1
Penatalaksanaan yang terbaik pada selulitis orbita yaitu sebaiknya dirawat
di rumah sakit, diberi cairan dan antibiotik melalui infus, jika terbentuk abses
dapat dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan pus. Komplikasi yang sering
terjadi diantaranya abses orbita, abses subperiosteal, trombosis sinus kavernosus,
gangguan pendengaran, septikemia, meningitis dan kerusakan saraf optik dan
gangguan penglihatan. Prognosis pasien selulitis orbita adalah dubia, tergantung
dari penanganan yang tepat dan komplikasi yang dapat timbul pada penderita.
Umumnya prognosis penyakit ini juga ditentukan bila respons penderita terhadap
antibiotik.2,4,6
2
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Alamat : Manado
B. Anamnesa
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum tampak sakit, kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 110/80 mmHg, nadi 88 x/mnt, respirasi 22 x/mnt, suhu badan
3
(aksiler) 37,5oC. Paru dan jantung dalam batas normal, abdomen
dalam batas normal, ekstremitas akral hangat.
Status Psikiatrik
Sikap, ekspresi dan respon penderita baik (wajar).
Status Neurologik
Motorik dan sensibilitas baik.
Pemeriksaan Khusus/Status Oftalmikus
Pemeriksaan Subjektif
Dengan Snellen card didapatkan visus okulus dekstra 1/300 dan
sinistra 6/6.
Pemeriksaan Objektif
Secara inspeksi didapatkan pada OS palpebra normal, hiperemis
konjungtiva (-), kornea jernih, pupil bulat, lensa jernih dan refleks
cahaya . Pada OD : palpebra hiperemis (+), edema (+), lakrimasi
, konjungtiva chemosis , subkonjungtival bleeding (+), injeksi
konjungtiva (+), kornea edema (+), pupil dan iris sukar dievaluasi.
Dengan pemeriksaan oftalmoskop ditemukan refleks fundus mata
kanan dan kiri . Pemeriksaan slit lamp pada OS didapatkan :
kornea jernih, COA cukup dalam, lensa jernih. Pada OD sukar
dievaluasi.
Pada pemeriksaan tekanan intraokuler dengan palpasi pada OD
sukar dievaluasi karena nyeri, OS normal.
D. Resume Masuk
Seorang anak laki-laki, umur 4 8/12 tahun masuk rumah sakit tanggal 16
Januari 2012 dengan keluhan utama sakit dan bengkak pada mata kanan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan palpebra hiperemis (+), edema (+), lakrimasi ,
konjungtiva chemosis , subkonjungtival bleeding (+), injeksi konjungtiva (+),
kornea edema (+), pupil dan iris sukar dievaluasi.
E. Diagnosis
4
Selulitis orbital okulus dekstra dd Selulitis Preseptal.
F. Terapi:
- IVFD RL 8-10 gtt/menit
- Seftriakson 2 x 250 mg IV
- Prednison 3 x 1 tablet
- Lyteers ED 4 x 1 gtt ODS
- Parasetamol sirup 3 x 1 cth
- Metronidasol drips 2 x 250 mg
Anjuran: CT-scan Orbital Axial, konsul Pediatri, Gigi dan Mulut, serta THT.
Follow-up
17-01-2012
S :Nyeri berkurang, kelopak mata kanan masih bengkak
O : VOD 1/60; VOS 6/6; TIOD sukar dievaluasi (nyeri); TIOS Normal
dengan palpasi
Segmen anterior OD: palpebra edema (+), konjungtiva kemosis (+),
subkonjungtiva bleeding (+), injeksi konjungtiva (+), kornea edema (+) minimal,
pupil/iris sukar dievaluasi.
Segmen posterior sukar dievaluasi.
A : Selulitis Orbita OD
P :
IVFD RL 10 gtt/mnt
Seftriakson 2 x 250 mg IV
Prednison 4mg 3 x 1 tab
Metronidasol drips 3 x 250
Proris 3 x 1 c
Lyers 1 gtt tiap jam OD
Rencana CT-scan
CT-scan: kesan Susp. Orbital selulitis / preseptal + sinusitis maxilaris, etmoidalis,
sfenoidalis.
Jawaban Konsul THT:
5
Anjuran x-foto sinus posisi water
18-01-2012
S : Nyeri (+), kelopak mata bengkak (+), panas (+)
O : Suhu badan : 39,6C
Palpebra edema (+), kemosis (+), subkonjungtival bleeding (+)
VOD 1/60; TIOD sukar dievaluasi, TIOS normal dengan palpasi, konjungtiva
injeksi (+), pupil iris sukar dievaluasi.
