Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KS

DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR SIN 1/3 MEDIAL


TRANSVERSE P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA I RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 17-19 SEPTEMBER 2009
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
PASIEN
Nama

: KS

Umur

: 19 th

Jenis kelamin

: Laki-laki

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Karyawan Swasta

Status perkawinan

: Sudah Menikah

Agama

: Hindu

Suku

: Bali

Alamat

: Jl. Gurita, Sesetan

Tanggal masuk

: 15 September 2009

Tanggal pengkajian

: 17 September 2009

Sumber informasi

: KS (pasien) dan KA (istri pasien)

PENANGGUNG
Nama penanggung jawab : KS
Hub. dgn pasien

: Pasien sendiri

2. RIWAYAT KELUARGA
Genogram

Keterangan genogram
: laki-laki

: pasien

: wanita

: tinggal serumah

Pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara dan semuanya laki-laki. Pasien berasal
dari Karangasem dan merantau ke Denpasar sejak tahun 2008 dengan bekerja sebagai
karyawan swasta di Kuta. Pasien sudah menikah dan saat ini istrinya tengah hamil anak
pertama.Usia kandungan 5 bulan. Pasien tinggal dengan istrinya di rumah kontrakan
mereka di Jl. Gurita, Sesetan Denpasar.
3. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama
Saat MRS :
Pasien dikeluhkan mengalami patah tulang paha kiri setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas.
Saat pengkajian :
Pasien mengeluh nyeri pada paha kiri setelah menjalani operasi.
Alasan Masuk Rumah Sakit dan Perjalanan Penyakit Saat Ini
Pasien dikeluhkan mengalami kecelakaan lalu lintas sehari sebelum MRS
(14/9/2009) yaitu pasien menabrak pohon ketika menaiki sepeda motor
akibat mengantuk. Pasien sempat dibawa ke RSUD Karangasem untuk
mendapatkan penanganan, namun dengan pertimbangan keterbatasan alat
pasien kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah untuk mendapat penanganan
lebih lanjut. Pasien diterima di Triage Bedah RSUP Sanglah tanggal 15
September 2009 pkl 11.00 wita. Setelah diobservasi pasien kemudian
dipindahkan ke Ruang Angsoka I kamar 101 dan direncanakan menjalani
operasi ORIF (plat screw) tanggal 16 September 2009 pkl 11.30 wita.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien dilarikan ke RSUD Karangasem dan kemudian dirujuk ke RSUP
Sanglah.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami
Keluarga mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit
yang mengharuskan dirawat di rumah sakit. Pasien hanya kadang
mengalami demam, batuk atau pilek yang kemudian sembuh setelah pasien
minum obat dari dokter.
Pernah dirawat
Keluarga mengatakan sebelum ini, pasien tidak pernah menjalani rawat inap
di rumah sakit.
Alergi
Keluarga mengatakan selama ini pasien tidak memiliki keluhan alergi
terhadap obat-obatan maupun jenis makanan tertentu.
Kebiasaan
Keluarga mengatakan pasien memiliki kebiasaan merokok. Saat pengkajian
pasien mengatakan selama sakit tidak merokok
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti pasien maupun penyakit lain seperti Penyakit
Jantung, Hipertensi maupun DM.
d. Diagnosa Medis dan therapi
Diagnosa Medis : Post Op ORIF (PS) ec Closed Fraktur Femur Sin
1/3 Medial Transverse
Therapi saat pengkajian (17 September 2009) :
IVFD RL 20 tts/mnt

Ceftriaxone 2x1gram
Epidural Analgetik (Bupivacain 0,125%+Morfin 2mg/10cc)
@ 12 jam
Diet TKTP

4. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon)


