Protap dilaksanakan dengan benar.
Prosedur:
BAGAIMANA CARANYA:
Instruksi yang jelas dan ringkas mengenai cara melaksanakan Protap, disusun
langkah demi langkah. Langkah ini harus ditulis sebagai instruksi kepada petugas
untuk dituruti tanpa menyajikan banyak teori yang melatarbelakangi.
Suatu butir yang menjelaskan prinsip dasar dapat dicakup, bila perlu.
Bagian ini mencakup:
(a) Langkah pendahuluan yang harus dilaksanakan sebelum memulai prosedur yang
sebenarnya.
- 459 -
Prosedur Tetap
NAMA
x
PERUSAHAAN
Departemen
Halaman 2 dari 2
x
Seksi
Disetujui oleh
No.
Tanggal berlaku
Disusun oleh
Diperiksa oleh
Tanggal
.
No. .
Tanggal Tanggal Tanggal
Mengganti
(b) Pertimbangan keselamatan kerja, misal: fasilitas terkurung, pakaian kerja, masker,
kerudung kepala, kaca mata pelindung, sarung tangan, pembersihan tumpahan, dsb.
untuk pekerjaan fisik, kimia atau biologi yang berbahaya.
(c) Instruksi secara kronologis. Sangat berguna apabila langkah prosedur diberi nomor
sehingga langkah yang harus diulangi dapat dirujuk ke sana untuk menghindarkan
pembuatan Protap yang terlalu panjang; dan
(d) Perhitungan: uraian dan contoh cara perhitungan, bila perlu.
Dokumen Rujukan:
Daftar Protap lain yang langsung berakibat pada, atau berkaitan dengan prosedur;
misalnya Protap untuk menyiapkan suatu larutan dapar yang digunakan dalam prosedur,
atau Protap menjalankan suatu peralatan yang digunakan dalam Protap.
Riwayat:
Daftar dari nomor Protap termasuk alasan untuk perubahan.
Distribusi:
Daftar penerima / penyimpan Protap.
- 460 -
BAB 11
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
11.1
11.2
dan
11.3
Cukup jelas.
PEMBERI KONTRAK
11.4
- 461 -
- 462 -
11.6
Pemastian bahwa semua produk yang diproses dan bahan yang dikirimkan oleh
Penerima Kontrak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan atau produk telah
diluluskan oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), hendaklah
diuraikan dalam suatu kesepakatan teknis (technical agreement) yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak, lihat Contoh Lampiran D
Tabel Tanggung Jawab dari Contoh Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan
Produk Berdasarkan Kontrak, Lampiran 11.1a.
PENERIMA KONTRAK
11.7
dan
11.8
11.9
Cukup jelas
Pengalihan pekerjaan kepada pihak ketiga berdasarkan kontrak harus mengacu
kepada Peraturan Kepala Badan POM tentang Kriteria dan Tata Laksana
Registrasi Obat.
KONTRAK
11.11 Di samping Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan Produk, hendaklah
perusahaan membuat perjanjian tambahan yaitu Kesepakatan Teknis, di mana
diuraikan lebih rinci antara lain hal-hal: pemasokan dan pelulusan bahan,
persyaratan validasi, pelulusan produk, penyimpanan sampel pembanding dan
pertinggal, penanganan keluhan dan penarikan kembali, pengamatan stabilitas.
Lihat Contoh Lampiran A sampai D dari Contoh Surat Perjanjian Kerja Sama
Pembuatan Produk Berdasarkan Kontrak, Lampiran 11.1a.
11.12
s/d
11.15 Cukup jelas. Lihat Contoh:
Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan Produk Berdasarkan Kontrak,
Lampiran 11.1a; dan
Surat Perjanjian Kerja Sama Analisis Produk Berdasarkan Kontrak, Lampiran
11.1b.
11.16 Cukup jelas. Lihat Contoh Surat Perjanjian Kerja Sama Analisis Produk
Berdasarkan Kontrak, Lampiran 11.1b.
11.17 Cukup jelas. Lihat Contoh:
Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan Produk Berdasarkan Kontrak,
Lampiran 11.1a; dan
- 463 -
- 464 -
Halaman 1 dari 11
Lampiran 11.1a
(Contoh)
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT , yang berkedudukan di
Jl. ., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA,
II.
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT yang berkedudukan di Jl.
.., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA,
dengan ini menetapkan sebagai berikut:
bahwa PIHAK PERTAMA adalah suatu perusahaan yang memiliki izin
mengedarkan PRODUK dan telah memiliki Izin Industri Farmasi.
bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu perusahaan farmasi yang memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) untuk sediaan produk jadi,
telah memiliki Izin Industri Farmasi serta telah berpengalaman dalam hal
pembuatan produk jadi.
bahwa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI No. tanggal tentang Kriteria dan Tata
Laksana Registrasi Obat, PIHAK PERTAMA berkeinginan untuk bekerja sama
dengan PIHAK KEDUA dalam hal pekerjaan pembuatan produk jadi.
Sehubungan dengan uraian di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju
untuk membuat perjanjian kerja sama ini dengan syarat-syarat dan ketentuan
sebagai berikut:
- 465 -
Halaman 2 dari 11
Pasal 1
DEFINISI
Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini, istilah-istilah di bawah ini mempunyai arti
sebagai berikut :
BIAYA PEKERJAAN berarti keseluruhan jumlah uang yang harus dibayar oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sehubungan dengan PEKERJAAN, sebagaimana
dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 4 tersebut di bawah ini.
PEKERJAAN berarti pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 3 tersebut di bawah ini.
PERJANJIAN berarti perjanjian ini, yang sewaktu waktu dapat diubah, ditambah dan
/ atau diperbaharui yang dibuat tanpa maupun dengan akta notaris.
TECHNICAL KNOW-HOW berarti formula, prosedur pembuatan, metode analisis dan
informasi lain yang berhubungan dengan PRODUK.
CPOB berarti Cara Pembuatan Obat yang Baik yaitu panduan yang digariskan oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
PRODUK adalah produk jadi yang dicakup dalam PERJANJIAN.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan PERJANJIAN ini adalah bahwa PIHAK PERTAMA memberikan
PEKERJAAN kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima serta mengikat diri
kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pekerjaan pembuatan obat berdasarkan
kontrak sesuai Lampiran A, Tabel PRODUK, dan secara konsisten melaksanakannya
sesuai dokumen dan petunjuk pada Lampiran B, Petunjuk, Dokumen Pembuatan dan
Dokumen Pengujian
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA meliputi :
3.1 Penyimpanan bahan awal PRODUK, bahan pengemas primer dan sekunder yang
telah diluluskan oleh Bagian Pengawasan Mutu PIHAK PERTAMA untuk
pembuatan yang dikirim oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA;
3.2 Penimbangan dan penyerahan;
3.3 Pelaksanaan proses produksi;
3.4 Pengemasan primer;
3.5 Pengemasan sekunder;
3.6 Pengawasan selama-proses produksi :
3.6.1 selama proses pengolahan,
- 466 -
Halaman 3 dari 11
3.6.2
3.6.3
3.6.4
3.6.5
3.7
Pasal 4
BIAYA PEKERJAAN DAN SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN
4.1
4.2
4.3
PIHAK PERTAMA tidak dikenakan biaya untuk sampel yang diambil sesuai dengan
yang diperlukan untuk pemeriksaan atau yang tercantum dalam monografi di
farmakope atau ketentuan CPOB oleh PIHAK KEDUA.
4.4
Ayat 4.3 di atas tidak berlaku bagi produk jadi yang diambil untuk keperluan uji
stabilitas.
4.5
Bilamana PIHAK PERTAMA memerlukan data uji stabilitas suatu produk untuk
keperluan pendaftaran dan sebagainya, maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan
biaya yang jumlahnya disetujui oleh KEDUA BELAH PIHAK dan dinyatakan dalam
surat tertulis.
4.6
4.7
- 467 -
Halaman 4 dari 11
4.8
Dalam hal PIHAK PERTAMA menolak hasil PEKERJAAN PIHAK KEDUA, yang
bukan disebabkan oleh kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA tetap
wajib membayar BIAYA PEKERJAAN tersebut. Apabila kesalahan disebabkan oleh
PIHAK KEDUA, maka pembayaran akan ditangguhkan sampai PIHAK KEDUA
menyelesaikan PEKERJAAN sesuai dengan PERJANJIAN KEDUA BELAH PIHAK.
4.9
Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
5.1
Jangka waktu penyelesaian PEKERJAAN tiap bets adalah 20 (dua puluh) hari kerja
setelah dokumen produksi, bahan awal dan bahan pengemas diterima lengkap oleh
PIHAK KEDUA dengan catatan jadwal produksi telah disepakati bersama secara
tertulis oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
5.2
5.3
Dengan tidak mengurangi ketentuan mengenai denda tersebut, apabila denda telah
mencapai 5% (lima persen) dari BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari jumlah
PRODUK yang terlambat), maka PIHAK PERTAMA berhak untuk membatalkan
PERJANJIAN ini secara sepihak dengan cara mengirimkan surat ke alamat PIHAK
KEDUA yang tersebut dalam Pasal 11 Ayat 11.3 tersebut di bawah ini.
5.4
5.5
Pasal 6
ORDER / PESANAN
6.1 PIHAK PERTAMA memberikan rencana pelaksanaan PEKERJAAN kepada PIHAK
KEDUA selambat-lambatnya 2 (dua) minggu di muka secara tertulis.
- 468 -
Halaman 5 dari 11
6.2 Rencana tanggal pelaksanaan PEKERJAAN sebagaimana dimaksud dalam ayat 6.1
tersebut di atas, wajib berdasarkan atas kesepakatan bersama antara KEDUA
BELAH PIHAK secara tertulis.
6.3 PIHAK PERTAMA wajib memberikan pesanan kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan ukuran bets yang telah ditentukan bersama.
6.4 Setiap 3 (tiga) bulan PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK KEDUA rencana produksi / jumlah PRODUK yang diperlukan untuk 6 (enam)
bulan ke depan.
Pasal 7
KEWAJIBAN - KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK KEDUA untuk
melakukan hal utama sebagai berikut:
7.1
Penandaan
bertanggung jawab atas mutu PRODUK, termasuk klaim khasiat, takaran
pemakaian, cara penyimpanan dan tulisan apapun yang tertera di kemasan dari
produknya serta iklan dan sarana promosi apapun.
7.2
Informasi
menyediakan semua informasi yang diperlukan PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan PEKERJAAN secara benar dan memastikan personil terkait PIHAK
KEDUA memahami sepenuhnya ketentuan dan prosedur yang berkaitan dengan
pembuatan dan pemeriksaan produk dan segala masalah yang dapat
membahayakan gedung, peralatan, personil, bahan atau produk lain. Informasi
tersebut antara lain meliputi spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, PRODUK,
metode pemeriksaan / analisis dan kriteria penerimaan tahap kritis selama
pembuatan, kesehatan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan lingkungan.
Semua informasi disesuaikan dengan izin edar untuk PRODUK bersangkutan dan
persyaratan legal lain.
7.3
Prosedur Pelaksanaan
memberikan Protap pelulusan tiap
pelaksanaannya oleh PIHAK KEDUA.
7.4
7.5
7.6
Protap Pelulusan
memberikan PIHAK KEDUA Protap pelulusan bets produk untuk diedarkan.
- 469 -
bets
secara
rinci
serta
memantau
Halaman 6 dari 11
7.7
Penyediaan Bahan
menyediakan seluruh bahan awal dan bahan pengemas yang diperlukan untuk
membuat PRODUK dengan kualitas yang memenuhi syarat dan telah diluluskan
Pengawasan Mutu PIHAK PERTAMA.
7.8
Transportasi
bertanggung jawab atas transportasi bahan awal dan bahan pengemas dari gudang
PIHAK PERTAMA ke pabrik PIHAK KEDUA dan transportasi PRODUK dari pabrik
PIHAK KEDUA ke gudang PIHAK PERTAMA.
7.9
Pasal 8
JAMINAN DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
8.1
Jaminan
PIHAK KEDUA dengan ini menjamin PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
8.1.1
Perseroan Terbatas
bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut
hukum Indonesia;
- 470 -
Halaman 7 dari 11
8.1.2
8.1.3
8.1.4
Pengalihan Pekerjaan
bahwa PIHAK KEDUA tidak akan memberikan PEKERJAAN baik sebagian
maupun seluruhnya kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari PIHAK PERTAMA.
8.1.5
Audit
mengizinkan PIHAK PERTAMA untuk mengaudit sarana PIHAK KEDUA baik
sebelum PERJANJIAN dibuat maupun sewaktu-waktu selama masa kontrak
sesuai ketentuan PIHAK PERTAMA dan berdasarkan permohonan tertulis dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA minimal 2 (dua) hari sebelum rencana
audit dilaksanakan PIHAK PERTAMA.
8.1.6
Kompetensi
mengizinkan PIHAK PERTAMA untuk menilai kompetensi personil terkait PIHAK
KEDUA dalam melaksanakan PEKERJAAN untuk memastikan bahwa prinsip dan
pedoman CPOB serta ketentuan - ketentuan yang sudah disepakati KEDUA
BELAH PIHAK diikuti secara konsisten.
8.1.7
Kegagalan / kerusakan
bertanggung jawab bila terjadi kegagalan proses produksi di sarana produksi
PIHAK KEDUA atau kerusakan PRODUK yang sudah dinyatakan memenuhi
syarat oleh PIHAK PERTAMA. Hasil yang gagal / rusak tersebut diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA untuk dimusnahkan sesuai peraturan yang berlaku.
Biaya yang timbul menjadi risiko dan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sepenuhnya.
8.1.8
Pembatasan diri
menjamin secara konsisten membatasi diri dari segala aktivitas yang dapat
berpengaruh buruk pada mutu PRODUK.
8.2
Kewajiban
PIHAK KEDUA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK PERTAMA
untuk melakukan hal utama sebagai berikut :
8.2.1
Pembuatan
bertanggung jawab terhadap PEKERJAAN sesuai dengan spesifikasi, Protap dan
petunjuk yang telah disepakati oleh dan antara KEDUA BELAH PIHAK, sesuai
persyaratan izin edar dan sesuai dengan persyaratan CPOB di bawah
pengawasan tenaga yang kompeten dalam industri farmasi, dan menyimpan
PRODUK setelah dinyatakan lulus persyaratan yang diminta dalam kondisi yang
telah ditentukan.
8.2.2
Pemeriksaan
melakukan pemeriksaan selama-proses pada produk antara, produk ruahan dan
produk jadi dan sesuai hasilnya meluluskan atau menolak terhadap tiap tahap
- 471 -
Halaman 8 dari 11
Kehilangan / Kerusakan
bertanggung jawab atas kehilangan dan / atau kerusakan bahan awal PRODUK
termasuk bahan Pengemas Primer dan Sekunder selama penyimpanan oleh
PIHAK KEDUA.
8.2.4
Jadwal
melaksanakan PEKERJAAN dengan sebaik-baiknya sesuai jadwal yang telah
disepakati secara tertulis antara kedua belah pihak.
8.2.5
Rahasia
wajib merahasiakan seluruh dokumen / TECHNICAL KNOW-HOW yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
8.2.6
Dokumentasi
wajib membuat catatan bets sesuai CPOB dan mengirim tiap catatan bets asli,
selesai diproduksi kepada PIHAK PERTAMA, bersama dengan pengiriman
PRODUK.
8.2.7
Pengembalian Bahan
wajib menyerahkan semua sisa bahan pengemas dari tiap bets pembuatan baik
yang ditolak maupun yang kondisinya masih baik, kepada PIHAK PERTAMA
dengan perhitungan rekonsiliasi yang tepat.
8.2.8
Sampel Pertinggal
wajib menyerahkan sampel pertinggal yang jumlahnya sesuai permintaan PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, bersama dengan pengiriman PRODUK dan
catatan bets.
8.2.9
- 472 -
Halaman 9 dari 11
Pasal 9
FORCE MAJEURE
Apabila terjadi force majeure (keadaan memaksa) seperti gempa bumi, banjir,
kebakaran, ledakan, bencana alam, pemogokan, huru-hara, peperangan, maka PIHAK
yang mengalaminya dapat menunda kewajibannya, dengan memberitahukan kepada
PIHAK lain secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari setelah terjadi
keadaan memaksa (force majeure) tersebut.
Pasal 10
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
10.1
PERJANJIAN ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, sejak nomor registrasi
diterbitkan oleh Badan POM untuk tiap PRODUK.
10.2
Tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal 5 Ayat 5.3, 5.4 dan 5.5 tersebut di
atas, apabila akan mengadakan pembatalan atau perubahan dari PERJANJIAN
ini, maka PIHAK yang bersangkutan wajib diberitahukan terlebih dahulu selambatlambatnya 6 (enam) bulan dimuka oleh KEDUA BELAH PIHAK.
10.3
Apabila tidak ada pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Ayat 10.2 tersebut
di atas, maka PERJANJIAN ini secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu
1 (satu) tahun tanpa perlu diperbaharui sampai dengan diakhiri oleh KEDUA
BELAH PIHAK.
Pasal 11
LAIN-LAIN
11.1
11.2
- 473 -
Halaman 10 dari 11
11.3
11.4
PIHAK PERTAMA
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
PIHAK KEDUA
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
Pasal 12
PENUTUP
12.1
PERJANJIAN ini hanya dapat diubah dan / atau ditambah dan / atau diperbaharui
apabila ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau kuasanya
yang sah serta dengan suatu PERJANJIAN tambahan / addendum / perubahan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN.
12.2
Dalam hal terjadi perselisihan sebagai akibat dari PERJANJIAN ini, maka KEDUA
BELAH PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan jalan
musyawarah.
12.3
Apabila dengan jalan musyawarah tidak tercapai kata sepakat, maka KEDUA
BELAH PIHAK setuju dan sepakat memilih domisili Hukum yang umum di kantor
Panitera Pengadilan Negeri..
..
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang bermeterai cukup, dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. Masing-masing pihak memiliki
satu dokumen PERJANJIAN.
- 474 -
Halaman 11 dari 11
Ditandatangani di ..,
pada tanggal :
PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA
( Nama Jelas )
Direktur
(Nama Jelas )
Direktur
Akhir dari dokumen ini
- 475 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran A Tabel Produk
Surat Perjanjian Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak No. tanggal.:
No.
