Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) yang dilaksanakan dalam Praktik Mahasiswa Profesi Manajemen Keperawatan di
ruang kemuning RSU Karsa Husada Batu pada tanggal 14 November sampai dengan
24Desember 2016. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu 1).
Pengorganisasian, 2). Sistem MAKP, 3). Penerimaan Pasien Baru, 4). Sentralisasi Obat, 5).
Ronde Keperawatan, 6). Timbang Terima 7). Supervisi, 8). Discharge Planning dan 9).
Dokumentasi Keperawatan. Selain itu pada bab ini akan diuraikan tentang pelaksanaan
role play.
4.1 M1 (Man)
4.1.1 Persiapan
Penilaian dan pengawasan Ml (Man) pada perawat ruangan dilakukan pada
tanggal 09 Mei s/d 09 Juni 2016. Penilaian dan pengawasan dilakukan dengan
menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan metode Douglas, metode
Gilles dan metode Depkes RI pada pasien di ruang kemuning RSU Karsa
Husada Batu dan melakukan penghitungan beban kerja dengan metode Time

Motion Study.
4.1.2 Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional dimulai tanggal 14
November s/d 24 desember 2016 dilakukan MAKP dengan jumlah mahasiswa
praktik profesi sebanyak 7 orang dengan metode shift hanya pagi saja.
Proses pelaksanaan kegiatan penghitungan kebutuhan tenaga perawat
dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi manajemen kepada pasien di ruang
kemuning RSU Karsa Husada Batu menggunakan metode Douglas dan

metode Gilles dengan rekapitulasi sebagai berikut:


4.1.3 Hambatan dan dukungan
a. Hambatan
Selama pelaksanaan MAKP oleh praktik profesi manajemen keperawatan di
ruang kemuning RSU Karsa Husada Batu , kelompok tidak mengalami

hambatan dalam ketenagaan karena jumlah pasien kelolaan dan ners muda
seimbang sehingga pelayanan kesehatan dapat diberikan secara optimal
pada pasien kelolaan. Pelaksanaan kegiatan mahasiswa role play, dan
penyuluhan tidak mengganggu dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien karena tugas telah terbagi pada setiap mahasiswa yang menjadi
penanggung jawab, sehingga setiap kegiatan telah terencana dengan baik
dan berjalan lancar.
b. Dukungan
Dukungan praktik profesi manajemen keperawatan terhadap pelaksanaan
MAKP di ruang kemuning RSU Karsa Husada Batu khususnya
ketenagaan dibantu oleh pengawasan dari Kepala Ruangan Kemuning,
tenaga perawat kemuning serta prakarya kesehatan yang telah memberikan
saran, masukan, dan bantuan tenaga tentang ketenagaan dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang terbaik pada pasien kelolaan kelas
UTAMA I, II Kelas I, Kelas II, dan Kelas III.
4.2 M2 (Material)
4.2.1 Persiapan
Persiapan pelaksanaan praktika management dimulai dari persiapan
ruangan tersendiri yang digunakan sebagai ruangan kepala ruangan yang
digunakan mahasiswa. Melengkapi sarana dan prasarana untuk menjalankan
praktika manajemen keperawatan di ruang kemuning yaitu pembuatan rekam
medis sendiri untuk digunakan mahasiswa, safety board, poster alur timbang
terima, SO, PPB, ronde keperawatan, lembar five moment, poster discharge
planning, lembar internasional pasien safety golds. Pengamatan sarana dan
prasarana dilakukan pada tanggal 14 november 2016 dengan cara
mengobservasi alat yang tersedia, supervisi, dan memberikan kuesioner
kepada perawat di ruang kemuning RSU Karsa Husada Batu serta
melakukan pengecekan setiap hari untuk sarana prasarana yang kondisinya
rusak, baik, kurang, baru maupun yang tidak ada di ruang kemuning RSU
Karsa Husada Batu. Kemudian mahasiswa praktik profesi manajemen

merencanakan agar sarana dan prasarana tersebut dapat maksimal.

