Hikmah Perbandingan Mazhab
Hikmah Perbandingan Mazhab
Pendahuluan
Perbandingan mazhab dalam bahasa Arab disebut
muqaranah al-madzahib, kata muqaranah menurut bahasa,
berasala dari kata kerja qarana yuarinu muqaranatan yang berarti
mengmpulkan, membandingkan dan menghimpun. Pengertian ini
diambil dari perkataan orang Arab yang berarti menggabungkan
sesuatu. Mazhab asal artinya tempat berjalan, aliran. Dalam istilah
islam berarti pendapat paham atau aliran seseorang alim besar
dalam islam yang disebut imam seperti mazhab imam Abu Hanifah
dan sebagainya.
Hukum-hukum amaliyah, baik yang disepakati, maupun yang
masih diperselisihkan antara para mujtahid dengan membahas cara
berijtihad mereka dan sumber-sumber hukum yang dijadikan dasar
oleh mereka dalam menetapkan hukum. Dalil-dalil yang dijadikan
dasar oleh para mujtahid baik dari Al-Quran maupun sunah atau
dalil lain yang diakui oleh syara.
Hukum-hukum yang berlaku di Negara tempat muqarin
hidup, baik hukum nasional maupun positif dan hukum
internasional.
Mazhab menurut istilah ada beberpa pendapat dalam
memberikan pengertian, yaitu:
a. Menurut Said Ramdani al-Butyi adalah jalan yang
ditempuh oleh seseorang mujtahid dalam menetapkan
suatu hukum islam dari Al-Quran dan hadits.
b. Menurut KH. Abdurahman, mazhab dalam istilah islam
berarti pendapat atau aliran seorang alim besar dalam
islam yang digelari imam seperti mazhab Imam Abu
Hanifah.
B.Pembahasan
1. Pengertian Mazhab
Secara bahasa mazhab ( ) berasal dari shighah
mashdar mimy (kata sifat) dan isim makan (kata yang menunjukkan
tempat) yang diambil dari fiil madhi dzahaba ( ) yang berarti
pergi. Dan bisa juga berarti al-rayu ( ) artinya pendapat.1
Mazhab juga berarti pendirian.2
Sedangkan mazhab menurut istilah para faqih mazhab
mempunyai dua pengertian yaitu:
a. Pendapat salah seorang imam mujtahid tentang hukum
suatu masalah.
b. Kaidah-kaidah istinbath yang diriumuskan oleh seorang
imam.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa
pengertian mazhab adalah: hasil ijtihad seorang imam mujtahid
tentang hukum suatu masalah atau tentang kaidah-kaidah
istinbath.
menetukan hukum.
Hendaklah muqorin setelah mendiskusikan pendapat
mazhab-mazhab tersebut dengan dalil-dalilnya yang terkuat.
Agar kesimpulan yang diambilnya itu benar-benar adil.
lughawiyah nash.
Perbedaan dalam mentarjihkan dalil-dalil yan berlawanan.
Perbedaan tentang qiyas.
Perbedaan dalam penggunaan dalil-dalil hukum.
Perbedaan dalam masalah nash
Perbedaan dalam pemahaman illat hukum.
5 Ibid., hlm. 82
7
atau fiqhiyah.
Sebab-sebab yang khusus mengenai penggunaan dalil-dalil di
luar Al-Quran dan sunnah Rasul.
Sebab-sebab khusus menganai sunah Rasul, yaitu:
perbedaan mazhab dan ikhtilaf harus dijaga agar tetap berada pada
jalurnya dan sesuai dengan etika yang luhur. Sehingga perbedaan
dan ikhtilaf itu tidak mendatangkan kemudlaratan atau
menimbulkan perpecahan, tetapi menjadi rahmat.
Sekali lagi, khilafiah dalam lapangan hokum (fiqh Islam)
tidak perlu dipandang sebagai factor yang melemahkan kedudukan
hokum Islam dan menjadi penyebab munculnya friksi di tengahtengah masyarakat. Bahkan sebaliknya, adanya khilafiah furuiyah
bisa memberikan kelonggaran kepada umat Islam dalam
melaksanakan semua perintah Allah dan Rasul-Nya sesuai situasi
dan kondisi yang dihadapinya. Di sinilah urgensinya memaknai
ungkapan Ikhtilafu ummati rakhmat (perbedaan pendapat umatku
adalah rahmat).
i. Niatnya jujur dan menyadari akan bertanggungjawab bersama.
ii. Ikhtilaf itu digunakan untuk mengasah otak dan untuk
memperluas cakrawala
berpikir.
iii. Memberikan kesempatan berbicara kepada lawan atau pihak
yang berbeda
pendapat dan bermuamalah dengan manusia lainnya yang
menyangkut kehidupan di sekitar mereka.8
C. Kesimpulan
Di dalam dunia Islam, kebebasan manusia dalam berfikir
tidak lahir dari suatu proses sejarah tetapi berpangkal pada inti
ajaran Islam sendiri, yang mayoritas adalah dhanniyah ad dilalah.
Dengan adanya kebebasan berfikir, merenung, dan kebebasan
untuk berkarya dalam memahami maksud suatu nash - yang
8 Ibid, hlm, 36
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Aswadie Syukur, Perbandingan Mazhab. PT. Bina Ilmu, Surabaya.
1990 Wahab Afif, Pengantar Studi Perbadingan Mazhab,
Darul Ulum Press. Jakarta. 1991
Hujaimah Tahido Yanggo. DR., Pengantar Perbandingan Mazhab,
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997).
Muhammad Ali Hasan. Perbandingan Mazhab, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1996). Cet. 2.
Qodri Azizy Prof. DR. Reformasi Bermazhab, (Jakarta: Teraju, 2003).
12
13