Nama
Kemasan
Isi Bahan
Aktif Obat /
satuan
sediaan obat
Ukuran
Bets
Tablet
Metronidazol/OJSMOL
500 mg/tablet
500.000 tablet
(5000 dos @
100 tablet)
10 blister @
10 tablet
dalam 1 dos
karton
.
..
..
3
dst.
Jakarta, 20....
Menerima ,
Penerima Kontrak
PT
Pemberi Kontrak
PT..
( Nama Jelas )
Direktur
(Nama Jelas )
Direktur
- 476 -
Halaman 1 dari 2
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran B Petunjuk, Dokumen Pembuatan dan Dokumen Pengujian
Surat Perjanjian Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak No .tanggal .. :
1. Bahan Awal
No.
1
Nama /
Nomor Identifikasi
Metronidazol/
BABMOL03
Dibeli
oleh
Pihak I
Jenis
Kode
Dokumen
Dokumen
- Spesifikasi - SPES-BA-011/13
Tanggal
Terbit
- 10 Jan 13
- Metode
Analisis
- 10 Feb 13
- QAY00-2013
2
3
4
dst.
Nama / No.
Identifikasi
Tablet Metronidazol /
OJSMOL
dst.
Jenis Dokumen
Metode Analisis
Prosedur Pengolahan
Induk
No. Kode
Dokumen
- SPES-OJ5000/13
- PPI/062M/13
Tanggal
Terbit
- 30 Mar 13
- 30 Mar 13
dst.
6. Uji Stabilitas
Untuk melakukan Uji Stabilitas, biaya akan diajukan oleh PIHAK KEDUA
(Penerima Kontrak) kepada PIHAK PERTAMA (Pemberi Kontrak) dan dibebankan
- 477 -
Halaman 2 dari 2
No.
1
Produk
Tipe Kemasan
Penyimpanan
Tablet
Blister terdiri
Metronidazol dari PVC
/ OJSMOL transparan,
tidak berwarna,
tebal 250 m
dan alu foil
pushthrough
20m
30 C / 75% *
R
X
Jadwal Pengujian
12 18 24 30 36 48 60
X - X - X X X
dst.
3
4
5
6
R
= Tanggal Pengujian Bets diluluskan
12,24,. = masa penyimpanan dalam bulan, mulai dari R
X
= sampel yang diperiksa, satu bets dari setiap 10 bets atau paling sedikit
satu bets/tahun
*
= kondisi ruang yang dipantau.
Jakarta, 20...
Pemberi Kontrak
PT .
Menerima,
Penerima Kontrak
PT
( Nama Jelas)
Direktur
( Nama Jelas)
Direktur
- 478 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran C Tabel Hubungan Kerja Sama
Surat Perjanjian Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak NoTanggal. :
Wisnu Nugroho
3
4
Retno Bintari
Sunaryono Basuki
Fungsi
Kepala Bag. Pemastian
Mutu
Kepala Bag. Pengawasan
Mutu
Kepala Bag. Produksi
Kepala Bag. PPIC
Sriyanto
3
4
Frans Lumenta
Tan Chung Fui
Tanggung Jawab
Kepala Bag. Pemastian
Mutu
Kepala Bag. Pengawasan
Mutu
Kepala Bag. Produksi
Kepala Bag. PPIC
Menyetujui
., ,20..
Pemberi Kontrak
a/n. PT..
Penerima Kontrak
a/n. PT..
( Nama Jelas )
Direktur
( Nama Jelas )
Direktur
- 479 -
Halaman 1 dari 3
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran D Tabel Tanggung Jawab
Surat Perjanjian Pembuatan Produk Berdasarkan Kontrak No
Tanggal
I = PT .. ........................, Pemberi Kontrak, Pihak I
II = PT ......................... , Penerima Kontrak, Pihak II
Kategori
Tanggung Jawab
II
1. Umum
1.1
1.2
1.3
2. Dokumentasi
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
3. Pembuatan
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
- 480 -
Halaman 2 dari 3
4. Pengemasan
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
5.13
5.14
5.15
5.16
4.10
4.11
4.12
5. Pemastian Mutu
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.17
5.18
5.19
- 481 -
Halaman 3 dari 3
5.20
5.21
5.22
5.23
5.24
5.25
5.26
5.27
5.28
5.29
5.30
5.31
5.32
5.33
5.34
.., . 20..
Pemberi Kontrak
PT ..
Menerima,
Penerima Kontrak
PT .
( Nama )
Direktur
( Nama )
Direktur
- 482 -
Halaman 1 dari 9
Lampiran 11.1b
(Contoh)
KESEPAKATAN TEKNIS
SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA ANALISIS PRODUK
BERDASARKAN KONTRAK
SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA ANALISIS PRODUK
BERDASARKAN KONTRAK
No : .....................................
Pada hari ini ............ , tanggal ..tahun, . yang bertanda tangan di bawah
ini :
I
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT yang berkedudukan
di Jl. .., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
dengan ini menetapkan sebagai berikut :
bahwa PIHAK PERTAMA adalah suatu perusahaan yang memiliki Izin Usaha
Industri Farmasi dan memiliki izin mengedarkan produk jadi.
bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu laboratorium yang kompeten melakukan Cara
Berlaboratorium Pengawasan Mutu yang Baik.
Sehubungan dengan uraian di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju
untuk membuat perjanjian kerja sama ini dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut :
Pasal 1
DEFINISI
Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini, istilah-istilah di bawah ini mempunyai arti
sebagai berikut:
1.1 BAHAN berarti bahan awal, produk antara, produk ruahan atau produk jadi yang
diminta kepada PIHAK KEDUA untuk menganalisisnya berdasarkan kontrak.
- 483 -
Halaman 2 dari 9
1.2
BIAYA PEKERJAAN berarti keseluruhan jumlah uang yang harus dibayar oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sehubungan dengan PEKERJAAN,
sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 4 tersebut di bawah ini.
1.3
CPOB berarti Cara Pembuatan Obat Yang Baik yaitu panduan yang digariskan oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
1.4
1.5
1.6
PERJANJIAN berarti perjanjian ini, yang sewaktu waktu dapat diubah, ditambah
dan / atau diperbaharui yang dibuat tanpa maupun dengan akta notaris.
1.7
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan PERJANJIAN ini adalah bahwa PIHAK PERTAMA memberikan
PEKERJAAN analisis kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima serta
mengikat diri kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan PEKERJAAN ANALISIS
berdasarkan kontrak sesuai Lampiran A, Tabel Bahan, dan secara konsisten
melaksanakannya sesuai dokumen dan petunjuk pada Lampiran B, Petunjuk, Dokumen
Analisis.
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA meliputi :
3.1
3.2
Pasal 4
BIAYA PEKERJAAN DAN SYARAT PEMBAYARAN
4.1 BIAYA ANALISIS yang telah disepakati ditampilkan dalam Lampiran .. untuk tiap
ANALISIS yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA untuk PIHAK PERTAMA.
- 484 -
Halaman 3 dari 9
4.2 PIHAK PERTAMA wajib mentransfer ke no. rekening PIHAK KEDUA .. BIAYA
PEKERJAAN selambat-lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak PIHAK PERTAMA
menerima Sertifikat Analisis dari PIHAK KEDUA dengan memperhitungkan
ketentuan dalam Ayat 4.5 tersebut di bawah. Pembayaran BIAYA PEKERJAAN
kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah PIHAK PERTAMA menerima bukti sebagai
berikut:
Surat tagihan asli yang telah ditandatangani oleh PIHAK KEDUA;
faktur pajak; dan
tanda terima sertifikat analisis oleh PIHAK PERTAMA
Pembayaran akan dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA terdiri atas
pembayaran neto serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan memotong PPH 23
sesuai peraturan yang berlaku.
4.3
Dalam hal PIHAK PERTAMA menolak hasil PEKERJAAN PIHAK KEDUA, yang
bukan disebabkan oleh kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA tetap
wajib membayar BIAYA PEKERJAAN tersebut. Apabila kesalahan disebabkan oleh
PIHAK KEDUA, maka pembayaran akan ditangguhkan sampai PIHAK KEDUA
menyelesaikan PEKERJAAN sesuai dengan PERJANJIAN KEDUA BELAH PIHAK.
4.4
4.5
Apabila PIHAK PERTAMA terlambat melakukan pembayaran, maka untuk tiap hari
keterlambatan PIHAK PERTAMA dikenakan denda oleh PIHAK KEDUA sebesar
0,1% (nol koma satu persen) dari tagihan BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari
tagihan yang terlambat), dengan jumlah denda maksimum 5% (lima persen) dari
tagihan BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari tagihan yang terlambat
dibayarkan).
Denda tersebut wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas
permintaan dari PIHAK KEDUA atau kuasanya yang sah.
4.6
4.7
4.8
Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
5.1
- 485 -
Halaman 4 dari 9
5.2
5.3
5.4
5.5
Pasal 6
PESANAN
6.1
6.2
6.3
6.4
Pasal 7
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK KEDUA untuk
melakukan hal sebagai berikut :
7.1
Spesifikasi Bahan
memberikan spesifikasi BAHAN yang akan dianalisis kepada PIHAK KEDUA dan
apabila PIHAK KEDUA tidak memiliki juga memberikan metode analisis dan
referensi standar, kepada PIHAK KEDUA. Metode analisis tersebut akan
divalidasi oleh PIHAK KEDUA, disaksikan dan disahkan oleh PIHAK PERTAMA.
- 486 -
Halaman 5 dari 9
7.2
Audit
mengaudit sarana PIHAK KEDUA sebelum dibuat kontrak serta mengaudit
kembali, sesuai ketentuan PIHAK PERTAMA, dengan mengajukan pemberitahuan
tertulis kepada PIHAK KEDUA 7 (tujuh) hari sebelumnya.
7.3
Kompetensi
bertanggung jawab untuk menilai kompetensi personil terkait PIHAK KEDUA
dalam melaksanakan PEKERJAAN yang diminta PIHAK PERTAMA.
7.4
7.5
Informasi
menyediakan semua informasi yang diperlukan PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan PEKERJAAN secara benar. Lihat Lampiran B, Petunjuk, Dokumen
Analisis.
7.6
Pemahaman Penuh
memastikan bahwa personil terkait PIHAK KEDUA memahami
masalah yang berkaitan dengan PEKERJAAN dan hal
membahayakan gedung, peralatan, personil, bahan atau produk
memberikan informasi dan pelatihan, menilai kompetensi dan
pemantauan berkala pada personil terkait PIHAK KEDUA.
sepenuhnya
yang dapat
lain, dengan
mengadakan
Pasal 8
JAMINAN DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
8.1
Jaminan
PIHAK KEDUA dengan ini menjamin PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
8.1.1
Perseroan Terbatas
bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut
hukum Indonesia;
8.1.2
8.1.3
8.1.4
Tanggung Jawab
bahwa PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pelaksanaan PEKERJAAN secara
benar sesuai prosedur yang berlaku.
- 487 -
Halaman 6 dari 9
8.1.5
8.1.6
Kompetensi
bahwa PIHAK KEDUA memastikan mempunyai pengetahuan dan pengalaman,
dan personil yang kompeten untuk melakukan PEKERJAAN.
8.2
Kewajiban
PIHAK KEDUA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK PERTAMA
untuk melakukan hal sebagai berikut :
8.2.1
Sesuai Prosedur
bertanggung jawab terhadap PEKERJAAN sesuai prosedur yang telah disepakati
oleh dan antara KEDUA BELAH PIHAK.
8.2.2
8.2.3
Kesalahan
bertanggung jawab terhadap kesalahan PEKERJAAN yang disebabkan karena
kesalahan PIHAK KEDUA.
8.2.4
Sesuai Jadwal
melaksanakan PEKERJAAN dengan baik sesuai jadwal yang telah disepakati
secara tertulis antara KEDUA BELAH PIHAK.
8.2.5
Rahasia
wajib merahasiakan seluruh dokumen / TECHNICAL KNOW-HOW yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
8.2.6
Catatan Tertulis
wajib membuat catatan tertulis selama PEKERJAAN sesuai Protap yang sudah
disepakati KEDUA PIHAK dan melampirkan tiap catatan asli selesai PEKERJAAN
ke PIHAK PERTAMA bersamaan dengan sertifikat analisis.
8.2.7
8.2.8
Audit
wajib menerima wakil PIHAK PERTAMA dalam rangka rencana audit berkala yang
diajukan oleh PIHAK PERTAMA yang diberitahukan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
sebelumnya.
8.2.9
Pengendalian Perubahan
mengajukan permohonan tertulis kepada PIHAK PERTAMA terhadap tiap usul
perubahan atau modifikasi dari prosedur PEKERJAAN dan lain sebagainya yang
- 488 -
Halaman 7 dari 9
melaksanakan
Pasal 9
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
9.1
PERJANJIAN ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, sejak ditandatangani
bersama.
9.2
Tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal 5 Ayat 5.3, 5.4 dan 5.5 tersebut di
atas, apabila terdapat pembatalan atau perubahan dari PERJANJIAN ini, maka
PIHAK yang bersangkutan wajib memberitahukan terlebih dahulu selambatlambatnya 6 (enam) bulan di muka kepada PIHAK LAIN.
9.3
Apabila tidak ada pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Ayat 10.2 tersebut
di atas, maka PERJANJIAN ini secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu
1 (satu) tahun tanpa perlu diperbaharui sampai dengan diakhiri oleh KEDUA
BELAH PIHAK.
Pasal 10
LAIN-LAIN
10.1
10.2
- 489 -
Halaman 8 dari 9
atau addendum tersendiri, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
PERJANJIAN ini.
10.3
10.4
:
:
:
PIHAK KEDUA
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
Pasal 11
PENUTUP
11.1
PERJANJIAN ini hanya dapat diubah dan / atau ditambah dan / atau diperbaharui
apabila ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau
kuasanya yang sah serta dengan suatu PERJANJIAN tambahan / addendum /
perubahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN.
11.2
Dalam hal terjadi perselisihan sebagai akibat dari PERJANJIAN ini, maka KEDUA
BELAH PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan jalan
musyawarah.
11.3
Apabila dengan jalan musyawarah tidak tercapai kata sepakat, maka KEDUA
BELAH PIHAK setuju dan sepakat memilih domisili Hukum yang umum di kantor
Panitera Pengadilan Negeri ..
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang bermaterai cukup, dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. Masing-masing pihak memiliki
satu dokumen PERJANJIAN.
- 490 -
Halaman 9 dari 9
Ditandatangani di .....................,
pada tanggal
Pemberi Kontrak
PIHAK PERTAMA
Penerima Kontrak
PIHAK KEDUA
( Nama Jelas )
Direktur
(Nama Jelas)
Direktur
Akhir dari dokumen ini
- 491 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran A : Tabel Bahan
Surat Perjanjian Analisis Berdasarkan Kontrak No. tanggal.
Nama Produk /
Kode Produk
Pabrik
Pembuat
Paracetamol BP /
PA02US
XXX
Injeksi Cefadroksil
500mg / CF50VS
Pihak I
No.
Waktu
untuk
Jenis Pengujian
melaksanakan
Analisis
(dalam hari kerja)
Ukuran partikel
5
Sterilitas
3
dst.
.., 20..
Pemberi Kontrak
PT..
Penerima Kontrak
PT
( Nama Jelas )
Direktur
(Nama Jelas )
Direktur
- 492 -
20
KESEPAKATAN TEKNIS
No.
Nama Produk /
Kode Produk
Paracetamol
BP / PA02US
Injeksi Cefadroksil
500mg / CF50VS
dst.
Pabrik
Pembuat
Jenis
Dokumen
Kode
Dokumen
Tanggal
terbit
XXX
- Spesifikasi
- Metode analisis
- SPES-BA-13
- QA-BA-13
- 10 Jan. 13
- 10 Juni 13
Pihak I
- Spesifikasi
- Metode analisis
- SPES-CF-50
- MA-50-13
- 15 Jan. 13
- 25 April 13
.., ..
Pemberi Kontrak
PT .
Penerima Kontrak
PT
( Nama Jelas)
Direktur
(Nama Jelas)
Direktur
- 493 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran C : Tabel Hubungan Kerja Sama
Surat Perjanjian Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak, NoTanggal. :
Wisnu Nugroho
Sunaryono Basuki
Fungsi
Kepala Bag. Pemastian
Mutu
Kepala Bag. Pengawasan
Mutu
Kepala Bag. PPIC
Sriyanto
Tanggung Jawab
Kepala Bag. Manajemen
Mutu
Kepala Bag. Laboratorium
Menyetujui
., 20..
Pemberi Kontrak
a/n. PT..
Penerima Kontrak
a/n. PT..
( Nama Jelas )
Direktur
( Nama Jelas )
Direktur
- 494 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Tanggung Jawab
Kesesuaian dengan Cara Berlaboratorium Pengawasan
Mutu yang Baik
Kesepakatan Menjaga Rahasia
Inspeksi, audit dan persetujuan mengenai fasilitas
dan Sistem Mutu dan evaluasi PIHAK KEDUA
2. Dokumentasi
2.1
Spesifikasi Bahan yang dianalisis
2.2
Spesifikasi dan metode analisis
2.3
Validasi Sistem Komputer
2.4
Penyediaan data pembuangan dan keamanan mengenai
Bahan
2.5
Penyediaan catatan pengujian
2.6
Penyimpanan catatan analisis
2.7
Pembuatan laporan mengenai hasil analisis di luar
spesifikasi
3. Pemastian Mutu
3.1
Persetujuan untuk mengadakan analisis ulang
3.2
Meninjau semua catatan analisis dan hasilnya terhadap
kesesuaian
3.3
Penyimpanan sampel pertinggal dari Bahan
3.4
Penyediaan Protokol & Pelaksanaan Validasi Metode
Analisis
3.5
Pengajuan permohonan untuk mengadakan perubahan
3.6
Evaluasi perubahan
3.7
Pelulusan permohonan untuk mengadakan perubahan
.., . 20..
II
Pemberi Kontrak
PT ..
Menerima,
Penerima Kontrak
PT .
( Nama jelas)
Direktur
( Nama jelas)
Direktur
- 495 -
Lampiran 11.5
(Contoh)
DAFTAR KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB TRANSFER PROSES PRODUKSI DAN METODE ANALISIS
NO
1
a.
