PELANGSING
(Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar)
Oleh
Kelompok 5
Irfan Permadi
1414051050
Ni Made Yulia S.
1414051073
Ria Apriani
1414051080
Shahelia Hakim
1414051086
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
mempermudah
pengendalian hama dan penyakit, agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur
kepada batang-batang yang lebih produktif dan supaya banyak menghasilkan
buah. Dari pemangkasan yang dilakukan ini, maka daun kopi akan ikut
dipangkas dan dibuang begitu saja (Prastowo et al., 2010).
Kopi adalah salah satu sumber antioksidan alami untuk tubuh manusia.
Kandungan antioksidan yang tinggi pada kopi adalah asam klorogenat yang
merupakan salah satu senyawa polifenol. Seperti pada biji kopi yang tidak
disangrai (green coffee bean) terkandung asam klorogenat sebesar 6-12 %
(Clifford, 1999). Asam klorogenat merupakan ester yang dibentuk dari asam
trans-sinamat dan asam kuinat yang mempunyai gugus hidroksil pada posisi
aksial pada karbon 1 dan 3 dan hidroksil equatorial pada karbon 4 dan 5.
Asam klorogenat mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, antimutagenik,
antitumor dan antivirus. Laporan terbaru menunjukkan bahwa senyawa ini
terbukti menjadi antikanker. Laporan yang lebih baru lagi menunjukkan bahwa
asam klorogenat juga memiliki aktivitas analgesik, antipiretik, antiradang
dan antijamur (Lee et al., 2008).
Menurut para ahli, kafein dalam ekstrak biji kopi hijau berperan penting
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses serta
pengaruh ekstraksi asam klorogenat dari minuman kopi sebagai minuman
pelangsing.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi berasal dari Afrika,
yaitu daerah pegunungan di Etiopia. Kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat
dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman
di bagian Selatan Arab melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012). Pada kopi
terdapat berbagai senyawa seperti kafein.. Kafein merupakan senyawa terpenting
yang terdapat di dalam kopi. Kafein berfungsi sebagai perangsang dan kaffeol
sebagi unsur flavor. Pada saat penyangraian kopi, bagian kafein berubah
menjadikaffeol dengan jalan sublimasi (Ciptadi dan Nasution, 1985). Kafein
dalam kopi terdapat dalam bentuk ikatan kalium kafein klorogenat dan asam
klorogenat. Ikatan ini akan terlepas dengan adanya air panas, sehingga kafein
dengan cepat dapat terserap oleh tubuh. Asam klorogenat terdapat secara luas
pada tanaman namun kurang mempunyai efek fisiologi dibandingkan dengan
kafein. Pada proses penyangraian, trigonellin pada biji kopi sebagian akan
berubah menjadi asam nikotinat (niasin), yaitu jenis vitamin dalam kelompok
vitamin B (Mahendradatta, 2007)
trans-sinamat
misalnya kafeat, ferulat dan p-kumarat) dan asam kuinat yang mempunyai gugus
hidroksil pada posisi aksial pada karbon 1 dan 3 dan hidroksilequatorial pada
karbon .Asam klorogenat dikenal sebagai salah satu polifenol yang berlimpah
dalam makanan manusia (Lee et al., 2008). Biji kopi adalah salah satu sumber
asam klorogenat terbesar pada makanan yang dikonsumsi manusia seperti pada
pada biji kopi yang tidak disangrai (green coffee bean) mengandung asam
klorogenat sebesar 6-12% (Clifford, 1999 ; Farah et al.,2005). Dari sudut pandang
gizi, asam klorogenat merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang kuat
(Olthof, 2001). Pada penelitian yang dilakukan oleh Leonardis et al. (2008)
mengenai potensi asam klorogenat dan metabolitnya sebagai antioksidan,
ditemukan bahwa asam klorogenat memiliki aktivitas antioksidan yang paling
kuat dibandingkan dengan metabolitnya ketika ditambahkan pada minyak hati
ikan cod. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah manfaat kesehatan yang
berhubungan dengan konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan asam
klorogenat dalam jumlah tinggi telah dijelaskan dari penelitian epidemiologi.
