Anda di halaman 1dari 19

EKSTRAKSI ASAM KLOROGENAT DARI KOPI SEBAGAI MINUMAN

PELANGSING
(Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar)

Oleh
Kelompok 5
Irfan Permadi

1414051050

Ni Made Yulia S.

1414051073

Ria Apriani

1414051080

Shahelia Hakim

1414051086

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I.
1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu dari delapan komoditas utama perkebunan di


Indonesia yang memiliki luas areal yang cukup besar serta menjadi komoditas
ekspor yang sangat menjanjikan (Yashin et al., 2013 ; Maridelana et al., 2014).
Pada pemeliharaan kopi, dilakukan pemangkasan dengan tujuan agar pohon
tetap rendah sehingga mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang
produksi yang

baru, mempermudah masuknya cahaya,

mempermudah

pengendalian hama dan penyakit, agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur
kepada batang-batang yang lebih produktif dan supaya banyak menghasilkan
buah. Dari pemangkasan yang dilakukan ini, maka daun kopi akan ikut
dipangkas dan dibuang begitu saja (Prastowo et al., 2010).
Kopi adalah salah satu sumber antioksidan alami untuk tubuh manusia.
Kandungan antioksidan yang tinggi pada kopi adalah asam klorogenat yang
merupakan salah satu senyawa polifenol. Seperti pada biji kopi yang tidak
disangrai (green coffee bean) terkandung asam klorogenat sebesar 6-12 %
(Clifford, 1999). Asam klorogenat merupakan ester yang dibentuk dari asam
trans-sinamat dan asam kuinat yang mempunyai gugus hidroksil pada posisi
aksial pada karbon 1 dan 3 dan hidroksil equatorial pada karbon 4 dan 5.
Asam klorogenat mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, antimutagenik,
antitumor dan antivirus. Laporan terbaru menunjukkan bahwa senyawa ini
terbukti menjadi antikanker. Laporan yang lebih baru lagi menunjukkan bahwa
asam klorogenat juga memiliki aktivitas analgesik, antipiretik, antiradang
dan antijamur (Lee et al., 2008).

Menurut para ahli, kafein dalam ekstrak biji kopi hijau berperan penting

mengurangi penyerapan lemak, sedangkan senyawa polifenol dan asam


klorogenat mempercepat metabolisme lemak di hati. Asam klorogenat secara
luas dimanfaatkan orang-orang yang ingin menurunkan berat badan saat ini. Ini
juga dianggap sebagai cara terbaik menurunkan berat badan secara efektif.
Pasalnya, kandungan pada biji kopi hijau dapat mengurangi kadar glukosa darah
dan mempercepat metabolisme lemak di hati. Hal ini mengundang konsumen
menjadi penasaran dan menimbulkan ketertarikan untuk mengkonsumsinya.
Sehingga beberapa industri mulai terpacu untuk menciptakan produk-produk
baru dengan memanfaatkan asam klorogenat ini sebagai obat pelangsing. Untuk
memperoleh asam klorogenat dari kopi, dapat dilakukan dengan berbagai metode
yang salah satunya yaitu metode ekstraksi. Untuk mengetahui proses ekstraksi
asam klorogenat dari kopi maka dilakukanlah praktikum ini.

1.2.

Tujuan

Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses serta
pengaruh ekstraksi asam klorogenat dari minuman kopi sebagai minuman
pelangsing.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal dari Afrika,
yaitu daerah pegunungan di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat
dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman
di bagian Selatan Arab melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012). Pada kopi
terdapat berbagai senyawa seperti kafein.. Kafein merupakan senyawa terpenting
yang terdapat di dalam kopi. Kafein berfungsi sebagai perangsang dan kaffeol
sebagi unsur flavor. Pada saat penyangraian kopi, bagian kafein berubah
menjadikaffeol dengan jalan sublimasi (Ciptadi dan Nasution, 1985). Kafein
dalam kopi terdapat dalam bentuk ikatan kalium kafein klorogenat dan asam
klorogenat. Ikatan ini akan terlepas dengan adanya air panas, sehingga kafein
dengan cepat dapat terserap oleh tubuh. Asam klorogenat terdapat secara luas
pada tanaman namun kurang mempunyai efek fisiologi dibandingkan dengan
kafein. Pada proses penyangraian, trigonellin pada biji kopi sebagian akan
berubah menjadi asam nikotinat (niasin), yaitu jenis vitamin dalam kelompok
vitamin B (Mahendradatta, 2007)