SUBJEK
TANGGUNG JAWAB
UT*
PT**
X
X
X
X
X
TANGGUNG JAWAB
UT*
PT**
X
X
Pendampingan oleh UT bila diperlukan
X
X
X
X
X
X
X
PROSES TRANSFER
X
X
X
X
X
X
- 496 -
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Validasi Proses
Protokol Validasi Proses
X
Pelaksanaan pelatihan sebelum transfer, bila perlu
Pembuatan Protokol Transfer
Persetujuan Protokol
Pelaksanaan
Pembuatan Laporan Transfer
Persetujuan Laporan
- 497 -
*
**
UT
PT
- 497 -
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
BAB 12
PERENCANAAN VALIDASI
12.1
dan
12.2
- 498 -
Selain yang tercantum dalam buku Pedoman CPOB, RIV dapat dilengkapi juga
dengan data:
12.3.1 Personalia
Jumlah personil untuk kegiatan kualifikasi dan validasi
Kualifikasi dan pelatihan personil
12.3.2 Prosedur pelaksanaan kualifikasi dan validasi
Proses spesifik; dan
Kriteria keberterimaan atau pelulusan (secara umum)
12.3.3 Tim Validasi dan Manajemen
12.3.4 Daftar Protap yang akan digunakan
12.3.5 Program dan Jadwal Kualifikasi dan Validasi,
Lihat Contoh Format Rencana Induk Validasi, Lampiran 12.1.
12.4
RIV dapat dibuat tersendiri untuk suatu proyek besar dan / atau kompleks, misal
Bangunan dan Fasilitas baru, Sistem Tata Udara, Sistem Pengolahan Air dan
Sistem Komputerisasi, Fasilitas Betalaktam, Fasilitas Steril, Validasi Metode
Analisis, Validasi Pembersihan atau digabungkan ke dalam satu Dokumen RIV.
Lihat Aneks 7 Sistem Komputerisasi.
DOKUMENTASI
12.5
12.6
dan
12.7
Cukup jelas.
- 499 -
KUALIFIKASI
Kualifikasi Desain (KD)
12.8
12.9
Cukup jelas.
- 500 -
- 501 -
Kualifikasi Fasilitas,
Operasional
Peralatan
dan
Sistem
Terpasang
yang
telah
VALIDASI PROSES
Umum
12.19 Cukup jelas.
12.20 Cukup jelas. Lihat Butir 12.23, 12.27, 12.30 dan 12.48.
12.21
dan
12.22 Cukup jelas.
- 502 -
Validasi dilaksanakan sesuai dengan Protokol yang disetujui. Bets hasil validasi
dapat diluluskan untuk dijual berdasarkan serangkaian hasil uji Pengawasan Mutu,
pengkajian kondisi pembuatan, dan persetujuan dari Pemastian Mutu.
12.28
dan
12.29 Cukup jelas.
VALIDASI PEMBERSIHAN
12.35 Validasi prosedur pembersihan dilakukan untuk setiap peralatan / mesin yang
kontak langsung dengan produk (zat aktif). Kajian risiko dilakukan untuk mengkaji
apakah suatu prosedur pembersihan, setelah dipakai untuk membuat semua
produk yang menggunakan alat yang sama perlu divalidasi.
Pembersihan Alat Baru atau Alat sesudah perawatan atau perbaikan.
Pertimbangan khusus diberikan dalam melakukan pencucian awal peralatan baru
dan pencucian setelah pembongkaran mesin untuk diperbaiki untuk memastikan
sisa sisa debu maupun pelumas.
Lihat Contoh:
Protap Validasi Prosedur Pembersihan, Lampiran 12.35a; dan
Protokol Validasi Pembersihan Mesin Fluidized Bed Dryer (FBD), Lampiran
12.35b.
- 503 -
12.36 Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis sampel validasi pembersihan
harus divalidasi.
Metode analisis harus memiliki kemampuan untuk menganalisis kadar
cemaran sampel yang sama dengan batas yang ditetapkan di kriteria
keberterimaan.
Limit kuantitasi (LOQ) dari metode analisis adalah sama atau lebih kecil dari
batas kriteria keberterimaan.
Waktu tunggu sampel (sample aging time / ketangguhan) adalah waktu
tunggu yang diperbolehkan untuk sampel ditunda pengujiannya.
Batas perolehan kembali (recovery) pada validasi metode analisis pemeriksaan
residu hendaklah minimal 80%.
Metodologi yang sensitif dan spesifik untuk penetapan kadar cemaran antara lain:
KCKT.
TOC (Total Organic Carbon) untuk validasi pembersihan peralatan termasuk
secara CIP (Clean in Place).
Pertimbangan metode TOC:
Memiliki tingkat validasi yang tinggi.
Hanya satu metoda yang diperlukan untuk seluruh validasi prosedur
pembersihan alat.
Metode sederhana dan lebih mudah divalidasi dibandingkan metode
KCKT.
Namun dalam penetapan air bilasan dengan teknik TOC, tidak memungkinkan
untuk membedakan karbon yang berasal dari cemaran bahan aktif obat, eksipien
ataupun bahan deterjen.
12.37 Cukup jelas. Lihat Contoh Protokol Validasi Pembersihan Mesin Fluidized Bed
Dryer (FBD), Lampiran 12.35b.
12.38 Validasi prosedur pembersihan dan kriteria keberterimaan residu produk dapat
dilakukan terhadap tiap produk atau kelompok produk berdasarkan pertimbangan
sifat dan dosis terapetik produk. Pengelompokan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode matriks dan pengkajian risiko sebagai berikut:
a) Tiap batas residu dari suatu produk ditetapkan sesuai sifat produk berkaitan
yang spesifik;
b) Dari kelompok produk sejenis dapat dipilih satu produk yang mewakili
kelompok tersebut; dan
c) Kelompok produk yang disusun menurut nilai risiko, misal
kelompok produk dengan kelarutan tinggi;
kelompok produk berkekuatan (potensi atau dosis) pada tingkat yang
relatif sama;
kelompok produk dengan toksisitas tinggi; dan
kelompok produk yang tingkat residunya sulit terdeteksi.
Batas residu ditetapkan dengan memerhatikan kondisi terburuk dari prosedur
pembersihan dan analisis risiko. Lihat Contoh Matriks Pengelompokan Validasi
Pembersihan Menurut Nilai Risiko, Lampiran 12.38.
12.39 Hendaklah dilakukan pemantauan hasil pembersihan mesin dengan memeriksa
sampel dari titik kritis pengambilan sampel.
- 504 -
12.40
dan
12.41 Cukup jelas.
Identifikasi
Akurasi
Presisi
Ripitabilitas
Presisi
Intermediat
Spesifisitas (2)
+
Limit Deteksi
Limit Kuantitasi
Linearitas
Rentang
(-) Tidak dipersyaratkan
(+) Dipersyaratkan
Pengujian Impuritas
Penetapan Kadar
- Disolusi*
- Kandungan/potensi
Kuantitatif
+
Batas
-
+
+
+
+ (1)
+
- (3)
+
+
+
+
+
-
+
+
+
(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibilitas, maka presisi intermediat tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat
dikompensasikan dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang.
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu
*) Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut.
Lihat Contoh :
Protap Validasi Metode Analisis, Lampiran 12.42a;
Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar, Lampiran 12.42b; dan
Laporan Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar, Lampiran 12.42c.
12.43
dan
12.44 Cukup jelas.
12.45 Cukup jelas. Lihat Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar,
Lampiran 12.42b.
Khusus terhadap metode analisis kompendial cukup dilakukan verifikasi yang
umumnya hanya mencakup uji akurasi, presisi dan uji kesesuaian sistem. Lihat
Contoh Laporan Verifikasi Penetapan Kadar, Lampiran 12.45.
- 505 -
PENGENDALIAN PERUBAHAN
12.46
dan
12.47 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pengendalian Perubahan, Lampiran 1.2l.
VALIDASI ULANG
12.48 Cukup jelas.
12.49 Validasi ulang diperlukan juga pada kondisi:
Melibatkan bahan aktif obat baru / pemasok baru.
Melibatkan formulasi baru (bahan aktif obat sama namun terdapat penggantian bahan lain yang menyebabkan bahan aktif obat sulit dibersihkan).
Perubahan prosedur analisis.
Prosedur pembersihan diperbaharui melalui mekanisme perubahan (termasuk
pergantian cara pembersihan, perubahan pembersihan manual ke automatis,
pergantian bahan pembersih, dll.).
Melewati jangka waktu yang ditetapkan untuk melakukan validasi ulang.
12.50 Perubahan signifikan yang memerlukan validasi ulang ditetapkan melalui
pengkajian risiko.
- 506 -
Lampiran 12.1
(Contoh)
Halaman Depan
II
Lembar Persetujuan
[Persetujuan dari Rencana Induk Validasi, lengkap dengan tanda tangan personilpersonil kunci yang bertanggung jawab / berkontribusi dalam penyusunan dan
pemeriksaan Dokumen].
III
Daftar Isi
IV
Tujuan
Filosofi
VI
Cakupan
VII
[contoh isi : Untuk mencakup kebijakan, pendekatan dan outline umum dari
prosedur-prosedur, jadwal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatankegiatan validasi dan kualifikasi Perusahaan di .].
[ 1. Kebijakan Perusahaan tentang validasi
2.Komitmen Perusahaan].
- 507 -
VIII
Personalia
Halaman 2 dari 3
IX
XI
XII
XIII
Format Dokumentasi
[Uraian mengenai atau rujukan bagi:
Format yang harus digunakan untuk menyajikan Protokol dan Laporan;
Sampul Depan (Dokumen Validasi);
- 508 -
XIV
Halaman 3 dari 3
Pengesahan Protokol
Penomoran Jenis Protokol]
XV
XVI
Pengendalian Perubahan
[Pernyataan mengenai komitmen Perusahaan untuk mengendalikan perubahanperubahan terhadap bahan, sarana penunjang, peralatan atau proses (termasuk
metode analisis)].
XVII
Glosarium
[Istilah dan definisi yang digunakan baik dalam RIV maupun dalam dokumendokumen validasi lain sehingga tidak perlu lagi ada bagian Glosarium atau
Definisi ditampilkan pada dokumen lain].
- 509 -
Lampiran 12.1a
(Contoh)
BANGUNAN
Konstruksi
bangunan
Saluran
Pembuangan
SARANA
PENUNJANG
KRITIS
Pengolahan Air
HVAC
Udara bertekanan
Listrik Darurat
PERALATAN
Mesin Penghalus
Mesin Pengayak
Mesin granulasi
Mesin Pengering
Mesin Cetak Tablet
Mesin Kapsul
Mesin Blister
Mesin Label
IQ
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DQ = Kualifikasi desain
IQ = Kualifikasi instalasi
OQ = Kualifikasi operasional
PQ = Kualifikasi kinerja
VP = Validasi Pembersihan
KAL = Kalibrasi
OQ
PQ
VP
PROSEDUR TETAP
KAL
OP
PBS
PRW
KAL
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
OP = Operasional
PBS = Pembersihan
PRW = Perawatan
Disusun oleh :
Tim Validasi
- 510 -
Lampiran 12.1b
(Contoh)
Penanggung
Jawab
1. Tentukan Cakupan
Pemastian Mutu
Pemastian Mutu
Pemastian Mutu
Teknik
Pengawasan Mutu
Manajer Pabrik
Teknik
Minggu
1 2 3 4 5 6 7
8. Siapkan Protokol KI
*
Konsep
Teknik
Pemastian Mutu
9. Siapkan Protokol KO
- 511 -
Konsep
Teknik
Pemastian Mutu
Konsep
Pemastian Mutu
Pemastian Mutu
Pemastian Mutu
Pemastian Mutu
Pengawasan Mutu
& Produksi
Teknik
Instrumen Laboratorium
Pengawasan Mutu
Peralatan Produksi
Produksi
Pemastian Mutu
16. Pelaksanaan KI
Teknik
Bangunan
Perlengkapan
Peralatan
17. Revisi KI
Teknik
- 512 -
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Program
Jawab
18. Pelaksanaan KO
*
Perlengkapan
Peralatan
Teknik
Produksi
Bets Produksi
Pemastian mutu
& Produksi
Pemastian Mutu
23. Persetujuan
Pemastian mutu
- 512 -
Disiapkan oleh :
1 2 3 4 5 6 7
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Teknik
19. Revisi KO
*
Minggu
Diperiksa oleh
Disahkan oleh
- 513 -
No.
:
Tanggal :
Pengganti No:
Tanggal :
Lampiran 12.1c
(Contoh)
PENDEKATAN
VALIDASI *
K-1
TAHUN :
J ADWAL
K-2
K-3
K-4
KETERANGAN
**
Sediaan
Semipadat
Sediaan
Cairan
Lain-lain
Sediaan
Tim Validasi
- 513 -
Lampiran 12.5a
(Contoh)
..
Nama Produk
..
Lokasi Pabrik :
No. Produk
..
Tanggal :
Latar Belakang
Tujuan
Untuk memvalidasi pembuatan produk baru : Deksametason Tablet sesuai dengan hasil
pengembangan produk baru No.: . Tanggal. :
Disiapkan oleh :Tim Pelaksana Validasi
Nama / Fungsi
Departemen
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda
Tangan
Tanggal
Pengawas Produksi
Pengawas Laboratorium
Dokumentasi Pemastian Mutu
Diperiksa dan Disetujui oleh Tim Pengkaji Validasi
Nama / Fungsi
Departemen
Alasan Perubahan
Tanggal Berlaku
00
Dokumen baru.
hh/bb/tttt
01
hh/bb/tttt
- 514 -
Halaman
Halaman 22 dari
dari 24
3
DAFTAR ISI
1.
Ruang Lingkup .. 3
2.
3.
Komposisi / Formula
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Dokumentasi ... 23
12.
Pengemasan ............................................................................................................ 23
13.
Stabilitas .. 23
14.
Penggunaan Bets 24
15.
- 515 -
Halaman 3 dari 24
1.
Ruang Lingkup
2.
Tanggung Jawab
Bagian Produksi
Bertanggung jawab untuk:
2.1.1 menyusun protokol dan laporan validasi.
2.1.2 memastikan bahwa:
peralatan terkait sudah terkualifikasi, tersimpan dengan benar dan siap
digunakan.
Protap yang digunakan untuk memproduksi bets validasi, pengawasan
selama-proses dan pengambilan sampel sudah sesuai yang tercantum
dalam Protokol ini,
proses pembuatan dilaksanakan sesuai Prosedur Pengolahan Induk yang
berlaku.
2.2
Pemastian Mutu
Pemastian Mutu bertanggung jawab:
2.2.1 mengkaji dan menyetujui Protokol dan Laporan validasi,
2.2.2 mengevaluasi hasil uji stabilitas,
2.2.3 menangani kendala dan penyimpangan dalam validasi, dan
2.2.4 mengkaji dan memberikan persetujuan serta pelulusan atas bets validasi.
3. Komposisi / Formula
Langkah
PROSES
Komponen
Deksametason
Laktosa mesh 80
Selulosa Mikrokristalin
Amilum .
Magnesium Stearat
Bahan Penyalut .
Air Murni (sebagai pelarut)
- 516 -
0,5
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
Halaman 4 dari 24
KOMPONEN
METODE ANALISIS
Deksametason
..
..
..
..
Laktosa mesh 80
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
Amilum.
Mg. Stearat
Bahan Penyalut:
-
Methylcellulose
Type 630
Diethylphthalate
Titan Dioxxide
FD&C Red No. 3.
Aluminium Lake
Air Murni
Polisihing
Type 103
Wax,
Air Murni
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada proses pembuatan harus sudah
dikualifikasi dan dikalibrasi sebelum produksi dimulai.
RUJUKAN
NO.
LANGKAH
PERALATAN
KUALIFIKASI /
IDENTITAS
TANGGAL
KALIBRASI
Penimbangan
Prapencampuran
Pencampuran
Granulasi
Pengeringan
Pengayakan
Desaglomerisasi
Lubrikasi
Pencetakan
Timbangan Merek .
Tipe
Timbangan Merek .
Tipe
Timbangan Merek .
Tipe
Mixer Merek Tipe ..
Mixer Merek Tipe ..
Mixer Merek Tipe ..
Fluidized Bed Dryer
Mesin Pengayak merek..
Tipe .
Mixer Merek Tipe ..
Mixer Merek Tipe ..
Mesin Cetak Tablet
Detektor Metal
Timbangan Merek .
Tipe
- 517 -
Halaman 5 dari 24
- 518 -
TANGGAL
-
Halaman 6 dari 24
RUANGAN
RELATIVE
HUMUDITY
E : 30 60 %
F : < 75 %
SUHU
E : 19 25 o C
F : 19 25 o C
SAMPEL
UDARA
CFU/m
PENIMBANGAN
GRANULASI
- 519 -
PENCETAKKAN
PENGEMASAN
519
RODAK
CFU/25
Cm
(NONOPERASIONAL)
CEMARAN BAKTERI
> 0.5 m: max 3.5x106 /m
> 5.0m : max 2x104 /m
DIPERIKSA
OLEH
TGL
Halaman 7 dari 24
Selulosa Mikrokristalin
PH 102
Deksametason
Penimbangan dan
Pencampuran
Pencampuran
Granulasi Basah
Laktosa mesh 80
Pengeringan
Amilum
Amilum
Pengayakan dan
Pencampuran Akhir
Magnesium Stearat
Lubrikasi
Pencetakan Tablet
Penyalutan Tablet
Cairan Penyalut
Pemolesan
Penyortiran
- 520 -
Halaman 8 dari 24
LANGKAH
PRODUKSI
PERALATAN
PARAMETER
KRITIS
PARAMETER
PENGUJIAN
- Deksametason
Penimbangan
- Selulosa
Mikrokristalin PH
102
- Laktosa
- Amilum
- dsb.
- Deksametason
Pencampuran
- Selulosa
Mikrokristalin PH
102
- Laktosa
- Amilum
- dsb.
Timbangan..
Kebersihan
Cemaran Mikroba
II
Mixer..
