PENDAHULUAN
Alkohol dan fenol dipakai secara luas dalam industri yang umumnya terdapat
di alam. Etanol dipakai sebagai pelarut dan dalam minuman. Isopropil alkohol
dipakai sebagai desinfektan dan untuk mendinginkan kulit. Metanol dipakai dalam
rokok dan tablet hisap. Dalam air, alkohol dan fenol, merupakan sp3-hibrida dan
(Fessenden, 1997).
Alkohol mungkin merupakan senyawa organik yang paling dikenal oleh para
mahasiswa. Etil alkohol (C2H5OH) sudah diketahui dan digunakan sejak zaman
dahulu, karena senyawa ini merupakan hasil fermentasi anaerob dari karbohidrat
hidroksil memberikan nama dasar bagi nama induknya. Huruf terakhir a pada rangtai
krbon yang telah diberikan dihilangkan dari nama hidrokarbonnya yang bersangkutan
dan diganti dengan akhiran –ol. Kembali lagi penomoran dimulai pada satu ujung
rantai induk karbonnya sedemikian sehingga gugus hidroksil diberi angka terendah
Pada praktikum kali ini, kita akan mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia
dari alkohol dan fenol serta membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier
dengan mereaksikan alkohol dan fenol dengan beberapa pereaksi, yaitu Na2CO3,
1
NaHCO3, dengan FeCl3, serta melarutkan alkohol dan fenol dalam air dan n-heksana
FeCl3?
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu mempelajari beberapa sifat fisika
dan kimia dari alkohol dan fenol, serta membedakan antara alkohol primer, sekunder,
dan tersier.
3. Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi antara alkohol dan fenol dengan Na 2CO3,
Manfaat percobaan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah praktikan
dapat mengetahui sifat-sifat alkohol dan fenol serta mengetahui perbedaan alkohol
2
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
rak tabung, pipet tetes, pipet skala, gelas piala, dan sikat tabung.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Diisi dengan 0,5 mL
air pada tabung 1 dan 0,5 mL n-heksana pada tabung 2. Ditambahkan ±10 tetes
3
tabung 1, alkohol sekunder (2-butanol) pada tabung 2, alkohol
terjadi.
4
BAB IV
Tabel 2. Membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier dengan pereaksi Lucas
5
Tabel 3. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
4.2 Reaksi
OH Cl
c. CH3 CH3
OH Cl
6
OH Cl
d. + HClpekat ZnCl2
+ H2O
OH
OH ONa
c. + Na2CO 3 + H 2O + CO 2
O O
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini, dimana yang menjadi objek percobaan yakni alkohol
berkurang secara bertahap, sesuai bertambahnya gugus karbonil dan dapat bersifat
semi polar bahkan bersifat nonpolar. Senyawa polar akan melarut dalam pelarut
polar, dan sebaliknya senyawa nonpolar juga akan melarut dalam pelarut nonpolar.
Adanya gugus OH ini membuat alkohol memiliki polaritas yang hampir sama dengan
alkohol tidak akan sebanding dengan polaritas air, hal ini dipengaruhi oleh kehadiran
gugus alkil pada molekulnya. Gugus alkil merupakan gugus nonpolar, semakin
7
panjang alkil yang dimiliki oleh suatu senyawa maka Akan semakin besar juga sifat
nonpolarnya.
Metanol, bersifat larut dalam air dan tidak larut pada n-heksana yang
merupakan senyawa non polar, serta membentuk 1 fasa. Hal ini dikarenakan metanol
hanya memiliki satu gugus alkil, sehingga tidak merubah tingkat keelektronegatifan,
dan gugus hidroksil (-OH) pada metanol tersebut mengambil bagian yang lebih besar
dalam molekulnya.
Butanol dapat larut dalam n-heksana, ini menunjukkan bahwa 2-Butanol bersifat
molekulnya dibanding gugus hidroksil yang bersifat polar. Dominasi gugus alkil
tersebut mengganggu terjadinya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil dengan air.