2.2. Asam klorogenat


Asam klorogenat merupakan ester yang dibentuk dari asam

trans-sinamat

misalnya kafeat, ferulat dan p-kumarat) dan asam kuinat yang mempunyai gugus
hidroksil pada posisi aksial pada karbon 1 dan 3 dan hidroksilequatorial pada
karbon .Asam klorogenat dikenal sebagai salah satu polifenol yang berlimpah
dalam makanan manusia (Lee et al., 2008). Biji kopi adalah salah satu sumber
asam klorogenat terbesar pada makanan yang dikonsumsi manusia seperti pada
pada biji kopi yang tidak disangrai (green coffee bean) mengandung asam
klorogenat sebesar 6-12% (Clifford, 1999 ; Farah et al.,2005). Dari sudut pandang

gizi, asam klorogenat merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang kuat
(Olthof, 2001). Pada penelitian yang dilakukan oleh Leonardis et al. (2008)
mengenai potensi asam klorogenat dan metabolitnya sebagai antioksidan,
ditemukan bahwa asam klorogenat memiliki aktivitas antioksidan yang paling
kuat dibandingkan dengan metabolitnya ketika ditambahkan pada minyak hati
ikan cod. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah manfaat kesehatan yang
berhubungan dengan konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan asam
klorogenat dalam jumlah tinggi telah dijelaskan dari penelitian epidemiologi.
Dalam pengaturan dosis tertentu, asam klorogenat terbukti mengurangi risiko
terhadap obesitas (Thom, 2007).
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan pada hewan, asam klorogenat juga
menunjukkan aktivitas dalam metabolisme glukosa dan lipid seperti sebagai
hipoglikemi, antidiabetes, peningkat sekresi insulin serta mengurangi kerentanan
terhadap oksidasi LDL (Meng et al,2013). Asam klorogenat juga mempunyai
aktivitas sebagai antihipertensi karena metabolit dari asam klorogenat
mengurangi terjadinya stress oksidatif yang berefek pada penurunan tekanan
darah melalui peningkatan fungsi endotel dan peningkatan bioavailabilitas nitrit
oksida di pembuluh darah arteri (Zhao et al., 2011). Laporan lain menunjukkan
bahwa senyawa ini terbukti sebagai antikanker, analgesik, antipiretik, antiradang
dan antijamur (Lee et al, 2008). Selain itu, asam klorogenat mempunyai aktivitas
sebagai antibakteri, antimutagenik, antitumor, antivirus (Harborne et al., 1999).

2.3. Tinjauan Metode Analisis untuk Penetapan Kadar Asam klorogenat


Pada penelitian yang dilakukan oleh Urakova et al. (2008), pemisahan dan
penetapan kadar asam klorogenat pada ekstrak biji kopi yang belum disangrai
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT) dan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pada penelitian ini menggunakan 6
sampel ekstrak kering biji kopi yang belum disangrai (berbeda satu sama lain)
yang dijual di pasaran. Pada KLTKT digunakan fase diam berupa lempeng silika
gel kiesel gel 60 F 254, fase gerak berupa etil asetat/diklorometana/asam
format/asam asetat / air (100:25:10:10:11) dan panjang gelombang yang

digunakan

adalah 330 nm. Sedangkan pada KCKT menggunakan metode

gradient reverse phase KCKT dengan panjang gelombang 330 nm. Kandungan
asam klorogenat pada 6 sampel yang digunakan yaitu 21,490,86% dengan
KLTKT dan 21,500,49% dengan KCKT. Dari hasil ini menunjukkan tidak
adanya perbedaan kadar asam klorogenat pada sampel yang diteliti dengan
menggunakan metode KLTKT maupun KCKT.
Penelitian lain untuk penetapan kadar asam klorogenat juga dilakukan oleh Maria
et al. (1994) dimana penetapan kadar asam klorogenat dilakukan secara simultan
dengan penetapan kadar trigonellin dan kafein pada kopi yang belum disangrai
dengan menggunakan metode Kromatografi Filtrasi Gel Kinerja Tinggi (KFGKT).
Metode ini menunjukkan linieritas dan perolehan kembali yang baik dengan
korelasi yang tinggi ketika dibandingkan dengan metode reverse phase KCKT.
Dari metode ini diperoleh kadar asam klorogenat pada sampel sebesar 8,04,0%.
Penetapan kadar asam klorogenat pada biji kopi juga dilakukan oleh Belay &
Gholap (2009) dimana sampel yang digunakan berasal dari barat daya Etiopia
dengan menggunakan metode spektroskopi

