PT Nippon Indosari Corpindo TBK Fix
PT Nippon Indosari Corpindo TBK Fix
PENDAHULUAN
Arif
Gondoutomo,
SH
dan
telah
mendapat
persetujuan
yaitu
antara PT Sari Indoroti dengan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd.
di mana
penanaman
modal
ini telah
mendapat
Surat
Persetujuan Presiden
atas
27 Februari
1995
tentang Persetujuan
yang dikeluarkan
Presiden nomor
oleh Menteri
Negara
SH
Indosari
Corporation
di hadapan
notaris Beny
tanggal 29 April 1995 yang dibuat di hadapan notaris yang sama. Akta pendirian perseroan
terbatas ini telah mendapat persetujuan
yang
diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen. Pada tanggal 10 Maret 1997,
dilakukan peresmian kegiatan operasional PT Nippon Indosari Corporation oleh Menteri
Kesehatan Republik Indonesia (pada saat itu) Prof. Dr. Sujudi.
Dengan sasaran utama wanita karir dan ibu rumah tangga, perubahan skala
23
industri bakeri diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu produk bakeri yang dihasilkan.
Dari industri tradisional yang terkadang kurang higienis, pengemasan yang kurang menarik,
serta tidak adanya jaminan pangan halal, dan menggunakan teknologi tradisional, menjadi
produk berteknologi tinggi dengan kemasan yang menarik dan terjamin kehalalan serta
higienitas
produknya.
maka dikembangkan
Untuk
lebih
internasional, namun dengan tidak meninggalkan cita rasa lokal. Pada bulan Januari
2001, diluncurkan pula merek dagang Boti dengan berbagai variasinya, dengan tujuan
untuk memperluas pasar dan mencapai konsumen pada tingkat menengah ke bawah. Saat
ini produk yang dipasarkan terdiri dari sekitar 8 jenis produk roti tawar dan lebih dari 15 jenis
roti manis.
Dengan misi untuk mejadi produsen produk bakeri terbesar di Indonesia, perseroan
ini telah mengalami kemajuan pesat dari segi penjualan. Hal tersebut didukung pula oleh
peningkatan jumlah outlet pemasaran produk serta armada distribusi yang diharapkan
dapat memperluas
sampai
di
konsumen.
Untuk
itu
serta tetap terjaga kehalalan, kesehatan, dan higienitas dari produk yang dihasilkan, karena
merupakan jaminan terhadap kepuasan pelanggan.
Sebagai kepedulian
dihasilkan, produk-produk yang dipasarkan telah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Departemen Kesehatan
halal
dari
Indonesia,
Lembaga
nomor
Republik
Indonesia,
Pengkajian Pengawasan
00200009241298
untuk
produk Sari
sertifikat
Majelis
Roti
dan
Ulama
nomor
0010001560062001 untuk produk Boti. Namun produk roti merek Boti telah dihentikan
poduksinya per Desember 2010.
Saat ini pemasaran produk Sari Roti dilakukan melalui outlet reguler supermarket
dan mini market, melalui agen-agen, serta melalui hotel dan restoran. Dengan jangkauan
pemasaran yang luas serta promosi yang berkelanjutan, hasil survei pada tahun 2002
menunjukkan bahwa perseroan ni telah menjadi pemimpin bidang industri makanan produk
bakeri. Dan saat ini jangkauan distribusi PT Nippon
Indosari
Corpindo
Tbk
telah
mencangkup hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa serta sebagian pulau Bali dengan
mulai beroperasinya pabrik baru di PIER-Pasuruan, Jawa Timur sejak bulan September
2005 (soft opening) dan peresmian dilaksanakan pada tanggal 24 November 2005.