Dalam pengaturan dosis tertentu, asam klorogenat terbukti mengurangi risiko
terhadap obesitas (Thom, 2007).
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan pada hewan, asam klorogenat juga
menunjukkan aktivitas dalam metabolisme glukosa dan lipid seperti sebagai
hipoglikemi, antidiabetes, peningkat sekresi insulin serta mengurangi kerentanan
terhadap oksidasi LDL (Meng et al,2013). Asam klorogenat juga mempunyai
aktivitas sebagai antihipertensi karena metabolit dari asam klorogenat
mengurangi terjadinya stress oksidatif yang berefek pada penurunan tekanan
darah melalui peningkatan fungsi endotel dan peningkatan bioavailabilitas nitrit
oksida di pembuluh darah arteri (Zhao et al., 2011). Laporan lain menunjukkan
bahwa senyawa ini terbukti sebagai antikanker, analgesik, antipiretik, antiradang
dan antijamur (Lee et al, 2008). Selain itu, asam klorogenat mempunyai aktivitas
sebagai antibakteri, antimutagenik, antitumor, antivirus (Harborne et al., 1999).
digunakan
gradient reverse phase KCKT dengan panjang gelombang 330 nm. Kandungan
asam klorogenat pada 6 sampel yang digunakan yaitu 21,490,86% dengan
KLTKT dan 21,500,49% dengan KCKT. Dari hasil ini menunjukkan tidak
adanya perbedaan kadar asam klorogenat pada sampel yang diteliti dengan
menggunakan metode KLTKT maupun KCKT.
Penelitian lain untuk penetapan kadar asam klorogenat juga dilakukan oleh Maria
et al. (1994) dimana penetapan kadar asam klorogenat dilakukan secara simultan
dengan penetapan kadar trigonellin dan kafein pada kopi yang belum disangrai
dengan menggunakan metode Kromatografi Filtrasi Gel Kinerja Tinggi (KFGKT).
Metode ini menunjukkan linieritas dan perolehan kembali yang baik dengan
korelasi yang tinggi ketika dibandingkan dengan metode reverse phase KCKT.
Dari metode ini diperoleh kadar asam klorogenat pada sampel sebesar 8,04,0%.
Penetapan kadar asam klorogenat pada biji kopi juga dilakukan oleh Belay &
Gholap (2009) dimana sampel yang digunakan berasal dari barat daya Etiopia
dengan menggunakan metode spektroskopi
didapatkan kadar asam klorogenat pada sampel yang diteliti berkisar antara
6,050,33%-6,250,23%.
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 23 Mei 2016, pukul 15.00-17.00
WIB, di Laboratorium Penjaminan Mutu Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, erlenmayer,
gelas ukur, beaker glass, corong, evaporator, pengaduk (spatula), sendok, hot plate
dan labu kecil. Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini di
antaranya adalah bubuk kopi, alkohol, kertas saring Whatman, gula, plastik, dan
air.
3.3.
Cara Kerja
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sampel bubuk kopi
terlebih dahulu ditimbang. Setelah ditimbang, bubuk kopi ditambahkan alkohol
dengan konsentrasi sesuai perlakuan (0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,
70%, 80%, 90%) dan ditambahkan air sesuai perlakuan. Sampel kemudian
dipanaskan selama 30 menit dengan menggunakan hot plate. Setelah dipanaskan,
sampel disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman dan dipisahkan
ampasnya, lalu diambil filtratnya untuk dilakukan evaporasi. Setelah dievaporasi,
sampel tersebut menjadi asam klorogenat. Selanjutnya, gula bubuk sebanyak 50
gram ditimbang, kemudian gula bubuk dan ekstrak asam klorogenat dicampurkan
dan diaduk hingga merata. Setelah tercampur merata, diuji organoleptik meliputi
warna, aroma, tekstur, dan penerimaan secara keseluruhan, lalu dimasukkan ke
dalam plastik.