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien mengatakan jarang berolahraga saat sebelum sakit dan cukup
memperhatikan kesehatan keluarga serta kebersihan lingkungan. Jika sakit,
pasien memilih untuk segera minum obat.
b. Pola Nutrisi/metabolic
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien makan
seperti biasa 3x sehari habis 1 porsi yang diberikan dirumah berupa nasi
dan lauk-pauknya.
Saat pengkajian : Keluarga mengatakan pasien mau makan setiap kali
waktu makan habis 1 porsi yang diberikan di rumah sakit. Pasien
mendapat diet TKTP (Nasi).
c. Pola eliminasi
BAB : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami masalah dalam
BAB. Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek,
warna feces. Saat pengkajian pasien mengatakan agak sulit untuk BAB
karena harus dilakukan di tempat tidur dengan menggunakan pispot.
BAK : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami masalah dalam
BAK. Pasien mengatakan biasa BAK 4-5x sehari dengan warna kuning
jernih khas urine. Saat pengkajian pasien tampak terpasang Dower Catheter
dengan produksi urine 300cc warna jernih.
d. Pola aktivitas dan latihan
ADL
0
1
2
3
4
Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
Okigenasi:
Saat pengkajian pasien tidak menggunakan bantuan O2
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami
masalah dalam istirahat tidurnya. Pasien mengatakan biasa tidur selama
8 jam sehari.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan bisa tidur malam dengan nyenyak
dan hanya kadang2 terjaga karena pahanya terasa sakit atau ingin BAK.
f. Pola kognitif-perseptual
Selama dirawat di Ruang Angsoka I pasien mengatakan paha kirinya terasa
nyeri seperti tertusuk-tusuk. Nyeri terasa terus-menerus terutama saat
digerakkan. Pasien mengatakan tidak bisa bangun sendiri dari tempat tidur.

Sebagian besar aktivitas pasien seperti makan/minum, mandi, toileting,


berpakaian, mobilisasi di tempat tidur, berpindah, dan ambulasi ROM dibantu
oleh keluarga atau perawat. Saat pengkajian pasien mengatakan masih sakit
pada paha kirinya yang telah mengalami operasi. Saat diberikan penilaian nyeri
dengan skala 1-10 pasien mengatakan nyeri pada paha kirinya ada pada nilai 8
(nyeri berat). Pasien tampak meringis sambil memegangi pahanya saat berubah
posisi dari terlentang ke posisi miring kiri. Pasien juga mengatakan badannya
terasa meriang.
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien mengatakan senang menjalani pekerjaannya sebagai karyawan swasta
dan menjalani perannya sebagai suami. Saat pengkajian pasien mengatakan
ingin cepat sembuh agar dapat kembali bekerja untuk biaya kelahiran anak
pertamanya dan menjalani perannya sebagai suami dan kepala keluarga.
h. Pola seksual dan reproduksi
Pasien mengatakan sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama 1 tahun
dan merasa bahagia dengan kehidupan rumah tangganya.
i. Pola peran-hubungan
Pasien mengatakan saat ini tinggal dengan istrinya di Jl Gurita, Sesetan. Pasien
mengatakan keluarga yang tinggal paling dekat dengannya saat ini adalah kakak
laki-lakinya yaitu di daerah Monang Maning.
j. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan semula merasa khawatir akan kesembuhannya tapi
kemudian sudah tidak khawatir lagi karena sudah mendapat penjelasan dari
dokter dan sering membicarakan tentang kekhawatirannya pada istrinya.
k. Pola keyakinan-nilai
Pasien mengatakan beragama Hindu dan biasa bersembahyang pada saat hari
raya maupun hari-hari tertentu.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : tampak lemah
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS
: E: 4 V: 5 M:6
b. Tanda-tanda vital : Nadi : 108 x/mnt Temp: 38,3 C RR: 20x/mnt
TD :120/70mmHg
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
I : bentuk kepala simetris, kulit kepala agak kotor, ketombe (+) kelopak
mata simetris, gerakan bola mata normal, konjungtiva merah muda,
sklera putih, pupil isokor, reflek cahaya +/+, fungsi penglihatan baik,
kelainan otot mata tidak ada, mukosa bibir kering.
P : nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-)
P : tidak dilakukan
A: tidak dilakukan
2) Dada
I : bentuk simetris, gerakan dada teratur,
P : nyeri tekan (-)
P : dada ka/ki sonor
A:
Cor : S1S2 tunggal reguler, mur2(-)
Pulmo : suara vesikuler +/+, whezing -/- ,ronchi -/-

