TEORI
A.
Definisi
Down
Syndrome
Down Sindrom (Down syndrome) adalah suatu kondisi
keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan
adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk
akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat
terjadi pembelahan. Kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada
berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi
klinis yang cukup khas.
Kromosom adalah merupakan serat-serat khusus yang terdapat
didalam setiap sel didalam badan manusia dimana terdapat bahan-bagan
genetik yang menentukan sifat-sifat s1eseorang. Selain itu down syndrom
disebabkan oleh hasil daripada penyimpangan kromosom semasa konsepsi.
Ciri utama daripada bentuk ini adalah dari segi struktur muka dan satu atau
ketidakmampuan fisik dan juga waktu hidup yang singkat.
Menurut JW. Chaplin (1995), down syndrome adalah satu kerusakan
atau cacat fisik bawaan yang disertai keterbelakangan mental, lidahnya
tebal, dan retak-retak atau terbelah, wajahnya datar ceper, dan matanya
miring. Sedangkan menurut Kartini dan Gulo (1987), down syndrome adalah
suatu bentuk keterbelakangan mental, disebabkan oleh satu kromosom
tambahan.[2] IQ anak down syndrome biasanya dibawah 50, sifat-sifat atau
ciri-ciri fisiknya adalah berbeda, ciri-ciri jasmaniahnya sangat mencolok,
salah satunya yang paling sering diamati adalah matanya yang serong ke
atas. Sedangkan, dari segi sitologi, down syndrome dapat dibedakan menjadi
2 tipe, yaitu:
a.
struktur
kromosom,
disebabkan
karena
suatu
potongan
kromosom
dirinya
sendiri.
melatih
keterampilan
motoriknya,
misalnya
bagaimana
cara
memegang bayi, melatih anak untuk duduk dan berjalan sendiri. Hal ini
dilakukan
karena
anak-anak
down
syndrome
seringkali
mengalami
Syndom
dapat
dicegah
dengan
melakukan
pemeriksaan
kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulanbulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak
dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus
dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki
risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi. Sindrom down
tidak bisa dicegah, karena Down Syndrom merupakan kelainan yang
disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosm 21 yang
harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti, yang
dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi
risiko untuk terjadinya Down Sydrom. Diagnosis dalam kandungan bisa
dilakukan,
Untuk
diagnosis
mendeteksi
pasti
adanya
dengan
analisis
kelainan
pada
kromosom
kromosom,
dengan
ada
cara
beberapa
Dalam prosedur ini, bukan cairan ketuban yang diambil, jumlah kecil jaringan
diambil dari plasenta muda (juga disebut lapisan chorionic). Sel-sel ini berisi
kromosom janin yang dapat diuji untuk sindrom Down. Sel dapat dikumpulkan
dengan cara yang sama seperti amniosentesis, tetapi metode lain untuk
memasukkan sebuah tabung ke dalam rahim melalui vagina.
Pemeriksaan kromosom
Ekokardiogram (ECG)
Ultrasonografi (USG)
Amniosentesis
Prosedur ini digunakan untuk mengambil cairan ketuban, cairan yang ada di
rahim. Ini dilakukan di tempat praktek dokter atau di rumah sakit. Sebuah
jarum dimasukkan melalui dinding perut ibu ke dalam rahim, menggunakan
USG untuk memandu jarum. Sekitar satu cairan diambil untuk pengujian.
Cairan ini mengandung sel-sel janin yang dapat diperiksa untuk tes
kromosom. Dibutuhkan sekitar 2 minggu untuk menentukan apakah janin
sindrom Down atau tidak. Amniosentesis tidak dianjurkan sebelum minggu
ke-14 kehamilan karena risiko komplikasi lebih tinggi dan kehilangan
kehamilan.
E.
cacatnya pada sel benih yang dibawa dari dalam kandungan. Untuk
membantu mempercepat kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak,
penderita ini bisa dilatih dan dididik menjadi manusia yang mandiri untuk
bisa melakukan semua keperluan pribadinya sehari-hari seperti berpakaian
dan buang air, walaupun kemajuannya lebih lambat dari anak biasa, dengan
terapi khusus, diantaranya yaitu:
1) Terapi wicara
Suatu terapi yang di pelukan untuk anak DS atau anak bermasalah
dengan keterlambatan bicara, dengan deteksi dini di perlukan untuk
mengetahui
seawal
mungkin
menemukan
gangguan
kemampuan
Dengan
melatih anak down syndrome, diharapkan mereka memiliki skill yang makin
lama makin berkembang dan mereka diharapkan dapat mengurus dirinya
sendiri
dengan
aktivitas-aktivitas
yang
sederhana.
PEMBAHASAN
1.
dilihat dari secara fisik menunjukkan ciri ciri yang sama dengan penderita
down sindrom lainnya. Gangguan down sindrom ini disebabkan oleh kelainan
susunan kromosom ke-21, dari 23 kromosom manusia. Pada manusia normal,
23 kromosom tersebut berpasang-pasangan hingga jumlahnya menjadi 46.