Dengan semakin berkembangnya pasar dan permintaan dari konsumen yang cukup
besar, maka sejak tanggal 15 Desember
23
Tbk
mengoperasikan pabrik baru di Kawasan Industri Jababeka Blok U. Pabrik ini telah
dilengkapi dengan peralatan produksi yang terbaru, dilengkapi dengan fasilitas auditorium
factory visit. Ruangan ini digunakan untuk menerima konsumen dari berbagai segmen dan
golongan yang hendak melihat proses produksi roti secara langsung, dan untuk lebih
mendekatkan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan konsumennya.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana tersebut dalam
Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 86 tanggal 24 Februari 2010, dibuat di hadapan FX Budi
Santoso, SH, Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan Perseroan adalah sebagai berikut:
1.
Maksud dan tujuan dari Persero ini ialah berusaha dalam bidang industry roti, kue, dan
2.
makanan lainnya.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha utama, yaitu:
Mendirikan pabrik dan memproduksi segala jenis roti termasuk tetapi tidak terbatas
pada macam-macam jenis kue lainnya.
b. Kegiatan usaha penunjang yaitu:
Memasarkan dan menjual segala jenis roti termasuk tetapi tidak terbatas pada
macam-macam roti, roti tawar, roti isi dan segala macam jenis kue lainnya.
Alamat Perusahaan
Alamat Pabrik
:
1. Kawasan Industri Jababeka Blok W No. 40-41
Cikarang, Bekasi 17530.
Telepon : 021 - 893 5088
Fax : 021 893 5286
2. Kawasan Industri Jababeka Blok U No. 33
Cikarang, Bekasi17530.
Telepon : 021 8984 0348
3. Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri Raya No. 29
Pasuruan, Jawa Timur.
Telepon : 0343 740 388
23
Produk
Merek Produk
Daerah pemasaran
:
1. Cikarang Plant
: Jabotabek, Lampung,
Banten, Jawa Barat, dan
sebagian Jawa Tengah
2. Pasuruan Plant
3. Semarang Plant
Jumlah Karyawan
Lini Produksi
Kapasitas Produksi
:
1. Cikarang Plant 1
: 250 orang
2. Cikarang Plant 2
: 350 orang
3. Pasuruan Plant
: 250 orang
4. Semarang Plant
: 100 orang
1. Cikarang Plant 1
: 4 line produksi
2. Cikarang Plant 2
: 2 line produksi
3. Pasuruan Plant
: 3 line produksi
4. Semarang Plant
: 2 line produksi
1. Cikarang Plant 1
: 425,000 pack/hari
2. Cikarang Plant 2
: 425,000 pack/hari
3. Pasuruan Plant
: 315,000 pack/hari
4. Semarang Plant
: 250,000 pack/hari
23
Nippon
menerapkan
Indosari
Corpindo
Tbk
mempunyai
tanggung
jawab
dan dipelihara
untuk
Perusahaan
oleh seluruh
karyawan, yang merupakan suatu gagasan untuk menghasilkan produk yang bermutu
sesuai dengan harapan serta kebutuhan pelanggan. Perusahaan senantiasa menghasilkan
produk yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka
pencapaian visi dan misi perusahaan melalui penerapan Good Manufacturing Practices
(GMP), Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP), Hazard Analysis and Critical
Control Point (HACCP), dan Sistem Jaminan Halal (SJH) sehingga dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Menggalang partisipasi aktif dan positif seluruh karyawan dalam
rangka memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kerja secara berkelanjutan.
Di dalam melaksanakan
Corpindo
Tbk mengacu
dikeluarkan
oleh
GMP, SSOP,
pada
lembaga
beberapa
dan HACCP,
pedoman
atau
PT Nippon
regulasi
teknis
Indosari
yang
adalah:
1. Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia,
nomor
Operating
Procedures
Indonesia
(SNI) 01-4852-1998
Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis and Critical Control Point HACCP) serta
Pedoman Penerapannya.
3. Pedoman BSN nomor 1004 2002 tentang Panduan Penyusunan Rencana Sistem
Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP)
4. Codex Alimentarius Commission (CAC) RCP 1, Rev. 4 Tahun 2003.
23
untuk menjangkaunya
mudah,
berdekatan
dengan
pengemasan, kantin, dan gudang produk (finished goods). Ada pun lantai kedua digunakan
untuk ruang manajer PDQA, ruang PDQA (Product Development and Quality Assurance),
ruang office GA (General Affair), musholla, dan auditorium factory visit.