Keseragaman kadar
dalam pencampuran
- Campuran serbuk
dari langkah II
- Air Murni
III
Pengaduk
berkecepatan
tinggi
Pencampuran
- Waktu campuran
- Kecepatan
pengaduk/
penyetelan
- Kecepatan
pengaduk
potong/penyetelan
- Volume masa granul
Granulasi
- Waktu pengadukan
- Kecepatan
pengaduk/
penyetelan
- Kecepatan
pengaduk
potong/penyetelan
Granulasi
Basah
Oscillating
Granulator
Mesh
- Granul basah dari
langkah III
Pengeringan
IV
Pengayakan
Granul
- Granul
saringan
dari langkah V
- Magnesium
Stearat
- Waktu
- Suhu aliran udara
masuk/keluar
Lubrikasi,
VI
Pencampuran
Akhir
Pengaduk
- Waktu
- Kecepatan
pengadukan
- Volume masa granul
Pencetakan
Mesin pencetak
Tablet
- Kecepatan
pencetakan tablet
- Gaya tekanan
pencetakan
- 521 -
hasil
Penyaring/Penghalus
- Ukuran penyaring
Alat
pengeringan
Fluidizedbed
Dryer.
Oscilating
Granulator,
Mesh .
VI
I
- Pemerian
- Perolehan
pengolahan
- Ukuran penyaringan
- Penyetelan
- Kecepatan
- Bilangan kuman
- Perolehan
hasil
pengolahan
- Susut pengeringan
- Produk degradasi
- Ukuran partikel
- Bulk density
- Tap density
- Perolehan
hasil
pengolahan
- Keseragaman
kadar dalam
granul
- Ukuran partikel
- Bulk density
- Tap density
- Perolehan hasil
pengolahan
- Pemerian
- Dimensi Tablet
- Keseragaman
bobot tablet
- Keseragaman
kadar tablet
Halaman 9 dari 24
BAHAN AWAL
- Methylcellulose
Type 630
- Diethylphthalate
- Titan Dioxide
- FD&C Red No. 3.
Aluminium Lake
- Air murni
- Tablet inti dari
langkah VII
- Larutan penyalut
dari langkah VIII
- Polisihing
Type 103
- Tablet salut
Wax,
LANGKAH
PRODUKSI
Pembuatan
Cairan
Penyalut
PERALATAN
VIII Mixer
Penyalutan
Tablet
IX
Mesin Penyalut
Pemolesan
Panci pemoles
Penyortiran
XI
Mesin Sortir
PARAMETER
KRITIS
- Suhu air
- Lama pengadukan
PARAMETER
PENGUJIAN
Kekerasan
Keregasan
Kecepatan disolusi
Produk degradasi
Perolehan hasil
pencetakan
- Viskositas larutan
- Bilangan mikroba
- Perolehan
hasil
penyalutan
- Bilangan mikroba
- Perolehan hasil
penyalutan
Langkah I : Penimbangan
Sampel diambil dari atas, tengah, dan dasar dari masing- masing tempat
penyimpanan bahan baku.
Banyaknya sampel masing-masing 10 gram.
10.2
Langkah II : Pencampuran
Sampel diambil dari 10 tempat di dalam pengaduk sebagaimana gambar di
bawah dengan jumlah dari masing-masing tempat maksimum (3 x berat 1
tablet).
- 522 -
Halaman 10 dari 24
S1, S2, S3
S4, S5, S6
S7, S8, S9
S10
D
T
10.3
10.4
10.5
10.6
- 523 -
Halaman 11 dari 24
Keseragaman Campuran
Penentuan kadar dilakukan pada masing-masing sampel.
Kriteria keberterimaan : kadar = 95% - 105%, RSD 5%.
2)
Bulk density :
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur.
Jumlah sampel : 100 g dari masing-masing lokasi.
3)
Tap Density
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : menggunakan sampel dari bulk density.
4)
Susut Pengeringan
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi.
10.7
10.8
10.9
Langkah IX : Pemolesan
..............................................................................................................................
.............................................................................................. ...............................
10.10
Langkah X : Penyortiran
..............................................................................................................................
.............................................................................................. ...............................
- 524 -
VALIDASI
Parameter Kritis dan Jenis Pemeriksaan
Halaman 12 dari 24
II
Pencampuran
Dokumentasi Produksi Induk No. . Tanggal
- 525 -
Evaluasi :
Disusun Oleh : .
Tanggal: ..
PTM = Putaran Tiap Menit
Dikaji oleh : .
Tanggal : .
KI = Kualifikasi Instalasi
- 532 -
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan
KO = Kualifikasi Operasional
Halaman 13 dari 24
III
Ganulasi Basah
Dokumentasi Produksi Induk No. .
Mesin-mesin :
1. Pembuatan Larutan Granulasi
2. Pengaduk Granul
3. Penyaringan dan Penghalusan
Tanggal
Lokasi :
No. Ruangan : .
: Wadah
: Pengaduk berkecepatan tinggi
: Pengayak / Penghalus (Oscillating granulator)
Tipe .
Tipe .
Tipe .
Beban Mesin: .. kg = .%
Beban Mesin: .. kg = .%
- 526 -
No
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
5.
Dokumen
Dokumen Pelatihan Karyawan
Dokumen Kualifikasi (KI, KO)
Dokumen Validasi Metode Analisis
Protap-protap terkait antara lain:
Pengoperasian mesin
Pengujian
Proses Pengadukan dan Proses Granulasi tercakup dalam
Prosedur Pengolahan Induk
YA
TIDAK
Keterangan
., ..
., ..
., ..
Parameter Kritis
No. Bets
Spesifikasi
Larutan granulasi
Pengayak /
penghalus
Viskositas
Suhu
Kuantitas
Waktu
disolusi
Waktu
granulasi
Kecepatan
/ Setelan
Setelan
pengaduk
dengan chopper
Ukuran
pengayak
30C
ml
...menit
.menit
PTM
PTM
mesh
- 533 -
KW
= .. .%
Halaman 14 dari 24
Evaluasi:
Disusun oleh : ..
Tanggal : ..
PTM = Putaran Tiap Menit
Dikaji oleh
Tanggal:
KI = Kualifikasi Instalasi
- 527 - 534 -
Keterangan
KO = Kualifikasi Operasional
Halaman 15 dari 24
IV
Pengeringan
Dokumen Produksi Induk No.
Tanggal
Beban Mesin : = .%
Penempatan :
No. Ruangan : .
- 528 -
1
2
3
4
4.1.
4.2.
5.
Dokumen
Ya
Tidak
No. Bets
Waktu
Pengeringan
Suhu aliran
udara masuk
Kecepatan
aliran udara
Suhu aliran
udara keluar
Spesifikasi
45 menit
40C
m3/jam
45C
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
PTM = Putaran Tiap Menit
Waktu
vibrasi
penyaring
detik
Dikaji Oleh ..
Tanggal: ..
KI = Kualifikasi Instalasi
- 535 -
Frekuensi
vibrasi
penyaring
menit
Diperiksa Oleh,
Tanggal
, ..
, ..
, ..
Keterangan
.
.
.
, ..
.
, ..
.
, ..
.
Parameter Pengujian dan
Kriteria Keberterimaan
Susut
Suhu
Kelembaban
Hasil
produk Pengeringan
nisbi
perolehan
pengolahan
C
.... %
%
%
atas:
tengah
bawah
Keterangan
KO = Kualifikasi Operasional
Halaman 16 dari 24
Pengayakan Granul
Dokumen Produksi Induk No.
Mesin : .
Tipe :
No.
Kapasitas :.. kg
Dokumen
Tanggal
Beban Mesin : kg = .%
- 529 -
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
5.
Diperiksa Oleh,
Tanggal
, ..
, ..
, ..
Keterangan
kg/jam
%
%
um
..%
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
PTM = Putaran Tiap Menit
Dikaji Oleh
Tanggal: .
KI = Kualifikasi Instalasi
Keterangan
KO = Kualifikasi Operasional
- 536 -
Halaman 17 dari 24
VI
Lubrikasi
Dokumen Produksi Induk No.
Mesin :
Tipe :
Kapasitas :.. kg
Tanggal
Beban Mesin : kg = .%
Penempatan :
No. Ruangan : .
Tidak
1
2
3
4
- 530 -
Diperiksa Oleh,
Tanggal
, ..
, ..
, ..
.
.
.
, ..
, ..
, ..
.
.
.
No. Bets
Waktu proses
pengadukan
Setelan
kecepatan
Kadar
RSD kadar
Ukuran
partikel
Spesifikasi
Detik; menit
PTM
mg/g
5%
um
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
PTM = Putaran Tiap Menit
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Dikaji Oleh ..
Tanggal: ..
KI = Kualifikasi Instalasi
- 537 -
Bulk
Density
Tap
Density
Hasil perolehan
pengolahan
%
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan
KO = Kualifikasi Operasional
Halaman 18 dari 24
VII
Pencetakan Tablet
Dokumen Produksi Induk No.
Mesin : .
Tipe :
Kapasitas :..
Tanggal
Penempatan :
No. Ruangan : .
Tidak
1
2
3
4
- 531 -
Kecepatan
kompresi
Spesifikasi
tab/jam
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
Diperiksa
Keterangan
, ..
, ..
, ..
, ..
, ..
Gaya
RSD bobot
tekanan tablet
kompresi
kN
Kekerasan
tablet
Kerenyahan tablet
Kecepatan
disolusi
Dikaji Oleh ..
Tanggal: .
KI = Kualifikasi Instalasi
- 538 -
Waktu
hancur
tablet
Produk
degradasi
Hasil
Perolehan
pencetakan
Dimensi
tablet
Pemerian
tablet
..%
Keterangan
KO = Kualifikasi Operasional
Halaman 19 dari 24
VII
Pencetakan Tablet
Dokumen Produksi Induk No.
Mesin : .
Tipe :
Kapasitas :..
1.
2.
3.
Rata2
Syarat
Penempatan :
No. Ruangan : .
Keseragaman Kadar
No Bets
Test
Tanggal
14
15
16
17
18
- 532 -
Min
Max
SD
RSD
Keseragaman kadar dari 20 frekuensi :
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
Syarat : 4 %
Syarat : 75 % -125%
Dikaji Oleh ..
Tanggal: .
Keterangan
- 539 -
19
20
Halaman 20 dari 24
VIII
Tanggal ..
Beban Mesin : kg = .%
Penempatan :
No.Ruangan : .
- 533 -
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
5
Dokumen
YA
No. Bets
Suhu cairan
Lama pengadukan
Spesifikasi
menit
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
Dikaji Oleh ..
Tanggal: ..
TIDAK
Diperiksa Oleh,
Tanggal
., ..
., ..
., ..
., ..
., ..
.cP
Keterangan
CP = centi Poise
- 540 -
Keterangan
Halaman 21 dari 24
IX
Penyalutan Tablet
Dokumen Produksi Induk No.
Tanggal ..
Beban Mesin : kg = .%
Penempatan :
No.Ruangan : .
- 534 -
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
5
Dokumen
Dokumen Pelatihan Karyawan
Dokumen Kualifikasi (KI, KO)
Dokumen Validasi Metode Analisis
Protap-protap terkait, antara lain:
Pengoperasian mesin
Pengujian
Proses
Penyalutan
tercakup
Pengolahan Induk
No. Bets
Spesifikasi
Suhu
aliran
udara
masuk
c
Kecepatan
aliran udara
m3/jam
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
PTM = Putaran Tiap Menit
YA
dalam
Suhu
aliran
udara
keluar
C
TIDAK
Prosedur
Suhu
produk
Parameter Kritis
Kecepatan
Frekuensi
Penyemprotan
semprotan
/ pengeringan
L/jam
detik/jam
Dikaji Oleh ..
Tanggal: ..
KI = Kualifikasi Instalasi
- 541 -
Waktu
penyemprot
an/pengerin
gan
detik/jam
Diperiksa Oleh,
Tanggal
., ..
., ..
., ..
., ..
., ..
Lubang
pipa
semprot
Kecepatan pancI
penyalut
mm
PTM
Keterangan
KO = Kualifikasi Operasional
Keterangan
Larutan penyalut
Kualitas
Kuantitas
Liter
Halaman 22 dari 24
Pemolesan
- 535 -
1
2
3
4
4.1.
4.2.
5
Tipe :
Kapasitas :.. kg
Tanggal
Beban Mesin :
= .%
Bahan : Tablet Salut Selaput dari Langkah Produksi VIII, Polishing Wax
Ya
Tidak
Diperiksa Oleh,
Keterangan
Tanggal
Dokumentasi Pelatihan Karyawan
, ..
.
Dokumentasi Kualifikasi (KI, KO)
, ..
.
Dokumentasi Validasi Metoda Analisis
, ..
.
Prosedur Tetap ada untuk :
, ..
.
Pengoperasian mesin
Pengujian
, ..
.
Proses Pemolesan tercakup dalam Prosedur Pengolahan
, ..
.
Induk
Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
Parameter Kritis
No. Bets
Spesifikasi
Evaluasi :
Disusun oleh :
Tanggal :
KI = Kualifikasi Instalasi
Viskositas larutan
..C
Waktu pemolesan
Bilangan kuman
.. menit/jam
Dikaji Oleh
Tanggal: ..
KO = Kualifikasi Operasional
- 542 -
Hasil pegolahan
.. %
Keterangan
UPK = Unit Pembentuk Koloni
Halaman 23 dari 24
11. Dokumentasi
Seluruh langkah dalam proses pengolahan didokumentasikan dalam
Pengolahan Bets. Langkah-langkah lain dicakup dalam dokumen di bawah ini:
No.
Urut
Judul Dokumen
No.
Dokumen
Catatan
Tanggal
Berlaku
12. Pengemasan
Bets validasi akan dikemas dalam alu strip.
13. Stabilitas
Pada bets validasi akan dilakukan Uji Stabilitas untuk melanjutkan Uji Stabilitas yang
telah dilakukan sebelumnya. Untuk melakukan Uji Stabilitas diperlukan Protokol
terpisah.
544 - 536
Halaman 24 dari 24
545 - 537
Lampiran 12.5b
(Contoh)
..
Nama Produk
..
Lokasi Pabrik :
No. Produk
..
Tanggal :
Departemen
Tanda
Tangan
Tanggal
Pengawas Produksi
Pengawas Laboratorium
Dokumentasi Pemastian Mutu
Diperiksa dan Disetujui oleh Tim Pengkaji Validasi
Nama / Fungsi
Departemen
Tanda Tangan
Tanggal
Alasan Perubahan
Tanggal Berlaku
00
Dokumen baru.
hh/bb/tttt
01
hh/bb/tttt
- 538 -
LAPORAN VALIDASI
Produk
No. Bets
Bentuk Sediaan
Ukuran Bets
: Deksametason
:
: Tablet
: 800.000 tablet
Rangkuman
:
:
:
Lampiran:
1. Lembar Kerja masing-masing langkah proses pengolahan
2. Lembar Kerja Pengambilan Sampel
3. Hasil Perhitungan / Analisa masing-masing parameter pengujian
Disusun oleh :
Diperiksa oleh :
Disetujui Oleh :
Tim Validasi
- 539 -
Lampiran 12.8a
(Contoh)
PT .....................
Bag
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 1 dari 6
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Disusun oleh
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor)
Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama
Bagian
Bagian Pemastian
(Kepala)
Mutu
- 540 -
PT .....................
Bag
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 2 dari 6
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Lampiran:
Lampiran I
- 541 -
PT .....................
Bag
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 3 dari 6
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Sebutkan persyaratan proses yang mendukung UR, misal : metode pengolahan Air Murni,
metode sanitasi sistem sirkulasi Air Murni, kecepatan sistem sirkulasi, dll..
Pengendalian:
Termasuk daftar alarm yang diperlukan untuk menjalankan sistem / peralatan. Alarm harus
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Juga menyebutkan tindakan apa yang dilakukan pada
saat alarm berfungsi, misal: . Konduktivitas Air Murni lebih dari 1,3 S/cm pada suhu 250C.
Persyaratan Khusus:
- 542 -
PT .....................
Bag
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 4 dari 6
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Lampiran:
Lampiran I
Uraikan tiap bagian peralatan terkait dengan UR dan F (bila perlu gunakan lembar
terpisah)
Buat Daftar tiap bagian peralatan
Bahan / material mesin untuk semua produk yang kontak langsung dengan permukaan
peralatan
Semua produk yang kontak dengan lubrikan
Elektrisitas:
- 543 -
PT .....................
Bag
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 5 dari 6
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Cooling Water:
Air Murni:
Penghisap Debu
Uap
Sebutkan persyaratan sarana penunjang yang diperlukan untuk tiap bagian peralatan
Instrumentasi dan Pengendalian:
Buat Daftar semua instrumentasi yang diperlukan untuk sistem / peralatan agar dapat
berjalan dengan benar. Daftar semua instrumentasi yang memengaruhi mutu dan
keamanan.
Sistem Pengendalian harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan persyaratan yang
disebutkan pada Spesifikasi Fungsional
Gambar:
Lampirkan semua gambar yang ada dari Sistem, misal: Diagram alur, P & IDs, gambar
layout, perpipaan, diagram garis elektrisitas, katalog pemasok, dll.
Keterkaitan antar gambar harus dapat ditunjukkan sebagai bagian dari validasi sistem
setelah kualifikasi
Persyaratan Khusus untuk Instalasi:
Buat daftar persyaratan khusus yang diperlukan untuk instalasi, misal sinar X dan
endoskopi untuk pipa Air Murni.
- 544 -
PT .....................
Bag
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 6 dari 6
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Lampiran:
Lampiran I
Distribusi
- 545 -
Lampiran 12.8b
(Contoh)
PT ..............
Bag..
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 1 dari 2
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Disusun oleh
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama
Bagian
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor)
Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama
Bagian
Bagian Pemastian
(Kepala)
Mutu
- 546 -
PT ..............
Bag..
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 2 dari 2
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
Kesimpulan
Distribusi
- 547 -
Lampiran 12.11a
(Contoh)
PT .................
Bag
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
No. Peralatan
: 1 dari 5
:
Disusun oleh
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama
Bagian
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor)
Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama
Bagian
Bagian Pemastian
(Kepala)
Mutu
- 548 -
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
No. Peralatan
: 2 dari 5
:
Kode No.
a. Uraian tentang sistem / alat yang sedang dipasang : uraian umum tentang fungsi dan
komponen utama alat.