3) Payudara dan ketiak


I : benjolan (-), lesi (-)
P : Nyeri tekan (-)
P : tidak dilakukan
A: tidak dilakukan
4) Abdomen
I : distensi (-), lesi(-)
A: BU (+) 10x/mnt
P : abdomen thympani(+)
P : nyeri tekan (-), acites (-), pembesaran hati/limpa(-)
5) Genetalia
I : terpasang Dower catheter dengan produksi urine 300 cc warna jernih.
PPA : tidak dilakukan observasi
6) Integumen
I : lesi (-), kulit tampak kemerahan
P : turgor elastis, nyeri tekan (-), kulit teraba hangat
7) Ekremitas
Atas
Bentuk simetris, CRT < 2dtk, sianosis (-), terpasang IVFD RL 20 tts/mnt
pada tangan kiri, pergerakan tangan kanan kiri normal, oedema (-), tonus
otot tangan kanan dan kiri normal, kekuatan otot 555 555
Bawah
Kaki kanan bentuk simetris, CRT < 2 dtk, sianosis (-), pergerakan kaki
kanan normal, oedema (-), tonus otot kaki kanan normal, tampak balutan
elastic bandage pada paha kiri, nyeri tekan (+), terpasang drain vacum
dengan produksi 30 cc/24 jam, kekuatan otot 555 000
8) Pemeriksaan neurologis
Status mental dan emosi
Keluarga mengatakan baik sebelum sakit maupun selama sakit pasien
tidak pernah mengalami gangguan emosi. Saat pengkajian pasien bersikap
cukup kooperatif, pasien mau menjawab setiap diberi pertanyaan.
Perhatian klien fokus pada perawat yang melakukan pengkajian.
Pengkajian saraf kranial
Berdasarkan pemeriksaan neurologis pasien tidak mengalami gangguan
pada nervus cranialis
Pemeriksaan Reflek
Reflek patela -/+
Kaku kuduk (-), kernig sign (-), brudzinski leg (-),brudzinskis neck sign
(-)
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium yang berhubungan
1. DL tanggal 17/9 2009
Wbc 9,1 K/ul
(4,1-10,1)
Hgb
12,8 gr/dl
(13,5-17,5)
Hct
42 %
(41-53)
Plt
214 K/ul
(150-440)
MCV 90 fL
(80-100)
MCH 31,9 pg
(26-34)
MCHC 35,4g/dl
(31-36)
b. Pemeriksaan Radiologi
1. Hasil Rontgen femur tanggal 15/9 2009
Kesan : Closed fraktur femur 1/3 tengah transverse dengan communitif
fragment.
5

ANALISA DATA
No
Tgl
1
Kamis,17/9
2009

Kamis, 17/9
2009

Data
DS : - Pasien mengatakan nyeri pada paha kiri.
- Saat diberikan penilaian nyeri dengan
skala 1-10 pasien mengatakan nyeri
pada paha kirinya ada pada nilai 8
DO : - Pasien tampak meringis sambil
memegangi paha kirinya
- Paha kiri terbalut elastic bandage dan
tidak dapat digerakkan.
- Skala nyeri 8 (nyeri berat)
- N = 108x/mnt
- Nyeri tekan pada paha kiri (+)
DS : - Pasien mengatakan nyeri pada paha
kiri setelah terpasang plat screw
- Pasien mengatakan badan terasa
meriang

Penyebab/Interpretasi
Adanya fraktur

Masalah
Nyeri akut

kerusakan fragmen tulang


menstimulasi reseptor nyeri
pelepasan mediator2 nyeri
respon nyeri
Adanya prosedur invasif
(ORIF)

Hipertermia

Mengaktivasi sistem imun


DO : - S=38,3C
- N=100x/mnt
- Kulit pasien teraba hangat
- Mukosa bibir tampak kering
- Kulit pasien tampak kemerahan

Pelepasan mediator radang


Peningkatan suhu tubuh

No

Tgl

Data

Penyebab/Interpretasi

Masalah
7

3.

Kamis,17/9
2009

DS : - Pasien mengatakan sebagian besar


aktivitasnya dibantu oleh keluarga atau
perawat.

Adanya fraktur

Hambatan Mobilitas
Fisik

kerusakan fragmen tulang


DO: - Pasien mengalami CF Femur Sin 1/3
medial transverse post op ORIF (plat
screw)
- Kekuatan otot
555 000

menstimulasi reseptor nyeri


pelepasan mediator2 nyeri
respon nyeri
keterbatasan pergerakan pada
ekstremitas yang mengalami
fraktur

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (berdasarkan prioritas)


No Dx

Tgl Muncul

Dx Keperawatan

Tgl teratasi

TTd
8

Kamis,17/9
2009

1. Hipertermia b.d adanya respon imun terhadap prosedur invasif


(ORIF) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada paha kiri
setelah terpasang plat screw, pasien mengatakan badan terasa
meriang, S=38,3C,N=100x/mnt, kulit pasien teraba hangat,
mukosa bibir tampak kering, kulit pasien tampak kemerahan.
2. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder
akibat prosedur invasif (ORIF), ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri pada paha kiri, saat diberikan penilaian nyeri
dengan skala 1-10 pasien mengatakan nyeri pada paha kirinya
ada pada nilai 8, Pasien tampak meringis sambil memegangi
paha kirinya, Paha kiri terbalut elastic bandage dan tidak dapat
digerakkan, skala nyeri 8 (nyeri berat), N = 108x/mnt, nyeri
tekan pada paha kiri (+).
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan
sekunder akibat fraktur ditandai dengan pasien mengatakan
sebagian besar aktivitasnya dibantu oleh keluarga atau perawat,
pasien mengalami CF Femur Sin 1/3 medial transverse post op
ORIF (plat screw), kekuatan otot
555 000

17/9 2009

Mhs

19/9 2009

Mhs

Belum
teratasi

Mhs

C. PERENCANAAN
Hari/Tgl
Kamis,

No
Dx
1

Rencana Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Pantau vital sign @ 2 jam

Rasional
1. Memudahkan pemberian intervensi
9

17/9
2009
Pkl 08.30
wita

selama 1x 6 jam diharapkan suhu tubuh


menurun hingga mencapai normal dengan
kriteria hasil :
- S = 36-37,5C
- N= 60-80x/mnt
- Kulit teraba sesuai dengan suhu tubuh
2. Berikan kompres hangat, hindari
- Kulit tidak kemerahan
penggunaan alcohol
- Nyeri pada paha kiri berkurang

yang tepat melalui pola demam. Jika


suhu 38,9C-41,1C menunjukan
proses penyakit infeksius yang
mungkin timbul sebagai komplikasi
2. Membantu mengurangi demam.
Hipotalamus sebagai thermostat
tubuh akan memberikan respon yang
berlawanan terhadap keadaan
tubuh.Diberikan kompres hangat
dengan harapan Hipotalamus akan
merespon suhu diluar tubuh hangat
sehingga suhu tubuh diturunkan.

3. Anjurkan pasien minum yang cukup


(1000-1500cc/24 jam)

3. Cairan yang cukup mencegah


dehidrasi yg timbul akibat penguapan
karena suhu tubuh yang meningkat

4. Kolaborasi dalam pemberian


antipiretik sesuai indikasi.

4. Antipiretik digunakan untuk


membantu menurunkan demam

10

Kamis,
17/9
2009
Pkl 08.30
wita

Setelah diberikan asuhan keperawatan


selama 2x24 jam diharapkan nyeri
berkurang dengan kriteria hasil :
- Pasien mengatakan nyeri pada paha kiri
berkurang
- Skala nyeri 3 (nyeri ringan)
- N = 60-80x/mnt
- Pasien tidak menunjukan ekspresi
menahan nyeri saat kaki kiri digerakkan

1. Kaji keluhan nyeri

1. Mengetahui tingkat nyeri sehingga


memudahkan pemberian pilihan
penanganan nyeri.

2. Observasi keadaan nyeri nonverbal


( misal ; ekspresi wajah, gelisah,
menangis, menarik diri, diaforesis,
perubaan frekuensi jantung,
pernapasan dan tekanan darah.

2. Memudahkan pemberian intervensi


untuk menangani keluhan.

