Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

MK Metabolisme Energi dan Zat Gizi Makro


METABOLISME KARBOHIDRAT

Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya hingga kita dapat
merasakan kenikmatan hari ini. Kami telah menyusun makalah yang
berjudul Metabolisme Karbohidrat.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai tugas mata kuliah
Metabolisme Energi dan Zat Gizi Makro. Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Litvrina Barus

201532281

Mika Puspita

201532286

Yunda Safitri

201532270

Dosen: Laras Sitoayu, S.Gz., MKM

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah


berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Metabolisme
Karbohidrat bermanfaat untuk masyarakan dan dapat memberikan

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
JAKARTA-2016

inpirasi terhadap pembaca.


Penulis,
i

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
KATA
PENGANTAR...............i
DAFTAR ISI .....ii
DAFTAR GAMBAR.......iii
PENDAHULUAN .........1
A. KARBOHIDRAT .........2
1. Pengertian Karbohidrat ............2
2. Jenis-Jenis Karboidrat ..........2
B. METABOLISME KARBOHIDRAT .........4
1. Glikolisis........5
2. Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs).........9
3. Transpor Elektron .11
KESIMPULAN....16

1.1 Jalur Utama Metabolisme Karbohidrat...5


1.2 Glikolisis .....7
1,3 Siklus Krebs..10
1.4 Transfer Elektron ....13
1.5 Respirasi Aerob ......15

DAFTAR PUSTAKA.........17

iii

ii

METABOLISME KARBOHIDRAT
(GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS)
PENDAHULUAN
Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel-sel, dimana masingmasing sel membutuhkan energi untuk kehidupannya. Energi tersebut
berasal dari makanan, terutama zat karbohidrat. Karbohidrat
merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang
dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan
digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya
seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.
Secara sederhana karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks dan
berdasarkan responnya terhadap glukosa darah di dalam tubuh,
karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan nilai tetapan indeks
glicemik-nya (glycemic index).
Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti
glukosa, fruktosa dan galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa
dan laktosa. Jenis jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui
terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan
susu.Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch),
glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, serat (fiber) atau
dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks dapat ditemui
terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung,
singkong, ubi, pasta, roti dsb.
1

Di dalam tubuh manusia, Karbohidrat mengalami berbagai


proses kimia. Proses inilah yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak berdiri
sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dalam
hubungan antar reaksi-reaksi ini enzim-enzim mempunyai peranan
sebagai pengatur atau pengendali. Proses kimia yang terjadi dalam sel
disebut metabolisme.
A. KARBOHIDRAT
1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa makromolekul yang
tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan
energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini
kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan
berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung
dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas seharisehari.
2. Jenis-Jenis Karbohidrat
a. Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana terbagi dalam dua kelompok
yaitu monosakarida dan disakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida adalah bentuk paling umum dari
karbohidrat sederhana. Kelompok ini termasuk:

a) Glukosa adalah gula yang terdapat didalam tubuh


manusia yang didapat dari perubah dari makanan.
b) Fruktosa, buah-buahan dan madu adalah sumber utama
dari fruktosa.
c) Galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses
pencernaan laktosa
d) sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Galaktosa
terutama hadir dalam produk susu.
2) Disakarida
Disakarida adalah bentuk lain dari karbohidrat
sederhana, namun terdiri dari dua gula. Kelompok ini
mencakup:
a) Sukrosa adalah gula biasa.
b) Laktosa adalah gula susu.
c) Maltosa hadir dalam biji-bijian seperti gandum, roti putih
dan pasta juga terdapat didalam sayuran tertentu.
b. Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks atau polisakarida terjadi ketika
molekul glukosa tiga atau lebih mengikat. Karbohidrat ini
bersumber dari:
1) Pati (amilum), contohnya umbi-umbian, kacang polong
dan kacang-kacangan sereal. Juga memberikan vitamin
dan serat B
2) Glikogen, karbohidrat yang tersimpan dalam sel hewan
3) Selulosa, serat dalam sayuran.

