Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
MEA atau singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah system perdagangan bebas
atau free trade yang dilakukan oleh Negara Negara ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk
Indonesia telah menyetujui perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut.
Kehadiran perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara diyakini akan memberikan peluang
sekaligus tantangan bagi perekonomian Indonesia, tak terkecuali bagi industri keuangan syariah.
Memang, tidak mudah mengembangkan keuangan syariah Indonesia untuk dapat bersaing dan
beroperasi di lintas negara ASEAN mengingat industri keuangan syariah Indonesia merupakan
pendatang baru jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia yang sudah lebih
dulu mengembangkan keuangan syariah. Apalagi, keuangan syariah di negeri ini masih
menghadapi berbagai kendala yang bisa menjadi penghambat pengembangan keuangan syariah
di masa mendatang.

B. Rumusan Masalah
1. Penjelasan Tentang Lembaga Keuangan Syariah
2. Penjelasan Tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN
3. Pembahasan Tentang Apa Saja Peluang Dan Tantangan LKS Dalam Menghadapi
MEA

BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Lembaga Keuangan Syariah


Pengertian Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau
institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial assets)
maupun non-financial asset atau aset riil berlandaskan konsep syariah.
Lembaga keuangan syariah dapat dibedakan menjadi dua,yaitu: lembaga keuangan depositori
syariah (depository financial instituation syariah) yang disebut lembaga keuangan bank syariah
dan lembaga keuangan syariah non depositori (non depository financial instituation syariah)
yang disebut lembaga keuangan syariah bukan bank. Peranan kedua lembaga keuangan syariah
tersebut adalah sebagai perantara keuangan (financial intermedition) antara yang pihak kelebihan
dana atau unit surplus (ultimate lenders) dan pihak yang kekurangan dana atau unit deficit
(ultimate borrowers).
Lembaga keuangan syariah non depositori (bukan bank) dekolompokkan menjadi tiga
bagian,antara lain bersifat kontraktual (contractual instituations),yaitu menarik dana dari
masyarakat dengan menawarkan dana untuk memproteksi penabuang terhadap resiko
ketidakpastian. Berikutnya adalah lembaga keuangan investasi syariah (syariah investment
instituation),yaitu lembaga keuangan syariah yang kegiatannya melakukan investasi di pasar
uang syariah dan pasar modal syariah. Bagian ketiga adalah pegadaian syariah,Baitul Mal wat
Tamwil (BMT),Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS),koperasi pesantren (kopentren),perusahaan
modal ventura syariah (syariah finance company) yang menawarkan jasa sewa guna usaha
(leasing),kartu kredit (credit card).
Lembaga Keuangan Syariah adalah lembaga keuangan yang menjalankan aktifitas-aktifitasnya
atau kegiatannya dengan berlandaskan prinsip syariah.
12

1 Ahmad Rodoni (dkk), Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta Timur: Bestari Buana Murni, 2008, 6-7
2Ibid hal.8
2

Adanya bank atau lembaga keuangan syariah merupakan bentuk perjuangan umat Islam
Indonesia dalam pemikiran ekonomi yang menginginkan adanya lembaga keuangan yang
beroperasi sesuai dengan syariah Islam. Lembaga Keuangan Syariah sebagai bagian dari Sistem
Ekonomi Syariah, dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari saringan
Syariah. Oleh karena itu, Lembaga Keuangan Syariah tidak akan mungkin membiayai usahausaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan, proyek yang menimbulkan
kemudharatan bagi masyarakat luas, berkaitan dengan perbuatan asusila, perjudian, peredaran
narkoba, senjata illegal, serta proyek-proyek yang dapat merugikan syiar Islam. Untuk itu dalam
struktur organisasi Lembaga Keuangan Syariah harus terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
yang bertugas mengawasi produk dan operasional lembaga tersebut.
Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syraiah
Dalam operasionalnya, Lembaga Keuangan Syariah berada dalam koridor prinsip-prinsip:

Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan resiko

yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak yang terlibat.


Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna dana,
serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling bersinergi

(dalam dana dan skill) untuk memperoleh keuntungan bersama.


Transparansi, lembaga keuangan syariah akan memberikan laporan keuangan secara

terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui kondisi dananya.
Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam
masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Peranan LKS Dalam Proses Intermediasi

Sebagai lembaga intermediasi, lembaga keuangan syariah memiliki peran yang sangat strategis,
antar lain:

Pengalihan aset (aset transmutation). Bank syariah dan lembaga keuangan syariah
bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam
jangka tertentu yang telah disepakati. Pengalihan aset dapat juga terjadi jika bank
syariah dan lembaga keuangan syariah bukan bank menerbitkan sekuritas sekunder yang
diterbitkan oleh unit defisit.

