Kelarutan dalam
Jenis Alkohol
Air
n-heksana
Metanol
Larut, 1 fasa
Etanol
Larut, 1 fasa
1-Propanol
Larut, 1 fasa
Larut, 1 fasa
2-Propanol
Larut, 1 fasa
Larut, 1 fasa
Amyl alkohol
Larut, 1 fasa
1-Butanol
Larut, 1 fasa
2-Butanol
Larut, 1 fasa
2-metil-2-Propanol
Larut, 1 fasa
Fenol
Larut, 1 fasa
Larut, 1 fasa
Pereaksi Lucas
++
+++
++++
_
Keterangan
Bereaksi cepat
Bereaksi lebih cepat
Bereaksi paling cepat
Tidak bereaksi
Zat
Na2CO3
Na2HCO3
Butil Alkohol
Isopropil Alkohol
Fenol
Asam Asetat
FeCl3
Keterangan
Metanol
Kekuningan
Bereaksi
Etanol
Kuning
Bereaksi
2-Butanol
kuning
Bereaksi
Fenol
Ungu kehitaman
Bereaksi
4.2 Reaksi
4.2. 1 Reaksi alkohol/ fenol dengan pereaksi Lucas
1.
CH3 CH2 CH2 CH2 OH + HClpekat
2.
CH3 CH
ZnCl2
ZnCl2
CH3 CH
OH
Cl
3.
CH3
CH2
H3C
+ H2 O
ZnCl2
CH3 + HClpekat
H3C
CH3 + H2O
Cl
OH
4
OH
Cl
ZnCl2
HCl pekat
H2O
CH 3
CH 2
CH 2
CH
OH
CH 2
OH
Na 2 CO 3
CH3
( CH 2 ) 3 ONa
H2 O
+ CO
1.
CH 3
CH 3
Na 2 CO 3
CH3
CH
ONa
H2 O
CO 2
CH 3
2.
ONa
OH
Na 2 CO 3
H2 O
CO 2
3.
O
H3 C
OH
Na 2 CO 3
4.
H3 C
ONa
H2 O
CO 2
1.
H3C
H2
C
H2
C
H2
C
OH + NaHCO3
2.
H
C
H3C
H
C
H3C
CH3 + NaHCO3
CH3 +
H2O
CO2
ONa
OH
3.
ONa
OH
+
H2O
NaHCO3
CO2
4.
H3C
OH
NaHCO3
H3C
ONa
H 2O
Fe( OH )
CO2
CH 3 OH
CH 3 Cl
FeCl 3
Fe( OH )
1.
CH 3
CH 2
OH
FeCl 3
CH 3
CH 2
Cl
2.
CH 3
CH
CH 2
CH 3
CH3
FeCl 3
CH
OH
CH 2
CH3
Fe( OH )
Cl
3.
4.
OH
Cl
FeCl3
Fe(OH)3
4.2 Pembahasan
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa
metanol dan etanol dapat larut dalam air sebab bersifat polar, namun metanol tidak
dapat larut dalam nheksana sebab nheksana bersifat nonpolar. Tapi ada beberapa
larutan ynag dapat larut dikeduanya karena bersifat semi polar misalnya fenol. Hal ini
sesuai dengan teori yang telah dipelajari sebelumnya.
Berdasar teori sebelumnya bahawa alkohol dapat dibedakan menjadi primer,
sekunder dan tersier. Dengan pereaksi lukas dapat diketahui bahwa reaksi pada
alkohol tersier lebih cepat dibanding sekunder dan primer dengan urutan sebagai
berikut, tersier > sekunder> primer. Setelah dilakukan percobaan hasilnya juga sama
dan jika dibandingkan dengan fenol maka fenol tidak bereaksi dengan pereaksi lukas.
Dilakukan pula pengamatan pada reaksi antara alkohol/fenol dengan Na2CO3
dan NaHCO3. Butil alkohol direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3 menghasilkan
natrium alkoksida, air, dan gelembung gas CO 2, hal ini membuktikan bahwa butil
alkohol bersifat asam. Hal ini dikarenakan saat alkohol bereaksi dengan Na 2CO3 dan
NaHCO3, alkohol melepaskan proton (H+) atau bertindak sebagai asam, sesuai dengan
teori asam-basa Bronsted-Lowry, bahwa asam adalah suatu spesies kimia yang
melepaskan suatu proton kepada spesies kimia lain. Kemudian Na+ berikatan dengan
O- membentuk natrium alkoksida. Reaksi terjadi, ditandai dengan adanya pelepasan
gas CO2 yang membuktikan penguraian Na2CO3 dan NaHCO3. Isopropil alkohol tidak
bereaksi dengan Na2CO3, hal ini dikarenakan alkohol merupakan asam yang sangat
lemah, begitu juga dengan Na2CO3 yang merupakan basa lemah, namun isopropil
alkohol bereaksi dengan NaHCO3 dan terdapat banyak gelembung gas CO 2, yang
menandakan isopropil bersifat asam lemah.
Dilakukan pula pengamatan alcohol dan fenol dengan mereaksikan dengan
FeCl3. Reaksi ini bertujuan untuk mengetahui senyawa yang merupakan alkoksik
kuat atau lemah, dengan melihat perubahan warna saat reaksi terjadi. Metanol, etanol,
dan 2-Butanol saat direaksikan dengan FeCl3 berubah warna menjadi kekuning-
kuningan, warna kuning pada reaksi tersebut karena adanya Fe yang berwarna kuning
pekat. Saat fenol direaksikan dengan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi ungu
kehitaman, dan bereaksi dan memperlihatkan alkoksida, alkoksida logam yang larut
dalam alkohol merupakan basa kuat, sama halnya dengan natrium hidroksida dalam
air adalah basa kuat (alkosida lebih basa dibandingkan dengan hidroksida karena
keasaman alkohol lemah dari pada air).