Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ENZIM DIASTASE

OLEH A3

1.
2.
3.
4.

AYU LESTARI
AULIA ADTAMA
INDAH SEPTIANA
SARAS OKA AULIA

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
2016

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Enzim merupakan katalisator biologis yang bertanggung jawab untuk mendukung semua
reaksi kimia sel dalam mempertahan homeostatis. Katalisator dapat berupa enzim maupun
senyawa bukan enzim yaitu berupa logam. Karena perannya dalam mempertahankan proses
kehidupan, pemeriksaan dan pengaturan obat-obatan yang mempengaruhi kerja enzim menjadi
kunci utama dalam diagnosis klinis dan terapi. Komponen makromolekul semua enzim adalah
protein, kecuali kelas katalisator RNA yang disebut ribozim. Ribozim merupakan molekul asam
ribonukleat yang mengkatalis reaksi pada ikatan fosfodiester pada RNA. Katalisator enzim
berbeda dengan katalisator yang terbuat dari logam.
Pada dasarnya sel yang hidup melakukan aktivitas biokimia yang disebut metabolisme,
dan proses ini sangat dipengaruhi keberlangsungannya oleh suatu enzim. Aktivitas sel seperti
penggantian sel yang rusak, konversi sumber makanan menjadi energy, pengeluaran sisa-sisa
metabolism, proses reproduksi dan semua aktivitas tubuh seperti mobilisasi, semuanya
memerlukan enzim untuk proses normal.
Kebanyakan reaksi enzimatik bersifat reversibel. Enzim merupaka protein yang berfungsi
untuk mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energy aktivasi dan tidak mengubah
kesetimbangan reaksi. Enzim bersifat sangat spesifik, ia juga ditemukan pada semua jaringan dan
cairan tubuh. Hampir seluruh proses kehidupan tergantung pada aktivitas enzim.
1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui enzim diastase
2. Mengetahui kadar diastase yang terdapat dalam urine
3. Mengetahui factor yang dapat mempengaruhi enzim

BAB II
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/ tanggal

: kamis , 20 oktober 2016

Waktu

: pukul 08.00 s/d selesai

Tempat

: laboraturium terpadu

3.2 Alat dan Bahan


1. penentuan kadar diastase urine
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabung reaksi
Rak tabung
Penjepit tabung
Pipet ukur
Pipet tetes
Lampu spirtus

Metode : WOHLGEMUTH
Reagen :
1. NaCl 0,9%
2. Amilum 1%
3. Iodium 0,1%
3.3Prosedur
1. penetuan kadar diastase urine

siapkan 12 tabung reaksi

kedalam tabung reaksi 1 dan 2 masukkan masing masing 1ml urine

kedalam tabung 2 s.d 12 masing masing dimasukkan 1 ml larutan NaCl 0,9

lakukan pengenceran mulai dari tabung no 2 yang isinya telah homogeny ambil 1ml dan
masukkan kedalam tabung no 3 yang telag homogeny diambil 1 ml dimasukkan kedalam tabung
4 dan sterusnya sampai dengan tabung n012 dari tabung tersebut diambil 1ml dan dibunag

kedalam tabung reaksi memasukkan masig masing 2ml larutan amylum 1% dalam larutan dapar
kemudian campur sampai homogen

semua tabung reaksi masukkan kedalam tabung waterbath 37c selama 30 menit

dinginkan dibawah ran

pada tabung 1 dan 2 tambahkan larutan iodium 01, N 3 tetes sedangkan pada tabung 3 s.d 12
tambahkan larutan iodium sebanyak 2 tetes

perhatikan warna yang terbentuk pada setiap tabung reaksi

BAB III

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1 aktivitas enzim diastase pada urine
Kelompok
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

Enzim diastase(unit)
16
256
32
16
16
16
32
256

4.2 Pembahasan
1. Aktivitas Enzim Diastase
Tujuan praktikum ini adlah mengetahui kadar diastase yang terdapat dalam urine
Prinsipnya adalah diastase yang terdapat dalam urine akan memecah amilum menjadi
erxthrodextrin yang dengan iodium akan berwarna merah.
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang
berfungsi
sebagai katalis (senyawa
yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimiaorganik.[1]
[2]
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologissel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter. Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisis, enzim dapat dibagi menjadi enam golongan
uatama, yaitu:
1. Oksidoreduktase: kelompok enzim yang mengerjakan reaksi oksidasi dan reduksi
2. Transferase: kelompok enzim yang berperan dalam reaksi pemindahan suatu gugus dari

suatu senyawa kepada senyawa lain.