3. Anjurkan untuk istirahat dengan


tenang

3. Meningkatkan kenyamanan.

4. Berikan kompres panas lembab pada


kepala, leher, lengan, telapak kaki
sesuai kebutuhan

4. Meningkatkan kenyamanan dan


mengontrol sensasi nyeri

5. Lakukan pemijatan pada daerah


kepala / leher / lengan/ telapak kaki
jika pasien dapat toleransi terhadap
sentuhan

5. Mengurangi ketidaknyamanan
melalui mekanisme relaksasi yang
timbul pada otot.

6. Sarankan pasien untuk menggunakan


motivasi positif saya ingin sembuh
atau saya menyukai hidup ini

6. Energi positif yang datang dari


semangat positif akan memompa
adrenalin, meningkatkan sirkulasi
darah sehingga dapat mengurangi
ketidaknyamanan.

7. Berikan analgetik / narkotik sesuai


indikasi

7. Menurunkan dan mengurangi nyeri.

11

Kamis,
17/9
2009
Pkl 08.30
wita

Setelah diberikan asuhan keperawatan


1. Pertahankan tirah baring dalam posisi
selama 2x24 jam diharapkan pasien mampu
yang diprogramkan
melaksanakan aktivitas fisik secara bertahap
sesuai kemampuan dengan kriteria hasil :
2. Tinggikan ekstremitas yang sakit
- Pasien mampu miring kanan dan bergeser
di tempat tidur secara mandiri
- Pasien mampu menggerakan ekstremitas
3. Instruksikan klien/bantu dalam
yang sehat untuk menyokong ekstremitas
latihan rentang gerak pada ekstrimitas
yang sakit
yang sakit dan tak sakit

1. Mempertahankan imobilisasi daerah


fraktur
2. Menghindarkan mobilisasi berlebihan
pd daerah yang sakit dan
mempertahankan posisi
3. Melatih mobilisasi secara bertahap

4. Beri penyangga pada ekstrimitas yang


sakit diatas dan dibawah fraktur
ketika bergerak.

4. Meminimalisasi nyeri dan


mempertahankan posisi

5. Jelaskan pandangan dan keterbatasan


dalam aktivitas.

5. Agar pasien mengetahui tentang


kondisinya dan hal-hal yang boleh
dan tidak boleh dilakukan

6. Berikan dorongan ada pasien untuk


melakukan AKS dalam lingkup
keterbatasan dan beri bantuan sesuai
kebutuhan,awasi tekanan darah, nadi
sebelum,saat dan sesudah melakukan
aktivitas

6. Melatih kemandirian secara bertahap,


mencegah timbulnya atropi dan
kekakuan otot, mengetahui sejauh
mana kemampuan pasien dan efek
samping yang ditimbulkan

7. Ubah posisi secara periodik

7. Mencegah timbulnya kekakuan otot

8. Kolaborasi dengan fisiotherapis

8. Melatih mobilisasi bertahap,


mencegah kekakuan dan atropi otot.

12

D. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl
Jam
Kamis,17
September 09.00
2009
wita

No Dx
3

Tindakan Keperawatan
- Membantu

pemenuhan

ADL

(mandi

Evaluasi
dan

berpakaian)
- Membantu merapikan tempat tidur pasien

- Pasien tampak lebih segar dan sudah


berganti pakaian dengan yang bersih

TTD
Mhs

Tempat tidur bersih dan rapi. Pasien


tampak berbaring lebih rileks.

09.15
wita

1,2

- Mengobservasi vital sign dan skala nyeri pasien

- T : 120/70 mmHg

Mhs

S : 38,3 C
N : 100 x/mnt
RR : 20x/mnt
Pasien mengatakan sakit pada paha kirinya
terasa berat dan dirasakan ada pada nilai 8
(nyeri berat)

09.25
wita

1,3

- Memberikan kompres hangat

- Pasien dikompres di daerah ketiak

- Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian

- Obat sudah diminum,muntah (-).