23
BAB II
PEMBAHASAN
23
3. Kepemilikan
produk roti
Memilih jalur distribusi yang tepat sehingga Perseroan dapat mendistribusikan produknya
Semarang:
Jawa Tengah
Tel: (021) 8935088, Fax: (021) 8935286, 8935473 Tel: (024) 8660545, Fax: (024) 8660874
23
Medan:
Pasuruan:
Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri Raya No. 28
Pasuruan 67152 Jawa Timur
Tel: (0343) 740388, Fax: (0343) 740387
7. Persaingan
Industri roti di Indonesia terdiri dari :
a. Industri yang memproduksi secara massal seperti kegiatan usaha perseroan
b. Industri rumah tangga (usaha kecil)
c. Industri toko roti
Kegiatan industri tersebut seluruhnya memberikan pasokan produk roti untuk kebutuhan produk
Indonesia. Industri roti merupakan industri yang bersaing secara sempurna. Tren industri selama
lima tahun ke depan tetap berpotensi seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan
kebutuhan akan jenis makanan yang praktis, serta keanekaragaman makanan.
Sebagai industri yang bersaing secara sempurna, investor dapat masuk dan keluar dengan
hambatan yang tidak terlalu tinggi. Investor dapat masuk dengan memproduksi secara massal,
melakukan usaha kecil dan menengah atau membuka toko roti dengan format waralaba. Dalam
hal ini, pesaing terdekat perseroan adalah perusahaan yang termasuk dalam industri roti yng
diproduksi secara massal dan private lable.
23
Sebagai bukti komitmen menerapkan Good Corporate Governance, perseroan memiliki Komisaris
Independen, Direktur Tidak Terafi liasi, Sekretaris Perusahaan, Departemen Audit Internal dan Komite
Audit selambat lambatnya 6 bulan setelah tanggal pencatatan saham Perseroan, sesuai dengan peraturan
Bapepam No. IX.1.7.
Menerapkan supply chain management (SCM), sebuah kegiatan (manajemen) yang mengawasi
bahan-bahan informasi dan aspek keuangan dalam proses pergerakannya dari pemasok,
produsen, distributor, pengecer hingga konsumen, dimana kegiatan tersebut meliputi koordinasi,
kolaborasi dan integritas dan rantai proses di dalam dan di luar Perseroan. Dengan melakukan
SCM yang baik, Perseroan semakin efisien dan dapat memenangkan persaingan
Menggunakan SAP sebagai software ERP (Entreprise Resuorces Planning), yaitu suatu teknologi
informasi yang membantu proses transaksi antara Perseroan dengan pelanggan dan pemasoknya.
Dengan penggunaan SAP,data dapat dianalisa dengan cepat dan akurat sehingga perseroan
produk roti
Memilih jalur distribusi yang tepat sehingga Perseroan dapat mendistribusikan produknya
dengan cepat, tepat, dan akurat. Minimarket, supermarket, dan hypermarket merupakan jalur
distribusi yang sesuai untuk produk perseroan. Selain itu, perseroan juga bekerjasama dengan
para pedagang keliling dengan mendanai semua fasilitas gerobak roti, sehingga dapat membantu
pendistribusian produk ke konsumen langsung dari rumah ke rumah. Perseroan juga
perseroan
Melakukan ekspansi dengan membangun pabrik di lokasi yang terdekat dengan konsumen. Hal
ini untuk mengatasi kendala umur simpan produk yang sangat pendek yaitu kurang dari 5 hari di
pasar.
23
2.
Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Satu lini digunakan untuk jenis ro tawar dan satu lini mesin untuk
jenis roti manis. Selain itu, di tempat yang sama Perseroan membangun auditorium untuk
menerima kunjungan konsumen. Di sini konsumen dapat melihat dari dekat proses produksi segala
jenis roti yang dilaku-kan oleh Perseroan secara higienis dan halal.