UV-Vis. Dari hasil penelitian ini

didapatkan kadar asam klorogenat pada sampel yang diteliti berkisar antara
6,050,33%-6,250,23%.

III.

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 23 Mei 2016, pukul 15.00-17.00
WIB, di Laboratorium Penjaminan Mutu Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, erlenmayer,
gelas ukur, beaker glass, corong, evaporator, pengaduk (spatula), sendok, hot plate
dan labu kecil. Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini di
antaranya adalah bubuk kopi, alkohol, kertas saring Whatman, gula, plastik, dan
air.
3.3.

Cara Kerja

Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sampel bubuk kopi
terlebih dahulu ditimbang. Setelah ditimbang, bubuk kopi ditambahkan alkohol
dengan konsentrasi sesuai perlakuan (0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,
70%, 80%, 90%) dan ditambahkan air sesuai perlakuan. Sampel kemudian
dipanaskan selama 30 menit dengan menggunakan hot plate. Setelah dipanaskan,
sampel disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman dan dipisahkan
ampasnya, lalu diambil filtratnya untuk dilakukan evaporasi. Setelah dievaporasi,
sampel tersebut menjadi asam klorogenat. Selanjutnya, gula bubuk sebanyak 50
gram ditimbang, kemudian gula bubuk dan ekstrak asam klorogenat dicampurkan
dan diaduk hingga merata. Setelah tercampur merata, diuji organoleptik meliputi
warna, aroma, tekstur, dan penerimaan secara keseluruhan, lalu dimasukkan ke
dalam plastik.

IV.
4.1.

Data Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun data yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Perlakuan
Kelompok 1 (0%)
Kelompok2

Warna
Hitam
Coklat

Aroma
Tidak khas kopi
Tidak khas kopi

Tekstur
Kasar
Halus

Penerimaan
Tidak suka
Tidak suka

(10%)
Kelompok 3

Coklat

Tidak khas kopi

Agak

Suka

Tidak khas kopi

halus
Agak

Suka

(20%)
Kelompok

Coklat

4(30%)

keputiha

Kelompok 5

n
Coklat

(40%)

keputiha

Kelompok 6

n
Coklat

(50%)

keputiha

Kelompok 7

n
Coklat

Khas kopi

Halus

Suka

(60%)
Kelompok 8

Coklat

Tidak khas kopi

Agak

Suka

(70%)

keputiha

Kelompok 9

n
Coklat

(80%)

keputiha

Kelompok 10

n
Hitam

(90%)

keputiha

kasar
Tidak khas kopi

Halus

Suka

Khas kopi

Agak

Suka

halus

halus
Khas kopi

Agak

Suka

halus
Khas kopi

Agak

Suka

halus

4.2.

Pembahasan

Asam klorogenat adalah senyawa golongan fenilpropanoid yang banyak


ditemukan pada tumbuhan. Dalam biji kopi konsentrasi asam ini sangat tinggi.
Pada dasarnya, asam klorogenat adalah kelompok asam alami yang dihasilkan
dalam berbagai tanaman, termasuk kopi. Biji dari jenis kopi arabika yang masih