Mhs

Paracetamol tab 500mg


- Membantu pasien merubah posisi, miring kiri
dengan punggung diganjal bantal

- Pasien sudah berubah posisi

Mhs

13

10.00
wita

1,2

- Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian


analgetik epidural 5cc (diawasi dokter)

- Epidural analgetik sudah masuk, reaksi

Mhs

alergi (-)

- Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian

- Obat sudah masuk, reaksi alergi (-)

Ceftriaxone injeksi 1gram iv

11.00
wita

1,2

- Mengobservasi vital sign

- S = 37,8C

Mhs

- N= 98x/mnt
- Pasien tampak minum sebanyak 250 cc dan

- Menganjurkan pasien minum lebih banyak

mengatakan akan minum lagi nanti

12.00

- Membantu merubah posisi pasien menjadi posisi

mau makan pelan pelan serta tampak

setengah duduk

- Meletakkan nampan makanan pada posisi yang

13.00
wita

2,3

pasien

pekerjaannya

ngobrol

kemudian

sebentar

menganjurkan

tentang
pasien

untuk istirahat dengan posisi tidur kepala sedikit


ditinggikan

Mhs

habis porsi, pasien mengatakan sudah


kenyang dan minum habis 250cc

nyaman sehingga pasien bisa makan sendiri


- Mengajak

- Pasien dalam posisi setengah duduk dan

- Pasien

tampak

antusias

menceritakan

tentang pekerjaannya kemudian merubah

Mhs

posisi dengan kepala sedikit lebih tinggi.


Pasien

mengatakan

akan

mencoba

beristirahat.

- Mengobservasi vital sign dan skala nyeri

14

16.00
wita

- T = 130/80mmHg, S= 37C,N= 96x/mnt

1,2,3

Mhs

RR=22x/mnt , pasien mengatakan paha kiri


masih sakit tapi tidak terlalu mengganggu.
Sakit ada pada nilai 6 (nyeri sedang),
pasien mengatakan badan sudah tidak
meriang, mukosa bibir lebih lembab,kulit
teraba

sesuai

suhu tubuh dan tidak

kemerahan.
- Menganjurkan pasien untuk membantu pergerakan

17.00
wita

dan latihan dengan exstremitas sehat untuk


menyokong exstremitas yang lemah.
- Membantu

pemenuhan

ADL

- Pasien mau menuruti anjuran dan mencoba

Mhs

bergerak perlahan-lahan.
(mandi

dan

berpakaian)

- Pasien tampak lebih segar dan sudah


berganti pakaian dengan yang bersih

- Memberikan makan sesuai diet pasien yaitu BB

18.00
wita

TKTP rendah garam dan minum 200cc

- Pasien makann sendiri tampak habis 1

Mhs

porsi, mual (-), muntah (-)

- Hilangkan suara bising dan menganjurkan


19.00
wita

2,3

posisi yang nyaman untuk pasien


- Menganjurkan pasien untuk beristirahat

- Pengunjung dibatasi, pasien beristirahat

Mhs

- Mengukur vital sign dan skala nyeri

15

Jumat,18
September 08.00
2009
wita

- Pasien

1,2

mau

melakukannya

tampak

berbaring rileks

Mhs

- S: 36.8C, N: 96x/mt, T:120/80mmHg,


- R : 22x/mt.
Pasien mengatakan sakit pada paha kiri
- Membantu

pemenuhan

ADL

(mandi

dan

dengan nilai 6 (nyeri sedang)

berpakaian)

08.15
wita

- Membantu merapikan tempat tidur pasien

Pasien tampak lebih segar dan sudah


berganti pakaian dengan yang bersih

Mhs

Tempat tidur bersih dan rapi. Pasien


- Membantu menyiapkan makan pasien, minum 1

tampak berbaring lebih rileks

gelas.

09.30
wita

- Pasien makan habis 1 porsi NS,mual

Mhs

muntah (-)
- Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian
analgetik epidural 5cc (diawasi dokter)

10.00
wita

- Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian


Ceftriaxone injeksi 1gram iv

- Epidural analgetik sudah masuk, reaksi


alergi (-)

Mhs

- Obat sudah masuk, reaksi alergi (-)

- Anjurkan melakukan pemijatan pada daerah

16

kepala / leher / lengan jika pasien dapat


11.00
wita

- Keluarga mengatakan akan melakukannya.

toleransi terhadap sentuhan

Keluarga tampak memijit bagian punggung


- Mengobservasi

kemampuan

pasien

dalam

Mhs

pasien

melakukan kebutuhan sehari.


