Anda di halaman 1dari 23

125

BAB 5
EVALUASI

Pada bab ini akan diuraikan evaluasi dalam pelaksanaan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam Praktik Profesi
Manajemen Keperawatan di IRNA (IRNA) Lantai 4 Rumah Sakit Universitas
Airlangga (RSUA) Surabaya pada tanggal 13 Oktober 2015 sampai 01 November
2015. Evaluasi MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu: 1)
Pengorganisasian, 2) Pelaksanaan MAKP yang meliputi Penerimaan Pasien Baru
dan Sentralisasi Obat, Supervisi Keperawatan, Timbang Terima, Discharge
Planning, Ronde Keperawatan, dan Dokumentasi Keperawatan.
5.1 Evaluasi Pengorganisasian
Dalam pelaksanaan pengorganisasian kelompok, setiap anggota kelompok
menjalankan tugas sesuai dengan perannya masing-masing, jika terjadi kelalaian,
masing-masing anggota akan saling mengingatkan, sehingga tugas dapat
dilaksanakan dengan baik.
5.2 Evaluasi Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
5.2.1 M1 (Man)
1. Evaluasi Struktur Ketenagaan
Dalam penerapan MAKP telah terbentuk struktur organisasi kelompok yang
terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, serta penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan praktik. Pembuatan Gann Chart kegiatan yang bertujuan
sebagai pedoman kelompok dalam melakukan kegiatan praktik. Selama
pelaksanaan MAKP, pengaturan ketenagaan dapat berjalan dengan baik dengan
dibuatnya jadwal dinas dengan pembagian yang tepat pada setiap shift
berdasarkan penghitungan kebutuhan tenaga, di setiap shift terdapat pembagian
yang merata dalam menjalankan peran sebagai NUM, PP (Perawat Primer) dan
PA (Perawat Asosiasi).
Dalam palaksanaannya, kelompok mempersiapkan buku handover yang berisi
laporan M1 sampai dengan M5 pada setiap shift, untuk shift pagi diisi oleh NUM
sedangkan shift sore dan malam diisi oleh nurse in charge.
2. Evaluasi Proses Ketenagaan
126

Proses pengaturan ketenagaan mahasiswa praktika profesi manajemen selama


pelaksanaan MAKP dapat berjalan dengan lancar. Setiap role play yang
dilaksanakan, mahasiswa yang tidak bertugas tetap memberikan asuhan
keperawatan pada pasien sehingga role play dapat berjalan lancar tanpa
mengganggu pelayanan keperawatan pada pasien kelolaan. Selama pelaksanaan
MAKP, target kegiatan untuk mengatasi masalah pada M1 telah diusulkan.
Pelaksanaan proses pendokumentasian menggunakan SBAR yang melibatkan
seluruh perawat baik PP dan PA. PP melakukan pengkajian, menentukan problem,
dan intervensi sesuai prosedur. Implementasi didelegasikan kepada PA,
sedangkan PP bertugas melakukan evaluasi keadaan pasien sesuai intervensi yang
telah dilakukan tiap shift. Untuk pengisian status medik, perawat mengisi
pendokumentasian di lembar integrasi dan menuliskan rencana tindakan, kondisi
pasien, serta evaluasi SBAR. Untuk pengisian observasi di lembar observasi yang
sudah disediakan.
3. Evaluasi Hasil Ketenagaan
Kebutuhan tenaga rata-rata perhari selama pelaksanaan praktik manajemen
keperawatan telah terpenuhi sesuai dengan tingkat ketergantungan untuk pasien
kelolaan. Pengelolaan ketenagaan mahasiswa praktik profesi manajemen dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Hal tersebut tampak dari tingkat kepuasan
pasien kelolaan yang berada pada rentang puas dan sangat puas serta tidak adanya
komplain dari pasien kelolaan selama MAKP dilaksanakan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan proses keperawatan di Ruang IRNA Lantai 4
RSUA Surabaya pada tanggal 13 Oktober – 1 November 2015 didapatkan
persentase BOR 24 % sampai dengan 60%, kelompok juga diberi kelolaan
sejumlah 25 bed dengan jumlah rata-rata pasien kelolaan adalah 13 pasien
Tabel 5.1 Bed Occupacy Rate (BOR) Kelolaan di IRNA Lantai 4 RSUA Surabaya
pada tanggal 13 Oktober – 1 November 2015
TANGGAL BOR TANGGAL BOR
13 Oktober 2015 52 % 24 Oktober 2015 44 %
14 Oktober 2015 60 % 25 Oktober 2015 24 %
15 Oktober 2015 56 % 26 Oktober 2015 44 %
16 Oktober 2015 56 % 27 Oktober 2015 52 %
17 Oktober 2015 56 % 28 Oktober 2015 56 %
18 Oktober 2015 56 % 29 Oktober 2015 56 %
19 Oktober 2015 56 % 30 Oktober 2015 52 %
127