Pada penderita down syndrome, kromosom nomor 21 tersebut berjumlah tiga
(trisomi), sehingga totalnya menjadi 47 kromosom. Jumlah yang berlebihan
tersebut mengakibatkan kegoncangan pada sistem metabolisme sel, yang
akhirnya memunculkan down syndrome.
Awalnya orang tuanya belum mengetahui bahwa klien mengalami
gangguan
down
syndrome.
Kelainan
tersebut
diketahui
sejak
klien
mengalami batuk pilek. Pada waktu itu, klien di bawa ke dokter spesialis anak
RSUD Sardjito, dan dokter mengatakan bahwa klien mengalami gangguan
down sindrom. Hal ini dibuktikan juga dengan bentuk fisik klien yang berbeda
dengan anak lain pada umumnya. Dia memiliki ciri-ciri fisik diantaranya
bentuk kepalanya yang relatif kecil, matanya agak sipit, bentuk hidungnya
lebar dan datar, mulutnya selalu terbuka, dan selalu mengeluarkan air liur.
Rambutnya hitam agak kecoklat-coklatan, kulitnya sawo matang, tangan dan
kakinya terlihat lebar dan tumpul, dan giginya kecil-kecil.
2.
melakukan berbagai upaya untuk menangani klien, salah satunya yaitu chekup rutin sebulan sekali ke RSUD Sardjito untuk melakukan terapi. Terapi yang
diberikan untuk anak penderita down syndrome adalah terapi balon yakni
terapi dengan menggunakan balon besar sehingga klien dapat meloncatloncat diatas balon tersebut. Namun terapi itu hanya dilakukan bebrapa kali
saja karena biaya terapinya mahal dan orang tuanya tidak sanggup.
Kemudian orang tuanya memutuskan untuk merawat dan melatih sendiri
dirumah. Selain itu, terapi fisik juga dilakukan orangtua klien yaitu dengan
memasukan dia ke sekolah luar biasa Marsudi Putra 1 dengan tujuan agar
anaknya juga mengenal pendidikan dan agar anaknya bisa berkembang
secara optimal, karena di SLB setiap hari rabu diadakan senam dengan
iringan
musik
dan
jalan-jalan
bersama.
karena
lagu-lagu
seperti
ini
diikuti
oleh
gerakan-gerakan.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Down Syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan
perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas
perkembangan kromosom. Penyakit down sindrom merupakan penyakit yang
disebabkan karena kromosom yang gagal berpisah pada fase profase, bukan
merupakan penyakit keturunan.
Ciri-ciri fisik diantaranya bentuk kepalanya yang relatif kecil, matanya
agak sipit, bentuk hidungnya lebar dan datar, mulutnya selalu terbuka, dan
selalu mengeluarkan air liur. Rambutnya hitam agak kecoklat-coklatan,
kulitnya sawo matang, tangan dan kakinya terlihat lebar dan tumpul, dan
giginya kecil-kecil.
Penanganan untuk anak down syndrome yaitu berupa Terapi fisik
dengan terapi treadmill, dapat pula dilakukan beberapa intervensi sebagai
penunjang dalam membantu perkembangan fisik dan psikologis anak-anak
down
b.
syndrome,
seperti
intervensi
berupa
special
education.
Saran
Banyak orang yang mengisolasi dan memandang sebelah mata orang yang
memiliki kelainan seperti down syndrome. Seharusnya kita memberikan kasih
sayang dan perhatianyang lebih kepada mereka yang mengidap kelainan
down sindrom karena sebenarnya mereka juga memiliki bakat dan potensi
yang baik di berbagai bidang apabila kita bisa megayomi orang tersebut
dengan baik. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat mengayomi orang-orang
Anonim.
(2010).
Down
(Diakses
Syndrome.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Down
tanggal
Anonim.
2012.
22
Gangguan
Oktober
Genetik
2012)
Sindrom
Down.
http://gayasehatmu.blogspot.com/2012/06/gangguan-genetik-sindrom-down.html
Anonim. 2012. Down Sindrom. http://www.fk.unair.ac.id/ attachments/532_ Karya
%20Ilmiah%20-%20DownSyn_TrpGen.pdf
Aryulina,
Diah,
dkk.
(Diakses
2007.
Biologi
tanggal
30
3.
Oktober
Jakarta.
2012)
ESIS
(Anggota
IKAPI)
Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi, Alih bahasa: Kartono Kartini, 1999,
Jakarta:Raja
Teori
Hery
Baru
Susanto,
Isharmanto.
(Diakses
Grafindo
Penyebab
Agus.
2012.
2011.
Genetika.
Persada
Down
Jakarta:
Syndrome
Graha
Ilmu
biologigonz.blogspot.com/2012/01/aneusomi-manusia.html
tanggal
22
Okttober
2012)
2012)