IV.
4.1.
Data Pengamatan
Adapun data yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Perlakuan
Kelompok 1 (0%)
Kelompok2
Warna
Hitam
Coklat
Aroma
Tidak khas kopi
Tidak khas kopi
Tekstur
Kasar
Halus
Penerimaan
Tidak suka
Tidak suka
(10%)
Kelompok 3
Coklat
Agak
Suka
halus
Agak
Suka
(20%)
Kelompok
Coklat
4(30%)
keputiha
Kelompok 5
n
Coklat
(40%)
keputiha
Kelompok 6
n
Coklat
(50%)
keputiha
Kelompok 7
n
Coklat
Khas kopi
Halus
Suka
(60%)
Kelompok 8
Coklat
Agak
Suka
(70%)
keputiha
Kelompok 9
n
Coklat
(80%)
keputiha
Kelompok 10
n
Hitam
(90%)
keputiha
kasar
Tidak khas kopi
Halus
Suka
Khas kopi
Agak
Suka
halus
halus
Khas kopi
Agak
Suka
halus
Khas kopi
Agak
Suka
halus
4.2.
Pembahasan
hijau (green bean) adalah yang terbanyak mengandung kelompok asam ini, yaitu
bisa 9%. Namun, jumlah ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti iklim,
jenis tanah, lingkungan sekitar, serta faktor genetik. Asam klorogenat sendiri
berfungsi sebagai sarana pertahanan alami serta memberi petanda atau alarm
kegiatan dalam interaksi antara tanaman tersebut dan mikroba dalam tanah
tempatnya tumbuh. Proses ekstraksi asam klorogenat dari kopi yaitu asam
klorogenat perlahan-lahan terurai ketika biji kopi disangrai makin lama proses
penyangraian, makin banyak senyawa asam yang terurai sehingga tingkat
keasaman kopi semakin menurun. Kadar dan kecepatan penurunan tingkat
keasaman ini bervariasi bergantung rincian dalam proses penyangraian. Namun,
para ahli berpendapat bahwa asam klorogenat terurai sebanyak 60% dalam derajat
sangrai medium (medium roast) dan 100% dalam derajat sangrai legam (dark
roast). Jenis asam yang terkandung dalam kelompok asam ini seperti asam kafeat
dan asam quinat juga ikut terurai dalam proses penyangraian. Hal tersebut akan
mempengaruhi rasa kopi (Clifford, 1999).
Asam klorogenat dihasilkan dari kopi melalui proses ekstraksi. Prinsip dan
mekanisme ekstraksi asam klorogenat yaitu dengan pelarut menguap cukup
sederhana yaitu dengan cara memasukkan bahan yang diekstraksi ke dalam
ekstraktor khusus (soklet). Ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu
tertentu dengan menggunakan pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan.
Minyak hasil ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan yaitu mempunyai
bau yang mirip bau alamiah. Pelarut yang digunakan adalah heksana dan etanol.
Etanol merupakan senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Proses evaporasi merupakan lanjutan dari proses ekstraksi
dengan tujuan untuk memisahkan minyak kopi dari pelarutnya sehingga
didapatkan ekstrak minyak kopi yang berwarna kecokelatan. Pada proses
evaporasi ini digunakan separangkat alat evaporasi vakum. Setelah didapatkan
minyak kopi, minyak tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel ((Zhao et al.,
2011).
