Anda di halaman 1dari 2

Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang

melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis),


yaitu opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita
hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya,
karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi
terhadap kepercayaan publik (public trust). Namun, hal tersebut tidak dilakukan
oleh Enron, yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif
bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron
saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya
dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social
impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya
harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau
principal

untuk

memberikan

suatu

fairrness

information

mengenai

pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.


Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Dalam pihak Andersen
sendiri pun mengalami pergejolakan akan etika, dimana seorang staf PSG
(Professional Standard Group) yaitu Carl Bass tidak diperkenankan turut campur
menangani Enron, karena menentang kebijakan akuntansi yang diterapkan Enron.
Sekalipun hal ini diluar tradisi Andersen, dan ditentang oleh orang-orang penting
PSG, tetap saja Carl Bass tidak diperkenankan ikut campur. Akuntan Andersen
yang lain juga mengalami nasib yang sama, yaitu Jennifer Stevenson dan Pattie
Grutzmacher. Keduanya digeser dari bagian tertentu dalam audit Enron setelah
mereka mengambil posisi yang berlawan dengan keinginan klien. Selain itu, Tim
audit Enron yang dikepalai oleh David Duncan dan anggota senior dalam tim

auditnya mengabaikan saran PSG dan untuk tidak menggabungkan masingmasing SPEs menjadi satu, walaupun sebenarnya di Andersen nasehat PSG tidak
pernah diabaikan, dan secara umum pendapat PSG lah yang menentukan. Ketika
kasus ini menyeruak, Duncan memerintahkan untuk menghancurkan seluruh
dokumen Enron kecuali kertas kerja audit inti. Hal ini untuk mencari jalan
keselamatan, yang tidak sesuai dengan etika.

Anda mungkin juga menyukai