B. METABOLISME KARBOHIDRAT
3
Karbohidrat adalah salah satu biomolekul sumber energi
yang utama. Karbohidrat diserap dari saluran pencernaan dalam
bentuk monosakarida, terutama sebagai glukosa, fruktosa, dan
galakttosa. Senyawa-senyawa monosakarida tersebut sebagian
akan langsung digunakan oleh sel sebagai sumber energi, diproses
dalam glikolisis menjadi asam piruvat, lalu asam piruvat diubah
menjadi asetil KoA melalui reaksi dekarboksilasi oksidatif, dan
dioksidasi sempurna dalam siklus Krebs menjadi CO2 dan
menghasilkan banyak energi.
Akan tetapi, sebagian besar dari senyawa-senyawa
monosakarida tersebut akan dibawa terlebih dahulu ke hati dan
diubah mejadi glikogen dalam suatu jalur biokimia yang disebut
glikogenesis. Glikogen yang terbetuk segera dihidrolisis kembali
menjadi glukosa untuk menstabilkan kadar glukosa darah dan
menyediakan bahan sumber energi bagi sel-sel tubuh. Proses
hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glikogenolisis.
Glukosa yang terbentuk lalu diangkut ke seluruh sel-sel
tubuh dan dikatabolisme untuk menghasilkan energi. Proses
oksidasi sempurna glukosa menjadi CO2 hanya dapat berlangsung
dalam keadaan aerob. Dalam keadaan anaerob, asam piruvat akan
diubah menjadi asam laktat, yang dapat diubah kembali menjadi
asam piruvat apabila dalam keadaan aerob kembali.
Asam piruvat merupakan substrat untuk berbagai jalur
metabolisme. Disamping diubah menjadi asetil KoA, sebagian asam

piruvat juga dapat diubah kembali menjadi glukosa dalam jalur


biokimia. Glikoneogenesis, yaitu jalur pembentukan glukosa dari
bahan-bahan bukan karbohidrat. Di sampig itu asam piruvat juga
dapat mengalami aminasi menjadi asam-asam amino.

i
Gambar 1.1 Jalur Utama Metabolisme Karbohidrat
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan proses yang berlangsung
disitoplasma dan terjadi perubahan glukosa menjadi asam
piruvat, yag selanjutnya dapat dimetabolisme melalui dua jalur.
Bila persediaan oksigen tidak mencukupi untuk oksidasi
lengkap, maka piruvat akan direduksi menjadi laktat. Dalam
keadaan aerob, piruvat yag terbentuk pada proses glikolisis
akan mengalami dekarboksilasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA akan masuk ke daur asam sitrat utuk dioksidasi
menjadi CO2 + H2O.
Glikolisis merupakan jalur katabolisme karbohidrat yang
universal, tidak hanya berlangsung didalam tubuh manusia dan
hewan-hewan tingkat tinggi, tetapi juga pada tumbuhan dan

hampir semua mikroorganisme. Glikolisis berlangsung dalam


beberapa langkah reaksi, yang dapat dibagi menjadi dua tahap.
Pada tahap pertama satu molekul glukosa (6C) akan dipecah
menjadi 2 molekul gliseraldehida-3-fosfat (3C). Setelah itu
dalam tahap kedua, gliseraldehida-3-fosfat akan diubah menjadi
asam piruvat.
Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur
metabolisme, baik disimpan, diubah menjadi energi, ataupun
diubah menjadi molekul lain. Apabila terjadi kelebihan gula
dalam darah, glukosa akan didimpan dalam otot atau hati dalam
bentuk glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif membelah,
glukosa akan diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam
sintesis DNA dan RNA. Dan ketika tubuh membutuhkan energi,
glukosa akan diproses untuk menghasilkan energi melalui
tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan
transfer elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila
terdapat oksigen dalam jaringan sehingga prosesnya disebut
respirasi aerob (menghasilkan energi dengan adanya oksigen).
Glikolisis merupakan tahapan pertama dari proses respirasi
aerob untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan
untuk berbagai proses yang membutuhkan energi, karena ATP
merupakan molekul penyimpan energi. Sedangkan NADH 2
nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH2 dalam transfer
elektron akan menghasilkan tiga molekul ATP.
Saat seorang berolahraga dengan keras, kebutuhan
oksigennya tidak tercukupi dengan pernapasannya. Maka
jaringan tidak dapat menjalani respirasi aerob sehingga yang

terjadi adalah fermentasi homo laktat. Asam laktat yang


tertimbun menyababkan otot terasa lelah saat berolahraga.
Asam laktat akan diubah kembali menjadi glukosa di dalam hati
namun memerlukan proses yang agak lambat.