No. Kode
No. Kode
No. Kode
- 549 -
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
No. Peralatan
4
5
6
: 3 dari 5
:
No. Kode
No. Kode
No. Kode
pabrik
pengamatan yang
dilakukan
hasil pemeriksaan
Nomor
- 550 -
Nama
Kode#
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
No. Peralatan
: 4 dari 5
:
Fungsi dari
komponen
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Deskripsi
Kriteria
Keberterimaan
(sesuai
persyaratan
pemakai / data
dari FAT dan
atau SAT)
- 551 -
Kondisi
Aktual
Keterangan
(sesuai / tidak
sesuai)
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
No. Peralatan
Laporan penyimpangan
Penyimpangan
- 552 -
: 5 dari 5
:
Lampiran 12.11b
(Contoh)
PT ..............
Bag..
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 1 dari 2
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan :
Disusun oleh
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama
Bagian
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor)
Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama
Bagian
Bagian Pemastian
(Kepala)
Mutu
- 553 -
PT ..............
Bag..
No. Dokumen
: ..
Halaman
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan :
Kesimpulan
Distribusi
- 554 -
: 2 dari 2
Lampiran 12.12
(Contoh)
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 1 dari 11
Nama Peralatan
: ..
No. Peralatan
: ...............
Disusun oleh
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Produksi
Bagian Pemastian Mutu
Diperiksa oleh
Nama
Bagian
Bagian Teknik
Bagian Pemastian Mutu
(Kepala)
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
Disetujui oleh
Nama
Bagian
(Kepala)
- 555 -
Halaman 2
dari
Protokol Validasi
Judul
Protokol disusun oleh
Tanggal
Tanggal
Tanggal
Tujuan
Untuk menetapkan bahwa sistem / peralatan beroperasi sesuai dengan spesifikasi dan untuk
mencatat semua data informasi yang dapat menunjang bahwa alat tersebut berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan.
Cakupan
Kualifikasi operasional dilaksanakan setelah kualifikasi instalasi, modifikasi dan relokasi.
Tanggung jawab
- Personil yang menggunakan alat / sistem melaksanakan kualifikasi operasional dan mencatat
hasilnya.
- Laporan Kualifikasi Operasional diperiksa oleh Supervisor dari Departemen yang
menggunakan alat yang bersangkutan. Supervisor mengawasi pelaksanaan studi,
melakukan verifikasi kelengkapan catatan, membuat Laporan Penyimpangan dan
Laporan KO.
- Laporan dan Protokol Kualifikasi Operasional diperiksa dan disahkan oleh Kepala
Departemen bersangkutan. Kepala Departemen Pemastian Mutu melakukan
penilaian ulang dan menyetujui Protokol serta Laporan KO.
- 556 -
11
Protokol Validasi
Kualifikasi Operasional
Judul
Halaman 3
dari
11
Nama alat
No. Kode
No. Kode
No. Kode
No. Kode
No. Kode
No. Kode
Protap dan lembar data untuk pengoperasian secara umum, sistem / alat yang sedang diperiksa
(Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar 2)
Laporan pelatihan Operator (Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar 2)
Manual alat yang bersangkutan (Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar 2)
Prosedur
1. Periksa dan catat data kalibrasi peralatan dan instrumen untuk melakukan kalibrasi peralatan
dan instrumen (Lihat Daftar Alat Kalibrasi yang diperlukan, Daftar 1).
2. Periksa dan catat kondisi operasional titik kontrol alarm (Lihat Pemeriksaan Tombol Kontrol
dan Alarm, Daftar 3).
3. Periksa dan catat hasil pemeriksaan (Lihat Hasil Pemeriksaan, Daftar 4).
4. Buat daftar persyaratan kalibrasi untuk sistim yang akan diuji dan catat hasil kalibrasinya
(Lihat Kalibrasi Alat dan Sistem, Daftar 5).
5. Periksa dan catat hasil uji "Specific Challenge" terhadap sistem / alat pada kondisi normal
dan terburuk (Lihat Specific Challenge peralatan atau sistem, Daftar 6).
6. Catat penyimpangan terhadap prosedur pelaksanaan.
7. Siapkan laporan penyimpangan, penyesuaian sistem dan dampak yang ditimbulkan pada
operasi alat.
8. Siapkan laporan yang mencakup tanggal memulai studi, tanggal penyelesaian, pengamatan
yang dilakukan, masalah yang timbul, kelengkapan informasi, ringkasan dari laporan
penyimpangan, hasil pemeriksaan titik kontrol alarm, data sampel bila memungkinkan,
lokasi dari data awal, informasi lain yang berhubungan dan kesimpulan validasi operasi alat
atau sistem.
- 557 -
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 4 dari 11
Persiapan
Metode kalibrasi
Tanggal kalibrasi
Dilaksanakan oleh :
Penyimpangan :
Tanggal
Diperiksa oleh :
Tanggal
- 558 -
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 5 dari 11
Persiapan
Lokasi Protap
Nama Karyawan
Tanggal
A( )
A( )
A( )
Dilaksanakan oleh :
Penyimpangan :
Tanggal
Diperiksa oleh :
Tanggal
- 559 -
T( )
T( )
T( )
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 6 dari 11
Hasil
Hasil
Tanggal
Dilaksanakan oleh :
Penyimpangan :
Tanggal
Diperiksa oleh :
Tanggal
- 560 -
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 7 dari 11
Hasil
Hasil
Tanggal
Dilaksanakan oleh :
Penyimpangan :
Tanggal
Diperiksa oleh :
Tanggal
- 561 -
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 8 dari 11
Hasil
Tanggal
Dilaksanakan oleh :
Penyimpangan :
Tanggal
Diperiksa oleh :
Tanggal
- 562 -
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 9 dari 11
Dilaksanakan oleh :
Penyimpangan :
Tanggal
Diperiksa oleh :
Tanggal
- 563 -
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 1 0 dari 11
Disusun oleh :
Tanggal
- 564 -
Protokol Validasi
Judul
Kualifikasi Operasional
Nama alat
Halaman 1 1 dari 11
Kesimpulan:
Disusun oleh :
Disetujui oleh Dep. Pemastian Mutu :
Tanggal
Tanggal
- 565 -
Lampiran 12.14
(Contoh)
No. Laporan
: ..
Halaman
Nama Peralatan : ..
: 1 dari 2
Disusun oleh
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Produksi /
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Nama
Bagian
Bagian Teknik
(Kepala)
(Kepala)
Bagian Produksi/
Pengawasan Mutu
Bagian Produksi
Bagian Teknik
Disetujui oleh
Nama
(Kepala)
Bagian
Bagian
Pemastian Mutu
- 566 -
Halaman 2 dari 2
Rangkuman :
Penyimpangan :
Kesimpulan :
- 567 -
Lampiran 12.16a
(Contoh)
No. Dokumen
Nama Peralatan
Disusun oleh :
Nama
: ..
: ..
Bagian
Halaman
: 1 dari 6
No. Peralatan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Produksi
Bagian Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian
(Supervisor)
Pemastian Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh :
Nama
Bagian
Bagian
(Kepala)
Pemastian Mutu
Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
- 568 -
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 2 dari 6
No. Peralatan
Tersedia (tanggal)
Tersedia (tanggal)
Tersedia (tanggal)
Protap Pengoperasian
Tersedia (tanggal)
Protap Pemeliharaan
Tersedia (tanggal)
Tersedia (tanggal)
Protokol KK
Tersedia (tanggal)
Maksud / Tujuan :
Laporan berisi kualifikasi kinerja mesin cetak tablet tipe ........ Tablet press yang dilengkapi
dengan control console.
Uraian Sistem / Peralatan:
Mesin ini merupakan mesin cetak tablet dua sisi yang memiliki kemampuan memproduksi 2
tablet di setiap sisi set cetakan tablet dalam setiap putaran turret.
Mesin ini dilengkapi perangkat pengisi granul, unit penghisap debu dan alat pendeteksi
metal
Kapasitas:
Mesin ini dipakai dipakai untuk bobot tablet sekitar ....... sampai ........... mg
Protap:
XXXXXX tertanggal XXXXXX
- 569 -
No. Dokumen
: ..
Nama Peralatan
: ..
Halaman
: 3 dari 6
No. Peralatan
Persyaratan khusus:
Pastikan katup pada hooper dalam kondisi tertutup setelah seluruh punches dan dies
terpasang.
Metode Pengendalian PLC dan Sistem Alarm :
Sistem dipastikan dengan kesengajaan mesin dijalankan di luar setting untuk menguji
kepekaan alarm memberikan tanda bahwa tablet yang dihasilkan di luar spesifikasi.
Tidak terdapat sistem komputerisasi dalam konteks validasinya. Data yang tersimpan di
mesin bukan merupakan data produksi, namun merupakan status penyetelan mesin sesuai
prosedur pembuatan yang diverifikasi pada saat awal (start up).
Sistem PLC diuji melalui pengujian sandi akses yang dilakukan oleh operator dan tidak bisa
mengubah penyetelan yang telah ditetapkan
Sarana Penunjang:
Sistem Udara Tekan memenuhi persyaratan cemaran mikroba, kadar air dan bebas oli.
Parameter Setting:
Bobot target terendah tablet : xxxx mg
Kualifikasi
rpm
1
2
3
Kekerasan Ketebalan
(N)
mm)
Bobot
(mg)
Tanggal /
jam
Operator
Bobot
(mg)
Tanggal/
jam
Operator
A
B
C
rpm
Kekerasan Ketebalan
(N)
mm)
- 570 -
A
B
C
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 4 dari 6
No. Peralatan
Parameter kritis:
1. Keseragaman bobot dari start up ...... tablet dan selama pencetakan (setiap 30
menit diambil ...... tablet dan diukur bobot individunya) memberikan RSD rata rata
di bawah 2% (kriteria keberterimaan).
Bobot terrendah tablet : ....... mg
Kualifikasi
1
2
3
Start up ( % RSD)
Start up ( % RSD)
2. Ketebalan tablet dari start up ....... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ....... tablet dan diukur ketebalan tablet) memberikan RSD rata rata di
bawah 2% (kriteria keberterimaan).
Bobot terrendah tablet : xxxxx mg
Kualifikasi
1
2
3
Start up ( % RSD)
Start up ( %)
- 571 -
No. Dokumen
: ..
Nama Peralatan
: ..
Halaman
: 5 dari 6
No. Peralatan
3. Kekerasan tablet dari start up ..... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil....... tablet dan diukur kekerasannya) memberikan RSD rata rata di bawah
2% (kriteria keberterimaan).
Bobot terrendah tablet : xxxx mg
Kualifikasi
Start up ( % RSD)
1
2
3
Bobot tertinggi tablet : xxxx mg
Kualifikasi
1
2
3
Start up ( % RSD)
4. Waktu hancur tablet dari start up .... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ........ tablet dan diukur waktu hancurnya terhadap limit parameternya.
Bobot terrendah tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ..... detik maksimum
Kualifikasi
1
2
3
Start up (detik)
Bobot tertinggi tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ...... detik maksimum
Kualifikasi
1
2
3
Start up (detik)
- 572 -
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 6 dari 6
No. Peralatan
Nomor
Bets
Tanggal Produksi/
Penimbangan
Dokumen
Laporan Nomor
Tanggal
XXXXXX
Nomor
Bets
Tanggal Produksi/
Penimbangan
Dokumen
Laporan Nomor
Tanggal
XXXXX
Bets tersebut dimasukkan dalam program uji stabilitas selama 3 tahun pengamatan
dan pengujian.
- 573 -
Lampiran 12.16b
(Contoh)
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Disusun oleh :
Nama
Bagian
Halaman
: 1 dari 3
No. Peralatan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Produksi
Bagian Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor)
Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh :
Nama
Bagian
Bagian Pemastian
(Kepala)
Mutu
Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
- 574 -
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 2 dari 3
No. Peralatan
- 575 -
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 3 dari 3
No. Peralatan
- 576 -
Lampiran 12.16c
(Contoh)
PT .
..
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Disusun oleh :
Nama
Halaman
: 1 dari 3
No. Peralatan : ..
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama
Bagian
(Supervisor)
(Supervisor)
Disetujui oleh :
Nama
Bagian
(Kepala)
Pengawasan Mutu
(Kepala)
Pemastian Mutu
Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian.
- 577 -
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
PT .
..
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 2 dari 3
No. Peralatan : ..
Kelengkapan Dokumen
(tanggal)
Tersedia (tanggal)
Tersedia (tanggal)
Tersedia (tanggal)
Tersedia (tanggal)
Protap Pengoperasian
Tersedia (tanggal)
Protap Pemeliharaan
Tersedia (tanggal)
Tersedia (tanggal)
Protokol KK
Tersedia (tanggal)
Catatan
Maksud / Tujuan :
Laporan berisi kulifikasi kinerja mesin KCKT Unit XI dual Absorbance Detector ...............
dengan perangkat lunak ...........
Uraian Sistem / Peralatan:
Mesin ini merupakan mesin KCKT (Kromatografi Cepat Kinerja Tinggi) dengan dual dual
Absorbance Detector............ dan dilengkapi dengan dengan perangkat lunak ......................
Persyaratan khusus:
Unit ini dapat dioperasikan secara isocratik maupun gradien.
Saran Penunjang:
UPS (Uninterrupted Power Supply) dan suhu laboratorium untuk mendukung tercapainya
kesesuaian sistem.
- 578 -
PT .
..
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Unit
KCKT........
Detektor..............
Perangkat Lunak...........
Halaman
: 3 dari 3
No. Peralatan : ..
Model
Nomor Seri
Rentang Penerimaan
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Keakuratan
Kecepatan alir
pompa
Uji
Gradient
Proportioning
Valve (GPV)
Uji
Akurasi
Panjang
Gelombang
Linieritas
Deteksi
Waktu retensi
(% RSD)
Area
Linearitas
injeksi
Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor
XXXX untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik
memberikan hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding
dengan waktu retensi ....... menit yaitu RSD ...........%.
- 579 -
Lampiran 12.16d
(Contoh)
PT .
..
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Disusun oleh :
Nama
Halaman
: 1 dari 3
No. Peralatan : ..
Bagian
Tanggal
Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama
Bagian
(Supervisor)
(Supervisor)
Disetujui oleh :
Nama
Bagian
(Kepala)
Pengawasan Mutu
(Kepala)
Pemastian Mutu
Distribusi
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian
- 580 -
Tanggal
Tanda Tangan
Tanggal
Tanda Tangan
PT .
..
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 2 dari 3
No. Peralatan : ..
Rentang
Keberterimaan
5,000 0,06
1,000 0,012
0,500 0,011
< 0,5%
255 2 nm
379 2 nm
522 2 nm
Hasil Pengamatan
Baik, tidak ada kebocoran
5,017
0,998
0,501
0,06%
256 nm
379 nm
521 nm
Kesimpulan
diterima
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
2,15
0,1%
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
0,1%
>0,999
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor XXXX
untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik memberikan
hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding dengan waktu retensi
....... menit yaitu RSD ...........%.
- 581 -
PT .
..
No. Dokumen
Nama Peralatan
: ..
: ..
Halaman
: 3 dari 3
No. Peralatan : ..
Larutan Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lampiran:
1. Catatan Pelatihan Pengoperasian KCKT unit XI
2. Kromatogram larutan baku pembanding dengan waktu retensi ............. menit.
- 582 -
Lampiran 12.35a
(Contoh)
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 1 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Bagian
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Supervisor
Pengawasan Mutu
Pemastian Mutu
Produksi
Teknik
Disetujui oleh :
Kepala Bagian
Pengawasan Mutu
Teknik
Produksi
Pemastian Mutu
Distribusi Dokumen:
Asli
: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Laboratorium Pengujian Mikrobiologi
Kopi No. 2 : Laboratorium Fisika & Kimia
Kopi No. 3 : Departemen Produksi
Kopi No. 4 : Departemen Teknik
- 583 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 2 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
1. TUJUAN
Menyediakan bukti bahwa prosedur yang ditetapkan untuk membersihkan suatu
peralatan pengolahan, hingga pengemasan primer mampu membersihkan sisa bahan
aktif obat dan deterjen yang digunakan untuk proses pencucian dan juga dapat
mengendalikan cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima.
2. RUANG LINGKUP
Protap ini berlaku untuk prosedur peralatan pengolahan dan pengemasan primer
yang dioperasikan di pabrik PT..... ini.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Supervisor Produksi
3.1.1
3.1.2
3.1.3
- 584 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 3 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
3.3.2. Menyiapkan Protokol dan Laporan Validasi Prosedur Pembersihan
bersama bagian Produksi dan Teknik.
3.4. Supervisor Teknik
Memberikan bantuan dalam menyiapkan perhitungan total luas permukaan
peralatan yang kontak langsung dengan produk yang mengandung bahan aktif
obat yang diperlukan untuk pembuatan protokol dan laporan.
3.5. Manajer Produksi, Teknik, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu
Melakukan evaluasi dan menyetujui Protokol dan Laporan validasi Prosedur
Pembersihan serta bertanggung jawab melakukan tindakan lanjut yang
diperlukan sesuai hasil validasi
4. PROSEDUR
4.1.Prinsip
Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan peralatan
pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko
kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang diproduksi di peralatan yang
sama.
Kontaminasi dapat bersumber dari:
- 585 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 4 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Setelah zat penanda (marker) ditetapkan sesuai tingkat kelarutan maupun
toksisitasnya, maka prosedur penetapan kadar residu disiapkan dan divalidasi.
Pengamatan dan pengujian dilakukan terhadap:
alat.
Jenis pelarut yang digunakan tergantung dari sifat fisik dan kimia residu.
Pelarut yang sering digunakan antara lain adalah air, etanol dan heksan.
Sebelum mengambil sampel secara usap lakukan uji perolehan kembali
(recovery) dengan larutan yang telah diketahui kadarnya yang dikeringkan
pada sebidang area seluas yaitu (5 x 5) cm2, kemudian setelah diambil
secara usap periksa menggunakan metode analisis yang ditetapkan.
b. Cara Bilas
Untuk memeroleh sampel bilasan (rinse sample) gunakan pelarut yang
diketahui jumlahnya.
Pelarut untuk sampel bilasan dapat digunakan pelarut organik seperti etanol
atau Air Murni.
- 586 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 5 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Kelebihan dari metode ini adalah bila dikerjakan dengan benar, hasil
pengujiannya mencerminkan kondisi seluruh permukaan alat. Kekurangannya
adalah ada kemungkinan tidak seluruh bahan larut dalam pelarut yang
digunakan sehingga tidak terdeteksi seluruhnya.
