URAIAN UMUM
FITOKIMIA ( serta mikrobial dan bahan kelautan)
Nama Dosen
Jumlah materi
:
Jumlah pertemuan :
Deskripsi:
Sebagai core akan dipelajari mengenai metode fitokimia dengan
asumsi tumbuhan adalah matriks yang paling kompleks dibanding
makhluk hidup lain kemudian dilengkapi dengan pemisahan dan isolasi
senyawa alam dari bakteri, jamur dan makhluk laut.
Mata kuliah ini mencakup dasar pengetahuan polaritas yang berperan
di dalam pemisahan. pemahaman konsep separasi liquid, teknik
pemisahan berdasarkan kromatografi (kolom, lapis tipis, HPLC), konsep
bioassay-guided fractionation, dasar-dasar uji bioaktifitas, dan dasar
karakterisasi berdasarkan spektrometri, serta pemahaman scale-up
proses ekstraksi.
Standar kompetensi
Matakuliah fitokimia ditujukkan untuk mencapai standar kompetensi
pemahaman konsep pemisahan dan isolasi bahan aktif alam:
tumbuhan, bakteri, bahan kelautan. Sehingga mahasiswa mampu
memilih pelarut yang sesuai untuk pendahuluan, metode pemisahan
kasar, penghilangan unwanted substances, metode pengeringan,
pemilihan fase gerak untuk analisis kromatografi (TLC, kolom
kromatografi silika, sephadex sebagai core, TLC preparatif dan
modifikasinya chromatotron), penyiapan sampel dan dasar-dasar uji
bioaktifitas secara umum, dasar-dasar rekristalisasi, dasar-dasar
parameter kemurnian beserta instrumentasi yang terkait (berbasis KLT,
HPLC, NMR atau MS). Mata kuliah ini diharapkan memberikan
pengertian fundamental bahwa tidak ada satu metode pemisahan yang
bisa diterapkan secara general untuk semua material alam dan
kreatifitas merupakan kunci keberhasilan pemisahan.
Kompetensi dasar:
Mahasiswa memahami faktor variasi isolat (kualitatif-kuantitatif)
sebagai akibat ketidaktepatan penyimpanan, faktor fisis dan
terbentuknya artefak. Pentingnya otentikasi bahan dan
variasi
tanggapan biologis.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep-konsep dasar ekstraksi,
alasan pemilihan metode penyarian dan pelarut (termasuk
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I.
Standar Kompetensi
Mahasiwa mampu mengetahui arah pembelajaran isolasi bahan
alam, peran bahan alam, beberapa masalah terkait peran bahan
alam
II.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan umum terkait
isolasi bahan alam
III.
Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan:
1. ketidakseragaman aktivitas bahan alam
2. pengaruh spesies, pentingnya otentikasi, dan pengaruh
geografi.
3. Peran kingdom tumbuhan untuk menghasilkan obat
IV.
Materi Ajar
1. Urgensi mengetahui sifat senyawa aktif dari bahan alam
2. Green chemicals-kimia hijau sebagai sumber senyawa bioaktif
3. Penyimpanan untuk menjaga stabilitsas dan menghindari
variasi.
V.
Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah
VI.
Tahap Pembelajaran
A. Kegiatan pembelajaran awal
Pendahuluan
B. Kegiatan inti
Ceramah materi inti kuliah.
C. Kegiatan akhir
Kuis
VII.
Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Alat / Media
B. Sumber belajar
1. Laboratory Handbook
for the fractionation of
Natural Extracts, Houghton, P.J. and Raman, A., Chapman
& Hall, 1998, 1st edition
2. Natural Product Isolation, Sarker, SD., Latif, Z., and
Gray, A.I., Humana Press, 2006, 2nd edition
VIII.
Penilaian
A. Teknik dan instrumen penilaian
Kuis, UTS, dan UAS
B. Kriteria penilaian :
NF = 0,2K + 0,4UTS + 0,4UAS
NF = Nilai Formatif
I.
Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar penting
pengaruh geografis, takson, organ yang diambil, dan hama
terhadap kualitas dan kuantitas metabolit sekunder.