Adapun manfaat asam klorogenat sangat banyak, terutama bagi kesehatan. Asam
klorogenat merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Leonardis et al. (2008) mengenai potensi asam
klorogenat dan metabolitnya sebagai antioksidan, ditemukan bahwa asam
klorogenat memiliki aktivitas antioksidan yang paling kuat dibandingkan dengan
metabolitnya ketika ditambahkan pada minyak hati ikan cod. Dalam beberapa
tahun terakhir, sejumlah manfaat kesehatan yang berhubungan dengan konsumsi
makanan dan minuman dengan kandungan asam klorogenat dalam jumlah tinggi
telah dijelaskan dari penelitian epidemiologi. Dalam pengaturan dosis tertentu,
asam klorogenat terbukti mengurangi risiko terhadap obesitas (Thom, 2007).
Asam klorogenat juga
berefek pada penurunan tekanan darah melalui peningkatan fungsi endotel dan
peningkatan bioavailabilitas nitrit oksida di pembuluh darah arteri. Dalam
beberapa penelitian yang dilakukan pada hewan, asam klorogenat juga
menunjukkan aktivitas dalam metabolisme glukosa dan lipid seperti sebagai
hipoglikemi, antidiabetes, peningkat sekresi insulin serta mengurangi kerentanan
terhadap oksidasi LDL . Asam klorogenat juga mempunyai aktivitas sebagai
antihipertensi karena metabolit dari asam klorogenat mengurangi terjadinya stress
oksidatif yang berefek pada penurunan tekanan darah melalui peningkatan fungsi
endotel dan peningkatan bioavailabilitas nitrit oksida di pembuluh darah arteri
(Zhao et al., 2011). Senyawa ini juga terbukti sebagai antikanker, analgesik,
antipiretik, antiradang dan antijamur. Selain itu, asam klorogenat mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri, antimutagenik, antitumor, antivirus (Harborne et al.,
1999).
Berdasarkan data pengamatan di atas diperoleh hadil pada kelompok 1 dengan
konsentrasi alkohol sebesar 0%, diperoleh hasil meliputi warna hitam, memiliki
aroma tidak khas kopi, memiliki tekstur yang kasar, dan penerimaan secara
keseluruhan tidak suka. Pada kelompok 2 dengan konsentrasi alkohol sebesar
10%, diperoleh hasil meliputi warna coklat, memiliki aroma tidak khas kopi,
memiliki tekstur yang halus, dan penerimaan secara keseluruhan tidak suka. Pada
kelompok 3 dengan konsentrasi alkohol sebesar 20%, diperoleh hasil meliputi
warna coklat, memiliki aroma tidak khas kopi, memiliki tekstur agak halus, dan
meliputi warna coklat keputihan, memiliki aroma khas kopi, memiliki tekstur
agak halus, dan penerimaan secara keseluruhan suka. Pada kelompok 7 dengan
konsentrasi alkohol sebesar 60%, diperoleh hasil meliputi warna coklat, memiliki
aroma khas kopi, memiliki tekstur yang halus, dan penerimaan secara keseluruhan
suka. Pada kelompok 8 dengan konsentrasi alkohol sebesar 70%, diperoleh hasil
meliputi warna coklat keputihan, memiliki aroma tidak khas kopi, memiliki
tekstur agak halus, dan penerimaan secara keseluruhan suka.
Sedangkan pada kelompok 9 dengan konsentrasi alkohol sebesar 80%, diperoleh
hasil meliputi warna coklat keputihan, memiliki aroma khas kopi, memiliki
tekstur agak halus, dan penerimaan secara keseluruhan suka. Pada kelompok 10
dengan konsentrasi alkohol sebesar 90%, diperoleh hasil meliputi warna hitam
keputihan, memiliki aroma khas kopi, memiliki tekstur agak halus, dan
penerimaan secara keseluruhan tidak suka. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut
dapat dilihat bahwa penerimaan secara keseluruhan oleh masing-masing
kelompok yaitu suka. Smentara untuk warna setelah dilakukan ekstraksi yaitu
sebagian mengalami perubahan menjadi coklat. Menurut literatur yang ada, sifat
alkohol dari alkohol yaitu mudah melarutkan warna. Warna kopi yang dihasilkan
jika diektraksi dengan larutan alkohol adalah coklat gelap hingga hitam pekat. Hal
tersebut terbukti jika dilihat dari hasil praktikum ini. Sedangkan sifat alkohol
selanjutnya yaitu mudah menguap, sehingga dapat mengeluarkan aroma atau bau
khas alkohol yang sangat pekat. Hal tersebut juga terbukti jika dilihat dari aroma
yang dihasilkan pada praktikum ini yang sebagian besar aroma kopi tidak tercium
lagi melainkan aroma khas alkoholah yang tercium.