Recovery minimum 80%.
4.3. Penetapan kadar cemaran bahan aktif obat
Dalam rangka mengevaluasi prosedur pembersihan, penting untuk menetapkan
tingkat cemaran bahan aktif obat yang dapat diterima
Total cemaran pada peralatan dapat dihitung berdasarkan hasil usap atau bilas
yang mewakili seluruh permukaan.
Pendekatan skenario terburuk:
Perhitungan cemaran dilakukan secara terpisah untuk setiap alat yang dipakai
dalam proses pengolahan produk hingga pengemasan primer. Tingkat cemaran
bahan aktif obat dihitung berdasarkan luas permukaan alat yang kontak dengan
produk dan ukuran bets terkecil yang pada proses berikutnya setelah proses
pembersihan alat.
4.4. Penetapan cemaran mikroba
Efektifitas prosedur pembersihan untuk mengendalikan tingkat cemaran mikroba
dengan menguji kebersihan permukaan setelah proses pembersihan alat dan
pembilasan akhir.
Cemaran mikroba diperiksa setelah proses pencucian maupun pada akhir
penetapan lamanya status bersih.
Sampel untuk pengujian cemaran mikroba diambil dengan cara usap, rodac
plates ataupun dari air bilasan akhir.
- 587 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 6 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
4.5. Kriteria Keberterimaan
Kriteria keberterimaan ditetapkan secara rasional berdasarkan risiko terbawanya
sisa bahan aktif obat ke produk lain berikutnya serta risiko cemaran mikroba.
a. Kebersihan secara visual
Kriteria: tidak tampak sisa pengotor di permukaan peralatan setelah
pembersihan yang mungkin mencemari produk berikutnya.
b. Tingkat cemaran bahan aktif obat
Bila lebih dari satu produk diproses dengan peralatan yang sama, Batas
ditetapkan sebagai Maximum Allowable Carryover (MACO) untuk penetapan
residu bahan aktif obat.
Penetapan Batas Cemaran
Batas paling ketat diambil berdasarkan ketentuan:
1. Dosis terapetik harian
Bila dosis perhari dari produk yang dibuat berikutnya dan produk yang
dibuat sebelum pencucian alat diketahui, maka perhitungan MACO
diperhitungkan sebagai bagian dari Minimum Single Dose (MSD) dari
produk (X) yang akan dihilangkan dalam Maximum Daily Dose (MDD)
dari produk berikutnya (Y):
MACOT
MACOT
1 MSD( X ) 10 6 mg
SF MDD(Y ) kg
SF
10 6
MSD
MDD
Bentuk Sediaan
Safety Factor
Topikal
10 - 100
Oral
100 1.000
Injeksi / ophthalmic /
Inhalasi
1.000 10.000
- 588 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 7 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
2.
Data toksisitas
Catatan Umum: menghasilkan angka carry over yang sangat tinggi dan
tidak dapat diterima, MACO dibatasi pada 1000 mg/kg.
Data toksisitas dapat digunakan untuk menghitung MACO jika dosis
terapetik tidak tersedia (misal untuk bahan antara atau prekursor).
Dihitung dengan persamaan berikut:
MACOTox
ADI
ADI :
NOEL
3.
4.
5.
ADI( X ) x 10 6 mg
MDD(Y ) kg
1
x NOEL (mg )
SF
: Acceptable Daily Intake dari produk (X) yang akan dihilangkan (mg)
: No Observable Effect Level (mg)
Jika LD50 dari deterjen diketahui dan maximum daily dose dari
produk berikutnya tersedia, MACO dapat dihitung dengan
perhitungan NOEL dan ADI seperti penjelasan pada butir 2 di atas
(data toksisitas).
Jika tidak ada data untuk maximum daily dose dari produk
berikutnya, MACO dari deterjen food grade dibatasi menjadi 10
mg/kg (produksi produk jadi dan API tanpa tahap pemurnian
selanjutnya) atau 100 mg/kg (produksi API).
- 589 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 8 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
c.
Air Bilasan
Tidak
melewati
batas kualitas
air yang
digunakan
untuk
pembilasan
(air murni)
5. PELAKSANAAN
a. Validasi pembersihan dilakukan sebanyak tiga kali berurutan untuk produk dengan
bahan aktif obat penanda sesuai jadwal yang ditentukan pada rencana induk
validasi pembersihan dan mengikuti protokol.
b. Lakukan pencatatan dan penentuan terhadap beberapa waktu tunggu / hold time
seperti :
i.
Waktu tunggu kotor (dirty hold time) adalah waktu tunggu mesin dibiarkan
dalam keadan kotor
ii.
Waktu tunggu bersih (clean hold time) adalah waktu keabsahan dari status
bersih. Waktu mulai mesin dalam keadaan bersih sampai waktu
pembersihan selanjutnya.
- 590 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 9 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
6. PROTOKOL VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Protokol validasi memuat paling sedikit:
Tujuan,
Ruang lingkup,
Tim yang terlibat,
Kriteria keberterimaan,
Metode analisis yang tervalidasi,
Metode pengambilan sampel dan pengujian:
1.
Cara Usap
a.
b.
c.
5cm
5cm
- 591 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 10 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
2. Cara Bilas
Sampel air bilasan:
Kumpulkan 500 ml air bilasan terakhir dan 500 ml secara aseptis untuk uji
cemaran mikroba.
Ambil juga sampel Air Murni yang digunakan untuk membilas sebagai
pembanding.
Air bilasan diuji terhadap parameter pH, konduktivitas, logam berat, nitrat, TOC,
cemaran mikroba dan dibandingkan dengan kualitas air murni yang digunakan
dalam pembilasan.
3. Cemaran mikroba di permukaan alat.
Pemakaian Rodac plates berisi media yang sesuai (misal SBDC) atau teknik
usap yang direkomendasikan untuk mengevaluasi tingkat cemaran mikroba
- 592 -
PT
Do
No. Dokumen
: ..
Halaman
: 11 dari 11
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
8.
PENGENDALIAN PERUBAHAN
Setiap
perubahan
prosedur
pembersihan
pencucian
alat
dikelola
melalui
9.
RIWAYAT PERUBAHAN
Versi
No.
Tanggal Berlaku
01
xxxxxxxxx
Yang pertama
02
yyyyyyyyyy
Tambahan:
- 593 -
Alasan
Lampiran 12.35b
(Contoh)
Tanggal
No. Protokol
No. Revisi
Tgl. Berlaku
: .....
: ..
: ....................
: ....................
Disusun oleh
Nama:
Tanda tangan
Diperiksa oleh
Nama :
Kepala Bagian Produksi
Nama :
Kepala Bagian Teknik
Nama :
Kepala Pabrik
Disetujui oleh
Nama :
Kepala Bagian
Pemastian Mutu
- 594 -
Tanggal
DAFTAR ISI
Bab
Isi
halaman
1.
Tujuan
2.
Ruang Lingkup
3.
Tanggung Jawab
4.
Kriteria Keberterimaan
5.
Metode Analisis
6.
Prosedur
7.
8.
Lampiran
- 595 -
Halaman 1 dari 3
1. Tujuan
1.1 Untuk membuat bukti tertulis efektifitas pembersihan dari prosedur pembersihan
untuk mencapai batas residu yang telah ditetapkan.
1.2 Untuk membuktikan bahwa prosedur pembersihan tersebut dapat diterapkan
secara konsisten akan memberi hasil yang sama.
1.3 Untuk membuktikan dan mendokumentasi bahwa prosedur pembersihan
Fluidized bed dryer Tipe XYZ no. 123 setelah digunakan untuk mengeringkan
granul Tablet Glibenklamida, efektif untuk mengurangi residu Glibenklamida
serta sisa deterjen dan cemaran mikroba hingga batas yang telah ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
Validasi ini hanya mencakup validasi untuk proses pembersihan sesuai prosedur
pembersihan Protap No. yang digunakan untuk produk A,B,C,D, Furosemida dan
Glibenklamida.
Berdasarkan hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Fluidized bed dryer No..
dinyatakan bahwa Glibenklamida merupakan produk yang paling tinggi risikonya.
3. Tanggung Jawab
3.1 Supervisor Produk Padat
3.1.1 Memastikan bahwa Fluidized bed dryer Tipe XYZ No. 123 telah
dibersihkan sesuai dengan Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No
3.1.2 Memberikan pelatihan dan mengawasi cara pengambilan sampel bilasan
maupun cara usap bagi tiap alat sesuai dengan kebutuhan.
3.1.3 Mengambil sampel dan mengirimkannya ke Laboratorium Pengawasan
Mutu
3.2 Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pengujian yang
digunakan untuk menguji residu bahan aktif obat dan deterjen.
3.2.2 Menguji semua sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.2.3 Mengambil sampel untuk pengujian mikrobiologis.
3.3 Teknisi Bagian Teknik
3.3.1 Bertanggung jawab untuk membantu karyawan / operator produksi dalam
melaksanakan validasi pembersihan.
3.4 Supervisor Laboratorium Mikrobiologi
3.4.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pemeriksaan yang
digunakan untuk pemeriksaan dan penghitungan kontaminasi mikroba.
3.4.2 Memeriksa sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.5 Supervisor Pemastian Mutu
3.5.1 Bertanggung jawab untuk menyusun protokol dan laporan validasi
pembersihan.
3.5.2 Mengawasi pelaksanaan validasi sesuai dengan yang telah ditetapkan
pada protokol.
3.6 Manajer Produksi, Manajer Teknik dan Manajer Pengawasan Mutu / Pemastian
Mutu
3.6.1 Bertanggung jawab untuk memeriksa protokol dan laporan validasi.
3.6.2 Bertanggung jawab untuk menerapkan semua rekomendasi yang diperoleh
dari hasil validasi pembersihan tersebut.
- 596 -
Halaman 2 dari 3
4. Kriteria Keberterimaan
Sesuai dengan perhitungan MACO.
5. Metode Analisis
Pengujian sampel menggunakan metode analisis Tablet Glibenklamida No. ....
telah divalidasi.
6. Prosedur
6.1 Lakukan pembersihan alat, sesuai Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No setelah alat tersebut digunakan untuk mengeringkan granul Tablet
Glibenklamida.
6.2 Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap dinding bagian dalam, kantung filter
debu dan komponen lain yang bersentuhan dengan produk menggunakan dan
mengisi daftar periksa yang tersedia (lihat Lampiran 1. Formulir Pemeriksaan
Kebersihan Alat Secara Visual).
6.3 Lakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan residu Glibenklamida sebagai
berikut:
6.3.1 Usapkan batang usap yang telah dibasahi dengan metanol pada dinding
bagian dalam alat (pada sela-sela yang sulit dibersihkan) dan (apabila
tidak menggunakan kantung filter debu terpisah) permukaan dalam
kantung filter debu dari alat yang sudah dibersihkan (lihat Lampiran 2.
Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap dan Gambar Titik
Pengambilan Sampel).
6.3.2 Masukkan batang usap ke dalam vial atau tabung reaksi, tutup rapat
dengan penutup plastik atau karet.
6.3.3 Kirim sampel ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.4 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sisa deterjen dilakukan sebagai berikut:
6.4.1 Bilas dengan Air Murni dinding bagian dalam alat dan kantung penyaring
debu yang telah dibersihkan.
6.4.2 Ambil dan tampung air bilasan tersebut sebanyak 500 ml dan masukkan ke
dalam botol yang telah disediakan. (Lihat Lampiran 3. Formulir
Pengambilan Sampel Bilasan Akhir). Tutup rapat dengan penutup plastik
atau karet.
6.4.3 Kirimkan sampel segera ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.5 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologis dilakukan sebagai berikut:
6.5.1 Buka tutup "Rodac plate".
6.5.2 Tempelkan permukaan agar "Rodac plate" pada dinding bagian dalam
kantong, selama 2 menit (lihat Lampiran 2. Blanko Pengambilan Sampel
dengan Cara Usap).
6.5.3 Tutup segera "Rodac plate" tersebut.
6.5.4 Kirim "Rodac plate" ke Laboratorium Mikrobiologi.
7.1 Bila hasil pengujian terhadap sampel yang diambil dari FBD menunjukkan jumlah
cemaran kimia, deterjen maupun mikroba di bawah batas yang telah ditetapkan
maka Protap Pembersihan Fluidized bed dryer No dapat digunakan dan
dinyatakan tervalidasi.
7.2 Bila hasil pengujian melampaui persyaratan yang telah ditetapkan maka Protap
Pembersihan Fluidized bed dryer No harus dikaji ulang dan diperbaiki,
- 597 -
Halaman 3 dari 3
8. Lampiran
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
8.6
8.7
- 598 -
Lampiran 2
Gambar
Area Total
(cm)
Pengambilan Sampel
metode
kode
40015.2
usap
S1-1
18189.8
usap
S1-2
S1-1
- 599 -
= (r1 + r2) s
= x(60+36.5)x60
= 18189.8 cm
S1-2
area (cm)
Nama Peralatan
Gambar
S1-3
(lubang inspeksi) d1=19 cm d2 = 13 cm
FDI (Zone penghubung)
S1-4
A = (r1 - r2)
= x (65-60)
= 1963.5 cm
B = dh
= x 130 x 6
= 2450.4 cm
C = (r3 - r4)
= x (65 - 61)
= 1583.4 cm
- 600 -
= dh
= x 120 x 103
= 38830.1 cm
FDI (Menara)
Area Total
(cm)
Pengambilan Sampel
metode
kode
usap
S1-3
5997.3
usap
S1-4
38830.1
usap
S1-5
usap
S1-6
usap
S1-7
S1-5
S1-6
(tutup penyemprot) W = 17 cm L = 52 cm
area (cm)
Nama Peralatan
Gambar
(gelas pemeriksa) d1 = 24 cm d2 = 18 cm
- 601 -
(kaca lampu) d1 = 14 cm d2 = 8 cm
FBD Indo MN 7111
(corong, klep dasar dan
silinder dasar)
S1-11
S1-12
Area Total
(cm)
Pengambilan Sampel
metode
kode
usap
S1-8
usap
S1-9
usap
S1-10
usap
S1-11
usap
S1-12
Area corong:
A = (r1+r2) s
= x(10+60) x 73
= 16053.5 cm
Area klep dasar:
B= r
= x 10
= 314.2 cm
Area silinder dasar:
C= d h
= x 20 x 22
= 1382.3 cm
17750.0
area (cm)
Lampiran 12.38
(Contoh)
Fluidized
Bed
Dryer
500 kg
Mesin
Salut
Kekuatan
Zat aktif
Mesin
Produksi
Produk
Toksisitas
(LD50)
(Y)
(Z)
Pelarut
A (Air)
A
B
C
D
E
A
C
E
Pelarut
B
(Etanol)
Angka
Kemungkinan
Risiko (RPN)
(X) x (Y) x (Z)
Pelarut
C
Kesimpulan:
Dari matriks pengelompokan validasi prosedur pembersihan menurut nilai risiko diperoleh
produk ..... memiliki nilai RPN tertinggi dan akan digunakan sebagai produk uji untuk
validasi proses pembersihan.
Aktivitas Biologik
(Dosis
terapetik
terkecil) dan LD50
Kelarutan zat aktif
dalam air
Kelarutan zat aktif
dalam alkohol
Keterangan
Dosis kecil (poten dan zat aktif dengan toksisitas tingi (LD50
masuk peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
rendah).
Zat aktif yang paling kecil kelarutannya dalam air masuk peringkat
dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
Bila zat kecil kelarutannya dalam air dan paling kecil pula
kelarutannya dalam alkohol dijustifikasi sulit dibersihkan dan masuk
peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
- 602 -
Lampiran 12.42a
(Contoh)
Prosedur Tetap
VALIDASI METODE ANALISIS
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 1 dari 11
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
1.
TUJUAN
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode analisis agar
metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang
dapat dipercaya.
2.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan nonkompendial
yang digunakan di Laboratorium Pengawasan Mutu di Pabrik ,.
Prosedur ini juga berlaku untuk metode analisis yang digunakan dalam menetapkan
residu zat aktif pada validasi prosedur pembersihan.
Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metode analisis, misal dalam kasus
berikut ini :
- perubahan proses sintesis bahan berkhasiat,
- perubahan komposisi produk jadi, bila perlu dan
- perubahan prosedur analisis.
3.
TANGGUNG JAWAB
3.1 Manajer Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk:
Menyiapkan dan mengkaji ulang secara periodis Protap ini.
Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang sesuai
terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan melakukan evaluasi
hasil pelatihan sebelum validasi dilaksanakan.
Memastikan bahwa semua metode analisis divalidasi sebelum digunakan untuk
pengujian rutin.
Menyiapkan Protokol Validasi untuk tiap metode analisis dan menyusun Laporan
Validasi berdasarkan protokol tersebut.
3.2 Manajer Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk:
Melakukan pengkajian dan menyetujui Protap ini serta Protokol Validasi sebelum
validasi dilakukan.
Melakukan pengkajian terhadap data dalam Laporan Validasi dan menjamin
kelengkapan laporan sebelum menandatanganinya.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan
memeriksa kebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan dan instrumen yang digunakan
untuk validasi telah diperbaharui.
- 603 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Halaman 2 dari 11
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
+
-
+
+
+
- (3)
+
+
+
+
+
-
- 604 -
- Kandungan/potensi
+
+ (1)
+
+
+
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 3 dari 11
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibiltas, maka presisi intermediate tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan
dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu
*) Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut.
Penerapan parameter validasi metode analisis :
a. Nonkompendial
: Sesuai dengan tabel di atas
b. Kompendial yang
: Sesuai dengan tabel atau parameter yang berkaitan
dimodifikasi
dengan modifikasi
c. Kompendial
: Verifikasi , yaitu
Metode
Kadar
Impuritas
Identifikasi
Parameter Verifikasi
Akurasi
Presisi
Spesifisitas
Akurasi
Presisi
Spesifisitas
Limit Deteksi / Kuantitasi
Spesifitas
- 605 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Halaman 4 dari 11
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
Perolehan Kembali:
o Cara usap
o Cara bilas
Ketangguhan
4.2.1 Spesifisitas
Spesifisitas merupakan ukuran seberapa spesifik metode analisis.
Spesifitas metode analisis diuji terhadap bahan aktif obat, bahan pembantu
(plasebo), pelarut, impuritas dan produk jadi
Bila menggunakan metode KCKT:
Resolusi antara puncak yang berdampingan terpisah secara nyata atau
sesuai persyaratan.
