OLEH:
BERNADETA VALENTINA
H1K013042
Oleh:
Bernadeta Valentina
NIM. H1K013042
Disetujui tanggal
.....................................
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dosen Pendamping
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kesetiaan-Nya maka karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dr.Bintang Marhaeni, M.Si
yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing,
mengarahkan, dan berdiskusi bersama penulis. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada keluarga dan teman teman atas dukungan dan motivasi selama
pengerjaan karya tulis ini berlangsung.
Penelitian mengenai kitosan telah dilakukan sejak lama dan beberapa kajian
mengenai manfaat kitosan dalam bidang pangan juga telah diteliti. Karya tulis ini
merupakan analisis deskriptif dari beberapa penelitian mengenai kitosan dan
pemanfaatannya serta menegaskan kembali manfaat kitosan yang berpotensi besar
dan belum dioptimalkan. Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan
informasi yang sistematis dan mudah dipahami serta bermanfaat. Kritik dan saran
penulis harapkan demi semakin baiknya karya tulis ini.
Purwokerto, 31 Maret 2016
Bernadeta Valentina
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iii
PENDAHULUAN................................................................................. 1
I.
1.1.
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2.
Perumusan Masalah.........................................................................2
1.3.
Uraian Singkat............................................................................... 3
1.4.
Tujuan......................................................................................... 3
1.5.
Manfaat........................................................................................ 4
TELAAH PUSTAKA............................................................................. 5
II.
2.1.
Cangkang Kepiting..........................................................................5
2.2.
2.3.
Pengawet Makanan.........................................................................7
2.4.
III.
IV.
4.1.
Kesimpulan................................................................................. 13
4.2.
Rekomendasi............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rumus bangun kitin (Sumardjo, 2006)..................................................5
Gambar 2. Rumus bangun kitosan (Trinawati et al, 2013)......................................6
Gambar 3. Skema pengolahan kitosan dari kulit kepiting menurut
Prasetyaningrum et al (2007)................................................................9
Gambar 4. Skema penyelesaian masalah...............................................................11
I.
PENDAHULUAN
disimpan
dan
didistribusikan
serta
dihidangkan
kepada
Pengawet makanan non pangan yang banyak digunakan pada saat ini
dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat menyebabkan kanker, sehingga
dibutuhkan pengawet makanan yang sehat dan aman bagi tubuh manusia
dalam hal ini berupa pengawet berbahan baku alami. Kitosan merupakan
pengawet makanan yang diijinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
sebagai pengawet makanan alami yang sehat. Kitosan merupakan bahan yang
terkandung pada kulit/cangkang kepiting yang merupakan turunan dari Kitin.
Di sisi lain, tingginya hasil sampingan industri pengolahan kepiting berupa
cangkang yang tidak dimanfaatkan akan menghasilkan limbah dan mencemari
lingkungan. Limbah cangkang kepiting mengandung senyawa kitin yang dapat
diolah menjadi kitosan sebagai bahan pengawet makanan alami. Oleh karena
itu pengkajian mengenai pemanfaatan limbah kepiting untuk menjadi
pengawet alami yang ramah lingkungan serta pengolahannya dalam skala
rumah tangga merupakan hal yang penting. Hal tersebut juga merupakan
penyelesaiandari dua masalah yaitu mengenaiketersediaan pengawet makanan
alami dan keberadaan limbah industri kepiting berupa cangkang yang jika
tidak ditangani menyebabkan pencemaran lingkungan dengan solusi
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah mencari solusi bagi
permasalahan pengawet makanan sintetis dengan alternatif pemanfaatan
cangkang kepiting menjadi kitosan yang sekaligus merupakan cara
penanggulangan pencemaran akibat dari limbah industri kepiting.
I.5. Manfaat
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan informasi
mengenai alternatif pengawet makanan yang sehat dan ramah ligkungan,
teknik pengolahannya, serta memberi informasi mengenai pentingnya
pengolahan limbah kepiting untuk mencegah pencemaran lingkungan.
II.
TELAAH PUSTAKA
berwarna
putih
dan
sangat
tahan
terhadap
pengaruh
bakteri.
Kitin banyak ditemukan pada kepiting, udang, insekta, dinding sel fungi,
jamur, dan bakteri. Kitin bersama dengan potasium karbonat, protein, lemak,
dan pigmen juga merupakan penunjang struktur utama dari cangkang dan
eksoskeleton banyak hewan (Parker dan Parker, 2003). Kulit keras pada
insekta dan krustasea dibangun oleh sekitar 30% polisakarida ini (Sumardjo,
2006). Menurut Shahidi et al (1999) dalam Trisnawati et al (2013) kepiting
mengandung persentase kitin paling tinggi (70%) diantara bangsa-bangsa
krustasea, insekta, cacing maupun fungi.
Menurut Trisnawati et al (2013) kitosan dapat berinteraksi dengan bahanbahan yang bermuatan, seperti protein, polisakarida, anionik, asam lemak,
asam empedu dan fosfolipid. Kitosan larut pada asam dan air, mempunyai
keunikan membentuk gel yang stabil dan mempunyai muatan dwi kutub,
yaitu muatan negatif pada gugus karboksilat dan muatan positif pada gugus
NH.
Kitosan utamanya dipakai sebagai koagulan untuk limbah air dan mengolah limbah makanan (Zikakis, 1984).Kitin dan kitosan banyak diaplikasikan
dalam bidang industri maupun kesehatan. Beberapa aplikasinya antara lain
industri tekstil, fotografi, kedokteran, fungisida, kosmetik, pengolahan
pangan dan penanganan limbah (Harjanti, 2014). Di industri makanan,
kitosan dapat digunakan sebagai suspensi padat, pengawet, penstabil warna,
penstabil makanan, bahan pengisi, pembentukgel, tambahan makanan hewan
dan sebagainya(Suhardi 1992dalam Trisnawati et al, 2013).Menurut Killay
(2013) kitosan dapat digunakan sebagai bahan anti bakteri/pengawet pada
berbagai produk pangan karena aman, tidak berbahaya dan harganya relatif
murah. Di samping itu, kitosan aman bagi lingkungan karena dapat
mengalami degradasi secara biologis dan tidak beracun (Rha, 1984 dalam
Kusumaningjati, 2009).
II.3. Pengawet Makanan
sering digunakan
(Kusumaningjati, 2009).
Besarnya manfaat formalin dibidang industri ini, ternyata sering
disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan (Faradila et
al, 2014). Penggunaan borak dan formalin dalam makanan dapat berakibat
kepada kesehatan. Jangka pendek dapat berpengaruh pada radang tonsil,
radang tenggorokan, sakit dada, jantung berdebar, sakit kepala, mual, diare
dan muntah, saluran pernapasan, mata, saluran pencernaan, saraf, dan lainlain. (Kusumawati dan Ichsan, 2014). Kadar fatal penggunaan boraks yang
dapatmenyebabkan kematian pada orang dewasadapat terjadi dalam dosis 1525 gram,sedangkan pada anak dosis 5-6 gram (Cahyadi, 2009 dalam Suntaka
et al, 2014).
et al, 2007).
NaOH adalah Rp.28.200. Maka, estimasi total dana bahan baku yang
diperlukan untuk membuat kitosan adalah Rp.57.500. Meskipun pembuatan
kitosan sedikit lebih mahal, namun faktor kesehatan, keamaman dan ramah
lingkungan perlu diperhitungkan sebagai investasi untuk masa yang akan
datang sehingga akan berdampak lebih baik bagi masyarakat.
III.
PERMASALAHA
N:
SOLUSI
IV.
IV.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Kitosan yang diolah dari limbah kepiting dapat dimanfaatkan sebagai
pengawet makanan yang sehat dan ramah lingkungan
2. Pemanfaatan limbah kepiting sebagai kitosan dapat menanggulangi
pencemaran akibat limbah kepiting yang tidak diolah lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Ekspor Kepiting dan Kerang Kerangan Menurut
Negara Tujuan Utama 2008-2014.www.bps.go.id [diakses pada 28 Maret
2016]
Faradila; Y. A; dan Elmatris. 2014. Identifikasi Formalin pada Bakso yang Dijual
pada Beberapa Tempat di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3(2):
156-158
Harjanti, R. S. 2014. Kitosan dari Limbah Udang sebagai Bahan Pengawet Ayam
Goreng. Jurnal Rekayasa proses Vol 8(1): 12-19.
Killay, A. 2013. Kitosan Sebagai Anti Bakteri Pada Bahan Pangan Yang Aman
Dan Tidak Berbahaya. Prosiding FMIPA Universitas Pattimura. ISBN: 978602-97522-0-5
Parker, J.N; dan Parker P.M. 2003. Chitosan. ICON Health Publications: USA.
252 hal.
Suntaka, D.F; Woodford, B.S; dan Ricky, C. 2014. Analisis Kandungan Formalin
dan Boraks Pada Bakso yang Disajikan Kios Bakso Permanen pada
Beberapa Tempat di Kota Bitung Tahun 2014. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
Zikakis, J.P. 1984. Chitin, Chitosan, and Related Enzymes. Academic Press, INC:
Orlando. 448 hal.