Likuiditas, berhubungan dengan kemampuan memperoleh uang tunai pada saat

dibutuhkan.
Relokasi, pendapatan banyak individu menyisihkan dan merealokasikan pendapatannya

untuk persiapan menghadapi waktu yang akan datang.


Transaksi, lembaga keuangan syariah memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku

ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa.


Efesiensi, lembaga keuangan syariah dapat menurunkan biaya transaksi dengan
jangkauan pelayanannya juga memperlancar serta mempertemukan pihak-pihak yang
saling membutuhkan.

B. MASYARKAT EKONOMI ASEAN


Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN
MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola
mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau
free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah
menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang
hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN
ECONOMIC COMMUNITY.
Awal mula MEA berawal pada KTT yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada tanggal 1997
dimana para pemimpin ASEAN akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN
dengan menjadi suatu kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan
ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi
(ASEAN Vision 2020). kemudian dilanjutkan pada KTT bali yang terjadi pada bulan Oktober
pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN mengaluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi
ASEAN atau MEA akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun
2020, ASEA SECURITY COMMUNITY dan beberapa komunitas sosial Budaya ASEAN
merupakan dua
3

3 http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/

pilar yang tidak bisa terpisahkan dari komunitas ASEA. Seluruh pihak diharapkan agar dapat
bekerja sama secara kuat didalam membangun komunitas ASEAN di tahun 2020.
Ciri Ciri Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN
ASEAN Economic Community (AEC) merupakan realisasi tujuan akhir dari integrasi
ekonomi yang tertuang dalam Visi 2020, dan didasarkan pada konvergensi kepentingan negara
anggota ASEAN untuk memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada. Komunitas ini
akan membentuk ASEAN sebagai pasar global dan basis produksi tunggal membuat kawasan
ASEAN lebih dinamis dengan mekanisme serta upaya untuk memperkuat pelaksanaan baru yang
ada inisiatif ekonomi, memfasilitasi pergerakan bisnis, melakukan percepatan integrasi regional
di sektor-sektor prioritas, tenaga kerja terampil dan bakat dan memperkuat kelembagaan
mekanisme ASEAN.
Adapun bentuk kerjasamanya ialah

Pengembangan pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas


Pengakuan terkait kualifikasi profesional
Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.
Memilik langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
Meningkatkan infrastruktur.
melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
Memperpadukan segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat mempromosikan

sumber daerah.
meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau Masyarakat
Ekonomi ASEAN.

Pentingnya digalakkannya perdagangan eksternal kepada ASEAN dan keperluan dalam


komunitas ASEAN yang secara keseluruhan untuk tetap dapat menatap kedepan.
Adapun ciri-ciri utama MEA

Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.


Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
Basis dan pasar produksi tunggal.

Ciri-ciri ini akan sangat saling berkaitan dengan kuat. Dengan memasukkan pada unsur-unsur
yang paling dibutuhkan dari setiap masing-masing ciri-ciri dan mesti dapat memastikan untuk
konsisten dan adanya keterpaduan dari unsur-unsur dan pelaksanaannya yang tepat dan bisa
saling mengkoordinasi antara para pemangku kekuasaan atau kepentingan yang punya relevansi.
C. PELUANG DAN TANTANGAN LKS TERHADAP MEA
Peluang LKS
MEA dapat memberikan peluang untuk mengembangkan pasar bagi industri keuangan syariah,
sehingga industri keuangan syariah bisa beroperasi lintas negara Asean. Dalam menghadapi
MEA 2015, LKS juga menerapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung industri keuangan
syariah Indonesia.
langkah yang harus disiapkan oleh LKS dalam menghadapi MEA
adalah pertama,mengembangkan kerangka regulasi yang mendukung pengembangan pasar
modal dan Industri Keuangan Syariah syariah. Kedua, mengembangkan produk pasar modal dan
jasa keuangan syariah.
Selain dua strategi itu, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) juga mengupayakan kesetaraan produk
keuangan syariah dengan produk konvensional, meningkatkan pengembangan sumber daya
manusia di Industri Keuangan syariah, serta mendorong peningkatan kualitas tata kelola
perusahaan yang baik.
Tantangan LKS
Kita telah ketahui bersama kalau MEA merupakan persetujuan dari semua anggota dari Negara
ASEAN dalam menjalani kegiatan ekonomi dalam bentuk Pasar Bebas. Sebagai Lembaga yang
kegiatannya di bidang keungan syariah yang menghimpun atau menyalurkan Dana dengan
4