4.2.2

Pelaksanaan kegiatan
Proses pelaksanakan

praktika

manajemen

di

ruang

kemuning

dilaksanakan dengan baik. Semua sarana dan prasarana pendukung telah


disedikan oleh kelompok seperti rekam medis (yang telah terpakai untuk 29
pasien), gelas sputum sebanyak 13 gelas, papan pasien puasa sebanyak 6 buah,
nomor bed pasien sebanyak 13 buah, booklet PPB dan leaflet etika batuk dan
TB paru, Proses pelaksanaan observasi dan pengecekan dilakukan dengan
melihat jumlah, kondisi alat yang tersedia dan melakukan tes pada setiap alat
apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak, serta melakukan pencatatan di
buku inventaris setiap minggu yang telah diserahkan kepada perawat ruangan
dan sudah diisi. Selain itu, pelaksanaan juga dilakukan dengan melihat apakah
perawat di ruangan dapat menggunakan alat yang tersedia secara optimal.
Observasi juga dilakukan pada pemeliharaan alat yang dilakukan oleh semua
perawat setiap hari dan apabila ada kerusakan atau kekurangan alat serta
sarana prasarana akan dilaporkan pada setiap hand over, kemudian dilaporkan
ke penanggung jawab sarana prasarana agar segera ditindak lanjuti. Pengajuan
penambahan handrub pada setiap bed pasien sudah dilakukan namun masih
dalam membuat perencanaan dengan nota dinas yang dilakukan oleh Pekerja
Kesehatan. Pelaksanaan juga dilakukan untuk memperbaiki sarana dan
prasarana yang kurang di ruang kemuning RSU Karsa Husada Batu
dengan cara menyediakan booklet penerimaan pasien baru, memasang gambar
cuci tangan yang benar dan five moment cuci tangan di masing-masing
wastafel serta memberikan JUKNIS pemakaian alat sarana dan prasarana
khususnya pada pemakaian stetoskop dan tensimeter untuk menghindari terjadi
infeksi nosokomial.
4.2.3 Hambatan
4.3 (Method)
Penerapan MAKP
4.3.1 Persiapan
Dalam penerapan MAKP telah terbentuk struktur organisasi kelompok,
Gannt Chart kegiatan, jadwal dinas dan daftar pasien, daftar uraian tugas

kepala ruangan (NUM), primary ners (PN) dan associate ners (AN), serta
mekanisme/alur kegiatan MAKP. Setiap kegiatan tersebut telah ditentukan
penanggung jawab yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan,
mulai dari tahap persiapan hingga melakukan evaluasi atas kegiatan tersebut
saat pengkajian awal desiminasi awal.
4.3.2 Pelaksanaan kegiatan
Uji coba penerapan MAKP Primer dilaksanakan pada minggu pertama
pada tanggal 13 Mei 2016. Dalam uji coba peran, pembagian peran terdiri dari
1 orang NUM, 2 orang PN, dan 8 orang AN. Selanjutnya pelaksanaan MAKP
Primer diterapkan dari tanggal 16 Mei 2016 05 Juni 2016.
Tanggal 14 November 2016 masing-masing anggota kelompok
menjalankan peran sesuai dengan tugasnya. Pada minggu ke 2 hingga minggu
ke 4 pembagian peran sudah diikuti dengan pembagian jadwal dinas, pagi, sore
dan malam dengan jumlah perawat yang sudah disesuaikan dengan beban kerja
pegawai. NUM menjalankan tugasnya diantaranya mengevaluasi perawat
primer dan perawat assosiate atas tugas yang dijalankan, menghitung jumlah
tenaga perawat dan menentukan tingkat ketergantungan pasien. Sedangkan
perawat primer menjalankan tugasnya antara lain melakukan penerimaan
pasien baru dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif, melaksanakan
discharge planning, mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan
yang diberikan kepada tim medis lain, membuat laporan timbang terima
dengan sistem SBAR. Untuk perawat associate, menjalankan tugasnya
diantaranya melaksanakan asuhan keperawatan, memberikan kebutuhan dasar
klien, mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Pelaksanaan yang dilaksanakan oleh ruangan ruang kemuning RSU
Karsa Husada Batu adalah MAKP Primer dan Tim. MAKP yang

dilaksanakan diruangan ini dilaksanakan dengan MAKP Primer dan Tim


karena tingginya beban kerja yaitu 77,57% untuk shift pagi, 76,57% untuk
shift siang, 59,14% untuk shift malam dan kurangnya sumber daya manusia.
Hanya ada 2-3 perawat yang berdinas untuk 16-20 pasien tiap pergantian shift.