Adapun kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu terjadinya kesalahan
perlakuan pada kelompok 10. Pada perlakuan kelompok 10 yaitu 90% alkohol,
asam klorogenat tidak dapat diekstraksi. Hal ini dikarenakan saat pemanasan
erlenmeyer yang digunakan tidak ditutup dengan menggunakan alumunium foil,
sehingga terjadi penguapan alkohol. Alkohol memiliki titik didih yang rendah
yang mengakibatkan lebih cepat menguap dan dalam erlenmeyer menjadi kering.
Saat alkohol menguap, asam klorogenat ikut menguap bersama alkohol dan asam
klorogenat pun tidak dapat diekstraksi.
Menurut penelitian Hening Herawati dan Asep Sukohar tahun 2013 dalam jurnal
yang berjudul Pengaruh asam Klorogenat Kopi Robusta Lampung Terhadap
Ekspresi Cyclin D1 dan Caspase 3,P Ada Cell Lines Hep-G2 disebutkan bahwa
asam klorogenat dihasilkan dari kopi melalui proses ekstraksi, fraksinasi
dan isolasi, salah satu khasiatnya adalah berperan sebagai antioksidan
eksogen yang berperan dalam mencegah kerusakan sel serta menghambat
pertumbuhan sel kanker melalui pengikatan sejumlah radikal bebas. Peran
asam klorogenat
dalam menghambat
pertumbuhan
yang
mengakibatkan
apoptosis
dan
onkogen
yang dapat
meningkat
dan
Hep-G2
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Aroma yang dihasilkan pada perlakuan secara keseluruhan tidak khas kopi.
Hal ini karena penambahan alkohol sangat mempengaruhi aroma kopi yang
tercium. Semakin banyak konsentrasi alkohol yang ditambahkan maka aroma
yang dihasilkan semakin tidak khas kopi.
2. Tekstur yang dihasilkan pada perlakuan dengan kosentrasi alkohol 0% yaitu
kasar, sedangkan dengan penambahan alkohol tekstur yang dihasilkan agak
halus sampai halus. Hal ini karena pada konsentrasi alkohol 0% asam
klorogenat masih bercampur dengan senyawa lainnya.
3. Semakin banyak konsentrasi alkohol yang ditambahkan maka warna yang
dihasilkan yaitu coklat sampai coklat keputihan.
4. Pada perlakuan dengan konsentrasi alkohol 0% warna yang dihasilkan hitam
dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini karena tidak terdapat alkohol yang
memiliki sifat melarutkan warna.
5. Pada perlakuan dengan konsentrasi alkohol 90% asam klorogenat tidak dapat
terekstraksi karena tidak ditutupnya erlenmeyer yang berisi campuran kopi
dan alkohol saat proses pemanasan, sehingga menyebabkan asam klorogenat
yang terdapat pada kopi menguap bersama alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Meng, S., Cao, J., Feng, Q., Peng, J. & Hu, Y. 2013. Roles of Chlorogenic Acid
on
J.W.
1991.
Analisis
Farmasi
Metode
Modern.
Airlangga
Olthof, M.R., Hollman, P.C.H. & Katan, M.B. 2001. Chlorogenic Acid and
CaffeicAcid Are Absorbed in Humans. Journal of Nutrition. 131: 6671.
Prastowo, B., Karmawati, E., Rubijo, Siswanto, Indrawanto, C. & Munarso,
S.J.2010. Budidaya dan Pasca
rd
W.2011.
LAMPIRAN