Oleh karena itu 2-Butanol membentuk endapan saat direaksikan dengan air. Gugus
pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksil dengan air, sehingga tidak dapat
larut dalam senyawa polar (air), dan dapat larut pada senyawa nonpolar (n-heksana).
larut dalam air, tetapi tidak dapat larut dalam n-heksana. Adapun fenol yang
dimasukkan ktidak dapat larut dalam air dan n-Heksana. Tetapi pada teorinya fenol
memiliki kelarutan tak terbatas dalam air, hal ini disebabkan fenol memiliki sifat
yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Lucas
tersier. Untuk membedakannya digunakan pereaksi Lucas, pereaksi Lucas terdiri atas
8
campuran larutan ZnCl2 ditambah dengan HCl pekat. Reaksi antara alkohol dengan
hidrogen klorida akan menghasilkan suatu alkil halida. Kecepatan dan mekanisme
reaksi alkohol dengan hidrogen klorida bergantung pada struktur alkohol tersebut.
Alkohol tersier yang memiliki banyak gugus alkil lebih cepat bereaksi dibandingkan
Pada percobaan ini alkohol primer (1-Butanol) lambat bereaksi saat ditetesi
sekunder (2-Butanol) tidak cepat dan tidak lambat bereaksi saat ditetesi dengan
saat ditetesi dengan pereaksi Lucas. Adapun Fenol saat ditetesi dengan pereaksi
Lucas, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bereaksi, hal ini dikarenakan,
diakibatkan susunan ikatan rangkap fenol yang terkonjugasi sempurna (ikatan selang-
dan NaHCO3. Dimana pada pengujian reaksi alkohol dan feno, alkohol ybutil alkohol
direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3 tidak bereaksi sehingga tidak menghasilkan
gelembung gas CO2. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dimana butil alkohol bersifat
asam dan larut dalam Na2CO3 dan NaHCO3. Hal ini dikarenakan saat alkohol
bereaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3, alkohol melepaskan proton (H+) atau
hal yang sama ketika mereaksikan 2-butanol dengan Na2CO3 dan NaHCO3.
9
Fenol saat direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3 akan menghasilkan
natrium fenoksida, air, dan gelembung gas CO2. Terbentuknya ion fenoksida
menyebabkan fenol lebih bersifat asam dibandingkan dengan alkohol, karena ion
dengan Na2CO3 dan NaHCO3 terdapat gelembung gas CO2 yang menandakan bahwa
fenol dan asam asetat merupakan asam lemah. Alkohol memiliki tingkat keasaman
lebih rendah dibanding air, sedangkan fenol memiliki tingkat keasamaan yang tinggi
dibandingkan dengan air, namun fenol bersifat lebih lemah dibandingkan dengan
asam karboksilat (asam asetat). Sehingga tingkat keasaman dapat dituliskan sebagai
Reaksi ini bertujuan untuk mengetahui senyawa yang merupakan alkoksik kuat atau
lemah, dengan melihat perubahan warna saat reaksi terjadi. Metanol, etanol dan
hal ini menunjukkan bahwa alkohol tidak bereaksi dengan FeCl3. Warna kekuning-
kuningan adalah warna dari larutan FeCl3, selain itu hal ini menunjukkan bahwa
Saat fenol direaksikan dengan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi coklat
10
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Alkohol dan fenol kelarutannya dalam air bersifat polar, dan kelarutannya dalam
3. Alkohol dan fenol bereaksi dengan FeCl3 dilihat dari perubahan warna yang
5.2 Saran
membahas dan membandingkan antara teori dengan praktek yang kita lakukan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R., 2003, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Fessenden, R., dan Fessenden, J., 1986, Kimia Organik Edisi Ketiga,Erlangga,
Jakarta.
Halim, H., Fakhrurrazy, Yuliastuti, Dwi, C., R., dan Rina, S., 2006, Pemberian
Alkohol Peroral Secara KronisMenurunkan Kepadatan Sel
GranulaCerebellum pada Tikus Putih (RattusNorvegicus) Jantan Dewasa,
Jurnal Anatomi Indonesia, 1(1): 19-24
Pine, S., H., James, B., H., Donald, J., C., dan George, S., H., 1988, Kimia Organik
1, Penerbit ITB, Bandung.
Sastrohamidjojo, H., dan Pranowo, H., D., 2009, Sintesis Senyawa Organik,
Erlangga, Jakarta.
Sutrisno, H., Retno, A., dan Ariswan, 2006, Fotodegradasi Fenol Dengan Katalis
TitaniumOksida Dan Tinanium Silikat Mesoporimesostruktur,
Bioteknologi,3(2): 63-66.
12