Tahun 2009, Peseroan mengembangkan produk kue dengan memasang 1 lini mesin kue di
pabrik pertama Jababeka Blok W. Selain itu Perseroan menambah 1 lini mesin untuk membuat
jenis roti manis di Pasuruan.
Pada 2010 di tempat produksi ketiga, Perseroan menambah kapasitas produksi dengan
memasang 2 lini mesin lagi. Satu lini untuk membuat roti tawar dan satu lini untuk membuat roti
manis. Dengan demikian sampai awal 2011 Perseroan mengoperasikan 11 lini mesin, yaitu 5 lini
mesin untuk roti tawar dan 6 lini mesin untuk roti manis.
4. Rencana Ekspansi
Rencana ekspansi Perseroan berupa perluasan wilayah operasi dan peningkatan kapasitas
produksi pada pabrik yang telah ada. Tujuan rencana ini adalah sebagai tindak lanjut atas
pemenuhan permintaan pasar yang semakin meningkat atas produk Perseroan. Ekspansi ini akan
didanai melalui pinjaman bank dan hasil kas neto dari aktivitas operasi.
5. Accounting Requirement
Pemutakhiran Standar Akuntansi dan Ketentuan lainnya
Berikut ini ikhtisar revisi Standar Akuntansi yang relevan bagi Perseroan tetapi belum
efektif diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2011 (efektif untuk laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012) :
PSAK No.10 (Revisi 2010)
: Aset Tetap
: Imbalan Kerja
: Biaya Pinjaman
: Sewa
PSAK No.60
ISAK No.15
ISAK No.20
atau
Risiko bisnis
1. Resiko yang berhubungan dengan kegiatan operasional:
Kontaminasi atas produk yang dihasilkan perseroan baik pada saat sebelum diolah (masih
bahan baku), dalam proses produksi, maupun pada saat didistribusikan.
Apabila produk tercemar/terkontaminasi akan berdampak pada berkurangnya
dihasilkan secara musiman dan tidak selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Selain itu, jika
terjadi gejolak dalam permintaan dunia maka gandum sebagai sumber bahan baku akan
menjadi langka yang mengakibatkan terkendalanya kegiatan operasional perusahaan.
Ketersediaan gandum yang berkurang di pasar dunia juga akan berdampak pada
meningkatnya harga bahan baku tepung terigu yang digunakan Sari Roti, yang menjadikan
biaya pembelian bahan baku bertambah. Sedangkan perusahaan tidak bisa seenaknya
produksi pabrik, hal ini akan berdampak pada tingkat penjualan pabrik
Resiko pemogokan tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan asset yang berharga untuk perusahaan karena aktivitas
operasional perusahaan sangat bergantung pada produktivitas para karyawan. Apabila terjadi
pemogokan tenaga kerja, kegiatan operasional dapat terganggu dan selanjutnya berakibat pada
profitabilitas perusahaan
Risiko ketersediaan suku cadang
Sari Roti menggunakan mesin mesin yang diproduksi oleh penyedia mesin tertentu yang
memiliki teknologi dan hak paten atas produk yang dihasilkan. Dalam hal ini, perusahaan
23
memerlukan suku cadang pengganti yang telah using ataupun rusak. Apabila suku cadang tidak
lagi tersedia memungkinkan akan meningkatnya biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin yang
selanjutnya berdampak pada profitabilitas.
2. Risiko yang berhubungan dengan kondisi pasar dan penjualan
Fluktuasi mata uang asing
Perseroan membeli beberapa bahan baku utama yang dipengaruhi oleh fluktuasi mata
uang asing baik langsung maupun tidak langsung antara lain tepung terigu, gula dan ragi. Selain
itu, suku cadang mesin-mesin dan bahan kemasan juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar
Rupiah terhadap valuta asing. Sementara pendapatan Perseroan dihasilkan dalam mata uang
Rupiah. Perubahan kurs Rupiah terhadap mata uang asing yang terjadi secara signifikan dapat
memberikan dampak kenaikan harga beberapa jenis bahan baku, berbagai bahan kemasan atau
beberapa jenis suku cadang mesin-mesin produksi. Hal tersebut tidak selalu dapat disertai
dengan kenaikan harga jual produk Perseroandan karenanya akan berdampak negatif terhadap
nilai penjualan dan tingkat profitabilitas.