hijau (green bean) adalah yang terbanyak mengandung kelompok asam ini, yaitu
bisa 9%. Namun, jumlah ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti iklim,
jenis tanah, lingkungan sekitar, serta faktor genetik. Asam klorogenat sendiri
berfungsi sebagai sarana pertahanan alami serta memberi petanda atau alarm
kegiatan dalam interaksi antara tanaman tersebut dan mikroba dalam tanah
tempatnya tumbuh. Proses ekstraksi asam klorogenat dari kopi yaitu asam
klorogenat perlahan-lahan terurai ketika biji kopi disangrai makin lama proses
penyangraian, makin banyak senyawa asam yang terurai sehingga tingkat
keasaman kopi semakin menurun. Kadar dan kecepatan penurunan tingkat
keasaman ini bervariasi bergantung rincian dalam proses penyangraian. Namun,
para ahli berpendapat bahwa asam klorogenat terurai sebanyak 60% dalam derajat
sangrai medium (medium roast) dan 100% dalam derajat sangrai legam (dark
roast). Jenis asam yang terkandung dalam kelompok asam ini seperti asam kafeat
dan asam quinat juga ikut terurai dalam proses penyangraian. Hal tersebut akan
mempengaruhi rasa kopi (Clifford, 1999).
Asam klorogenat dihasilkan dari kopi melalui proses ekstraksi. Prinsip dan
mekanisme ekstraksi asam klorogenat yaitu dengan pelarut menguap cukup
sederhana yaitu dengan cara memasukkan bahan yang diekstraksi ke dalam
ekstraktor khusus (soklet). Ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu
tertentu dengan menggunakan pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan.
Minyak hasil ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan yaitu mempunyai
bau yang mirip bau alamiah. Pelarut yang digunakan adalah heksana dan etanol.
Etanol merupakan senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Proses evaporasi merupakan lanjutan dari proses ekstraksi
dengan tujuan untuk memisahkan minyak kopi dari pelarutnya sehingga
didapatkan ekstrak minyak kopi yang berwarna kecokelatan. Pada proses
evaporasi ini digunakan separangkat alat evaporasi vakum. Setelah didapatkan
minyak kopi, minyak tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel ((Zhao et al.,
2011).
Adapun manfaat asam klorogenat sangat banyak, terutama bagi kesehatan. Asam
klorogenat merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Leonardis et al. (2008) mengenai potensi asam
klorogenat dan metabolitnya sebagai antioksidan, ditemukan bahwa asam
klorogenat memiliki aktivitas antioksidan yang paling kuat dibandingkan dengan
metabolitnya ketika ditambahkan pada minyak hati ikan cod. Dalam beberapa
tahun terakhir, sejumlah manfaat kesehatan yang berhubungan dengan konsumsi
makanan dan minuman dengan kandungan asam klorogenat dalam jumlah tinggi
telah dijelaskan dari penelitian epidemiologi. Dalam pengaturan dosis tertentu,
asam klorogenat terbukti mengurangi risiko terhadap obesitas (Thom, 2007).
Asam klorogenat juga

mempunyai aktivitas sebagai antihipertensi karena

metabolit dari asam klorogenat

mengurangi terjadinya stress oksidatif yang

berefek pada penurunan tekanan darah melalui peningkatan fungsi endotel dan
peningkatan bioavailabilitas nitrit oksida di pembuluh darah arteri. Dalam
beberapa penelitian yang dilakukan pada hewan, asam klorogenat juga
menunjukkan aktivitas dalam metabolisme glukosa dan lipid seperti sebagai
hipoglikemi, antidiabetes, peningkat sekresi insulin serta mengurangi kerentanan
terhadap oksidasi LDL . Asam klorogenat juga mempunyai aktivitas sebagai
antihipertensi karena metabolit dari asam klorogenat mengurangi terjadinya stress
oksidatif yang berefek pada penurunan tekanan darah melalui peningkatan fungsi
endotel dan peningkatan bioavailabilitas nitrit oksida di pembuluh darah arteri
(Zhao et al., 2011). Senyawa ini juga terbukti sebagai antikanker, analgesik,
antipiretik, antiradang dan antijamur. Selain itu, asam klorogenat mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri, antimutagenik, antitumor, antivirus (Harborne et al.,
1999).
Berdasarkan data pengamatan di atas diperoleh hadil pada kelompok 1 dengan
konsentrasi alkohol sebesar 0%, diperoleh hasil meliputi warna hitam, memiliki
aroma tidak khas kopi, memiliki tekstur yang kasar, dan penerimaan secara
keseluruhan tidak suka. Pada kelompok 2 dengan konsentrasi alkohol sebesar
10%, diperoleh hasil meliputi warna coklat, memiliki aroma tidak khas kopi,
memiliki tekstur yang halus, dan penerimaan secara keseluruhan tidak suka. Pada
kelompok 3 dengan konsentrasi alkohol sebesar 20%, diperoleh hasil meliputi
warna coklat, memiliki aroma tidak khas kopi, memiliki tekstur agak halus, dan

penerimaan secara keseluruhan suka. Pada kelompok 4 dengan konsentrasi


alkohol sebesar 30%, diperoleh hasil meliputi warna coklat keputihan, memiliki
aroma tidak khas kopi, memiliki tekstur agak kasar, dan penerimaan secara
keseluruhan suka. Pada kelompok 5 dengan konsentrasi alkohol sebesar 40%,
diperoleh hasil meliputi warna coklat keputihan, memiliki aroma tidak khas kopi,
memiliki tekstur yang halus, dan penerimaan secara keseluruhan suka. Sedangkan
pada kelompok 6 dengan konsentrasi alkohol sebesar

50%, diperoleh hasil

meliputi warna coklat keputihan, memiliki aroma khas kopi, memiliki tekstur
agak halus, dan penerimaan secara keseluruhan suka. Pada kelompok 7 dengan
konsentrasi alkohol sebesar 60%, diperoleh hasil meliputi warna coklat, memiliki
aroma khas kopi, memiliki tekstur yang halus, dan penerimaan secara keseluruhan
suka. Pada kelompok 8 dengan konsentrasi alkohol sebesar 70%, diperoleh hasil
meliputi warna coklat keputihan, memiliki aroma tidak khas kopi, memiliki
tekstur agak halus, dan penerimaan secara keseluruhan suka.
Sedangkan pada kelompok 9 dengan konsentrasi alkohol sebesar 80%, diperoleh
hasil meliputi warna coklat keputihan, memiliki aroma khas kopi, memiliki
tekstur agak halus, dan penerimaan secara keseluruhan suka. Pada kelompok 10
dengan konsentrasi alkohol sebesar 90%, diperoleh hasil meliputi warna hitam
keputihan, memiliki aroma khas kopi, memiliki tekstur agak halus, dan
penerimaan secara keseluruhan tidak suka. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut
dapat dilihat bahwa penerimaan secara keseluruhan oleh masing-masing
kelompok yaitu suka. Smentara untuk warna setelah dilakukan ekstraksi yaitu
sebagian mengalami perubahan menjadi coklat. Menurut literatur yang ada, sifat
alkohol dari alkohol yaitu mudah melarutkan warna. Warna kopi yang dihasilkan
jika diektraksi dengan larutan alkohol adalah coklat gelap hingga hitam pekat. Hal
tersebut terbukti jika dilihat dari hasil praktikum ini. Sedangkan sifat alkohol
selanjutnya yaitu mudah menguap, sehingga dapat mengeluarkan aroma atau bau
khas alkohol yang sangat pekat. Hal tersebut juga terbukti jika dilihat dari aroma
yang dihasilkan pada praktikum ini yang sebagian besar aroma kopi tidak tercium
lagi melainkan aroma khas alkoholah yang tercium.

Adapun kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu terjadinya kesalahan
perlakuan pada kelompok 10. Pada perlakuan kelompok 10 yaitu 90% alkohol,
asam klorogenat tidak dapat diekstraksi. Hal ini dikarenakan saat pemanasan
erlenmeyer yang digunakan tidak ditutup dengan menggunakan alumunium foil,
sehingga terjadi penguapan alkohol. Alkohol memiliki titik didih yang rendah
yang mengakibatkan lebih cepat menguap dan dalam erlenmeyer menjadi kering.
Saat alkohol menguap, asam klorogenat ikut menguap bersama alkohol dan asam
klorogenat pun tidak dapat diekstraksi.
Menurut penelitian Hening Herawati dan Asep Sukohar tahun 2013 dalam jurnal
yang berjudul Pengaruh asam Klorogenat Kopi Robusta Lampung Terhadap
Ekspresi Cyclin D1 dan Caspase 3,P Ada Cell Lines Hep-G2 disebutkan bahwa
asam klorogenat dihasilkan dari kopi melalui proses ekstraksi, fraksinasi
dan isolasi, salah satu khasiatnya adalah berperan sebagai antioksidan
eksogen yang berperan dalam mencegah kerusakan sel serta menghambat
pertumbuhan sel kanker melalui pengikatan sejumlah radikal bebas. Peran
asam klorogenat

dalam menghambat

pertumbuhan

Cell Lines Hep-G2

melalui reaksi oksidasi-reduksi dengan cara menangkap radikal bebas yang


pada akhirnya menurunkan Reactive oxygen spesies (ROS). Asam klorogenat
menginduksi antioksidan endogen sehingga aktifitasnya meningkat. Penurunan
aktifitas ROS akan menurunkan aktifitas Mitogen-activated protein kinases
(MAPK), kemudian menurunkan aktifitas cFos-cJun, kemudian menurunkan
aktifitas Cyclin-dependent Kinase (CDK) 4 dan 6 yang pada akhirnya terjadi
penghambatan fase G1 yang bertanggung jawab dalam proliferasi dalam siklus
sel, sehingga terjadi gangguan keseimbangan ke arah apotosis karena terjadi
supresi pada onkogen Ekspresi gen Cyclin D1 menggambarkan aktifitas
onkogen dan ekspresi Caspase 3 menggambarkan aktifitas apoptosis (Leonardis
dkk, 2008).
Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa dalam keadaan normal, aktifitas
biologi molekuler terjadi keseimbangan antara gen yang bertindak sebagai
supresi

yang

mengakibatkan

apoptosis

dan

onkogen

yang dapat

mengakibatkan proliferasi. Intervensi asam klorogenat dapat menekan fungsi


gen onkogen dan sekaligus menginduksi apoptosis. Kesimbangan gen supresi
diwakili oleh ekspresi caspase 3 dan gen onkogen diwakili oleh ekspresi cyclin
D1. Gen supresi akan mengakibatkan apoptosis sehingga aktifitas caspase
3

meningkat

dan

sebaliknya aktifitas cyclin D 1 menurun sehingga

aktifitasnya berkurang. Proses fosforilisasi Cyclin D1 akibat intervensi asam


klorogenat akan mengakibatkan: aktifitas Cyclin D1 menurun dan proses
proliferasi terhambat/berhenti (karena gen Retinablastoma aktif). Aktifitas gen
cyclin D1 dan caspase-3 diukur berdasarkan ekspresi masing- masing gen
dengan metode Livak dengan prinsip dasar relatifitas (Munson, 1991).
Hasil analisis menggambarkan asam klorogenat mampu mempengaruhi
aktifitas mRNA Cyclin D1 dengan membandingkan antar waktu pada 0,2, 8,
18, 24 jam antara sebelum dan sesudah perlakuan. Asam klorogenat sangat
berpengaruh pada 18 jam setelah perlakuan dengan ekspresi Cyclin D1 pada
angka 0,37, setelah 18 jam aktifitas Cyclin D1 meningkat kembali dengan
diekspresikan pada angka 0,64.

Hasil analisis sesuai dengan juga

menggambarkan asam klorogenat mampu mempengaruhi aktifitas mRNA


Caspase 3 dengan membandingkan antar waktu pada 0,2, 8, 18, 24 jam antara
sebelum dan sesudah perlakuan dan didapatkan data bahwa asam klorogenat
sangat berpengaruh pada 18 jam setelah perlakuan dengan ekspresi Caspase 3
pada angka 3,74 dan setelah 18 jam aktifitas Caspase 3 menurun.Sehingga
dapat disimpulkan bahwa asam klorogenat menghambat pertumbuhan sel
kanker

Hep-G2

dengan menurunya ekspresi Cyclin D1 dan meningkatnya

ekspresi Caspase 3 (Herawati dan Asep, 2013).

V.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Aroma yang dihasilkan pada perlakuan secara keseluruhan tidak khas kopi.
Hal ini karena penambahan alkohol sangat mempengaruhi aroma kopi yang
tercium. Semakin banyak konsentrasi alkohol yang ditambahkan maka aroma
yang dihasilkan semakin tidak khas kopi.
2. Tekstur yang dihasilkan pada perlakuan dengan kosentrasi alkohol 0% yaitu
kasar, sedangkan dengan penambahan alkohol tekstur yang dihasilkan agak
halus sampai halus. Hal ini karena pada konsentrasi alkohol 0% asam
klorogenat masih bercampur dengan senyawa lainnya.
3. Semakin banyak konsentrasi alkohol yang ditambahkan maka warna yang
dihasilkan yaitu coklat sampai coklat keputihan.
4. Pada perlakuan dengan konsentrasi alkohol 0% warna yang dihasilkan hitam
dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini karena tidak terdapat alkohol yang
memiliki sifat melarutkan warna.
5. Pada perlakuan dengan konsentrasi alkohol 90% asam klorogenat tidak dapat
terekstraksi karena tidak ditutupnya erlenmeyer yang berisi campuran kopi
dan alkohol saat proses pemanasan, sehingga menyebabkan asam klorogenat
yang terdapat pada kopi menguap bersama alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Belay, G. & Gholap, A.P. 2009. Characterization and Determination of

