Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah tentang seni manca negara myanmar ini dengan baik

meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih

pada Bapak FAHRUDIN SPd selaku guru mata pelajaran SBK yang telah

memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai karya seni manca

negara. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini

terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami

berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah

kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya.

RAHA, Januari 2017

MUNAWIR

BAB 2
PEMBAHASAN

1.1 KEBUDAYAAN

Kebudayaan Myanmar banyak dipengaruhi oleh agama mayoritas yang dianut

oleh mayarakatnya, yakni ajaran Budha. Ini terlihat dari banyaknya pagoda

yang dapat kita jumpai hampir di setiap tempat di Myanmar. Masyarakatnya

masih tergolong masyarakat tradisional dengan penduduk yang ramah dan

masih kita jumpai banyak masyarakat yang masih memakai sarung dan mengisap

rokok dengan cerutu. Salah satu pagoda terkenal yang sangat indah adalah

Pagoda Shwedagon di Yangoon dan reruntuhan candi yang luas dari ibu kota

lama Pagan adalah salah satu pemandangan paling menarik di dunia. Beberapa

kesenian tradisional Myanmar adalah Bagan Period Dance yang hampir mirip

dengan tarian tradisional Indonesia, namun gerakan mereka lebih gesit dan

beragam.Belum banyak potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di

Myanmar. Salah satunya mungkin dikarenakan oleh konflik yang masih sering

berkecamuk di negara itu serta kurangnya kepedulian pemerintah dalam

meningkan potensi pariwisata di negara seribu pagoda itu.

Tarian Indonesia dan Myanmar punya Kemiripan

Sebagian besar tema tari-tarian dari Myanmar itu erat dengan kepercayaan dan

mitos, yang juga menjadi ciri khas seni tari Indonesia. Bagian pertama tarian

banyak terinsipirasi dari kehidupan istana dan dan kepercayaan masyarakat

Myanmar. Kepercayaan masyarakat Myanmar tergambar dalam tarian

penyambutan serta tarian Bagan yang terukir diatas pagoda tempat ibadah

masyarakat dengan mayoritas agama Budha. Tarian mahkota, tarian Byaw-

sejenis gendang menampilkan tarian gembira yang biasa ditampilkan di hadapan


raja-raja dan petinggi istana. Tarian tiga era Myanmar yaitu periode Innwa,

Konbaung, dan Yadanabon menampilkan perubahan gerakan hingga dandanan para

penari dari tiga periode kekuasaan. Hiasan bertatah warna emas dan permata

melengkapi busana tradisional yang dimodifikasi tomtemporer. Sementara musik

yang mengiringi tarian berasal dari lagu tradisional Myanmar dan lagu-lagu

tradisional rakyat.

1.3 PAKAIAN ADAT

Longyi sendiri merupakan sejenis sarung yang biasa dikenakan sebagai pakaian

sehari-hari oleh masyarakat Myanmar. Selain cara pemakaiannya cenderung lebih

praktis, longyi juga mampu memberikan rasa nyaman tersendiri terhadap

pemakainya jika dibandingkan celana.


Longyi yang dipakai kaum pria disebut paso, sementara yang dipakai kaum

perempuan disebut htamain, meski pada dasarnya tidak banyak perbedaan dalam

cara menggunakannya sebagaimana halnya cara menggunakan sarung di Indonesia.

Longyi tersebut biasa dipasarkan di tempat umum atau di pasar-pasar tradisional,

dengan harga yang bersaing tergantung kualitas bahan baku pembuatnya.

Dalam berbagai acara khusus, para pria di Myanmar biasanya akan

menggunakan longyi yang terbuat dari bahan sutra yang dipadukan dengan

baju tradisional tanpa kerah atau baju model barat. Sementara, untuk para

wanita biasa mengenakan longyi sutra yang dikombinasikan dengan blus

sebatas pinggang.
Sebagai pelengkap penampilan masyarakat Myanmar juga menambahkan

penggunaan bedak yang dikenal dengan nama "thanaka". Bedak ini dibuat pasta

hasil gerusan batang pohon semacam cendana. Konon kebiasaan ini sudah menjadi

tradisi di Myanmar sejak ribuan tahun yang lalu.

Salah satu tujuan utama dari pemakaian thanaka yaitu untuk menghaluskan kulit

wajah dan melindungi kulit dari sinar matahari, meski beberapa juga memakainya

di bagian tangan.
Daftar Isi

Kata pengantar ...........................................................

Bab 1 Pendahuluan

A. Pendahuluan ...................................................

B. Rumusan Masalah .........................................

C. Tujuan ...........................................................

Bab 2 pembahasan

1.1 Kebudayaan ...................................................

1.2 Makanan Khas Myanmar ............................

1.3 Pakaian Adat ..................................................

Bab 3 Penutup

1.1 Kesimpulan ........................................................

1.2 Saran ..................................................................


BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

Dari makalah diatas, kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kebudayaan Myanmar banyak dipengaruhi oleh agama mayoritas yang

dianut oleh masyarakatnya, yakni ajaran budha.

2. Sebagian besar tema tari - tarian dari Myanmar itu sangat erat

dengan kepercayaan dan mitos yang juga menjadi ciri khas seni tari

indonesia.

3 . Pakaian adat Myanmar bernama longyi yang merupakan jenis sarung

yang merupakan jenis sarung yang biasa dikenakan sehari hari. Longyi yang

dipakai kaum pria disebut paso , sementara yang dipakai kaum wanita

disebut htamain.

Saran

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini

masukannya kepada penulis, agar pada pembuatan makalah selanjutnya bisa

lebih baik lagi. masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu mohon pembaca

memberikan kritik dan saran.


Daftar Pustaka

http://www.google.com+pakaian+adat+myanmar

http://www.google.com+tarian+myanmar

http://www.google.com+kebudayaan+negara+myanmar
Disusun Oleh:

MUNAWIR

SMA NEGERI 1 RAHA

Anda mungkin juga menyukai