Akustik Kelautan Perancangan Survei
Akustik Kelautan Perancangan Survei
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akustik kelautan merupakan teori yang membahas tentang gelombang
suara dan perambatannya dalam suatu medium air laut. Akustik kelautan
merupakan satu bidang kelautan yang mendeteksi target di kolom perairan dan
dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mediannya. Permasalahanpermasalahan yang dibahas dalam akustik kelautan ini yaitu, kecepatan
gelombang suara, waktu (pada saat gelombang dipancarkan hingga gelombang
dipantulkan kembali), dan kedalaman perairan (Urick, 1983).
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut
dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan suara, karakteristik suara,
faktor lingkungan, dan kondisi target. Kelebihan dari metode akustik ini, yaitu
berkecepatan tinggi, estimasi stok ikan secara langsung, dan memproses data
secara real time, tepat, dan akurat . Hidroakustik dapat digunakan untuk
mendeteksi kedalaman perairan (batimetri), keberadaan, distribusi, ukuran
ataupun tingkah laku dari hewan dan tumbuhan bawah air. Hidroakustik meliputi
akustik pasif ( mendengarkan gelombang suara yang datang) dan aktif akustik
yang
dapat
membuat
dan
menerima
gelombang
suara,
sering
juga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perairan
laut
memiliki
karakteristik
memantulkan
dan
Manik et
al untuk
pengukuran surface
backscattering
strength (SS)
militer.
Perkembangan
tentang
akustik
lebih
meluas
lagi
perkembangannya pada akhir perang dunia II. Penggunaan akustik kelautan tidak
hanya pada bidang kelautan tetapi juga pada pada beberapa aspek seperti :
mempelajari proses perambatan suara didalam medium air, penelitian sifat-sifat
akustik dari air dan benda-benda bawah air, pengamatan benda-benda dari echo
yang mereka hasilkan, pendeteksian sumber-sumber suara bawah air, komunikasi
dan penetapan posisi dengan alat akustik bawah air.
Pada decade 70an perkembangan dari akustik kelautan ini lebib intensif
lagi. Negara Inggris dan di beberapa Negara lain seperti Norwegia, Amerika,
Jepang, Jerman dan sebagainy penerapan tentang akustik ini sudah dapat dilihat.
Ilmu tentang akustik diterapkan dalam pendeteksian dan pendugaan stok ikan,
yakni dengan dikembangkannya analog echo-integrator dan echo counter (Sechan,
1992).
Akustik kelautan merupakan satu bidang kelautan yang mendeteksi
target di kolom perairan dan dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai
mediannya.Hydro-acoustic merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air
dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument), beberapa antara
lain: ECHOSOUNDER, FISHFINDER, dan SONAR. Teknologi ini menggunakan
suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Sebagaimana diketahui bahwa
kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara
hanya 340 m/detik, teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air.
Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang
listrik dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan
mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk
pulsa suara dipancarkan (Syawal, 2013).
Akustik dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: akustik pasif dan akustik
aktif. Akustik pasif merupakan suatu aksi mendengarkan gelombang suara yang
datang dari berbagai objek pada kolom perairan, biasanya suara yang diterima
pada frekuensi tertentu ataupun frekuensi yang spesifik untuk berbagai analisis.
Pasif akustik dapat digunakan untuk mendengarkan ledakan bawah air (seismic),
gempa bumi, letusan gunung berapi, suara yang dihasilkan oleh ikan dan hewan
lainnya, aktivitas kapal-kapal ataupun sebagai peralatan untuk mendeteksi kondisi
di bawah air (hidroakustik untuk mendeteksi ikan).
Akustik aktif memiliki arti yaitu dapat mengukur jarak dari objek yang
dideteksi dan ukuran relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan mengukur
waktu tempuh dari pulsa tersebut sejak dipancarkan sampai diterima kembali oleh
alat serta dihitung berapa amplitudo yang kembali. Akustik aktif memakai prinsip
dasar SONAR untuk pengukuran bawah air.
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut
dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan suara, karakter suara
(frekuensi, intensitas, pulsa), faktor lingkungan atau medium, kondisi target, dan
lain-lain.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, maka hidroakustik
didasarkan pada prinsip yang sederhana, dimana transmitter yang menghasilkan
listrik dengan frekuensi tertentu disalurkan ke transducer yang akan mengubah
energi listrik energi suara (gelombang suara) dan kemudian akan dipancarkan ke
kolom perairan. Gelombang suara yang dipancarkan ke kolom perairan akan
mengenai objek target, kemudian gelombang suara akan dipantulkan kembali oleh
objek dalam bentuk echo, echo akan diterima oleh transducer. Echo tersebut akan
diubah menjadi energi listrik lalu diteruskan ke receiver.
Rancangan survei adalah rencana cruise track, yang perlu dipertimbangkan
dengan baik untuk keberhasilan survei itu sendiri. Maclennan dan Simmond
(1992) memaparkan beberapa prosedur dalam mendesain rencana survei
diantaranya adalah :
Rencanakan panjang dari cruise track pada peta, pastikan bahwa sampel
yang dikumpulkan representative dari semua bagian area sepanjang dapat
dilakukan. Maclennan dan Simmond (1992) menjelaskan ada empat pola
cruise track yangdigunakan dalam survei hidroakustik yaitu lintasan
paralel, lintasan zigzag, lintasan seri, dan lintasan campuran.
Bagaimanakah jarak suatu objek dapat diketahui? Hal ini mudah saja,
yaitu dengan menentukan selang waktu antara gelombang suara yang dipancarkan
dengan
gelombang
suara
yang
diterima,
sehingga
transducer
dapat
memperkirakan jarak dan orientasi dari suatu objek yang dideteksi dengan rumus
berikut:
Jarak = (Kecepatan suara x waktu)
2
Instrument yang biasa digunakan dalam akustik antara lain ADCP
(Acoustic Doppler Currents Profiler) yang berfungsi untuk mengukur arus dengan
prinsip Doppler dan CTD (Conductivity, Depth, Temperature) yang berfungsi
untuk mengukur konduktivitas, kedalaman dan suhu perairan.
Kelebihan dari metode akustik adalah berkecepatan tinggi, estimasi stok ikan
secara langsung (direct estimation), memproses data secara real time, tepat dan
akurat. Namun ada beberapa hambatan dalam aplikasinya, seperti adanya
gangguan dari kolom air (absorbsi, pantulan, dan lain-lain), human error, kondisi
alat, dan minimnya sumber daya manusia
Gelombang suara memiliki kecepatan rambat yang terbatas dan
memerlukan waktu untuk berpindah. Kecepatan gelombang suara lebih kecil
daripada gelombang cahaya.
Persamaan gelombang suara
V=s/t
dengan , s = jarak tempuh (m) , t = waktu ( s ) , dan v = cepat rambat bunyi (m/s).
Satu periode gelombang menempuh jarak sejauh satu panjang gelombang. Maka ,
jika t = T , maka s = lambda . Maka bentuk lain ungkapan cepat rambat
gelombang adalah
v=T oleh karena f = 1/T , maka
v=f
untuk
menduga
ukuran
dari
individu
ikan
dalam
jaring
studi
penampilan
dan
selektivitas
alat
tangkap
Alat akustik digunakan untuk kegiatan militer dan sangat canggih untuk
saat ini. Negara Amerika telah mengembangkan akustik dan menghasilkan suatu
Akustik Perangkat Long Range (LRAD), perangkat jarak jauh yang berasal dan
peringatan beam yang diarahkan akustik. LRAD dikembangkan untuk
berkomunikasi pada rentang operasional dengan kewenangan dan unggul dalam
tinggi kebisingan pada lingkungan ambient. LRAD dirancang untuk komunikasi
di 300 meter diatas tanah dan 500 + meter di atas air, LRAD juga dapat
mengeluarkan nada peringatan.
Perkapalan
Perancangan alat tangkap berbasis akustik agar hasil tangkapan maksimal
dan tidak tepat sasaran, karena dengan akustik dapat dideteksi kumpulan suatu
ikan.
Pemetaan
Data dari pengukuran kedalaman dengan alat akustik nantinya dapat
dijadikan suatu peta dasar laut.
Oseanografi kelautan
Suatu kajian Pengetahuan yang mempelajari tentang sifat-sifat laut, baik
dalam kimia, fisik, maupun bio-geo dan hal hal yang bersifat kelautan lainnya
menggunakan suatu alat akustik.
Industri
Penentuan lokasi yang sesuai dengan metode pendeteksian dasar laut dan
menganalisis dampak yang akan terjadi jika industri tersebut dibangun didaerah
tersebut.
Suatu pulsa listrik dengan frekuensi dan waktu tertentu dibangkitkan oleh
time base yang memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke
transducer. Pulsa listrik yang masuk ke transducer diubah menjadi gelombang
suara selanjutnya dipantulkan di medium air. Gelombang tersebut merambat di
dalam air yang apabila mengenai suatu obyek akan dipantulkan sebagai gema
(echo) dan diterima oleh transducer. Selanjutnya echo akan diubah kembali
menjadi energi listrik sebelum akhirnya diterima oleh receiver dan diperkuat oleh
amplifier.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 oktober 2015, pukul 13.00
WIB s.d selesai, bertempat di laboratorium Eksplorasi Sumber Daya Alam dan
Akustik Kelautan program studi Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
3.2 Bahan dan Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yakni
sebagai berikut:
No
1.
Alat / Bahan
Alat Tulis
Fungsi
Untuk mencatat