PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan peralatan listrik eropa AB dari swedia dan brown boveri Ltd dari
swiss akan menggambungkan perusahaannya dan membuat Asea brown boveri
(ABB). Pada tanggal 10 agustus 1987 dilakukan konferensi pers di Stockholm dan
baden, swiss, yang dimana enam minggu dilakukannya negosiasi yang sangat rahasia
dan pertemuan rapat direksi khusus di vasteras, swedia dan zurich dan ABB akan
menjadi pesaing terbesar didunia dalam transmisi dan distribusi pembangkit listrik. di
samping itu perusahaan gabungan akan menjadi pemasok terkemuka dunia dari
system otomatisasi proses, robotika, lokomotif berkecepatan tinggi dan peralatan
lingkungan dan pengendalian pencemaran. Sebanyak 65.000 karyawan Asea akan
digabungkan dengan 85.000 karyawan BBC untuk menciptakan 850 perusahaan yang
terpisah secara hukum yang beroperasi pada 140 negara. pada tahun 1988 tahun
pertama operasi gabungan, laba sebelum pajak perusahaan tersebut mencapai US$
536 Juta penjualan US$ 17,8 miliyar. CEO asea, percy bernevik diangkat sebagai
CEO ABB dan Thomas Gasser sebagai wakil CEO.
bagi
pembutan
keputusan
dan
direncanakan
untuk
desain
dan
diimplementasikan dalam waktu satu tahun oleh Barnevik dan tim pengembangan.
Perusahaan ABB mengakuisisi 40 perusahaan dalam waktu 18 bulan setelah
pengumuman merger. ABB menandatangani perjanjian joint venture dengan
finmeccanica di itali dan Rolls Royce. Pada tahun 1990 seiringnya keberhasilan
pengakuisisian kedua perusahaan tersebut, ABB memperkejakan 215.000 karyawan
di 1.300 anak perusahaan di seluruh dunia dan memghasilkan pendapatan sebesar
US$ 27 miliar.
cara
ABB
dalam
mengoperasikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan Profile Perusahaan ABB
Kami fokus pada bisnis inti kami dalam kekuasaan dan otomatisasi teknologi
dan telah menyederhanakan organisasi kami. Hal ini memastikan bahwa pelanggan
kami memiliki akses cepat dan mudah untuk persembahan ABB, kapan dan di mana
mereka membutuhkan kita - apakah mereka membeli dari kami secara langsung atau
melalui distributor, grosir, integrator sistem atau mitra lainnya. Bisnis kami bekerja
sama dengan satu set sederhana dan mulus nilai bagi pelanggan.
ABB Ltd memiliki segmen usaha dua inti: teknologi listrik dan teknologi
otomatisasi. Melayani listrik, gas, dan air bersih, dan pelanggan juga industri dan
komersial, divisi teknologi listrik menawarkan beragam produk, sistem, dan layanan
untuk transmisi dan distribusi listrik dan otomatisasi pembangkit listrik.Persembahan
termasuk transformer, menengah dan tegangan tinggi produk, sistem tenaga, dan
sistem otomatisasi utilitas.Teknologi otomatisasi Divisi mengkhususkan diri dalam
pembuatan-otomatisasi dan proses-otomatisasi produk, layanan, dan sistem. ABB
bertransaksi 55 persen dari total penjualan di Eropa, 19 persen di Amerika, 18 persen
di Asia, dan 8 di Timur Tengah dan Afrika. The Wallenberg dinasti keluarga Swedia
memegang sekitar 10 persen saham di perusahaan. ABB (sebelumnya dikenal sebagai
ABB Asea Brown Boveri Ltd) dibentuk pada tahun 1988 dari penggabungan Swedia
ASEA AB dan Swiss BBC Brown Boveri Ltd .-- dua perusahaan yang didirikan pada
akhir abad ke-19
2.2 Yang Membuat ABB sehingga dapat Menjadi Perusahaan Terbesar Di Dunia
Yang membuat ABB dapat menjadi perusahaan terbesar di dunia, salah satunya
dengan cara Strategi Ekspansi. Strategi ekspansi yaitu strategi yang menekankan pada
penambahan atau perluasan produk, pasar dan fungsi dalam perusahaan sehingga
aktivitas dan pertumbuhan permintaan perusahaan meningkat. Hal ini terlihat dari
upaya-upaya ABB dalam melakukan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan lainnya
seperti :
-
Limited
Bekerja sama dengan Rolls Royce. Secara keseluruhan, Dan lain-lain
untuk
melalukan pembentukan ulang dari industri elektrik di Eropa. Hasilnya GEC menjadi
perusahaan power equipment nomor dua di Eropa dibelakang ABB, dan perusahaan
Jerman Siemens turun ke posisi ketiga.