II.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami konsep polaritas, kelarutan dan
faktor konsentrasi. Memahami faktor sinergisme antar komponen
kandungan kimia. Memahami dampak variasi biologis akibat
variasi kimia. Mampu menjelaskan peran kemotaksonomi di
dalam fitokimia.
III. Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan:
1. Faktor kelarutan dan faktor konsentrasi
2. Kerusakan, peruraian dan variasi profil kimia dan respon
biologis
3. Perlunya otentikasi material
4. arti artefak, zat balas, degradant.
V.
Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah
I.
Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami dasar pemilihan metode
ekstraksi, pemilihan pelarut, dan faktor keamanan pelarut dan
ruangan.
II.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan pemilihan metode ekstraksi
berbasis perendaman dan pengaliran serta modifikasinya
(maserasi, perkolasi, shoxleat, supercritical) dan metode
ekstraksi untuk grup golongan fitokimia serta metode penyarian
untuk golongan minyak atsiri.
III. Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat::
1. menjelaskan metode penyarian konvensional
2. menjelaskan dampak dari ekstraksi dingin, ekstraksi dengan
pemanasan, ekstraksi dengan digesti.
3. menjelaskan keberadaan senyawa pengganggu dan memilih
metode penghilangan senyawa pengganggu
4. memilih metode ekstraksi untuk grup: alkaloid, karotenoid, minyak
atsiri, lemak-minyak, glikosida, fenolik, protein dan polisakarida.
5. mampu menjelaskan liquid separation sebagai tahapan penyarian
fraksinasi.
6. mampu menjelaskan kapan perlu dilakukan fraksinasi.
7. mampu memilih saat kapan memilih separasi partisi dengan
heksan, petroleum eter, kloroform,diklorometana, butanol, air dll.
8. mampu memprediksi sifat-sifat senyawa yang terlarut pada
pelarut terpilih.
9. mampu mengidentifikasi faktor keamanan (toksisitas pelarut
terpilih) dan tindakan safety work.
V.
Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah
I. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya dan kapan aplikasi
kromatografi lapis tipis, pemilihan fase gerak dan identifikasi bercak
secara umum.
.
II. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan pemilihan fase gerak berdasarkan
pertimbangan polaritas yang umum. Yakni mampu memahami
penggunaan fase gerak berdasarkan gradien misal kombinasi
heksana :etilasetat, kloroform : metanol, asam formiat : metanol , serta
metode pendekatan berdasarkan segitiga terner. Bilamana identifikasi
umum digunakan yakni dengan sinar UV 254-366 nm serta penampak
bercak umum anisaldehid dan vanilin. Serta beberapa fase gerak yang
lebih spesifik
III. Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa:
1.
mampu menjelaskan aplikasi fase diam amina dan silika
serta kertas
2.
mampu menjelaskan aplikasi fase gerak general kombinasi
mis. heksana:etil asetat, kloroform : metanol, asam formiat :
metanol dll.
3.
mampu menjelaskan metode pendekatan berdasarkan
segitiga terner: kapasitas dan resolusi
4.
mampu menjelaskan kegunaan UV 254-366 nm dan reagen
semprot anisaldehid sebagai reagensia umum.
5.
mampu menjelaskan penggunaan Dragendorff, sitroborat,
Lieberman-Burchard, Meyer.
4. segitiga terner
V. Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah
VI. Tahap Pembelajaran
1. Kegiatan pembelajaran awal: dosen mereview materi kuliah
sebelumnya
2. Kegiatan inti: ceramah materi inti kuliah.
3. Akhir kuliah: kuis by rendom per lisan.
VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat / Media
: LCD dan komputer
Sumber belajar
Laboratory Handbook
for the fractionation of
Natural Extracts, Houghton, P.J. and Raman, A.,
Chapman & Hall, 1998, 1st edition
Natural Product Isolation, Sarker, SD., Latif, Z., and
Gray, A.I., Humana Press, 2006, 2nd edition
VIII. Penilaian
Teknik dan instrumen penilaian
Kuis, UTS, dan UAS
Kriteria penilaian :
NF = 0,2K + 0,4UTS + 0,4UAS
NF = Nilai Formatif
I. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya pengeringan terkait
dengan pengaruh toksisitas, kontribusi aktifitas, penambahan
bobot, serta pengeringan pada temperatur ruangan dan
temperatur tinggi. Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar uji
kuantitatif untuk senyawa dalam ekstrak atau fraksi dan dasardasar uji bioaktifitas bahan alam
II. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memilih metode pengeringan yang aman
terkait dengan stabilitas kimiawi zat khasiat dalam sampel, kapan
menggunakan pengeringan dengan gas nitrogen, cairan berair,
dan berpelarut nitrogen. Mahasiswa mampu menjelaskan analisis
dengan dasar titrasi, hukum Lambert-Beers, KLT, GC dan HPLC
Mahasiswa mampu menjelaskan preparasi uji
bioaktifitas/farmakologis
penghilangan solven organik, kontribusi suspending agent thd
aktifitas: antimikroba, antioksidan, dan farmakologis lain.
III. Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat::
1. mampu menjelaskan arti pentingnya pengeringan terkait dengan
stabilitas, cemaran mikroba, terbentuknya artefak.
2. mampu menjelaskan pengaruh sisa pelarut dan toksisitas
3. mampu menjelaskan pengaruh sisa pelarut terhadap parameter
aktifitas (IC50, LC50, LD50 dll).
4. mampu memilih pengeringan dengan pelarut organik atau cairan
berair.
5. mampu menjelaskan bila mana sistem azeotroph perlu dilakukan
ketika solven merupakan solven berair atau mengandung butanol.
6. mampu menjelaskan keuntungan pengeringan dengan suhu
dingin dan kerugian pengeringan dengan suhu tinggi.
7. Menjelaskan preparasi bahan untuk uji bioaktifitas.
8. menjelaskan pentingnya regresi linear mendekati 1, replikasi dan
CV < 3%
I. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan kapan dan sampel yang perlu
dilakukan pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom dan
berbagai metode preparatif. Mahasiswa harus memahami bahwa tidak
ada satu metode yang bisa diterapkan secara general dengan sukses
namun kreatifitas dan modifikasi metode menentukan keberhasilan
pemisahan.
.
II. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan preparasi fase diam kolom dengan
cara basah dan kering. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
optimasi pemisahan, pemilihan fase gerak untuk karakter sampel
tertentu.
III. Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa:
1. mampu memilih dan memberikan alasan pengepakan fase diam
dengan cara basah
2. mampu memilih dan memberikan alasan pengepakan fase diam
cara kering
3. mahasiswa mampu menjelaskan alasan penggunaan: KLT
preparatif dan modifikasinya yakni KLT preparatif sentrifugal
(chromatotron).
4. mampu menjelaskan preparasi sephadeks
5. mampu memberikan perbandingan sampel-fase diam untuk
mendapatkan pemisahan yang optimal
6. mampu memberikan urutan penggunaan silika-sephadek.
7. Berdasarkan karakteristik sampel, mampu menjelaskan
penggunaan fase gerak untuk sephadex.
IV. Materi Ajar
1. kromatografi kolom
2. monitor keberadaan metabolit sekunder atau senyawa target.
3. kromatografi sephadex
I. Kompetensi dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan urgensi kemurnian terkait dengan
aktifitas
III. Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan:
2. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dasar rekristalisasi
dengan temperatur rendah
3. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dasar rekristalisasi
dengan destilasi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan KLT sebagai
pengidentifikasi kemurnian dan parameter murninya
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar H-NMR untuk indikator
kemurnian dan indikasi kemurniannya.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar penentuan bobot molekul.
V. Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah
VI. Tahap Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran awal
Dosen mereview materi kuliah sebelumnya
Kegiatan inti
Ceramah materi inti kuliah.
Kegiatan akhir
Kuis
VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat / Media
: LCD dan komputer
Sumber belajar
Laboratory Handbook for the fractionation of Natural
Extracts, Houghton, P.J. and Raman, A., Chapman & Hall,
1998, 1st edition
Natural Product Isolation, Sarker, SD., Latif, Z., and Gray,
A.I., Humana Press, 2006, 2nd edition
VIII. Penilaian
Teknik dan instrumen penilaian
Kuis, UTS, dan UAS
Kriteria penilaian :
NF = 0,2K + 0,4UTS + 0,4UAS
NF = Nilai Formatif
I. Kompetensi dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan bilamana dan kelayakan scaling-up
dilakukan dan tahapan untuk melakukan scaling-up. Mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan komersialisasi natural products
III. Indikator
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan:
Mahasiswa diharapkan mampu menyebutkan ciri-ciri senyawa yang
layak komersial
Mahasiswa mampu menjelaskan pemisahan cair-cair sebagai metode
acuan untuk scaling-up
Mahasiswa mampu menjelaskan kendala-kendala di dalam melakukan
scaling-up.
Mahasiswa mampu menyebutkan cara kontrol kualitas dengan absolut
terkait dengan ciri-ciri kemurnian.
III. Indikator
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan:
Mahasiswa mampu menjelaskan antara broth dan ferment, pilihan
target ekstraksi.
Mahasiswa mampu menjelaskan pilihan solven terkait dengan sifatsifat senyawa pinisilin.
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan polymeric absorben,
countercurrent distribution (CCD).
IV. Materi Ajar
a. Isolasi senyawa adalah ibarat menambang emas
b. pertimbangan ekonomis
c. peralatan dasar
d. kontrol kualitas
V. Metode/Strategi Pembelajaran early exposure information
Diskusi berdasarkan kelompok yang ditunjuk
VI. Tahap Pembelajaran
Presentasi materi dari kelompok
Tanya jawab, diskusi, pertanyaan.
I. Kompetensi dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan kegunaan protein farmasetik, sifatsifat peptida dan cara isolasi yang benar sesuai standar
III. Indikator
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan:
Mampu menjelaskan faktor-faktor yang merusak protein: cahaya,
garam, dan pH yang tidak sesui.
Mampu menjelaskan solven berbasis buffer untuk isolasi protein.
Mampu menjelaskan dasar-dasar kontrol kualitas protein hasil isolasi
berbasis MS-NMR
IV. Materi Ajar
1. Isolasi senyawa adalah ibarat menambang emas
2. pertimbangan ekonomis
3. peralatan dasar
4. kontrol kualitas
V. Metode/Strategi Pembelajaran
Diskusi
VI. Tahap Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran awal: Dosen mereview materi kuliah
sebelumnya
Kegiatan inti:Ceramah materi inti kuliah.
Kegiatan akhir: Kuis
VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat / Media
: LCD dan komputer
Sumber belajar
Laboratory Handbook for the fractionation of Natural Extracts,
Houghton, P.J. and Raman, A., Chapman & Hall, 1998, 1st edition
Natural Product Isolation, Sarker, SD., Latif, Z., and Gray, A.I.,
Humana Press, 2006, 2nd edition
VIII. Penilaian
Teknik dan instrumen penilaian: Kuis, UTS, dan UAS
Kriteria penilaian : NF = 0,2K + 0,4UTS + 0,4UAS
NF = Nilai Formatif
I. Kompetensi dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan problem terkait isolasi bahan kelautan
dibanding bahan terresterial (darat)
III. Indikator
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan:
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan kesulitan dalam isolasi
bahan kelautan: ketidakpastian taksonomi, kecilnya kadar metabolit,
ketidakstabilan metabolit.
Mahasiswa mampu menjelaskan pemisahan bahan larut air laut
Mahasiswa mampu menjelaskan keterbatasan jumlah kromofor yang
umum terjadi dalam bahan kelautan
IV. Materi Ajar
Kesulitan-kesulitan isolasi bahan kelautan
Kromatografi untuk bahan kelautan dan klasifikasi LC
General approach (pendekatan umum)untuk pemurnian: pengumpulan,
penyimpanan, ekstraksi, fraksinasi,
V. Metode/Strategi Pembelajaran
Diskusi
VI. Tahap Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran awal: distribusi materi dan pemberian
pertanyaan-pertanyaan
Kegiatan inti: scheming dan menjawab pertanyaan.
Kegiatan akhir:klarifikasi