3. Hidrolase: Kelompok emzim yang berperan dalam reaksi hidrolisis

4. Liase: Kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi adisi atau pemecahan ikatan rangkap
5. Isomerase: kelompok enzim yang mengkatalisis perubahan konformasi molekul

(isomerisasi)
6. Ligase(Sintetase): kelompok enzim yang mengkatalisis pembentukkan ikatan kovalen

ecara keseluruhan, enzim mempunyai dua bagian utama yaitu: bagian protein (apoenzim) dan
bagian ion protein (koenzim). Apoenzim merupakan suatu polipeptida yang mempunyai struktur
kwarterner atau tersier dengan urutan atau komposi asam amino tertentu dan rantai polipeptida
tersebut distabilkan oleh ikatan kimia yang terjadi yang dari gugus sampaing pada asam
aminonya. Ikatan kimia yang terjadi merupakan ikatan sulfide, ikatan hydrogen, dan ikatan Van
der Wals
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih
rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih
tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C XC (1)
Y + XC XYC (2)
XYC CZ (3)
CZ C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis
akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja
pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap
enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim -amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat,suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang
sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan.
Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah
inihibitor enzim
Sedangkan enzim diastase itu sendiri adalah enzim yang mengubah karbohidrat kompleks
(polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida) (Suranto,

2004)
Diastase adalah enzim yang bekerja memecah amilum. Tahap awal enzim bekerja mengubah
amilum menjadi dekstrin yang berwarna ungu dengan iodium. Kemudian menjadi eritrodekstrin
yang memberikan perubahan warna iodium. Akhirnya diubah menjadi maltosa yang juga tidak
memberikan warna dengan Iodium.
cara Penentuan aktivitasnya dapat dilakukan dengan mengencerkan enzim tersebut agar dapat
diketahui aktivitasnya. Hasilnya dinyatakan dalam satuan unit.
1. Unit diastase, diartikan dengan banyaknya mL amilum yang dapat diuraikan oleh enzim yang
terdapat dalam 1 mL sampel (serum atau urin) pada suhu 37 derajatCelsiusselama30menit.
Kadar atau aktivitas enzim diastase normal yang terdapat dalam urin adalah 32 U/L, sedangkan
dalam serum adalah 16 U/L
Pada sampel urine yang kami amati terdapat enzim diastase sebanyak 32 U/L. Kadar atau
aktivitas enzim diastase normal yang terdapat dalam urin adalah 32 U/L. jadi urine yang kami
amati kadar enzim diastasenya normal.
Tujuan dari penambahan NaCl adalah untuk m,emberikan suasana yang sama serta sebagai
garam yang sifatnya netral yang tidak berpengaruh pada perlakuan pH termasuk penambahan
asam, sehingga NaCl digunakan sebagai activator

BAB IV
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Sedangkan diastase s adalah enzim yang mengubah karbohidrat kompleks
(polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida)
Faktor- faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu ,ph (derajat keasaman),dan
inhibitor
Kadar atau aktivitas enzim diastase normal yang terdapat dalam urin adalah 32 U/L,
sedangkan dalam serum adalah 16 U/L

DAFTAR PUSTAKA

Montgomery, dkk. 1993. Biokimia Berorientasi pada Kasus Klinik. Jakarta. Binarupa
Aksara.

Saryono. 2011. Biokimia Enzim. Yogyakarta. Nuha Medika.


Soendoro, dkk. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia.Jakarta. Erlangga.
http://sectoranalyst.blogspot.com/2011/09/laporan-biokimia-enzim.html#ixzz2DetZlpnd

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai