Anda di halaman 1dari 12

VI.

PERLAKUAN KHUSUS

6.1 PENDAHULUAN

6.1.1 Deskripsi Singkat


Dalam Pokok Bahasan VI akan dibahas mengenai verralisasi, fotoperiodisme dan
vegetables forcing.

6.1.2 Outcome Pembelajaran


Setelah mempelajari Pokok Bahasan VI ini diharapkan mahasiswa akan dapat memilih
perlakuan khusus dalam budidaya tanaman sayur.
6.2 PENYAJIAN MATERI

Dalam membudidayakan tanaman sayur ada beberapa jenis tanaman sayur yang
memerlukan perlakuan khusus, terutama perlakuan untuk membuat tanaman dapat
berbunga. Untuk dapat berbunga, tanaman sayur tertentu seperti familia Cruciferae dan
Umbelliferae, tanaman harus dihadapkan pada suhu yang relatif sangat rendah dalam
jangka waktu tertentu. Perlakuan suhu rendah pada tanaman sayur untuk menstimulasi
berbunganya tanaman dikenal dengan istilah vernalisasi. Selain dengan memaparkan
tanaman pada suhu rendah, beberapa jenis tanaman sayur ada yang sangat sensitif
terhadap Iamanya periode penyinaran (fotoperiode) atou panjang hari (daylength) supaya
tanaman sayur dapat berbunga. Fenomena seperti ini disebut sebagai fotoperiodisme.

Dalam membudidayakan tanaman sayur tidak selamanya kondisi Iingkungan mendukung


pertumbuhan dan perkembangan tanaman sayur. Membudidayakan tanaman sayur di luar
musim tanamnya dikenal dengan istilah vegetable forcing. Penanaman tanaman sayur di
luar musim tanamnya ini dilakukan untuk tetap menjaminnya pasokan sayuran yang
dibutuhkan oleh konsumen. Budidaya tanaman di luar musim tanamnya ini tentunya harus
dilakukan dengan memodifikasi Iingkungan tumbuhnya, seringkali dilakukan di dalam
bangunan pembantu seperti greenhouse atau rumah plastik polyetilene.

6.2.1 Subpokok Bahasan VI.1


Vernalisasi adalah proses pemaparan biji berkecambah atau tanaman pada suhu rendah (00
- 50) dalam jangka waktu tertentu untuk menginduksi terjadinya pembungaan dan hasil biji
yang Iebih tinggi. Tanaman sayur biennuals dan beberapa jenis tanaman sayur iklim dingin
(dataran tinggi), seperti Allium, wortel. Seledri, Cruciferae, garland chiysanthemum dan
Universitas Gadjah Mada

spinach, inisiasi pembungaan terjadi setelah tanaman dipaparkan pada suhu rendah
beberapa minggu atau beberapa bulan.Tanaman sayur yang sudah dewasa (tua) memiliki
tanggapan (respon) yang Iebih baik terhadap vernalisasi daripada benih dan bibit.
Pembungaan tanaman sayur merupakan respon kuantitatif terhadap suhu rendah, dengan
demikian Iamanya tanaman sayur dipaparkan pada suhu rendah yang dibutuhkan untuk
inisiasi pembungaan menurun sejalan dengan meningkatnyo suhu. Dengan semakin rendah
suhu udaranya semakin pendek pemaparan suhu untuk vernalisasi. Sebagai contohnya
adalah tanaman lobak yang dipaparkan pada suhu yang berbeda tetapi dalam jangka waktu
yang sama selama delapan hari, tanaman lobak akan berbunga Iebih cepat apabila
memperoleh suhu 5C danipada suhu 1 0C. Akan tetapi, jika selama pertumbuhannya
tanaman dipaparkan pada suhu tinggi, tanaman sayur yang menghendaki adanya vernolisasi
kemungkinan gagal membentuk bunga (tanaman tidak dapat berbunga).

Sangat penting untuk memaparkan tanaman sayur pada suhu rendah jika tanaman ini
sangat responsif terhadap suhu rendah ini (fase induktil) sehingga tanaman dapat berbunga
untuk selanjutnya menghasilkan biji. Munculnya tangkai bunga dan pembungaan sebelum
waktunya disebut bolting, yang dapat menyebabkan hilangnya hasil jika tanaman
ditumbuhkan sebagai sayuran yang dipanen pada saat pertumbuhan vegetative. Kejadian ini
terjadi jika tanaman sayur memperoleh suhu dingin relatif kecil. Ini merupakan masalah di
daerah yang bersuhu rendah atau selama bulan dingin dataran rendah.

Di daerah iklim sedang, vernalisasi tanaman terjadi secara alami di lahan selama usim
dingin. Diantara tanaman sayur seperti lobak, sawi dan mustard diketahui sangat responsif
terhadap pembungaan apabila bijinya dikenai vernolisasi; tanaman tersebut juga sangat
responsif terhadap pembungaan jika tanamannya dikenai vernalisasi. Akan tetapi tanaman
sayur sepenti kubis, cauliflower dan brokoli; tidak responsif terhadap pembungaan apabila
bijinya dikenai vernalisasi.

Apabila tanaman yang dikenai vernalisasi ditanam dibawah kondisi lingkungan yang
menguntungkan, tanaman akan cenderung berbunga lebih awal daripada tanaman yang
tidak dikenal vernalisasi. Pembungaan akan terjadi secara serentak antar tanaman sayur
dan hasil bijinya lebih tinggi. Pengaruh vernalisasi bisa jadi sebagian atau ruhnya dapat
dibalikkan oleh suhu tinggi di lahan produksi. Fenomena seperti ini disebut sebagai
devernalization.

Varietas berbeda tanggapannya terhadap suhu rendah. Sebagai contoh, varietas sawi hanya
memerlukan tujuh hari pada suhu 500-100 C untuk vernalisasi, yang Iainnya memerlukan
Universitas Gadjah Mada

Iebih dan 30 hari pada suhu 0-5 C. OIeh karena itu, penting untuk mengetahui kondisi yang
dibutuhkan untuk setiap varietas terhadap vernalisasi. Apabila vernalisasi telah terjadi
dengan sempurna, sangat kecil kemungkinannya untuk terjadinya devernalisasi.

Pada bawang bombay, kultivar sangat beragam tanggapannya terhadap suhu rendah dan
Iamanya pemaparan yang diperlukan untuk pembungaan. Pemaparan terhadap suhu rendah
selama 1 -2 bulan sudah cukup untuk merangsang inisiasi pembungaan berbagai kultivar.
Untuk beberapa kultivar tertentu, suhu antara 10C sampal 15C cukup untuk merangsang
pembungaan. Pemindahan tanaman bawang bombay ke suhu tinggi dapat meniadakan
sebagian pengaruh kumulatif suhu dingin yang meninduksi pembungaan.

Tanggapan pembungaan tanaman sayur familia Cruciferae berbeda-beda terhadap suhu.


Tanaman muda dengan jumlah daun yang relatif sedikit dan/atau memiliki diameter batang
kurang dan 5 atau 6 mm dianggap sebagai fase juvenil dan apabila tanaman dipaparkan
pada suhu dingin tanaman tidak akan terinduksi pembungaannya. Akan tetapi untuk
tanaman yang telah melewati fase juvenilnya dan dipaparkan pada suhu kurang dan 10C
selama beberapa minggu, tanaman responsif dan akan terinduksi pembungaannya.
Kepekaan tanaman beragam menurut tipe dan kultivar, suhu dan Iamanya pemaparan pada
suhu rendah.
6.2.2. Subpokok Bahasan VI.2.
Lamanya penyinaran diukur dengan jumlah jam dari matahari terbit sampai matahari
terbenam. Lamanya penyinaran ini disebut dengan fotoperiode atau panjang hari
(daylength). Di daerah equator (garis lintang 0) panjang hari berkisar 12 jam sehari, akan
tetapi di daerah kutub mendapatkan cahaya matahari 24 jam terus menerus atau gelap terus
menerus selama 24 jam pada sebagian tahun. Di daerah tropis, yang mencakup daerah
lintang 00-230 utara atau selatan equator, perbedaan panjang hari antara hari yang paling
pendek dan yang paling panjang adalah kurang dan tiga jam. Semakin jauh letak suatu
wilayah dan equator, perbedaan tersebut semakin besar.
Secara alamiah, siklus panjang hari berlangsung sangat cermat sehingga tanaman yang
memiliki respon terhadap cahaya memiliki sebuah mekanisme yang dapat mengukur
panjang hari. Hal ini menentukan kapan tanaman akan berbunga. Fenomena berbunganya
tanaman yang terpengaruh oleh panjang hari disebut fotoperiodisme.

Beberapa tanaman sayur memiliki respon kualitatif yaitu mereka akan berbunga apabila
batas panjang hari tertentu terlampaui. Tanaman hari pendek (short-day plants) berbunga
lebih cepat apabila mendapatkan hari pendek kurang dan fotoperiode kritisnya dan tanaman
Universitas Gadjah Mada

hari panjang (long-day plants) berbunga lebih cepat apabila harinya lebih panjang daripada
fotoperiode kritisnya. Sesungguhnya yang penting adalah panjang malam harinya, jadi
tanaman hari pendek memerlukan periode gelap yang Iebih panjang setiap harinya untuk
memacu pembungaan. Sebaliknya tanaman panjang memerlukan periode gelap yang lebih
pendek setiap harinya untuk memacu pembungaan (Gambar 1 2). Klasifikasi tanaman sayur
menurut fotoperiodenya tercantum dalam Tabel 8.

Tabel 8. Reaksi fotoperiode untuk berbunganya tanaman sayur


Tanaman hari pendek

Tanaman hari netral

Tanaman hari panjang

Amaranth

Jagung manis

Bayam

Ubi jalar

Mentimun

Beet gula

Kacang panjang

Tomat

Allium

Kacang hijau

Cabai merah

Kubis

Kedelai

Terung

Wortel

Kecipir

Artichoke

Sawi

Bayam tropis

Selada

Garland chrysanthemum

Lobak

Labu siam

Kentang

Beberapa tanaman lebih peka terhadap fotoperiode (panjang hari) dibanding tanamantanaman yang lain. Tanaman hari pendek berbunga dalam jumlah hari yang tetap saat
panjang hari lebih pendek daripada fotopeniode knitisnya dan tidak akan terjadi pembungaan
apabila panjang harinya sama dengan atau Iebih dari fotoperiode kristisnya. Apabila panjang
periode terang melebihi fotoperiode kritis maka fase vegetatif akan terpacu dan fase
generatif akan lambat untuk tanaman hari pendek. Sebaliknya tanaman hari panjang
berbunga dalam sejumlah hari yang tetap pada saat panjang hari lebih panjang daripada
fotoperiode kritisnya dan tidak ada pembungaan pada fotoperiode yang Iebih pendek.
Sebaliknya vegetaif terpacu dan fase generatif terhambat apabila panjang periode
penyinaran kurang dan fotoperiode kritis.

Universitas Gadjah Mada

Gambar 12. Kelakuan tanaman hari panjang dan hari pendek.

Tanaman yang tidak terpengaruh oleh panjang hari disebut tanaman hari netral (dayneutral
plants). Tanaman ini dapat berbunga pada sembarang periode panjang hari. Pengetahuan
fotoperiode

kritis

dan

suatu

tanaman

fotoperiodis

memungkinkan

petani

untuk

merencanakan waktu tanam sehingga pembungaan akan terjadi setelah tanaman mencapai
pertumbuhan vegetatif yang rnencukupi. Tanaman kecipir misalnya adalah tanaman hari
pendek. Tanaman ini akan berbunga apabila panjang hari kurang dari 1 jam. Apabila
ditanam terlalu awal pada saat panjang hari masih Iebih dari 11 jam tanaman ini akan
menghasilkan trubus dalam jangka waktu yang lama sebelum berbunga. Apabila ditanam
pada saat panjang hari kurang dari 11 jam tanaman cipir akan segera berbunga meskipun
baru menghasilkan beberapa daun saja sehingga hasil buahnya rendah.

Panjang periode gelap dan tenang juga mempengaruhi waktu pembentukan organ
penyimpanaan tertentu. Hari panjang mempercepat pembentukan bulb bawang, hari pendek
mempercepat pembentukan tuber kentang, pembesaran akar di ketela rambat dan
pembentukan corm toro (Gambar 13).

Universitas Gadjah Mada

Gambar 13. Pengaruh panjang hari terhadap pembentukan organ penyimpanan

Khusus untuk familia Cucurbitaceae, panjang hari bersama dengan intensitas cahaya dan
suhu diketahui mempengaruhi ekspresi kelamin bunga. Secara umum hari yang panjang dan
suhu tinggi cenderung membuat tanaman menghasilkan Iebih banyak bunga jantan
(tanaman berkelamin jantan) (Gambar 1 4).

Gambar14. Pengaruh panjang hari pada mentimun A. Lebih banyak bunga jantan pada hari
panjang. B. Lebih banyak bunga betina pada hari pendek.
Universitas Gadjah Mada

6.2.3. Subpokok Bahasan vI.3.


VI.3. Vegetables Forcing
Yang dimaksud dengan vegetables forcing adalah menanam tanaman sayur pada suatu
waktu di luar waktu tanamnya secara normal atau di luar musim tanamnya. Hal ini dilakukan
karena permintaan akan sayuran terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk, pasokan sayuran segar dapat tidak mencukupi lika kondisi lingkungan tidak
memungkinkan untuk menanam tanaman sayur. Dengan demikian, budidaya tanaman sayur
di bawah kondisi lingkungan yang kurang mendukung harus dilakukan dengan cara
mengendalikan Iingkungannya. Jadi tipe pengusahaan tanaman sayur secara vegetables
forcing memerlukan modifikasi lingkungan tumbuh dan menggunqkan fasilitas tertentu
sehingga tanaman sayur memperoleh iklim buatan.
Produksi tanaman sayur di luar musim tanamnya dapat dilakukan dengan bantuan bangunan
khusus seperti greenhouse, rumah plastik, lorong plastik dan berbagai macam mulsa
biasanya digunakan untuk melindungi tanaman serta perlu juga melakukan modifikasi
lingkungan sehingga sesuai untuk prtumbuhan tanaman sayur. Modifikasi lingkungan
sebagai upaya untuk mengontrol lingkungan tumbuh yang sangat sederhana adalah
mengontrol air, sementara yang lebih kompleks seperti mengontrol cahaya, suhu kadangkala
juga karbondioksida dan unsur hara sebagai tambahan kontrol air.
Di daerah tropika dan sub tropika, berbagai jenis tanaman sayur dapat ditonam dan
dibudidayakan dalam jumlah besar hampir sepanjang tahun dan modifikasi lingkungan, jika
diperlukan, biasanya sedikit sekali dilakukan. Misalnya untuk membudidayakan tanaman
sayur selama musim hujan dilakukan di dalam rumah plastik atau rumahkaca. Untuk
melindungi tanaman sayur dan serangan hama digunakan pelindung tanaman. Akan tetapi
sebaliknya, di daerah iklim sedang seperti Jepang, Amerika dan Bebanda, tanaman sayur
hampir tidak mungkin tumbuh selama akhir musim gugur hingga selama musim dingin
karena suhu udara yang sangat rendah, sebaliknya sulit tumbuh sebama musim panas
karena suhu tinggi. Dengan demikian, untuk membudidayakan tanaman sayur selama
musim dingin digunakan rumah plastik atau rumah kaca untuk melindungi tanaman dan suhu
dingin yang eksirim. Fungsi rumah kaca tersebut adatah untuk mengontrol suhu dan
kelembaban. Selama musim gugur dan musim semi digunakan kerangka panas dan dingin
(hot and cold frame) untuk membudidayakan tanaan sayur.
1. Perlindungon pembekuan untuk mencegah kerusakan tanaman sayur akibat
pembekuan.
a. Mengkabuti atau mernancari tanaman sayur dengan air akan efektif jika suhu
turun dengan cepat. Prinsip ini sama dengan apabila tanaman diberi irigasi
genangan atau irigasi bawah tanah. Air memiiki kapasitas panas tinggi (1 kal/g)
sehingga air efektif untuk mencegah terjadinya bunga es dan pembekuan. Pada
Universitas Gadjah Mada

saat terjadi bunga es, suhu air Iebih tinggi daripada suhu udara dan pada saat 1 g
air membeku 80 kal. Energi panas dilepaskan ke Iingkungan.
b. Menambahkan panas secara Iangsung ke Iingkungan dengan alat pemanas atau
dengan mencampurkan udara panas (dengan alat pemanas) dan udara dingin
(dan kipas angin) sehingga terjadi pemanasan udara di sekitar tanaman.
c. Perangkap panas dengan menempatkan pagar otau penghalang berupa bahan
tanaman, seperi buluh, dedaunan atau tanaman lain yang ditempatkan tegak
lurus terhadap matahari untuk menurunkan kehitangan radiasi panas sehingga
dapat meningkatkan keawetan panas dengan menghambat kehilangan panas
waktu malam hari.
d. Sungkup atau tudung panas melindungi tiap-tiap batang atau sekelompok
tanaman dalam satu barisan. Sungkup panas berupa tenda yang terbuat dan
kertas kaca atau plastik yang ditempatkan di atas satu atau beberapa tanaman
muda. Bahan ini memiliki pengaruh rumah kaca mini sehingga berperan sebagai
perangkap panas dan penurun radiasi.
e. Lorong plastik yang terbuat dan satu atau beberapa lembar plastik yang ditopang
oleh bambu, kayu atau kawat untuk melingkupi tanaman sayur.
f.

Kerangka dingin dan panas. Kerangka ini mirip bangunan semi permonen yang
terbuat dan kayu atau beton dengan atap kaca bening atau plastik. Panas dan
sinar matahari dapat meningkatkan suhu udara. Untuk kerangka panas sumber
panas dan pupuk kandang yang sedang mengalami dekomposisi, kompos atau
pipa pemanas di bawah permukaan tanah atau kawat listrik.

g. Rumah kaca yang dilengkapi dengan pemanas, pendingin (AC) dan sarana
pengelolaan lingkungan yang lain sering dengan peralatan yang canggih dan
otomatis, seperti pengatur suhu, karbondioksida, kelembaban relatif, ventilasi,
irigasi dan fumigasi.
h. Bahan anti beku. Bahan anti beku ini dapat membantu munculnya kecambah
melalui tanah yang beku karena dapat meninkatkan aerasi tanah dan mengurangi
terjadinya penyakit akar. Gipsum don vermikulit sebagai penutup biji yang
merupakan bahan anti beku, atau mulsa aspal untuk meningkatkan serapan
ponas.
2. Penghalang angin dan barisan pelmndung.
Angin dapat merusak tanaman sayur secara fisik melalui tiupan atau akibat pasir dan
debu yang dibawanya. Penghalang angin dan barisan tanaman pelindung dapat
membantu mengurangi kerusokan tersebut. Barisan pelindung yang berfungsi
sebagam penghalang angin dapat berupa tanaman hidup (pohon atau semak) yang

Universitas Gadjah Mada

cukup tinggi atau dapat berupa tanaman misalnya jagung untuk menurunkan
kecepatan angin.

3. Modifikasi suhu dengan kelengasan tanah.


Berbagai jenis mulsa dapat digunakan untuk memodifikasi hubungan suhu dengan
lengas tanah. Jerami don bahan hijauan kering dapat digunakan sebagai peredam
panas. Pada hari panas suhu tanah di bawah mulsa jerami dapat menurun 17C lebih
rendah daripada suhu tanah tanpa mulsa, sedangkan pada keadaan tertentu selama
musim dingin mulsa jerami dapat mempertahankan suhu tanah lebih tinggi dibanding
suhu udara.
Berbagai jenis plastik pelapis seperti plastik transpanan dan plastik bening biasa
digunakan sebagal mulsa akan tetapi mulsa dan jenis ini umumnya menyebabkan
tanah menjadi lebih panas dibanding film plastik hitam atau gelap. Mulsa plastik
hitam Iebih disukai karena efektif menekan pertumbuhan gulma. Mulsa lain adalah
aspal yang diemulsikan dalam air dan vermikulit yang dapat mencegah pengerasan
tanah akibat suhu beku.

4. Hidroponik.
Hidroponik merupakan cara menumbuhkan tanaman sayur dalam larutan nutrisi atau
dengan

menggunakan

media

tanam

buatan.

Hidropinik

ini

sangat

besar

sumbangannya terhadap efisiensi sisiem pengusahaan tanaman sayur secara


vegetables forcing. Secara tradisional, bagian trubus tanaman merupakan perhatian
utama bagi petani. Dalam hidroponik, sistem perakaran tanaman merupakan bagian
yang paling penting.
Tanaman sayur di dalam rumah kaca atau rumah plastik dapat ditumbuhkan dalam
media tanam padat untuk mendapatkan dukungan fisik sehingga ianaman dapat
berdiri dengan kokoh, seperti pasir, kerikil, vermikulit atau bahan padat lainnya.
Apabila tanaamn tidak ditumbuhkan daam media padat, akar tanaman ditumbuhkan
di dalam air dalam bak polietilen. Cara ini dikenal dengan sistem hidroponik cair.
Nutrisi dipasik ke dalam air.
Dengan menanam sayur secara hidroponik, memungkinkan menanam dengan
kerapatan tinggi, sangat efisien dalam memanfaatkan air dan unsur hara serta
meminimalkan penggunaan lahan. Akan tetapi sistem hidroponik ini memerlukan
investasi modal tinggi dan perlu menguasai teknologi malu untuk keberhasilannya.

Universitas Gadjah Mada

6. 3 RANGKUMAN
Dalam membudidayakan tanaman sayur ada beberapa jenis tanaman sayur yang
memerlukan perlakuan khusus, terutama supaya tanaman dapat berbunga. Untuk dapat
berbunga, tanaman sayur tertentu seperti familia Cruciferae dan Umbelliferae, mnaman
harus dipapaikan pada suhu yang relatif sangat rendah dalam jangka waktu rtentu.
Pemaparan tanaman sayur pada suhu rendah untuk menstimulasi berbunganya anaman
dikenat dengan istilah vernalisasi. Selain dengan memaparkan tanaman pada suhu rendah,
beberapa jenis tanaman sayur ada yang sangat sensitif terhadap lamanya periode
penyinaran atau panjang hari supaya tanaman sayur dapat berbunga. Fenomena sepenfi ini
disebut sebagai fotoperiodisnie. Pengaruh panjang hari pada tanaman sayur selain
pembungaan juga pembentukan organ penyimpanan seperti pembentukan bulb pada
bawang apabila mendapatkan han panjang, dan han pendek berpengaruh pada
pembentukan umbi akar pada ubi jalar, corm pada taro dan tuber pada kentang. Pada
tanaman Cucurbitaceae, panang han berpengaruh terhadap ekspresi kelamin bunga. Han
panang dan suhu tinggi pada tanaman mentimun akan memunculkan banyak bunga lantan.
Dalam membudidayakan tanaman sayur tidak selamanya kondisi Iingkungan mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sayur. Membudidayakan tanaman sayur di tuar
musim tanamnya dikenal dengan istilah vegetable forcing. Penanaman tanaman sayur di
luar musim tanamnya ini dilakukan untuk tetap menjaminnya pasokan sayuran yang
dibutuhkan oleh konsumen. Budidaya tanaman di luar musim tanamnya mi tentunya haru
dilakukan dengan memodifikasi Iingkungan tumbuhnya, seringkali dilakukan di dalam
Bangunan pembantu seperti greenhouse atau rumah plastik polyetilene yang dilengkapi
dengan pengaturan air, udara seperti karbondioksida, suhu, kelembaban relatif dan cahaya.

6.4. Penutup
6.4.1. Tes Formatif
1. Apakah yang dimaksud dengan vernalisasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan fotopeniode?
3. Bagaimana pengaruh panjang hari terhadap berbunganya tanaman sayur?
Jelaskan!
4. Pengaruh apa sajakah yang ditimbulkan oleh panjang han pada tanaman sayur
selain menstimulasi pembungaan? Sebutkan
5. Apakah yang dimaksud dengan vegetables forcing?
6. Mengapa vegetables forcing perlu dilakukan?

Universitas Gadjah Mada

10

6.4.2. Petunjuk Jawaban Tes Formatif

1. Vernaisasi adalah pemaparan bibit atau tanaman pada suhu rendah dalam jangka waktu
tertentu untuk menstimulasi tanaman berbunga. Vernalisasi ini diperlakukan pada
tanaman sayur iklim dingin atau biennuals.
2. Fotoperiode adalah lamanya penyinaran matahari yang dinyatakan dalam jam, dihitung
sejak matahari terbit hingga matahari terbenam.
3. Pengaruh panjang hari terhadap pembungaan tanaman sayur hanya terjadi pada
tanaman sayur yang sensitif terhadap lamanya penyinaran. Untuk tanaman sayur hari
pendek, tanaman hanya akan berbunga apabila mendapatkan lamanya penyinaran Iebih
pendek daripada fotoperiode kritisnya, sedangkan tanaman sayur han panjang hanya
akan berbunga apabila mendapatkan penyinaran melebihi fotoperiode kritisnya.
Tanaman sayur hari netral untuk berbunganya tanaman tidak terpengaruh oleh panjang
pendeknya hari. Sebenarnya yang berpengaruh terhadap pembungaan tanaman sayur
penganut fotoperiodisme adalah Iamanya periode gelap. Jadi tanaman sayur hari
pendek, tanaman dapat berbunga apabila mendapatkan periode gelap lebih panjang dan
periode kritisnya, dan sebaliknya tanaman hari panjang akan berbunga apabila
mendapatkan periode gelap lebih pendek daripada periode knitisnya.
4. Selama pembungaan, fotoperiode juga mempengaruhi tanaman sayur dalam hal
pembentukan organ penyimpanan, misalnya fotopeniode yang panjang menangsang
pembentukan bulb pada bawang, sedangkan fotoperiode yang pendek akan merangsang
pembentukan corm pada taro, tuber pada kentang dan umbi akar pada ketela rambat.
Selain itu pengaruh fotoperiode adalah ekspresi kelamin pada bunga terutama familia
Cucurbitaceae. Sebagai contoh, tanaman mentimun yang mendapatkan fotoperiode yang
panjang dan suhu yang tinggi akan menghasilkan banyak bunga jantan.
5. Vegetables forcing adalah membudidayakan tanaman sayur di lingkungan yang kurang
mendukung

untuk

tumbuh

dan

berkembangnya

tanaman

dengan

baik

atau

membudidayakan tanaman sayur di luar musim tanamnya. Budidaya tanaman sayur


seperti ini dapat dilakukan dengan bantuan bangunan pembantu seperti rumah kaca atau
rumah plastik yang seningkali perlu dilengkapi dengan pengaturan air, udara
(karbondioksida), cahaya, kelembaban relatif dan suhu.
6. Vegetables forcing perlu dilakukan untuk tetap menjamin pasokan sayuran terutama
apabila kondisi lingkungan tidak memungkinkan untuk membudidayakan tanaman sayur.

Universitas Gadjah Mada

11

6.4.3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Bagi mahasiswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan paling tidak 70% jawaban
benar maka mahasiswa dapat melanlutkan belajar ke pokok bahasan berikutnya. Akan tetapi
apabila jawaban benar kurang dan 70% maka mahasiswa persilahkan mempelajari kembali
Pokok Bahasan VI ini dengan menambah bahan caan dan buku acuan yang disebutkan atau
sumber lainnya yang relevan dengan pokok bahasan ini.

6.5. BUKU ACUAN


Ashari, S. Hortikultura: Aspek Budidaya. 1 995. Penerbit Universitas Indonesia. Jcikarta.
AVRDC. 1990. Vegetable Production Training Manual. Asian Vegetable Research and
Development Center. Shanhua, Tainan. Taipei.
ouiista, O.K. and R.C. Mabesa (eds.). 1986. Vegetable Production. University of The
Philippines, Los Banos. Philippines.
Boutista, O.K., H.V. Valmayor, P.C. Tabora and R.R.C. Espino. 1983. Introduction to Tropical
Horticulture. University of The Philippines, Los Banos. Philippines.
Knott, i.E. and J.R. Deanon. 1 970. Vegetable Production in Southeast Asia. University of
The Philippines, Los Banos. Philippines.
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1 998. Sayuran Dunia 1. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi
kedua. Penerbit ITB, Bandung.
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi
kedua. Penerbit ITB, Bandung.
Williams, C.N., J.O. Uzo dan W.T.H. Peregrine. 993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika
(Terjemahan oleh: S. Ronoprawiro dan G. Tjitrosoepomo). GadjahMada University
Press, Yogyakarta.

Universitas Gadjah Mada

12

Anda mungkin juga menyukai