A : Selulitis Orbita OD
P :
IVFD NS 4,5%+D5% 10 gtt/mnt
Seftriakson inj IV 2 x 500 mg
Lyteers 1 gtt tiap jam
Metronidazole drips 3 x 250 mg 10 gtt/mnt
Gentamisin inj 2 x 40 mg
Kloramfenikol salep 3 x 1 app OD
19-01-2012
S : Nyeri (+), kelopak mata bengkak berkurang, panas (+)
O : Suhu Badan : 38,3C,
Segmen anterior: palpebra edema (+), konjungtiva injeksi (+), kemosis (-),
perdarahan subkonjungtival (-), kornea edema (+), pupil iris sukar dievaluasi
Segmen posterior sukar dievaluasi
A :Selulitis orbita OD
P :
IVFD NS 4,5%+D5% 16 gtt/mnt
Seftriakson inj 2 x 500 mg IV
Metronidasol drips 3 x 250 mg 10 gtt/mnt
Gentamisin 2 x 40 mg IV
Proris 3 x 1 c
Lyters 1 gtt/jam
Dexametason 2 x 3 mg IV
6
Floxa ED tiap 3 jam 1 gtt OD
Gentamisin salep mata 3 x app OD
Jawaban konsul Pediatri:
Konsul Gigi Mulut
Acc. Rawat Bersama dengan pediatri
Kultur pus+darah & tes sensitivitas
CT-scan orbital/kepala
DL, Diff.count, Blood Smear, SGOT, SGPT, elektrolit.
20-01-2012
S : nyeri berkurang di daerah mata, sakit gigi (+), bengkak berkurang namun
masih merah.
O :VOD 1/60; VOS 6/6; TIOD tidak dievaluasi; TIOS normal dengan palpasi
Segmen anterior OD: palpebra bengkak (+), merah (+), konjungtiva kemosis (+)
berkurang, injeksi edema (+), pupil/iris sukar dievaluasi
Segmen posterior OD: refleks fundus (-), yang lain sukar dievaluasi
A : Selulitis orbita OD
P :
IVFD NaCl 0,45% : sol D5% 16 gtt/mnt (maksro)
Seftriakson 2 x 500 mg IV
Gentamisin 2 x 40 mg IV
Flagye drips 3 x 250 mg
Dexametason 2 x 3 mg IV
Proris 3 1 c
Lyteers 1 gtt/ 1-2 jam
Floxa ED tetes tiap 3 jam OD
Gentamisin salep mata 3 x 1 app OD
7
DISKUSI
8
Infeksi pada penderita ini perlu penanganan segera untuk mencegah
komplikasi yang serius nantinya seperti abses periosteal, trombosis sinus
kavernosus dan paling ditakuti adalah kebutaan. Oleh karena itu, penderita
dirumah sakitkan agar dapat dipantau kondisinya. Pemberian antibiotik melalui
jalur intra vena dan lokal diindikasikan agar cepat mengenai organ target infeksi.
Pemilihan antibiotik spektrum luas seperti seftriakson ditambah dengan
metronidasol yang dapat mengeradikasi kuman baik gram negatif maupun gram
positif karena saat masuk rumah sakit hasil kultur kuman dan tes sensitivitas
antibiotik belum ada hasil. Sedangkan gentamisin ataupun kloramfenikol salep
dimaksudkan untuk mengeradikasikan kuman pada organ lokal yaitu mata bagian
luar. Diberikan pula obat anti radang seperti prednison dan deksametason untuk
menghentikan peradangan yang memperkuat proses penyembuhan.
Kontrol cairan juga penting pada penderita karena dengan adanya
peradangan yang sifatnya sudah sistemik sehingga keluhan penderita juaga
termasuk demam, maka nutrisi dapat juga diberikan melalui intravena. Oleh
bagian pediatri dianjurkan pemebrian cairan garam dan dekstrosa, agar supaya
dalam proses penyembuhan penderita tidak mudah dehidrasi akibat infeksi.
Pemberian obat penurun demam seperti parasetamol untuk meredam terjadinya
efek dari peradangan. Semua obat yang diberikan disesuaikan dengan dosis pada
anak-anak.
Prognosa pada penderita ad vitam adalah bonam dimana tanda vital
penderita baik dan semakin hari keadaan penderita membaik. Kelopak mata mulai
berkurang bengkak, merha dan nyerinya, demam berangsur-angsur turun, dan
visus serta pergerakan bola mata mulai membaik. Komplikasi diharapkan tida
terjadi, karena telah dilakukan pemberian obat yang efektif.
9
DAFTAR PUSTAKA
10