Khromatogram seluruh hasil uji disajikan dalam bentuk 1 gambar
(overlaid)
4.2.2 Linearitas
Untuk mengetahui apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap kadar
senyawa uji dalam sampel
Linearitas diuji sesuai RENTANG yang ditetapkan
Pengujian dapat dilakukan minimal dengan 5 tingkat konsentrasi
Bahan aktif obat : pengenceran larutan induk
Produk jadi
: penimbangan terpisah sesuai rentang
Data yang disajikan
Persyaratan (misal)
Persamaan regresi
Confidence interval
4.2.3 Rentang
Rentang minimum berikut ini berlaku untuk:
4.2.3.1 Penetapan kadar bahan aktif obat: lazimnya konsentrasi zat uji
- 606 -
Nama Perusahaan
Prosedur Tetap
VALIDASI METODE ANALISIS
Dibuat oleh
..
Tanggal.
4.2.3.2
4.2.3.3
4.2.3.4
4.2.3.5
4.2.3.6
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 5 dari 11
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
4.2.4 Akurasi
Akurasi metode pengujian dinilai sesuai rentang pengujian dengan 5 cara
penentuan metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam
bahan awal dan produk jadi :
4.2.4.1 Menggunakan metode analisis untuk menetapkan kadar analit dalam
bahan aktif obat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan awal
pembanding sekunder).
4.2.4.2 Bahan aktif obat atau cemaran dalam jumlah yang diketahui
ditambahkan kedalam plasebo. Metode analisis ini akan digunakan
untuk penetapan kadar bahan aktif obat / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.3 Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metode dapat
dilakukan dengan teknik standar adisi, yaitu dengan menambahkan
sejumlah tertentu analit ke dalam produk obat yang telah diketahui
kadarnya. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar bahan
aktif / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.4 Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu ke dalam bahan aktif /
produk obat. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar
cemaran dalam bahan aktif obat dan produk obat.
- 607 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Halaman 6 dari 11
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
98 102%
Confidence interval
2%
4.2.5 Presisi
Dikenal tiga tipe presisi :
4.2.5.1 Keberulangan (Repeatability)
Keberulangan dinilai terhadap :
Keberulangan SISTEM
minimum 6 penentuan pada konsentrasi 100% kadar analit
Keberulangan METODE
minimum 9 penentuan dalam rentang penggunaan metode
analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi yang berbeda,
masing-masing 3 replikasi ), atau
4.2.5.2 Presisi Antara
Dapat menggunakan beberapa operator dengan alat dan hari yang
berbeda.
4.2.5.3 Reprodusibilitas
Menggunakan minimal 2 laboratorium untuk validasi metode analisis,
agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap kinerja
metode analisis.
- 608 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 7 dari 11
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
Persyaratan RSD
(misal)
tidak lebih dari 2%
tidak lebih dari 2%
tidak lebih dari 10%
tidak lebih dari 20%
4.2.6.2
- 609 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Dibuat oleh
..
Tanggal.
4.2.6.3
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 8 dari 11
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
Kurva kalibrasi
o
- 610 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 9 dari 11
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
4.2.7.2
4.2.7.3
Kurva kalibrasi
o
- 611 -
Nama Perusahaan
Prosedur Tetap
VALIDASI METODE ANALISIS
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 10 dari 11
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
- 612 -
Prosedur Tetap
Nama Perusahaan
Halaman 11 dari 11
Dibuat oleh
..
Tanggal.
Departemen
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Tanggal
Seksi
Disetujui oleh
Tanggal
5. Lampiran
5.1 Format Protokol Validasi Metode Analisis*
5.2 Format Laporan Validasi *
Dalam Contoh ini, tidak dilengkapi
6. Dokumen Rujukan
............................................................Tanggal ...........................
7. Riwayat
Versi
No.
Tanggal Berlaku
Alasan
01
xxxxxxxxx
Yang pertama
02
yyyyyyyyyy
Tambahan:
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 613 -
No.
Tanggal..
Mengganti
No.
Tanggal
Lampiran 12.42b
(Contoh)
Disusun oleh :
No. Protokol
:..
Tanggal Berlaku : .....................
Tanggal :
Diperiksa oleh :
Tanggal :
Disetujui oleh :
Tanggal :
- 614 -
1. Tujuan :
Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat secara konsisten
memberikan hasil yang akurat.
2. Ruang Lingkup :
3. Referensi :
4. Parameter Pengujian :
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
1. Uji Kesesuaian Sistem
2. Akurasi
3. Ripitabilitas
4. Presisi Antara
5. Spesifisitas
6. Linearitas dan Rentang
5. Prosedur Pelaksanaan
5.1. Verifikasi :
Lakukan verifikasi dokumen yang terkait dengan validasi.
Lakukan verifikasi status kualifikasi dan kalibrasi dari semua peralatan yang
dipakai.
Lakukan verifikasi pelatihan karyawan yang terkait dengan pelaksanaan validasi
5.2. Pembuatan larutan :
5.2.1. Larutan Induk
Timbang seksama + 160 mg Parasetamol standar dalam labu takar 500 ml lalu
encerkan dengan HCl 0,1N hingga 500 ml.
5.2.2. Larutan standard (100%)
Pipet 10,0 ml larutan induk, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml
5.2.3. Larutan sampel :
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCl 0,1N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya. Pipet 10 ml
dalam labu takar 200 ml, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml.
5.2.4. Larutan plasebo :
Campur semua eksipien Parasetamol Tablet, aduk rata dan gerus halus.
Timbang 225 mg campuran serbuk ke dalam labu ukur 200 ml, tambahkan 100
ml HCl 0,1N sonikasi selama 5 menit, dan tambahkan HCl 0,1N sampai 200
ml.
- 615 -
- 616 -
dari larutan induk yang diambil menggunakan pipe volume, jumlah larutan yang
diambil dan pengenceran yang dilakukan sesuai dengan tabel di bawah ini :
Konsentrasi
[%]
80
90
100
110
120
Larutan induk
dalam 200 ml
[ml]
8
9
10
11
12
Ukur 5 seri larutan dengan konsentrasi yang berbeda tersebut dengan KCKT, panjang
gelombang 276 nm. Kemudian buat garis linearitasnya, hitung "Slope" dan Regresi
linearnya. Kriteria keberterimaan : r2 > 0.999.
5.8. Ketangguhan Robustness
5.8.1. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel yang telah
tersimpan selama 1, 2, 3,4, 5 hari
5.8.2. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel dengan laju
alir + 0,1 ml/menit.
5.8.3. Larutan dinyatakan stabil bila tidak ada perubahan respons baik
waktu Retensi Relatif maupun area / tinggi respons, maksimal deviasi 2%.
5.9.
- 617 -
Lampiran 12.42c
(Contoh)
Disusun oleh :
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
Tanggal :
Tanggal :
Tanggal :
- 618 -
Halaman 2 dari 7
1. Referensi :
4. Peralatan
KCKT no 1.
Tidak ada penyimpangan terhadap Protokol, semua prosedur dilaksanakan sesuai Protokol.
6. Hasil :
6.1
Area terdeteksi
21087640
21081658
21005818
21159472
21192960
20999592
Rata-rata
Standard Deviation
RSD
Angka lempeng teoritis dari kolom
Waktu retensi relative
Faktor ikutan (Tailing factor)
: 21087856,67
: 50491,05
: 0,24%
: 1201
: 2,25 menit
: 0,8
Kriteria keberterimaan :
RSD maksimal 2%
Angka lempeng teoritis dari kolom : minimal : 750
Waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
Faktor ikutan (tailing faktor) : maksimum 2
Kesimpulan : Kriteria Kesesuaian Sistem terpenuhi
- 619 -
Halaman 3 dari 7
6.2
6.3
- 620 -
Halaman 4 dari 7
6.4
Area terdeteksi
Konsentrasi
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
20038460
19940099
20147869
20127910
20014939
19896307
19972009
20168155
20081167
19842464
99,04
98,54
99,57
99,47
98,90
98,31
98,72
99,68
99,26
98,09
Rata-rata
Standard Deviation
RSD
: 98,96
: 0,544
: 0,55%
Area terdeteksi
Analis I
2108764
2108165
2100581
2115947
2119296
2099959
Area terdeteksi
Analis II
2109864
2107139
2112180
2078518
2098059
2097963
: 0,38%
Kesimpulan :
Dari hasil pengujian Presisi (Ripitabilitas dan Presisi Antara) di atas, metode analisis
tersebut dinyatakan tepat untuk pengujian Parasetamol tablet.
- 621 -
Halaman 5 dari 7
6.5
Area terdeteksi
16896725
18878454
21104715
23152434
25322586
Regression : Y = aX + b
a = 0,285356949
b = 0,000004732320
r2 = 0,999735918
Kriteria keberterimaan r2 > 0,999
Kesimpulan :
Kriteria Linearitas dan Rentang telah terpenuhi.
- 622 -
Halaman 6 dari 7
6.6
Konsentrasi
Parasetamol
99,34
99,71
96,86
95,83
96,17
94,53
90,08
89,29
: 3.59%
: 1,87%
RSD (5 hari)
RSD (4 hari)
Kriteria keberterimaan : < 2%
Kesimpulan :
Larutan Parasetamol stabil disimpan selama 4 hari.
7. Laporan Deviasi :
Pada Uji Robustness untuk menentukan stabilitas larutan Parasetamol : tidak dilakukan
penetapan/pengamatan pada larutan yang disimpan selama 2 hari.
Hal tersebut disebabkan pada hari tersebut alat KCKT digunakan untuk melakukan uji
produk lain yang menjadi prioritas.
8. Pembahasan :
Hasil uji Kesesuaian Sistem menunjukkan bahwa sistem KCKT yang dipakai termasuk
kolom, komposisi fase gerak, kecepatan alir telah sesuai untuk melakukan pengujian
kadar parasetamol dengan alat KCKT. Dengan menggunakan sistem ini waktu retensi dari
parasetamol adalah 2,25 menit.
Hasil uji Spesifisitas / Selektivitas menunjukkan bahwa metode yang dipakai cukup spesifik
dan dapat memisahkan parasetamol dari zat tambahan, l.
Uji Akurasi memberikan hasil perolehan kembali rata-rata 100,22% dan RSD = 0,78%
(Kriteria keberterimaan : perolehan kembali 98 102% dan RSD maksimal 2% ) dapat
membuktikan banwa metode cukup akurat.
- 623 -
Halaman 7 dari 7
Ketepatan metode pengujian dibuktikan dengan uji Presisi yang diperoleh dari 2 jenis
pengujian yaitu Ripitabilitas dan Presisi Antara.
Ripitabilitas membuktikan keterulangan metode yang dilakukan untuk menguji 10 sampel
yang berbeda, hasil menunjukkan bahwa ripitabilitas sangat baik yaitu hasil 10 pengujian
menunjukan RSD = 0,55% dibandingkan dengan Kriteria keberterimaan < 2%.
Pengujian Presisi Antara yang digunakan untuk membuktikan keterulangan metode yang
digunakan untuk pengujian bila dilakukan oleh 2 analis yang berbeda menunjukkan hasil
yang baik yaitu RSD dari hasil pengujian 2 analis = 0,38%.
Dua hasil parameter di atas menunjukkan bahwa metode yang dipakai tepat untuk
penetapan kadar parasetamol.
Hasil pengujian linearitas dan rentang membuktikan hasil yang linear (r2 = 0,999) pada
rentang kadar 80 120%.
Pada uji Robustness diketahui bahwa walaupun RSD hasil pengujian 4 hari = 1,87% masih
di bawah Kriteria keberterimaan <2% tetapi telah terjadi penurunan kadar dari parasetamol
sebesar 3% pada hari ke-3. Karena tidak diketahui apakah terjadi penurunan kadar pada
hari ke 2, maka sebaiknya larutan parasetamol tidak disimpan.
Revalidasi dilakukan bila ada perubahan signifikan pada metode analisis misalnya
perubahan fase gerak, perubahan parameter analisis.
11. Lampiran :
11.1 Verifikasi pelatihan dan kualifikasi analis *
11.2 Kromatogram hasil pengujian*
11.3 Laporan Analisis termasuk perhitungan*
* dalam contoh ini tidak dilampirkan
- 624 -
Lampiran 12.45
(Contoh)
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
- 625 -
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 2 dari 5
Penetapan kadar glibenklamida dalam Tablet Glibenklamida No. bets 007 VAMC telah
dilakukan 7 kali sesuai dengan metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP .
Hasil uji dicantumkan dalam tabel di bawah ini :
No. Sampel.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Konsentrasi (mg/ml)
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
Rata-rata
Standard Deviation
Relative Standard Deviation
Luas puncak
1902803
1928083
1911457
1915897
1913312
1897702
1907019
: 1911542,33
: 10617, 22
: 0,555 %
Kriteria Keberterimaan :
Relative Standard Deviation tidak lebih dari 2 % (p 0,05).
Kesimpulan : Presisi memenuhi persyaratan.
Dikerjakan oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
- 626 -
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman 3 dari 5
Telah dilakukan penetapan kadar glibenklamida dari Tablet Glibenklamida no. bets 007
VAMC dalam 3 konsentrasi berbeda masing-masing 3 kali penetapan sesuai dengan
metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP.
Hasil sebagai berikut:
Konsentrasi Glibenklamida
mg/ml
0,320
0,320
0,320
0,400
0,400
0,400
0,480
0,480
0,480
Luas puncak
Perolehan (Recovery)
(%)
1630150
1650485
1677013
1904848
2091215
2293647
2518976
2670144
2600257
99,08
99,32
99,48
100,94
100,06
100,07
101,01
99,99
100,76
80
80
80
100
100
100
120
120
120
:100,08
: 0,7083
: 0,708%
Dikerjakan oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
- 627 -
Disetujui oleh
Tanggal
Dikerjakan oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
- 628 -
Halaman : 4 dari 5
Disetujui oleh
Tanggal
Halaman : 5 dari 5
Sampel
Dikerjakan oleh
Tanggal
Diperiksa oleh
Tanggal
- 629 -
Disetujui oleh
Tanggal
GLOSARIUM
Dalam Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman CPOB ini digunakan definisi berikut;
dalam konteks lain terminologi ini dapat mempunyai makna yang berbeda.
Aferesis (dalam Pembuatan Produk Darah)
Proses memperoleh secara selektif satu komponen atau lebih dari donor dengan cara
mengambil darah lengkap, memisahkannya dengan cara sentrifugasi atau filtrasi ke
masing-masing komponen dan mengembalikan yang tidak diperlukan kepada donor.
Aferesis Platelets (dalam Pembuatan Produk Darah)
Prosedur di mana darah diambil dari donor, kemudian fraksi platelet konsentrat
dipisahkan, dan komponen darah yang tersisa serta plasma residual diinfuskan kembali
ke donor yang sama.
Agens Biologi (dalam Pembuatan Produk Biologi)
Mikroorganisme, termasuk mikroorganisme yang direkayasa secara genetika, kultur sel
dan endoparasit, terlepas apakah patogenis atau tidak.
Akurasi
Kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran atau
analisis. Bias adalah penyimpangan sistematis dari nilai sesungguhnya.
Alat Penghubung Steril
Suatu alat yang menghubungkan dua tabung tanpa memengaruhi sterilitas bagian dalam
alat.
Analisis Risiko
Estimasi risiko yang berkaitan dengan bahaya yang sudah diidentifikasi.
Analisis Tren
suatu metode analisis statitiska yang hasilnya ditujukan untuk melakukan estimasi pada
masa yang akan datang.
Area Pendukung
Area pendukung dalam pabrik di luar area produksi, laboratorium pengawasan mutu,
penyimpanan dan kantor administrasi, misalnya kantin, fasilitas penyimpanan pakaian,
ruang ganti pakaian, bengkel, ruang pemeliharaan hewan dan pencucian pakaian.
Area Terkendali
Area yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat diupayakan
pengendalian dari masuknya udara yang berpotensi mengakibatkan pencemaran dan
mikroba keluar secara tidak sengaja.
Area Terkungkung
Area yang dibangun dan dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara serta
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran ke lingkungan luar oleh
bahan aktif obat berbahaya, radiofarmaka atau agen biologi yang berasal dari dalam
area.
- 630 -
Arsip Spesifikasi Produk (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Arsip referensi yang mengandung, atau merujuk pada arsip yang mengandung seluruh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan konsep rincian instruksi tertulis
untuk pengolahan, pengemasan, uji pengawasan mutu, pelulusan bets dan pengiriman
obat investigasi.
Audit Mutu
Suatu inspeksi dan penilaian independen terhadap seluruh atau sebagian dari sistem
mutu dengan tujuan tertentu untuk meningkatkan sistem mutu tersebut.
Bahan
Istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan bahan awal (bahan aktif obat dan
eksipien), bahan pengemas, bahan pembantu proses, reagensia dan pelarut.
Bahan Awal
Semua bahan, baik bahan aktif obat dan eksipien, yang berubah atau tidak berubah,
yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut akan
tertinggal di dalam produk ruahan.
Bahan / Produk yang Dipulihkan
Sebagian atau seluruh bahan / produk dari bets sebelumnya yang memenuhi persyaratan
mutu yang ditambahkan ke dalam bets lain pada tahap produksi tertentu.
Bahan Pengemas
Tiap bahan, termasuk bahan kemas cetak, yang digunakan dalam proses pengemasan
produk jadi, tetapi tidak termasuk kemasan luar yang digunakan untuk transportasi atau
keperluan pengiriman ke luar pabrik. Bahan pengemas terdiri dari bahan pengemas
primer (bersentuhan langsung dengan produk) dan sekunder.
Bahan Aktif Obat (BAO)
Tiap bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi
dan apabila digunakan dalam pembuatan obat akan menjadi zat aktif obat tersebut.
Bahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau memberikan efek
langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan, pengobatan atau pencegahan
penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
Bahan Pembungkus (dalam Pembuatan Radiofarmaka)
Terdiri dari satu atau lebih wadah dan komponen lain yang penting sebagai pengungkung
wadah dan fungsi keselamatan lain.
Wadah sekali-pakai terbuat dari gelas atau bahan lain yang sesuai, sedangkan
komponen penunjang dapat terdiri dari wadah timbal untuk pelindung radiasi, stirofom,
kaleng dan boks atau drum.