Persaingan Usaha
Semakin menariknya industri roti di Indonesia, sangat besar kemungkinan akan ada
Perseroan baru yang memproduksi produk sejenis dengan Perseroan. Hal ini bisa menjadi
pesaing bagi Perseroan. Selain itu, semakin berkembangnya toko-toko modern di Indonesia,
yang melakukan proses produksi roti untuk dijual sendiri, maka Perseroan harus menghadapi
risiko pesaingan usaha dengan pelanggannya sendiri. Untuk mengatasi kedua risiko ini,
Perseroan terus melakukan inovasi-inovasi produk, menjual dengan harga yang bersaing, dan
meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan dan konsumennya. Demikian pula kemampuan
penetrasi produk Perseroan di tingkat peritel juga terus ditingkatkan, yaitu dengan kekuatan
manajemen distribusi yang dimiliki oleh Perseroan.
Risiko yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah dan lingkungan sosial
Kenaikan upah minimum regional/ propinsi yang melebihi tingkat inflasi akan
mempengaruhi biaya produksi Perseroan. Konstribusi biaya karyawan produksi terhadap biaya
produksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sekitar 5%. Hal ini
disebabkan karena Perseroan mengandalkan tenaga kerja dalam proses produksi. Selama ini,
Perseroan berusaha untuk mengatasi kenaikan upah minimum regional/propinsi dengan
meningkatkan harga jual produk Perseroan. Namun, apabila upah minimum regional/ propinsi
meningkat tajam dan tidak terkendali dengan baik maka biaya produksi akan meningkat cukup
23
signifikan. Maka untuk menghadapi risiko ini Perseroan terus melakukan kegiatan
operasionalnya secara efisien dan mengurangi waste atau tidak memenuhi standar.
o Kestabilan kondisi ekonomi, politik dan sosial
Kondisi ekonomi, politik dan sosial Indonesia turutmempengaruhi jalannya kegiatan
usaha Perseroan. Ketidakstabilan kondisi ekonomi, politik dan sosial Indonesia dapat
menyebabkan kerusuhan oleh buruh ataupun massa yang berada diluar kendali Perseroan. Selain
itu, hal tersebut dapat berdampak pula pada daya beli konsumen Perseroan yang selanjutnya
dapat menyebabkan penjualan Perseroan menurun. Apabila terjadi kerusuhan ataupun huru hara
yang disebabkan ketidakstabilan kondisi ekonomi, politik, dan sosial Indonesia, maka Perseroan
dapat mengalami dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja keuangan, hasil operasi dan
prospek usahanya.
o Isu bahan pengawet dan kehalalan
Mengingat produk Perseroan adalah makanan yang memiliki umur lebih dari satu hari,
Perseroan menghadapi risiko adanya isu yang berkembang di tengah masyarakat sehubungan
dengan bahan pengawet yang digunakan yang dapat membuat produk Perseroan bertahan untuk
beberapa hari. Isu tersebut dapat memberikan gambaran yang tidak baik atas bahan baku yang
digunakan serta proses produksi dan pengolahan yang dilakukan oleh Perseroan. Selain itu, dapat
berkembang pula isu mengenai halal atau tidaknya produk yang dihasilkan Perseroan. Apabila
isu-isu tersebut berkembang di tengah masyarakat maka terdapat kemungkinan permintaan pasar
atas produk-produk Perseroan menjadi berkurang dan mengakibatkan turunnya penjualan
Perseroan
o Bencana alam
Pabrik-pabrik Perseroan berada di wilayah Indonesia dan pendistribusian produk-produk
Perseroan juga ditujukan ke pasar Indonesia. Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap
terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi, banjir dan lain-lain. Apabila terjadi
bencana alam di Indonesia, maka proses produksi Perseroan dapat terganggu. Selain itu, dapat
menganggu pengiriman bahan baku oleh supplier dan pendisribusian produk-produk yang
dihasilkan Perseroan ke tempat peritel atau ke stock point. Perseroan menghadapi risiko lamanya
proses transportasi tersebut apabila terjadi bencana alam. Hambatan dalam pendistribusian
produk akan mengakibatkan umur produk menjadi pendek dan harus segera dapat terjual dan
dikonsumsi.
