I. Pendahuluan
Jika sebuah gelombang elektromagnetik
terpolarisasi melewati bahan-bahan tertentu,
maka bidang polarisasinya terputar. Rotasi
bidang polarisasi ini disebut aktivitas optis.
Jadi jika seberkas cahaya terpolarisasi linier
melalui suatu bahan optis aktif maka gelombang
yang ditranmisikan juga terpolarisasi linier
tetapi pada bidang yang lain, yang membentuk
sudut dengan bidang datang. Dari sudut
pandang seorang pengamat yang menerima
cahaya transmisi, bahan tersebut disebut
pemutar kanan atau pemutar kiri. Yang
bergantung pada apakah rotasi bidang
polarisasi tersebut searah atau berlawanan
dengan arah jarum jam bila dilihat oleh
pengamat itu (Alonso, 1992).[1]
=
.
Misal :
30
=
= 91.603
0.00655 . 0.02
Sehingga diperoleh hasil data sebagai
berikut:
I (A)
0
0.5
1
1.5
B (T)
0.0003
0.00662
0.01286
0.01865
B (T)
0.0004
0.00655
0.0127
0.01885
()
25
30
30
30
V
1250
91.60305
47.24409
31.83024
B (T)
0.0004
0.00655
0.0127
0.01885
()
30
25
30
30
V
1500
76.33588
47.24409
31.83024
=
.
Di mana medan magnet berbanding
terbalik dengan konstanta verdet.
Sedangkan dari hasil sudut polarisasi
tidak sesuai dengan teori, di mana
seharusnya dengan medan magnet yang
bertambah dan konstanta verdet yang
berkurang maka sudut polarisasi juga
semakin berkurang, hal ini dikarenakan
sudut polarisasi berbanding lurus dengan
konstanta verdet.
Sedangkan
pengaruh
filter
yang
digunakan terhadap konstanta verdet,
yaitu tidak berpengaruh dikarenakan
sudut polarisasi yang dihasilkan dan
konstanta verdetnya hampir sama.
IV. Kesimpulan
5.1. Diperolehnya rotasi bidang polarisasi
cahaya monokromatik (filter biru dan
kuning) ketika melalui media kaca flinta
Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]