Bahan Ruahan (dalam Pembuatan Produk Darah)
Plasma, serbuk, pasta atau bahan cairan yang dibuat dengan cara fraksionasi dari
kumpulan plasma.
Bahaya
Sumber yang berpotensi menimbulkan kerusakan (pada kesehatan atau produk).
Baku Kerja
Bahan aktif obat dengan kualitas dan kemurnian yang telah ditetapkan dan dibuktikan
dengan cara membandingkan terhadap Baku Pembanding Primer atau Sekunder,
- 631 -
- 632 -
Bets
Sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam
satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu bets adalah
homogenitasnya.
Biogenerator (dalam Pembuatan Produk Biologi)
Suatu sistem tertutup seperti fermentator di mana bahan biologi dimasukkan bersama
bahan lain agar terjadi proses multiplikasi sel atau reaksi yang menghasilkan suatu
bahan lain. Biogenerator biasanya dilengkapi dengan peralatan asesori untuk
pengaturan, pengendalian, penyambungan, penambahan bahan dan pengeluaran bahan.
Bundel Silinder (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Rakitan dari sejumlah silinder yang disatukan dengan ketat dalam satu bingkai dan
dihubungkan satu sama lain dengan manifold, diangkut dan digunakan sebagai satu unit.
Bungkusan (dalam Pembuatan Radiofarmaka)
Produk lengkap setelah proses pembungkusan. Bungkusan terdiri dari radiofarmaka,
bahan pembungkus dan bahan pelindung radiasi yang memenuhi standar keselamatan
pengangkutan dan siap untuk distribusi.
Catatan Sesi (dalam Pembuatan Produk Darah)
Catatan yang menghubungkan rincian pengumpulan atau sesi perolehan kembali yang
relevan langsung kepada nomor donasi. Catatan tersebut berisi informasi bahan kritis
yang digunakan pada donor.
CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah bagian dari pemastian mutu yang
secara konsisten memastikan bahwa produk diproduksi dan dikendalikan untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan pemenuhan ketentuan izin
edar. Tujuan utama dari CPOB adalah menghilangkan risiko yang selalu ada pada saat
pembuatan produk.
Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)
Darah utuh yang diambil dari seorang donor tunggal dan diproses untuk tujuan transfusi
atau pembuatan produk darah.
Detektabilitas (dalam Manajemen Risiko Mutu)
Kemampuan menemukan atau menentukan keadaan, keberadaan fakta bahaya.
Diluluskan atau Disetujui
Status bahan atau produk yang diizinkan untuk digunakan pada pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
Dispensing
Kegiatan menimbang, menghitung dan menyerahkan bahan untuk digunakan dalam
produksi.
Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
- 633 -
Dokumen Perintah (khusus dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)
Dokumen berisikan instruksi untuk membuat, mengemas dan/atau mengirim suatu jumlah
tertentu unit obat investigasi.
Dokumentasi
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berkaitan dengan pembuatan obat.
Donor (dalam Pembuatan Produk Darah)
Seseorang dengan kesehatan normal dan riwayat medis baik yang dengan sukarela
memberikan darah atau plasma untuk tujuan terapi.
Eksipien
Suatu bahan, bukan berupa zat aktif, yang telah dievaluasi dengan benar keamanannya
dan termasuk dalam sistem pengantaran obat (drug delivery system) untuk:
membantu dalam memroses sistem pengantaran obat selama pembuatan obat
tersebut;
melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas obat, ketersediaan hayati
(bioavailability), atau akseptabilitas pasien;
membantu identifikasi produk; atau
meningkatkan atribut lain yang berkaitan dengan keamanan dan efektifitas obat
selama penyimpanan atau penggunaan.
Eluat Generator Radionuklida (dalam Pembuatan Radiofarmaka)
Larutan yang mengandung radionuklida anak yang diperoleh dari elusi generator
radioisotop.
Elusi (dalam Pembuatan Radiofarmaka)
Suatu metode untuk mengeluarkan zat teradsorpsi dari bahan padat pengadsorpsi
(seperti resin penukar ion) dengan menggunakan cairan.
Enclosure (dalam Pembuatan Radiofarmaka; lihat juga Glove Box)
Suatu struktur yang terdiri dari ruangan yang dikungkung untuk maksud tertentu.
Endotoksin
Bagian dari membran luar dinding sel bakteri Gram negatif, dan suatu molekul kompleks
dengan berat molekul tinggi yang terdiri dari lipid A, inti polisakarida (lipopolisakarida) dan
rantai antigenik spesifik-O, yang menimbulkan demam apabila diinjeksikan ke dalam
tubuh manusia atau mamalia lain. Lihat juga Pirogen.
Evakuasi (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Menghilangkan sisa gas yang terdapat dalam wadah dengan cara memvakumkan.
Evaluasi Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)
Perbandingan risiko yang diestimasi terhadap risiko yang diketahui kriteria risikonya
menggunakan skala kuantitatif atau kualitatif untuk menetapkan signifikansi risiko.
Faktor VIII yang Dikriopresipitasi (dalam Pembuatan Produk Darah)
Preparat mentah mengandung Faktor VIII yang diperoleh dari unit tunggal (atau
kumpulan kecil) plasma darah yang diperoleh dari darah utuh atau dengan cara
plasmaferesis, melalui proses yang melibatkan pembekuan, pencairan kembali dan
presipitasi.
- 634 -
uji
- 635 -
- 636 -
- 637 -
- 638 -
- 639 -
Derajat rangkaian sifat yang melekat pada produk, sistem atau proses yang
memenuhi persyaratan (lihat pengertian khusus untuk mutu bahan aktif obat dan
obat).
- 640 -
bentuk yang telah diotorisasi, atau apabila digunakan untuk indikasi yang tidak diotorisasi
atau untuk mendapatkan informasi tambahan tentang bentuk yang telah diotorisasi.
Pabrik Pemisahan Komponen Udara (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Pabrik pemisahan komponen udara mengambil udara dari atmosfer dan melakukan
pemisahan komponen udara ke gas oksigen, nitrogen dan argon melalui proses
purifikasi, pembersihan, kompresi, pendinginan, pencairan dan distilasi.
Pelepasan Tekanan (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Melepaskan tekanan hingga mencapai tekanan atmosfer.
Pelulusan Produk
Proses yang memungkinkan suatu produk dikeluarkan dari status karantina dengan
menggunakan sistem dan prosedur untuk menjamin produk jadi tersebut memenuhi
spesifikasi pelulusannya.
Pemangku Kepentingan
Individu, kelompok, atau organisasi yang dapat memengaruhi, dipengaruhi atau
menerima risiko. Pembuat keputusan mungkin pemangku kepentingan juga. Pemangku
kepentingan utama yang dimaksud dalam pedoman ini adalah pasien, tenaga profesi
kesehatan, Badan POM, dan industri.
Pemantauan Mutu
Bagian dari program pemastian mutu yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
peningkatan mutu khususnya mengenai pelaksanaan identifikasi dan penggunaan
indikator untuk mendeteksi variasi dari standar atau spesifikasi.
Pemasok
Agen, perantara, distributor, industri atau pedagang yang menyediakan obat dan bahan
atas permintaan. Apabila memungkinkan, para pemasok harus mempunyai izin dari
instansi yang berwenang.
Pemasok yang Disetujui
Pemasok bahan awal yang diketahui asal-usulnya, diakui dan dapat dipercaya
berdasarkan pengalaman dari pasokan yang seluruhnya memenuhi spesifikasi, dikemas
dengan benar serta utuh pada saat penerimaan dan bila mungkin juga didasarkan pada
proses penilaian pemasok.
Pemastian Mutu
Seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan dalam sistem mutu dan
dilakukan sesuai kebutuhan untuk meyakinkan bahwa suatu barang akan memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan.
Pembuangan Limbah (dalam Pembuatan Radiofarmaka)
Penempatan limbah zat radioaktif di dalam fasilitas yang sesuai tanpa tujuan untuk
digunakan kembali.
Pembuat Keputusan (dalam Manajemen Risiko Mutu)
Personil yang kompeten serta berwewenang untuk membuat keputusan Manajemen
Risiko Mutu yang tepat dan tepat waktu.
- 641 -
- 642 -
- 643 -
- 644 -
- 645 -
- 646 -
Prosedur
Uraian kegiatan yang harus dilakukan serta peringatan yang harus diperhatikan, baik
yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pembuatan obat.
Randomisasi (dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)
Suatu proses yang menetapkan subyek percobaan menjadi kelompok yang mendapat
perlakuan atau kelompok yang dikendalikan (kontrol) dengan menggunakan suatu unsur
kesempatan dalam rangka menentukan perlakuan yang akan mengurangi bias.
Rekonsiliasi
Perbandingan nilai ketidakcocokan jumlah bahan-bahan masuk dan keluar sesudah
selesai suatu proses atau serangkaian proses produksi.
Revalidasi
Suatu pengulangan validasi proses untuk memastikan bahwa perubahan proses /
peralatan dilakukan sesuai prosedur pengendalian perubahan dan tidak memengaruhi
karakteristik proses dan mutu produk.
Risiko (dalam Manajemen Risiko Mutu)
Kombinasi kemungkinan kejadian yang membahayakan dengan tingkat keparahan
kejadian.
Ruang Bersih
Ruang atau area di bawah pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran
partikulat dan mikroba pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstruksi dan penggunaan
area ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan
tertahannya cemaran dalam ruang atau area.
Ruang Penyangga Udara
Ruang tertutup berpintu dua atau lebih yang dihubungkan ke dua atau lebih ruang lain
yang berbeda kelas kebersihan dan dimaksudkan untuk mengendalikan aliran udara saat
pintu dari ruang lain terbuka.
Suatu ruang penyangga udara dapat digunakan sebagai tempat lewatnya personil atau
bahan yang akan digunakan produksi, dalam hal terakhir ini ruang penyangga udara
disebut juga kotak penyangga. Ruang penyangga udara dapat juga berfungsi sebagai
ruang antara menuju ruang bersih tempat penanganan barang steril.
Ruang Steril atau Daerah Steril
Lihat Ruang Bersih.
Sampel Representatif
Sampel yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan
yang diambil sampel.
Sanitasi
Pengendalian higiene terhadap proses produksi, termasuk bangunan, peralatan dan
penanganan bahan.
Serum
Bagian cairan dari darah atau plasma yang dikoagulasi.
- 647 -
Siklus-hidup Produk
Seluruh tahap dalam usia produk mulai dari pengembangan awal melalui pemasaran,
sampai produk tersebut tidak diedarkan lagi.
Silinder (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Wadah yang didesain untuk menyimpan gas pada tekanan tinggi.
Sistem
Suatu kelompok peralatan dengan suatu maksud / tujuan yang sama.
Sistem Bank Sel (dalam Pembuatan Produk Biologi)
Sistem di mana bets berurutan dari suatu produk dibuat dengan proses pembiakan sel
yang berasal dari satu bank sel induk yang memiliki identitas lengkap serta bebas
cemaran. Sejumlah wadah dari bank sel induk digunakan untuk mendapatkan sebuah
bank sel kerja. Sistem bank sel divalidasi tingkat pasasenya atau jumlah penggandaan
populasinya di luar jumlah yang diperoleh selama produksi rutin.
Sistem Lot Benih (dalam Cara Pembuatan Produk Biologi)
Sistem di mana pembuatan bets produk dari Lot Benih Induk yang sama dengan jumlah
pasase yang telah ditentukan.
Vaksin yang digunakan dalam uji klinik dibuat dari Lot Benih Kerja yang diperoleh dari
beberapa kali pasase Lot Benih Induk.
Produk akhir (vaksin dalam produksi rutin) dibuat dari Lot Benih Kerja yang diperoleh dari
beberapa kali pasase Lot Benih Induk yang sama. Jumlah pasase dari Lot Benih Induk
sampai menjadi produk akhir tidak boleh melebihi jumlah pasase untuk membuat vaksin
yang digunakan dalam uji klinis yang telah terbukti memuaskan baik dari aspek
keamanan dan kemanfaatan.
Asal dan riwayat pasase Lot Benih Induk dan Lot Benih Kerja dicatat.
Sistem Mutu
Gabungan semua aspek dalam suatu sistem yang melaksanakan kebijakan mutu serta
memastikan sasaran mutu terpenuhi.
Sistem Pemastian Sterilitas
Totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan sterilitas bets
produk jadi.
Sistem Terbuka (dalam Pembuatan Produk Darah)
Sistem tertutup yang telah dilanggar namun seluruh upaya dilakukan untuk
mempertahankan sterilitas sistem dengan cara menggunakan bahan steril dan teknik
penanganan aseptik di dalam suatu area bersih.
Sistem Tertutup (dalam Pembuatan Produk Darah)
Suatu sistem (seperti sistem kemasan ganda) yang rakitannya sudah terdaftar, dibuat
dalam kondisi bersih, terlindung dari lingkungan luar dan disterilisasi dengan metode
yang disetujui. Di luar dari persyaratan pengambilan /pemulihan, seperti dalam
pelaksanaan venepuncture untuk mengambil darah, keutuhan rakitan tidak boleh
dilanggar. Apabila komponen sistem saling berhubungan (misalnya untuk melaksanakan
aferesis), maka hubungan tersebut dapat dikategorikan sebagai sistem tertutup selama
dapat ditunjukkan bahwa proses penyambungan dan penyegelan dua kemasan tidak
menimbulkan kemungkinan terjadinya pencemaran mikorba pada produk dalam tiap
kemasan.
- 648 -
- 649 -
Tanggal Pembuatan
Tanggal yang ditentukan untuk
pembuatannya.
- 650 -
- 651 -
INDEKS LAMPIRAN
Bab
BAB 1
Judul Lampiran
Nomor
Halaman
Lampiran
MANAJEMEN MUTU
(Contoh) Kebijakan Mutu
1.2f
1.2k.1
1.2k.2
12
15
17
BAB 2
18
1.2l
19
22
24
25
1.5a
26
1.5b
28
32
PERSONALIA
(Contoh) Struktur Organisasi - Model A
2.4a
48
2.4b
49
2.4c
50
2.4d
51
2.5
52
55
2.10a
61
2.10b
64
- 652 -
58
Bab
Judul Lampiran
(Contoh) Jadwal Pelatihan Individual
2.10c
66
2.10d
67
3.3
3.5a
75
77
3.5b
78
3.6a
80
3.6b
81
3.6c
82
3.6d
83
3.9
84
3.15
85
3.19
87
3.20
88
89
90
3.29
92
3.34
93
3.38
94
3.43
95
4.8a
101
4.8b
103
4.8c
104
4.10a
105
BAB 3
BAB 4
Nomor
Halaman
Lampiran
91
PERALATAN
- 653 -
Bab
Judul Lampiran
-
BAB 5
Nomor
Halaman
Lampiran
109
110
4.10b
112
4.10c
114
4.10d
115
4.16
116
4.19a
117
4.19b
120
4.19c
121
4.22
122
4.23
125
5.1a
131
5.1b
134
5.2
143
5.4
145
5.5
148
5.6
149
5.8
151
5.10a
152
5.10b
154
5.10c
155
5.15a
156
5.15b
157
5.19
158
5.20a
162
- 654 -
Bab
Judul Lampiran
Daftar Bahan Disinfektan untuk Sanitasi
5.20b
166
5.20c
171
5.27
172
6.2a
192
6.2b
194
6.9
197
6.13
199
BAB 6
Nomor
Halaman
Lampiran
PRODUKSI
206
209
210
212
215
216
217
218
214
6.19
220
6.34
221
6.49
223
6.58
224
6.69
225
6.79
227
6.90
229
6.107a
230
- 655 -
219
Bab
Judul Lampiran
(Contoh) Protap Sanitasi Sistem Penyimpanan dan
Sanitasi Purified Water (Air Murni)
- Catatan Sanitasi Sistem Loop Air Murni
BAB 7
Nomor
Halaman
Lampiran
6.107b
233
235
6.123
236
6.130a
239
6.130b
240
6.131
241
6.132
242
6.142
243
6.163
246
249
6.166
250
6.167
252
6.168
258
6.171
260
6.174
263
6.175
267
6.177
268
6.193
270
7.6a
280
7.6b
282
7.7.1
284
7.7.2
286
PENGAWASAN MUTU
- 656 -
Bab
Judul Lampiran
(Contoh) Program Kalibrasi Peralatan Laboratorium
Nomor
Halaman
Lampiran
7.7.3
288
7.7.4
290
7.7.5
291
7.7.6
293
7.7.7
294
7.8b.1
296
7.8b.2
297
7.8b.3
298
7.9
299
7.22
302
310
314
311
312
313
315
7.24
316
7.26
321
7.36
326
7.41b.1
328
7.41b.2
331
7.41b.3
334
7.41b.4
337
- 657 -
Bab
BAB 8
BAB 9
Judul Lampiran
Nomor
Halaman
Lampiran
8.1
342
8.1.1
345
8.1.2
349
8.1.3
352
8.1.4
355
8.1.5
360
8.1.6
362
8.1.7
365
8.1.8
369
8.1.9
373
8.3.1
377
8.3.2
378
8.4
379
8.6
385
8.9
390
9.2
401
9.3
404
9.11
406
9.14
408
- 658 -
Bab
BAB 10
Judul Lampiran
DOKUMENTASI
Daftar Dokumen Yang Diperlukan
BAB 11
Nomor
Halaman
Lampiran
10.1
413
10.10
415
10.11
416
10.13
417
10.15
418
10.16
425
10.17
442
10.a
456
10.b
459
11.1a
465
476
477
480
479
11.1b
483
492
493
494
495
- 659 -
11.5
496
Bab
BAB 12
Judul Lampiran
Nomor
Halaman
Lampiran
12.1
507
510
12.1c
513
12.5a
514
12.5b
538
12.8a
540
12.8b
546
12.11a
548
12.11b
553
12.12
555
12.14
566
12.16a
568
12.16b
574
12.16c
577
12.16d
580
12.35a
583
12.35b
594
- 660 -
511
599
12.38
602
12.42a
603
12.42b
614
12.42c
618
Bab
Judul Lampiran
(Contoh) Laporan Verifikasi Penetapan Kadar
GLOSSARIUM
Nomor
Halaman
Lampiran
12.45
625
630
- 661 -