Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN

INFORMASI KARIR
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Karir
yang diampu oleh Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si.

Oleh :
1. Riszal Purwandika
2. Trifosa Dyah P
3. Fariht Hanna Annisa

(16713251015)
(16713251004)
(16713251016)

PPS BK-A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN INFORMASI KARIR

A. TEORI KARIR SEBAGAI DASAR KAJIAN


1. Pengertian Informasi Karir
Sukardi (1994:113) menyatakan informasi karir adalah salah satu
alat yang dipergunakan untuk membantu siswa memahami dirinya sendiri,
dunia kerja pada umumnya, serta aspek-aspek dunia kerja pada khususnya.
Menurut Sutikno (1988:73) menyatakan bahwa informasi karir adalah
informasi yang digunakan untuk mengetahui masalah karir.
Dapat disimpulkan pemberian layanan informasi karir merupakan
pemberian salah satu layanan bimbingan dan konseling yaitu layanan
informasi yang diberikan kepada siswa untuk membantu siswa mendapat
pengetahuan tentang dirinya sendiri dan dunia kerja yang ada sehingga siswa
mampu menentukan keputusan yang tepat untuk karir masa depannya.
Hasil :

Kurangnya
pemahaman siswa
tentang materi
layanan informasi
karir

Pemahaman Diri

Siswa memahami jenis dan


cirri kepribadian

Pemahaman arah
kecenderungan karir
disesuaikan dengan
kepribadian

Siswa memahami karakteristik


lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kepribadian

Siswa mengetahui dan


( Pemberian
memahami arah
layanan informasi
kecenderungan karir sesuai
karir )
dengan kepribadian
Informasi karir menurut Winkel & Hastuti (2010:319) mencakup
Siswa mampu
merencanakan
semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat
(field
of
pilihan karir

occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of


occupation), mengenai prasyarat tahap dan jenis pendidikan, mengenai
system klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan
dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu.
Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi karir
digunakan

sebagai

bahan

acuan

dalam

mengembangkan

cita-cita,

menyelenggarakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan mengambil


keputusan.
2. Sejarah Perkembangan Informasi Karir
a. Bimbingan Karir Bermula dari Bimbingan Jabatan

Istilah bimbingan karir bermula dari isitilah vocational guidance.


Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Frank Parson pada tahun 1908
ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk
membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya
penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha
membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan,
termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang
diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Konsep bimbingan yang bermula di Amerika Serikat ini dilatari
oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu, diantaranya : (1) keadaan
ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis,
seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan
pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan
kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu (scientific),
khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal,
Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan vocational
guidance yang kemudian tersebar ke seluruh Negara, termasuk ke
Indonesia.
Pada tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan
dari model okupasional (occupational) ke model karir (career). Kedua
model ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam
landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih
menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan
persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karir, tidak hanya sekedar
memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula
menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan
yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana
pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada
masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.
Penggunaan istilah karir didalamnya terkandung makna pekerjaan dan
jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup

seseorang. Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karir


mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan menekankan
pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan
bimbingan karir menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang
dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar
ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala
peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat.
b. Bimbingan Karir pada Persekolahan di Indonesia
Di Indonesia sendiri program ini masuk dan diadopsi oleh
lembaga pendidikan pada tahun 1950, yang kemudian terwadahi dalam
layanan bimbingan dan penyuluhan, yang kini disebut bimbingan dan
konseling. Ini diawali dari kebutuhan penjurusan peserta didik pada
jenjang pendidikan menengah atas.
Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya
Kurikulum 1984, bimbingan karir cukup terasa mendominasi dalam
layanan bimbingan dan penyuluhan, dan pada tahun 1994, bersamaan
dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan
konseling, bimbingan karir ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.
Sampai dengan sekarang ini bimbingan karir tetap masih
merupakan salah satu bidang bimbingan, yang diintergrasikan dalam
konsteks Kecakapan Hidup (Life Skill). Beberapa penjabaran materi
bidang bimbingan karir pada jalur pendidikan formal diarahkan pada :
(1) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir
yang hendak dikembangkan; (2) Pemantapan orientasi dan informasi
karir pada umumnya dan karir yang hendak dikembangkan pada
khususnya; (3) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (4) Pengenalan
berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki; (5) Orientasi dan
informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.
3. Penggunaan dan Perkembangan Informasi Karir Dahulu dan Sekarang
a. Informasi Karir di Sekolah