20 Oktober 2015 52 % 31 Oktober 2015 44 %


21 Oktober 2015 44 % 1 November 2015 32 %
22 Oktober 2015 52 %
23 Oktober 2015 60 %
Pelaksanaan MAKP pada pasien di Ruang IRNA Lantai 4 RSUA
Surabaya sudah dilaksanakan sesuai dengan peran masing-masing. Hal ini
tidak lepas dari bimbingan perawat di ruangan dan pembimbing akademik serta
adanya kerjasama yang baik antar anggota kelompok. Model asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa di ruangan ini adalah MAKP
primer.
Berdasarkan pengalaman praktika manajemen profesi B16 gelombang
pertama yang dilakukan di IRNA Lantai 4 RSUA, beban kerja yang dirasakan
oleh mahasiswa adalah beban kerja sedang karena mahasiswa hanya mengelola
pasien dewasa serta anak kelas 2 dan kelas 3, berbeda dengan perawat ruangan
yang mengelola semua ruangan.
5.2.2 M2 (Material)
Dari pengamatan selama 4 minggu sebagian besar peralatan dapat berfungsi
dengan baik dan juga para pengguna alat-alat kesehatan tersebut dapat
mengoperasikan alat tersebut dengan baik, pengisian pendokumentasian baik dan
penggunaan alat untuk pemeriksaan jantung (EKG) sudah tidak digunakan secara
bergantian dengan IRNA lantai 3 lagi.
1. Evaluasi struktur
Selama proses penerapan MAKP, setiap shift pada laporan umum disebutkan
mengenai peminjaman alat dengan ruang perawatan lainnya di M2.
2. Evaluasi proses
Hambatan yang didapatkan adalah tidak adanya SPO penggunaan alat
menjadi kendala dalam penggunaan alat medis, seperti infus pump dan syring
pump.
3. Evaluasi hasil
Pelaksanaan praktek profesi manajemen yang dilakukan oleh mahasiswa di
ruang IRNA lantai 4 ini tidak lepas dari dukungan perawat di ruangan serta
bimbingan dari para pembimbing dalam berbagai hal yang salah satunya
termasuk dalam penggunaan berbagai macam fasilitas/penggunaan alat yang
ada di ruang IRNA lantai 4.
128

Perbaikan AC serta perbaikan ruangan yang bocor segera dilakukan oleh


pihak manajemen rumah sakit sesuai dengan SPO pemeliharaan sarana dan
prasarana.
5.2.3 M3 (Method)
1. Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat
1) Evaluasi struktur
NUM, PP dan PA yang sedang berdinas ketika ada pasien baru sudah
melakukan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sesuai dengan
prosedur. PP juga mempersiapkan format dan kelengkapan berkas
penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat antara lain: format penerimaan
pasien baru, lembar serah terima obat, format assessment awal, informed
consent sentralisasi obat, nursing kit, pakaian pasien, bel, kartu penunggu
pasien. Di IRNA Lantai 4 pada proses penerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat sudah dilakukan sesuai alur yang ada.
2) Evaluasi proses
Pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sudah
berjalan dengan baik. Ruangan IRNA Lantai 4, pelaksanaan penerimaan
pasien baru dan sentralisasi obat berjalan dengan baik. Tetapi, masih
terdapat beberapa kekurangan yaitu seperti hak dan kewajiban pasien tidak
tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru namun sudah terdapat
dalam buku penerimaan pasien baru, tidak dilakukannya informed consent
sentralisasi obat, dan lembar serah terima obat serta tidak adanya sop
sentralisasi obat.
3) Evaluasi hasil
Kegiatan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sudah
dilaksanakan dengan baik. Kelompok sudah melakukan penerimaan pasien
baru dan sentralisasi obat sesuai dengan prosedur, akan tetapi ada beberapa
hal kekurangan seperti pengisian tanda tangan keluarga pada medication
chart yang terlewat.
Kegiatan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sudah
dilaksanakan dengan baik di IRNA Lantai 4. Untuk kelengkapan format,
informed consent dan sop tentang sentralisasi obat masih belum ada..
129

2. Supervisi Keperawatan
1) Evaluasi struktur
Pelaksanaan supervisi keperawatan yang dilaksanakan oleh kelompok
manajemen keperawatan telah dipersiapkan sebelumnya. Persiapan yang
ada meliputi pembuatan proposal kegiatan, penetapan kasus supervisi
keperawatan yakni kegiatan intra disharge planning: HE sesuai hari
perawatan klien, pembuatan SPO kegiatan intra discharge planning,
pembagian peran dalam supervisi keperawatan seperti supervisor dalam hal
ini adalah NUM dan pihak yang disupervisi yakni PN serta dibantu oleh
AN, persiapan alat serta pengaturan alur supervisi keperawatan. Dalam
kegiatan supervisi pada tanggal 20 Oktober 2015, pasien yang dilakukan
supervisi keperawatan adalah pasien kelolaan yang sedang menjalani
perawatan di IRNA Lantai 4 kamar 421 RSUA dengan paska operasi hari
pertama.
Di IRNA Lantai 4, pelaksanaan supervisi dilakukan secara tidak
langsung dan dilakukan hanya bersifat insidentil.
2) Evaluasi proses
Proses supervisi sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat
beberapa kekurangan seperti NUM yang kurang perhatian dengan
pelaksanaan tindakan lainnya di ruangan dan hanya terfokus pada kegiatan
supervisi itu saja. Kerjasama antara PN dan AN sudah bagus hanya saja
kekurangan pada media penyampaian HE seperti flip chart agar tampak
menarik dan mudah dipahami oleh pasien dan keluarga.
3) Evaluasi hasil
(1) Selama kegiatan, semua mahasiswa berperan sesuai tugasnya masing-
masing
(2) Kegiatan supervisi dilakukan tanggal 20 Oktober 2015
(3) Sudah terdapat SOP kegiatan supervisi, format penilaian supervisi untuk
topik IntraDischarge Planning, format dokumentasi tindakan: HE dan
format laporan supervisi
(4) Di IRNA Lantai 4, kegiatan supervisi masih tetap dilaksanakan secara
tidak terjadwal dan secara tidak langsung.
130