Tahap-tahap glikolisis dalam mengubah glukosa menjadi


asam piruvat adalah sebagai berikut:
a. Glukosa difosforilasi dengan bantuan ATP dan enzim
heksokinase membentuk glukosa-6-posfat dan ADP.
7
b. Perubahan glukosa-6-posfat menjadi fruktosa-6-posfat oleh
bantuan enzim fosfoglukoisomerase.

c. Fruktosa-6-posfat

dengan bantuan ATP dan enzim


fosfofruktokinase menghasilkan fruktosa-1,6-posfat dan
ADP.

d. Selanjutnya fruktosa 1,6 posfat dipecah menjadi 2 molekul


yaitu gliseraldehida-3-posfat dan dihydroxyaceton fosfat
melalui bantuan enzim aldolase.

e. Dihydroxyaceton fosfat akan diubah menjadi gliseraldehida3-posfat dengan bantuan enzim triosa fosfat isomerase.

f. 2 molekul gliseraldehida-3-posfat diubah menjadi 2 molekul


1,3-bisfosfogliserat.
Reaksi
ini
melibatkan
enzim
gliseraldehida-3-posfat
dehidrogenase.
Pembentukan
2NAD+ jadi 2NADH2 juga terjadi.
H2O

g. 2 molekul 1,3-bisfosfogliserat diubah menjadi 2 molekul 3fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliserat kinase dan
ADP dan menghasilkan 2ATP.
Gambar 1.2 Glikolisis

H2

h. 2 molekul 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase


diubah menjadi 2 molekul 2-fosfogliserat.

i. 2 molekul 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim enolase


membentuk asam fosfoenolpiruvat. Reaksi ini melepaskan
2H2O.

j. 2 molekul fosfoenolpiruvat diubah menjadi piruvat dengan


bantuan enzim
membentuk ATP.

piruvat

kinase

dan

ADP

sehingga

siklus krebs juga menghasilkan zat-zat antara yang digunakan


oleh sel-sel tubuh sebagai precursor bebrapa senyawa lain,
misalnya untuk biosintesis asam amino nonesensial.
Pada siklus krebs terdapat dua molekul air pada waktu
siklus itu berputar. Terjadi dua dekarboksilasi dan pada empat
kejadian berlainan dipisahkan dua atom hydrogen. Hydrogenhidrogen itu dipisahkanoleh NAD+. Pada akhirnya hydrogen
tersebut diikat oleh atom O2 sehingga terbentuk air.

Glikolisis menghasilkan: 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH2.


2. Siklus Krebs
Siklus krebs disebut juga siklus asam sitrat atau siklus8
asam trikarboksilat. Jalur biokimia ini berlangsung di dalam
mitokondria. Senyawa yang menjadi substrat dalam jalur ini
adalah asetil KoA, yang antara lain berasal dari hasil
dekarboksilasi oksidatif asam piruvat.
Asetil Koenzim A tidak hanya dihasilkan dari jalur
katabolisme karbohidrat, melainkan juga merupakan produk
katabolisme lipid dan senyawa-senyawa lainnya. Oleh sebab itu
dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A merupakan pusat
interkonversi berbagai biomolekul di dalam sistem biologis. Di
samping itu beberapa asam amino dalam katabolismenya juga
menghasilkan produk yang merupakan zat antara dalam siklus
Krebs.
Tiap tahap reaksi dalam siklus krebs ada yang
memerlukan energi, ada pula yang menghasilkan energi, ada
pula yang tidak disertai dengan perubahan energi. Disamping
berfungsi mengoksidasi asetil KoA untuk mendapatkan energi,

Gambar 1.3 Siklus Krebs


Reaksi-reaksi dalam siklus krebs sehingga menghasilkan
energi adalah sebagai berikut:
a. Dekarboksilasi oksidatif adalah serangakaian proses
yang melibatkan enzim piruvat dehidrogenase dan KoA
dalam mengubah 2 asam piruvat menjadi 2 asetil KoA.

b.

c.
d.
e.

f.

g.

h.

i.
j.

Dalam peristiwa ini menghasilkan NADH2, CO2 dan asetil


KoA.
Siklus krebs dimulai dengan ikatan antara asetil KoA (2C)
dengan oxaloacetate (4C) yang membentuk citrate (6C).
Reaksi ini melibatkan enzim sitrat sintase.
Citrate (6C) menjadi cis-asonitat (6C) dengan bantuan
enzim asonitase.
Cis-asonitat (6C) menjadi D-isositrat (6C) dibantu oleh
enzim asositrat dehidrogenase.
D-isocitrate (6C) dengan enzim isocitrate dehydrogenase
membentuk alfa ketoglutarate (5C). Dalam reaksi ini terjadi
pembebasan CO2 dan pembentukan NADH2.
10
Alfa ketoglutarate (5C) menjadi Succinyl KoA (4C) dengan
bantuan enzim alfa ketoglutarate dehydrogenase. Reaksi
ini menghasilkan NADH2 dan pembebasan CO2.
Suksinil KoA (4C) mejadi suksinate (4C) yang melibatkan
enzim suksinil KoA synthetase. Reaksi ini menghasilkan
ATP.
Pembentukan suksinat (4C) menjadi fumarate (4C) dibantu
oleh
enzim
suksinat
dehidrogenase.
Reaksi
ini
menghasilkan FADH2.
Fumarate (4C) mejadi malate (4C) dengan bantuan enzim
fumarase.
Malate (4C) menjadi oksaloasetat (4C) dengan bantuan
enzim malate dehydrogenase. Reaksi ini menghasilkan
NADH2. Lalu siklus ini akan kembali pada langkah ke 2
dimana oksaloasetat (4C) akan kembali mengikat asetil KoA.

Dekarboksilasi oksidatif
menghasilkan: 2 asetil KoA + 2
NADH2 + 2 CO2
Siklus krebs meghasilkan: 2 ATP + 6 NADH2 + 2 FADH2 + 4 CO2
3. Transfer Elektron
Mitokondria terdiri atas membrane luar yang rata dan
membrane dalam yang melipat-lipat. Lipatan pada membrane
dalam ini, yag disebut krista, menjulur kedalam matriks cair
yang memenuhi rongga mitokondria tersebut. Enzim-enzim
rantai respirasi terdapat di dalam membrane dalam mitokondria.
Disamping itu, enzim-enzim yang berperan dalam sintesis ATP
11
melekat pada permukaan dalam dari membrane dalam
(menghadap matriks).
Teori kemiosmosis adalah teori yag telah dikemukakan
oleh Peter Mitchel untuk menjelaskan perjalana electron dalam
rantai respirasi sehingga menimbulkan sintesis ATP. Teroi ini
mengumukakan bahwa arus electron menyebabkan transportasi
proton (H+) melalui membrane Krista dari permukaan dalam ke
permukaan luar. Selama berlangsungnya proses ini, dengan
cepat terjadilah gradien konsentrasi dengan konsentrasi proton
yang tinggi di sebelah luar dan konsentrasi proton yang rendah
disebelah dalam. Pemompaan proton dari tempat dengan
konsentrasi rendah ke tempat dengan konsentrasi tinggi
menyebabkan terjadinya suatu tekanan kemiosmotik. Disamping
itu akumulasi muatan positif di luar dan muatan negative di
dalam menimbulkan suatu potensial listrik. Energi yang
terhimpun di dalam sistim inilah yang dimanfaatkan didalam
sintesis ATP.

Menurut teori kemiosmosis, enzim-enzim dari rantai


respirasi tidak perlu berinteraksi langsung dengan enzim yang
dipakai dalam sintesis ATP. Baik bukti biokimia maupun bukti
dari mikroskop electron menunjukkan bahwa kedua system
enzim ini memang berdiri sendiri. Disampig itu gradient proton
yang dibuat oleh rantai respirasi ini mampu melangsungkan
reaksi-reaksi lain di dalam mitokondria yang memerlukan energi.
Dilihat dari sudut ini maka maka mitokondria bukanlah sekedar
suatu alat untuk sintesis ATP. Tetapi lebih merupakan suatu
baterai kecil dimana energi potensial dari molekul makanan
diubah menajdi energi potensial yang disimpan didalam gradien
konsentrasi dari proton. Energi ini dibebaskan dan dipakai untuk
12
sintesis ATP dan proses lain yang memerlukan energi, pada
waktu proton masuk kembali ke dalam matriks dari mitokondria
tersebut.

Gambar 1.4 Transfer Elektron


Tahap-tahap transfer electron dalam menghasilkan ATP
dari NADH2 dan FADH2 adalah sebagai berikut:

a. NADH2 akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek


protein I. Peristiwa ini membebaskan energi yang memicu
dipompanya H+ dari matriks mitokondria menuju ruang
antar membran. NADH2 yang telah kehilangan elektron
akan berubah menjadi NAD+.
b. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
c. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III.
Hal ini akan memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang
antar membran.
d. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
e. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal
ini juga akan memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang
13
antar membran.
f. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen,
yang kemudian berikatan dengan 2 ion H + membentuk
H2O.
g. Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam
protein tadi memicu dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang
antar membran. H+ atau proton tersebut akan kembali
menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut
ATP sintase.
h. Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim
tersebut membentuk ATP secara bersamaan. Karena
terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks,
maka terbentuklah 3 molekul ATP.
i. Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut
dinamakan dengan kemiosmosis.

Jika FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada


komplek protein I, namun pada komplek protein II. Transfer
pada komplak protein II tidak memicu dipompanya H + keluar
menuju ruang antar membran. Setelah dari komplek protein II,
elektron akan ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya
sama dengan transfer elektron dari NADH 2. Jadi pada transfer
elektron yang berasal dari FADH2, hanya terjadi 2 kali
pemompaan H+ keluar menuju ruang antar mebran. Oleh sebab
itu dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP
saja.
Jadi, satu NADH2 yang menjalani transfer elektron akan
menghasilkan 3 molekul ATP. Sedangkan satu molekul
FADH2 yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan14
2
molekul ATP. Disinilah akhir dari respirasi aerob molekul
glukosa. Respirasi ini akan menghasilkan energi sebanyak 38
ATP dengan hasil akhir berupa CO2 dan H2O yang akan
dikeluarkan dari tubuh sebagai zat sisa respirasi. Satu molekul
glukosa dengan 6 atom C, ketika mengalami respirasi aerob
akan melepaskan 6 molekul CO2. Karbondioksida tersebut
dibebaskan pada tahap dekarboksilasi oksidatif dan siklus
krebs.

Total =
ATP

4 ATP

34 ATP

= 38

Gambar 1.5 Respirasi Aerob


Jika kita hubungkan jalur glikolisis, siklus Krebs, dan
transfer electron akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa
jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi
dengan rincian sebagai berikut:
1. Glikolisis
2. Siklus Krebs
3. Transpor Elektron
Jumlah

: 2 ATP
: 2 ATP
: 34 ATP +
: 38 ATP

15

KESIMPULAN
1. Metabolisme karbohidrat yaitu proses perubahan glukosa menjadi
energi.
2. Tahapan metabolisme karbohidrat terdiri atas beberapa bagian
yakni glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron.

3. Glikolisis merupakan reaksi bertahap perubahan glukosa menjadi


2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH2.
4. Sebelum terjadinya siklus kreb terdapat tahap yang disebut
dekarboksilasi oksidatif dimana terjadi perubahan asam piruvat
menjadi asetil KoA. Reaksi ini menghasilkan 2 asetil KoA + 2
NADH2 + 2 CO2
5. Siklus krebs adalah serangkaian reaksi kimia dalam mitokondria
yang berlangsung secara berurutan dan berulang. Siklus krebs
menghasilkan 2 ATP + 6 NADH2 + 2 FADH2 + 4 CO2.
6. Transfer electron adalah sebuah tahap dalam mitokondria dimana
10NADH2 dan 2FADH2 diubah menjadi ATP dan menghasilkan 34
ATP.
7. Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, siklus krebs dan transpor
elektron, maka 1 mol glukosa (aerob) akan menghasilkan energi
sebanyak 38 ATP.

Sinaga, E. 2012. Biokimia Dasar. Jakarta Barat: PT ISFI Penertiban.

Kimball, J W. 2002. Biologi Edisi kelima-jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Montgomery, Conway, Spector. Biokimia: Berorientasi pada KasusKlinik. Jakarta: Binapura Aksara.
Poedjadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Wirahadikusuma,
M.
1988.
Lemak. Bandung: ITB.

Metabolisme

Karbohidrat

dan

DAFTAR PUSTAKA
16

17

Anda mungkin juga menyukai