BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai dengan 4000
gram (Arief, 2009)
b. Pemeriksaan awal terhadap bayi baru lahir, yaitu :
1) Fontanel yaitu pemeriksaan dilakukan
terhadap
lebar
dan
ketegangannya.
2) Mata
Pemeriksaan mata berfungsi untuk memastikan tanda infeksi atau
kelainan. Selain itu diberikan tetes mata dengan eritromisin atau nitras
1%.
3) Pemeriksaan daun telinga
Pemeriksaan ini untuk memastikan kenormalan dan adanya cairan yang
keluar dari liang telinga.
4) Bibir dan palatum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya labioskizis
dan palatoskizis. Pemeriksaan ini penting saat memberi ASI agar tidak
terjadi aspirasi ASI.
5) Denyut jantung
Pemeriksaan denyut jantung bayi dihitung penuh selama 60 detik
sehingga jumlah absolutnya dapat ditentukan.
6) Pemeriksaan payudara
Dilakukan untuk mengkaji adanya pembesaran atau benjolan.
7) Pemeriksaan genitalia
Dilakukan pada bayi laki-laki untuk mengetahui apakah kedua testis
telah turun. Bila belum dapat dievaluasi dan direncanakan untuk
melakukan tindakan lanjut agar testis dapat turun. Pada bayi perempuan
dilakukan pemeriksaan labia minora dan mayora serta hymen dan
(trysomit 13, 18, atau 21) mutasi genetik atau kejadian sumbing yang
berhubungan dengan akibat toksikosis selama kehamilan (kecanduan
alkohol), terapi fenitoin, infeksi rubella, sumbing yang ditemukan pada
syndrome pierrerobin, penyebab non-syndromik clefts dapat bersifat
multifaktorial seperti masalah genetik dan pengaruh lingkungan.
c. Faktor Risiko
Angka kejadian kelainan kongenital ini sekitar 1/700 kelahiran dan
merupakan salah satu kelainan kongenital yang sering ditemukan,
kelainan ini berwujud sebagai Labioskizis disertai palatoskizis 50%,
Labioskizis saja 25% atau palatoskizis saja 25%. Pada 20% dari
kelompok ini ditemukan adanya riwayat kelainan sumbing dalam
keturunan. Kejadian ini mungkin disebabkan adanya faktor toksik dan
lingkungan yang mempengaruhi gen pada periode fesi ke-2 belahan
tersebut; pengaruh toksik terhadap fusi yang telah terjadi tidak akan
memisahkan lagi belahan tersebut.
d. Risiko Kejadian Sumbing pada Keluarga
Non-Syndromic Clefts
Risiko sumbing pada anak
berikutnya
Bila ditemukan satu anak
menderita sumbing
Suami istri dan dalam keturunan
tidak ada yang sumbing
Dalam keturunan ada yang
sumbing
Bila ditemukan dua anak
menderita sumbing
Salah satu orangtuanya menderita
sumbing
Kedua orangtuanya menderita
sumbing
Risiko Labioskizis
dengan atau tanpa
palatoskizis
(%)
Risiko
Palatoskizis
(%)
2-3
4-9
3-7
14
13
12
13
30
20
dengan
Labioskizis
tidak
mempunyai
risiko
masalah
bicara
meningkat
secara
nyata.
4) Masalah gigi
5) Gangguan pernafasan
6) Kematian
Menurut Dewi (2011), komplikasi labioskizis yaitu :
1) Otitis media
2) Faringitis
3) Kekurangan gizi
g. Patofisiologi
Cacat terbentuk
pada
trimester
pertama
kehamilan,
10
11
Berguna
untuk
diagnosa
masalah
Untuk
12
Untuk
mengetahui
Untuk
dalam
mengatasi
masalah
kesehatan pasien.
d) Suku
:
Untuk mengetahui dari
suku mana ibu dan suami berasal dan
menentukan
cara
pendekatan
serta
besar
pengaruhnya
di
dalam
13
Dicatat
untuk
14
b) Faktor Maternal
Untuk mengetahui ibu tidak pernah menderita Penyakit jantung,
DM,
Ginjal,
Hipertensi,
Asma,
penyakit
kelamin,
RH/isoimunisasi
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
: baik / cukup / lemah
b) Kesadaran
: composmentis / somnolen / koma
c) PB
: normal (48 52 x/menit)
d) BBL
: normal (2500 4000 gram)
e) Tanda-tanda vital:
Pernafasan : normal (40 60 x / menit)
Suhu
: normal (36,5 37,5oC)
Nadi
: normal (100 160 x/menit)
f) Apgar Score :
Periode transisi dibagi menjadi tiga tahap :
(1) Tahap pertama Periode Reaktif yang segera dimulai setelah
kelahiran bayi dan berlangsung 30 menit.
(2) Tahap kedua adalah Interval yang berlangsung dari 30 menit
setelah kelahiran sampai sekitar 2 jam setelah kelahiran
selama bayi baru lahir tidur.
(3) Tahap ketiga adalah tahap Reaktif lain yang berlanjut dari 2
jam setelah kelahiran sampai bayi berusia sekitar 6 jam
(Varney, 2007).
2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Adakah
succedaneum,
perdarahan
aponeurotik,
cephal
hidrosefalus
atau
capput
sub
hematoma
serta
porensefalu,
serta
15
b. Ubun ubun :
Ada
tidaknya
caput
ada
tidaknya
cephal
succedaneum,
hematoma,
ada
tidaknya
perdarahan,
16
j. Abdomen
apakah
terdapat
kemerahan,
: Adakah kerusakan
turun
pada
skrotum
jika
17
dan
mengabdusikan
: Rangsangan puting
reflek
(Sudarti
2010).
d)Reflek Grapsing
menghisap
dan
yang
Khoirunnisa,
dan
genggaman.
e) Reflek Tonic Neck
membentuk
suatu
18
19
beberapa
kebutuhan
setelah
diagnosis
dan
masalah
komplikasi,
bidan
juga
bertanggung
jawab
terhadap
20
21
22
C. Aspek Hukum
Bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan hukum perundang
undanngan dan hukum yang berlaku dengan tenaga kesehatanyaitu klien
sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai dasar hukum dan merupakan
peraturan pemerintah, yang berarti sama sama mempunyai hak dan
kewajiban sehingga penyimpangan terhadap hukum dapat dihindarkan
(IBI,2004). Dasar hukum dalam melaksanakan praktek kebidanan yaitu :
1. KEPMENKES RI No. 14 1464/MENKES/PER/X/2010 Izin dan
penyelenggaraan praktek bidan pada Bab III tentang penyelenggaraan
praktik :
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktek berwenag untuk memberikan pelayanan
yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan Ibu
b. Pelayanan Kesehatan Anak
c. Pelayanan Kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 10
(1) Pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal
9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan,
(2)
23
c.
d.
e.
f.
ibu eksklusif
g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
h.
i.
j.
k.
postpartum
Penyuluhan dan Konseling
Bimbingan pada kelompok ibu hamil
Pemberian surat keterangan kematian; dan
Pemebrian surat keterangan cuti bersalin
24