2.3 Cara ABB dalam Mengoperasikan Perusahaannya agar Berjalan Efektif
Berhasil menyatukan dua perusahaan besar dengan adanya pemimpin yang
memadai, berhasil menanamkan nilai-nilai dalam organisasi, kini ABB memikirkan
bagaimana untuk mampu terus mempertahankan posisinya sebagai yang teratas. Pada
awal 1989, 18 bulan setelah merger diumumkan, Barnevik mengalihkan fokusnya
dari yang semula membentuk perusahaan baru ke bagaimana menjalankan perusahaan
itu dengan efektif.
Prinsip dasar organisasi
Dua hal yang menjadi dasar dalam organisasi yaitu Tanggung jawab yang
terdesentralisasi dan Akuntabilitas individual.
Berikut analisa pada perushaan ABB untuk setiap mekanisme ini sehingga
membentuk sistem desentralisasi:
o Unit Kerja
Unit kerja adalah sekumpulan orang yang menggunakan sumber daya
perusahaan dan bertanggung jawab atas suatu kinerja. Dalam unit kerja ini setiap
individual dikelompokkan untuk bekerja berdasarkan tugas tertentu (spesifik).
Tujuannya adalah menghasilkan suatu output / produk dengan jumlah standar
tertentu yang telah ditetapkan oleh manajemen yang disebut sebagai Tanggung
Jawab (Accountability). Tanggung jawab ini akan dituangkan dalam suatu grafik
yang disebut dengan Grafik Organisasi (Organization Chart).
Menurut analisa kelompok kami dasar tanggung jawabnya di ABB adalah
berdasarkan Pasar dengan dua bidang spesifik yaitu Region dan Lini Produk.
Sementara untuk hubungan dalam struktur organisasinya ABB
menerapkan
Struktur Matrix. Karena terlihat dan penjelasan Josef Durr mengenai sistem
pelaporan ABB dimana digambarkan bahwa setiap manajer diharuskan melapor
kepada dua manajer, yaitu manajer yang bertanggung jawab atas regionalnya dan
manajer yang bertanggung jawab atas lini produk yang dijual.
o Span of control
Mengenai Span of control yang menunjukan berapa banyak, siapa saja dan
bagaiamanaa fungsi pelaporannya, menurut kelompok kami ABB dikategorikan
9
sebagai perusahaan dengan Span of Control yang luas. ABB memiliki wilayah yang
luas dalam pemasaran produknya, ABB juga 65 Bisnis Area dengan total 1300 2.
Dengan skala perusahaan sebesar ini tentu rentan kendalinya akan sangat luas.
o Span of Accountability
Menurut diskusi kami, ABB juga memiliki Span of Accountability yang luas.
Karena terlihat ketika Goran Linhald menjelaskan mengenai usaha transmisi energi
sebagai bagian dari perusahaan ABB, dimana terdapat 750 profit center yang berbeda
dengan setiap profit center rata-rata mengasilkan $7 juta peenjualan dengan total 45
orang didalamnya.
1200 perusahaan dengan jumlah karyawan rata-rata 200 karyawan. Dan tiap
perusahaan dibagi menjadi 4500 pusat profit dengan jumlah karyawan kurang
lebih 50 orang.
10
11
12
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Asea brown Boveri (ABB) sebagai suatu perusahaan hasil merger dari dua
industri raksasa peralatan elektronik di eropa yaitu AB dari Swedia dan BBC Brown
boveri dari swiss. Melihat skala dan bidang usahanya yang besar tentunya ABB
13
memerlukan strategi usaha yang tepat yaitu Strategi Ekspansi. Dan seorang manajer
di ABB harus bisa menentukan bagaimana dia mengorganisir karyawannya dan
sumber daya yang ada agar dapat berkinerja dengan sangat baik untuk mencapai
strategi tersebut. Melalui berbagai keunggulan kompetitif dan struktur organisasi
yang baik ABB mampu menjadi pemimpin dibidang teknologi otomatisasi dan
mengimplementasikan strateginya dengan efektif dan efisien. Selain itu kesuksesan
ABB juga didukung dengan adanya berbagai sistem control yang memadai agar tidak
hanya pembentukannya yang sukses tetapi juga pengimplementasian dan operasi
perusahaannya.
Saran
perusahaan ABB bergerak dalam bidang teknologi dan mengetahui setiap
karyawan yang ada di setiap cabang perusahaannya memiliki penguasaan teknologi
yang berbeda beda kenapa tidak diberikan pelatihan terhadap teknologi yang akan
digunakan. Sehinnga bisa menggunakan kedua system desentralisasi dan sentralisasi
dengan sangat efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anthoni Robert N. dan Govindra jan Vijay (2007), Management Control Systems.
Edisi 12.
14
15