3. Timbang Terima
1) Evaluasi struktur
NUM, PP dan PA kedua shift yang sedang bertugas sudah
melaksanakan timbang terima sesuai dengan alur atau mekanisme.
Persiapan dan kelengkapan timbang terima seperti rekam medis pasien,
rekam laboratorium, rekam obat pasien, buku timbang terima sudah
dilaksanakan dengan baik.
Pada IRNA Lantai 4, timbang terima sudah dilaksanakan setiap hari
yaitu oleh NUM, PP dan PA. Kedua shift yang sedang bertugas sesuai
dengan alur dan mekanisme yang ada. Persiapan kelengkapan timbang
terima seperti rekam medis pasien, rekam laboratorium, rekam obat pasien,
buku timbang terima sudah dilaksanakan dengan baik.
2) Evaluasi proses
Pelaksanaan timbang terima yang dilaksanakan kelompok sudah
sesuai dengan mekanisme yang seharusnya. Namun masih ada beberapa
penyampaian informasi tentang hasil visite dokter terlewat dalam timbang
terima yang dilakukan mahasiswa.
Pelaksanaan timbang terima di IRNA Lantai 4 sudah sesuai dengan
mekanisme yang seharusnya. Bila ada kekurangan yaitu kurang disiplin
dalam pelaksanaan timbang terima pada hari libur serta masih memakan
waktu lama saat timbang terima saat banyak pasien baru dan ada dokter
yang melakukan visite pasien saat timbang terima berlangsung .
3) Evaluasi hasil
(1 Selama kegiatan setiap mahasiswa berperan sesuai tugasnya masing-
masing.
(2) Kegiatan timbang terima dimulai pukul 07.00-08.00 WIB pada pagi hari,
13.30-14.30 WIB pada siang hari dan pukul 20.30-21.30 WIB pada
malam hari.
(3) Kegiatan berjalan lancar sesuai dengan mekanisme timbang terima
Di IRNA Lantai 4 saat timbang terima dilakukan oleh semua
perawat pada kedua shift. Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai
dengan mekanisme yang ada. Kegiatan timbang terima dimulai pada
131

pukul 07.00-08.00 WIB pada pagi hari, 13.30-14.30 WIB pada siang
hari dan pukul 20.30-21.30 WIB pada malam hari.

4. Discharge Planning
1) Evaluasi struktur
Discharge Planning di RuangIrnaLantai 4 RSUA dilaksanakan mulai dari
pasien masuk sampai pasien direncanakan pulang, meliputi penjelasan
perawatan pasien selama dirawat, diet yang sesuai, dan perawatan di rumah.
Ketika pasien akan pulang dijelaskan kembali mengenai jadwal kontrol,
aturan diet, istirahat dan aktivitas dirumah, obat yang dibawa pulang, serta
hasil pemeriksaan yang dibawa ketika akan pulang dan pemberian leaflet.
Pelaksanaan Roleplay Discharge Planning yang dilakukan kelompok,
sebelumnya telah melalui beberapa persiapan selama 5 hari sebelumnya
yang meliputi penetapan kasus discharge planning, pembuatan proposal
kegiatan, pembagian peran sebagai PP, PA, dan NUM, mekanisme yang
harus dilakukan pada saat Role Play Discharge Planing. Pasien yang
dilakukan Discharge Planing adalah pasien kelolaan dengan diagnosa Post
operasi Herniotomy. sebelumnya pasien dan keluarganya diminta
persetujuan terlebih dahulu. Dilaksanakan padahari Jum’at tanggal 30
Oktober 2015 pukul 10:00 – 11:00 WIB dengan sasaran pasien kelolaan
kelas 3 di Ruang Rawat Inap lantai 4 RSUA. Dihadiri oleh Mita Triharini,
S.Kp., M.Kep. Andis Yuswanto, S.Kep., Ns, dan Mahasiswa magister
manajemen 2 orang serta mahasiswa P3N Unair angkatan B-16 sebanyak
14 orang.

2) Evaluasi proses
Pelaksanaan discharge planning selama penerapan MAKP oleh
mahasiswa di IRNA Lantai 4 sudah berjalan dengan lancar dan untuk leaflet
sudah dibuat oleh mahasiswa di IRNA Lantai 4 dan sudah disertakan pada
pasien saat pulang namun tidak semua pasien diberikan pendidikan
kesehatan melalui media flip chart.
132

Pelaksanaan discharge planning di ruangan IRNA Lantai 4 pada


dasarnya sudah dilakukan pada tiap pasien datang, selama perawatan serta
saat pasien pulang sesuai dengan teori yang ada.
3) Evaluasi hasil
Selama pelaksanaan MAKP, sudah dilakukan discharge planning oleh
mahasiswa pada pasien kelolaan mahasiswa manajemen dan sudah
menyertakan leaflet sesuai dengan penyakit pasien pada saat pasien pulang.
Namun, dalam pelaksanaannya, belum semua pasien mendapatkan leaflet,
hal ini dikarenakan pengadaan leaflet tidak tersedia untuk semua kasus di
lantai 4.
Dalam pelaksanaan discharge planning di ruangan IRNA Lantai 4
untuk tiap pasien pulang belum diberikan poster penyakit karena pihak
rumah sakit memang belum menyediakannya.
5. Ronde Keperawatan
Selama pelaksanaan MAKP di IRNA Lantai 4, mahasiswa hanya satu kali
melakukan ronde keperawatan yakni pada saat role play. Hal tersebut
dikarenakan tidak ada kasus atau permasalahan terkait kondisi kesehatan
pasien yang tidak bisa diatasi sehingga tidak bisa dilakukan evaluasi struktur,
evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Selama pelaksanaan MAKP, dari IRNA
Lantai 4 juga tidak melaksanakan ronde keperawatan dikarenakan kesulitan
dalam menetapkan waktu untuk melalukan ronde keperawatan dan
keterbatasan waktu setiap komponen tim kesehatan baik waktu dokter,
nutrisionist, fisioterapist dan farmasi.
6. Dokumentasi Keperawatan
1) Evaluasi struktur
Sistem pendokumentasian dapat berjalan dengan lancar dengan adanya
rekam medis yang sudah disusun oleh kelompok meskipun banyak terjadi
penambahan komponen rekam medis. Format dokumentasi terdiri dari cover
rekam medis, lembar identitas pasien, lembar penerimaan pasien baru, lembar
ringkasan medis, intrument penilaian nyeri, lembar persetujuan sentralisasi obat,
lembar persetujuan tindakan medis, lembar penolakan medis, lembar konsultasi,
lembar catatan integrasi, lembar hasil pemeriksaan penunjang, lembar observasi
133

pasien, lembar penilaian pasien resiko jatuh, lembar penilaian pasien resiko
dekubitus, lembar penilaian pasien resiko phlebitis, lembar penilaian pasien
resiko infeksi, lembar discharge planning, lembar survey kepuasan, dan
kecemasan.

Sistem pendokumentasian di IRNA lantai 4 sudah berjalan dengan lancar.


Format yang ada di ruangan sudah sesuai dengan teori yang ada dan sudah
mengacu pada MAKP yang diterapkan yaitu MAKP primer. Untuk kelengkapan
pengisian dokumentasi memang belum lengkap sepenuhnya.

2) Evaluasi proses
Dalam pelaksanaan proses dokumentasi, PP melakukan pengkajian,
menentukan masalah keperawatan yang akan dilakukan, dan implementasi yang
didelegasikan kepada PA, kemudian PA melaporkan kepada PP tentang
tindakan yang sudah dilakukan. PP mendokumentasikan dalam lembar integrasi
yang kemudian melakukan evaluasi pada klien sesuai intervensi yang telah
diberikan oleh PA. Namun PA ikut membantu dalam pendokumentasian
keperawatan yang mana PA juga ikut menulis pendokumentasian di rekam
medis pasien. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh PP didokumentasikan dalam
lembar integrasi medis dan perawatan pasien dalam bentuk SBAR ( Situasion,
Background, Assesment, Recommendation). Dalam pelaksanaan proses
dokumentasi di IRNA Lantai 4 baik itu sebagai PP maupun PA langsung
mendokumentasikan tindakan keperawatan pada rekam medis masing-masing
pasien kelolaan.

3) Evaluasi Hasil
Pendokumentasian keperawatan dilakukan secara berkesinambungan oleh
ners muda program praktik manajemen keperawatan. Jumlah rekam medis
yang berhasil dilengkapi oleh kelompok adalah sebanyak 81 pasien.

5.2.4 M4 (Money)
Observasi yang dilakukan selama 4 minggu, M4 pada IRNA Lantai 4 RSUA
yang meliputi operasional, maintenance, planning pendapatan, pengeluaran
keuangan ruangan diatur oleh Rumah Sakit.
134

5.2.5 M5 (Mutu)
1. Evaluasi struktur
Format penilaian nyeri, tingkat perawatan diri, resiko jatuh, phlebitis,
dekubitus, IDO (Infeksi Daerah Operasi), Pneumonia dan ISK (Infeksi Saluran
Kemih) sudah disiapkan di rekam medis. Sedangkan format kepuasan
pasien/keluarga sudah disiapkan di luar rekam medis. Keperluan penyuluhan
antara lain SAP, leafleat dan power point tentang cuci tangan dan id band
pasien sudah disiapkan sebelum pelaksanaan penyuluhan.
2. Evaluasi proses
Selama pelaksanaan MAKP, pelaksanaan peningkatan mutu sudah berjalan
sesuai dengan rencana. form penilaian untuk resiko jatuh, nyeri, phlebitis,
resiko dekubitus, penilaian kejadian infeksi saluran kemih, penilaian kejadian
infeksi luka operasi, penilaian kejadian pneumonia, lembar perawatan diri (RM
13a, 13b, 13c, 13d, 13e, 13f, 13g, 13h, 13i, 13j) sudah diisi dengan lengkap
setiap hari oleh Perawat Primer pagi dan dicek ulang oleh perawat primer sore
dan malam. Form kepuasan diberikan ketika Discharge Planning pasien pulang
Pelaksanaan perawatan berkala pada area yang telah dilakukan tindakan
invasive, seperti mengganti pembalut infuse sesuai kondisi dan kebutuhan dan
pemberian health education pada pasien dan keluarga untuk tidak banyak
memanipulasi infuse dilaksanaan tanggal 13 Oktober sampai 01 November
2015.
Upaya pengurangan resiko jatuh dilaksanakan dengan melakukan
pengkajian resiko jatuh pada pasien, mengunci roda bed, memasang pembatas
bed, serta menganjurkan keluarga pasien untuk menjaga pasien yaitu satu
pasien satu penjaga
Penyuluhan tentang ID Band Pasien dilaksanakan pada hari Rabu, 21
Oktober 2015. Identifikasi pasien dilakukan dengan memberikan gelang pada
pasien ang belum memakai gelang identifikasi. Gelang warna pink diberikan
pada pasien perempuan dan gelang warna biru pada pasien laki-laki. Gelang
merah diberikan kepada pasien yang memiliki riwayat alergi dan ditulis jenis
alergi pasien.
135

Pemberian penyuluhan tentang cuci tangan dilaksanakan pada hari Jumat,


16 Oktober 2015. Kegiatan cuci tangan bersama dengan pasien dan keluarga
dilakukan setelah timbang terima pagi pada tanggal 13 Oktober sampai 01
November 2015. Pemasangan poster cuci tangan di dekat wastafel
dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2015.
3. Evaluasi hasil
Pelaksanaan peningkatan mutu sudah berjalan sesuai dengan rencana.
Adapun hasil penilaian mutu antara lain:

1) Jumlah kasus terbanyak pasien kelolaan pada tanggal 13 Oktober – 01


November 2015
Tabel 5.2 Tabel Jumlah Kasus Terbanyak pada Pasien Kelolaan di Ruang IRNA
Lantai 4 RS Universitas Airlangga tanggal 13 Oktober – 01 November
2015
No. Penyakit Jumlah Prosentase
Penderita (%)
1 Diabetes Mellitus 9 11,5 %
2 Penyakit Jantung Vascular 9 11,5 %
3 GEA 8 9,8 %
4 Fraktur 6 7,4 %
5 CVA 5 6,2 %
6 CKD 5 6,2 %
7 Hernia 5 6,2 %
8 Kejang Demam 4 5%
9 Appendisitis 4 5%
10 Batu Saluran Kemih 3 3, 7 %
Total 58 71,6 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kasus terbanyak pada


pasien kelolaan di IRNA Lantai 4 pada tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
adalah DM (Diabetes Mellitus)
2) Jumlah lama (hari) rawat inap
Tabel 5.3 Average Length Stay (ALOS) pada pasien kelolaan di Ruang IRNA
Lantai 4 RS Universitas Airlangga tanggal 13 Oktober – 01 November
2015
Lama (hari) rawat inap Jumlah Prosentase (%)
1 hari 1 1,37 %
136

2 hari 20 27,40 %
3 hari 15 20,55 %
4 hari 13 17,80 %
5 hari 6 8,22 %
6 hari 9 12,33 %
7 hari 3 4,12 %
8 hari 1 1,37 %
9 hari 0 0%
10 hari 3 4,10 %
>10 hari 2 2,74 %
Total 73 100 %

Berdasarkan tabel ALOS di atas diperoleh data bahwa ALOS di IRNA


Lantai 4 tanggal 13 Oktober – 01 November 2015 dengan total jumlah hari rawat
303 hari dari 73 pasien adalah adalah 4,15 hari.

3) Rekapitulasi Mutu
(1) Nyeri
Tabel 5.4 Rekapitulasi Nyeri pada Pasien Kelolaan di Ruang IRNA Lantai 4
RSUA tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
Kejadian nyeri Jumlah Prosentase (%)
Nyeri 29 36 %
Tidak nyeri 52 64 %
Total 81 100%

Berdasarkan tabel diatas jumlah pasien yang mengalami nyeri adalah 36%.
Skala nyeri yang dirasakan oleh beberapa pasien terjadi perubahan dari hari ke
hari. Hasil rekapitulasi skala nyeri akan ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 5.5 Rekapitulasi Skala Nyeri pada Pasien Kelolaan di ruang IRNA Lantai 4
RSUA tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
Skala nyeri Jumlah Prosentase (%)
Menurun 19 65,5 %
Tetap 9 31 %
Meningkat 1 3,5 %
Total 29 100 %

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa 19 dari 29 pasien yang


mengalami nyeri mengalami penurunan skala nyeri dikarenakan ners muda
memberikan tindakan keperawatan baik mandiri maupun kolaboratif kepada
pasien.
137

(2) Resiko jatuh


Tabel 5.6 Tingkat Resiko Jatuh pada Pasien Kelolaan di Ruang IRNA Lantai 4
RSUA tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
Tingkat resiko jatuh Jumlah Prosentase (%)
Tidak beresiko 54 66 %
Resiko rendah 13 16 %
Resiko tinggi 14 18 %
Kejadian jatuh 0 0
Total 81 100%

Berdasarkan tabel diatas tidak didapatkan kejadian jatuh selama pengelolaan


pasien. Intervensi yang sudah dilakukan yaitu memberikan gelang kuning,
mengunci roda bed, memasang pembatas bed, dan memberikan edukasi kepada
keluarga untuk menjaga pasien dan memberikan edukasi pada pasien agar tidak
turun bed ketika kondisi tubuh belum memungkinkan/sedang pusing. Pasien
dengan resiko tinggi jatuh adalah pasien bayi dan pasien dengan peneurunan
kesadaran dan kelemahan fisik seperti pasien stroke dan pasien fraktur.
(3) Dekubitus
Tabel 5.7 Rekapitulasi Dekubitus pada Pasien Kelolaan di Ruang IRNA Lantai 4
RSUA tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
Dekubitus Jumlah Prosentase (%)
Tidak beresiko 75 92,5 %
Resiko dekubitus 5 6, 2 %
Kejadian dekubitus 1 1,3 %
Total 81 100%
Pada pasien kelolaan di IRNA Lantai 4 pada tanggal 13 Oktober – 01
November 2015 terdapat 5 pasien yang berisiko dekubitus dan terdapat 1 orang
pasien yang mengalami dekubitus. Pasien yang mengalami dekubitus tersebut
adalah pasien dengan penurunan kesadaran dengan diagnosa medis CVA 4th
Attack. Tanda-tanda dekubitus muncul sejak awal pengkajian pasien MRS, namun
setelah dilakukan intervensi oleh ners muda, kejadian dekubitus tetap terjadi.
(4) Phlebitis
Tabel 5.8 Rekapitulasi Kejadian Phlebitis pada Pasien Kelolaan di Ruang IRNA
Lantai 4 RSUA tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
Kelolaan
Phlebitis
Jumlah Prosentase (%)
Mengalami phlebitis 19 24 %
Tidak mengalami phlebitis 62 76 %
Total 81 100%
138

Berdasarkan tabel di atas ditemukan 19 pasien mengalami phlebitis. Ners


muda telah melakukan perawatan iv line terhadap pasien yang mendapatkan terapi
setiap hari selain itu ners muda juga melakukan penyuluhan tentang cuci tangan
dan health education pada pasien dan keluarga untuk tidak banyak memanipulasi
infuse kepada pasien dan keluarga untuk mencegah phlebitis. Kejadian phlebitis
tetap terjadi meskipun ners muda telah melakukan intervensi hal ini disebabkan
karena beberapa pasien mendapatkan terapi infus dengan tingkat osmolaritas yang
tinggi sehingga memudahkan terjadinya phlebitis.
(5) Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Pada pasien kelolaan dari tanggal 13 Oktober – 01 November 2015 terdapat
34 pasien yang menjalani operasi dan tidak didapatkan pasien dengan tanda-tanda
infeksi daerah operasi (IDO) setelah operasi. Selain itu, untuk mencegah
terjadinya infeksi daerah operasi, ners muda telah memberikan penyuluhan
tentang perawatan pasien pre dan post operasi kepada pasien dan keluarga pasien
pada tanggal 28 Oktober 2015.
(6) Pneumonia
Pada pasien kelolaan dari tanggal 13 Oktober – 01 November 2015 tidak
didapatkan pasien dengan tanda-tanda pnumonia yang didapat di Rumah Sakit.
(7) Infeksi Saluran Kemih
Pada pasien kelolaan dari tanggal 13 Oktober – 01 November 2015 terdapat 9
pasien yang memakai kateter urine, namun tidak didapatkan pasien dengan
gangguan/infeksi saluran kemih yang didapat di rumah sakit sejak pemasangan
kateter urine.
(8) Perawatan Diri
Hasil penilaian tingkat perawatan diri dari tanggal 13 Oktober – 01 November
2015 dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut.
Tabel 5.9 Rekapitulasi Perawatan Diri pada Pasien Kelolaan di Ruang IRNA
Lantai 4 RSUA 13 Oktober – 01 November 2015
Perawatan Diri Jumlah Prosentase (%)
A 38 46,9%
B 8 9,9%
C 13 16%
D 10 12,3%
E 6 7,4%
139

F 0 0%
G 6 7,4%
Total 81 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui kebutuhan perawatan diri pasien kelolaan
di Ruang IRNA Lantai 4 RSUA selama perawatan tanggal 13 Oktober – 01
November 2015 terbanyak adalah tipe A sebanyak 46,9%
(9) Kepuasan pasien
Kepuasan pasien kelolaan dari tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
hanya dinilai pada pasien yang telah selesai menjalani perawatan (KRS), yaitu
sejumlah 77 pasien. Kepuasan pasien kelolaan secara terperinci dapat dilihat pada
tabel 5.11 berikut.
Tabel 5.10Rekapitulasi Kepuasan Pasien pada Pasien Kelolaan di Ruang IRNA
Lantai 4 RSUA tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
Kepuasan Pasien Jumlah Prosentase (%)
Sangat Tidak Puas 0 0%
Tidak Puas 0 0%
Puas 31 38,3%
Sangat Puas 42 51,9%
Belum KRS 8 9,9%
Total 81 100%

4) Keselamatan pasien
Berdasarkan hasil dari tabel diatas jika dibandingkan dengan parameter
pengukuran keselamatan pasien rawat inap RSUA didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 5.11 Keselamatan pasien pada pasien Kelolaan di Ruang IRNA Lantai 4
berdasarkan Standar Keselamatan Pasien Rawat Inap RSUA tanggal
13 Oktober – 01 November 2015
Keselamatan pasien kelolaan di IRNA
Indikator Standar Lantai 4 RSUA
Tanggal 13 Oktober – 01 November 2015
Angka kejadian 5% 24 %
Phlebitis
Angka dekubitus ≤1,5% 1,3 %
Angka kejadian jatuh 0% 0%
Angka kesalahan 0% 0%
pemberian obat
Angka kesalahan 75% 0%
pengambilan darah
Dari tabel diatas didapatkan bahwa kejadian phlebitis merupakan kejadian
yang melebihi standar keselamatan pasien.
140

Evaluasi pelaksanaan sasaran keselamatan pasien (SKP) di IRNA Lantai 4


RSUA sesuai dengan standar akreditasi Rumah Sakit antaralain :
1. Ketepatan identifikasi pasien
Pemberian gelang pasien sebagai upaya identifikasi pasien yaitu :
1) Gelang biru untuk pasien laki-laki sebanyak 47 pasien.
2) Gelang pink untuk pasien perempuan sebanyak 34 pasien.
3) Gelang kuning untuk pasien resiko jatuh yaitu sebanyak 0 pasien.
4) Gelang merah untuk pasien dengan alergi yaitu 5 pasien dengan alergi obat
Di IRNA Lantai 4, perawat ruangan mengingatkan kembali kepada
pasien dan kelurga tentang gelang identitas karena pemasangan gelang
dilakukan di tempat dimana pasien masuk (IGD/Poliklinik). Pada saat
pemasangan gelang Pasien dan keluarga sudah dijelaskan tentang tujuan dari
pemaangan ID band tersebut.
Selama merawat pasien kelolaan, bila ada pasien baru mahasiswa selalu
melakukan evaluasi kepada pasien dan atau keluarga akan pengetahuan mereka
manfaat gelang identitas, bila pasien dan keluarga sudah dijelaskan, ners muda
hanya menjelaskan kembali dan menjelaskan hal yang kurang dimengerti oleh
pasien atau keluarga pasien. 100% pasien yang dikelola oleh ners muda
menggunakan gelang identitas dan mengetahui manfaat dari gelang identitas
tersebut namun dari 14 orang pasien yang resiko jatuh tinggi belum diberi
gelang kuning karena kurangnya kesadaran dari ners muda untuk memasang
gelang warna kuning pada pasien resiko tinggi jatuh. Selain itu pada tanggal 21
Oktober 2015 ners muda melakukan penyuluhan tentang ID band yang diikuti
oleh 6 orang keluarga pasien. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pasien
dan keluarga pasien mengerti tentang pentingnya ID Band untuk pasien.
2. Upaya peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif yang diterapkan di IRNA Lantai 4 adalah dengan
menggunakan metode SBAR. Di samping itu, metode komunikasi lisan di
IRNA Lantai 4 menggunakan metode Read Back, yang mana memperhatikan 4
prinsip yaitu (melaporkan, menulis instruksi, membacakan ulang dan
melakukan follow up). Selama merawat pasien kelolaan, komunikasi kelompok
menggunakan metode SBAR, sementara Read Back tidak dilakukan oleh
141

kelompok karena komunikasi yang dilakukan dengan profesi lain tentang


pasien kelolaan dilakukan oleh perawat ruangan.
3. Upaya peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Kewaspadan dilakukan pada pemberian obat terutama obat-obat high alert.
Crosscheck obat selalu dilakukan sebelum pemberian obat. Selama tanggal 13
Oktober – 01 November 2015 terdapat beberapa pasien yang mendapatkan
terapi Dopamin, Nicardipine, cairan NaCl 3% dan KCL untuk pemberian obat
high alert tersebut Ners lantai 4 dan Ners Muda UNAIR lebih berhati hati
dalam pemberian obat dan selalu melakukan double crosscheck sebelum
memberikan obat-obatan tersebut kepada pasien. Di IRNA Lantai 4 sudah
tersedia kotak untuk penyimpanan obat-obat high alert.
4. Upaya kepastian tepat lokasi, tepat pasien, dan tepat prosedur
Upaya yang sudah dilakukan yaitu memastikan tepat pasien sebelum
pasien dibawa ke ruang operasi. Selama tanggal 13 Oktober – 01 November
2015, terdapat 34 pasien yang melakukan operasi diantaranya operasi
herniotomi, operasi appendiktomi, operasi eksisi tumor atau soft tissue,
debridement, pemasangan dan aff pinning/platting, DCA dan lain sebagainya.
Dokter operator sudah optimal dalam memberikan marker pada pasien yang
akan dilakukan tindakan operasi.
5. Upaya pengurangan resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
Upaya yang dilakukan yaitu pengurangan infeksi dengan cuci tangan.
dengan cara memberian penyuluhan tentang cuci tangan yang dilakukan pada
tanggal 16 Oktober 2015. Selain itu ners muda setiap pagi selesai melakukan
timbang terima selalu mengajak keluarga pasien untuk melakukan hand
higiene bersama di koridor ruangan. Sebagian besar pasien dan keluarga telah
melakukan cuci tangan, dan saat diobservasi cuci tangan yang dilakukan
sebagian besar tepat sesuai dengan 6 langkah cuci tangan.
6. Upaya pengurangan resiko jatuh
Upaya pengurangan resiko jatuh yang sudah dilakukan yaitu dengan cara
mengunci roda bed, memasang pembatas bed, menganjurkan keluarga pasien
untuk menjaga pasien yaitu satu pasien satu penjaga serta mengambil stok gelang
warna kuning di farmasi. Selama pengelolaan pasien dari tanggal 13 Oktober – 01
142

November 2015 tidak dijumpai kejadian pasien jatuh. Di IRNA lantai 4, ners
muda sudah melakukan identifikasi terhadap pasien dengan resiko jatuh. Namun,
ners muda kurang maksimal dalam melakukan pemberian gelang warna kuning
karena dari 14 orang pasien yang resiko jatuh tinggi belum dipakaikan gelang
warna kuning, hal ini kurangnya kesadaran ners muda dalam pemberian gelang
warna kuning.

5.3 Evaluasi Pelaksanaan Roleplay


1. Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat
1) Evaluasi Struktur
(1) Menetapkan pasien dan melakukan kontrak dengan pasien
(2) Menentukan pemeran PJ unit, PP, PA, sera perawat UGD
(3) Mempersiapkan format dan kelengkapan berkas penerimaan pasien
baru dan sentralisasi obat
(4) Melakukan roleplay penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat
sesuai dengan mekanisme kerja
(5) Melakukan evaluasi kegiatan bersama peembimbing
2) Evaluasi Proses
Waktu Pelaksanaan
08.00-08.30 Pelaksanaan role play
08.30-09.00 Eka Misbahatul M.Has, S.Kep., Ns. M.Kep., “Lebih percaya
diri dan kurangi gerak tubuh . Keluarga dijelaskan tentang
SO dan jangan lupa dokumentasi”.

Rahmatul Fitriyah, S.Kep., Ns., “PP sebaiknya lebih santai


dan mempersilahkan keluarga untuk duduk terlebih dahulu.
PP harus tahu tentang identitas pasien sebelum
mengorientasi klien tentang tempat ibadah, jelaskan PPB
step by step jangan lupa informed consent SO”.

Andis Yuswanto , S.Kep., Ns., “NUM tidak hanya berdiri di


ruangan klien baru namun setelah itu kembali ke ruangannya
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Baju pasien lupa tidak
143

diberikan ke pasien sehingga dibawa kembali ke nurse


station”
3) Evaluasi Hasil
(1)Kegiatan dihadiri 1 orang pembimbing akademik, 2 orang pembimbing
klinik, mahasiswa Magister Keperawatan FKp UNAIR serta 14
mahasiswa profesi
(2)Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar.

2. Supervisi
1) Evaluasi struktur
Pelaksanaan supervisi keperawatan yang dilakukan kelompok telah
dipersiapkan sebelumnya meliputi pembuatan proposal kegiatan, penetapan
kasus supervisi keperawatan, pembagian peran sebagai PJ unit, PP dan PA,
persiapan alat serta alur supervisi keperawatan yang harus dilakukan pada
saat supervisi keperawatan. Pasien yang dilakukan supervisi keperawatan
adalah pasien kelolaan yang telah menjalani perawatan di IRNA Lantai 4
kamar 420 RSUA.
Di IRNA Lantai 4, pelaksanaan supervisi dilakukan namun secara
tidak langsung, bila dilakukan hanya bersifat insidentil yaitu biasanya
dilakukan oleh PJ Unit kepada PP tentang dokumentasi keperawatan.
2) Evaluasi proses
Proses supervisi sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat
beberapa kekurangan seperti komunikasi yang masih kurang efektif. Di
IRNA Lantai 4, proses supervisi telah dilaksanakan namun secara tidak
langsung serta tidak direncanakan terlebih dahulu.
3) Evaluasi hasil
(1) Selama kegiatan, semua mahasiswa berperan sesuai tugasnya masing-
masing
(2) Kegiatan supervisi dimulai pukul 09.00-11.00 WIB
(3) Kegiatan berjalan lancar dan mahasiswa dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
144

(4) Di IRNA Lantai 4, kegiatan supervisi dilaksanakan antar mahasiswa.


3. Timbang Terima
1) Evaluasi Struktur
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu kedua yaitu hari
jumat, 16 Oktober 2015
Persiapan timbang terima meliputi:
(1) Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima
keperawatan
(2) Membuat proposal timbang terima.
(3) Menyusun format timbang terima keperawatan (SBAR) dan format
penunjang lain (lembar observasi harian, hasil pemeriksaan
laboratorium, medication chart, dan catatan terintegrasi)
(4) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang terima
keperawatan.
(5) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
2) Evaluasi Proses
Tabel 5.2 Evaluasi proses Role Play Timbang Terima

WAKTU KEGIATAN
08.10-09.00 Melaksanakan timbang terima sesuai dengan peran masing-masing
(NUM, Perawat primer 1 malam, Perawat associate 1 malam, Perawat
primer 2 pagi, Perawat Primer 3 pagi)
09.00-09.30 Evaluasi dari pembimbing klinik:
Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
1) Gunakan format timbang terima yang ada di buku Prof. Dr.
Nursalam, M.Nurs (Hons) Manajemen Keperawatan edisi 4 tahun
2014
2) Tanda vital yang normal tidak perlu dibacakan
3) Rekomendasi disesuaikan dengan masalah keperawatan dan diagnosa
medik
4) PP/PA yang berhak melakukan klarifikasi adalah PP/PA dengan tim
yang sama
5) Klarifikasi data pasien dapat dilakukan setelah SBAR satu pasien
selesai dan kemudian dilanjutkan dengan membacakan SBAR pasien
lainnya
Rahmatul Fitriyah, S.Kep., Ns
1) NUM sebaiknya jangan terlalu formal ketika klarifikasi kepada
pasien
Andis, S.Kep.,NS
1) NUM tidak perlu memperkenalkan diri pada setiap pasien yang ada
di ruangan
09.30 Kegiatan timbang terima berakhir
145

3) Evaluasi Hasil
1) Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing akademik yaitu Prof. Dr.
Nursalam, M.Nurs (Hons), 2 pembimbing klinik yaitu Rahmatul Fitriyah,
S.Kep., Ns dan Andis, S.Kep.,Ns dan3 mahasiswa S2.
2) Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan peran
masing-masing.
3) Kegiatan dimulai tidak tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, kegiatan mundur10 menit dari waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
4) Kegiatan berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Discharge Planning
1) Evaluasi Struktur
(1) Menetapkan pasien dan melakukan kontrak dengan pasien
(2) Menentukan pemeran kepala ruangan, PP dan PA
(3) Mempersiapkan status pasien sekaligus semua hasil pemeriksaan,
format discharge planning, leaflet dan flip chart
(4) Melakukan roleplay discharge planning sesuai mekanisme kerja.
(5) Melaksanakan evaluasi kegiatan bersama pembimbing.
2) Evaluasi Proses
Waktu Kegiatan
10.00-10.30 Pelaksanaan roleplay berlangsung
10.30-11.00 Evaluasi dari pembimbing klinik
1. Ita Maulidiawati, S. Kep. Ns pelaksanaan role play
sudah baik karena ada media flip cahrt, namun
sebaiknya di tambah gambar yang berhubungan
dengan materi yang diberikan
2. Andis Yuswanto, S. Kep. Ns seharusnya penjelasan
PP kepada pasien sistematis sesuai dengan point dalam
discharge planning agar terarah dan tidak
membingungkan pasien.
PP juga lupa menyampaikan apabila terjadi hal yang
tidak diinginkan seperti terjadi kontaminasi luka dan
146

perdarahan sehingga langsung dikontrol ke pusat


pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas.
Evaluasi dari pembimbing akademik
1. Mira Triharini, S. Kep., M. Kep
Seharusnya proposal disesuaikan dengan mekanisme
yang cocok dengan kondisi pasien, karena pasien
belum ada rencana pulang maka sebaiknya proposal
menggunakan mekanisme intra discharge planning.

3) Evaluasi Hasil
(1) Kegiatan dihadiri 3 orang pembimbing klinik. Jadi jumlah total ada 3
orang dari 6 orang yang diundang.
(2) Selama kegiatan, mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
(3) Pasien dan keluarga pasien mengerti dengan penjelasan yang telah di
berikan
(4) Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai alur intradischarge planning
yang telah dibuat.
5. Ronde Keperawatan
1) Evaluasi Struktur
(1) Menentukan penanggung jawaban ronde keperawatan seperti Nurse
Unit Manager (NUM), Perawat primer (PP), Perawat asosiasi (PA),
Perawat Konselor, Nutrisian, dan dokter yang harus dilakukan pada saat
role play ronde keperawatan.
(2) Menetapkan kasus yang akan dirondekan.
(3) Menentukan pasien untuk dirondekan kasus keperawatannya.
(4) Membuat informed consent dengan pasien dan keluarganya.
(5) Menyiapkan proposal ronde keperawatan dilengkapi dengan asuhan
keperawatan pasien.
2) Evaluasi Proses

Waktu Kegiatan
10.00 – 10.30 Pelaksanaan ronde keperawatan
147

10.30 – 11.30 Diskusi dengan para pembimbing :


1. Rahmatul Fitriyah, S.Kep., Ns :
1) Persiapan dan mekanisme pelaksanaan ronde sudah
bagus dan lebih santai tidak grogi lagi.
2) NUM seharusnya memberikan kesempatan kepada
PN 1 untuk melakukan feedback terhadap
rekomendasi dari tim kesehatan lainnya.
3) NUM yang harus menyimpulkan jalannya ronde
keperawatan bukan PN 1 yang melakukannya.
4) PN 1 mampu mengkondisikan kasus ronde sebagai
kasus netral dan tidak harus selalu membahas
tentang masalah keperawatan
5) Tim ronde sangat beruntung karena mendapat
banyak pengetahuan dari dokter saat diskusi
2. Andis Yuswanto, S.Kep., Ns :
1) Mekanisme serta persiapan ronde sudah bagus dan
mampu mengatur ruangan diskusi dengan baik
2) Yang melakukan validasi kepada klien adalah PN 2
bukan PA 2 yang melakukannya.

3) Evaluasi Hasil
(1) Kegiatan dihadiri oleh 2 orang pembimbing klinik dan 1 orang
pembimbing akademik.
(2) Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
tugas masing-masing dan berjalan dengan lancar.
(3) Role play pada tanggal 26 Oktober 2015, dihadiri oleh
a. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
b. Rahmatul Fitriyah, S.kep., Ns
c. Andis Yuswanto, S.Kep., Ns

Anda mungkin juga menyukai