NEGARA ASING
Akhir-akhir ini banyak kalangan menyuarakan agar
warga negara asing (orang asing) dapat mempunyai
hak atas tanah di Indonesia dengan jangka waktu
yang lebih lama dari jangka waktu yang
diperbolehkan hukum pertanahan nasional saat ini.
Argumen atau pertimbangan yang dikemukakan
terutama supaya industri properti di Indonesia lebih
maju pemasarannya, supaya diminati warga negara
asing, seiring sejalan juga untuk mendongkrak
gairah investasi industri properti dan tentu saja efek
lain sebagai ikutan.
Perkembangan investasi di Indonesia memiliki
pengaruh yang besar pada tingkat pembangunan
ekonomi nasional. Untuk meningkatkan percepatan
laju investasi di Indonesia maka pemerintah
berusaha menarik minat para investor asing.
Semakin meningkatnya jumlah Warga Negara Asing
(WNA) yang menjalankan usahanya di Indonesia,
mendorong munculnya kemungkinan bagi para WNA
untuk mendapatkan kemudahan dalam pemberian
pelayanan maupun izin memperoleh hak atas tanah.
Namun perlu diketahui bahwa orang asing yang
dimaksud yakni yang kehadirannya memberi
manfaat bagi pembangunan Nasional, dengan
melaksanakan investasi untuk memiliki rumah
tinggal atau hunian di Indonesia, dan harus
memenuhi syarat-syarat keimigrasian berikut:
Mempunyai izin tinggal tetap
Mempunyai Izin Kunjungan, yang diberikan kepada
orang asing yang berkunjung ke wilayah
Indonesia untuk waktu yang singkat, dalam
rangka tugas pemerintahan, pariwisata, atau
kegiatan sosial budaya.
Mempunyai izin tinggal terbatas
Sumber:
Maria SW Sumardjono.Penguasaan Tanah oleh WNA.
http://annekasaldianmardhiah.blogspot.com.au/201
2/06/kepemilikan-warga-negara-asing-terhadap.html
Ari Sukanti Hutagalung dan Edna Hanindito.
Pembebanan Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas
Tanah
Hak
Milik
berdasarkan
Perjanjian.
http://pphafh.ub.ac.id/pembebanan-hak-gunabangunanhak-pakai-atas-tanah-hak-milikberdasarkan-suatu-perjanjian/
Jayadi, Setiabudi. 2012. Tata Cara Mengurus Tanah
Rumah dan Perizinannya.Yogyakarta: Buku Pintar.
Diposkan 6th October 2013 oleh Tk MUHAMMAD SALIM
AKBAR SH M Kn
.entry-header
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan akan tanah dewasa ini semakin meningkat
sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia
dan meningkatnya kebutuhan lain yang berkaitan dengan
tanah. Tanah tidak saja sebgai tempat tinggal, tetapi juga
sebagai tempat melakukan usaha dan juga sebagai jaminan
mendapatkan pinjaman bank, untuk keperluan usaha,
sewa-menyewa, dan jual-beli. Begitu pentingannya
kegunaan tanah bagi orang atau badan hukum menuntut
adanya jaminan kepastian hukum atas tanah tersebut.
Seiring berkembangnya zaman dalam memasuki era
globalisasi, kemungkinan semakin terbukanya kesempatan
investor asing untuk berinvestasi dan membuka usaha
maupun untuk memiliki properti di Indonesia kian besar.
Mengingat Indonesia merupakan negara dengan
perekonomian yang berkembang, sehingga akan membuat
para pengusaha melirik Indonesia sebagai tempat untuk
membuka berbagai usaha.
Dalam ruang lingkup agraria, tanah merupakan bagian dari
bumi yang disebut permukaan bumi. Tanah yang
dimaksudkan disini bukan mengatur dalam segala
aspeknya, melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya
saja, yaitu tanah dalam pengertian yuridis yang disebut
hak. Tanah sebagai bagian dari bumi yang sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 4 ayat 1 UUPA, yaitu :
Atas dasar hak menguasai dari negara sebagai yang
dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam
hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah yang dapat
diberikan kepada dan dipunyai oleh orang orang, baik
sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta
badan-badan hukum.[1]
Di Indonesia sendiri dalam sistem agraria menganut asas
nasionalisme yang menyatakan bahwa :
Hanya Warga Negara Indonesia saja yang mempunyai hak
milik atas tanah atau yang boleh mempunyai hubungan
dengan bumi dan ruang angkasa dengan tidak