Selama pelaksanaan MAKP di ruangan, perawat menjalankan pembagian tugas


masing masing untuk pasien yang dikelola. Namun perawat primer hanya ada
pada shift pagi. Jadi setiap perawat merawat pasien kelolaannya sendiri dari
penerimaan pasien baru sampai discharge planning. Tidak ada pembedaan
antara katim, anggota, PP, dan PA. Satu perawat merangkap PA dan PP setiap
shift dan mengelola beberapa pasien yang berbeda di setiap shift. NUM selalu
menjalankan sesuai peran dan jobdesknya.
4.3.3 Hambatan dan dukungan
Model asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa di ruangan
ini adalah MAKP Primer sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya
dibuat.Pelaksanaan MAKP ruangan dan praktika manajemen mahasiswa
Fakuktas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya pada pasien di ruang
kemuning RSU Karsa Husada Batu sudah dilaksanakan sesuai dengan

peran masing-masing. Dalam beberapa sisi belum maksimal, karena beberapa


kali baik PN maupun AN harus merangkap tugas ataupun saling membantu
dalam bekerja dan jumlah pasien yang terkadang banyak tidak sesuai dengan
jumlah mahasiswa yang ada. Akan tetapi hambatan tersebut dapat diatasi dari
dukungan pembimbing klinik di ruangan, bimbingan dari para pembimbing
akademik serta adanya kerjasama yang baik antar anggota kelompok.
A. Timbang Terima
1) Persiapan
Persiapan pelaksanaan timbang terima adalah menyediakan worksheet hand
over, menyediakan rekam medis berisi implementasi, evaluasi keperawatan,
catatan integrasi pasien dengan format SBAR.
2) Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan timbang terima dilaksanakan mulai minggu kedua (tanggal 18 Mei
2016) sampai dengan minggu keempat (tanggal 05 Juni 2016) yang
dilakukan pada setiap shift (shift pagi mulai pukul 07.30, shift sore mulai
pukul 13.30, dan shift malam mulai pukul 20.30). Persiapan dan
pelaksanaan timbang terima dapat berjalan dengan lancar. Mahasiswa
berperan sesuai dengan perannya masing-masing. Timbang terima ini
dilaksanakan

untuk

mengkomunikasikan

hasil

pelaksanaan

asuhan

keperawatan klien dengan baik oleh mahasiswa praktik profesi manajemen


keperawatan di Palem II dan agar mahasiswa mengetahui proses timbang
terima yang benar pada saat melakukan timbang terima di setiap shift.
Pada hari Selasa, 24 Mei 2016, pelaksanaan timbang terima yang dihadiri
oleh supervisor. Supervisor yang hadir yaitu 3 supervisor dari CE Klinik
dan 1 supervisor dari CE Akademik. Rekomendasi dari supervisor yang
menghadiri kegiatan tersebut antara lain penulisan alur timbang terima pada
proposal belum sesuai dengan prosedur timbang terima dan masih ada
kesalahan penulisan pada proposal. Penjelasan kegiatan secara rinci
terlampir dalam lampiran laporan kegiatan role play timbang terima.
3) Hambatan dan dukungan ..........
B. Ronde Keperawatan
1) Pelaksanaan
Selama periode pelaksanaan praktik manajemen fase implementasi MAKP:
primer dalam waktu 3 minggu yang dimulai pada tanggal 16 Mei 2016
sampai dengan 05 Juni 2016 di Palem II belum pernah dilakukan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan yang terakhir dilakukan pada bulan
Februari 2015 dengan topik Ca Paru. Ronde keperawatan di ruang Palem II
dilaksanakan dalam bentuk DRK (Diskusi Referensi Kasus). Salah satu
upaya yang dilakukan oleh ners muda untuk mensosialisasikan ronde
keperawatan yang terstruktur dan ideal sesuai dengan teori yaitu melalui
role play ronde keperawatan yang dihadiri oleh supervisor dari CE klinik
dan CE akademik.
Selama periode praktik manajemen fase implementasi MAKP, ners muda
melakukan satu kali roleplay ronde keperawatan dengan topik Adeno Ca
Paru (D) + CAP (membaik) + Sepsis (membaik) + Metastase Otak + Abses
Paru dd 187 Fluidopneumotoraks pada tanggal 31 Mei 2016. Persiapan
yang dilakukan untuk ronde keperawatan meliputi pemilihan kasus yang
layak untuk dirondekan yaitu pasien Ny. S (45 tahun), penyiapan proposal
dan resume medis ronde keperawatan, mengundang perawat konselor dan

dokter serta farmasi. Roleplay ronde keperawatan berjalan dengan lancar.


Kegiatan tersebut dihadiri oleh 3 supervisor dengan 1 CE klinik, 1 CE
akademik dan Kepala Mutu Keperawatan. Rekomendasi untuk ronde
keperawatan yaitu PP 1 seharusnya lebih menekankan lagi alasan
dilaksanakan ronde keperawatan dan PP 2 lebih aktif lagi dalam
memunculkan ide-ide atau metode baru untuk mengatasi klien. Penjelasan
kegiatan secara rinci terlampir dalam laporan kegiatan role play ronde
keperawatan.
2) Hambatan dan dukungan ...........
C. Discharge Planning
1) Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan discharge planning pada ruangan
Palem II adalah menyiapkan format discharge planning, kartu discharge
planning, dan leaflet yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.
2) Pelaksanaan
Kegiatan discharge planning dilaksanakan mulai minggu II sampai dengan
minggu IV (16 Mei 5 Juni 2016). Kegiatan discharge planning ini
dilaksanakan pada klien kelolaan yang akan pulang oleh mahasiswa praktik
profesi manajemen keperawatan di Palem II RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
Selama proses pelaksanaan 3 minggu tersebut, terdapat satu kali pelaksanaan
kegiatan discharge planning yang dihadiri oleh supervisor yaitu pada tanggal
27 Mei 2016. Supervisor yang menghadiri kegiatan tersebut sejumlah 2
supervisor, 1 dari CE klinik dan 1 CE akademik. Rekomendasi untuk kegiatan
tersebut antara lain sebelum perawat melakukan discharge planning sebaiknya
perawat memberikan informasi lebih jelas terutama dalam hal penjelasan
tentang obat dan pengobatan selama dirumah. Penjelasan pelaksanaan
kegiatan secara jelas terlampir dalam lampiran kegiatan roleplay discharge
planning
3) Hambatan dan Dukungan
D. Dokumentasi Keperawatan
1) Persiapan
Persiapan pendokumentasian data pasien beserta asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dilakukan pada tanggal 16 Mei 05 Juni 2016
dengan menyusun kelengkapan format Rekam Medis, antara lain:
a. Cover rekam medis

b. Lembar Penyataan Umum Saat Masuk Rumah Sakit dan Informasi Hak
Pasien dan Keluarga
c. Lembar Identitas Pasien
d. Lembar Pasien Baru
e. Lembar Catatan Perpindahan Pasien
f. Lembar Pengkajian Pasien
g. Lembar Pengkajian Nyeri Dewasa
h. Lembar Pengkajian Resiko Jatuh Dewasa
i. Lembar Pengkajian Phlebitis
j. Lembar Pengkajian Dekubitus
k. Lembar Pengkajian Perawatan Diri
l. Lembar Survey Kecemasan Pasien
m. Lembar Survey Kepuasan Pasien
n. Lembar Penilaian Kejadian Infeksi Saluran Kemih
o. Lembar Penilaian Kejadian Infeksi Luka Operasi
p. Lembar Penilaian Pengetahuan Pasien/Keluarga
q. Lembar Observasi
r. Lembar Diagnosa dan Rencana Keperawatan
s. Lembar Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
t. Lembar Konsultasi
u. Lembar Persetujuan Tindakan Medis
v. Lembar Rekam Pemberian Obat
w. Lembar Pemeriksaan Hasil Laboratorium
x. Lembar Discharge Planning
2) Pelaksanaan
Pendokumentasian yang dilakukan di ruang PALEM II selama ini adalah
pendokumentasian mulai dari penerimaan pasien baru hingga melakukan
disharge planning saat pasien pulang.
Metode komunikasi yang digunakan adalah sistem komunikasi SBAR
(Situation Background Assessment Reccomendation) sebagai sebuah alat
komunikasi bersama antar tenaga kesehatan yang bertugas sebagai
penanggung jawab pasien, antara lain dokter, perawat, ahli gizi, farmasi klinis
dan lain-lain. SBAR diisi setiap kali shift oleh perawat. Pada saat menerima
advice dokter, perawat ruangan menerapkan sistem read, write, repeat, back
karena kesadaran dan pengetahuan perawat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat.
Selama proses pelaksanaan MAKP primer mahasiswa praktik manajemen
keperawatan, pendokumentasian data pasien dalam rekam medis dilaksanakan
sejak tanggal 16 Mei 2016 05 Juni 2016. Pendokumentasian dilakukan
dengan mengisi lembar identitas pasien sampai dengan discharge planning
dimulai sejak pasien pertama kali dirawat di PALEM II. Cover rekam medis,
lembar penerimaan pasien baru, lembar ringkasan medis, lembar identitas

pasien, lembar catatan perpindahan pasien, lembar pengkajian pasien, lembar


diagnosan dan rencana keperawatan dan lembar serah terima obat, lembar
persetujuan sentralisasi obat, diisi di awal pasien masuk.
Lembar intervensi, lembar implementasi dan evaluasi, lembar observasi
pasien, lembar catatan integrasi medis dan perawatan pasien, lembar penilaian
pasien resiko jatuh, lembar penilaian pasien resiko plebitis, lembar medication
chart, lembar perawatan diri pasien diisi setiap hari. Lembar intervensi
keperawatan menggunakan Standart Nursing Language (NANDA, NIC, dan
NOC) yang dibuat oleh kelompok sesuai dengan keluhan.
Lembar penilaian nyeri, Lembar konsultasi, lembar komunikasi dengan telpon
dan media lain, lembar persetujuan tindakan medis, lembar penolakan
tindakan medis, lembar kejadian infeksi luka operasi, lembar resiko pasien
dekubitus, lembar pemeriksaan laboratorium diisi saat hal tersebut diperlukan.
Lembar dischrage planning dan lembar survei kepuasan pasien diisi saat
pasien pulang dari PALEM II.
Perawat primer dan perawat associate melakukan dokumentasi keperawatan
berdasarkan wewenangnya masing-masing. Jumlah dokumentasi yang telah
dilengkapi selama pelaksanaan MAKP sebanyak 29 pasien.
Dokumentasi tambahan selain rekam medis klien adalah dokumentasi timbang
terima. Pelaksanaan dokumentasi timbang terima meliputi 2 komponen yaitu
data M1-M5 setiap shift yang dilakukan pendokumentasian sebelum timbang
terima dan pendokumentasian saat timbang terima dengan menggunakan
handover sheet yang dibuat seperti buku. Kedua pendokumentasian tersebut
dilakukan setiap pergantian shift. Tujuan dari pendokumentasian tentang
kondisi klien saat timbang terima adalah untuk mencegah adanya
missinformation yang selanjutnya dapat divalidasi kebenaran ke klien.
3) Hambatan dan dukungan

4.4 M4 (Money)
4.4.1 Persiapan
Observasi M4 (Money) dilakukan pada tanggal 16 Mei 2016 sampai dengan
tanggal 05 Juni 2016 dengan cara melakukan pendataan kategori status
pembayaran

klien

selama

masuk

Rumah

Sakit.

Data

tersebut

akan

didokumentasikan pada buku timbang terima.


4.4.2 Pelaksanaan Kegiatan
Pada aspek M4 (Money) kelompok melakukan pendataan kategori status
pembayaran klien setiap hari dengan data diperoleh dari observasi setiap shift
dinas yang dimulai pada tanggal 16 Mei 2016 sampai dengan tanggal 05 Mei
2016.
Selain observasi jenis status pembayaran klien, kelompok tidak memberikan
intervensi apapun dalam M4 (Money). Hal ini dilatarbelakangi oleh karena
regulasi perencanaan dan pengelolaan pendapatan dan pengeluaran dana Rumah
Sakit dilaksanakan secara terpusat pada bidang keuangan Rumah Sakit.
Ruangan merupakan salah satu bagian yang melaksanakan input billing system
klien yang masuk rumah sakit sebagai salah satu komponen pendataan estimasi
pendapatan dari salah satu sumber pendapatan.
4.4.3 Hambatan dan Dukungan
Pada saat melakukan observasi jenis status pembiayaan klien tidak terdapat
hambatan. Dukungan pada saat observasi diperoleh dari dokumen rekam medis
klien yang lengkap dengan surat pernyataan jenis pembiayaan klien selama di
rumah sakit.
4.5 M5 (Mutu)
4.5.1 Persiapan
Adapun persiapan pelaksanaan peningkatan mutu (M5) yang akan dilaksanakan
pada ruang IRNA PALEM II antara lain :
a. Pembuatan lembaran keterangan puasa untuk di tempelkan pada bed pasien
yang menjalani puasa.
b. Pembuatan nomor bed pasien kelas III.

c. Pembuatan poster 6 langkah cuci tangan, 5 waktu untuk cuci tangan serta etika
batuk yang di tempelkan di dinding pembatas kelas IRNA PALEM II dan di
depan watafel cuci tangan.
d. Pembuatan lampiran aangket pengkajian nyeri, resiko jatuh, phlebitis, resiko
dekubitus, ISK, ILO, tingkat kemandirian pasien, kepuasan, kecemasan, dan
pengetahuan pasien di RM.
e. Membuatan lembaran balik di dinding pembatas kelas IRNA PALEM II untuk
tata tertib ruangan.
4.5.2 Pelaksanaan Kegiatan
Proses pelaksanaan peningkatan mutu di ruangan dilakukan dengan mengisi
secara lengkap stempel mutu yang terdiri dari nyeri, resiko jatuh, phlebitis, resiko
dekubitus, ISK, ILO, tingkat kemandirian pasien, kepuasan, kecemasan, dan
pengetahuan. Semua penilaian tentang mutu dituliskan dalam buku handover
ruangan dan dioverkan ke shif selanjutnya kemudian direkapitulasi setiap hari
oleh PJ mutu ruangaan. Untuk penjelasan identifikasi pasien pada pasien atau
keluarga dilakukan ketika pelaksanaan penerimaan pasien baru (PPB) bekerja
sama dengan PJ PPB. Penilaian tentang nyeri, resiko jatuh, phlebitis, resiko
dekubitus, ISK, ILO dan tingkat kemandirian pasien sudah dikaji setiap hari,
selanjutnya dilakukan pendokumentasian 6 penilaian mutu yang dituliskan setiap
timbang terima di buku timbang terima. Kuisioner kepuasan diberikan saat pasien
sudah discharge plannning dan benar-benar dilakukan oleh perawat. Kuisioner
kecemasan dilakukan 3 kali yaitu saat penerimaan pasien baru, setelah diberikan
pendidikan kesehatan mengenai penyakit menggunakan leaflet dan ketika
discharge planning.
Proses pelaksanaan peningkatan mutu oleh mahasiswa didokumentasikan
dalam bentuk form penilaian untuk mutu pelayanan anatar lain : nyeri dewasa,
risiko jatuh dewasa, survei kepuasan pasien, kecemasan, perawatan diri, ,
phlebitis, dekubitus, ISK, ILO, serta format pendokumentasian untuk BOR dan

LOS yang diisi setiap pasien dan setiap harinya. Pengisian form dilakukan
perawat primer shift pagi dan di cek kembali oleh PP shift sore dan PP shift
malam. PP shift malam akan menuliskan hasil rekapitulasi semua form
penilaian sebagai akumulasi selama 24 jam pasien dan melaporkannya kepada

Kepala

Ruangan

pada

keesokan

harinya.

Kepala

ruangan

bertugas

mengevaluasi dan hasil rekapitulasi peningkatan mutu.