- Pasien tidak mampu melakukan sendiri

kebutuhan mandi, berpakaian, toileting,

- Mengobservasi vital sign dan skala nyeri

Mhs

dan berpindah

12.00
wita

- T : 120/80 mmHg

S : 36,8 C
N : 88 x/mnt

Mhs

RR ; 20x/mnt

- Memantau pemasukan makanan tiap hari

Pasien mengatakan masih sakit pada paha


kiri tapi sudah berkurang dan sakit yang
dirasakan ada pada nilai 5 (nyeri sedang)

- Pasien makan habis 3/4 porsi diet dari RS

- Membantu

pemenuhan

ADL

(mandi

Mhs

dan

berpakaian)
- Membantu merapikan tempat tidur pasien

17

Pasien tampak lebih segar dan sudah

Sabtu,19
Agustus
2009

08.00
wita

- Mengobservasi vital sign dan skala nyeri pasien

berganti pakaian dengan yang bersih


Tempat tidur bersih dan rapi. Pasien

Mhs

tampak berbaring lebih rileks


- T : 120/80 mmHg

09.00
wita

1,2

S : 36,8 C
N : 80x/mnt

Mhs

RR : 20x/mnt
- Mengajarkan pasien tehnik distraksi dan relaksasi
nafas dalam

Pasien mengatakan masih sakit pada paha


kiri tapi sudah berkurang dan sakit yang
dirasakan ada pada nilai 4 (nyeri sedang)

- Memberikan semangat kepada keluarga agar terus

09.15
wita

memberikan stimulus pada pasien terutama agar

- Pasien memperhatikan dengan antusias dan


tmpak mencoba.

Mhs

dapat mengingat orang disekitarnya

- Keluarga (istri) kooperatif dan mengatakan

09.45
wita

- Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian


analgetik epidural 5cc (diawasi dokter)

akan

tetap

memberi

dukungan

pada

suaminya

Mhs

- Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian


Ceftriaxone injeksi 1gram iv

- Obat injeksi sudah masuk, reaksi alergi (-)

18

10.00
wita

1,2

- Kolaborasi

dengan

fisiotherapis

dalam

Mhs

menganjurkan pasien untuk membantu pergerakan


dan latihan dengan exstremitas sehat untuk
menyokong exstremitas yang sakit
- Menganjurkan pasien untuk tetap berlatih miring

kanan kiri dan menggerakakan ekstremitas secara

- Pasien mau mencoba tapi belum maksimal,


pasien mengatakan akan terus berlatih.

Mhs

bertahap

19

E. EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)


No

Hari/Tgl

Jam

Kamis, 17
September
2009

16.00
wita

Sabtu, 19
September
2009

No
Dx
1

Evaluasi
S : Pasien mengatakan paha kiri masih sakit tapi tidak terlalu
mengganggu, sakit ada pada nilai 6, dan badannya sudah tidak
meriang.
O : T : 130/80 mmHg, S : 37 C, N : 98 x/mnt, RR ;
22x/mnt
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien, pantau vital sign @ 6 jam
S : Pasien mengatakan masih sakit pada paha kiri tapi sudah berkurang dan

Ttd

Mhs

Mhs

menurut pasien sakit yang dirasakan ada pada nilai 4


O : Pasien tampak mulai rileks, Skala nyeri 4 (nyeri sedang) T : 120/80
mmHg , S : 36,8 C, N : 80x/mnt, RR ; 20x/mnt

A : Tujuan tercapai sebagian


P : Pertahankan kondisi pasien, lanjutkan intervensi terutama pantau
skala nyeri sebelum dan sesudah latihan gerak.
3

S : Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan dan menggeserkan


badan di tempat tidur.
O : Pasien tampak berubah posisi menjadi setengah duduk dan makan
serta minum sendiri

Mhs

A : Tujuan tercapai sebagian


P : Lanjutkan intervensi, Kolaborasi dengan fisiotherapis untuk latihan
mobilisasi bertahap

20

21

Anda mungkin juga menyukai