Dahulu
1) Dalam memberikan bimbingan karir di kelas, guru menggunakan media
berupa gambar-gambar yang diambil dari poster, majalah, koran atau
buku. Kelemahannya, gambar yang ditunjukkan kurang jelas dan
terbatas, sehingga informasi karir yang diberikan kurang meluas.
2) Informasi karir diberikan melalui leaflet, selebaran, papan bimbingan dan
booklet. Kendalanya perubahan dan perkembangan informasi karir
kurang cepat disampaikan pada siswa.
Sekarang
1) Bimbingan karir yang diberikan guru di kelas menggunakan LCD
dengan tampilan power point yang menarik. Gambar-gambar yang
disajikan juga akan lebih jelas dan bervariatif karena guru dengan mudah
dapat mencarinya di internet, bahkan juga dapat ditunjang dengan filmfilm singkat. Hal tersebut akan membuat siswa lebih mengerti dan
memahami informasi karir yang disajikan.
2) Informasi-informasi karir dapat diberikan guru dengan memanfaatkan
media sosial seperti disebar luaskan melalui grup facebook, whatsaap,
bbm atau dengan follow di instagram. Hal ini membuat informasi
tersampaikan dengan lebih cepat pada semua siswa tanpa perlu
menghubungi satu per satu. Sehingga dapat meminimalkan informasi
yang kedaluarsa.
b. Informasi Karir di Luar Sekolah
Dahulu
1) Mencari informasi pekerjaan dengan melihat papan informasi yang ada
di kantor pos atau mendatangi kantor DEPNAKER.
2) Menggali informasi melalui media cetak seperti koran dan majalah.
3) Informasi juga bisa didapat melalui media elektronik, kalau zaman
dahulu yang ada baru radio.
4) Karena masih terbatasnya teknologi maka dalam hal melamar pekerjaan
masih menggunakan jasa pos saja.
5) Informasi pekerjaan di pemerintahan lebih banyak bisa didapat dari
penjabat yang berkerja di pemerintahan jadi kalau ingin tahu paling
tidak harus punya relasi.
Sekarang

1) Dalam mencari informasi tidak perlu repot dengan datang ke kantor


yang menyediakan informasi namun cukup mencarinya di rumah dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi. Informasi yang diinginkan dapat
diperoleh di internet karena banyak situs-situs yang menawarkan banyak
lowongan kerja yang bisa kita sesuaikan dengan bidang kita.
2) Untuk pendaftaran dan lamaran pun akan menjadi lebih mudah karena
semuanya serba online.
3) Jarak yang jauh juga tidak menjadi hambatan lagi karena untuk tes tulis
secara online sedangkan untuk wawancara bisa dilakukan melalui video
call.
4) Informasi karir yang kita butuhkan juga dapat dengan mudah kita
mencarinya di internet, sehingga kita bisa lebih tahu karir apa yang
sesuai dengan diri kita.
5) Tidak ada alasan untuk ketinggalan informasi karena berita-berita online
yang didalamnya juga menyuguhkan informasi karir selalu diperbahurui
hampir setiap menitnya.
6) Informasi pekerjaan di

pemerintahan

disebar

luaskan

dengan

memanfaatkan media-media.
4. Teori Karir yang Berkaitan
Teori karir yang kami gunakan dalam penjabaran penggunaan dan
perkembangan informasi karir ini yaitu Teori Tipologi Karir John L.
Holland.
Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan
bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari
interaksi antara factor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh
budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki
peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe
(golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas
inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.
Kemudian, setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu
model teori yang disebut model orientasi (the model orientation). Model
orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku perilaku penyesuaian yang
khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal
inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak hidup
yang berbeda-beda.

Kaitan teori Holland ini terhadap perkembangan informasi karir yaitu


melalui teori Holland informasi karir yang disampaikan akan lebih lengkap
dan mendatail berdasarkan bidang-bidang karirnya.
a. Bidang realistik = operator mesin, supir truk, petani, penerbang, ahli
listrik, pengawas bangunan dll.
b. Investigatif = peneliti
c. Sosial = guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog, terapis dll.
d. Konvensional = kasir, statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai
bank dll.
e. Enterpresing = pedagang, politikus, manajer dll.
f. Artistik = penyair, musisi, penyanyi dll.
Salah satu contoh teori Holland yang bisa dikaitkan dengan dunia nyata
adalah Tipe Kepribadian Investigative. Dalam suatu kelas mungkin ada siswa yang
sangat tertarik pada mata pelajaran yang berkaitan dengan angka (fisika dan
matematika),

berdasarkan

kepribadiannya

orang-orang

tipe

kepribadian

investigative ini lebih menyukai teka-teki dan tantangan yang membutuhkan


pemikiran intelektual. Konseli dengan kepribadian investigatif menyukai tantangan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Dan sebagai jenjang karirnya
nanti siswa tersebut bisa memasuki dunia kerja seperti lembaga sandi negara, tim
investigasi dari TNI/POLRI, dan yang berkaitan dengan masalah yang masih
bersifat abstrak.

B. HASIL-HASIL PENELITIAN
Contoh penggunaan informasi karir tertuang dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Andi Fatmayanti. Beliau merupakan Dosen Jurusan
Ekonomi STKIP-PI Makasar berjudul Pengembangan Media Blog Sebagai
Sarana Informasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir di
SMAN 1 Bulukumba dengan hasil penelitian Penggunaan Media Blog
Bimbingan

Karir

efektif

digunakan

sebagai

sarana

informasi

dalam

meningkatkan kemampuan perencanaan karir di SMA Negeri 1 Bulukumba.


Tujuan umum media blog dalam layanan informasi menurut Handono dalam Andi
Fatmayanti (2015)adalah:
a.
b.
c.
d.

Sebagai media penunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah


Sebagai alat bantu dalam kegiatan layanan informasi
Sebagai media yang dapat mengefisiensi waktu peserta didik dan konselor
Sarana yang mempermudah konselor dalam penyampaian materi informasi,
khususnya perguruan tinggi

e. Sarana informasi dan komunikasi antara konselor dengan peserta didik tanpa
tata pmuka.

Sedangkan tujuan khusus media blog dalam layanan informasi menurut Handono dalam
Andi Fatmayanti (2015) adalah:
1. Dapat mempermudah peserta didik dalam mengakses informasi materi studi lanjut
2. Dapat mengefisiensi waktu konselor dan peserta didikdalam kegiatan layanan
informasi BK di sekolah
3. Internet merupakan media yang cukupdigemari oleh remaja sekarang
4. Perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan oleh konselor dan peserta
didik ke arah yang positif.
5. Mempermudah konselor dan peserta didikdalam kegiatan layanan informasi
6. Sebagai media pendukung dalam kegiatanlayanan informasi di sekolah
Kemudian sampel dalam uji coba di lapangan ini berjumlah 15 orang yang
diketahui belum memilik perencanaan karir yang baik. Berdasarkan kelimabelas lembar
evaluasi siswa yang telah diisi disimpulkan bahwa kegiatan ini menyenangkan buat
mereka, serta memberikan pengetahuan selain mengenai perencanaan karir juga
mengenai fungsi bimbingan konseling dan peran guru pembimbing yang sebenarnya,
dimana yang mereka ketahui selama ini BK merupakan tempat pemberian hukuman
bagi mereka yang memiliki kesalahan.
Dari artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa media blog yang belum banyak
diketahui oleh siswa dapat menunjang keefektifan siswa dalam mengakses informasi
khususnya yang berorientasi pada pemahaman karir siswa tersebut. Dan dengan adanya
media blog sebagai sarana informasi karir, diharapkan kedepannya konselor sekolah dan
siswa menjadi kreatif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan informasi karir.

DAFTAR PUSTAKA
Andi Fatmayanti. 2015. Pengembangan Media Blog Sebagai Sarana Informasi Untuk
Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Di Sman 1 Bulukumba. Jurnal Psikologi
Pendidikan

dan

Bimbingan

Konseling

UNM,

(online),

Vol.

(http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK/article/view/1814) diakses pada 28 November 2016


Herman J. Peters and James C. Hansen. 1977. Vocational Guidance And Career Development
(Third Edition). USA: Macmillan Publishing

https://ariefrahmanhakimmediabki.wordpress.com/bk/sejarah-perkembanganbimbingan-karir/ (diakses pada 28 november 2016)

Anda mungkin juga menyukai