Chlorogenic Acids (CGA) in Coffee Beans by UV-Vis Spectroscopy.


African Journal of Pure and Applied Chemistry. 3 (11) : 234-240.
Clifford, M.N. 1999. Review: Chlorogenic Acids and Other Cinnamates Nature,
Occurrence and Dietary Burden. Journal of the Science of Food and
Agriculture.79 : 362-372.
Farah, A., Paulis, T.D., Trugo, L.C. & Martin, P.R. 2005. Effect of Roasting on
the

Formation of Chlorogenic Acid Lactones in Coffee. Journal of

Agricultural and Food Chemistry. 53 :15051513.


Harborne, J.B., Baxter, H. & Moss, G.P. 1999. Phytochemical Dictionary : A
Handbook of Bioactive Compounds from Plants. London : Taylor &
Francis Ltd.
Leonardis, D.A., Pizzella, L. & Macciola, V. 2008. Evaluation of Chlorogenic
Acid and Its Metabolites as Potential Antioxidants for Fish Oil.
European Journal of Lipid

Science and Technology. 110 (10) : 941-948

Meng, S., Cao, J., Feng, Q., Peng, J. & Hu, Y. 2013. Roles of Chlorogenic Acid
on

Regulating Glucose and Lipids Metabolism : A Review.

Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2013 : 1-11


Munson,

J.W.

1991.

Analisis

Farmasi

Metode

Modern.

Airlangga

University Press. Surabaya.

Olthof, M.R., Hollman, P.C.H. & Katan, M.B. 2001. Chlorogenic Acid and
CaffeicAcid Are Absorbed in Humans. Journal of Nutrition. 131: 6671.
Prastowo, B., Karmawati, E., Rubijo, Siswanto, Indrawanto, C. & Munarso,
S.J.2010. Budidaya dan Pasca

Panen Kopi. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan. Bogor.


S

rd

herma, J & Fried, B. 2003. Handbook of Thin Layer Chromatography 3


Edition, Revised and Expanded. New York: Marcel Dekker, Inc.

Thom, E. 2007. The Effect of Chlorogenic Acid Enriched Coffee on Glucose


Absorption in Healthy Volunteers and Its Effect on Body Mass When
Used Long-term in Overweight and Obese People. The Journal of
International Medical Research. 35 : 900-908
Urakova, I.N., Pozharitskaya, O.N., Shikov, A.N., Kosman, V.M. & Makarov,
V.G.

2008. Comparison of High Performance TLC and HPLC for

Separation and Quantification of Chlorogenic Acid in Green Coffee Bean


Extracts. Journal of Sepeparation Science. 31 : 237 241.
Yashin, A., Yashin, Y., Wang, J.Y. & Nemzer, B. 2013. Antioxidant and
Antiradical Activity of Coffee. Antioxidants. 2 : 230-245.
Zhao, Y.,

Wang, J., Ballevre, O.,

Luo, H. & Zhang,

W.2011.

Antihypertensive Effects and Mechanisms of Chlorogenic Acids.


Hypertension Research. 2011 : 1-5.

LAMPIRAN

Penimbangan kopi bubuk

Penambahan dengan air dan


alkohol

Kopi bubuk dipanaskan dengan hot plate

Dilakukan penyaringan untuk mengambil


filtrat

Ekstrak asam klorogenat dihasilkan dari evaporasi

Penimbangan gula bubuk

Asam klorogenat dan gula bubuk dicampurkan


hingga merata

Hasil ekstraksi asam klorogenat dari kopi dan dilakukan pengujian


organopelptikorganoleptik

Anda mungkin juga menyukai