Penilaian nyeri dilakukan oleh perawat pada setiap shift oleh perawat
primer dibantu olehperawat associate yang bertugas dengan melanjutkan
pengisian form nyeri. Form kepuasan diberikan ketika Discharge Planning
pasien pulang.
Adapun pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan asuhan diberikan
beberapa format mutu disetiap ada pasien baru antara lain :
a. Nyeri Dewasa
Skala nyeri pasien di ruangan dikaji saat penerimaan pasien baru sampai
pasien pulang oleh perawat ruangan. Dan didokumentasikan oleh perawat
setiap pergantian sihf. Format pengkajian nyeri mahasiswa praktika
manajemen ada pada RM 4a Visual Aid Scale untuk pasien dewasa.
b. Pasien Jatuh
Format risiko pasien jatuh diruangan telah diisi oleh perawat ruangan.
Format risiko pasien jatuh mahasiswa praktika manajemen pada RM 4c
Lembar Pengkajian Resiko Jatuh Dewasa untuk penilaian risiko jatuh
dewasa yang terdiri dari 7 poin.
c. Kepuasan Pasien
Format kepuasan pasien mahasiswa praktika manajemen ada pada RM 4h.
Penilaian kepuasan diisi oleh pasien saat pasien sudah discharge planning
dan poin penilaiannya terdiri dari penilaian tenaga kesehatan, dokter, dan
fasilitas. Untuk meningkatkan kepuasan pasien, kelompok membuat stiker
penomoran bed pasien, lembar keterangan puasa untuk pasien yang puasa,
poster cuci tangan, dan lembar balik untuk kasus terbanyak yang dialami
oleh pasien. Lembar balik untuk kasus dan lembar balik untuk pasien baru
diletakkan di bed kosong dan diinformasikan Kepada pasien saat
penerimaan pasien baru. Lembar balik ini diletakkan di bed pasien yang
kosonng bertujuan agar perawat ruangan tidak lupa akan atau informasi
pada pasien baru dan keluarga memberikan edukasi.
d. Kecemasan
Format kecemasan pasien ada pada RM 4g. Penilaian kcemasan diisi oleh
pasien saat penerimaan pasien baru, setelah diberikan pendidikan
kesehatan mengenai penyakit menggunakan leaflet dan ketika discharge
planning serta poin penilaiannya terdiri dari 20 pernyataan yang sudah
valid dan realible.
e. Perawatan Diri
Format perawataan diri mahasiswa praktika manajemen pasien ada pada
RM 4f. Penilaian ini disi oleh perawat setiap hari pada tingkat
ketergantungan
f. Phlebitis
Format penilaian phlebitis mahasiswa praktika manajemen ada di RM 4d.
Penilaian phlebitis ada 6 poin yang diisi setiap harinya oleh perawat dan
ada untuk setiap hari pertama pasien yang terpasang infus sampai infus
dilepas.

g. Dekubitus
Format penilaian dekubitus ada di RM 4e yang harus diisi oleh perawat
karena mayoritas pasien di PALEM II partial care hingga total care dan
LOS nya >10 hari.
h. ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Format penilaian mahasiswa praktik manajemen ISK ada pada RM 4i.
Penilaian ISK tetap dilakukan meskipun jarang ada pasien yang terpasang
kateter.
i. ILO (Infeksi Luka Operasi)
Format penilaian ILO mahasiswa praktika manajemen ada pada RM 4j.
Penilaian ILO masih tetap dilakukan meskipun jarang pasien post op
seperti post pemasangan WSD.
j. Pengetahuan Pasien / Keluarga
Format pengetahuan pasien ada pada RM 4k. Penilaian tingkat
pengetahuan diisi oleh pasien saat penerimaan pasien baru, setelah
diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit menggunakan leaflet
dan ketika discharge planning bersama dengan penilaian kecemasan
pasien.
k. BOR (Bed Occupacy Rate)
Penilaian BOR dilakukan setiap shift pada lembar dokumentasi yang sudah
disediakan oleh perawat yang bertugas setiap shift. Pendokumentasian
BOR pasien kelolaan mahasiswa praktika manajemen dilakukan
berdasarkan jumlah kapastitas bed yang ada yaitu 13 bed untuk pasien
kelolaan.
4.5.3 Hambatan dan Dukungan
a. Hambatan
Tidak adanya informasi dari perawat tentang leaflet yang ada di nurse
station membuat keluarga atau pasien selalu bertanya tentang masalah atau
kasus yang sedang dialami membuat keluarga merasa kurang diberikan
informasi yang akan mengakibatkan kepuasan berkurang dan kecemasan
meningkat.
b. Dukungan
Terbentuknya lembaran balik yang berisi kasus masalah terbanyak di
ruangan bertujuan meningkatkan pengetahuan, kepuasan pasien dan
menurunkan kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai