Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif
Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif
ATTEMPT II.
A. TITLE
: KONSEP ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITAIF
B. PURPOSE
: Mahasiswa mampu menganalisis secara kuantitatif dan
kualitatif sampel atau bahan paraktikum.
C. COGNITIVE BASIC :
Pada dasarnya, konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian:
1. analisis kualitatif, analisis yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau campuran yan tidak diketahui.
2. analisis kuntitatif, analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat
tertentu yang ada dalam suatu sample (contoh).
Ada dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi ini dikenal sebagai analisis kualitatif
sedangkan estimasinya adalah analisi kuantitatif.
Walaupuan analisis kualitatif sudah banyak ditingagalkan, namun analisis kualitatif
ini merupakan aplikasi prinsip-prnsip umum dan konsep-konsep dasar yang telah
dipelajari dalam kimia dasar. Analisis kualitatif digunakan sebelum analisis
kuantitatif. Setelah mengetahui komponen/ pengotor apa melelui analisis kualitatif,
barulah dilakukan analisis kuantitatif. Tujuan utama analisis kauntittatif adalah
unutk mengetahui kuantitas (jumlah) dari setiap komponen yang menyusun analit.
Langkah ini terbilang sederhana.
Dalam analisis kualitatif pengamatan visual merupakan hal yang penting. Bila kita
dihadapkan pada suatu larutan yang tidak diketahui, pertanyaan yang timbul adalah
apakah warnanya? . Warna adalah penting, karena beberapa ion anorganik dapat
diketahui dari warnanya yang spesifik. Walau demikian kita tidak boleh menarik
kesimpulan secara tepat terutama bila yang dianalisi berupa larutan yang terdiri atas
campuran beberapa ion harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
kesimpulan yang salah.
Misalnya, larutan yang mengandung ion Co2+ berwarna pink dalam larutan yang
mengandung Ni2+ berwarna hijau, bila saling bercampur menjadi tidak berwarna.
Amatan visual berkaitan dengan warna dari sampel padatan juga penting. Warnawarna endapan yang dihasilkan dari reaksi dalam larutan kadang-kadang
menunjukan identitas dari endapan yang terbentuk. Larutan Pb2+ dan I- keduanya
tidak berwarna, yang apabila dicampurkan akan terbentuk endapan kuning terang
dari PbI2. komponen-komponen penyusun campuran padat seringkali diidentifikasi
dari masing-masing warnanya.
Analisis kuantitatif dapat diklasifikasikan dengan dasar perbedaan metode analisis
atau diklasifikasikan dengan dasar skala analisisnya.
Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memilki satuan tertentu. Data
analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam satuan volume, berat maupun
konsentrasi dengan menggunakan analisis tertentu. Analisis kuantitatif agak lebih
rumit.
Analisa kuantitatif adalah pendekatan sains untuk dipergunakan dalam
pengambilan keputusan Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan
tesebut, sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah
sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis jika zat yang dianalisa
menyusun lebih 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen utama.
Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui,
pertama kali adalah membuat sample (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan
(larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang
mungkin ada.
Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai
konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion
terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan
kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang
akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi)
tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan
karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masig-masing
golongan kedalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam
golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi
yang akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+),perak (Ag+) dan raksa
(Hg2+). Setelah ion-ion ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam
larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam
setelah endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu
memungkinkan terpisah golongan ini.
Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain
adalah asam klorida (HCl),hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium
karbonat.
Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema dibawah ini
memperlihatkan pemisahan-pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai
dengan V berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik
untuk masing-masing kation.
Analisis golongan kation
Pada analisis sistematik dari kation maka golongan logam-logam yang akan
diidentifikasi dipisahkan menurut golongan berikut:
- Golongan I, Disebut golongan asam klorida terdiri atas: Pb2+, Ag+, Hg2+
- Golongan II, disebut golongan hidrogen sulfida, terdiri atas: As, Sn, Sb, Cu, Pb2+,
Bi2+, Hg2+, Cd2+
- Golongan III, disebut golongan amonium sulfida terdiri atas: Al, Cr, Fe, Zn, MN,
Co, dan Ni
- Golongan IV, disebut golongan amonium karbonat, terdiri atas: Ba, Sr, dan Ca
- Golongan V, disebut golongna sisa, terdiri atas: Mg, K, NH4+
Analisis golongan anion
Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel yang
diuji meliputi perubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji, atas
penambahan asam sulfat encer atau pekat. Untuk menganalisis anion dalam larutan,
maka harus bebas dari logam berat dengan cara menambah larutan Na2CO3 jenuh,
lalu dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akan terlarutkan sebagai garam
karbonat, sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium.
Analisis kuantitatif fokus kajiannya adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu
(analit) yang ada dalam sampel. Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri
atas empat tahapan pokok:
1. Pengambilan atau pencuplikan sampel (sampling), yakni memilih suatu sampel
1)
1.
2.
1.
2.
2)
1.
2.
3.
Material:
NaOH
Sifat Fisik:
Warna putih
Massa molar 39,9971 g/mol
Sifat Kimia:
Larut dalam air
Kebasaan (pkb) -2,34
H2SO4
Sifat Fisik:
Cairan bening
Titik leleh 10 0C
Titik didih 330 0C
Sifat Kimia:
Asam kuat
3) HCl
Sifat Fisik:
1. Cairan tak berwarna
2. Titik leleh: 27,32 0C
3. Titik didih 110 0C (303 K)
Sifat Kimia:
1. Korosif
2. Asam kuat
4) NH3:
Sifat Fisik:
1. Tak berwarna
2. Densitas: 0,86 kg/m3
Sifat Kimia:
1. Larut dalam air
2. Beracun
3. Korosif
4. Kebasaan (pkb) 4,75
5) K2CrO4
Sifat Fisik:
1. Warna kuning
2. Densitas: 2,7320 g/cm3
Sifat Kimia:
1. Larut dalam air
2. Tidak larut dalam alcohol
3. Beracun
4. iritan
6) AgCl2
Sifat Fisik:
1. Warna putih
2. Massa molar 143,32 g/mol
Sifat Kimia:
1. Larut dalam NH3, HCl, H2SO4
2. tidak larut dalam alkohol
7) NH4OH
Sifat Fisik:
1. Cairan tak berwarna
2. Kerapatan 0,91 g/cm3 (32%)
Sifat Kimia:
1. Korosif
2. Larut dalam air
8) KI:
Sifat Fisik:
Kelarutan dalam air 140 g/100 ml (20 0C)
Sifat Kimia:
Larut dalam aseton, salkohol dan ammonia
9) Na2CO3:
Sifat Fisik:
Kelarutan dalam air 215 g/L (20 0C)
Sifat Kimia:
Kebasaan pKb 4,67. Dapat berupa anhidrat, monohidrat hingga dekahidrat
E. WORKING PROCEDURE :
1) Sample A
Menambahkan HCl
Menambahkan KCN
Menambahkan NH3
Menambahkan NaOH
2) Sampel B
3) Sampel C
lm
Menambahkan KI
Menambahkan K2CrO4
4) Sampel D
5) Sampel E
6) Sampel F
F. OBSERVING RESULT
PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
SAMPEL A:
Ditambahkan HCl Terbentuk
Ditambahkan NH3 Terbentuk
putih
putih
putih
kuning
putih
putih
kuning
merah
biru
putih
SAMPEL D
Ditambahkan NH4OH Terbentuk
putih
putih
putih
putih
putih
G. WORKING THROUGH
Pada dasarnya, konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian:
1. analisis kualitatif, analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau
campuran yan tidak diketahui.
2. analisis kuntitatif, analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat
tertentu yang ada dalam suatu sample (contoh).
Ada dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi ini dikenal sebagai analisis kualitatif
sedangkan estimasinya adalah analisi kuantitatif.
Analisis kuantitatif adalah pengukuran banyaknya komponen yang diinginkan
Dalam cuplikan yang dianalisis. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan
berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang
ditetapkan tesebut, sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun
entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis jika zat yang
dianalisa menyusun lebih 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai
konstituen utama.
Pertama-tama Sampel A ini ditambahkan HCl terbentuk endapan putih PbCl2,
kemudian ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih, ditambahkan NaOH masih
tetap terbentuk endapan putih, setelah ditambahkan KI terbentuk sedikit endapan
kuning, ditambahkan K2CrO4 terbentuk endapan kuning, kemudian ditambahkan
KCN terjadi perubahan yaitu sedikit endapan putih, setelah itu ditambahkan lagi
Na2CO3 terbentuk endapan putih sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel ini
merupakan Pb2+. Berikut reaksi-reaksinya:
Pb2+ + HCl PbCl2
Pb2+ + NH3 Pb(NH3)42+
Pb2+ + NaOH
Pb(OH)2
Pb2+ + KI PbI2
Pb2+ + K2CrO4
Pb(CrO4)2
Pb2+ + KCN
Pb(CN)2
Pb2+ + Na2CO3
PbCO3
Sampel B pertama-tama ditambahkan HCl sehingga terbentuk endapan putih,
kemudian ditambahkan lagi NH3 sehingga endapannya berubah menjadi berwarna
cokelat, selanjutnya ditambahkan lagi NaOH endapan tetap berwarna cokelat, hal ini
mulai mengindikasikan bahwa sampel tersebut mengandung ion Ag+. Untuk
meyakinkan bahwa yang terdapat pada sampel tersebut adalah ion Ag+, maka
ditambahkan lagi pereaksi KI sehingga terdapat endapan berwarna kuning,
ditambahkan lagi K2CrO4 sehingga terbentuk endapan merah, ditambahkan KCN
terbentuk endapan outih, kemudian ditambahkan lagi Na2-CO3, endapan berubah
menjadi putih kekuningan, selanjutnya ditambahkan Na2CO3 secara berlebihan,
endapan berubah menjadi cokelat. Dari penambahan reagen-reagen tersebut, dan
dengan memperhatikan perubahan-perubahan yyang terjadi, sehingga dapat
dipastikan bahwa yang terdapat pada sampel B adalah ion Ag+. Berikut reaksi-reaksi
yang terjadi pada percobaan sampel B:
Ag+ + 2HCl
AgCl2
Ag + NH3
Ag(NH3)
Ag + NaOH
Ag(OH)2
Ag + 2KI
AgI2
Ag + K2CrO4 AgCrO4
Ag + KCN
AgCN
Ag + Na2CO3 AgCO3
H.
1.
2.
3.
I. CONCLUSION
Setelah menguji beberapa sampel, maka dapat diketahui bahwa kation-kation yang
didapat adalah sebagai berikut:
1. Sampel A : Merupakan golongan I (Pb2+)
2. Sampel B : Merupakan golongan I (Ag+)
3. Sampel C : Merupakan golongan II (Cu2+)
4. Sampel D : Merupakan golongan III (Al3+)
5. Sampel E : Merupakan golongan IV (Ba2+)
6. Sampel F : Merupakan golongan V (Mg2+)
LITERATURE
Ada Prins, Verboom Hendardji. 1953. Petunjuk Singkat Untuk Analisis Kimia
Kuantitatif. Jakarta: Buku Teknik H. Stam.
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga
Khopkar.S.M.2008.konsep dasar kimia analitik. Jakarta : UI-press
P.Lukum, Astin. 2005. Bahan Ajar DDKA. Gorontalo : Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA UNG
Teaching, team. 2008. Modul Penuntun Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik.
Gorontalo : UNG