C. FINANCIAL PERFORMANCE
23
23
23
23
ASET
Total aset pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp759 miliar, meningkat sebesar 34% dari
Rp568 miliar di tahun 2010, terutama disebabkan oleh peningkatan Aset tetap. Aset Lancar dan
Tidak Lancar pada tahun 2011 masingmasing sebesar 25% dan 75% dibandingkan dengan 37%
dan 63% pada tahun 2010. Kenaikan Aset Tidak Lancar pada tahun 2011 disebabkan oleh
pembangunan pabrik baru di Semarang, Medan & Cibitung sesuai dengan rencana ekspansi
Perseroan.
-
LIABILITAS
Total Liabilitas tahun 2011 berjumlah Rp213 miliar, meningkat sebesar 89% dari Rp113
miliar di tahun 2010. Hal ini terkait dengan penambahan hutang bank sejumlah Rp33 miliar dan
hutang lain-lain sejumlah Rp66 miliar terkait dengan pengadaan pabrik baru. Liabilitas Jangka
Pendek dan Jangka Panjang pada tahun 2011 masing-masing sebesar 70% dan 30%
dibandingkan dengan 82% dan 18% pada tahun 2010. Kenaikan Liabilitas Jangka Panjang pada
tahun 2011 disebabkan oleh pendanaan ekspansi Perseroan dengan menggunakan pinjaman bank.
EKUITAS
Total ekuitas pada tahun 2011 meningkat 20% menjadi Rp 546 miliar dari Rp 455 miliar
di tahun 2010.
-
KOLEKTIBILITAS
23
Tingkat koleksi piutang pada tahun 2011 rata-rata 46 hari; hal ini konsisten dengan tahun
2010.
-
SOLVABILITAS
Rasio hutang terhadap ekuitas meningkat dari 0.2 kali pada tahun 2010 menjadi 0.4 kali
pada tahun 2011. Peningkatan ini karena hutang bank dan hutang lain-lain.
D. Pengendalian Intern
Perseroan melakukan usaha yang berkesinambungan dalam memperkuat Pengendalian
Intern sebagai bagian dari usaha untuk mencapai Tata Kelola Perseroan yang baik. Perseroan
telah mensosialisasikan program "Kode Etik Perilaku dan Bisnis" kepada seluruh karyawan
Seluruh pesan dan amanat manajemen dikomunikasikan dengan baik sehingga praktek operasi
bisnis sesuai dengan nilai-nilai yang dianut Perseroan. Prosedur atau standar kerja
didokumentasikan dengan baik dalam media yang dapat dengan mudah diakses oleh para
karyawan, proses pengawasan atas pelaksanaan operasional Perseroan dilakukan oleh tiap-tiap
departemen dan diawasi pelaksanaannya oleh Audit Internal dan Komite Audit.
Manajemen Resiko
Dalam menghadapi resiko-resiko, seperti yang telah dijelaskan pada resiko usaha, Perseroan
menetapkan manajemen resiko berupa:
Perseroan terus mencoba mencari pemasok untuk semua jenis bahan baku dari pemasok
lain. Bagian riset dan pengembangan melakukan uji kualitas dengan tujuan agar
perseroan mempunyai pilihan lain bila terjadi permasalahan dari pemasok pertama tanpa
dengan kebutuhan.
Dalam hal penyediaan energy, apabila terjadi kekurangan pasokan energy, perseroan
menggunakan mesin oven dengan burner yang dimodifikasi sehingga dapat
menggunakan gas elpiji. Untuk cadangan energy listrik, perseroan memiliki fasilitas
23
23
KATA PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami, pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
23