prinsip syariah, LKS selain mempunyai peluang sudah pasti akan menuai tantangan dalam

menghadapi MEA.
4 http://albahjahonline.com/index.php/2016-02-12-00-08-35/keluarga/item/68-tantangan-industrikeuangan-syariah-menghadapi-mea
6

beberapa tantangan yang harus menjadi perhatian dalam pengembangan industri jasa keuangan
syariah Indonesia. Pertama, tingkat market share dan profitabilitas industri keuangan syariah kita
masih relatif rendah dibanding yang konvensional. Rata-rata ROA perbankan syariah kita dua
tahun terakhir baru mencapai 2,4 persen. Sedangkan perbankan konvensional mencapai 3,1
persen. Sementara itu, market share perbankan syariah dan IKNB syariah masing-masing baru
mencapai 5 persen dan 10 persen.
Tantangan berikutnya adalah masih rendahnya literasi keuangan masyarakat kita terhadap produk
dan jasa keuangan yang ditawarkan lembaga keuangan syariah. Selain itu, masih terbatasnya
ahli-ahli produk dan jasa keuangan syariah, terutama untuk mendukung inovasi produk/jasa
keuangan syariah dan mengevaluasi kelayakan pembiayaan proyek-proyek strategis. Tantangan
yang lain adalah masih belum optimalnya pembiayaan bagi proyek-proyek strategis seperti
proyek-proyek infrastruktur pemerintah, energi dan eksploitasi sumber daya alam, serta
transportasi dan komunikasi.
Oleh karena itu, untuk menjaga momentum pertumbuhan industri jasa keuangan syariah di
Indonesia, OJK dan seluruh stakeholder terkait akan terus melakukan berbagai upaya strategis
dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pertama, OJK akan secara terus-menerus
melakukan edukasi dan capacity building bagi industri jasa keuangan syariah Indonesia. Kedua,
OJK harus mendorong terciptanya sinergi dan kerja sama di antara pelaku pasar di industri
keuangan syariah, yaitu pasar modal syariah, perbankan syariah, asuransi syariah, koperasi
syariah, dan lembaga keuangan mikrosyariah lainnya.
Ketiga, OJK akan mendorong penguatan infrastruktur manajemen risiko dan budaya risiko di industri untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya gejolak/volatilitas ekonomi di masa depan.
Keempat, OJK bakal secara kontinu menyiapkan kerangka regulasi serta pengaturan dan
pengawasan terhadap industri jasa keuangan syariah. Kelima, OJK akan terus meningkatkan
kerja sama dengan semua pihak, baik di level domestik maupun internasional, untuk senantiasa
mengikuti arah perkembangan kebijakan keuangan syariah di dunia internasional.

5http://www2.jawapos.com/baca/opinidetail/8786/industri-keuangan-syariah-menghadapi-meaenghadapi-mea

Saat ini OJK juga sedang menyusun masterplan pengembangan keuangan syariah. Dengan
begitu, pengembangan industri jasa keuangan syariah Indonesia ke depan dapat dilaksanakan
secara optimal. Khususnya dalam menyambut era MEA 2015 untuk IKNB syariah dan pasar
modal syariah serta MEA 2020 untuk perbankan syariah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Lembaga keuanagan syariah adalah lembaga yang berperan dalam bidang keuangan yang
menyalurkan dana dan menyimpan dana dengan berlandaskan prinsip syariah adapun MEA atau
singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah perdagangan bebas yang dilakukan oleh
para anggota Negara ASEAN.
Lembaga keuangan syariah dalam menghadapi MEA akan menuai Peluang dan tantangan dan
dari peluang dan tantangan tersebut, diharapkan LKS yang ada di Negara kita Indonesia bisa
lebih maju dan mampu bersaing dengan LKS dari Negara Negara lain , seperti Malaysia ,
Thailand , singapura dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman, Ekonisia:
Yogyakarta, 2006.
Iswardono, Uang Dan Bank, BPFE: Yogyakarta, 1999.
9

Buku Dasar Ekonomi. Muhammad Maulana DKK, hal.110-113


Ahmad Rodoni (dkk), Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta Timur: Bestari Buana Murni, 2008,
hal. 6-7
http://www.katabidan.com/2015/01/pengertian-definisi-mea-asean.html
http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/
http://www.liputan6.com/tag/perdagangan-bebas-asean
http://albahjahonline.com/index.php/2016-02-12-00-08-35/keluarga/item/68-tantangan-industrikeuangan-syariah-m http://www2.jawapos.com/baca/opinidetail/8786/industri-keuangan-syariahmenghadapi-meaenghadapi-mea

10

Anda mungkin juga menyukai